14. dr. Elisabeth Yohmi, SpA, IBCLC masalah menyusui pada ibu dan bayi
dr. Elizabeth Yohmi, SpA, IBCLC
Problematika dalam
menyusui
Address: Tebet Barat, Jakarta Place & Date of Birth: Jakarta, 13 September Name: Dr. Elizabeth Yohmi, SpA, IBCLC Educations: Marital Status: Married Email address: elizabeth_yohmi@yahoo.com 2004: Pediatrician, University of Indonesia 1993: Medical Doctor, University of Indonesia, Jakarta 2007: International Board Certi[ied Lactation Consultant 2006: Fellowship of Pediatric Hemato-‐ Oncology, University of Indonesia Courses in breastfeeding: 2006: TOT 40 hours breastfeeding counseling course WHO/UNICEF 2006: 40 hours breastfeeding counseling course WHO/UNICEF 2012: Re-‐certi[ied as IBCLC (by CERPs) 2009: 40 hours Integrated course (Breastfeeding, Growth chart, HIV, Complimentary Feeding) WHO/ UNICEF 2011: Update 40 hours breastfeeding counseling course UNICEF 2008: 20 hours Baby Friendly Hospital Initiative Course WHO/ UNICEF (2006) 2008: Lactation Motivation Trainer, Indonesian Pediatric Society Working Experiences 1992-‐1995: Head of Primary Health Care Tanjung Bintang, South Lampung 2013: Lactation Massage Course, Jakarta 2013: Update 20 hours Baby Friendly Hospital Initiative Course WHO/ UNICEF (2009) 2016-‐ now Head of POKDI ASI and Pediatric Staf 2011-‐ 2016: Head of Outpatient Clinic St. Carolus Hospital, Jakarta 2005 -‐ now : St. Carolus Hospital, Jakarta and Hermina Mother and Child Hospital, Jakarta 2004-‐2005: Co-‐Coordinator for Haemophilic Study at Ciptomangunkusumo Hospital Organization Experiences Secretay of Breastfeeding Task Force Indonesian Pediatric Society 2011-‐2014 Chief of Breastfeeding Task Force Indonesian Pediatric Society 2014-‐2017
Topik bahasan
• Bagaimana mendiagnosa dan tatalaksana masalah pada
ibu dengan: o
Puting datar, terbenam dan besar/panjang; o
Payudara bengkak (engorgement); o
Saluran tersumbat dan mastitis; o Puting lecet dan retak.
- penggunaan pengganti ASI Bagaimana mengatasi masalah menyusui pada bayi
Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar
- dengan:
o Bayi yang sering menangis o Bayi yang menagntuk
Bagaimana kondisi payudara ini ??
Macam-‐macam bentuk dan besar payudara
Semua normal Bagaimana bentuk puting gambar 1 ini ? Walaupun puting terbenam namun sangat lentur à kelenturan puting lebih penting
BFC 14/2
Bayi menghisap bukan di puting saja tapi mengambil
sebagian besar payudara ke dalam mulutnya
Puting terbenam Ada skar bekas operasi abses payudara
Ibu dengan puting terbenam jika menguji kelenturan
payudaranya, putingnya akan masuk dan bukannya keluar.
Tatalaksana puting datar dan terbenam Mungkin tidak menolong Bangun kepercayaan ibu – payudara akan membaik. Jelaskan bahwa bayi menyusu pada payudara bukan puting
Biarkan bayi menjelajahi payudara dengan
kontak kulit
Bantu ibu mengatur posisi bayi pada payudara Coba berbagai posisi – misalnya bawah lengan Bantu ibu agar puting lebih menonjol Gunakan pompa tabung suntik Perah ASI dan berikan dengan cangkir Perah ASI kedalam mulut bayiPerawatan Antenatal Segera setelah lahir
Untuk minggu pertama atau kedua setelah lahir
Spuit untuk penanganan puting terbenam
STEP ONE: Cut along this line with blade STEP TWO: Insert plunger from cut end
STEP THREE: Mother gently pulls the plunger
LANGKAH I: Potong sesuai garis dengan pisau LANGKAH II: Masukan plunger dari ujung yang dipotong
Secara lembut ibu menarik plunger
Puting panjang
Bayi Qdak melekat dengan benar.
Dagu bayi jauh dari payudara, mulut bayi
tertutup, dan payudara seperQ tertarik
keluar.
