Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT.Prudential Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMAMPUAN WIRAUSAHA TERHADAP

PENGEMBANGAN KARIR INDIVIDU PADA

PT. PRUDENTIAL MEDAN

OLEH:

JUNJUNGAN DIONISIUS RICARDO PAKPAHAN 080521180

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Junjungan Dionisius Ricardo Pakpahan. 2. N I M : 080521180.

3. Tempat, tanggal lahir : Medan, 17 Agustus 1987. 4. A g a m a : K a t o l i k.

5. Kebangsaan : Indonesia. 6. S t a t u s : Belum Kawin. 7. Orang tua :

7.1. Ayah : Ir. Togap Wilfried Lodewijk Pakpahan. 7.2. Ibu : Dra. R. M. N. Nainggolan (+).

8. Pendidikan :

8.1. 1992-1993 : Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita USU Medan. 8.2. 1993-1999 : S.D. Santo Antonius V-VI Medan, lulus.

8.3. 1999-2002 : S.M.P. Budi Murni 2 Medan, lulus. 8.4. 2002-2005 : S.M.A. Cahaya Medan, lulus.

8.5. 2005-2008 : Politeknik Negeri Medan Jurusan Administrasi Niaga,

lulus.

8.6. 2008-sekarang : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Manajemen.


(3)

ABSTRAK

Pengangguran bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang patut mendapat perhatian pemerintah. Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk berusaha agar tetap hidup layak di masyarakat.

Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluarnya. Wirausaha adalah orang yang memiliki, mengelola dan melembagakan usahanya. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT Prudential Medan. Wirausaha dalam hal ini adalah semangat yang ada pada agen asuransi PT Prudential Medan yang meliputi Kreatif, Inovatif, dan Berani. Karir dalam dalam hal ini adalah urutan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Sedangkan Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pengembangan Karir (Y) seorang agen asuransi PT Prudential dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal yang ada dalam wirausaha terbagi menjadi 3 komponen, Kreatif (X1 ), Inovatif (X2), dan Berani (X3). Adapun keluarga,

ekonomi, dan sosial budaya termasuk faktor eksternal yang ikut mempengaruhi namun tidak diteliti. Variabel X 1, X2, X3 adalah variabel yang tidak saling

berhubungan, namun secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengembangan Karir. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian adalah agen asuransi PT Prudential Medan. Sampel yang diambil sejumlah 30 orang agen asuransi PT Prudential yang aktif dengan mengunakan metode purposive random sampling sedangkan angket disebarkan dengan pertanyaan tertutup dengan mengunakan skala likert. Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows yaitu model Analisis Regresi Logistik.

Pengaruh Variabel kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir mempunyai hubungan yang erat sebesar 90,50 %. Besarnya R Square sebesar 0,819 artinya kemampuan wirausaha mempengaruhi pengembangan karir sebesar 81,9 %. Variabel independen berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap pengembangan karir. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi untuk inovatif (p = 0,000), untuk kreatif (p = 0,003) dan berani (p = 0,040). Keseluruhan Variabel tersebut lebih kecil dari 0,050.


(4)

ABSTRACT

Unemployment actually is not a choice for someone to be jobless, but caused getting job very hard particularly in big cities. Unemployment is matters pertaining to man power that must be handled by government. The limited field of work make people fine another way to survive well in their community.

Entrepreneurship is one of the ways out of the cases. Entrepreneur is a person who owns, manages and institutionalize their initiatives. Things that influences someone to choose a career as entrepreneur can be found by evaluating his/her personality, particularly his/her own related experience and background to find his/her skills and competence.

The objective of this analytic observasional study was to identify the influence of entrepreneurship on individual’s career development on PT Prudential in Medan. Entreprenurship, in this case is the spirit of the agents of PT Prudential Insurance Medan involving creativity, inovation and braveness. In this case, career is the activity sequence relating to work, behaviour, values, and aspiration of a person as long as his/her life, while career development as a condition that shows there is a raising in someone’s level of career.

Based on that background can be explained that career development (Y) an insurance of PT Prudential is influenced of 2 factors, namely internal and external factor. Internal factor in entrepreneurship is divided in 3 components, creative (X1),

inovative (X2), and brave (X3). While family, economics, and cultural social are the

external factor influences it but they are not researched. Variabel X1, X2, X3 are

unrelated variabel, influence the career development altogether. This is the kind the objective of analytic observasional study. The population of the study is the insurance agents of PT Prudential in Medan. This sample was taken from the 30 active insurance agents by using the method of purposive random sampling while questionnaire was distributed in closed question using Likert Scale. The tabulation and data analysis using software SPSS 17 for windows, Logistics Regression Analysis Model.

Variabel influence of entrepreneur skill on career development has a tight relation namely 90.50 %. R Square 0.819 means that entrepreneur skill influences the career development 81.9 %. Variabel independence influences career development positively and significantly. This can be seen from significance value for innovative (p = 0.000), for creative (p = 0.003) and for brave (p = 0.040). All variabels are less than 0.050.


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus atas segala kasih, berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tidak luput dari kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada ayahanda tercinta Ir. Togap Wilfried Lodewijk Pakpahan sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat, yang telah banyak memberikan motivasi, nasehat, bantuan, kasih sayang, dan terutama doanya yang telah menuntun hidup penulis, dan juga kepada ibunda tercinta Alm. Dra. R. M. Novalina Nainggolan (+) telah menjadi panutan dan berkat bagi penulis.

Selama masa perkuliahaan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenti Sadalia S.E., M.E., selaku Ketua Departemen Manajemen.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen yang selalu mendorong dan memajukan mahasiswa/i

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim M.Sc selaku dosen pembaca nilai pada skripsi ini. 5. Seluruh staff pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

6. Keluarga intiku Grace Patricia Yosephine Pakpahan, Kevin Sebastianus Parlindungan Pakpahan, Abed Vincentius Pakpahan, Nego Lambertus Pakpahan, Edgar Valentinus Pakpahan, Winona Brina Pakpahan, Calista Ariadne Pakpahan, Manota Aryajani Nainggolan, Chika Gabriela Nainggolan, Inka Nainggolan, Intan Miranda Nainggolan, Maraden Naek Nainggolan, Nadila Nainggolan, Nabila Nainggolan, Jessika Nainggolan, Olga Nainggolan, Graciela Nainggolan, Bianca Hasiandra Naipospos, Patrik Sidabutar, Lorenzo Sidabutar, Gilbert Sidabutar, Horas Lambue Parulian Limbong, Crecencia Marstela


(7)

Limbong, Medina Christina Simanjuntak, Desi Natalia Simanjuntak, Franklin Simanjuntak, Frans Holander Simanjuntak, Rumata Anastasia Simanjuntak, 7. Keluarga besarku dari pihak Ayahanda dan Ibunda (Ompung N.H.B.br

Hutabarat, Tulang/Nantulang, Amanguda/Inanguda, Amangboru/Namboru, Uda/Tante, dan sepupu-sepupuku).

