BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan pustaka - Deskripsi Makna Simbol Diagram Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 八卦在棉兰华裔社区的功用 (Bāguà Zài Mián Lán Huáyi Shèqū De Gōngyòng )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan penelitian ini.
Vincent Koh dalam bukunya Yi jing Wisdom Revealed (2011) menjelaskan tentang pengertian yi jing dan cara menggunakan ba gua pada ramalan etnis Tionghoa. Buku ini sangat membantu penulis dalam memahami ba gua karna banyak memberi penjelasan dan penjabaran tentang yi jing dan ba gua sebagai bahan dalam penelitian.
Skripsi Yoan Geby Angela Depari Sembiring yang berjudul Bentuk,
Fungsi, dan Makna Feng Shui Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan (2013),
menjelaskan tentang makna feng shui pada peletakkan barang-barang dalam rumah dan fungsi feng shui dalam mengaturnya dan penggunaan ba gua feng shui dalam menerapkannya. Skripsi ini juga memuat sejarah ba gua dan perkembangannya sampai sekarang serta penggunaan ba gua pada feng shui.
Skripsi ini sangat membantu penulis dalam menganalisis mengenai ba gua dan feng shui.
Skripsi Natalinda br Nainggolan yang berjudul Nilai Moral dalam
Pergerakan Dasar Tai Ji Quan (2013), menjelaskan mengenai arti dan pergerakan
tai ji quan dalam kesehatan dan keseimbangan pergerakan tai ji quan dalam
kesehatan dan nilai moralnya. Skripsi ini juga sedikit memuat sejarah ba gua dan hubungannya dengan tai ji quan. Skripsi ini membantu penulis dalam mempelajari mengenai tai ji quan dalam ba gua.
Pada jurnal Sugiri Kustedja dkk, Kosmologi Media Interpretasi pada
Arsitektur Tionghoa Tradisional (2012), sangat bermanfaat dan membantu penulis
dalam mengkaji mengenai makna simbol ba gua, karena dalam jurnal ini penulis sendiri banyak membahas mengenai sejarah diagram ba gua, pengertiannya dan hubungannya dengan feng shui. Jurnal ini juga memuat tentang makna diagram ba karena penulis meneliti tentang arsitektur bangunan tionghoa yang mana
gua sangat erat kaitannya dengan feng shui dan simbol ba gua dalam meramal.
He Jinghan dalam bukunya Ba gua Daoyin (2002), menjelaskan tentang asal usul ba gua , fungsi , makna dan penggunaanya dalam olahraga. Buku ini juga membantu penulis dalam memahami ba gua dan hubungannya dengan olahraga.
2.2 Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi 2000:14).
Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588) adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep-konsep yang akan di bahas dalam penelitian atau proposal ini adalah :
2.2.1 Deskripsi
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description yang artinya melukiskan dengan bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258) menyatakan; “ deskripsi adalah pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.”
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan deskripsi ini agar seolah-olah pembaca “melihat” hal yang dilihatnya, dapat mendengar apa yang didengarnya, dapat mencium bau hal yang diciumnya, dapat mencicipi sesuatu yang dimakannya, dapat merasakan hal yang dirasakannya sehingga pembaca memiliki kesimpulan yang sama dengan penulis.
2.2.2 Makna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:703), makna yaitu : 1.
Arti atau maksud 2. Pengertian yang diberikan kepada benda kebahasaan 3. Denotasi makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan wujud diluar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses dan kegiatan.
2.2.3 Simbol
Secara etimologis simbol berasal dari kata Yunani sumballo (sumballein) yang berarti tanda atau ciri untuk memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.
Spradley (2007: 134) dalam wawancara etnografisnya, menyebutkan simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu. Sementara itu Victori Turner (dalam Winangun, 2000: 18) menyebutkan bahwa :
“... simbol adalah sesuatu yang dianggap dengan persetujuan bersama, sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah atau mewakili atau mengingatkan kembali dengan memiliki kualitas yang sama atau dengan membayangkan dalam kenyataan atau pikiran”.
Meneliti mengenai makna simbol ba gua tidak lepas dari makna simbol di dalamnya, karena simbol merupakan suatu perwujutan atau perwakilan dari suatu benda yang mewakilinya. Simbol ba gua merupakan suatu simbol yang mewujudkan suatu makna. Mempelajari diagram ba gua sama dengan mempelajari simbol sebagai penandanya.
Simbol juga dapat menggambarkan suatu makna dari suatu benda tanpa harus membawa benda tersebut. Melalui simbol kita dapat mempelajari banyak hal mengenai suatu budaya atau mitos, karena budaya sangat erat hubungannya dengan simbol.
