Deskripsi Makna Simbol Diagram Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 八卦在棉兰华裔社区的功用 (Bāguà Zài Mián Lán Huáyi Shèqū De Gōngyòng )

(1)

DESKRIPSI MAKNA SIMBOL DIAGRAM BA GUA PADA

MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA MEDAN

八卦在棉兰华裔社区的功用

(Bāgu

à zài mián lán huáyi shèq

ū

de gōngy

òng )

SKRIPSI

OLEH :

ADE DANU SUBRATA

NIM : 100710041

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CHINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DESKRIPSI MAKNA SIMBOL DIAGRAM BA GUA PADA

MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA MEDAN

八卦在棉兰华裔社区的功用

(Bāgu

à zài mián lán huáyi shèq

ū

de gōngy

òng )

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh :

ADE DANU SUBRATA NIM: 100710041

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra.Ratna, M.S Vivi Adryani N.st,S.S. MTCSOL NIP:19540809 198403 2 001


(3)

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara MEDAN

Program Studi Sastra Cina Ketua

Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A NIP. 19630109 198803 2 001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Medan, Februari 2015

Penulis


(5)

ABSTRACT

The title of the paper is “Deskripsi Makna Simbol Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan”. In this paper, the writer hope to description, meaning, and application of used symbol Ba Gua. The methodology of this paper is Qualitative Descripitive, where it focusing to the description, application, and meaning of symbol Ba Gua for poeple used it. The teory of this paper is semiotic and description. The description of this paper is about meaning of Ba Gua and the elements in symbol of Ba Gua. The application is when chinese community using of symbol Ba Gua in thier life. The purpose of the research in this paper is refers to how chinese community in Medan used and application of symbol Ba Gua in thier life. The result of this paper is The Chinese community in Medan city in particular are expected to be knowledgeable about the meaning and usage of symbols Ba Gua where symbol Ba Gua is the hallmark of building their home.


(6)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah "Deskripsi Makna simbol Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan". Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan mengenai deskripsi, makna, dan penerapan simbol Ba Gua. Metodologi dari makalah ini adalah Deskriptif kualitatif, yang mana berfokus untuk deskripsikan, makna dan penerapan simbol Ba Gua bagi masyarakat Tionghoa. Teory dari penelitian ini adalah teori semiotik dan deskripsi. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi dari simbol Ba Gua dan juga pengguaan simbol Ba Gua oleh masyarakat Tionghoa dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah merujuk kepada bagaimana masyarakat Tionghoa di Medan menggunakan simbol Ba Gua dalam kehidupan mereka. Hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat Tionghoa khususnya di Kota Medan mengetahui mengenai makna dan penggunaan simbol Ba Gua yang mana simbol Ba Gua ini merupakan ciri khas dari bangunan rumah mereka.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah Subhana Wataala atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul “Deskripsi Makna Simbol Ba Gua pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Budaya, Sepanjang penyusunan skripsi tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, materi, waktu, bimbingan dan doa kepada penulis. Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Jurusan Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Skretaris Jurusan Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ratna, M.S, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberi nasehat dan juga meluangkan waktunya untuk membimbing saya dalam penulisan ini.

5. Bapak Peng Pai, M.A, dan laoshi Vivi Adryani Nst,S.S MTCSOL selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan


(8)

banyak masukan, kritikan, dan semangat kepada saya selama menulis skripsi Mandarin.

6. Kepada orang tua saya bapak Muliady yang telah banyak memberi motivasi dan juga biaya selama saya kuliah dan juga ibu saya Sumiaty yang telah bersusah paya menemani saya daftar kuliah dan memberikan perhatiannya kepada saya. Untuk adik-adik saya Aan Youlanda, Astri Muliaty, Ahmad Fauzi, dan Aditya Aulia Rahman yang telah memberikan semangat dan bercandanya slama saya mengerjakan skripsi saya.

7. Kepada sahabat-sahabat terbaik saya, Rotua Yati siagian,S.S, Paska Apriani sigalingging,S.S dan Zuraida Yamin,S.S yang selalu mendukung, memberikan semangat dan berbagi canda tawa.

8. Kepada teman-teman stambuk 2010: Jessica, Jems, Jhoy, Mangiring, Bernard, kakanda Dedy, kakanda Reny, kakanda Lasma, Amel, Graciella, Anastasia, Angelika dan teman-teman lainnya yang juga berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

9. Kepada seluruh adik-adik stambuk 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang disajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.

Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini saya sampaikan,


(9)

semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………….………... i

KATA PENGANTAR ………..………….. ii

DAFTAR ISI ………... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang …..………... 1

1.2Batasan Masalah ……..………... 6

1.3Rumusan Masalah ………..………..……. 7

1.4Tujuan Penelitian …………..………..…. 7

1.5Manfaat Penelitian ……..………... 7

1.5.1Manfaat Teoritis ………..………..………. 7

1.5.2Manfaat Praktis …………..………..……. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ....………..………..…. 9

2.2 Konsep ....……….... 11

2.2.1 Deskripsi ………... 11

2.2.2 Makna ………... 12


(11)

2.2.4 Simbol Ba Gua ... 13

2.3 Landasan Teori ………..…. 14

2.3.1 Teori semiotik ... 15

2.3.2 Teori Deskripsi ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif ………... 18

3.2 Data dan Sumber Data ....………... 19

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………... 20

3.3.1 Studi Kepustakaan (Library Research) ……….….. 20

3.3.2 Observasi ...……….….. 21

3.3.3 Wawancara ...……….……….…. 21

3.4 Lokasi Penelitian ...……….……….…. 21

3.5 Teknik Pengolahan Data ………...………..…. 24

3.6 Teknik Analisis Data ……….………….…. 24

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Masyarakat Tionghoa ………...………..……….. 25


(12)

4.2 Ba Gua ………..…………...28

4.2.1 Sejarah Perkembangan Ba Gua ………..……...…. 29

4.2.3 Hubungan Ba Gua dengan Elemen Lain ... 50

BAB V PEMBAHASAN dan Hasil

5.1 Deskripsi Simbol Ba Gua pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan ...…...…………...… 54

5.2 Penerapan Makna Simbol Ba Gua pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan …... 67

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ………..……… 74

6.2 Saran ………..………. 75

DAFTAR PUSTAKA ………..…………. 76

DATA INFORMAN


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ...2

Gambar 1.2 ...3

Gambar 1.3 ...5

Gambar 1.4 ...6

Gambar 3.1 ...23

Gambar 4.1 ...30

Gambar 4.2 ...30

Gambar 4.3 ...32

Gambar 4.4 ...33

Gambar 4.5 ...34

Gambar 4.6 ...35

Gambar 4.7 ...35

Gambar 4.8 ...51

Gambar 5.1 ...53


(14)

Gambar 5.3 ...56

Gambar 5.4 ...57

Gambar 5.5 ...58

Gambar 5.6 ...59

Gambar 5.7 ...60

Gambar 5.8 ... 61

Gambar 5.9 ... 61

Gambar 5.10 ... 63

Gambar 5.11 ... 64

Gambar 5.12 ... 65

Gambar 5.13 ... 66

Gambar 5.14 ... 68


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ………...… 22

Table 4.1 ………...… 36


(16)

ABSTRACT

The title of the paper is “Deskripsi Makna Simbol Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan”. In this paper, the writer hope to description, meaning, and application of used symbol Ba Gua. The methodology of this paper is Qualitative Descripitive, where it focusing to the description, application, and meaning of symbol Ba Gua for poeple used it. The teory of this paper is semiotic and description. The description of this paper is about meaning of Ba Gua and the elements in symbol of Ba Gua. The application is when chinese community using of symbol Ba Gua in thier life. The purpose of the research in this paper is refers to how chinese community in Medan used and application of symbol Ba Gua in thier life. The result of this paper is The Chinese community in Medan city in particular are expected to be knowledgeable about the meaning and usage of symbols Ba Gua where symbol Ba Gua is the hallmark of building their home.


(17)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah "Deskripsi Makna simbol Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan". Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan mengenai deskripsi, makna, dan penerapan simbol Ba Gua. Metodologi dari makalah ini adalah Deskriptif kualitatif, yang mana berfokus untuk deskripsikan, makna dan penerapan simbol Ba Gua bagi masyarakat Tionghoa. Teory dari penelitian ini adalah teori semiotik dan deskripsi. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi dari simbol Ba Gua dan juga pengguaan simbol Ba Gua oleh masyarakat Tionghoa dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah merujuk kepada bagaimana masyarakat Tionghoa di Medan menggunakan simbol Ba Gua dalam kehidupan mereka. Hasil dari penelitian ini diharapkan masyarakat Tionghoa khususnya di Kota Medan mengetahui mengenai makna dan penggunaan simbol Ba Gua yang mana simbol Ba Gua ini merupakan ciri khas dari bangunan rumah mereka.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari pengertian akan peristiwa masa depan melalui individu-individu atau kelompok-kelompok manusia yang dianggap memiliki bakat meramal. Jadi, meramal merupakan prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang atau kejadian masa lampau.

Salah satu ramalan yang cukup populer di Tiongkok adalah yi jing. Hal ini sesuai dengan pendapat Vincen Koh dalam bukunya yang berjudul Yi Jing Wisdom Revealed (2011) menyatakan bahwa “yi jing adalah seni meramal Cina kuno”. Seperti yang telah disebutkan, yi jing berisi tentang seni meramal Tiongkok kuno yang digunakan sebagai subjek utama dalam studi metafisika Tiongkok dan merupakan dasar untuk bidang-bidang studi Tiongkok lainnya seperti wu chi, tai chi, yin yang, wu xing, dan ba gua. Kitab ini telah berkembang lebih dari 4900 tahun yang lalu.

Vincent Koh dalam bukunya I Ching Wisdom Revealed (2011) dalam bukunya menjelaskan bahwa, Yi Jing awalnya ditemukan oleh kaisar raja Fu Xi (2953 SM - 2838 SM) karena pengamatannya yang baik terhadap segala


(19)

perubahan alam dan bentuk-bentuk kehidupan termasuk setiap gerakan tubuh, menyimpulkan bahwa semua pergerakan atau perubahan di alam semesta dengan segala isinya berubah mengikuti hukum kehidupan ( hukum alam atau li ).