8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Manajemen khususnya Apriansyah Nasution, Ina Novita Nasution, Henrik Sihotang,

9. Sahabat-sahabatku Simon Sitepu, Amsal Tarigan, Davin Ginting, Andrika Tarigan Benediktus Sinaga, Marton Silalahi, Julwanri Munthe, Rosahat Simbolon yang telah memberikan dorongan bagi penulis.

10. Pimpinan PT. Prudential Life Assurance Medan, beserta seluruh Manager khususnya Ibu Christina Pakpahan SE., M.BA yang telah membantu penulis dalam pengadaan data dan informasi yang berkaitan dengan penyusunan skripsi ini.

Penulis tidak dapat membalas segala kebaikan yang penulis terima, kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang akan memberikan berkat dan karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Mei 2014. Penulis,

(Junjungan Dionisius Ricardo Pakpahan). NIM : 080521180.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT... ... iii

KATA PENGANTAR... ... v

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN... . 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 12

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 13

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... ... 14

2.1. Kewirausahaan (Entrepreneurship) ... 14

2.2. Karir ... 23

2.2.1 Pengertian Karir ... 23

2.2.2. Pengembangan Karir...25

2.2.3. Manfaat Pengembangan Karir...28

2.3. Penelitian Terdahulu... ... 29

2.4. Kerangka Konseptual... 31

2.5. Hipotesis...35

BAB III. METODE PENELITIAN... ... 36

3.1. Jenis Penelitian ... 36

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3. Batasan Operasional ... 36

3.4. Defenisi Operasional ... 37

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 39

3.6. Populasi dan Sampel ... 39

3.7. Jenis Data ... 41

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 42

3.9.1. Uji Validitas... . 43

3.9.2. Uji Reliabilitas... . 46


(9)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 52

4.1. Gambaran Umur Perusahaan...52

4.1.1. Sejarah Ringkas... 52

4.1.2. Tugas dan Wewenang Perusahaan...54

4.2. Hasil Penelitian ... 56

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 56

4.2.1.1 Analisis Deskritif Responden... ... 56

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel...59

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 67

4.2.2.1.Uji Normalitas... ... 67

4.2.2.2.Uji Multikolinieritas...70

4.2.2.3.Uji Heterokedastisitas... .. 72

4.2.2.4.Uji Autokorelasi... 73

4.2.2.5.Analisis Regresi Linear Berganda... ... 74

4.2.2.6.Pengujian Hipotesis... 77

4.3 Pembahasan ... 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 96

5.1. Kesimpulan ... 96

5.2. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2008-2012... 1

1.2. Perkembangan Produk Unggulan P.T Prudential... 12

2.1. Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan... 19

3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 38

3.2 Instrument Skala Likert... 39

3.3 Uji Validitas Variabel Independen... 44

3.4. Uji Validitas Variabel Dependen... 45

3.5 Reliability Statistics Variabel Independen... 47

3.6 Reliability Statistics Variabel Dependen... 47

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 58

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja... 59

4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Inovatif... 60

4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kreatif... 61

4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Berani... 64

4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengembangan Karir.. 65

4.8 Uji Kolmogorv-Smirnov... 70

4.9 Uji Multikolinieritas... 71

4.10 Hasil Uji Gleijser... 73

4.11 Uji Autokorelasi... 74

4.12 Variables Entered/Removed... 75

4.13 Uji Regresi Linier Tiap Indikator ... 75

4.14 Hasil Uji F... 79

4.15 Hasil Uji t Pada Tiap Indikator... 82

4.16 Hasil Uji t Pada Variabel Kemampuan Wirausaha... 83


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Pengembangan Karir Organisasional ... 26

2.2 Kerangka Konseptual... ... 35

4.1 Histogram... ... 68

4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot... ... 69


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner ... 103 2. Frequency Table... 106 3. Reliability... 110


(13)

ABSTRAK

Pengangguran bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang patut mendapat perhatian pemerintah. Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk berusaha agar tetap hidup layak di masyarakat.

Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluarnya. Wirausaha adalah orang yang memiliki, mengelola dan melembagakan usahanya. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada PT Prudential Medan. Wirausaha dalam hal ini adalah semangat yang ada pada agen asuransi PT Prudential Medan yang meliputi Kreatif, Inovatif, dan Berani. Karir dalam dalam hal ini adalah urutan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Sedangkan Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pengembangan Karir (Y) seorang agen asuransi PT Prudential dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor internal yang ada dalam wirausaha terbagi menjadi 3 komponen, Kreatif (X1 ), Inovatif (X2), dan Berani (X3). Adapun keluarga,

ekonomi, dan sosial budaya termasuk faktor eksternal yang ikut mempengaruhi namun tidak diteliti. Variabel X 1, X2, X3 adalah variabel yang tidak saling

berhubungan, namun secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengembangan Karir. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Populasi penelitian adalah agen asuransi PT Prudential Medan. Sampel yang diambil sejumlah 30 orang agen asuransi PT Prudential yang aktif dengan mengunakan metode purposive random sampling sedangkan angket disebarkan dengan pertanyaan tertutup dengan mengunakan skala likert. Pengolahan dan analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows yaitu model Analisis Regresi Logistik.

Pengaruh Variabel kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir mempunyai hubungan yang erat sebesar 90,50 %. Besarnya R Square sebesar 0,819 artinya kemampuan wirausaha mempengaruhi pengembangan karir sebesar 81,9 %. Variabel independen berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap pengembangan karir. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi untuk inovatif (p = 0,000), untuk kreatif (p = 0,003) dan berani (p = 0,040). Keseluruhan Variabel tersebut lebih kecil dari 0,050.


(14)

ABSTRACT

Unemployment actually is not a choice for someone to be jobless, but caused getting job very hard particularly in big cities. Unemployment is matters pertaining to man power that must be handled by government. The limited field of work make people fine another way to survive well in their community.

Entrepreneurship is one of the ways out of the cases. Entrepreneur is a person who owns, manages and institutionalize their initiatives. Things that influences someone to choose a career as entrepreneur can be found by evaluating his/her personality, particularly his/her own related experience and background to find his/her skills and competence.

The objective of this analytic observasional study was to identify the influence of entrepreneurship on individual’s career development on PT Prudential in Medan. Entreprenurship, in this case is the spirit of the agents of PT Prudential Insurance Medan involving creativity, inovation and braveness. In this case, career is the activity sequence relating to work, behaviour, values, and aspiration of a person as long as his/her life, while career development as a condition that shows there is a raising in someone’s level of career.

