BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Trimester Pertama 1. Pengertian - Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Terhdap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Bandar Khalifah Medan Tahun 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  1. Pengertian

  Kehamilan Trimester pertama adalah pembentukan yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) sel telur dengan sel sperma (Fauziah, 2012).

  Sedangkan menurut Rahmasari (2012) Kehamilan adalah suatu proses pembuahan yang terjadi dengan sempurna dengan mencakup usia kehamilan minggu 1 hingga minggu 12 masa kehamilan.

  Terjadinya pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan sel spermatozoa, kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan dan selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi atau implantasi, maka selanjutnya hasil konsepsi mengalami pertumbuhan dan perkembangan (Rukiyah, 2009).

  2. Tanda – tanda Kehamilan Kehamilan dapat dilihat dari beberapa tanda kehamilan yaitu.

  a.

  Berhenti Menstruasi merupakan berhentinya menstruasi dapat dilihat sebagai salah satu tanda kehamilan. Apabila saat tidak hamil, sebelumnya menstruasi datang secara teratur. Dimana, setiap bulan ovarium mengeluarkan sel telur yang matang. Jika tidak dibuahi, sel telur akan mengalami proses peluruhan yang dibarengi oleh pendarahan. Yang

  6 b. diakibatkan oleh pembuluh darah di dinding rahim yang terkikis. Jika terjadi pembuahan anatar sel telur yang matang dengan sperma.

  c.

  Mual, muntah atau Morning Sickness merupakan tanda awal kehamilan yang biasa ditemukan pada ibu hamil. Tanda awal ditemukan pada awal mual dan muntah yang dikarenakan aliran darah menerima peningkatan hormon yang tiba-tiba. Yang dapat dirasakan pagi hari hari atau malam hari, atau malah sepanjang hari.

  d.

  Flek Pink akan dapat hilang setelah berhenti menstruasi, ibu mungkin akan mengalami sedikit perdarahan atau flek pink di awal kehamila.

  Biasanya terjadi saat implantasi, yaitu sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim yang terjadi sekitar seminggu hingga sepuluh hari setelah pembuahan terjadi.

  e.

  Perubahan pada Payudara yang di alami oleh ibu hamil terdapat di daerah berwarna hitam di sekitar puting (areola) akan berubah menjadi lebih gelap. Payudarah akan membesar karena adanya peningkatan hormon progesteron dan estrogen yang dapat berpengaruh pada siklus menstruasi dan kehamilan.

  f.

  Sembelit sering mengalami sembelit yang diakibatkan oleh hormon progesteron yang menyebabkan kendurnya otot-otot rahim dan dapat juga mengendurkan otot-otot usus, sehingga daya dorongnya terhadap sisa makanan menjadi berkurang. g.

  Sering berkemih disebabkan oleh tertekannya kandung kemih. Letak rahim dan kandung kemih yang bersebelahan membuat kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar pada trimester pertama.

  h.

  Sakit Punggung saat hamil bisa terjadi karena adanya perubahan otot cairan ketuban. i.

  Mudah letih disebabkan oleh keadaan tubuh yang menyesuaikan diri dengan adanya janin, biasa ditandai oleh adanya rasa pening. j.

  Rasa lelah akan muncul pada awal kehamilan, terjadi karena tubuh ibu sedang berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal yang terjadi daam tubuh ibu. k.

  Hasil Tes Pack Positif untuk mendapatkan kepastian hamil atau tidak, dapat dilakukan dengan menggunakan alat tes kehamilan. Tes dilakukan dengan menggunakan urin yang dilakukan jika kehamilan sudah memasuki usia 10-14 hari (Rahmasari, 2012).

3. Perubahan Fisiologis ibu hamil pada Trimester I : a.

  Perubahan fisiologis pada sistem reproduksi Setelah konsepsi, uterus akan berkembang untuk menyediakan nutrisi dan perlindungan bagi janin yang akan berkembang dan tumbuh di dalamnya. Secara fisiologis perubahan yang dapat digambarkan pada masa konsepsi.

  b.

