BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha - Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Distributor MLM PT.Amindoway Jaya Indonesia Cabang Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Wirausaha

  Richard Cantillon, ahli ekonomi Perancis dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah Entrepreneur dan Entrepreneurship (Winardi, 2003:1).

  Kata wirausaha atau ”pengusaha” diambil dari bahasa Perancis ”entreprendre”.

  The Concise Oxford French Dictionary (1980) mengartikan entreprendre sebagai to undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai), to attempt (mencoba, berusaha). Dalam ekonomi, seorang

  pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi diantara orang-orang yang tidak demikian.

  Beberapa defenisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi, antara lain adalah sebagai berikut: Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhentim karena dengan berkreasi dan beriniovasilah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. (http:wordpress.com/kewirausahaan. Sabtu,25 Februari 2012)

  Meredith et al, (2000) wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.

  Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep kewirausaahan sebagai berikut : an entrepreneur is one who creats a new business in the face of

  risk and uncertaintu for the purpose of achieving profit and growth bt identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them. Konsep tersebut menceritakan bahwa kewirausahaan tersebut merupakan

  keahlian seseorang dalam menciptakan suatu usaha baru, menghadapi resiko dimasa mendatang dan keahlian bertumbuh untuk menadpatkan profiy dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha tersebut.

2.1.2 Ciri-Ciri Wirausahawan

  Dalimunthe (2002:7) ada delapan ciri dari seorang entrepreneur yaitu:

  1. Mempunyai visi Visi secara hakekat merupakan gambaran baik masa depan maupun masa kini, yang menggugah baik logika maupun perasaan. Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi yang akan mengikat seluruh energi organisasi dalamn satu kekuatan yang sangat kuat. Semakin tinggi pemahaman dan penerimaan visi organisasi, semakin tinggi pula komitmen warga organisasi untuk bersama-sama mewujudkannya.

  2. Perencana Seorang wirausaha dalam mengelola usaha berfokus pada produk dan pasar.

  Oleh karena agar aktivitas bisnis yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan, kondisi keuangan, maka perusahaan harus memiliki blue print, dengan kata lain pengusaha harus memiliki prioritas dalam usahanya agar dapat mengatasi problem yang potensial.

  3. Motivasi Motivasi mendorong seseorang selalu berusaha menciptakan dan mencari kepuasan baru yang berbeda dengan mengkombinasikan sumber daya yang ada ke dalam konfigurasi yang baru lebih produktif. Tanpa motivasi seseorang hanya menggunakan 20-30% dari kemampuannya, sedangkan adanya motivasi, diharapkan kinerja individu mencapai sebesar 80-90% dari kemampuan yang dimiliki.

  4. Kreatif Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kreatif dengan perenungan mendalam (insight) agar dapat melakukan penyesuaian berbagai keinginan dan kebutuhan pasar. Kreatifitas mengharuskan seseorang mempunyai kemauan menciptakan sesuatu yang baru. Kreatifitas merupakan kepribadian yang dapat dikembangkan dan diajarkan.

  5. Peluang Seorang wirausaha harus dapat melihat, memanfaatkan serta mengimplementasikan peluangm sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Peluang atau kesempatan biasanya tidak datang berulang- ulang tapi mungkin hanya sekali saja dan dalam waktu yang sangat singkat, seingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan.

  6. Percaya diri Percaya diri dapat meraih prestasi yang tinggi dan mengembangkan usaha.

  Suatu organisasi akan meraih prestasi yang tinggi bila pimpinannya mempunyai kepercayaan diri untuk mengambil resiko, terus beraktifitas, dan menerima perubahan yang ada tanpa terus menerus hanya berfokus pada tujuan perusahaan.

  7. Berani mengambil resiko Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreativitas yang mengubah ide menjadi realistis dan disertai dengan upaya pencapaiannya. Setiap aktivitas manusia selalu mengandung resiko dengan intensitas yang berbedam seuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

  8. Adaptasi. seorang wirausahawan harus mampu membantu organisasinya dalam menangani situasi yang tidak pasti, memiliki kekuatan dan daya tahan, dan dapat merespon serta beradaptasi terhadap perkembangan lingkungan yang kompleks.