Based on that background can be explained that career development (Y) an insurance of PT Prudential is influenced of 2 factors, namely internal and external factor. Internal factor in entrepreneurship is divided in 3 components, creative (X1),

inovative (X2), and brave (X3). While family, economics, and cultural social are the

external factor influences it but they are not researched. Variabel X1, X2, X3 are

unrelated variabel, influence the career development altogether. This is the kind the objective of analytic observasional study. The population of the study is the insurance agents of PT Prudential in Medan. This sample was taken from the 30 active insurance agents by using the method of purposive random sampling while questionnaire was distributed in closed question using Likert Scale. The tabulation and data analysis using software SPSS 17 for windows, Logistics Regression Analysis Model.

Variabel influence of entrepreneur skill on career development has a tight relation namely 90.50 %. R Square 0.819 means that entrepreneur skill influences the career development 81.9 %. Variabel independence influences career development positively and significantly. This can be seen from significance value for innovative (p = 0.000), for creative (p = 0.003) and for brave (p = 0.040). All variabels are less than 0.050.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk diterjang krisis moneter yang berkepanjangan. Krisis moneter yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum mempunyai ketanggguhan dalam perekonomian. Sektor riil yang selama ini menjadi andalan sumber penerimaan negara seolah-olah berhenti, para pelaku ekonomi baik pemerintahan (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan swasta) dan koperasi banyak yang tidak lagi bisa bangkit untuk menjalankan usahanya.

Krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2008 sampai dan dengan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1:

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2008-2012

Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008; Tahun 2009; Tahun 2010; Tahun 2011; Tahun 2012. Bank Indonesia.

NO. TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (%)

1. 2008 6,10

2. 2009 4,50

3. 2010 6,10

4. 2011 6,50


(16)

Dari Tabel 1.1 di atas dapat kita lihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir berfluktuasi. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 6,50 % yang kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi sebesar 6,20 %. Sejak tahun 1996 pendapatan per kapita sebesar US$ 1124,16 menurun hingga US$ 459,23 pada tahun 1998 kemudian naik pada tahun 1999 menjadi US$ 664,74 meningkat terus hingga US$ 3494,60 pada tahun 2011.

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1996 tidak saja melumpuhkan dunia usaha, tetapi juga menggoyahkan sendi-sendi kesejahteraan masyarakat luas. Dunia kerja menjadi kian sempit, sementara masyarakat yang membutuhkan pekerjaan terus meningkat.

Kondisi tersebut menghasilkan banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan karena diberhentikan agar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat ditekan. Sebagian dari pekerja tersebut mungkin saja beralih bekerja ke perusahaan lain atau membuka usaha baru dengan keterampilan yang dimilikinya, namun sebagian dari mereka belum pasti mendapat keuntungan yang sama. Hal ini berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran. Pengangguran yang pada tahun 1997 hanya 4,7%


(17)

naik menjadi 5,4% tahun 1998. Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyebutkan,sekitar 1,4 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor formal, Sementara pada sektor non formal menjadi 57,3 juta orang pada tahun 1998 (Feri Dhanu Setyawan dalam Riyanti, 2003:2).

Adanya pengangguran dalam anggota keluarga berarti masalah bagi anggota keluarga yang lain. Sebab, mereka terpaksa menanggung beban hidup anggota keluarga yang menganggur. Secara luas, ini juga berarti pengangguran yang disebabkan ketiadaan lapangan kerja akhirnya menjadi beban tanggungan masyarakat juga. Pengangguran ini bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota besar.

Masyarakat yang tinggal di perkotaan sering mengharapkan mendapat pekerjaan formal di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta. Namun, justru sektor seperti itulah yang pada masa-masa ini paling merasakan dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Konsekwensinya adalah efisiensi tenaga kerja dengan sedikit menyerap tenaga kerja baru.

Pada tahun 1996 tingkat pengangguran masih 4,9 persen, dua tahun setelah krisis naik menjadi 6,3 persen, lalu naik lagi menjadi 8,1 persen pada tahun 2001. Setahun kemudian angka pengangguran merangkak naik menjadi 9,1 persen yang berarti jumlah penganggur telah lebih dari 10 juta orang atau 9,9 persen dari


(18)

angkatan kerja. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga memperkirakan pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja akan mencapai 102,88 juta orang, termasuk angkatan kerja baru 2,10 juta orang (Sukernas-BPS 2002).

Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk bertahan hidup agar dapat hidup layak. Oleh karena itu untuk menumbuhkan perilaku wirausaha pada masyarakat luas khususnya para pencari kerja akan sangat penting dan strategis bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu, memiliki kejelian dalam menciptakan peluang usaha sendiri yang kreatif dan tetap proaktif mengembangkan usaha tanpa meninggalkan potensi lokal dalam menghadapi pasar global.

Berwirausaha merupakan satu alternatif jalan keluar terbaik. Wirausaha adalah orang yang memiliki dan mengelola serta menjalankan usahanya. Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea man) dan manusia kerja (Man of action) sering dikaitkan orang yang inovatif atau kreatif (Holt, 2000:85). Orang yang mendorong perubahan sangat penting dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Wirausaha adalah orang yang suka mengambil resiko dan mampu mengembangkan kreatifitasnya. Terdapat berbagai macam penggolongan mengenai wirausaha. Gartner (2001 : 268) menggolongkan tipe kewirausahaan berdasarkan bagaimana aktifitas kewirausahaan yang dilaksanakan. Ada 8 tipe, yaitu (1) pelarian terhadap sesuatu yang baru, (2) membuat berbagai


(19)

jaringan (network) dalam transaksinya, (3) transfer keterampilan yang diperoleh dari situasi pekerjaan terdahulu, (4) membeli perusahaan, (5) mengungkit keahlian, (6) mengamalkan pelatihan dan memproduksi produk, (7) mengejar ide yang unik, dan (8) aktifitas bisnis yang berbeda dari pengalaman sebelumnya.

Salah satu bentuk wirausaha yang dapat menjawab permasalahan di atas adalah berusaha sendiri sebagai agen pada PT PRUDENTIAL. Konsep PT PRUDENTIAL merupakan salah satu metode pemasaran dengan membuat jaringan (network). Agen pada PT PRUDENTIAL dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kejelian berimprovisasi untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha asuransi.

Kehidupan dan kegiatan manusia pada hakikatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakikat dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakikat yang

dimaksud di sini adalah suatu sifat yang tidak kekal yang selalu menyertai kehidupan dan kegiatan manusia, baik sebagai pribadi, kelompok atau bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

Tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat

analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang


(20)

dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan tersebut karena di masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadi sesuatu di masa yang akan datang hanya dapat direka-reka semata. Keadaan yang tidak kekal, merupakan sifat alamiah yang mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dahulu secara cepat.

