Pola Makan,Kebiasaan Sarapan dan Status Gizi Berhubungan Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Kediri

54
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Pola Makan,Kebiasaan Sarapan dan Status Gizi Berhubungan
Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Kediri
Nurwijayanti
Stikes Surya Mitra Husada Kediri
e-mail : wijayantistikes@gmail.com

ABSTRACT
There are many factors that can influence the success of learning such as dietary and breakfast habits and
nutritional status. Lack of nutrients will reduce the concentration of student while learning so that will
reduce student learning outcomes. The purpose of this study to determine the relationship between dietary
habits, breakfast habits and nutritional status of Vocational High School student achievement. Analytical
research design correlation with cross sectional approach. Analytical research design correlation done with
cross sectional approach. The population is the first and second grades students with a sample of 54
respondents in simple random sampling. Data collected by questionnaires. Data analyzed with the
regression test. The result of this research was found that almost half of the respondents had adequate
dietary habit (46.3%), most respondents had breakfast habit in the frequent category (55.6%), and most of
them had normal nutritional status (68.5%). The statistical tests results revealed that there is a correlation
between dietary, breakfast habits and nutritional status towards Vocational High School students

achievement. Dietary, breakfast habits and nutritional status should be considered well to improve student
concentration so that later will improve the students achievement.
Keywords: Breakfast habit; dietary habit; learning achievement; nutritional status
ABSTRAK
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya pola makan,
kebiasaan sarapan dan status gizi. Kekurangan zat gizi akan mengurangi konsentrasi belajar
siswa sehingga dapat menurunkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pola makan, kebiasaan sarapan dan status gizi terhadap prestasi
belajar siswa di SMK. Desain penelitian analitik korelasi dengan cara pendekatan cross
sectional. Populasinya adalah siswa SMK kelas 1 dan 2 dengan sampel 54 responden secara
simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data
dengan uji regresi. Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden pola makannya
dalam kategori cukup (46,3%), sebagian besar responden mempunyai kebiasaan sarapan
dalam kategori sering (55,6%), sebagian besar responden mempunyai status gizi normal
(68,5%) . Hasil uji statistik diketahui bahwa ada hubungan pola makan, kebiasaan sarapan
dan status gizi terhadap prestasi belajar siswa SMK. Pola makan, kebiasaan sarapan dan
status gizi harus diperhatikan dengan baik untuk meningkatkan konsentrasi siswa sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata Kunci : Kebiasaan sarapan; pola makan; prestasi belajar; status gizi


55
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

PENDAHULUAN
Prestasi belajar sudah

lama

InternationalStudent Assesment (PISA) pada

menjadi kajian yang menarik dalam

tahun 2009, menunjukkan Indonesia

berbagai

hanya

penelitian,


sejak
terutama

dalam

menempati

urutan

61

dari

penelitian bidang psikologi pendidikan.

65 negara (Nurdin, 2012). Rata-rata nilai

Ini

belajar


prestasi belajar siswa dengan kategori

salah satu tolok ukur dari

sangat baik 10,1%, kategori baik 46,8%,

dikarenakan

merupakan

prestasi

keberhasilan seseorang dalam

dunia

kategori cukup baik 41,8%, kurang 1,3%,

akademik (Latipah, 2010). Setiap jenjang


dan gagal 0% (Ratnasari, 2015).Ada

pendidikan mempunyai tujuan masing-

banyak

masing dalam proses belajar mengajarnya.

keberhasilan belajar, diantaranya pola

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

makan, status gizi dan kebiasaan sarapan

merupakan jenjang pendidikan yang salah

pagi (Sulistyoningsih, 2011). Menurut

satu


hubungan

Purnakarya (2010) kekurangan zat gizi

teknologi

akan mengurangi konsentrasi belajar

(Atmoko, 2013). Setiap orang tua akan

siswa. Kekurangan zat gizi masa remaja

selalu mengharapkan anaknya mampu

akan berdampak pada aktifitas siswa di

berprestasi dalam belajarnya. Namun

sekolah seperti lesu, mudah letih/lelah,


demikian

terkadang

jauh

hambatan pertumbuhan, kurang gizi pada

berbeda

dengan

orang

masa dewasa dan penurunan prestasi

tua.Prestasi anak Indonesia masih cukup

(Elnovriza, 2008). Masalah gizi yang


rendah bila dibandingkan negara lain,

terjadi di Indonesia masih sangat banyak

salah satunya diketahui dari laporan

salah satu diantaranya adalah Kekurangan

Balitbang tahun 2011 mengenai survei

Energi

yang dilakukan Trends in Mathematic and

mempengaruhi

Science Study (TIMSS) pada tahun 2007

kemampuan belajar siswa (Depkes,2005).