  Tabel 2.1

Profil Dari Wirausaha

  Ciri-Ciri Watak Keyakinan -

  • Percaya diri Ketidak tergantungan, - individualitas optimisme
  • kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan

  Berorientasi tugas dan hasil dan ketabahan, tekad kerja - keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.

  Kemampuan mengambil -

  • Pengambilan resiko resiko, suka pada tantangan Bertingkah laku sebagai - pemimpin
  • Kepemimpinan Dapat bergaul dengan orang -

  lain Menanggapi saran dan kritik -

  • Keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel -

  Pandangan ke depan - Berorientasi kemasa depan -

  Perseptif -

  Sumber : Meredith, et al, 2000 (diolah) 2.1.3 pengertian karir

  Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya. Menurut Simamora (2001:505) karir adalah “Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Menurut Panggabean (2004:58) karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan, dan nilai bagi kehidupan seseorang.

  Pendapat Ekaningrum (2002 : 256) Karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

  Dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.

  Hal–hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Menurut Sumitro (2001 : 271) Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide- ide kewirausahaan.

2.1.4 Pengembangan Karir

  Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya. Pengembangan karir juga meliputi dua bagian yakni perencanaan karir (career planning) dan Manajemen karir (career management) (Simamora, 2001:504)

  Perencanaan karir (career planning) merupakan proses di mana kita menyeleksi tujuan karier dan jenjang karier menuju tujuan-tujuan tersebut ( Rivai dan Sagala, 2009:266)

  Manajemen karir (career management) adalah proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)

  Pengembangan karir organisasional Manajemen karir

  Perencanaan karir

Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional

  Sumber : Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (2001)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir

  individu dengan manajemen karir secara institusional.

  Pilihan pengembangan karir melalui wirausaha sebagai distributor MLM diperlukan kreatif, inovatif. Seorang wirausaha dituntut keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan karirnya. memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha ( distributor) MLM. Kedua, wirausaha (distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karir yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman.

2.1.5. Pengertian Multi Level Marketing

  Multi Level Marketing (MLM), menurut Kisata (2006:3) adalah “sebuah bisnis yang menggunakan strategi jaringan dalam memasarkan jaringannya.

  Biasanya orang yang bergabung disebut distributor, yang tugas pokoknya adalah melakukan penjualan dan memperbesar jaringan dibawahnya.” atau yang dikenal pula dengan nama Network Marketing (pemasaran secara jaringan), yaitu pemasaran produk atau jasa oleh seseorang atau sekelompok orang independen yang membentuk jaringan kerja secara bertingkat.

  Sedangkan pengertian MLM secara terminologis, dapat dikemukakan sebuah definisi yang cukup detail seperti yang diungkapkan oleh Harefa (1999:3- 4) salah satu dari berbagai cara yang dapat dipilih oleh sebuat perusahaan atau pabrik (produsen) untuk memasarkan / menjual produknya kepada pelanggan eceran dengan memberdayakan distributor independennya untuk melaksanakan tugas pemasaran / pendistribusian / penjualan produk melalui pengembangan armada pemasar / distributor / penjual langsung secara mandiri (independen), tanpa campur tangan langsung perusahaan, sementara imbal jasa dalam bentuk potongan harga, komisi ataupun insentif ditetapkan oleh perusahaan produsen secara berjenjang sesuai dengan jumlah nilai penjualan yang diberitahuakan kepada setiap distributor indipenden sejak mereka mendaftar sebagai anggota.

  Struktur jaringan MLM prinsipnya tidaklah berbeda dengan sistem distribusi barang lainnya. Masing- masing orang dalam jaringan itu membeli barang-barang yang harganya tergantung kepada jumlah yang dibeli dan menerima suatu persentase harga eceran sebagai labanya. Dalam MLM setiap distributor secara pribadi telah diperkenalkan dengan bisnis ini oleh perusahaanya atau oleh distributor yang telah ada.