Dengan demikian keadaan tersebut tidak akan pernah memberikan rasa pasti. Karena tidak adanya suatu kepastian, tentu saja akhirnya sampai pada suatu keadaan yang tidak pasti pula. Keadaan yang tidak pasti tersebut dapat berwujud dalam berbagai bentuk dan peristiwa yang biasanya selalu dihindari. Keadaan yang tidak pasti, kemungkinan dapat terjadi baik dalam bentuk atau peristiwa yang belum tentu menimbulkan rasa tidak aman yang lazim disebut “ risiko”, sehingga dapat mengurangi rasa ketidakpastian dari manusia.

Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Untuk mengurangi resiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank


(21)

Atau resiko lainnya,diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko.Perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

Menurut Kasmir (2008 : 292), dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata “assuradeur” yang berarti penanggung dan “geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Perancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti menyakinkan orang.

Selanjutnya dalam bahasa Inggris kata asuransi disebut “Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.

Di Indonesia pengertian Asuransi seperti yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut: Assuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau


(22)

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Pengertian otentik KUHD Pasal 246, ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu sebagai berikut :

1. Penanggung atau investor adalah yang memberikan proteksi. 2. Tertanggung atau insurer adalah si penerima proteksi.

3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian.

4. Kepentingan atau interest yang diasuransikan yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.

Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan resiko. Secara rasional


(23)

para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi resiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga menghadapi resiko cacat atau meninggal.

Usaha peransuransian merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat mengalihkan dan melindungi risiko tersebut. Peransuransian menghimpun dana untuk menutupi risiko yang terjadi, di mana bila nasabah mengalami resiko, ia akan mendapat ganti rugi atau uang pertanggungan jawab atau pembiayaan yang menjadi haknya. Pembiayaan merupakan salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban bagi pihak penanggung kepada tertanggung yang diakibatkan oleh peristiwa yang terjadi. Besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan penanggung kepada tertanggung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain premi yang dibayar nasabah, jangka waktu pembayaran dan umur nasabah.

Dalam perjanjian asuransi, tertanggung dan penanggung mengikat suatu perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi

membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan terlebih dahulu atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.


(24)

Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat -syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang

dipertanggungkan dan

jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko, pihak asuran si akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya. Sekarang ini masyarakat semakin paham mengenai pentingn ya asuransiyang dapat memberikan perlindungan atau suatu yang berharga, sehingg a peluang ini memberikan motivasi bagi pengusaha yang ingin membangun atau m engembangkan usaha di bidang asuransi, di mana pemerintah juga mendukung seperti lembaga keuangan lainnya.

Prudential Life Assurance adalah lembaga asuransi yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa yang menyediakan beberapa jenis produk yang dapat dipilih oleh calon nasabah tetapi produk yang paling banyak dipilih oleh para nasabah biasanya disebut produk unggulan. Produk-produk unggulan dari PT Prudential Life Assurance Medan adalah PRUlink fixed pay, PRUlife, PRUlife for juveniles, PRUmajor medical, PRUaccident plus, PRUprotector plan, PRUmed, PRUlink

assurance account plus, PRUlink investor account, PRUlink syariah

assurance account, PRUlink syariah investor account, PRUhospital care, PRUsave, PRUsave for juveniles, PRUlife protection plus. Prudential selalu berusaha menjaga


(25)

hubungan yang harmonis berkesinambungan dengan para nasabah, melalui penyediaan berbagai produk dan jasa yang menawarkan nilai tambah dari sisi keuangan dan perlindungan.

Prudential Indonesia menutup tahun 2008 dengan total pendapatan premi mencapai Rp 7,02 triliun, atau meningkat sebesar 27,5 % jika dibandingkan dengan tahun 2007. Rasio Risk Based Capital (RBC) perusahaan di akhir tahun 2008 mencapai 206 %, melampaui ketentuan minimum dari Departemen Keuangan sebesar 120 %. Rasio RBC merupakan indikator dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban perusahaan, baik kewajiban saat ini maupun di masa depan. Sebagai salah satu contoh kewajiban yang utama adalah kewajiban membayar klaim kepada para nasabah.

Kinerja dana-dana Prulink pada umumnya tetap memberikan hasil investasi yang baik dan menunjukkan jejak kinerja investasi jangka panjang yang positif terutama pada dana-dana yang diluncurkan di tiga tahun yang lalu. Perlu diingat bahwa dana PRUlink Rupiah Managed Fund plus baru diluncurkan pada September 2008, sementara tiga dana investasi Syariah baru diluncurkan pada September 2007, yang terpenting dalam menilai kinerja investasi adalah melihat tolok ukurnya di jangka panjang, dan bukan melihat kinerja jangka pendek.


(26)

1. Unit Manager. 2. Under Writing. 3. Residence Manager. 4. Bagian Ilustrasi Produk. 5. Bagian Pemulihan Polis. 6. Bagian Perubahan Polis. 7. Bagian Klaim.

8. Bagian Kasir. 9. Bagian Kuitansi. 10. Bagian Penagihan.

Para fund manager dana investasi konvensional di Prudential Asset Management (PAM) Asia yang investasinya dikelola di Singapura serta pengelola dana investasi syariah Prudential Fund Management Berhad (PFMB) di Malaysia terus berupaya memberikan yang terbaik dalam memaksimalkan investasi melalui kondisi ekonomi dunia yang bergejolak. Para fund manager professional di PAM dan PFMB ini, dengan pengetahuan mereka serta rekam jejak yang sangat baik dalam jangka panjang, akan terus mendedikasikan diri demi merealisasikan potensi hasil investasi yang terus membaik dalam jangka panjang.

Tahun 2009 ini juga akan menjadi tahun yang penuh tantangan untuk Indonesia. Ekonomi dunia masih akan berjuang keluar dari resesi. Kepercayaan


(27)

pemodal dunia kepada sektor keuangan dan perbankan kemungkinan belum akan pulih. Namun kami percaya iklim bisnis akan membaik pada waktunya, layaknya terjadi dalam sebuah siklus naik turunnya pasar keuangan dunia. Untuk itu, PT Prudential Life Assurance akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi para nasabahnya. Pada Tabel 1.2 berikut dapat dilihat produk unggulan PT

Prudential.

Tabel 1.2

Perkembangan Produk Unggulan P.T Prudential Sumber: P.T Prudential

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis dan mengevaluasi melalui penyusunan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh

PRUlink 2008 2005-

2008

Sejak Peluncuran PRUlink Rupiah Managed Fund -13.56% 11.35% 14.19% PRUlink Rupiah Managed Fund Plus - - -5.28% PRUlink US Dollar Fixed Income Fund -24.61% -4.64% 3.12% PRUlink Rupiah Equity Fund -50.05% 5.60% 17.08% PRUlink Rupiah Fixed Income Fund 1.04% 10.72% 11.16% PRUlink RupiahCash Fund 6.21% 7.70% 8.79% PRUlink Syariah Rupiah Equity Fund -46.68% - -26.10% PRUlink Syariah Rupiah Managed Fund -23.37% - -9.85% PRUlink Syariah Rupiah Cash & Bond Fund 0.66% - 0.44%


(28)

Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karier Individu Pada PT Prudential Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT PRUDENTIAL. I.3. Tujuan dan Manfaat penelitian

I.3.1. Tujuan penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT PRUDENTIAL.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi PT Prudential untuk terus meningkatkan kualitas agar terciptanya loyalitas konsumen.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang peneliti peroleh dari bangku perkuliahan kemudian memperdalam pengetahuan di bidang manajemen Sumber Daya Manusia agar dapat diimplementasikan kembali dalam manajemen usaha kecil.


