Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT Awmit Indonesia Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMAMPUAN WIRAUSAHA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDU PADA

DISTRIBUTOR MLM SYARI’AH PT AWMIT INDONESIA

CABANG MEDAN

OLEH

RIZKI PRATIWI HARAHAP 090521170

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).


(3)

ABSTRACT

This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.

This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.

The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkah, rahmat, dan hidayah-NYA dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie Msi., selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja SE., MSi., selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran serta memotivasi dalam penulisan skripsi ini.


(5)

6. Ibu Dra. Marhaini M.S selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/I dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guna membentuk mahasiswa/I yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para mahasiswa/I dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus.

9. Kepada Seluruh pegawai PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang telah membantu selama melakukan riset penelitian.

10.Kepada keluargaku tercinta, ayahanda Marhan Harahap, SE., Msi., dan Ibunda Nurhani Hasibuan SPd, yang dengan penuh kasih sayang dan do’a mengiringi setiap langkah ananda dalam mengarungi hidup ini. Kepada saudaraku yang selalu semangat, Kakak Selvia Nora Harahap Sp, Abang Hendra Marjuki Harahap Amd, adikku Puspita Dewi Harahap dan Alwi Zein Harahap, semoga Allah merahmati setiap langkah kalian.

11.Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberi semangat dan do’a. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.


(6)

Penulis tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT karena atas ridho-NYA skripsi ini dapat diselesaikan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Medan, 30 Juli 2012 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha ... 10

2.2 Karir ... 12

2.3 Pengembangan Karir ... 14

2.4 Multi Level Marketing (MLM) ... 17

2.5 Perbedaan MLM Syariah dengan ... MLM Konvensional ... 19

2.6 Penelitian Terdahulu ... 23

2.7 Kerangka Konseptual ... 24

2.8 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional... 27

3.4 Defenisi Operasional ... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.7 Jenis Data ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.10 Teknik Analisis ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 38

4.1.1 Profil Perusahaan ... 38

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ... 41

4.1.3 Produk Perusahaan ... 42

4.1.4 Marketing Plan Perusahaan ... 46


(8)

4.1.4.2 Keuntungan yang diperoleh Anggota HPA ... 47

4.1.4.3 Program Pelatihan ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 51

4.2.1.1 Identitas Responden ... 51

4.2.1.2 Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 54

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana ... 61

4.3 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Pendaftaran Anggota Baru ...

Bulan Juli 2011 – Oktober 2011 ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

3.2 Alternatif Jawaban Responden ... 29

3.3 Hasil Uji Validitas ... 34

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 35

4.1 Katalog Produk HPA ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung Dengan HPA ... 52

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata Penjualan per bulan ... 52

4.5 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.6 Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA ... 54

4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Kemampuan Wirausaha ... 55

4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Pengembangan Karir Individu ... 59

4.9 Pengujian Godnes of Fit ... 62


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Pengembangan Karir Organisasional ... 14 2.2 Kerangka Konseptual ... 26


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 2 Responden Uji Validitas dan Reliabilitas ... 3 Sampel Penelitian ... 4 Uji Validitas ... 5 Uji Reliabilitas... 6 Uji t ... 7 Uji R2 ...


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syari’ah PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dan yang dijadikan sampel adalah anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang dipilih dengan menggunakan metode rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%, yaitu sebanyak 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan variasi terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan sebesar 69,7% sisanya 30,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian. Pada pengujian (uji t) variabel kemampuan wirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu distributor pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0.000) < 0.05 dan nilai t hitung (13.891) > t table (2.120).


(13)

ABSTRACT

This study entitled " Effect of Entrepreneurial Ability Of Individuals Career Development at MLM Distributor Shariah AWMIT Indonesia PT Medan Branch". The purpose of this study was to determine and analyze the influence of entrepreneurial skills of the career development of individuals in the distributor Multi Level Marketing (MLM) Shariah PT AWMIT Indonesia Medan branch.

This research is descriptive analysis and quantitative analysis of the simple linear regression analysis. Data processing is done using SPSS 18.0 for windows. The population in this study were all members (distributors) who have been officially registered in Indonesia PT AWMIT branch of the sampled field and is a member (distributor) that has been officially registered at the PT AWMIT Indonesia Medan branch selected by using the Slovin formula with an error rate 5 %, as many as 86 people.

The results showed variable can explain the variation in entrepreneurial ability of the individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch 69.7% of the remaining 30.3% can be explained by other factors. In test (t test) variables affect the ability of entrepreneurs in a positive and significant impact on individual career development PT AWMIT distributor in Indonesia Medan branch with a significant value (0.000) <0.05 and the value t count (13.891)> t table (2.120).


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 terus bergulir sampai sekarang. Berbeda dengan negara-negara ASEAN misalnya Thailand, Malaysia dan Filipina yang juga terkena badai krisis, mereka relatif bisa melaluinya, sementara Indonesia sampai sekarang belum bisa terlepas dari krisis ekonomi yang dihadapinya. Dunia kerja menjadi kian sempit, sementara masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Pengangguran yang terjadi bukanlah merupakan suatu pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar.

Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk bertahan hidup agar dapat hidup layak. Oleh karena itu untuk menumbuhkan perilaku wirausaha pada masyarakat luas khususnya para pencari kerja akan sangat penting dan strategis bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu, memiliki kejelian dalam menciptakan peluang usaha sendiri yang kreatif dan tetap proaktif mengembangkan usaha tanpa meninggalkan potensi lokal dalam menghadapi pasar global. Berwirausaha merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik.

Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea man) dan manusia kerja (man of action) sering dikaitkan orang yang inovatif atau kreatif (Holt, 2000:85). Orang yang mendorong perubahan sangat penting


(15)

dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.

Salah satu bentuk wirausaha yang mampu mewujudkan pendapatan sendiri adalah dengan menjadi distributor Multi Level Marketing (MLM). Konsep MLM merupakan salah satu metode pemasaran dengan menggunakan sistem jaringan (network). Distributor MLM dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama menjalankan bisnis usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut maka bonus yang diterima oleh distributor akan semakin besar.

PT AWMIT merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia yang menggunakan sistem MLM. Hingga kini hampir 250 ribu distributor HPA yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan di Medan, HPA masuk pada tahun 2005 dan kantor cabang HPA baru didirikan pada 3 Mei 2008. Sistem yang dipakai perusahaan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang digunakan perusahaan MLM lainnya, yakni dengan memasarkan produk dengan sistem berjenjang. Artinya, setiap distributor memperoleh manfaat dengan membangun sebuah jaringan (network) karena besarnya bonus yang didapatkan distributor akan sesuai dengan besarnya jaringan yang dibangun.