Puting lecet
- Menyusui seharusnya Qdak nyeri!
wajar, Rasa kurang nyaman beberapa hari awal à
- akan hilang dengan perbaikan pelekatan
Minta ibu mendeskripsikan rasa nyeri di payudara
AmaQ kondisi payudara dan proses menyusui Penyebab puQng lecet: Pelekatan kurang tepat
Payudara bengkak Bayi melepas payudara tanpa mengurangi isapan Penggunaan breast pump Infeksi candida Tongue-‐0e Bagaimana kondisi payudara ibu ini ? Panas Berat Keras ASI mengalir Tidak demam
Nyeri Udem Kaku, khususnya puQng mengkilap Kemerahan difus tak jelas
ASI Qdak mengalir/ menetes Mungkin demam dalam 24 jam Payudara penuh Payudara bengkak SEBAB DAN PENCEGAHAN PAYUDARA BENGKAK PENCEGAHAN § ASI banyak
§ Mulai menyusui segera § Terlambat mulai menyusu setelah lahir § Pelekatan kurang baik pada payudara
§ Pastikan pelekatan baik § ASI tidak sering dikeluarkan § Dorong ibu untuk lebih § Kurang lama menyusu sering dan lama menyusui Tatalaksana payudara bengkak jangan “mengistirahatkan” payudara
- Susui sering dan bantu pelekatan
Jika bayi dapat menyusu
- Perah ASI dengan tangan atau pompa
Jika bayi 0dak dapat menyusu
- Kompres hangat atau mandi air hangat Pijatan pada leher dan punggung/ payudara Rangsang kulit puting & Bantu ibu untuk rileks
Sebelum memberi minum rangsang refleks oksitosin
Setelah minum untuk menurunkan udem & nyeri
- Kompres dingin pada payudara
Apa yang di alami payudara ini?
MastitisPuting retak
Gejala Saluran Tersumbat dan Mastitis
Saluran tersumbat Stasis ASI MasQQs non infekQf MasQQs InfekQf
Benjolan Lunak Kemerahan lokal Tidak demam Ibu baik-‐baik saja Berkembang keBengkak keras Sangat nyeri Kemerahan Demam Ibu sakit Apa yang di perhatikan pada payudara ini? A
B Payudara bengkak Mastitis
BFC 14/15
Mastitis Engorgement
§ Biasanya satu payudara
§
Bagian tertentu yang terkena § Area kemerahan (erythema): batas tegas dengan jaringan normal payudara mengelilinginya
§
Keras dan lunak pada area kemerahan § Keras yang tidak membaik setelah ASI dikeluarkan
§ Nyeri di area kemerahan
§ Ibu demam berlanjut
§ Biasanya kedua payudara
§ Mengenai seluruh bagian payudara
§ Kemerahan pucat, difus, batas tidak jelas
§ Keras: bengkak pada seluruh payudara , puting kaku
§ Keras dan bengkak
membaik jika
ASI dikeluarkan
§ Nyeri pada seluruh payudara§ Mungkin demam singkat 24 jam
Penanganan saluran tersumbat dan mastitis
PERTAMA: Meningkatkan pengeluaran ASI
- Gejala semakin berat
- Fissure/ retak
- Tidak membaik dalam 24 jam
Cari penyebab dan perbaiki
- Pelekatan tidak baik
- Penekanan pakaian
- Aliran buruk pada payudara besar
- Menyusui sering
- Pijat lembut kearah puting
Anjuran
- Kompres hangat
- Analgesik – ibuprofen
- Posisi yang bervariasi
- Mulai menyusui pada bagian yang tidak terkena
Sarankan jika membantu
Bila terjadi hal ini:
Terapi tambahan Antibiotik Istirahat total
Obat Dosis Aturan
Flucloxacillin 250 mg peroral Diminum sekurangnya 6 jam sekali selama 7 -‐ 10 hari 30 menit sebelum makan. Erythromycin 250 -‐ 500 mg peroral 6 jam sekali selama 7 -‐ 10 hari
Pilihan jika Qdak tersedia:
Amoxycillin/ 875mg peroral calvulanate 2x/hari selama 7-‐10 hari Cephalexin 500mg peroral 6 jam/x selama 7-‐10 hari Clindamycin 300mg peroral 6 jam/x selama 7-‐10 hari Dicloxacilin 500mg 6 jam/x selama 7-‐10 hari
Bagaimana kondisi puting ini ?
Terdapat garis kaku melalui ujung puQng. Ini karena tekanan yang memencet
puQng. Ini adalah tanda dari pelekatan yang kurang baik
Bagaimana kondisi payudara ini ?
Terdapat luka terbuka sepanjang unjung puQng à ulkus
Luka terbuka atau ulkus:
Luka menyembuh dari bagian dasar Sel-sel baru perlu bertumbuh pada permukaan basah Jika lukanya kering akan memperlambat penyembuhan
Penanganan:
§ Gunakan parafin putih lunak atau lanolin murni waktu menyusu § Tutup dengan bantalan payudara bersih, kassa atau pakaian § Jika terjadi peradangan pada luka atau ada nanah mungkin perlu antibiotik
Bagaimana kondisi payudara ini ? Infeksi candida
Apa yang dirasakan ibu ini dengan kondisi payudara seperQ ini ?