(29)

3. Bagi Pihak lain

Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak demikian.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Riyanti, 2003:22) :

“an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”


(31)

Pengusaha mempunyai kriteria kualitas sebagai berikut:

1. Energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan.

2. Memperkenalkan perubahan teknologi dan memperbaiki kualitas produknya.

3. Mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 2001 : 426)

Wirausahawan menggeser sumber daya ekonomi dari

bidang produktifitas yang

lebih rendah ke bidang yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar (Armstrong, 2003 :149).

Gilder dalam The Spirit of Enterprise, menyatakan bahwa:"Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan".

Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal, pengembang peluang dan penghasilan teknologi baru. Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam

uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha.


(32)

Perlu diingat bahwa kewirausahaan itu bukan hanya sekedar cara untuk mendapatkan uang, namun lebih dari itu kewirausahaan juga menciptakan suatu gagasan inovatif, semangat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki visi dalam hidupnya

yang direalisasikan menjadi suatu visi bisnis, seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.

Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain.

Menurut Dalimunthe (2002 : 7) ada delapan ciri-ciri dari seorang entrepreneur yaitu :

1. Mempunyai Visi

Visi secara hakikat merupakan gambaran baik masa depan maupun masa kini, yang menggugah baik logika maupun perasaan. Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi.

2. Perencanaan

Seorang wirausaha dalam mengelola usaha berfokus pada produk dan pasar. Oleh karena itu, agar aktivitas bisnis yang dilakukan sesuai dengan


(33)

tujuan perusahaan dan kondisi keuangan, perusahaan harus memiliki blue print, dengan kata lain pengusaha harus memiliki prioritas dalam usahanya agar dapat mengatasi problem yang protensial.

3. Motivasi

Motivasi mendorong seseorang selalu berusaha menciptakan dan mencari kepuasan baru yang berbeda dengan mengkombinasikan sumber daya yang ada ke dalam konfigurasi yang lebih produktif. Tanpa motivasi seseorang baru menggunakan 20 – 30 % dari kemampuannya, sedangkan adanya motivasi diharapkan kinerja individu mencapai 80 – 90 % dari kemampuan yang dimiliki.

4. Kreatif

Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kreatif dengan perenungan mendalam, agar dapat melakukan penyesuaian berbagai keinginan dan kebutuhan pasar.

5. Peluang

Seorang wirausaha harus dapat melihat, memanfaatkan serta mengimplementasikan peluang, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Peluang atau kesempatan biasanya tidak dapat datang berulang-ulang tapi mungkin hanya sekali saja, sehingga diperlukan


(34)

antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang tersebut. 6. Percaya diri

Percaya diri dapat meraih prestasi yang tinggi dan mengembangkan usaha. Suatu organisasi akan meraih prestasi yang tinggi bila pimpinannya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengambil resiko, dan menerima perubahan yang ada sesuai dengan tujuan perusahaan.

7. Berani mengambil resiko

Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreatifitas yang mengubah ide menjadi realistis dan disertai dengan upaya pencapaiannya. Setiap aktifitas manusia selalu mengandung resiko dengan intensitas yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

8. Adaptasi

Seorang wirausahawan harus mampu membantu organisasinya dalam menangani situasi yang tidak pasti, memiliki kekuatan dan daya tahan dan dapat merespons serta beradaptasi terhadap pengembangan lingkungan yang kompleks.

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi


(35)

terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu

Tabel 2.1

Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan

Sumber: Suryana, 2003:14

berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (1971 dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari kayu menjadi lemari atau furniture.

Nomor Ciri-ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, Individualitas dan optimisme 2 Berorientasi pada tugas dan has

il

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tetap kerja keras, mempunyai dorongan keras, energik dan inisiatif

3 Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6 Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif


(36)

Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Menurut pengertian di atas, yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

Terdapat berbagai macam penggolongan mengenai wirausaha. Winarto (2003), menggolongkan dua kategori aktivitas kewirausahaan. Pertama, berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by opportunity). Kedua, kewirausahaan karena terpaksa, tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan kecuali dengan melakukan kegiatan usaha tertentu. Dengan demikian wirausaha dapat dipandang dari (1) tujuan wirausaha, dan (2) proses berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha berjalan lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia sebagai pendiri, atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui franchising atau, (3) konteks industri dan teknologi, (4) struktur kepemilikan, yaitu pemilik tunggal, kongsi, kelompok. Namun perlu diingat, kewirausahaan itu bukan untuk sekedar menghasilkan uang, tetapi menghasilkan sesuatu yang diperlukan masyarakat yaitu


(37)

gagasan inovatif, semangat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki visi bisnis atau harapan dan mengubahnya menjadi realita bisnis. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan inovasi, dan kemajuan di perekonomian, sehingga wirausaha adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Wirausaha bukan karena memahami yang ada dalam semua kompleksitasnya, tetapi dengan menciptakan situasi baru yang harus dicoba untuk dipahami oleh orang lain. Para wirausahawan berada di dunia yang terakhir menjadi yang pertama, tempat penawaran menciptakan permintaan, tempat keyakinan mendahului pengetahuan.

Kets De Vries (2001 : 268) mengolongkan wirausaha berdasarkan lingkungan mereka berasal, yaitu:

a. Wirausaha craftsmans, berasal dari pekerja kasar dengan pengalaman dalam teknologi rendah, mekanik yang genius dan mempunyai reputasi dalam industri.

b. Wirausaha opportunistic, berasal dari golongan kelas menengah sampai Chief Excecutives.


(38)

formal.

d. Kewirausahaan ditandai dengan keanekaragaman, yaitu adanya pergantian besar pada masyarakat dan perusahaan yang berterminologi wirausaha. Dengan demikian karakteristik khusus wirausaha dapat digolongkan menjadi :

a. Berorientasi pada tindakan: “Mereka melakukan, membetulkannya, mencoba”.

b. Memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dari gagasan sampai aktualisasi.

c. Menjadi pemikir dan pelaku, perencana dan pekerja. d. Terlibat, menerapkan langsung.

e. Dapat mentolerir ambiguitas.

f. Menerima resiko tetapi memahami dan mengelolanya.

g. Mengatasi, bukan menghindari kekeliruan, mereka tidak mengakui mereka dikalahkan.

h. Memandang diri sendiri sebagai seorang yang bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri.

i. Percaya pada penciptaan pasar untuk gagasan mereka, bukan sekedar menanggapi permintaan pasar yang ada.