Semua penghargaan pada anggota diberikan berdasarkan kemampuan anggota memperluas jaringan dan besarnya nilai perjuangan tiap bulan. Hanya sebagai MLM syariah, PT AWMIT dalam menjalankan system pemasarannya berdasarkan pada hukum islam. Dalam hal menetapkan insentif, sejumlah


(16)

syarat syariah harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan insentif seorang distributor tidak mengurangi hak distributor lain (mitra kerja), sehingga tidak ada yang dizalimi.

A. Kemampuan Wirausaha Anggota pada PT AWMIT

dan juga pegawai negeri sipil yang menjadikan MLM sebagai bisnis sampingan mereka. Hal tersebut bisa kita lihat pada Tabel 1.1 Pendaftaran Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011 yaitu sebanyak 641 orang.

Table 1.1

Pendaftaran Anggota Baru Bulan Juli 2011 - Oktober 2011

STATUS JUMLAH

Ibu Rumah Tangga 168

Mahasiswa 115

Karyawan Swasta 98

Pegawai Negeri Sipil 82

Pengangguran 70

Apoteker 52

Lain-lain 56

TOTAL 641 Orang

Sumber : PT AWMIT Indonesia cabang Medan, data diolah (April 2012)

Dari Tabel 1.1 dapat kita simpulkan bahwa mayoritas anggota baru yang terdaftar pada PT AWMIT adalah ibu rumah tangga, hal ini disebabkan karena mudahnya merekrut para ibu-ibu untuk bergabung dalam MLM, biasanya mereka direkrut melalui pengajian yang biasa diadakan oleh ibu-ibu, ataupun bisa juga melalui arisan, banyaknya ibu rumah tangga yang tedaftar


(17)

pada bisnis MLM HPA juga disebabkan karena biasanya yang lebih memperhatikan kesehatan adalah orangtua dibandingkan remaja.

Sedangkan mahasiswa yang tergabung dalam bisnis MLM HPA biasanya dikarenakan mencari pengalaman dan juga pendapatan sampingan, banyak diantara mereka yang tidak bertahan lama karena setelah selesai kuliah mereka akan mencari pekerjaan baru.

Studi Christian (2003) menemukan bahwa 65% mahasiswa suku Batak memiliki intensi menjadi wirausaha. Penelitian Joli (2004) menemukan 39,5% mahasiswa suku Bali menyatakan ingin menjadi wirausaha, dan 35% sangat ingin menjadi wirausaha. Sementara untuk mahasiswa etnis Tionghoa temuan Christine (2004) menemukan sekitar 47% menginginkan ingin dan sangat ingin menjadi wirausaha. Sedangkan mahasiswa suku Jawa pada tahun 2005 berdasarkan temuan Gerald (2005) menyebutkan bahwa 52,4% mahasiswa ingin dan sangat ingin menjadi wirausaha (dalam Riyanti, 2009).

Begitu juga dengan karyawan formal suatu perusahaan, biasanya mereka hanya menyempatkan waktu luang, hanya beberapa diantaranya ada yang memutuskan untuk fokus di MLM dan berhenti menjadi karyawan karena menganggap bisnis MLM bisa menjadikannya lebih sukses dibandingkan pekerjaan sebelumnya.

Diantara yang tertarik untuk berbisnis MLM adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merasa kurang puas dengan gajinya sebagai PNS mencoba mencari penghasilan dengan berbisnis MLM, ada sebahagian diantaranya yang


(18)

meninggalkan statusnya sebagai PNS untuk focus pada MLM, namun jumlahnya tidak banyak dan biasanya mereka yang berani mengambil resiko seperti ini akan memperoleh kesuksesan bersama bisnis MLM.

Selain itu masih banyak lagi profesi yang mengikuti bisnis MLM, seperti Apoteker, Dokter, Buruh, dan lain-lain. Pada dasarnya mereka memasuki bisnis MLM dengan harapan bisa meraih kesuksesan, namun pengetahuan wirausaha mereka jauh dibawah standar oleh karena itulah mereka berharap mendapat pembinaan dari para up linenya dan juga ditraining dalam hal kemampuan berwirausaha, dengan modal ini mereka akan semakin yakin bahwa keputusan mereka untuk meraih kesuksesan bersama bisnis MLM adalah keputusan yang benar.

B. Pengembangan Karir pada PT AWMIT

PT AWMIT Indonesia menyusun suatu konsep pemasaran yang digunakan para distributornya untuk menjalankan strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan tersebut guna memperlancar dalam pengembangan karir sebagai distributor PT AWMIT. Konsep ini dibuat dengan sangat jelas, relative sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya dan menjunjung tinggi nilai-nilai syariah yang disebut dengan Marketing Plan. Sebagai perusahaan yang menggunakan system MLM syariah Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringannya dan mengembangkan karir sampai mencapai puncak karir bersama MLM HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah "Adil dan Sukses".


(19)

Setelah mengikuti berbagai training dan pembinaan dari up line, kini diharapkan para member baru bisa bergerak lebih cepat dalam proses pencapaian karir mereka. Pengalaman berharga yang mereka alami dilapangan akan semakin menciptakan mereka sebagai wirausahawan yang handal.

Namun dalam pengembangan karirnya ada beberapa hambatan yang dialami oleh member untuk meraih kesuksesan karir bersama MLM HPA, yaitu:

1. Kekosongan Produk

Sebagai perusahaan yang mendistribusikan obat-obatan herbal sering sekali mendapat hambatan dalam ketersediaan bahan baku disebabkan susahnya mencari herbal yang cocok untuk dijadikan produk herbal yang bermutu, hal inilah yang menyebabkan seringnya terjadi kekosongan obat yang otomatis akan menyusahkan para distributor dalam hal memasarkan produk-produk tersebut. 2. Keterlambatan Bonus

Bagi distributor yang mencari nafkah hanya pada bisnis MLM, tentu mengalami kesulitan jika bonus yang Ia harapkan setiap bulannya terlambat diberikan oleh manajemen PT AWMIT, karena selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang distributor juga memerlukan modal kembali untuk menjalankan kegiatan bisnisnya. 3. Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap MLM


(20)

sosial, namun kepercayaan mayarakat terhadap industri ini masih minim. Ataupun, karena banyak bisnis yang berkedok MLM tapi merugikan banyak orang, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap bisnis MLM sejati. Mereka selalu diliputi pikiran negatif terhadap bisnis ini, hal inilah yang membuat distributor MLM harus berusaha dua kali lipat untuk meyakinkan para down linenya dan juga calon member yang akan direkrutnya.