Gambar 1.1 Yi Jing

Sumber :

Simbol ba gua merupakan salah satu bidang studi yang terdapat dalam kitab yi jing. Pengertian simbol ba gua sendiri memiliki banyak arti, diantaranya di artikan sebagai simbol yang berbentuk oktagon persegi delapan dengan simbol yin yang pada bagian tengahnya yang mewakili alam semesta dan isinya. Ada juga yang mengartikan simbol ba gua sebagai simbol penangkal hal buruk dan baik yang akan masuk dalam rumah, namun pengertian ini sudah memiliki pergeseran makna yang tidak lagi sesuai dengan sejarah awal simbol ba gua yang pada awalnya diciptakan kaisar Fu Xi untuk meramal cuaca bagi para petani dalam masa bercocok tanam dan menentukan musim yang baik dalam bercocok tanam. Dengan banyaknya permintaan untuk meramal mengenai musim dan cuaca, kemudian kaisar Fu Xi mengajarkan cara meramal kepada masayarakat dan membuat simbol ba gua kedalam simbol berbentuk oktagon persegi delapan


(20)

dengan simbol yin yang pada bagian tengahnya sebagai pusat dari alam semesta. Setiap garis pada bagian samping simbol ba gua melambangkan sungai, danau, laut dll. Seperti pada gambar berikut

Gambar 1.2 Ba gua Tai Ji(Yin Yang)

Sumber:

Dengan seiring perkembangan zaman simbol ba gua kemudian mendapat tambahan menjadi 64 bagian dengan menambahkan unsur kehidupan dan alam semesta didalamnya, 64 diagram ba gua digabungkan dengan nilai budi pekerti oleh Kong Hu Chu dan mulai diajarkan kepada masyarakat untuk menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Simbol ba gua sekarang tidak lagi dimaknai dan digunakan seperti zaman dahulu. Pada sekarang masyarakat Tionghoa lebih memaknai sebagai sebuah simbol sebagai pengusir roh jahat. Dinegara Tiongkok sendiri masyarakat disana lebih mengetahui simbol ba gua sebagai ramalan gossip mengenai nasib seseorang yang belum tentu kebenarannya, karena simbol ba gua digunakan sebagai ramalan. Akan tetapi, masih ada sebagian masyarakat atau komunitas dan institusi filsafat Tiongkok kuno yang masih mempelajarinya dan mengajarkannya


(21)

kepada murid atau mahasiswa dalam bidang metafisika kuno dan juga dalam ilmu perbintangan kuno.

Di Negara Indonesia sendiri khususnya di kota Medan, masyarakat Tionghoa sudah tidak lagi mengetahui mengenai makna awal simbol ba gua dan tidak lagi menggunakan sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Di kota Medan sendiri masyarakat Tionghoa banyak bermukim diperumahan khusus mereka atau pun di pusat kota dan juga didaerah-daerah yang membaur dengan masyarakat asli daerah tersebut. Seperti, masyarakat Tionghoa yang bermukin didaerah kecamatan Medan Area khususnya dikelurahan Sukaramai II tepatnya di sekitar wilayah Jl Asia. Di daerah ini masyarakat Tionghoa banyak bermukin dan menjadi mayoritas karena jumlah mereka lebih banyak dibandingakan dengan masyarakat asli daerah tersebut.

Masyarakat di sekitar Jl Asia ini sudah tidak lagi berprofesi sebagai petani atau pun pemburu yang menggunakan simbol ba gua sebagai pedoman dalam bercocok taman. Mereka kini lebih banyak berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha yang sudah tidak lagi menggunakan diagram ba gua sebagai penentu cuaca. Mereka lebih cenderung menggunakan simbol ba gua sebagai suatu simbol untuk menyeimbangkan unsur baik dan buruk dalam ruangan, untuk mengusir roh jahat atau unsur jahat yang akan masuk dalam bangunan rumah atau toko mereka dan juga untuk mendatangkan unsur baik dan rezeki yang mereka tempatkan dipintu masuk bangunan toko atau rumah. Seperti gambar berikut :


(22)

Gambar 1.3 Ba gua cermin

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Medan, 15 Desember 2015 Didaerah ini juga terdapat bangunan vihara, kelenteng dan rumah ibadah Tionghoa yang masih menggunakan simbol ba gua dalam arsitekturnya. Akan tetapi masyarakat Tionghoa didaerah ini lebih banyak tidak mengetahui makna simbol ba gua dan kurang ingin mempelajarinya karena rumit dan susah. Dengan seiring zaman modern dan masuknya budaya lain, membuat kaum muda masyarakat Tionghoa kurang ingin mempelajarinya mengenai simbol-simbol kebudayaan mereka khususnya simbol ba gua dan juga maknanya. Mereka juga tidak lagi menggunakanya dalam pedoman dalam menjalani kehidupan. Seperti contoh berikut :


(23)

Gambar 1.4 Ba gua sebagai arsitektur

Sumber : Dokumentasi pribadi, Medan, 10 Desember 2015 Dari penjelasan diatas mengenai simbol ba gua. Penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji lebih lanjut mengenai makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa dikota Medan, khususnya disekitar Jl Asia dikecamatan Medan Area kelurahan Sukaramai II.

1.2 Batasan Masalah

Oleh karena luasnya ruang lingkup pembahasan diagaram ba gua dan untuk menghindari agar penulisan tidak rancu tetapi terfokus dan terarah, maka penulis membatasi masalah pada makna simbol ba gua dan penerapannya pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan di Jl Asia kelurahan Sukaramai II kecamatan Medan Area.


(24)

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi makna simbol ba gua bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan ?

2. Bagaimana penerapan makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan makna simbol ba gua pada masayarakat Tionghoa di Kota Medan.

2. Menjelaskan penerapan makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan tentang makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

2. Memberikan informasi lebih terperinci mengenai makna dan penerapan sebenarnya mengenai makna simbol ba gua.

3. Mengetahui perkembangan makna simbol ba gua pada kehidupan masyarakat Tionghoa pada saat ini khususnya di sekitar Jl Asia di Kota Medan.


(25)

4. Membantu masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai makna simbol ba gua pada kehidupan masyarakat Tionghoa.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak umum dan masyarakat Tionghoa tentang deskripsi makna simbol ba gua.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan penelitian ini.

Vincent Koh dalam bukunya Yi jing Wisdom Revealed (2011) menjelaskan tentang pengertian yi jing dan cara menggunakan ba gua pada ramalan etnis Tionghoa. Buku ini sangat membantu penulis dalam memahami ba gua karna banyak memberi penjelasan dan penjabaran tentang yi jing dan ba gua sebagai bahan dalam penelitian.

Skripsi Yoan Geby Angela Depari Sembiring yang berjudul Bentuk, Fungsi, dan Makna Feng Shui Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan (2013), menjelaskan tentang makna feng shui pada peletakkan barang-barang dalam rumah dan fungsi feng shui dalam mengaturnya dan penggunaan ba gua feng shui dalam menerapkannya. Skripsi ini juga memuat sejarah ba gua dan perkembangannya sampai sekarang serta penggunaan ba gua pada feng shui. Skripsi ini sangat membantu penulis dalam menganalisis mengenai ba gua dan feng shui.


(27)

Skripsi Natalinda br Nainggolan yang berjudul Nilai Moral dalam Pergerakan Dasar Tai Ji Quan (2013), menjelaskan mengenai arti dan pergerakan tai ji quan dalam kesehatan dan keseimbangan pergerakan tai ji quan dalam kesehatan dan nilai moralnya. Skripsi ini juga sedikit memuat sejarah ba gua dan hubungannya dengan tai ji quan. Skripsi ini membantu penulis dalam mempelajari mengenai tai ji quan dalam ba gua.

Pada jurnal Sugiri Kustedja dkk, Kosmologi Media Interpretasi pada Arsitektur Tionghoa Tradisional (2012), sangat bermanfaat dan membantu penulis dalam mengkaji mengenai makna simbol ba gua, karena dalam jurnal ini penulis sendiri banyak membahas mengenai sejarah diagram ba gua, pengertiannya dan hubungannya dengan feng shui. Jurnal ini juga memuat tentang makna diagram ba gua karena penulis meneliti tentang arsitektur bangunan tionghoa yang mana sangat erat kaitannya dengan feng shui dan simbol ba gua dalam meramal.

He Jinghan dalam bukunya Ba gua Daoyin (2002), menjelaskan tentang asal usul ba gua , fungsi , makna dan penggunaanya dalam olahraga. Buku ini juga membantu penulis dalam memahami ba gua dan hubungannya dengan olahraga.


(28)

2.2 Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi 2000:14).

Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588) adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep-konsep yang akan di bahas dalam penelitian atau proposal ini adalah :

2.2.1 Deskripsi

Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu description yang artinya melukiskan dengan bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258) menyatakan; “ deskripsi adalah pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.”

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan deskripsi ini agar seolah-olah pembaca “melihat” hal yang dilihatnya, dapat mendengar apa yang didengarnya, dapat mencium bau hal yang diciumnya, dapat mencicipi sesuatu yang dimakannya, dapat merasakan hal yang dirasakannya sehingga pembaca memiliki kesimpulan yang sama dengan penulis.


(29)

2.2.2 Makna

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:703), makna yaitu : 1. Arti atau maksud

2. Pengertian yang diberikan kepada benda kebahasaan

3. Denotasi makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan wujud diluar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses dan kegiatan.

2.2.3 Simbol

Secara etimologis simbol berasal dari kata Yunani sumballo (sumballein) yang berarti tanda atau ciri untuk memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Spradley (2007: 134) dalam wawancara etnografisnya, menyebutkan simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu. Sementara itu Victori Turner (dalam Winangun, 2000: 18) menyebutkan bahwa :

“... simbol adalah sesuatu yang dianggap dengan persetujuan bersama, sebagai sesuatu yang memberikan sifat alamiah atau mewakili atau mengingatkan kembali dengan memiliki kualitas yang sama atau dengan membayangkan dalam kenyataan atau pikiran”.

Meneliti mengenai makna simbol ba gua tidak lepas dari makna simbol di dalamnya, karena simbol merupakan suatu perwujutan atau perwakilan dari suatu benda yang mewakilinya. Simbol ba gua merupakan suatu simbol yang mewujudkan suatu makna. Mempelajari diagram ba gua sama dengan mempelajari simbol sebagai penandanya.

Simbol juga dapat menggambarkan suatu makna dari suatu benda tanpa harus membawa benda tersebut. Melalui simbol kita dapat mempelajari banyak


(30)

hal mengenai suatu budaya atau mitos, karena budaya sangat erat hubungannya dengan simbol.

2.2.4 Simbol Ba Gua

Ba gua adalah delapan diagram atau simbol yang merupakan dasar sistem "Ba (八)" berarti delapan, sedangkan "Gua (卦)" adalah trigram tiga garis. Setiap Gua terdiri dari tiga simbol Yao. Simbol Yao melukiskan bentuk yin atau yang. Menurut sejarah, yang pertama memperkenalkan ba gua adalah Kaisar Fu Shi ± 2800 SM.