Keberhasilan seorang wirausaha untuk mengembangkan bisnisnya tergantung pada kecerdasan, imajinasi, dan kekuatan keinginan individu yang


(39)

bersangkutan. Sedikit keberuntungan diperlukan, tetapi dapat diargumentasikan bahwa tidak ada keberuntungan mengubah visi menjadi realita lebih berupa kerja keras, di samping imajinasi dan kemampuan yang mampu merubah karir individu menjadi sukses. (Rachbini, 2001 :100). Kaum entrepereneur (wirausaha) sangat besar artinya bagi kemajuan perekonomian, para wirausaha mempunyai katalisator dan menunjang perkembangan arus investasi sehingga ikut memperkuat pembangunan ekonomi yang tengah berlangsung.

Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan pengembangan sumber daya manusia, meliputi bagaimana orang melakukan aktifitas wirausaha dalam hal ini agen Prudential, tujuan berwirausaha, proses pengambilan keputusan terjun ke Prudential. Di dalam Prudential disebut knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga dapat bertahan dan maju dalam karirnya.

Pilihan menjadi wirausaha lewat Prudential diperlukan sebuah kemampuan dalam hal kreatif, inovatif, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam pengembangan karirnya (Riyanti, 2002). Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha. Kedua, wirausaha yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang muda, walaupun mungkin


(40)

lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 2000 : 271). 2.2. Karir

2.2.1. Pengertian Karir.

Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya. Menurut Simamora (2001:505) karir adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

Pendapat Ekaningrum (2002 : 256), karir tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karir sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Dalil S (2002 : 277) “karir merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk membantu karyawan agar meningkatkan partisipasi di tempat kerja. Sementara itu Glueck (2001:134) menyatakan karir individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan yang dialami seseorang


(41)

selama masa kerjanya, sehingga karir individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan, tapi dari sudut pandang organisasi karir merupakan proses regenerasi tugas yang baru. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:342) “karir (career) adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Orang-orang mengejar karier untuk memenuhi kebutuhan individual secara mendalam. Pada suatu saat, banyak dari kebutuhan tersebut dapat dipenuhi hanya dengan mengenal pada pemberi kerja. Sekarang, perbedaan antara cara individu dan organisasi memandang kariernya berbeda secara signifikan.”

Dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya.

Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan untuk pemenuhan karirnya. Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja,


(42)

sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan

kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal (Wahyudi, 2002:161).

Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002:258), karir digunakan untuk menjelaskan orang-orang pada masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang mempunyai tanggung jawab individu, sehingga dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi dalam individu.

Hal–hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Menurut Sumitro (2001 : 271): Pengalaman, seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan, dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan.

2.2.2 Pengembangan Karir

Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya. Pengembangan karir (career development) meliputi manajemen


(43)

karir (career management) dan perencanaan karir (career planning), sebagaimana dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut:

Individual Institusional

Sumber : Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Gambar 2.1 Pengembangan Karir Organisasional

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pengembangan karir organisasional merupakan hasil-hasil yang muncul dari interaksi antara perencanaan karir individu dengan manajemen karir secara institusional.

Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses di mana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan

rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karir (career management) adalah proses di mana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang (Simamora, 2001:504).

Pengembangan Karir Organisasional


(44)

Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan program-program pengembangan karir (manajemen karir). Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan jenis-jenis karir yang dapat memikat individu untuk

menentukan pilihan karirnya. Keenam jenis orientasi pribadi tersebut adalah : 1. Orientasi realistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.

2. Orientasi investigatif.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman), dari pada yang afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia, dan dosen.


(45)

3. Orientasi sosial.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas antar pribadi dari pada fisik atau intelektual. Beberapa contoh : psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.

4. Orientasi konvensional.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir. 5. Orientasi perusahaan.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.

6. Orientasi artistik.

Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.

2.2.3 Manfaat Pengembangan Karir

Menurut Soeprihanto (2000 : 34), manfaat pengembangan karir yaitu : a. Kenaikan Produktifitas

Kenaikan produktifitas baik kuantitas maupun kualitas tenaga kerja


(46)

sedemikian

rupa produktifitas baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan. b. Kenaikan Modal Kerja

Apabila penyelenggaraan latihan dan pengembangan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan, akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan daya kerja yang meningkat.

c. Pengawasan

Pekerja semakin percaya pada kemampuan dirinya sendiri, dengan disadari kemampuan dan kemauan kerja tersebut para pengawas tidak terlalu dibebani untuk setiap saat mengadakan pengawasan.

d. Menurunnya Tingkat Kesalahan

Selain menurunkan pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut lebih banyak menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.

2.3 Penelitian Terdahulu

2.3.1 Penelitian Ina Novita (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Oriflame Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor MLM Oriflame Medan.


(47)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 52 responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen kemampuan wirausaha (inovatif, kreatif, dan berani) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada distributor Multi Level Marketing Oriflame Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung = 7,676 > t tabel = 2,000. Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan

wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,641 atau 64,10 % artinya hubungan tergolong cukup erat.

Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah, peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada distributor MLM Oriflame Medan sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential Medan.


(48)

2.3.2 Penelitian Rizki Pratiwi (2012) dengan judul “Pengaruh Kemampuan Wirausaha Terhadap Pengembangan Karir Individu Pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode analisis regresi linier berganda. Juga dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas serta uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.00 for Windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 86 responden.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT AWMIT Indonesia Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung = 13,891 > ttabel = 2,120.

Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabel kemampuan wirausaha mampu menjelaskan pengaruh pengembangan karir sebesar 0,697 atau 69,70 % artinya hubungan tergolong cukup erat.

Persamaan yang dimiliki oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menganalisis pengaruh kemampuan wirausaha terhadap


(49)

pengembangan karir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah peneliti terdahulu meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada pada Distributor MLM Syari’ah PT AWMIT Medan Indonesia, sementara penelitian yang saya lakukan adalah meneliti pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential Medan.

2.4. Kerangka Konseptual

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu agen Prudential. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha terhadap karir individu dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan wirausaha digolongkan dalam dua Faktor-faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Kemampuan wirausaha digunakan sebagai acuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengembangan karir individu agen pada suatu perusahaan.

Kemampuan wirausaha sejatinya merupakan kunci utama dalam

hal meraih kesuksesan bersama perusahaan untuk meraih tujuan. Tanpa kemampuan wirausaha banyak orang mengalami kegagalan dalam berbisnis. Seorang yang memutuskan untuk menggeluti bisnis membutuhkan


(50)

skill individu yang ada pada seorang wirausahawan, kemampuan dalam merekrut orang lain dalam artian seorang agen harus mampu meyakinkan calon

nasabah untuk bergabung di dalam perusahaan.