Menurut Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) di Indonesia saat ini sekitar 70 perusahaan MLM, seperti Central Nusa Insan Cemerlang atau CNI, Amway, Foreverindo Insan Abadi atau Forever Young, juga termasuk PT AWMIT, merupakan suatu konsep pendistribusian produk langsung kepada konsumen melalui distributor mandiri. Keunggulan bisnis ini adalah modal kecil dengan peluang yang besar, masa depan ditentukan oleh distributor itu sendiri, tidak ada resiko kredit macet, jam kerja bebas, dapat mencapai impian lebih awal.

MLM merupakan bisnis multinasional, menyangkut jutaan dollar, dan melibatkan jutaan orang. Konsep MLM pertama kali dicetuskan oleh Nutrilite di AS pada tahun 1939, menerapkan sistem bonus sebesar 2 % kepada setiap penjual yang berhasil merekrut penjual baru ( Harefa, 2006:14).

Distributor MLMS (Multi Level Marketing Syariah) dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dalam berwirausaha, mampu mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha


(21)

MLMS. Usaha-usaha kreatif yang dikembangkan distributor MLMS akan membawa mereka menuju puncak karir yang bahkan bisa melewati para pengusaha lain yang bukan MLM.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari'ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan".

1.2.PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: "Apakah kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing (MLM) syariah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan?".

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT AWMIT Medan Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan


(22)

kemampuan wirausaha terhadap karir individu distributor, sehingga perusahaan melakukan usaha-usaha yang bisa meningkatkan kemampuan wirausaha distributor untuk kemajuan perusahaan. b. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan penulis dalam bidang wirausaha dan seberapa besar pengaruhnya terhadap karir individu.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, perbandingan dalam melakukan penelitian bidang yang sama


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wirausaha

Kata wirausaha atau "pengusaha" diambil dari bahasa Perancis "entrepreneur" yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 2001: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi diantara orang-orang yang tidak demikian.

Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut, (1) energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan; (2) memperkenalkan perubahan tehnologi dan memperbaiki kualitas produknya; (3) mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 2001 : 426)

Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari bidang produktifitas yang lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar" ( Armstrong, 2003 :149).

Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa

"Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan". Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal,


(24)

pengembang peluang dan penghasilan tehnologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.

Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang yang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain.

Vries mengolongkan wirausaha berdasarkan dari lingkungan mereka berasal, yaitu :

a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam tehnologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.

b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives,

c. Wirausaha dengan bekal pengalaman tehnologi, ia memiliki pendidikan formal.

d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha.

Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan bahwa tidak ada keberuntungan mengubah visi menjadi realita lebih berupa


(25)

kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100).

Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan aktifitas wirausaha dalam hal ini distributor MLM, tujuan berwirausaha, proses pengambilan keputusan terjun ke MLM. Didalam MLM distributor disebut knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.

Pilihan menjadi wirausaha lewat MLM memerlukan sebuah kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan karirnya. Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha (distributor) MLM. Kedua, wirausaha (distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 2002: 271)

2.2. Karir

Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya:

Menurut Simamora (2001:505) karir adalah " Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan


(26)

aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut". Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

Pendapat Ekaningrum (2002 : 256) Karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal -hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya.


(27)

seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Wahyudi, 2002:161).

2.3. Pengembangan Karir

Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.

Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen karir (career management) dan perencanaan karir (career planning). Sebagaimana Gambar 2.1 dijelaskan sebagai berikut:

Pengembangan Karir Organisasional

Individual Institusional

Perencanaan Manajemen

Karir Karir

Gambar 2.1. Pengembangan karir organisasional


(28)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dengan manajemen karir secara institusional.

Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karir (career management) adalah proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. (Simamora, 2001:504)

Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan program-program pengembangan karir/manajemen karir.

Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis -jenis karir yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya. Keenam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :

1. Orientasi realistik.


(29)

aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.

2. Orientasi investigatif.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), daripada yang afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia, dan dosen.

3. Orientasi sosial.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas antar pribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa contoh : psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.

4. Orientasi konvensional.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir. 5. Orientasi perusahaan.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas- aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.

6. Orientasi artistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.


(30)

Pilihan pengembangan karir melalui wirausaha sebagai distributor MLM bukanlah hal yang mudah, diperlukan usaha kerja keras yang maximal untuk mencapai kesuksesan karir dalam berwirausaha melalui MLM. Suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu keterampilan tetapi berbagai keterampilan disatu sisi akan menguntungkan individu, karena ia akan menguasai banyak bidang yang jika dikerjakan dengan tekun, maka ia bisa meraih kesuksesan dalam bidang tersebut, termasuk dalam bidang bisnis MLM.

2.4. Multi Level Marketing (MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan kepada distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh seorang distributor.

MLM adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to doorsales dan lain-lain).

Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya, yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah


(31)

perusahaan retail, perusahaan MLM tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer, sehingga biaya alokasi dana dialihkan kebonus distributor.

2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retail lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing- masing perlu memperoleh keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

Manufacturer transforter wholesaler retail advertisir customer

Sedangkan jalur distribusi yang menggunakan MLM adalah: Manufacturer refresentative customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan bisa mencapai 100% setiap bulannya.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi

Banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk memperoleh tempat dihati para customer. Selain itu usaha kerja keras dari para distributor sangat menentukan dalam hal pertumbuhan perusahaan MLM. Oleh karena itu perusahaan perlu mengupayakan untuk terus memotivasi para distributor untuk terus berupaya


(32)

dalam pendistribusian obat ke pasaran.

Jaringan yang dibangun pada perusahaan MLM perlu terus dibina agar orang-orang yang terdapat pada jaringan tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi wirausahawan yang sukses. Kuatnya hubungan diantara jaringan menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis MLM, dan membuat perusahaan MLM terus berkembang.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap kepmimpinan yang harus dimiliki:

1. Bersikap positif

2. Senantiasa memiliki semangat untuk terus maju 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama 6. Mampu meberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi orang lain

9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

2.5. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional

MLM syariah secara sepintas bisa saja kelihatan tidak berbeda samasekali dengan praktek-praktek bisnis MLM konvensional. Namun, kalau


(33)

ditelaah lebih lanjut dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua MLM tersebut, yaitu:

1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Al-qur'an dan Hadist Rasululloh SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun dilengkapi dengan Dewan Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. 2. Usaha MLM syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang

menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan lapangan kerja, produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air) demi meningkatkan kemakmuran, dan meningkatkan martabat bangsa. 3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan

dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui kedua-duanya.