2.2.4 Simbol Ba Gua
Ba gua adalah delapan diagram atau simbol yang merupakan dasar sistem
dan falsafat Tiongkok kuno. Dilihat dari asal katanya "Ba ( 八 )" berarti delapan, sedangkan "Gua (卦)" adalah trigram tiga garis. Setiap Gua terdiri dari tiga simbol Yao. Simbol Yao melukiskan bentuk yin atau yang. Menurut sejarah, yang pertama memperkenalkan ba gua adalah Kaisar Fu Shi ± 2800 SM.
Menurut kosmogoni Tiongkok kuno, untuk menggambarkan keempat musim yang membentuk yin dan yang, digunakan garis utuh dan garis bersela.
Kombinasi dari empat garis utuh dan garis bersela merupakan lambang darin tanah rendah. Di bagian tengah dari suatu ba gua terdapat bagan yang melambangkan asas
Simbol ba gua juga merupakan penggambaran dari alam semesta yang di gambarkan atau di simbolkan melalui sembilan bidang yang membentuk bidang oktagon persegi delapan. Ahli feng shui Tiongkok menggunakan ba gua untuk mempredikselapan simbol trigram melambangkan delapan area hidup yang meliputn hubungan jodoh.
Awalnya ba gua yang di buat oleh kaisar Fu Xi masih berbentuk penjelasan berupa gambar, disebabkan belum di kenalnya huruf. Seribu tahun mengkaji dan mempelajari kembali diagram ba gua yang di buat oleh kaisar Fu Xi. Wen Wang menjabarkan dari delapan diagram ba gua menjadi 64 ba gua dengan menjabarkannya dan menambahkannya ke dalam setiap unsur dalam kehidupan.
Setelah itu, seorang cendikiawan bernama Kong Hu Chu menggabungkan unsur budi pekerti ke dalamnya, yang kemudian di gunakan dalam tuntunan hidup oleh masyarakat Tionghoa.
Sebelum digunakan sebagai alat meramal nasib dan digunakan sebagai pedoman hidup, simbol ba gua digunakan oleh kaisar Fu Xi sebagai meramal cuaca dalam pertanian dan berburu. Disebabkan banyaknya yang ingin meramal oleh kaisar Fu Xi, maka Fu Xi membuat simbol ba gua kedalam bentuk oktagon persegi delapan dengan Yin Yang di tengahnya.
2.2.5 Landasan Teori
Teori adalah landasan dasar keilmuan yang berfungsi untuk menganalisis berbagai fenomena. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu (Soekanto 2001:30). Untuk mengkaji makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan, penulis menggunakan teori semiotik dan teori deskripsi yang dianggap mampu mengkaji mengenai makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan.
2.2.4.1 Teori Semiotik
Istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti tanda. Semiotik juga dapat menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan lambang, penggunaan lambang, makna pesan dan cara penyampaiannya.
Dalam membahas makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa digunakan teori semiotik menurut C.S Pierce, yang dimana Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).
Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Baik semiotik atau semiologi sering digunakan bersama-sama, tergantung dimana istilah itu populer (Endaswara,2008:64).
Dalam penelitian ini teori semiotik digunakan untuk menganalisis bagaimana masyarakat Tionghoa yang menjadi objek penelitian memaknai simbol
ba gua di dalam kehidupan, serta menerapkan simbol ba gua tersebut di dalam
kehidupannya.2.2.4.2 Teori Deskripsi
Dalam membahas deskripsi simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa digunakan teori deskripsi yang mana diharapkan mampu untuk membantu peneliti dalam menjawab mengenai deskripsi simbol ba gua.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Teori deskriptif adalah teori yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek dengan jelas berdasarkan kebenaran dengan mengandalkan ingatan dari peneliti terhadap apa yang telah peneliti baca, lihat, pahami, dan peneliti alama mengenai objek yang akan dikaji. Dalam mengkaji dan menjawab rumusan masalah penelitian mengenai deskripsi makna simbol ba gua, teori deskripsi disini digunakan untuk membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Dimana teori ini diharapkan dapat mampu membantu peneliti dalam menjawab semua rumusan masalah mengenai deskripsi
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembanganya, teori penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, teori penelitian deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi tetapi menyangkut peristiwa- peristiwa mengenai objek yang saat sekarang terjadi, seperti makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Dalam teori penelitian deskriptif, seperti dalam meneliti simbol ba gua peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dalam penelitian yang berkaitan dengan mendeskripsikan objek penelitian dan juga variabel-variabel yang berhubungan dengan objek.