Menurut kosmogoni Tiongkok kuno, untuk menggambarkan keempat musim yang membentuk yin dan yang, digunakan garis utuh dan garis bersela. Kombinasi dari empat garis utuh dan garis bersela merupakan lambang dari Di bagian tengah dari suatu ba gua terdapat bagan yang melambangkan asas

Simbol ba gua juga merupakan penggambaran dari alam semesta yang di gambarkan atau di simbolkan melalui sembilan bidang yang membentuk bidang oktagon persegi delapan. Ahli feng shui Tiongkok menggunakan ba gua untuk memprediks yang meliput

Awalnya ba gua yang di buat oleh kaisar Fu Xi masih berbentuk penjelasan berupa gambar, disebabkan belum di kenalnya huruf. Seribu tahun kemudian setelah ditemukannya huruf. Seorang cendikiawan bernama Wen Wang


(31)

mengkaji dan mempelajari kembali diagram ba gua yang di buat oleh kaisar Fu Xi. Wen Wang menjabarkan dari delapan diagram ba gua menjadi 64 ba gua dengan menjabarkannya dan menambahkannya ke dalam setiap unsur dalam kehidupan. Setelah itu, seorang cendikiawan bernama Kong Hu Chu menggabungkan unsur budi pekerti ke dalamnya, yang kemudian di gunakan dalam tuntunan hidup oleh masyarakat Tionghoa.

Sebelum digunakan sebagai alat meramal nasib dan digunakan sebagai pedoman hidup, simbol ba gua digunakan oleh kaisar Fu Xi sebagai meramal cuaca dalam pertanian dan berburu. Disebabkan banyaknya yang ingin meramal oleh kaisar Fu Xi, maka Fu Xi membuat simbol ba gua kedalam bentuk oktagon persegi delapan dengan Yin Yang di tengahnya.

2.2.5 Landasan Teori

Teori adalah landasan dasar keilmuan yang berfungsi untuk menganalisis berbagai fenomena. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu (Soekanto 2001:30). Untuk mengkaji makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan, penulis menggunakan teori semiotik dan teori deskripsi yang dianggap mampu mengkaji mengenai makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan.


(32)

2.2.4.1 Teori Semiotik

Istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti tanda. Semiotik juga dapat menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan lambang, penggunaan lambang, makna pesan dan cara penyampaiannya.

Dalam membahas makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa digunakan teori semiotik menurut C.S Pierce, yang dimana Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.

Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Baik semiotik atau semiologi sering digunakan bersama-sama, tergantung dimana istilah itu populer (Endaswara,2008:64).


(33)

Dalam penelitian ini teori semiotik digunakan untuk menganalisis bagaimana masyarakat Tionghoa yang menjadi objek penelitian memaknai simbol ba gua di dalam kehidupan, serta menerapkan simbol ba gua tersebut di dalam kehidupannya.

2.2.4.2 Teori Deskripsi

Dalam membahas deskripsi simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa digunakan teori deskripsi yang mana diharapkan mampu untuk membantu peneliti dalam menjawab mengenai deskripsi simbol ba gua.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Teori deskriptif adalah teori yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek dengan jelas berdasarkan kebenaran dengan mengandalkan ingatan dari peneliti terhadap apa yang telah peneliti baca, lihat, pahami, dan peneliti alama mengenai objek yang akan dikaji. Dalam mengkaji dan menjawab rumusan masalah penelitian mengenai deskripsi makna simbol ba gua, teori deskripsi disini digunakan untuk membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Dimana teori ini diharapkan dapat mampu membantu peneliti dalam menjawab semua rumusan masalah mengenai deskripsi

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembanganya, teori penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari


(34)

pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, teori penelitian deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang-bidang tertentu.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi tetapi menyangkut peristiwa-peristiwa mengenai objek yang saat sekarang terjadi, seperti makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Dalam teori penelitian deskriptif, seperti dalam meneliti simbol ba gua peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dalam penelitian yang berkaitan dengan mendeskripsikan objek penelitian dan juga variabel-variabel yang berhubungan dengan objek.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif

Metode yang digunakan oleh penulis dalam meneliti simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan fenomena-fenomena ataupun menganalisis dan mendeskripsikan apa saja yang terjadi saat ini mengenai simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan ataupun menentukan adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada. Adapun penelitian kualitatif yaitu menggambarkan dan menganalisa fenomena secara sistematis mengenai simbol ba gua.

Metode deskriptif kualitatif berupa data yang sesuai dengan fenomena yang terjadi dilapangan bukan berdasarkan angka-angka. Fatimah (1993:16) berpendapat bahwa:

“... Metode deskriptif kualitatif adalah data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Semua yang dikumpulkan dapat menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Deskriptif merupakan gambaran cirri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah”.

Data yang dikumpulkan oleh penulis berbentuk catatan, foto, hasil wawancara, pengamatan lapangan, documen pribadi dan lain-lain. Data digambarkan sesuai dengan hakikatnya dan disusun dengan baik sesuai keadaan.


(36)

3.2Data dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian tentu terdapat data dan sumber data. Data adalah suatu hal yang sangat penting bagi penulis dalam melakukan suatu penelitian. Data merupakan informasi yang diperoleh oleh penulis dan sumber data merupakan dari mana data tersebut berasal. Data merupakan catatan atau kumpulan fakta yang akan diolah menjadi data. Data terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari informasi ataupun hasil pengamatan dilapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, jurnal, skripsi, website, majalah dan lain lain.

Sumber data primer adalah :

1. Sumber : Suhu Guan Profesi : Pengurus vihara Alamat : Jl. Mandala Medan 2. Sumber : Suhu Tan

Profesi : Ahli ba gua dan pengurus vihara Alamat : Jl. Sriwijawa Medan

Sumber data sekunder adalah :

1. Sumber : I Ching Wisdom Revealed Halaman : 228

Penerbit : PT Alex Media Komputindo Tahun : 2011


(37)

Selain sumber data yang berasal dari para informan terdapat juga dokumentasi berupa foto yang dianggap dapat melengkapi kebutuhan penulis dalam penelitian, seperti foto simbol ba gua dari warga Tionghoa di sekitar jalan Asia Mega Mas Kecamatan Medan Area, Kelurahan Sukaramai II .

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh dan mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian penulissan karya ilmiah ini adalah: studi kepustakaan (library research) dan study lapangan (field research) yang di dalamnya terdapat wawancara, rekaman percakapan dan dokumentasi berupa foto.

3.3.1 Studi Kepustakaan (library research)

Dalam studi kepustakaan ini penulis mengunjungi beberapa perpustakaan di Kota Medan seperti perpustakaan Universitas Sumatra Utara dan perpustakaan Kota Medan guna untuk mendapatkan buku mengenai teori ataupun metode penelitian yang berkenaan dengan skripsi dari penulis ataupun buku mengenai simbol ba gua. Kemudian penulis juga mendapatkan referensi data berupa tulisan dari internet yang berhubungan dengan judul penelitian dari penulis dan penulis juga mendapatkan data dari setiap subjudul buku yang penulis dapatkan melalui perpustakaan, internet ataupun toko buku yang ada disekitar Kota Medan.


(38)

3.3.2 Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang menggunakan indera pengeliatan dan tidak melakukan pertanyaan. Peneliti melakukan observasi diberbagai tempat di Kota Medan khususnya di pemukiman masyarakat Tionghoa yang menggunakan simbol ba gua untuk mendapatkan hasil yang baik. Penulis juga melakukan lebih dari empat kali obsrvasi untuk mendapatkan hasil yang baik.

3.3.3 Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan melalui sejumlah pertanyaan yang sebelumnya telah disusun oleh penulis. Dalam melakukan wawancara ini penulis mencatat hal-hal yang di sampaikan oleh informan yang dianggap penting di buku catatan atau merekam percakapan yang dilakukan penulis dengan informan. Setelah wawancara selesai penulis membaca kembali hasil wawancara atau memutar kembali hasil rekaman dari percakapan yang didapat dengan wawancara dari informan.

3.4 Lokasi Penelitian

Etnis Tionghoa yang berada di pusat Kota Medan banyak bermukim di tempat yang strategis dimana masyarakat Tionghoa tersebut dapat melangsungkan kehidupan dan bersosialisasi. Salah satunya adalah di Kecamatan Medan Area tepatnya di kelurahan Sukaramai II. Penulis memilih lokasi ini dikarenakan banyaknya masyarakat Tionghoa didaerah ini yang sebagian bersuku Tionghoa


(39)

yang mengerti mengenai simbol ba gua dan juga terdapat beberapa pengurus vihara atau klenteng yang mengerti mengenai simbol ba gua. Lokasi ini juga termasuk dari beberapa kelurahan yang memiliki jumlah masyarakat Tionghoa yang banyak.

Kecamatan Medan Area merupakan salah satu wilayah yang berada di bagian Tenggara Kota Medan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan luas wilayah 7,75 km2. Lokasi penelitian terdapat di Kelurahan Suka Ramai II memiliki luas wilayah 0,31 km2 dengan kepadatan penduduk mencapai 20.487 km2. Lokasi ini dihuni oleh mayoritas masyarakat Tionghoa dengan jumlah 3.035 laki-laki dan 3.316 perempuan dan dengan jumlah 5.632 jiwa masyarakat Tionghoa dan juga dengan jumlah 719 jiwa masyarakat yang tidak Tionghoa dan dengan jumlah 6.351 jiwa masyarakat yang bermukim di Kelurahan Suka Ramai II dengan jumlah rumah ibadah vihara atau klenteng berjumlah 2, data ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik Kota Medan tahun 2013. Dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Kependudukan kelurahan Suka Ramai II

Kelurahan Suka Ramai II

Jumlah penduduk

Pria 3.035 jiwa

Wanita 3.316 jiwa

Etnis Tionghoa 5.632 jiwa Non etnis Tionghoa 719 jiwa


(40)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2013

Kelurahan Suka Ramai II ini juga bersebelahan dengan beberapa kelurahan seperti berikut ini :

1. Disebelah barat bersebelahan dengan kelurahan Sei Rengas II yang memiliki jumlah masyarakat 4.901 jiwa

2. Disebelah timur bersebelahan dengan kelurahan Tegal Sari I yang memiliki jumlah masyarakat 8.638 jiwa

3. Disebelah utara bersebelahan dengan kelurahan Pandau Hulu II yang memiliki jumlah masyarakat 8.404 jiwa

4. Disebelah selatan bersebelahan dengan kelurahan Suka Ramai I yang memiliki jumlah masyarakat 8.258 jiwa

Gambar 3.1


(41)

Sumber :

3.5 Teknik Pengelolahan Data

1. Semua data yang bersumber dari kepustakaan maupun lapangan dikumpulkan menjadi satu oleh penulis.

2. Data disusun dan diklasifikasi berdasarkan konsep yang telah ditentukan oleh penulis.

3. Data dibagi berdasarkan beberapa aspek, yaitu masyarakat Tionghoa, makna simbol ba gua dan penerapannya.

3.6Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh oleh penulis kemudian dikumpulkan dan diolah dan dianalisis dengan menggunakan teori semiotik yang harus bersifat logis, deskriptif dan menjelaskan. Teori tersebut diharapkan mampu menyelaikan masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam makalah ini adalah teknik analisis data kualitatif.