4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM syariah pada umumnya

mengusahakan untuk tidak membawa para distributor pada suasana materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai islam. Bagaimanapun, materialisme dan konsumerisme pada akhirnya akan


(34)

membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam islam.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan MLM yang melanggar norma dalam berbisnis dan juga norma kemanusiaan, diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:

a. Pemungutan biaya pendaftaran anggota baru relatif jauh lebih besar dan sebagian biaya pendaftaran itu dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang menggunakan sistem ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan yang kurang maksimal kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah "disesuaikan" secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakperdulian perusahaan dan distributor independennya terhadap

kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakperdulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat


(35)

menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. e. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki

peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan. 2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan sua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk "kreativitas" pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelang melanggar aturan World


(36)

Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

2.6. Penelitiaan Terdahulu

Anshori (2003) melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada

Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Malang". Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir distributor MLM di Malang. Metode analisi yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode dedukatif. Hasil uji silang yang beroientasi pengembangan karir sebanyak 59 orang , yang tidak berorientsi karir sebanyak 37 orang. Hasil uji signifikan sebesar 0,001 berarti ada pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir.

Rahadi (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu pada

Distributor Multi Level Marketing (MLM) "X" di Kota Palembang”.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh wirausaha terhadap pengembangan karir pada distributor MLM di Kota Palembang. Berdasarkan hasil peningkatan karir menunjukkan 49 orang berorientasi pada peningkatan karir sebaliknya 51 orang berorientasi pada tidak ada peningkatan karir. Kondisi ini juga menunjukkan distributor MLM di Kota Palembang hanya mengisi waktu luang sambil menunggu peluang berikutnya yang lebih menjanjikan bagi masa depan mereka dan MLM bukanlah pilihan utama mereka.


(37)

2.7. Kerangka Konseptual

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam hal meraih kesuksesan bersama perusahaan yang berbasis system MLM untuk meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis MLM. Seorang yang memutuskan untuk menggeluti bisnis MLM membutuhkan skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang distributor harus mampu meyakinkan calon member MLM untuk bergabung bersama MLM. Kemampuan dalam menjual produk meyakinkan calon pembeli untuk mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan, semua ini haruslah dimiliki oleh seorang pebisnis dalam bidang MLM.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis terutama bisnis MLM (Sumarsono, 2009;125).

Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis MLM menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.


(38)

Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.

Membangun suatu jaringan dalam bisnis MLM bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan sebelumnya untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain disamping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa usaha yang dilakukan akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah kesuksesan berkarir dalam bisnis MLM. Semakin berkembangnya kemampuan wirausaha yang dimiliki distributor maka semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu distributor.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis MLM tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus merekrut anggota untuk memperbesar jaringannya, dengan besarnya


(39)

jaringannya maka otomatis menjual produk akan semakin mudah dan lancar karna akan semakin banyak orang yang memasarkan produk. Dengan modal yang sedikit dan usaha kerja keras akhirnya pebisnis MLM bisa mencapai sampai puncak karirnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada Gambar 2.2 sebagai berikut:

Kemampuan Wirausaha (X) Pengembangan

Karir Individu (Y) Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual

2.8. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: "Kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan kariri individu pada distributor MLM


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung kepada responden dengan melakukan penyebaran kuisioner untuk dianalisis. Pemilihan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih respoden yang dapat memberikan informasi yang mantap

dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT AWMIT Indonesia cabang Medan yang bertempat di Jln. Gagak Hitam no. 7&8 Simpang Empat Merak Sunggal Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan April 2012 sampai Juni 2012.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dibatasi hanya pada anggota yang telah secara resmi terdaftar menjadi anggota pada PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

b. Dalam penelitian ini variabel independen adalah kemampuan wirausaha sedangkan variabel dependen adalah pengembangan karir individu pada distributor MLM syariah PT AWMIT Indonesia


(41)

cabang Medan.

3.4. Defenisi Operasional

Kemampuan wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan oleh distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain. Kemampuan yang bisa meng-upgrade skill individu untuk terus bisa menciptakan ide-ide baru untuk kebangkitan ekonomi nasional.

Pengembangan karir individu (Y) merupakan suatu tujuan yang ingin diraih oleh distributor dalam berbisnis MLM di PT AWMIT Indonesia cabang Medan, pengembangan karir ini bisa diperoleh melalui pangkat jaringan di MLM yang semakin meningkat juga ditandai dengan meningkatnya bonus yang didapat.

Tabel 3.1 berikut adalah tabel yang memperlihatkan defenisi operasional variabel, indicator, dan skala pengukuran.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran

Kemampuan Wirausaha (X)

Suatu skill yang harus dimiliki oleh distributor MLM PT AWMIT Indonesia yang meliputi kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain.

1.Kreatif

2.Inovatif

3.Mampu memotivasi diri sendiri

4.Memotivasi Orang

Lain


(42)

Pengembang an karir individu (Y)

Adalah aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang distributor MLM PT AWMIT pada kemajuan karir yang direncanakan.

1.Down-Line yang

Direkrut

2.Pangkat Jaringan

3.Volume Penjualan

Skala Likert

Sumber: Faisol (2003), data diolah penulis

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel kemampuan wirausaha dan variabel pengembangan karir individu dengan menggunakan skala likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono,2005:86). Mekanisme pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

NO SKALA PENGUKURAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Ragu-ragu/Netral (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(43)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”. (Umar, 2000:77)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT AWMIT Indonesia Medan yaitu sebesar 110 distributor (per Desember 2011).

2. Sampel

Pemilihan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih respoden yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan (Sanapiah, 2003: 25).

Sampel adalah suatu himpunan dari suatu unit populasi, sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5% (Umar, 2008:78), sebagai berikut:

(

2

)

1 Ne N n

+ =

= 1 + (110) (0.05)² 110

= 86.27 (dibulatkan menjadi 86). Dimana: n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan 5%


(44)

Berdasarkan hasil penarikan sampel diatas, maka jumlah sampel yang diambil adalah 84 orang responden. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarka kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005 : 88).

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara kepada pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari buku, majalah, dan juga internet yang mendukung penelitian ini.


(45)

3.8. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ilmu sosial menurut Sugiyono (2005 :96) dikenal 3 jenis Instrumen penelitian yaitu wawancara, kuesioner, studi dokumentasi. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah mengunakan kuisioner tertutup. Tiga jenis instrumen penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pihak manajemen yang bertanggung jawab sebagai koordinator cabang.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan literatus yang berhubungan dengan penelitian.


(46)

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah quesioner atau angket yang disebarkan layak dijadikan instrumen penelitian. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur menunjukkan apakah data yang diperoleh merupakan data yang valid.

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner.

Mengukur validitas dengan melakukan uji coba kuesioner menunjukkan sejauh mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang ingin diukur. (Umar: 2008:166). Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang et al (2010:68), yaitu korelasi tiap faktor positif dan nilai r hitung ≥ 0,361.