Kemampuan dalam menjual produk

meyakinkan calon nasabah untuk mau bergabung, semua ini haruslah dimiliki oleh seorang agen Asuransi.

Seorang wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi untuk melakukan banyak hal dengan baik dan sukses. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan, biasanya berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam melakukan bisnis (Sumarsono, 2009;125). Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan bisnis menuntut wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha memiliki keinginan untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan. Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas prestasi secara terus-menerus.


(51)

untuk dilaksanakan. Orang-orang yang sudah berhasil diyakinkan sebelumnya

untuk bergabung ke dalam bisnis ini harus terus dibina untuk bisa merekrut orang lain kembali, mereka perlu dimotivasi untuk terus tumbuh dan

berkembang. Dalam hal inilah diperlukan kemampuan memotivasi orang lain di samping seorang wirausaha harus mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa usaha yang dilakukan

akan berhasil.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kemampuan wirausaha adalah kesuksesan berkarir dalam bisnis. Semakin berkembangnya kemampuan wirausaha

yang dimiliki agen, semakin mudah untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai yaitu pengembangan karir individu agen.

Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan dalam pasar tenaga kerja yang berubah.

Berkarir dalam bisnis asuransi tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak, kemampuan dalam berwirausaha sudah sangat memadai, tahap demi tahap bisa dilalui dengan menjual produk sedikit demi sedikit sekaligus merekrut nasabah untuk memperbesar jaringannya, dengan besarnya jaringan


(52)

maka otomatis penawaran premi asuransi akan semakin mudah dan lancar karena akan semakin banyak orang yang menawarkan premi asuransi. Dengan modal yang

sedikit dan usaha kerja keras akhirnya agen bisa mencapai sampai puncak karirnya. Kerangka pemikiran merupakan sintesis hubungan antara variabel yang diteliti serta disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan kualitatif.

Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49). Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari organisasi lain.

Motivasi berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).


(53)

Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh kemampuan wirausaha terhadap pengembangan karir individu seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “kemampuan wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karir individu pada PT Prudential”.

• Kemampuan Wirausaha

o Kreatif (X1) o Inovatif (X2) o Berani (X3)

Pengembangan Karir Individu (Y)


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubung dengan variabel yang lain. Penelitian ini juga bersifat kuantitatif di mana data berbentuk angka yang dikumpulkan dalam penelitian, diolah menggunakan metode statistik.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Prudential Jl. Adam Malik No. 26 Medan. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan Maret 2014.

3.3. Batasan Operasional

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain yaitu:

X1 = Wirausaha Kreatif

X2 = Wirausaha Inovatif


(55)

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu: Y = Pengembangan Karir Individu

3.4. Definisi Operasional

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Kemampuan Wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan agen Prudential yang meliputi kreatif, inovatif, berani mengambil resiko.

a. Kreatif (X1 ) merupakan kemampuan untuk melakukan dengan lebih baik (to

do things better).

b. Inovatif (X2) kemampuan melahirkan ide-ide yang mengabungkan dan

melakukan dengan cara berbeda (doing things differently).

c. Berani (X3) kemampuan menggabungkan proses-proses baru yang belum

pernah dilakukan “orang yang suka mengambil resiko” (risk-taker).

2. Pengembangan karir individu (Y) dalam penelitian ini adalah ada karir atau tidak ada pengembangan karir. Berdasarkan penjelasan definisi operasional variabel Y berskala pengukuran nominal. Pada Tabel 3.1 berikut dapat dilihat defenisi operasionalisasi variabel penelitian.


(56)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala Kemampuan Wirasusaha Suatu aktifitas bisnis atau penjualan yang dilakukan agen Prudential yang meliputi kreatif, inovatif, berani mengambil resiko 1. Kreatif 2. Inovatif 3. Berani 1.1Suka mencoba hal-hal yang baru 1.2 Suka menawarkan

hal-hal yang baru 1.3 Selalu ingin menampilkan hal-hal

yang baru

2.1 Suka mencari hal-hal

yang baru

2.2 Tidak suka terus dengan yang lama

2.3 Senang dengan hasil

penemuan baru 3.1 Tidak gampang berputus asa 3.2 Menerima kegagalan sebagai pengalaman 3.3 Suka mengembangkan diri Likert


(57)

Sumber: Hasibuan (2007) dan Nawawi (2003), diolah (2013).

Berdasarkan penjelasan definisi operasional semua variabel dalam penelitian ini, jenis variabel bebas berskala pengukuran Likert dan untuk variabel terikat berskala pengukuran nominal. Oleh karena itu pada variabel bebas skala pengukuran nominal ada dua kategori untuk metode analisis statistik yang digunakan adalah regresi logistic.

Pengembangan Karir Suatu rangkaian yang dicapai seseorang dalam kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi 1. Sikap 2. Nilai 3. Perilaku 4. Motivasi 1.1Hormat 1.2Sopan 1.3Tegas 2.1 Cepat melaksanakan tugas 2.2 Bagus melaksanakan tugas 2.3 Rapi melaksanakan tugas

3.1 Bertanggung jawab

3.2 Jujur 3.3 Terbuka 4.1 Selalu tepat waktu

4.2 Bekerja dengan gigih

4.3 Ingin menjadi yang

terbaik


(58)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Sumber : Sugiono (2005) 3.6. Populasi Dan sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah agen yang telah bergabung secara aktif pada PT Prudential di Medan.

No. Pertanyaan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2


(59)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut:

N n =

1 + N.e 2

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan yaitu 10 % atau 0,1

Populasi (N) berjumlah 110 orang, sehingga jumlah sampel adalah : 110

n =

1 + 110 (0,1)2 n = 53 orang.

Teknik pengambilan sampling menggunakan non probability sampling yaitu metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono, 2005:78).

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data primer


(60)

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.

b. Studi Pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari informasi serta data yang diperoleh dari buku, jurnal, dan situs internet yang dapat menjadi referensi.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Kriteria yang dinilai pada observasi ini adalah


(61)

agen Prudential yang sudah lebih dari 5 tahun bekerja pada PT. Prudential Medan.

3.9. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji apakah data yang telah diperoleh merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat kuesioner tersebut. Jumlah sampel untuk Uji validitas dan Uji Reliabilitas bisa dipakai sebagai uji coba validitas minimal 30 orang responden yaitu para agen Prudential yang berada di Jalan Adam Malik Nomor 26 Medan, lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 17.0. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Instrumen yang valid dan realibel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan variabel. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan realibel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain.