Adapun proses yang dilakukan dalam menganalisis data adalah :

1. Mengelompokkan data atau informasi sehingga dapat dilihat kaitannya satu sama lain khususnya data mengenai makna simbol ba gua pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

2. Menguraikan data atau informasi yang telah ada dengan sebaik-baiknya sehingga data tersebut memberikan pengertian tentang uraian yang


(42)

disampaikan. Berdasarkan data atau informasi yang telah dianalis kemudian dibuat kesimpulan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1Masyarakat Tionghoa

Tionghoa merupakan istilah yang dibuat sendiri oleh orang Indonesia yang merujuk kepada masyarakat keturunan Bangsa Tiongkok yang berasal dari kata

zhonghua dalam Bahasa Mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan

sebagai Tionghoa. Seperti yang dilansir dalam sebuah situs berita online

“... secara linguistik, istilah “Tiongkok” dan “Tionghoa” hanya ditemukan di Indonesia karena lahir dari pelafalan “Zhong Guo” (Negara Tengah) dalam Bahasa Indonesia dan dialek Hokien (yang digunakan di Provinsi Fujian, dari mana banyak etnis Tionghoa di Indonesia berasal”. Kedua istilah tersebut tidak dikenal di negara-negara tetangga yang bahasanya juga mempunyai akar Bahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei”.

Pada pemerintahan Presiden K.H Abdurrahman Wahid terjadi perubahan terhadap istilah Cina. Pada tahun 2000 presiden K.H Abdurraman Wahid mengeluarkan surat keputusan Presiden No.6 yang mencabut keputusan Instruksi Presiden No.14 Tahun 1867 tentang agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Namun, pengesahan tersebut baru diberlakukan dengan pengeluaran surat Keputusan Presiden yang diberlakukan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 12 Maret 2014. Adapaun penyebutan Tionghoa sebagai


(43)

sebutan untuk orang dan Tiongkok sebagai sebutan untuk negara terdapat dalam keputusan yang kedua, yaitu:

“... Dengan berlakunya keputusan Presiden ini, maka dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintah, penggunaan istilah orang atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang atau komunitas Tionghoa, dan untuk penyebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok”.

Keputusan tersebut ditetapkan karena pada saat ini Negara Indonesia telah menjalin kerjasama yang baik dengan Negara Tiongkok dibidang ekonomi maupun pendidikan sehingga perlu perbaikan sebutan bagi keturunan dari etnis Tionghoa. Istilah Tionghoa juga digunakan oleh para perumus UUD 1945 dalam merumuskan undang-undang.

Pada saat periode pemerintahan Presiden RI Soeharto, dilarang keras untuk menampilkan atau menonjolkan hal-hal yang bersifat dan berhubungan dengan etnis Tionghoa. Untuk mengembangkannya dan tetap terjaga, para orang tua etnis Tionghoa mewariskan budaya secara diam-diam dan tak tampak kepada anak cucunya. Hal tersebut terus berlanjut sampai Presiden RI K.H Abdurrahman Wahid memimpin Negara Indonesia. Pada saat pemerintahannya, hal-hal yang bersifat dan berhubungan dengan etnis Tionghoa kembali muncul. Bahkan hari imlek atau tahun baru dari etnis Tionghoa dijadikan hari libur nasional dan Kong Hu Cu sebagai salah satu agama di Indonesia.

Menurut Purcell dalam Lina(2009:18): ... Migrasi bangsa Kedatangan Bangsa Tiongkok ke Indonesia pada zaman dahulu dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : pada masa kerajaan, pada masa kedatangan Bangsa Eropa dan pada


(44)

masa penjajahan Belanda. Seperti yang dijelaskan oleh Purcell dalam Lina (2009:18): “... Migrasi Bangsa Cina ke wilayah Nusantara terbagi dalam 3 tahap, pertama dalam masa kerajaan, kedua pada masa kedatangan Bangsa Eropa, dan ketiga pada masa penjajahan Belanda”. Pada tahap migrasi yang ketiga, Belanda sengaja mendatangkan orang-orang Tiongkok bukan hanya untuk keperluan perdagangan saja, tetapi juga untuk bekerja sebagai kuli perkebunan maupun pertambangan.

Semenjak penjajahan Belanda inilah bangsa Tiongkok mulai banyak ditemui di berbagai wilayah Indonesia, dan setelah penjajahan berakhir mereka mulai menetap dan beralih profesi sebagai pedagang atau pengusaha. Mereka biasanya bermukin di dalam satu pemukiman yang sama, dan seperti di Kota Medan salah satunya terdapat dikelurahan Sukaramai II, kecamatan Medan Area di Jl Asia Mega Mas. Disini banyak terdapat masyarakat Tionghoa yang berprofesi sebagai pedagang atau pengusaha.

Walaupun sebutan Tionghoa dibuat sendiri oleh orang Indonesia, akan tetapi orang-orang Indonesia lebih suka memanggil keturunan Tionghoa dengan sebutan orang Cina. Dalam perkembangannya sebutan Cina dianggap bentuk sebuah diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dan memberikan kesan negatif. Hal ini seperti yang dilansir oleh situs website berita online (20/03/2014 pada pukul 11:29 WIB): “... Istilah China tersebut, dinilai telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam hubungan sosial warga


(45)

bangsa Indonesia dari keturunan Tionghoa”. Prilaku diskriminatif dianggap telah melanggar hak asasi manusia.

Masyarakat Tionghoa kini hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya dan mewariskan banyak budaya kepada keturunannya. Walaupun telah jauh dari negara asalnya, masyarakat Tionghoa masih memegang nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para leluhur. Namun, beberapa dari budaya etnis Tionghoa yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu contoh warisan budaya dari etnis Tionghoa adalah ramalan, ramalan dari etnis Tionghoa bersumber dari diagram Ba gua yang merupakan asal muasal dari berbagai sistem ramalan yang ada saat ini pada masyarakat Tionghoa yang banyak mereka gunakan.

4.2 Ba gua

Ba gua memiliki banyak makna dan salah satu diantaranya makna ba gua merupakan 8 diagram yang berbentuk persegi delapan dengan 8 elemen didalamnya. Ba gua juga merupakan suatu simbol yang melambangkan alam semesta, dan dilambangkan dalam bentuk oktagon persegi delapan dengan yin yang di bagian tengah dan 8 elemen di bagian luar yang mewakili berbagai elemen yang terdapat di alam semesta.

Pada awalnya ba gua digunakan untuk menjelaskan keadaaan cuaca yang sedang terjadi untuk kepentingan para petani. Akan tetapi karena banyak yang meminta penjelasan dari Fu Xi mengenai cuaca, kaisar Fu Xi membuatkan


(46)

diagram ba gua yang kemudian digunakan juga oleh para pemburu sebagai penentu keadaan cuaca dan alam yang mereka gantung didepan pohon di pintu gua, sehingga menjadi awal ba gua untuk memprediksi cuaca. Seperti yang di lansir dalam berita online Batam Pos pada hari Sabtu 20 September 2014, seperti berikut :

“Fuxi, kata Budi Tamtomo, Ketua Lembaga Pengkajian Kitab Klasik (LPKK) Batam, adalah yang pertama menciptakan 8 diagram yang kemudian disebut Pa Kua (Ba gua). Dari asal kata Ba berarti delapan, sedangkan Gua adalah trigram (tiga garis). Fuxi menggunalan simbol garis dan garis putus untuk menjelaskan tentang perubahan cuaca dan yang terjadi di alam semesta dalam kurun waktu tertentu. Karena yang bertanya kian hari kian banyak, Fuxi membuat Tri gram yang menyiratkan perubahan cuaca pada hari itu. Ba gua pun menjadi pedoman bagi para pemburu. Trigram itu digantung di depan pohon depan gua tempat tinggalnya. Inilah cikal bakal adanya prakiraan cuaca pada zaman dahulu."

Selanjutnya tentang ba gua akan di bahas dalam sejarah dan perkembangan ba gua dan unsur-unsur yang terdapat dalam diagram ba gua, akan di bahas di bawah ini :

4.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ba gua

Membahas simbol ba gua tidak lepas dari kitab yi jing yang awalnya ditemukan oleh kaisar Fu Xi pada sekitar 5000 tahun yang lalu. Awalnya yi jing ditemukan tanpa sengaja oleh kaisar Fu Xi pada saat kaisar Fu Xi tidak sengaja melihat ukiran peta di punggung kuda naga yang muncul dari sungai kuning, dan dari sinilah ditemukan konsep delapan trigram ba gua yang kemudian dikenal dengan sien thien pa kua atau peta surgawi (ba gua awal). Sesuai sebutannya, awalnya ba gua ini lebih cenderung dipakai sebagai alat untuk menghitung atau memprediksikan perubahan dan fenomena alam.


(47)

Trigram ini kemudian dibukukan oleh Pangeran Wen Wang (yang kemudian menjadi pendiri Dinasti Chou 1150-249 SM) yang menyusunnya dalam bentuk ho thien pa kua (ba gua lanjutan), lengkap dengan 64 Heragram (64 permutasi). Kura-kura raksasa hitam yang muncul di sungai lo dengan angka ajaib di punggungnya yang kemudian dikenal sebagai peta Lo Shu adalah sumber inspirasi utama yang mempengaruhi konsep ba gua lanjutan, maka dimulailah era dimana Ba gua dipakai sebagai alat memprediksi perubahan tingkah pola kehidupan manusia. Jika digambarkan dalam bentuk diagram maka seperti berikut :

Gambar 4.1

Ba gua awal dan Ba gua belakangan

Gambar 4.2


(48)

Sumber : Ambiente, 1994

Selanjutnya Khong Fu Zi (551-479 SM) menyempurnakan isi kitab yi jing ini dengan menambahkan sepuluh sayap yi jing sebagai tafsir penjelasan dan mengembangkannya secara khusus sebagai sumber penghayatan hidup dan pendalaman kespiritualan moralitas dan kebijaksanaan.

Selama Dinasti Han, yi jing dikembangkan secara resmi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan waktu itu, bahkan dijadikan sebagai pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh para siu cai (sarjana merah) saat mengikuti ujian tingkat nasional kala itu. Kemudian berkembangkan juga yi jing versi Buddhis dan Taoisme. Perpaduan pengembangan ini akhirnya menghasilkan teks standar yi jing. Teks standar inilah akhirnya dijadikan standar para ilmuwan dunia dalam menelaah dan mempelajari yi jing. Teks standar ini yang disusun dizaman dinasti Tang pada lebih kurang Abad ke 7 Masehi, memunculkan feng shui ba gua.

Pada zaman dinasti Tang, praktek feng shui ba gua mulai diperkenalkan di Cina oleh Yang Yun Sang (sekitar 840-888 M) seorang ahli seni China kuno waktu itu. Selanjutnya, Wang Zhi seorang ahli perbintangan yang hidup dizaman dinasti Sung (960M), memperkenalkan feng shui aliran kompas yang menekankan pada pengaruh planet terhadap kualitas baik buruknya suatu tempat, lahan, lokasi dan bangunan.

Kemudian pada akhir abad ke 19, memasuki awal abad ke 20, kedua aliran yang tadinya berjalan sendiri-sendiri ini, berhasil digabungkan menjadi satu


(49)

prinsip perhitungan feng shui yang saling mengisi dan berkaitan. Gabungan dari aliran bentuk dan aliran kompas inilah yang akhirnya terus dianalisa, dipelajari dan diperbandingkan dari generasi ke generasi hingga sekarang dikenal feng shui kompas yang tidak lepas dari simbol ba gua.