(47)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Keterangan

VAR00001 57,1667 40,351 ,676 ,899 Valid

VAR00002 57,2667 41,168 ,625 ,901 Valid

VAR00003 57,4667 41,292 ,461 ,906 Valid

VAR00004 57,4000 39,421 ,695 ,897 Valid

VAR00005 57,4000 40,662 ,594 ,901 Valid

VAR00006 57,3333 38,989 ,483 ,908 Valid

VAR00007 57,2000 39,683 ,650 ,899 Valid

VAR00008 57,3667 40,654 ,569 ,902 Valid

VAR00009 57,3667 40,654 ,569 ,902 Valid

VAR00010 57,4667 39,706 ,561 ,902 Valid

VAR00011 57,3667 40,240 ,568 ,902 Valid

VAR00012 57,4000 40,317 ,582 ,901 Valid

VAR00013 57,2667 40,754 ,548 ,903 Valid

VAR00014 57,3333 38,851 ,715 ,896 Valid

VAR00015 57,2667 38,409 ,785 ,894 Valid

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Tabel 3.3 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel (0,361). Dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena realibitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan ketepatan (Kuncoro, 2009:175). Uji reliabilitas melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.


(48)

Pengujian dilakukan dengan SPSS 18.0 for windows.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel

2. Jika r alpha negative atau > r tabel maka pernyataan tidak reliable

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,907 15

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Menurut Koncoro, 2003 (Situmorang et al, 2010: 80) suatu variabel dianggap reliabel jika memberikan nilai Cronbach's Alpha > 0.80. Berdasarkan data dari Tabel 3.4. maka seluruh butir dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s alpha ( r hitung ) diatas 0,80.

3.10. Teknik Analisis

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

b. Metode Analisi Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana


(49)

pengaruh variabel bebas (kemampuan wirausaha) terhadap variabel terikat (Pengembangan karir individu)

Y = a + bX + e Dimana:

Y = Pengembangan karir individu a = Konstanta

b = Koefesien regresi

X = Kemampuan wirausaha

E = Standart eror 2. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel kemampuan wirausaha (X) terhadap variabel pengembangan karir individu (Y) digunakan uji t. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : µ = 0

Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Ha : µ = 0

Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α):

H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t table


(50)

3. Koefisien Determinasi (R2

)

Pengujian kontribusi pengaruh dari variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika Jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) semakin lemah.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Profil Perusahaan

HPA didirikan oleh Tuan Haji Ismail bin Hj. Ahmad yang berasal dari Kangar - Mata Ayer, Perlis pada bulan September 1984 dimulai secara kecil-kecilan yang ketika itu dikenali dengan nama Perubatan Tradisional Al-Wahida. Tuan Hj. Ismail bin Hj Ahmad adalah seorang petani yang berpengalaman luas dalam bidang herba di Malaysia, dibantu oleh istrinya, Puan Hjh. Norhayati binti Ahmad, mereka berdua menjalankan dan membesarkan usaha ini. Awalnya berangkat dari keprihatinan, Tuan Haji Ismail terhadap obat-obatan yang beredar luas dewasa ini yang tidak memperdulikan halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami (herba) dan kemudian beliau bersama istrinya menjualnya di pasar malam dengan mengendarai sepeda.

Usaha dagang tuan Haji dan isterinya yang dilakukan di pasar malam dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan hasil. Setelah 8 tahun beroperasi, berbekal pengetahuan dalam ramuan herba-herba setempat dan warisan peninggalan nenek moyang, industri Herba Penawar Al-Wahida semakin berkembang setelah didirikan HPA Industries pada 15 Juli 1995. Herba Penawar Alwahida berubah nama menjadi HPA Industries Sdn Bhd.


(52)

Kini, HPA Industries memiliki pabrik-pabrik di :

1. B1 & B2 Lot 29 Kawasan Perindustrian Kuala Perlis 2. Lot 5 & 6 Kawasan MIEL Jejawi Fasa II, Perlis 3. Lot 1 & 2 IKS KEDA Napoh, 06100 Jitra, Kedah 4. Cola Radix, Kaw Perindustrian Sg. Petani, Kedah 5. Kopi Radix, SME Bank Lok Kawi, Kinabalu, Sabah 6. Air Mineral, Batu 14, Pokok Sena Kedah

7. Baja Organik, Bukit Tembaga, Padang Terap Kedah

Semua industri tersebut dijalankan bertekhnologi modern dan mengusahakan ladang-ladang Herba seluas 800 hektar, diantaranya ladang herba Roselle, Pegaga, Misai Kucing, Jagung, Serai, Pisang dan Ternak Ayam, Itik serta Kambing Organik untuk memastikan kecukupan produksi dan persediannya. Kini HPA Industries Sdn Bhd memiliki hampir orang yang tersebar diseluruh pabrik-pabrik dan juga kantor HPA Industries Sdn Bhd.

Di Indonesia sendiri HPA masuk sejak tahun 2000 yang awalnya bekerja sama dengan PT Wahida Indonesia sebagai agen tunggal dalam pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia, namun pada tahun 2009 terjadi perpecahan dalam tubuh internal perusahaan sehingga PT Wahida memisahkan diri dengan HPA Industries Sdn Bhd, sebagai gantinya HPA Industries Sdn Bhd mendirikan perusahaan baru di Indonesia yang bernama PT.AWMIT hingga sekarang PT. AWMIT lah yang mendistribusikan produk-produk HPA. Sampai saat ini sudah berdiri 22 cabang PT AWMIT di kota-kota


(53)

besar diseluruh Indonesia, termasuk di Fak-Fak, Papua Nugini.

HPA merupakan perniagaan yang penuh dengan potensi, pencapaian dan kecemerlangan. Tujuan utama didirikannya perusahaan ini ialah untuk memberi pengajaran mengenai perubatan herba berkonsep Ath-Thibn Nabawy sebagai satu perawatan yang terbaik kepada masyarakat, bukan saja memberikan layanan kesehatan yang terjamin Halal, Suci dan Baik, bahkan dapat memperolehi kemakmuran dan kehidupan yang sejahtera. Berbekal hal inilah yang membawa kemajuan HPA Industries Sdn Bhd hingga sampai ke manca Negara seperti Thailand, Brunai Darussalam, dan juga Negara-negara Timur Tengah.

Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise), Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai Obat Tradisional bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dengan jaminan softgel yang halal) dan juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai Multi Level Marketing Syariah (MLMS). Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai MLM Syariah dari Panel Syariah.

Hidup sehat berazaskan herba kini memasuki era modern. HPA Industries Sdn. Bhd. telah mampu dan sukses menggabungkan produk-produk herba secara massal. Sehingga kini, mencapai ratusan produk telah dipasarkan dan banyak lagi akan diluncurkan pada masa yang akan datang. HPA Industries Sdn. Bhd. menitikberatkan kualitas dan proses pengeluaran yang menjamin


(54)

mutu produk secara konsisten. Bahan-bahan herba seperti roselle dan pegaga diusahakan di ladang-ladang milik sendiri. Pengawasan yang rapi diberikan terhadap bahan utama untuk menjamin ketersediaan dan kualitas bahan utama dengan jaminan mutu keluaran yang tinggi. Semua bahan herba lain juga melalui pengawasan mutu yang ketat dan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Penggabungan aspek Islam dalam proses pembuatan, meningkatkan lagi keikhlasan terhadap tugas-tugas menyediakan herba untuk manusia.