(62)

Penulis mengajukan kuesioner yang berisi sepuluh pertanyaan yang menyangkut variabel independen yaitu inovatif (X1), kreatif (X2) dan berani (X3) serta

lima pertanyaan yang menyangkut variabel independen yaitu pengembangan karir (Y), yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan pada Tabel 3.4. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

3.9.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Adapun syarat sebuah instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2008:115), yaitu:

a. Korelasi tiap faktor positif

b. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0.361

Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah: 1. Jika r hitung > r tabel, pernyataan tersebut dinyatakan valid.


(63)

Berdasarkan jumlah sampel 30 pada tingkat signifikansi 5 % (0,05), df = n-2 (30-2=28), nilai r table untuk df = 28 adalah 0,361. Sedangkan nilai r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Instrumen penelitian memiliki validitas konstruksi yang baik apabila telah memenuhi persyaratan di atas. Apabila terdapat variabel yang datanya tidak valid, berarti data variabel tersebut harus dibuang, kemudian dilakukan pengujian kembali hingga semua data variabel valid.

Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan data dari 30 responden. Tabel 3.3

Uji Validitas Variabel Independen

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,947 0,361 Valid

2 P2 0,715 0,361 Valid

3 P3 0,722 0,361 Valid

4 P4 0,626 0,361 Valid

5 P5 0,872 0,361 Valid

6 P6 0,790 0,361 Valid

7 P7 0,873 0,361 Valid

8 P8 0,757 0,361 Valid

9 P9 0,906 0,361 Valid

10 P10 0,778 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Pada Tabel 3.3 dapat dilihat seluruh pernyataan telah valid, yaitu Corrected Item-Total Correlation (R hitung) seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan


(64)

Kuesioner yang diberikan terdiri dari 10 butir pertanyaan pada variabel independen, yaitu :

1) Pada variabel independen: P1- P3 = Inovatif (X1)

P4 – P9 = Kreatif (X2)

P10 - P11 = Berani (X3)

Sementara pada Tabel 3.4 dapat dilihat hasil uji validitas variabel independen Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Dependen

No0, Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Karir 1 0,587 0,361 Valid

2 Karir 2 0,875 0,361 Valid

3 Karir 3 0,941 0,361 Valid

4 Karir 4 0,868 0,361 Valid

5 Karir 5 0,702 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Pada Uji validitas ini nilai derajat bebasnya adalah 30, Data minimal yang dibutuhkan adalah n = 30 responden sehingga diperoleh (df = n -2) variabel independen (30-2= 28) ; 0,05 = 0,361

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid

2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid

Dari Tabel 3.4 dapat dilihat seluruh pernyataan telah valid, yaitu Corrected Item-Total Correlation (R hitung) seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan


(65)

0,361. Dengan demikian, kuesioner penelitian dikatakan valid, sehingga dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel, pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < r tabel, pernyataan tidak reliabel.

Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179), butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha (Koefisien Alpha) > 0,60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha (Koefisien Alpha) > 0,80


(66)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 170,0 for windows.

Pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha (Koefisien Alpha) tersebut.

Tabel 3.5

Reliability Statistiscs Variabel Independen Cronbach’s Alpha N of Items

0,952 10

Sumber : Data Primer diolah, (2013).

Tabel 3.6

Reliability Statistiscs Variabel Dependen Cronbach’s Alpha N of Items

0,919 5

Sumber : Data Primer diolah, (2013).

Pada 10 pertanyaan mengenai kemampuan wirausaha dengan tingkat signifikansi 5 % diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,952. Ini berarti 0,952 > 0,60 dan 0,952 > 0,80, Pada 5 pertanyaan mengenai pengembangan karir 0,919 dengan tingkat signifikansi 5 % diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,05 ini berarti 0,919 > 0,60 dan 0,919 > 0,80, sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrument penelitian ini.

3.10 Teknik Analisis


(1)

kreatif1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 10.0 10.0 10.0

TS 11 36.7 36.7 46.7

KS 7 23.3 23.3 70.0

S 8 26.7 26.7 96.7

SS 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

kreatif2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 1 3.3 3.3 3.3

KS 14 46.7 46.7 50.0

S 13 43.3 43.3 93.3

SS 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

kreatif3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 1 3.3 3.3 3.3

KS 15 50.0 50.0 53.3

S 13 43.3 43.3 96.7

SS 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

kreatif4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 5 16.7 16.7 16.7

TS 4 13.3 13.3 30.0

KS 14 46.7 46.7 76.7

S 7 23.3 23.3 100.0


(2)

kreatif5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 4 13.3 13.3 13.3

TS 14 46.7 46.7 60.0

KS 11 36.7 36.7 96.7

S 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

berani1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 3.3 3.3 3.3

KS 8 26.7 26.7 30.0

S 13 43.3 43.3 73.3

SS 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

berani2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 2 6.7 6.7 6.7

KS 7 23.3 23.3 30.0

S 14 46.7 46.7 76.7

SS 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

karir1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 3.3 3.3 3.3

TS 2 6.7 6.7 10.0

KS 8 26.7 26.7 36.7

S 18 60.0 60.0 96.7

SS 1 3.3 3.3 100.0


(3)

karir2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 3.3 3.3 3.3

TS 2 6.7 6.7 10.0

KS 10 33.3 33.3 43.3

S 15 50.0 50.0 93.3

SS 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

karir3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 2 6.7 6.7 6.7

KS 11 36.7 36.7 43.3

S 15 50.0 50.0 93.3

SS 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

karir4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 1 3.3 3.3 3.3

KS 9 30.0 30.0 33.3

S 19 63.3 63.3 96.7

SS 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

karir5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 3.3 3.3 3.3

TS 4 13.3 13.3 16.7

KS 9 30.0 30.0 46.7

S 14 46.7 46.7 93.3

SS 2 6.7 6.7 100.0


(4)

Lampiran 3

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.952 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 3.40 1.037 30

P2 3.47 1.167 30

P3 3.63 1.033 30

P4 3.23 1.165 30

P5 3.43 1.135 30

P6 3.40 1.163 30

P7 3.57 1.073 30

P8 3.60 1.133 30

P9 3.47 .973 30


(5)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 31.13 67.154 .947 .941

P2 31.07 69.099 .715 .951

P3 30.90 70.714 .722 .950

P4 31.30 70.700 .626 .954

P5 31.10 66.852 .872 .943

P6 31.13 67.844 .790 .947

P7 30.97 67.757 .873 .944

P8 30.93 68.823 .757 .949

P9 31.07 68.754 .906 .943

P10 31.20 68.993 .778 .948

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

34.53 84.326 9.183 10

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items


(6)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

karir1 3.73 .980 30

karir2 3.47 1.106 30

karir3 3.50 1.009 30

karir4 3.63 1.098 30

karir5 3.60 1.070 30

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

karir1 14.20 15.476 .587 .938

karir2 14.47 12.809 .875 .883

karir3 14.43 13.082 .941 .871

karir4 14.30 12.907 .868 .884

karir5 14.33 14.161 .702 .918

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items