Berikut adalah Symbol-symbol kehidupan yang inilah yang tertuang dalam kitab yi jing selain diagram ba gua :

a) Wu Chi

Diartikan sebagai keadaan kosong yang hampa, yang melambangkan tentang alam semesta yang bermula dari suatu keadaan kosong yang belum ada apapun di dalamnya. Wu chi disimbolkan sebagai sesuatu yang hampa atau kosong. Simbol ini digambarkan sebagai sebuah lingkaran yang kosong. Contoh sebagai berikut :

Gambar 4.3 Wu Chi

Sumber : goole image b) Tai Chi


(50)

Arti harafiahnya adalah maha kutub. Simbol ini menggambarkan tentang suatu kondisi bahwa kehampaan atau kekosongan yang mengawali konsep kehidupan yang berporos pada satu titik pusat atau maha kutub yang kemudian menjadi sumber penggerak bagi semua fenomena yang ada di alam semesta ini dan bagi segala proses perubahan. Pusat penggerak ini kemudian dikenal sebagai hukum alam, yang merupakan satu kesatuan utuh sebagai ibu dari segala hal yang tercipta dan sumber penggerak atas semua fenomena alam yang terjadi. Dalam bahasa agama, inilah yang diposisikan sebagai Tuhan. Dalam pelajaran yi jing tidak disebut sebagai Tuhan karena di zaman itu belum dikenal adanya agama. Pelajaran ini disimbolkan sebagai sebuah lingkaran kosong dengan satu titik hitam di pusatnya.

Gambar 4.4 Simbol Tai Chi

Sumber : Wikipedia.com c) Yin Yang

Merupakan penggambaran tentang adanya kondisi yang saling antagonis. Ada gelap ada terang, ada dingin ada panas, ada yang buruk ada yang bagus, kecil-besar, lentur-kaku, lembut-keras, jinak-ganas, pasif-aktif, dan lain-lain.


(51)

Semua itu dijabarkan sebagai hukum negatif dan positif. Simbol yin yang ini bergambar lingkaran dengan kombinasi hitam putih dan dua buah mata yang juga hitam putih dalam komposisi yang saling simetris. Sekarang ini, lambang tersebut lebih dikenal sebagai simbol atau lambang Tao.

gambar 4.5 Yin Yang

Sumber : google image

d) Wu Xing.

Diartikan sebagai lima elemen, yaitu kayu, api, tanah, logam dan air. Kayu melambangkan warna hijau, cinta kasih, lever, musim semi, sifat yang kaku, hutan, dan lain-lain. Api sebagai gambaran warna merah, kesusilaan, jantung, musim panas, sifat yang pemarah, matahari, dan lain-lain. Tanah sebagai symbol warna kuning, kejujuran, lympha dan lambung, musim pancaroba, sifat yang malas, bumi, dan lain-lain. Logam yang mencerminkan warna putih, kebajikan, paru-paru, musim gugur, sifat yang egois, awan, dan lain-lain. Air sebagai gambaran dari warna hitam, rendah hati, ginjal, musim dingin, sifat yang liar, laut,dan lain-lain. Semua fenomena alam dan juga seluruh aktivitas kehidupan, bisa dikelompokkan atau dijabarkan ke dalam kategori lima elemen di atas.


(52)

Gambar 4.6 Wu Xing

Sumber : google image

Awalnya ba gua di buat oleh kaisar Fu Xi dalam bentuk 8 diagram lengakap dengan setiap garis yin yang sebagai penjelasannya. Seperti berikut :

Gambar 4.7 Garis-Garis Ba gua


(53)

Berikut tabel penjelasan delapan diagram Ba gua :

Daftar table 4.1 delapan diaram ba gua

卦名 Nama

自然 Sifat Alam

季节 Musim

性情 Keperibadian

家族 Ahli Keluarga

方位 Arah

意義 Maksud

 Qián 天

Musim

Panas Pencipta 父 Bapa

 Selatan mengambang, langit. Tenaga yang

 Xùn 風

Musim

Panas Pelembut

長女  Puteri Sulung

西南  Barat

daya

Penembusan yang lembut, keanjalan.

 Kǎn Musim Luruh Yang Teruk

中男

 Putera Tengah 西 Barat

Bahaya, sungai deras, jurang dalam,

bulan.

 Gèn

Musim

Luruh Yang Pegun

少男  Putera Bongsu

西北  Barat laut Kepegunan, ketidakbolehgerakan.  Kūn

Musim

Sejuk Penerima 母 Ibu 北 Utara

Tenaga yang menerima, iaitu tenaga penghasil.

 Zhèn Musim Sejuk Pencetus

長男  Putera Sulung

東北  Timur

laut

Perangsangan, putaran, pembahagian.

火 Musim

Bunga Pelekap

中女

 Puteri Tengah 東 Timur Pergerakan cepat, seri, matahari.

 Duì

Musim

Bunga Periang

少女  Puteri Bongsu

東南  Tenggara

Keriangan, kepuasan, ketersendatan.

Dari 8 diagram tersebut kemudian diagram ba gua di perjelas oleh pangeran Wen Wang seorang cendikiawan pintar. Pangeran Wen Wang di perjelas


(54)

8 ba gua dan di jabarkan menjadi 64 lengkap dengan penjelasannya dan cara membacanya. Berikut penjelasan 64 diagram ba gua :

Tabel 4.2

Gambar 64 diagram ba gua

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

泰(tai)

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40


(55)

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Dapat dijelaskan seperti berikut ini :1

Hexagram 1 dinamai 乾 (qián) “sang kreatif” Qian yang kreatif adalah gambaran langit dan simbol dari energi yang murni, mewakili kekuatan dan keteguhan. Ia kreatif dan aktif, terus bergerak, dan tak pernah berhenti. Gambar ini mewakili naga yang berkuasa, yang perlu dihormati. Ia melambangkan pemimpin kuat dengan hakikat dan kekuasaan besar.

Hexagram 1

Hexagram 2

Hexagram 2 bernama 坤 (kūn) “sang penerima” Kun sang penerima melambangkan bumi, energi yin paling murni tanah subur yang bisa menumbuhkan ribuan benda. Ia meliputi makna ibu. Bumi membawa sifat kebaikan dan kelembutan yang merupakan karakteristik feminim dan keibuan. Kun juga merujuk pada yang pasif dari pada aktif, dan gelap lawan terang. Hexagram ini lebih menyukai peran pendukung. Ia menggambarkan peran pengikut dari pada pemimpin.

1


(56)

Hexagram3

Hexagram 3 bernama 屯 (zhūn), “ kesulitan awal” hexagram ini melambangkan kesulitan yang baru dimulai, seperti kuncup muda yang terlalu lemah untuk menahan angin kuat dan hujan. Anda harus mencari pertolongan, belajar dari pengalaman, dan tidak berkecil hati. Hexagram ini menyiratkan bahwa dengan ketekunan, kemajuan, dan keberhasilan akan tercapai.

Hexagram 4

Hexagram 4 bernama 蒙 (méng) “kebodohan masa muda” hexagram ini menunjukkan anak muda yang belum dewasa dengan kebijaksaan dan kecerdasan yang belum berkembang. Meng menyarankan anda mencari guru, tapi sikap anda harus mencerminkan kerendahan hati yang sebenarnya dan keinginan serius belajar.

Hexagram5

Hexagram 5 bernama 需 (), “menunggu” xu mewakili periode menunggu sebelum kesempatan datang. Bersabarlah dan tunggulah waktu yang tepat untuk maju. Jangan bersikap impulsif atau ekstrem dalam tindakan anda. Keberhasilan akan datang bila anda terus berusaha dengan tekun.

Hexagram 6

Hexagram 6 bernama 訟 (sòng), “tuntutan” song mengurusi tuntutan, pertikaian dan masalah hukum. Hexagram ini menyatakan pertentangan yang muncul dari pandangan berlawan dari teman atau rekan bisnis. Akan bijaksana mencari arbitrasi dari mediator yang berpengalaman dan tidak memihak untuk mengatasi perbedaan.

Hexagram 7

Hexagram 7 dinamai 師 (Sih), "Memimpin" shi menyatakan mobilisasi pasukan dan seni kepemimpinan. Hexagram ini merujuk pada pengumpulan orang yang terinspirasi oleh kualitas kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah orang yang mampu menetapkan disiplin ketat dan menggunakan strategi yang tepat untuk memenangkan rasa hormat dan dukungan dari bawahan.


(57)

Hexagram 8 dinamai 比 (bǐ), “mencari kesatuan” bi menggamarkan ikatan, dan kemungkinan. Situasi dimana harmoni dan kerja sama menang. Ia mewakili ide persatuan antara berbagai jenis orang.

Hexagram 9

Hexagram 9 dinamai 小畜 (xiǎo chù), “akumulasi kecil” hexagram ini mewakili gambaran awan gelap yang bergerak yang menutupi langit, sesaat sebelum hujan kecil. Hexagram ini bukan yang luar biasa, akan tetapi menyarankan bahwa kemajuan yang tetap akan membawa keberhasilan.

Hexagram 10

Hexagram 10 bernama 履 (lǚ), “ melangkah hati-hati” lu merujuk pada seseorang yang berjalan di belakang ekor macan tapi tidak dalam bahaya. Itu artinya bahwa, jangan takut untuk melangkah dan menghadapi masalah, karena akan ada seseorang yang melindungi dari belakang.

Hexagram 11

Hexagram 11 dinamai 泰 (tài), "kedamaian". Hexagram ini memiliki makna yang luas. Hexagram ini menjelaskan bahwa masa depan akan menjadi lebih baik dan damai. Masa depan akan terlihat maju. Bisnis akan sukses dan setiap kegiatan akan membawa kedamaian.

Hexagram 12

Hexagram 12 bernama 否 (pǐ), "kemacetan”. Hexagram ini melambangkan mengenai hambatan atau rintangan yang menyebabkan penghambatan dan kemacetan dalam pekerjaan yang dilakukan. Hexagram ini mengajarkan agar kita bekerja keras, tekun dan rendah hati dalam melewati hambatan atau kemacetan. Hexagram 13

Hexagram 13 dinamai 同 人 (tóngRen), "persaudaraan”. Hexagram ini melambangkan sifat persaudaraan yang tidak egois dan juga sekelompok orang yang melakukan bersama-sama dalam mencapai satu tujuan yang sama dengan kreatif.


(58)

Hexagram 14

Hexagram 14 bernama 大有 (dà yǒu), "berlimpah". Hexagram ini melambangkan suatu pencapaian, kemajuan dan kejayaan dari kekayaan yang berlimpah. Dalam kondisi ini anda diharapkan dapat bersifat rendah diri dan tidak sombong.