  Perubahan pada sistem kardiovaskuler Perubahan sistem kardiovaskuler terjadi selama masa kehamilan dan sangat perlu dipahami bahwa perhatian pada wanita hamil normal sangatlah pentingnya dengan perhatian kepada wanita dengan kelainan kardiovaskuler saat hamil.

  c. Perubahan pada sistem respirasi Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi sistem respirasi terjadi menyebabkan ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenangkan pada kehamian dan penyakit sistem respirasi bis menjadi lebih parah karena kehamilan.

  d. Perubahan pada sistem urinaria Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap terjadi sampai kehamilan 30 minggu. Setelah itu menurun secara perlahan. Walaupun masih diatas level wanita tidak hamil sebagai hasilnya, ginjal mengalami pembesaran dan fitrasi glomelural, yang dapat dilihat dengan uji klirens kreatinin meningkat 45% pada kehamilan 8 minggu.

  e. Perubahan pada sistem gastrointestinal Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat hamil, kemungkinan karena efek estrogen yang bisa mengarah pada perdarahan karena trauma atau karena sakit gigi. Tidak ada bukti yang otentik bahwa kehamilan mengakibatkan pembusukan gigi, masalah dental ( gigi ) biasanya terjadi karena gingivitis.

  f. Perubahan pada metabolisme Dengan terjadinya perubahan peningkatan pola makan terhitung + 200 – 300 kkal/hari. Membuat system gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai juga perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan yang terjadi karena human placental lactogen (HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk perkembangan otak fetus, juga melindungi g. Perubahan muskuloskeletal

  Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvik pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.

  h. Perubahan kulit Dari akhir bulan kedua sampai dengan aterm, terjadi peningkatan pituitary melanin stimulating hormone yang menyebabkan bermacam

  • – macam tingkat pigmentasi. Hal ini dapat dijumpai hampir pada seluruh wanita hamil, walaupun pigmentasinya bervariasi menurut warna kulit dan ras, kulit terasa seperti terbakar selama kehamilan akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang lain.

  i.

  Perubahan payudara Karena adanya peningkatan supali darah bawah pengaruh aktivitas hormon, jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan. Estrogen menyebabkan penyimpanan lemak. Progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih turvarkularisasi dan mampu bersekresi. j. Perubahan pada sistem endokrin Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan menekan produksi mngandung hormon –hormon ini akan meningkat jumlahnya, tetapi kadar hormon bebas tdak mengalami peningkatan yang berat (Salmah, 2006).

  

4. Pada Kehamilan trimester pertama perubahan psikologis juga terjadi pada

  wanita hamil. Hal ini bisa disebabkan karena adanya rasa kecemasan, kegusaran, ketakutan, dan perasaan panic (Rukiyah, 2009).

  

5. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan trimester pertama normal

adalah 1 – 2,5 kg (Rahmasari, 2012).

B. Emesis Gravidarum

1. Pengertian

  Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG yang dilepaskan lebih tinggi, dan hormon HCG yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah pada masa awal kehamilan (Andriana, 2012).

  Gejala-gejala kurang lebih terjadi pada 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Nursiah, 2012). Biasanya rasa mual ini akan pergi seiring wanita memasuki trimester II (Harjana, 2013).

  Penyebab terjadinya mual dan muntah pada masa kehamilan tidak diketahui secara pasti (Setiawan, 2012). Gejala yang mengganggu ini biasanya dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6 – 12 minggu kemudian (Anggraini, dkk, 2011). Faktor predisposisi dan faktor – faktor lain penyebab mual muntah adalah : a.

  Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan ini HCG dibentuk berlebihan (Prawihardjo, 2002).

  b.

  Masuknya Vili Khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik (Prawihardjo, 2002).

  c.

  Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik (Prawihardjo, 2002).

  d.

  Faktor Psikologik dalam kehamilan memegang peranan yang penting.

  Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat mempererat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai e.

  Sosial ekonomi juga menjadi faktor dan penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Dengan ekonomi yang cukup, maka dapat memeriksa kehamilan dan melakukan persiapan yang baik. Persiapan yang baik awal kehamilan akan membuat proses kehamilan berlangsung dengan baik (Prawihardjo, 2002).

  3. Patofisiologi

  Perasaan mual dan muntah pada saat kehamilan trimester pertama yang ditemukan pada minggu kedua atau kedelapan setelah pembuahan.

  Disebabkan karena peningkatan hormon estrogen (Rahmasari, 2012). Pengaruh estrogen dan progesteron yang terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari (Rukiyah, 2009).

  4. Tanda dan Gejala

  Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pada pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba, 2010). Akibat mual dan muntah dengan berkurangnya nafsu makan (Ai yeyeh, 2010). Tanda – tanda emesis gravidarum berupa : a.

  Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap hari.

  Nafsu makan berkurang c. Barat badan menurun

5. Penanganan Wanita dapat mengatasi mual-mual dengan cara sederhana.

  Komposisi makanan seharusnya disesuaikan dengan tidak memakan yang mengandung lemak. Makanan dengan karbohidrat rendah sebaiknya dimakan lebih sering, ini terdiri atas biscuit dan teh (Rahmasari, 2012). Diet yang disesuaikan untuk ibu hamil ketika bangun : seiris toast atau 2 biskuit kering cracker, dengan minuman teh encer.