HPA Indonesia telah membuka beberapa Cawangan/Cabang AWMIT, Pusat Agency, Pusat Jualan dan ribuan Agen Stok di hampir semua propinsi untuk memastikan proses pemindahan dan penyaluran dengan sempurna dan semua pelanggan dapat membeli produk dengan senang dan cepat. Di Medan sendiri Cabang PT AWMIT dibuka pada tanggal 12 Oktober 2009.

Antara aktivitas yang berlaku di Cawangan (Kantor Cabang HPA), Pusat Agency, Pusat Jualan dan Agen Stok adalah melakukan penjualan produk dan pelatihan herbalis disamping penyebaran informasi produk seperti melalui brosur, pamplet, flyers dan kursus mingguan yang dianjurkan.

4.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Komitmen mewujudkan Jaringan Produk Herba sebagai satu cara pengobatan yang baik. AWMIT juga berkomitmen membentuk distributor yang dinamis, progresif dan berwibawa (berizzah).


(55)

2. Misi Perusahaan

Memberikan dan Mengutamakan produk-produk herba yang terbaik dan program penelitian dalam rangka meningkatkan mutu dan kwalitas produk dalam membantu berbagai permasalahan penyakit. AWMIT menyediakan dan memberi kemudahan bagi distributor untuk terus mengembangkan pengetahuan dan memantapkan lagi bisnis menuju kesuksesan diri, keluarga, masyarakat dan Negara.

3. Budaya Perusahaan

Berpegang atas dasar prinsip Syari’ah Islamiyah, saling menghargai hubungan sesama karyawan, distributor serta masyarakat dengan sifat dan sikap akhlaqul karimah. Mengutamakan pelayanan yang baik kepada pelanggan yang datang untuk belanja maupun konsultasi penyakit.

4.1.3. Produk Perusahaan

1. Ciri Produk HPA:

a. Diproduksi sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practice) b. Diluluskan oleh Biro Pengawalan Farmeseutikal Kebangsaan

(BPFK) dibawah Kementerian Kesehatan Malaysia. c. Menggunakan 100% bahan tumbuh-tumbuhan (herba) d. Tidak mengandung bahan kimia.


(56)

2. Legalitas produk-produk HPA:

a. Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise) b. Deperindag

c. Dirjen POM dan Depkes RI sebagai Obat Tradisional Import bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan)

d. Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus dan jaminan pembungkus gel yang halal).

e. Kini telah mendapatkan pernyataan sebagai MLM Syariah dari Panel Syariah.

f. Pengesahan dari Pusat Konsultasi Syari’ah sebagai MLM Syari’ah.

g. Terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)

Tabel 4.1 berikut ini adalah katalog produk HPA yang ada di PT AWMIT Indonesia Cabang Medan.

Tabel 4.1 Katalog Produk HPA

Nama PRODUK Harga Anggota Nilai mata Harga

Konsu men ISI Ardisia 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Cereal instan halia

48.000

10.000

60.000 10 sachet Bedak nur 60.000 10.000

70.000 60 gram

Cosconium plus 60.000

20.000


(57)

Extragreen Besar 85.000 30.000

97.000 330 gram

Extragreen Kecil 42.000 10.000

60.000 185 gram

Ficus 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Gamalife 100.000 50.000

130.000 75 kapsul, Garlic oil 95.000 40.000

118.000 60 softgell Grepe seed oil

120.000

40.000

150.000 60 softgell Guazslim 55.000 18.000

70.000 75 kapsul

Gyunutens 55.000 18.000

70.000 75 kapsul

Habbatussauda 60.000 17.000

80.000 90 Kapsul

Habbatussauda 55.000 18.000

70.000 75 kapsul Habbatussauda oil 120.000 40.000

140.000 60 softgell Health b 60.000 20.000

75.000 60 kapsul Herba keputihan 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Herba tujuh angin

60.000

20.000

75.000 75 kapsul Juice kurma 48.000 11.000

60.000 375 gram

Kopi radix sinergis

60.000

20.000

75.000 15 sachets Kordial Kurma Besar 55.000 16.000

67.000 375 gram

Kordial Kurma Kecil 33.000 8.000

40.000 185 gram

Madu Sunnah 85.000 30.000

100.000 375 gram Malac 60.000 20.000

75.000 75 kapsul mie sehat 40.000 10.000

50.000 5 pieces


(58)

19.000 10.000 25.000 MISWAK 17.000 2.000

21.000 100gr

Olive oil 95.000 40.000

116.000 60 softgell Omega 3 kapsul

80.000

32.000

90.000 60 softgell Omega-3 fish oil

95.000

40.000

116.000 60 kapsul Organik mengkudu 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Paramaria Plus 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Pelawas 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Plantisol 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Radix bio aditif

48.000

13.000

60.000 60 ml

Radix Kapsul 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Roselle Kapsul 48.000 17.000

60.000 90 Kapsul

Roselle Kapsul 55.000 18.000

70.000 75 kapsul Sabun Herbal Hb

12.000

3.500

15.000 80 gr

Sabun Herbal M Zaitun 12.000 3.500

15.000 80 gr

Sabun sereh 12.000 3.500

15.000 80 gram

Shampoo rambut gamat plus 30.000 5.000

37.000 120ml

Shark Cartilage Baru 160.000 35.000

200.000 60 kapsul Sidaric 55.000 18.000

70.000 75 kapsul

Soya Jawi 48.000 15.000 60.000 Spirulina 80.000 32.000

90.000 75 kapsul Spirulina 70.000 25.000


(59)

Spirulina(klorofil) 60.000 20.000 75.000 75 kapsul, @250mg Spirumadu kids 45.000 15.000

60.000 125 ml

Stoma k 60.000 20.000 75.000 60 kapsul,@ 270mg Susu kambing 60.000 10.000

74.000 10 sachet Tablet Susu Kambing 60.000 20.000

80.000 60 kapsul tenaga hayat 65.000 17.000

80.000 60 kapsul The Asiatica 60.000 20.000

75.000 35 saset

The Herba 60.000 20.000

75.000 35 saset

Tonik Pandan 45.000 15.000

60.000 90 ml

Virgin coconut oil

95.000

40.000

120.000 60 softgell Vitas 60.000 20.000

75.000 75 kapsul Sumber : Data dioleh Mei 2012

4.1.4. Marketing Plan Perusahaan

Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah “Adil dan Sukses”.