  Dari definisi yang dijelaskan dapat dipahami, bahwa MLM yang biasa dikenal dengan Network Marketing merupakan cara pemasaran yang efektif dengan memangkas jalur distribusi dalam penjualan konvesional, karena tidak melibatkan agen tunggal, sub-agen, dealer/grosir, took/outlet/store, dan pengecer, tetapi langsung mendistribusikan produk kepada distributor indipenden yang bertugas sebagai pengecer atau penjual langsung kepada konsumen. Dengan cara tersebut, biaya pemasaran dan distribusi dengan jumlah total menurut Harefa mencapai 65% dari harga jual produk dapat dialihkan kepada distributor independen dengan suatu sistem berjenjang yang disesuaikan dengan prestasi atau pencapaian target penjualan distributor yang bersangkutan (Harefa, 2000:62).

  Sekalipun karir sebagai distributor MLM sangat menjanjikan, tetapi meraih keberhasilan lewat jalur MLM bukanlah hal yang mudah. Diperlukan tekad dan kerja keras untuk mencapai jenjang karir yang diharapkan.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahadi (2007) dengan judul penelitian ”Pengaruh Wirausaha terhadap peningkatan Karir (studi kasus

  distributor multilevel marketing ”X” di Kota Palembang)”, di dalam

  penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel secara non probability dengan metode purposive sampling yang menguji dan menganalisis pengaruh kreatifitas, inovatif, kesabaran dan kegigihan terhadap peningkatan karir individu distributor MLM tersebut. Hasil yang didapatkan dari analisis ini menunjukkan bahwa secara umum wirausaha berpengaruh signifikan terhadap peningkatan karir. Secara khusus variabel kreatifitas dan inovatif tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan karir sebaliknya variabel kegigihan dan kesabaran berpengaruh signifikan terhadap pengingkatan karir seorang distributor.

  Wicaksono melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Pengaruh Komitmen Bisnis Independent Business Owner (IBO) Dan Penjualan Adaptif Terhadap Kinerja Bisnis Ibo Dalam Multilevel Marketing (Mlm)” pada tahun 2006 dimana penelitian dilakukan di PT. AMWAY Indonesia di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa komitmen bisnis IBO memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis IBO.

  Siguaw et. al. (1998), memperjelas bahwa komitmen untuk mempertahankan bisnis, mengembangkan bisnis , dan bersedia berkorban dan berinvestasi mampu memberikan dorongan yang kuat bagi kinerja seseorang dalam melakukan hubungan bisnis. Pengaruh tersebut nampak dari usaha-usaha atau upaya yang dapat dilakukan IBO untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam bisnisnya.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur (Kuncoro, 2003:44).

  Wiryasaputra menyatakan bahwa percaya diri merupakan sikap yang akan memandu seseorang dalam setiap mengambil keputusan dan langkahnya. Sikap percaya diri tidak selalu mengatakan ”ya” tetapi juga berani mengatakan ”tidak” jika memang diperlukan (dalam Suryana dan Bayu, 2010:42)

  Kreativitas dan kemampuan untuk bertindak inovatif yaitu kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru, konsep-konsep baru, dan cara-cara baru untuk memandang masalah-masalah, merupakan ini entrepreneurship yang berhasil. (Winardi, 2003 :41)

  Berani mengambil resiko merupakan suatu sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu. (Kasmir, 2009:27)

  Berdasarkan kajian teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : KEMAMPUAN WIRAUSAHA (X) :

  1. Percaya diri (X )

  1.1 PENGEMBANGAN

  2. Kreatif (X )

  1.2 KARIR (Y)

  3. Inovatif (X

  1.3 )

  4. Berani Mengambil Resiko (X )

  1.4 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

  Berdasarkan perumusan masalah, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : ”Kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir setiap individu distributor mlm di PT. Amindoway jaya Indonesia cabang Medan”

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Distributor MLM PT.Amindoway Jaya Indonesia Cabang Medan

3 53 111

Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT Awmit Indonesia Cabang Medan

1 34 99

Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT.Prudential Medan

0 58 141

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha - Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pengawasan - Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT. Astra International Bagian Depo Amplas Medan

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Citra - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Jasa - Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU. Bunda Thamrin

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Komunikasi - Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Ptpln (Persero) Area Binjai

0 0 32