Hexagram 15

Hexagram 15 bernama 謙 (qiān), "kerendah hatian". Hexagram qian melambangkan sifat kerendah hatian. Hexagram ini mengajarkan bahwa anda harus beresifat rendah hati dan saling berbagi kepada sesama yang membutuhkan dan anda tidak akan sukses jika anda tidak rendah hati.

Hexagram 16

Hexagram 16 dinamai 豫 (yù) "antusiasme". Hexagram ini melambangkan sifat kepuasan dan kegembiraan. Akan tetapi dalam hexagram ini juga menyarankan agar melakukan perencaan yang benar agar tidak sia-sia.

Hexagram 17

Hexagram 17 bernama 隨 (suí), "mengikuti". Hexagram ini melambangkan pengikut dan patuh. Dalam hexagram ini melambangkan seorang pemimpin yang yang bijak sana dan mau mendengar masukkan dari orang lain. Hexagram ini juga mengajarkan anda agar memahami pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak.

Hexagram 18

Hexagram 18 bernama '蠱' (gŭ), "membusuk". Hexagram ini melambangkan suatu keadaan yang sudah membusuk atau kacau telah sampai klimaks nya. Dalam hexagram ini mengajarkan bahwa anda membuang atau meninggalkan suatu keadaan yang telah kacau untuk mendapatkan suatu hal yang baru agar mendapatkan situasi baru yang aman.

Hexagram 19

Hexagram 19 bernama 臨 (lín), "Mendekati". Hexagram ini menjelaskan bahwa anda harus mengatur urusan dengan cara bekerja sama untuk mendekati dan mendapatkan hasil yang sesuai dan harus menggunakan kekuatan dan prilaku yang sesuai.


(59)

Hexagram 20

Hexagram 20 bernama 觀 (guān), "pengamatan". Hexagram ini melambangkan pengamatan, dalam hal ini merupakan pengamatan mengenai suatu hal dari sudut pandang yang luas. Pengamatan dari sudut pandang yang luas di maksudkan agar anda menilai sesuatu tidak hanya dari satu pihak. Akan tetapi dari pihak lain, agar anda tidak membuat kesimpulan yang salah. Ini berarti agar lebbih berhati-hati dalam mengambil satu tindakan.

Hexagram 21

Hexagram 21 bernama 噬 嗑 (shì ke), "menggigit". Hexagram shi ke melambangkan sepasang bibir yang saling menuyatu dalam menggigit makanan atau berbicara. Hexagram ini juga melambangkan pertengkaran dan juga kemungkinan hambatan yang akan anda alami. Hexagram ini memberikan solusi agar anda membicarakan sesuatu masalah dengan lawan bicara anda dengan baik agar tidak terjadi salah paham dan juga tuntutan hukum dan juga mendapatkan solusi yang terbaik.

Hexagram 22

Hexagram 22 bernama 賁 (bì), "keanggunan". Hexagram ini melambangkan keanggunan, penampilan yang indah dan juga kesombongan. Hexagram ini mengajarkan bahwa kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dari luarnya saja atau dari penampilannya saja. Hexagram ini juga mengajarkan agar berhati-hati dalam menilai seseorang agar tidak mudah di bohongi.

Hexagram 23

Hexagram 23 dinamai 剝 (bō), "berpisah". Hexagram bo mewakili suatu proses perpisahan dan kejatuhan dan juga menyatakan kemalangan. Dalam hexagram ini mengajarkan agar tidak mengambil tindakan secara tergesa-gesa agar tidah terjadi kejatuhan dan kemalangan. Dalam hexagram ini diajarkan agar mampu menghadapi masalah dengan tegas bukan dengan meninggalkannya seperti pengecut.

Hexagram 24


(60)

Hexagram 24 bernama 復 (fù), "titik balik". Hexagram fu melambangkan suatu keadaan yang hancur dan kacau yang telah berlalu dan memulai lagi dengan titik balik yang baru agar mendapatkan kembali keberuntungan. Ini juga bisa diartikan seseorang yang kembali pulih setelah melewati titik balik dari penyakit.

Hexagram 25

Hexagram 25 bernama 無妄 (wú wàng),"tindakan tulus". Hexagram wu wang melambangkan suatu tindakan yang tulus dan sederhana. Hexagram ini juga mengajarkan agar seorang anak patuh kepada orang tuanya agar medapatkan kesuksesan, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak melawan hukum. Seorang bawahan agar menghormati atasannya. Tindakan yang mengikuti atura n akan menghasilkan kesuksesan dan tindakan curang akan menghasilka n musibah. Hexagram 26

Hexagram 26 bernama 大 畜 (dà chù), "akumulasi besar". Hexagram da chu melambangkan suatu akumulasi besar atau kelebihan simpanan bersar yang terus meningkat. Hexagram ini juga menyatakan sesuatu yang anda miliki terus beranjak naik dan usaha yang anda lakukan menuju kesuksesan.

Hexagram 27

Hexagram 27 bernama 頤 (yí), "Makanan". Hexagram ini melambangkan rahang yang terbuka lebar yang sedang mengunyah makanan agar memberikan nutrisi dan kesehatan bagi tubuh. Dan mulut yang yang terbuka lebar sedang mengunyah memberi isyarat bahwa agar berhati-hati dalam bertutur kata agar tidak membawa musibah bagi diri sendiri dalam berkata.

Hexagram 28

Hexagram 28 bernama 大過 (dà guò), "kelebihan". Hexagram ini melambangkan suatu kekuatan yang berlebihan, suatu usaha atau pekerjaan yang berlebihan diluar kemampuan anda. Maka berusalah untuk tegas dalam bersikap dan melakukan sesuatu agar tidak mengalami kemunduran.

Hexagram 29

Hexagram 29 bernama 坎 (kǎn), "bahaya". Hexagaram ini mewakili bahaya dan bencana. Dimana anda dalam situasi yang sulit dimana anda tidak lagi bisa maju


(61)

atau pun mundur karena kejatuhan berada di depan mata. Dalam situjasi ini anda memerluka pikiran yang jernih agar anda bisa keluar dari masalah.

Hexagram 30

Hexagram 30 bernama 離 (lí), "membara". Hexagram li mewakili makna kecerdasan, kecemerlangan dan kecantikan. Hexagram api ganda melambangkan kebahagiaan dan kesuksesan. Dalam ramalan hexagram ini melambangkan sesuatu yang berjalan lancar bagi mereka yang jujur dan kehancuran bagi mereka yang tidak jujur.

Hexagram 31

Hexagram 31 bernama 咸 (xián), “daya tarik”. Hexagram melambangkan emosi yang berhubungan dengan hati. Hexagram ini juga menyatakan daya tarik dan emosi terhadap orang lain dalam suatu hubungan ikatan, hubungan perkawinan atau pun yang berhubungan dengan hati. Daya tarik ini biasanya antara dua orang yang telah lama bertemu atau mengenal.

Hexagram 32

Hexagram 32 bernama 恆 (héng), "ketahanan". Hexagram heng melambangkan suatu ketahanan, ketetapan atau ketabahan. Hexagram ini juga mengajarkan mengenai bagaimana untuk mempertahankan suatu hubungan yang harmonis antara sesama karyawan atau dalam pernikahan untuk mencapai suatu kebahagiaan atau kesuksesan bersama.

Hexagram 33

Hexagram 33 bernama 遯 (dùn), "mundur". Hexagram ini melambangkan mundur atau menarik diri dari suatu keadaan yang mulai kacau. Disini anda disarankan untuk tidak langsung ikut dalam masalah dan mengharuskan anda untuk meminta saran kepada yang lain. Kemunduran dimaksudkan agar anda memotong hal-hal yang merugikan dalam usaha anda dan memulai dengan yang baru, terutama dalam dunia bisnis.

Hexagram 34

Hexagram 34 dinamai 大壯 (dà zhuàng), "kekuatan besar". Hexagram du zhang melambangkan suatu kekuatan yang sangat besar. Dalam kekuatan yang besar ini


(62)

anda diharuskan untuk dapat bisa mengendalikan diri anda dan tidak egois dalam bertindak. Bersikaplah adil dan bijak sana dalam mengendalikan diri.

Hexagram 35

Hexagram 35 bernama 晉 (jìn), "kemajuan". Hexagram jin melambangkan kemajuan dengan trigram li diatasnya melambangkan sesuatu yang baru awal dari tindakan anda. Anda harus bersikap baik dan jujur bila anda ingin mendapatkan kesuksesan dan kemajuan dalam bisnis dan dalam kehidupan anda.

Hexagram 36

Hexagram 36 bernama 明 夷 (míng yí), "kegelapan." Hexagram ini melambangkan kegelapan dan bahaya. Ini berarti akan ada bahaya dimana-mana dan anda diharuskan untuk mampu menahan diri dan bersabar dalam menghadapi kegelapan, karena akan ada hari yang cerah untuk anda memulai semuanya.

Hexagram 37

Hexagram 37 bernama 家人 (jiā rén), "keluarga harmonis". Hexagram jia ren melambangkan keluarga yang harmonis dan mengajarkan untuk anda mampu mempertahankan keharmonisan dalam keluarga dengan melalui komunikasi yang baik. melalui komu nikasi yang baik maka anda akan mendapatkan keharmonisan. Hexagram 38

Hexagram 38 bernama 睽 (kuí), "Pertentangan". "keluarga harmonis". Hexagram jia ren melambangkan keluarga harmonis dan mengajarkan untuk mampu mempertahankan keharmonisan dalam keluarga dengan melalui komunikasi yang baik. melalui komunikasi yang baik maka anda akan mendapatkan keharmonisan. Hexagram 39

Hexagram 39 bernama 蹇 (jiǎn), "hambatan". Hexagram ini melambangkan suatu bahaya dam masalah yang sangat menghambat. Hexagram ini juga melambangkan dimana anda tidak dapat maju dan mundur dan dilema akan jalan keluar. Hexagram ini menyarankan agar anda mencari seseorang yang dapat mampu membantu anda menemukan masalah dari yang anda alami.


(63)

Hexagram 40 bernama 解 (jiè), "Melepaskan". Hexagram jie malambangkan suatu masalah, hambatan, bahaya, dan kesulitan yang akan menemukan jalan keluar dan terlepas. Akan tetapi masalah yang belum terselesaikan harus diselesaikan dengan segara agar anda bisa melepaskan semua maslah dan hambatan yang ada.

Hexagram 41

Hexagram 41 dinamai 損 (sǔn), "Menurun". Hexagram sun melambangkan sesuatu penurunan keuangan atau materi. Dalam ramalan, ini dimaksudkan agar anda berhati-hati karena masa perununan dan pengeluaran anda secara tiba-tiba. Kemunduran dan penurunan sementara membuat anda lebih kuatuk menghadapi masa sulit dan penahanan atau penghematan dilakukan agar masa penurunan cepat berlalu dan masa keberhasilan akan datang.