Pu5ngnya sangat nyeri dan gatal Pengobatan candida pada payudara Fluconazole 150-‐300 mg per oralsekali diikuQ dengan 50-‐100 mg 2 X perhari selama 2-‐3 minggu; (untuk ibu) (Untuk bayi, kandida pada mulut) Fluconazole 6 mg/kg BB peroral 1 X dilanjutkan dengan 3mg/kgBB perhari selama 14 hari. Hen5kan menggunakan empeng, dot, dan nipple shields
Gen5an violet
- – sp 7 hari setelah sembuh.
.
dioleskan: Ke mulut bayi: 0.25% gunakan Qap hari atau selang-‐seling selama 5 hari atau sampai 3 hari setelah kelainan kulit sembuh.
Ke pu5ng ibu: 0.5 % gunakan Qap hari selama 5 hari.
Krim Nysta5n 100.000 IU/g: Oleskan ke puQng 4 x sehari setelah menyusui
Suspensi Nysta5n 100.000 IU/ml: Teteskan 1 ml ke mulut bayi selama 7 hari, 4x sehari setelah menyusu, atau selama ibu diobaQ
Apa yang perhatikan pada mulut bayi ini?
Bayi ini memiliki tali lidah yang pendek, atau tongue-‐5ePeriksa perlekatan
Periksa payudara: bengkak, retak, candida
Periksa bayi untuk candida dan tali lidah pendek
Berikan penanganan sesuai Bangun rasa percaya diri ibu
Perbaiki pelekatan dan lanjutkan menyusui
Kurangi bengkak, sarankan sering menyusui dan perah
Tangani dengan penyembuhan luka basah jika luka terbuka atau ulkus
Obati Candida jika gejala sesuai, nyeri diantara waktu menyusui
Nasehati ibu untuk:
Mencuci payudara hanya sekali sehari, hindari sabun
Hindari obat salep atau lotions
Oleskan ASI akhir kaya lemak di puting setelah menyusui
Indikasi Medis Penggunaan
Pengganti ASI
- Bayi yang memerlukan formula khusus
- – Galaktosemia klasik
- – Maple syrup urine disease
- – Fenilketonuria
- Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka
waktu terbatas
Alasan medis penggunaan pengganti ASI
Kondisi Bayi
- – BBLR <1500 gram
- – Bayi lahir pada usia kehamilan <32 minggu
- – Bayi beresiko hipoglikemia yang gagal merespons pemberian ASI
permanen
- Ibu dibenarkan Qdak menyusui secara
Infeksi HIV, pengganQ ASI memenuhi kriteria (dapat
AFFASS
- – diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan & aman)
Ibu dibenarkan menghenQkan menyusui
- sementara
Penyakit parah yang menghalangi ibu merawat bayi
- – Infeksi virus herpes simpleks 1 di payudara
- – Terpapar psikoterapi, radioakQf, iodium, kemoterapi
- – Alasan medis penggunaan pengganti ASI
Alasan medis penggunaan pengganti ASI
Kondisi Ibu
- Ibu dibenarkan tetap menyusui meski dalam kondisi:
- – MasQQs
- – Abses payudara
- – HepaQQs B
- – HepaQQs C
- – Tuberkulosis
tetap menyusui
- Ibu dibenarkan
- Skrining ibu hamil
- Bayi lahir dari ibu HBV (+) sudah tercemar darah ibu saat dilahirkan à 5-15 % ibu hamil HepB (+) menularkan pada bayinya
- Kebanyakan terjadi selama atau segera sebelum melahirkan jadi imunoprofilaksis dan vaksinasi segera setelah lahir efektif mencegah infeksi (proteksi 85-90%)
- Dalam 12 jam bayi diberi Hepatitis B Immunoglobulin (HBIG) diikuti 3 x vaksinasi HepB à cara ini menurunkan resiko MTCT selama menyusui
(Hill 2002) Alasan medis penggunaan pengganti ASI Kondisi Ibu- Tuberkulosis
Ibu dibenarkan tetap menyusui Alasan medis penggunaan penggan5 ASI
Bayi dari ibu dengan tuberkulosis
Ibu dan bayi mendapat tata laksana sesuai protokol
Rujuk / upayakan ibu dan bayi mendapat tata laksana tuberkulosis sesuai protokol Hindari kontak erat ibu dengan bayi Anjurkan ibu memerah dan beri bayi ASI perah Ya Tidak Dukung ibu tetap menyusui secara langsung, seper5 biasa Gunakan masker saat berdekatan dengan bayi Cuci tangan sering, terutama sebelum memegang bayi
Rekomendasi WHO pada kasus TBC dan
tatalaksana pemberian ASI
Tuberkulosis aktif pada ibu yang terdiagnosis Tuberkulosis aktif pada ibu yang sebelum persalinan terdiagnosis setelah persalinan
>2 bulan sebelumnya <2 bulan <2 bulan >2 bulan
sebelumnya sesudahnya setelahnya Sputum negatif Sputum positif -- sebelum persalinan sebelum persalinan
Menatalaksana ibu Menatalaksana ibu Menatalaksana ibu Menatalaksana ibu Menatalaksana ibu
Boleh menyusui Boleh menyusui Boleh menyusui Boleh menyusui Boleh menyusui
Tidak diperlukan Bayi diberi Bayi diberi Bayi diberi Bayi diberi profilkasis isoniazid profilaksis isoniazid profilaksis isoniazid profilaksis isoniazid profilaksis selama 6 bulan selama 6 bulan selama 6 bulan selama 6 bulanBCG pada saat BCG setelah BCG setelah BCG setelah Jika BCG tidak
bayi lahir profilaksis selesai profilaksis selesai profilaksis selesai diberikan pada saat diberikan diberikan diberikan bayi lahir, BCG harus diberikan setelah profilaksis selesai
!