  8.00 : Sarapan ringan dengan sereal atau toast dengan serial atau madu, dan mungkin teh ringan.

  10.00 : Toast dengan segelas susu, teh atau sari buah. 12.30 : Makanan siang sop degan tost atau cream cracker, beras atau mie dengan sayuran.

  15.30 : Teh, toast selai, jus buah, dan kue basah. 18.30 : Makan malam. Daging atau ayam, sayuran hijau, kentang, salad dan puding beras.

  21.30 : Minum teh, susu hangat Hal diatas merupakan sebuah contoh. Jika mual terasa mengganggu, ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Dalam beberapa kasus mual- muntah, obat-obatan dapat membantu calon ibumerasa lebih enak dan (seperti cydizine atau meclozine) akan membantu. Jika muntah-muntahnya yang mengganggu dan lebih parah maka, obat dapat diberikan dengan metoclopramide yang diminum 3 kali sehari (Llewellyn Derek, 2005).

C. Defenisi Keluarga 1. pengertian

  Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling keterantungan (Dion, 2013).

  Keluarga bisa dianggap sebagai organisme hidup dengan struktur yang konkrit dan simbolik. Sebagai suatu sistem sosial keluarga berupaya mempertahankan kestabilan dan keutuhan keluarga (Rukiyah, 2009).

2. Tipe Bentuk Keluarga

a. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu

  dan anak-anak

  b. Keluarga Besar (Extended Family), keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

  c. Keluarga Berantai (Serial Family), keluarga yang terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.

  d. Keluarga Duda atau Janda (Singel Family), keluarga ini terjadi karena adanya perceraian dan kematian. f. Keluarga Berkomposisi yaitu, keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

  g. Keluarga Kabitas yaitu, dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

  Dukungan sosial keluarga selama kehamilan dapat diberikan oleh pasagan wanita atau keluarga dengan teman-temannya, juga dukungan khusus yang diberikan oleh bidan, dan profesional asuhan kesehatan lain (Salmah, 2006).

  Dukungan sosial keluarga adalah merupakan informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya. Sedangkan dukungan sosial menurut Setyawan (2012) suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya.

  Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak (Susanti, 2008). Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikologis ibu hamil adalah faktor penting. Jaringan sosial sering kali dipakai sebagai sumber terbesar mendapatkan nasehat kehamilan (Salmah, 2006).

  E. Komponen-komponen Dukungan Sosial Keluarga

  Kuntjoro (2002) mengemukakan 6 Komponen Dukungan Sosial yang disebut dengan “The Social Provision Scale” yaitu : a.

  Kerekatan Emosional (Emotional Attachment) Integrasi Sosial (Scsial Integration ) c. Adanya Pengakuan (reassurance of worth) d.

  Ketergantungan yang dapat di andalkan (Reliable Reliance) e. Bimbingan (Guidance) f. Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nuturance)

  F. Dukungan Sosial Keluarga

  Dukungan sosial keluarga dibagi menjadi : 1.

  Dukungan Nyata Jenis dukungan ini meliputi jenis penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan bantuan financial, material yang dapat membantu memecahkan masalah. Meskipun sebenarnya setiap orang dengan sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata merupakan paling efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan berhutang akan benar-benar menambah stress individu (Niven, 2002).

2. Dukungan Pengharapan

  Dukungan pengharapan meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian stress lebih baik juga sumber stress strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman. Dukungan sosial menyangga orang-orang untuk melawan stress dengan membantu mereka mendefenisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil. sama yang telah mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan nasehat dan bantuan (Niven, 2002).

  3. Dukungan Emosional Selama stress berlangsung, individu lebih sering mengalami emosional, depresi, sedih, ansietas dan kehilangan harga diri. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai, bantuan dalam bentuk semanagat, empati, sehingga individu yang menerimanya (Niven, 2002).

  4. Dukungan Informasi Kelarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada dukungan ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Terhdap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Bandar Khalifah Medan Tahun 2014

58 322 70

Perilaku Suami dalam Menghadapi Perubahan Psikologis Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bidan Loly Medan Tahun 2012

0 65 69

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Klinik Rahmat Tahun 2014

3 79 57

Pengalaman Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Pada Trimester I Di RSUD DR. PIRNGADI Kota Medan Tahun 2011

0 75 65

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil terhadap Kesadaran Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester III Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

0 56 38

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemeriksaan Kehamilan Trimester III di Klinik Bersalin Sri Wahyuni Medan

17 130 62

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama Di Klinik Kasih ibu Delitua 2008

14 146 64

Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam

2 79 64

Hubungan Dukungan Suami dengan Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Dinoyo Kota Malang

0 6 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014

0 0 17