Hexagram 42

Hexagram 42 bernama 益 (yì), "Peningkatan". Hexagram ini menjelaskan mengenai peningkatan dan berusaha menjalankan sesuatu tanpa mendahului kepentingan pribadi. Mengharuskan anda untuk berhati-hati dalam mendahulukan kepentingan orang lain daan kesuksesan dan keuntungan anda akan meningkat jika anda melakukan semuanya dengan murah hati.

Hexagram 43

Hexagram 43 bernama 夬 (guài), "menembus". Hexagram ini mengajarkan mengenai kita untuk bersikap tidak pendendam dan tidak mengeluarkan rasa benci kepada org yang tidak kita sukai, karena akan merugikan diri sendiri. Jadi, hexagram ini menekannya untuk kita tidak bersikap ceroboh agar tidak merugikan diri sendiri.

Hexagram 44

Hexagram 44 bernama 姤 (gòu), "bertemu bersama". Hexagram ini menyatakan pertemuan antara seorang gadis dengan seorang pria. Dalam ramalan ini dimaksudkan agar tidak melakukan sesuatu dengan mengandalkan nafsu belaka,


(64)

karena bila bila tidak mendapatkannya makan anda sendiri yang akan merasa tersakiti.

Hexagram 45

Hexagram 45 bernama 萃 (cuì), "perkumpulan". Hexagram ini melambangkan perkumpulan, bergabung dan pertemu bersama. Dalam perkumpulan ini anda bisa mengumpulkan kekuatan besar berdasarkan tujuan yang sama. Namun, jika anda memiliki maksud buruk, maka anda tidak akan bisa bertahan lama.

Hexagram 46

Hexagram 46 dinamai 升 (Sheng), "mendorong ke atas". Hexagram ini melambangkan suatu pertumbuhan keatas secara perlahan dan bertahap. Dalam proses ini anda tidak diperbolehkan untuk langsung naik keatas secara tiba-tiba. Namun, anda harus secara perlahan untuk mendapatkan kesuksesan agar anda dapat menikmati proses dalam menuju kesuksesan.

Hexagram 47

Hexagram 47 bernama 困 (kùn), "kelelahan". Hexagram ini menggambarkan kesulitan, tekanan, penderitaan, dan penghambatan. Dalam hexagram ini menerangkan bahwa anda dalam keadaan bahaya dimana anda tidak lagi mampu untuk maju atau pun mundur karena anda terlalu banyak mendapatkan tekanan. Anda disarankan agar maju secara perlahan atau mundur secara perlahan dan menunggu nasib merubah anda.

Hexagram 48

Hexagram 48 dinamai 井 (jǐng), "sumur". Hexagram ini melambangkan agar saling memberi bantuan dan saling tolong-menolong seperti sebuah sumur yang selalu memberikan air kepada manusia dan tidak pernah berubah.

Hexagram 49

Hexagram 49 bernama 革 (gé) "Revolusi". Hexagram ini menjelaskan mengenai perubahan. Dimana perbedaan pendapat hanya bisa diselesaikan dengan situasi yang baru dan perubahan akan membuat hal lama harus ditinggalkan dan memulai sesuatu yang baru.


(65)

Hexagram 50

Hexagram 50 bernama 鼎 (dǐng), "ceret". Hexagram ini melambangkan sebuah ceret yang yang mengeluarkan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Hexagram ini melambangkan jalan yang benar agar mendapatkan suatu yang benar.

Hexagram 51

Hexagram 51 yang bernama 震 (zhèn), "yang membangkitkan". Hexagram zhen mewakili bencana. Zhen menyebabkan seseorang ketakutan dan diam sejenak untuk memikirkan bahaya di depannya. Membuat manusia lebih berhati-hati lagi dalam menjalani kehidupan.

Hexagram 52

Hexagram 52 bernama 艮 (gèn), "tetap diam". Hexagram ini mewakili gunung. Dalam hexagram ini menjelaskan mengenai pengendalian diri dari mengembil tindakan gegabah dan memaksa dan tetap diam dan fokus guna membereskan sesuatu yang berantakan.

Hexagram 53

Hexagram 53 bernama 漸 (jiàn), "kemajuan bertahap". Hexagram ini men jelaskan mengenai kemanjuan bertahap yang dapat dilakukan atau dicapai melalui cara yang pelan, pasti dan bertahap dan dengan benar guna untuk mendapatkan kemajuan.

Hexagram 54

Hexagram 54 bernama 歸 妹 (guī mèi), "Me nikahi gadis". Hexagram ini dimaksudkan seperti seorang gadis muda yang baru menikah dan dibawa kedalam lingkungan baru diamana ia belum bisa menyesuaika n diri. Haxagram ini dimaksudkan bahwa, agar kita dapat beradaptasi dengan lingkugan baru dan keberhasilan anda berpengaruh bagaimana anda bersikap dan berprilaku.


(66)

Hexagram 55 bernama 豐 (fēng), "kelimpahan". Hexagram ini mewakili kelimpahan, kemakmuran dan pencapaian tertinggi. Hexagram ini melambangkan suatu kelimpahan dalam materi dan kesuksesan. Namun, anda perlu ingat agar tidak perlu tinggi hati agar yang telah anda ,dapat tidak cepat musnah. Karena kesuksesan mudah datang secara cepat dan juga mudah hilang.

Hexagram 56

Hexagram 56 bernama 旅 (lǚ), "pengelana". Hexagram lu melambangkan pengelana. Seseorang yang berkelana dan tinggal ditempat baru hendaknya harus beradaptasi dengan menggunakan bahasa dan adat istiadat daerah baru tersebut. Perlu hati-hati dalam tinggal ditempat baru dan harus siap dengan permasalahan yang ada. Anda harus menjadi seorang pengamat dan pelajar yang baik dalam berkelana dan tinggal di tempat baru.

Hexagram 57

Hexagram 57 bernama 巽 (xùn), "angin lembut". Hexagram ini mengajarkan anda untuk bersifat seimbang dan mengendalikan diri dalam situasi apapun yang sedang dialami dan anda harus mendengar dan berbuat adil dalam hal apapun. Hexagram 58

Hexagram 58 yang bernama 兌 (duì), "yang gembira". Hexagram ini melambangkan sesuatu yang gembira, kesenangan, dan kebahagiaan. Akan tetapi anda tidak harus berlebihan dalam kegembiraan, karena akan bahaya. Hexagram ini juga menyatakan untuk berhati-hati dalam berucap dan bersanda gurau dan juga memberikan masukan.

Hexagram 59

Hexagram 59 bernama 渙 (huàn), "pembubaran". Hexagram ini melambangkan pembubaran terhadap semua maslah yang sedang dialami secara perlahan-lahan. Dalam ramalan diartikan bahwa nasih buruk dan kesulitan akan hilang dan nasib baik akan datang.


(67)

Hexagram 60 dinamai 節 (jié), "pembatasan". Hexagram ini melambangkan bahwa perlunya kita untuk hidup untuk sesuai dengan keperluan kita dan membatasinya sesuai dengan kemampuan. Pembatasan dan pengendalian diri layak dibutuhkan untuk menguntungan diri sendiri dan juga orang disekitar kita untuk hidup yang seimbang.

Hexagram 61

Hexagram 61 bernama 中 孚 (zhōng fú ), "Keyakinan". Hexagram ini melambangkan sebuah pertemanan yang saling percaya dan bisa diandalkan. Akan tetapi jika anda tidak percaya dan merasa ragu dalam menjalaninya maka konsekuansi yang akan anda dapatkan yaitu kehancuran dan keretakan dalam persahabatan.

Hexagram 62

Hexagram 62 dinamai 小 過(xiǎo guò), "Kesalahan kecil". Hexagram ini menyatakan bahwa kelemahan dan kekurangan keterampilan anda bisa menghambat keberhasilan anda. Lebih baik bersikap dan lebih konsentrasi dengan tantangan kecil. Dengan demikian, kesalahan yang anda perbuat anda dilihat sebagai kesalahan kecil.

Hexagram 63

Hexagram 63 dinamai 既濟 (ji ji) “setelah klimaks”. Hexagram ini melambangkan penyelesaian yang telah berhasil dan semua telah mencapai masa yang baik. namun, perlu hati-hati terhadap kepuasan diri. Karena bila telah mencapai puncak maka penurunan akan dimulai.

Hexagram 64

Hexagram 64 dinamai 未 濟 (wei ji) “ sebelum klimaks”, hexagram ini menyatakan kurangnya kehati-hatian dalam mengatasi masalah akan


(68)

mendatangkan kegagalan, dan dengan berhati-hati akan mendatangakan keberhasilan.

4.2.2 Hubungan Ba gua dengan elemen lain

Ba gua merupakan simbol yang didalamnya terdapat makna mengenai penggambaran alam semesta beserta isinya. Ba gua sendiri disimbolkan berbentuk oktagon persegi delapan dengan yin yang di bagian tengahnya, berikut merupakan beberapa hubungan simbol ba gua dengan beberapa elemen yang terdapat pada kitab yi jing :

a) Ba gua Feng Shui

Hubungan feng shui dan simbol ba gua sangat erat. Feng shui menggunakan dasar elemen air dan angin dalam penerapannya. Namun, feng shui menggunakan ba gua sebagai alat untuk meramal nasib dan untuk menentukan tempat yang bagus dalam peletakkan ba gua cermin dan dalam hal-hal lainnya. Hubungan ba gua dengan feng shui sangat erat karena feng shui menggunakan ba gua sebagai dasar kerjanya, contohnya pada ba gua kompas yang di gunakan ahli feng shui dalam pekerjaannya. Berikut gambar ba gua kompas :

Gambar 4.8 Ba gua Kompas


(69)

Sumber : google image

Pada awalnya ba gua dan feng shui dianggap untuk meramal dengan mistisnya yang sangat kuat. Namun, sebenarnya ba gua dan feng shui hanya membutuhkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam dalam mempelajarinya dan keseriusan untuk mempelajarinya agar semua pertanyaan yang diajukan mendapatkan hasil yang sempurna. Sekarang ini feng shui dan ba gua telah dianggap satu kesatuan karena ba gua merupakan pelengkap dalam feng shui.

b) Ba gua Tai Chi ( keselarasan Yin Yang)

Tai Chi juga diartikan sebagai maha kutub atau awal mulanya alam semesta dan kehidupan karena simbolnya yang berbentuk lingkaran kosong dengan satu titik di tengahnya sebagai pusat alam semesta. Tai chi quan adalah kekuatan jiwa yang muncul dari hasil olah nafas dalam diri manusia sehingga keluar dalam bentuk tenaga yang sangat dahsyat secara fisik.

Ba gua dimaknai sebagai ba gua tai chi sebab makna dari simbol tersebut yang saling berhubungan. Tai chi diartikan sebagai mata hari dan bulan, posisi atas dan bawah juga keseimbangan dan ba gua diartikan segala sesuatu yang ada


(70)

di alam semesta beserta isinya. Jadi, hubungan ba gua dan tai chi hanya berdasarkan maknanya yang sama-sama berhubungan antara keseimbangan alam semesta beserta isinya.

c) Ba gua Zhang

Hubungan ba gua zhang dengan ba gua sangat erat, karena ba gua zhang merupakan hasil dari dari para murid saolin yang menghapal 64 ba gua dengan bergerak. Hasil dari langkah mereka tersebut kemudian dijadikan ilmu bela diri ba gua zhang.