Kondisi Ibu- Dengan HIV +
- Ibu dibenarkan Qdak menyusui secara
permanen
- – Infeksi HIV, pengganQ ASI memenuhi kriteria
AFFASS
(dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan & aman) Alasan medis penggunaan pengganti ASI
BIHA dan PPIA
Tanpa PMTCT -‐-‐-‐ 10-‐20% BIHA terinfeksi HIV
apabila disusui selama 2 tahun Risiko transmisi HIV postnatal melalui ASI pada
- (WHO 2006)
bayi >6 minggu sebesar 1% per bulan
- Faktor risiko transmisi: viral load HIV, lama
menyusu, kondisi payudara
↓ " ASI eksklusif 0-‐6 bulan -‐-‐-‐ risiko transmisi mixed feeding
↓ " Profilaksis ARV -‐-‐-‐ risiko transmisi
(Siegfried et al, 2011) sampai 1-‐2% Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 51 tahun 2013
Tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Bab III C.Prong 3
no 5. Tata laksana pemberian makanan bagi bayi/anak
Ibu dengan HIV yang sudah dalam terapi ARV memiliki kadar HIV
sangat rendah sehingga aman untuk menyusui bayinya. Dalam
Pedoman HIV dan Infant Feeding WHO (2010) merekomendasikan
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan untuk bayi baru lahir dari
yang ibu HIV dan dalam terapi ARV untuk kelangsungan hidup anak
dan diteruskan hingga bayi berusia 12 bulan disertai makanan
padat . Bayi diberi profilaksi ARV dst ....
Bayi dari ibu HIV posi5f
Evaluasi syarat pemberian susu formula- ‐ Dorong ibu untuk menyusui selama
1. Susu formula dapat diterima oleh ibu dan keluarga
- ‐ Pas5kan posisi dan pelekatan benar
- ‐ Jika pu5ng terluka, ASI diperah dan
2. Susu formula dapat disediakan sampai bayi berusia 1 tahun dengan jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi
3. Tersedia sumber air bersih dan bahan bakar
4. Keluarga dapat diedukasi cara penyediaan susu formula yang aman
Ibu hamil mendapat ARV sesuai PPIA
Ya Tidak Terpenuhi semua Tidak terpenuhi semua Ajarkan ibu memerah dengan tangan (lebih kecil risiko terluka daripada memerah dengan alat) ASI perah yang dipasteurisasi selama 1 tahun Susu Formula dengan cara penyiapan yang benar
6 bulan
dipasteurisasi sebelum diberi ke bayi
Simpulan
- Diagnosis dan penanganan kondisi payudara
penQng untuk meringankan penderitaan ibu
dan melanjutkan menyusui. Pengamatan dan bimbingan laktasi sangat- diperlukan bagi para ibu yang nenyusui Dengan mengetahui alasan medis penggunaan
pengganQ ASI maka akan semakin banyak ibu
yang terbantu dalam pemberian ASI
Masalah menyusui pada bayi
Bayi ‘sering’ menangis
Bayi Ibu Managemen laktasi
- Nyeri • Baby blues • Posisi kurang syndrome
- Lapar &n
- Menyusu belum opQmal
- Mengantuk • Asupan diet (?)
- Butuh • NikoQn, opioid, obat perhaQan anQ-‐cemas
Red Flags!!
- BAK < 3-‐5 x di hri 3-‐5, < 4-‐6x di hari ke 4-‐6
• BB ê >7% dlam 72 jam pertama dan Qdak naik di H-‐5 atau BB