4.1.4.1. Peringkat Pangkat pada HPA:

Peringkat Pangkat dalam MLM HPA:

a. Pengurus Melati (PLX)


(60)

c. Pengurus Jati (PJX)

d. Pengarah Melati (PL)

e. Pengarah Meranti (PR)

f. Pengarah Jati (PJ)

g. Pengarah Jati Emas (PJE) h. Pengarah Jati Intan (PJI) i. Pengarah Jati Mahkota (PJM)

4.1.4.2. Keuntungan yang diperoleh anggota HPA

a. Untung Langsung 20-25%

Distributor memperoleh keuntungan langsung sebesar 20-25% dari penjualan produk yang dijual berdasarkan harga distributor. b. Bonus Prestasi Pribadi (BP) 10-20%

Bonus diberikan dari Nilai Mata (NM) Pribadi X peringkat % pangkat dan selisih % dari NM Group BP Downline di bawahnya. Dengan syarat melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap bulannya.

c. Bonus Kenaikan Pangkat 23-35%

Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan pembinaan jaringan kepada downlinenya.

d. Bonus Pembelian Stabil 5% dari NM HPA

Bonus ini diberikan kepada Distributor dengan pangkat AB hingga PLX (Pengurus Melati) yang belanja pribadi ≥ 200.000


(61)

NM selama 3 (tiga) bulan berturut-turut. Bonus diberikan sebesar 5% dari NM Perusahaan yang diberikan secara merata kepada mereka yang sudah memenuhi syarat diatas.

Rumus : 5% NM HPA/ Jumlah Penerima. e. Bonus Kemajuan Jaringan 6% dari NM HPA

Bonus ini diberikan kepada distributor berpangkat PRX hingga PJ dengan syarat melakukan pembelian ≥ 1 00.000 NM tiap bulannya. Bonus diberikan sebesar 6% dari NM Perusahaan dengan memperhatikan bobot NM yang diperoleh distributor. Rumus : Point Distributor X 6% dari NM Perusahaan

Bobot Point Kumpulan Nasional f. Bonus Generasi Pangkat 26%

Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan pembelian ≥ 50.000 NM setiap bulannya dan berpangkat minimal PLX serta memiliki NM Bersih (NMB) sebesar 200.000 NM.

Rumus : NM Pribadi + NM Downline AB atau Downline PLX yang tidak Tutup Point ≥ 50.000 NM.

g. Bonus Pengarah Jati Setia 5% dari NM HPA

Syarat untuk memperoleh bonus ini adalah pangkat minimal Pengarah Jati (PJ), melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap bulannya, aktif hanya pada MLM HPA saja, memberikan


(62)

kontribusi pada pembinaan distributor HPA. Point maksimal bagi PJ Komutment adalah 18 Juta per jalur.

Rumus : Point Distributor X 5% dari NM Perusahan Bobot Point kumpulan Nasional h. Bonus Pengarah Jati Emas/ Intan Mahkota 15% i. Insentif Liburan 5%

j. Bonus Agen Stok 11-16%

Bonus ini diberikan kepada para agen stok dengan perolehan bonus sebagai berikut:

Agen Stok % Bonus

Pusat Agensi 16%

Pusat Jualan 15%

Stokis Daerah 13%

Stokis 11%

4.1.4.3. Program Pelatihan

Program pelatihan ini ditujukan kepada distributor MLM HPA dengan tujuan untuk memotivasi para member/distributor untuk terus memasarkan produk HPA, juga sebagai pengetahuan atas knowledge produk yang akan dijual.

Ada beberapa jenis pelatihan di MLM HPA: a. Pelatihan Agen Stok

Pelatihan ini diadakan oleh manajemen PT AWMIT disetiap kantor Cabang HPA setiap tahunnya untuk mengajarkan


(63)

tata-cara pelaporan agen stok yang benar kepada para distributor. Pelatihan ini diwajibkan kepada semua distributor daerah demi kelancaran pelaporan setiap bulannya.

b. Pelatihan Sukses Cemerlang (PSC)

Pelatihan ini diadakan oleh distributor yang sudah berpangkat PJS (Pengarah Jati Setia) disetiap daerah masing-masing, dengan tetap berkoordinasi dengan manajemen PT AWMIT. Tujuan dari pelatihan ini adalah mengajarkan cara ber MLM kepada member-member, disini juga para member akan diajarkan terapy bekam dan juga terapy lainnya seperti iridiologi (analisis penyakit dari pupil mata).

c. Pelatihan PBC (Perkongsian Bijak Cemerlang)

Pelatihan ini tidak terlalu jauh berbeda dengan pelatihan PSC, hanya perbedaannya adalah materi di dalam PBC lebih luas dan waktunya adalah 3 hari 3 malam dengan menginap.

d. Pelatihan KPJ (Kolej Perubatan Jawi)

Pelatihan ini diadakan oleh Manajemen PT AWMIT untuk distributor dan juga staf disetiap kantor cabang. Pelatihan ini hanya khusus membahas materi herba dan terapy, tidak membahas Marketing Plan.

Semua pelatihan tersebut diadakan untuk meningkatkan omset perusahaan maupun pendapatan anggota MLM HPA, dengan


(64)

terus menambah ilmu dan wawasan maka diharapkan para staf dan juga distributor terus meningkatkan kinerjanya demi kemajuan yang ingin diraih bersama-sama dalam berbisnis MLM HPA.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 9 butir pernyataan untuk variable X dan 6 butir pernyataan untuk variable Y, jumlah seluruh pernyataan adalah 15 butir.

Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan wirausaha (variabel X) dan pengembangan karir individu (variabel Y). Responden dalam hal ini adalah anggota yang telah terdaftar secara resmi menjadi anggota PT AWMIT Indonesia cabang Medan.

4.2.1.1. Identitas Responden

Tabel 4.2 berikut ini diperlihatkan data identitas responden dilihat dari segi jenis kelamin, lama bergabung dengan HPA dan rata-rata pendapatan per bulan.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Anggota Persentase

Pria 46 53,5%

Wanita 40 46.,5%

Total 86 100%


(65)

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah responden berjenis kelamin pria dan wanita tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, artinya dalam bisnis MLM HPA distributor yang berjenis kelamin pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesuksesan.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA

Lama Bergabung Jumlah Anggota Persentase

1-12 Bulan 47 54,7%

13-24 Bulan 24 27,9%

25-36 Bulan 9 10,5%

37-48 Bulan 6 7,0%

Total 86 100%

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Berdasarkan Tabel 4..3 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah yang bergabung dengan HPA selama 1-12 bulan yaitu 47 anggota atau 54,7%. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis MLM HPA cukup dikenal dikalangan masyarakat luas hingga banyak yang tertarik untuk bergabung bersama bisnis MLM HPA.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan per bulan Rata-rata Pendapatan per bulan JUMLAH ANGGOTA PERSENTASE

Rp.0-Rp.100.000 32 37,2%

Rp.100.000-Rp.500.000 27 31,4%

Rp.500.000-Rp.1.000.000 15 17,4%

>Rp.1.000.000 12 14,0%

Total 86 100%


(66)

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah responden yang rata-rata pendapatan per bulannya Rp.0-Rp.100.000 sebanyak 32 orang, sedangkan yang memiliki pendapatan tertinggi rata-rata >Rp.1.000.000 adalah sebanyak 12 orang. Hal ini menunjukkan banyaknya anggota yang baru bergabung dengan MLM HPA dan masih memiliki pendapatan yang sedikit, namun seiring waktu berjalan dan usaha yang dilakukan mereka bisa mencapai pendapatan tinggi.