Ba gua zhang adalah

dasar dari buku kuno yiBa gua zhang adalah salah satu dari tiga kuda dan tidak melatih diri dengaNeijia (dua lainnya adalah Xingyi dan dengan kekuata Xingyi kekuatan Ba gua zhang mahsyur dengan langkah

Ba gua zhang sendiri jika diartikan dala

telapak delapan penjuru (八 berarti delapan, 卦 berarti penjuru, dan 章 berarti telapak). Seni bela diri ini memusatkan pada bagaimana cara melawan musuh dengan telapak terbuka dan perubahan, berbeda denga yang menggunaka


(71)

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL

5.1 Deskripsi Simbol Ba gua pada Masyarakat Tionghoa diKota Medan

Simbol ba gua merupakan suatu simbol yang berbentuk oktagon persegi delapan dengan simbol yin yang pada bagian tengah dengan garis putus dan sambung pada bagian pinggir pada simbol ba gua. Berikut ini deskripsi mengenai simbol ba gua :


(72)

1. Pada bagian tengah simbol ba gua terdapat simbol yin yang dan pada simbol yin yang terdapat sisi hitam dan putih. Pada sisi bagian putih terdapat titik hitam yang dapat diartikan bahwa dalam suatu kesucian dan ketulusan terdapat sisi keburukan dan kejelekan. Pada sisi hitam bagian tengah bawah terdapat juga titik putih yang diartikan bahwa dalam suatu keadaan yang hitam gelap terdapat satu titik putih terang sebagai penerang. Gambar yin yang di artikan sebagai penyeimbang unsur baik dan buruk, lihat pada gambar berikut ini:

Gambar 5.1 gambar yin yang


(73)

2. Pada bagian bagian samping atas terdapat tiga buah garis utuh yang disebut qian yang melambangkan unsur logam, seperti pada gambar berikut :

Gambar 5.2 hexagram Qian

Hexagram qian dalam simbol ba gua mendapat tambahan 8 hexagram baru yang lengkap dengan deskripsi dan arti mengenai alam dan kehidupan. Berikut penjabaran dari 8 hexagram qian :

a. Hexagram tai: kedamaian

b. Hexagram da chu: akumulasi besar c. Hexagram xu: menunggu

d. Hexagram xiao chu: akumulasi kecil e. Hexagram da zhuang: kekuatan besar f. Hexagram da yu: berlimpah

g. Hexagram guai: menembus h. Hexagram qian: sang kreatif

3. Pada bagian atas disamping qian terdapat dua garis utuh dan satu garis putus yang disebut xun yang melambangkan unsur kayu. Lihat gambar berikut ini:


(74)

Gambar 5.3 hexagram Xun

Hexagram xun dalam simbol ba gua juga berubah menjadi 8 hexagram baru dengan deskripsi yang berbeda dan arti yang berbeda dan berikut penjelasan dari 8 hexagram xun :

a. Hexagram sheng: mendorong keatas b. Hexagram gu: membusuk

c. Hexagram jing: sumur d. Hexagram xun: angin lembut e. Hexagram heng: ketahanan f. Hexagram ding: ceret

g. Hexagram da guo: kelebihan h. Hexagram guo: bertemu bersama

4. Pada bagian samping kanan terdapat dua garis putus dan satu garis utuh yang disebut kan yang melambangkan air. Lihat gambar berikut ini:

Gambar 5.4 hexagram kan


(75)

Hexagram kan dalam 64 hexagram ba gua juga berubah menjadi 8 hexagram baru dengan deskripsi yang berbeda dan arti yang berbeda, berikut 8 hexagram baru yang merupakan penjabaran dari hexagram kan:

a. Hexagram shi: tentara

b. Hexagram meng: kebodohan masa muda c. Hexagram kan: bahaya

d. Hexagram huan: pembubaran e. Hexagram jie: melepaskan

f. Hexagram wei ji: sebelum klimaks g. Hexagram kun: kelelahan

h. Hexagram song: tuntutan

5. Pada bagian samping bawah terdapat satu garis utuh dan dua garis putus yaitu hexagram gen setelah hexagram kan yang dilambangkan dengan gunung. Lihat gambar berikut ini :

Gambar 5.5 hexagram gen


(76)

Hexagram gen dalam 64 hexagram ba gua juga berubah menjadi 8 hexagram baru dengan deskripsi yang berbeda dan arti yang berbeda, berikut penjabaran 8 hexagram baru yang merupakan penjabaran dari hexagram gen :

a. Hexagram qian: kerendah hatian b. Hexagram gen: tetap diam c. Hexagram jian: hambatan

d. Hexagram jian: kemajuan bertahap e. Hexagram xiao guo: kesalahan kecil f. Hexagram lu: pengelana

g. Hexagram xian: daya tarik h. Hexagram dun: mundur

6. Pada bagian bawah simbol ba gua terdapat tiga garis putus yaitu hexagram kun yang dilambangkan dengan unsur tanah. Untuk lebih jelas liat gambar berikut :

Gambar 5.6 hexagram kun


(77)

Hexagram kun dalam 64 hexagram ba gua juga berubah menjadi 8 hexagram baru dengan deskripsi yang berbeda dan arti yang berbeda, berikut penjabaran dari 8 hexagram baru yang merupakan penjabaran dari hexagram kun:

a. Hexagram kun: sang penerima b. Hexagram bo: berpisah

c. Hexagram bi: mencari kesatuan d. Hexagram guan: pengamatan e. Hexagram yu: antusiasme f. Hexagram jin: kemajuan g. Hexagram cui: perkumpulan h. Hexagram pi: kemacetan

7. Pada bagian bawah terdapat dua garis putus dengan garis utuh yaitu hexagram zhen yang berada pada sebelah hexagram kun. Hexagram ini melambangkan unsur guntur. Untuk lebih jelas lihat pada gambar berikut ini :

Gambar 5.7 hexagram zhen


(1)

参考文献

[1]Koentjaraningrat. 1985. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

[2]Ihromi, T.O.1995. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta:Yayasan Obor.

[3]Jinghan, He. 2002. Bagua Daoyin. Terjemahan : (David Alexander). Bagua Daoyin.Chinese : Lion Books

[4]Lan, Fung Yu. 2007. Sejarah Filsafat Cina. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[5]Koentjaraningrat. 2007. Metode penelitian masyarakat. Jakarta : Pt. Rineka Cistra

[4]陈友勋.八卦、信息与翻译[J]. 永川. 重庆文理学院学报社会科学 版),2009:123-129

[5]Koh,Vincent.2011.Yi jing Wisdom Revealed.Jakarta: : PT Elex Media Komputindo


(2)

[7]SK, Lim.2012. Asal Mula Simbol-Simbol Keberuntungan Cina. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

[8]Kustedja,Sugiri,dkk.2012. Kosmologi Media Interpretasi Makna Pada Arsitektur Tionghoa Tradisional.Malang. Universitas Brawijaya

[9] Sembiring, Yoan Gebi Angela Depari.2013. Bentuk, Fungsi, dan Makna Feng Shui Pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara

[10] Br Nainggolan, natalinda.2013. Moral dalam Pergerakan Dasar Tai Ji Quan. Medan. Universitas Sumatera Utara.


(3)

电子文献

2014 pukul 13.09 WIB

20:35 WIB

di

unduh pada tanggal 10 mei 2014 pada pukul 07:22 WIB

19:15 WIB

2014 pada pukul 22:35 wib

pada tanggal 26 mei 2014 pada pukul 15:45 WIB

tanggal 2 Juni 2014 pada pukul 13: 45 WIB

2014 pada pukul 20:00 WIB

2014 pada pukul 14:00 WIB

2014 pada pukul 13:05 WIB.


(4)

http://batampos.co.id/20-09-2014/sejarah-budaya-tiongkok-kuno-2/ diunduh pada tanggal 22 januari 2015 pada pukul 20:00 wib


(5)

访谈的列表

1.你知道的八卦吗?

2.什么是八卦?

3.你知道为什么在门口闲聊吗?

4.你知道八卦的历史吗?

5.做你知道的含义和用处的闲言闲语吗?

6.你知道八卦与风水学之间的关系吗?


(6)

报案人

1. 名称 :Guan 师傅 年龄 :48 岁

专业 :八卦专人及寺庙管理人

住宿的地 :Jl Mandala Medan 2. 名称 :Tan 师傅

年龄 : 50 岁

专业 :八卦专人及寺庙管理人

住宿的地方 :Jl. Sriwijaya, Medan 3. 名称 :Awen

年龄 : 25 岁

专业 :学生

住宿的地方 :Jl. Asia, Medan 4. 名称 : William Tan 年龄 : 35 岁

专业 :交易员

住宿的地方 :Jl. Asia Raya, Medan 5. 名称 : Tony Lie

年龄 : 42 岁

专业 :交易员


Dokumen yang terkait

Fungsi Dan Makna Arak Putih Dalam Budaya Masyarakat Tionghoa Di Medan 中国白酒文化对棉兰华裔的作用、意义分析 (Zhōngguó Báijiǔ Wénhuà Duì Mián Lán Huáyì De Zuòyòng, Yìyì Fēnxī)

4 145 90

Keberadaan Dan Fungsi Xiangqi Bagi Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 印尼棉兰华人中国象棋存在与功能(Yìnní Mián Lán Huárén Zhōngguó Xiàngqí Cúnzài Yǔ Gōngnéng)

0 28 130

Keberadaan Dan Fungsi Xiangqi Bagi Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 印尼棉兰华人中国象棋存在与功能(Yìnní Mián Lán Huárén Zhōngguó Xiàngqí Cúnzài Yǔ Gōngnéng)

0 2 14

Keberadaan Dan Fungsi Xiangqi Bagi Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 印尼棉兰华人中国象棋存在与功能(Yìnní Mián Lán Huárén Zhōngguó Xiàngqí Cúnzài Yǔ Gōngnéng)

0 2 2

Keberadaan Dan Fungsi Xiangqi Bagi Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 印尼棉兰华人中国象棋存在与功能(Yìnní Mián Lán Huárén Zhōngguó Xiàngqí Cúnzài Yǔ Gōngnéng)

0 2 44

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 1 14

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 0 1

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA FENG SHUI BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT TIONGHOA KOTA MEDAN 印尼棉兰华裔对风水的理解和意义分析研究 (Yìnní Mián Lán Huáyì Duì Fēngshuǐ De Lǐjiě Hé Yìyì Fēnxī Yánjiū)

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan pustaka - Deskripsi Makna Simbol Diagram Ba Gua Pada Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan 八卦在棉兰华裔社区的功用 (Bāguà Zài Mián Lán Huáyi Shèqū De Gōngyòng )

0 0 9

DESKRIPSI MAKNA SIMBOL DIAGRAM BA GUA PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA MEDAN

0 0 15