Tabel 4.5

Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Jenis Kelamin

Rata-rata Pendapatan per bulan Pria Wanita Jumlah Anggota

Rp.0-Rp.100.000 16 16 32

Rp.100.000-Rp.500.000 16 11 27

Rp.500.000-Rp.1.000.000 9 6 15

>Rp.1.000.000 5 7 12

46 40 86

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa pada rata-rata pendapatan per bulan berkisar antara Rp.0-Rp.100.000 jumlah responden pria sama dengan jumlah responden wanita sebanyak 16 orang, sedangkan pada rata-rata pendapatan per bulan >Rp.1.000.000 jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan anggota HPA yang berjenis kelamin pria masih relatif kecil dibandingkan dengan pendapatan anggota HPA yang berjenis kelamin wanita yaitu diatas Rp.1.000.000 per bulannya. Namun hal ini bukan berarti anggota HPA yang berjenis kelamin wanita mempunyai kemampuan


(67)

wirausaha yang lebih baik dibandingkan dengan anggota yang berjenis kelamin pria karena dapat dilihat pada tabel jenis kelamin pria terdapat 5 orang yang memiliki pendapatan diatas Rp.1.000.000, perbedaannya tidak terlalu jauh.

Tabel 4.6

Rata-rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA

Rata-rata Pendapatan per bulan

0-12 bulan

12-24 Bulan

25-36 Bulan

37-48 Bulan

Jumlah Anggota

Rp.0-Rp.100.000 26 5 1 0 32

Rp.100.000-Rp.500.000 17 10 0 0 27

Rp.500.000-Rp.1.000.000 4 6 5 0 15

>Rp.1.000.000 0 3 3 6 12

Total 47 24 9 6 86

Sumber: Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada rata-rata pendapatan perbulan berkisar antara Rp.0-Rp.100.000 jumlah responden terbanyak adalah lama bergabung dengan HPA selama 0-12 namun pada rata-rata pendapatan per bulan >Rp.1.000.000 jumlah responden terbanyak adalah selama 37-48 bulan. Hal ini menunjukkan semakin lama bergabung dengan anggota maka pendapatannya juga semakin meningkat juga bisa diartikan lamanya mengasah kemampuan wirausaha di MLM HPA.

4.2.1.2. Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian

a. Variabel Kemampuan Wirausaha (X)

Pada Tabel 4.7 berikut ini diperlihatkan tanggapan responden untuk pernyataan dari variabel Kemampuan Wirausaha :


(1)

UJI VALIDITAS

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001

57,1667

40,351

,676

,899

VAR00002

57,2667

41,168

,625

,901

VAR00003

57,4667

41,292

,461

,906

VAR00004

57,4000

39,421

,695

,897

VAR00005

57,4000

40,662

,594

,901

VAR00006

57,3333

38,989

,483

,908

VAR00007

57,2000

39,683

,650

,899

VAR00008

57,3667

40,654

,569

,902

VAR00009

57,3667

40,654

,569

,902

VAR00010

57,4667

39,706

,561

,902

VAR00011

57,3667

40,240

,568

,902

VAR00012

57,4000

40,317

,582

,901

VAR00013

57,2667

40,754

,548

,903

VAR00014

57,3333

38,851

,715

,896

VAR00015

57,2667

38,409

,785

,894

UJI RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,907 15

UJI t

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

2.775

1.881

1.476

.144

kemampuan_wira

usaha

.735

.053

.835 13.891

.000

b.

Dependent Variable: pengembangan_karir


(2)

UJI R

2

Model Summary

Model

R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

dimension0

1 .835

a

.697

.693

263.834

a.

Predictors: (Constant), kemampuan_wirausaha

b.

Dependent Variabel: Pengembangan Karir Individu

Sumber : Pengolahan SPSS 18.0 for window (2012)

Variabel X

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 5 5.8 5.8 5.8

4.00 59 68.6 68.6 74.4

5.00 22 25.6 25.6 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 10 11.6 11.6 11.6

4.00 54 62.8 62.8 74.4

5.00 22 25.6 25.6 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 3 3.5 3.5 3.5

3.00 10 11.6 11.6 15.1


(3)

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 3 3.5 3.5 3.5

3.00 10 11.6 11.6 15.1

4.00 50 58.1 58.1 73.3

5.00 23 26.7 26.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 7 8.1 8.1 8.1

4.00 60 69.8 69.8 77.9

5.00 19 22.1 22.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 3 3.5 3.5 3.5

4.00 57 66.3 66.3 69.8

5.00 26 30.2 30.2 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 4 4.7 4.7 4.7

3.00 10 11.6 11.6 16.3

4.00 36 41.9 41.9 58.1

5.00 36 41.9 41.9 100.0


(4)

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 2 2.3 2.3 2.3

4.00 33 38.4 38.4 40.7

5.00 51 59.3 59.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 16 18.6 18.6 18.6

4.00 51 59.3 59.3 77.9

5.00 19 22.1 22.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 3 3.5 3.5 3.5

3.00 19 22.1 22.1 25.6

4.00 35 40.7 40.7 66.3

5.00 29 33.7 33.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

Variabel Y

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.3 2.3 2.3

3.00 9 10.5 10.5 12.8


(5)

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.3 2.3 2.3

3.00 9 10.5 10.5 12.8

4.00 55 64.0 64.0 76.7

5.00 20 23.3 23.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 8 9.3 9.3 9.3

4.00 53 61.6 61.6 70.9

5.00 25 29.1 29.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 7 8.1 8.1 8.1

4.00 58 67.4 67.4 75.6

5.00 21 24.4 24.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00013

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 14 16.3 16.3 16.3


(6)

5.00 21 24.4 24.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00014

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 3 3.5 3.5 3.5

4.00 37 43.0 43.0 46.5

5.00 46 53.5 53.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

VAR00015

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 5 5.8 5.8 5.8

4.00 47 54.7 54.7 60.5

5.00 34 39.5 39.5 100.0