bahwa

Indonesia

Sarapan merupakan salah satu faktor yang

mengalami penurunan yaitu hanya berada

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

di ranking ke-36 dari 49 negara. Prestasi

Anak yang tidak sarapan di pagi hari

anak-anak Indonesia yang berusia sekitar

maka akan mengalami gangguan dalam

15 tahun juga masih rendah, Hasil survey


aktivitas sehari-hari, bahkan berdampak

yang

pada penurunan status gizinya (Muaris,

tujuannya

dengan

memiliki

perkembangan

prestasi

dilakukan

kenyataan

harapan

siswa

Programme

for

faktor

Protein

yang

(KEP)

mempengaruhi

yang

sangat

konsentrasi

dan

56
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

2009). Bagi anak sekolah, makan pagi

2006).Meningkatkan prestasi belajar anak

dapat meningkatkan konsentrasi dan

harus dilakukan dan hal tersebut dapat

memudahkan dalam menyerap pelajaran

dilakukan dengan melalui berbagai cara.

sehingga

konsentrasi

Peningkatan mutu pendidikan merupakan

belajar (Depkes, 2012). Dapat dikatakan

cara yang tidak boleh ditinggalkan.

bahwa dengan sarapan, maka anak akan

Namun demikian hal kecil yang tidak

lebih mudah dalam menyerap pelajaran

boleh

dan dimungkinkan akan berdampak pada

penyebab dari rendahnya prestasi belajar

prestasi belajar yang baik pula. Nutrisi

yakni melalui

berperan

meningkatkan

sarapan, pengaturan pola makan yang

kemampuan belajar. Penelitian Kurniasari

sehat dan upaya mempertahankan status

(2005) menemukan sebesar 25% anak

gizi

sekolah dasar di Yogyakarta jarang

Meningkatkan gizi anak merupakan suatu

mempunyai

dasar

meningkatkan

dalam

kebiasaan

sarapan.

dilupakan

dalam

adalah

penggalian

perbaikan kebiasaan

keadaan

pembentukan

gizi
manusia

baik.
yang

Sependapat dengan penelitian Djusmaidar

berkualitas. Upaya peningkatan gizi untuk

(1991), sebanyak 18,8% anak sekolah

membangun

dasar (SD) tidak melakukan sarapan

berkualitas pada hakekatnya harus dimulai

sebelum berangkat sekolah. Sisi lain dari

sedini mungkin. Untuk itu perbaikan gizi

akibat tidak sarapan pada anak sekolah

memegang peranan penting dan harus

yakni adalah rendahnya prestasi belajar.

ditempatkan

Rendahnya prestasi belajar anak jika

daripada upaya pembangunan nasional

dibiarkan dalam waktu yang lama akan

(Suhardjo,

berdampak pada

pendahuluan yang dilakukan pada tanggal

akademis

di

terhambatnya karier
jenjang

sumber

sebagai
2013).

daya

bagian

Hasil

dari

yang

integral
studi

pendidikan

6 Maret 2017 di SMK Kota Kediri

selanjutnya. Anak akan kesulitan di dalam

terhadap 10 siswa dengan nilai raport 10

meraih tempat pendidikan favorit. Juga

terbawah menunjukkan bahwa 3 siswa

berdampak terhadap kesulitan dalam

(30%) kurang motivasi dalam belajar;

mencari

makro

sebanyak

adalah menyebabkan siswa sulit untuk

konsumsi

meraih masa depan yang lebih baik dan

1 siswa(10%) orang karena faktor sosial

output proses pendidikan dengan kualitas

ekonomi yang rendah. Dari 6 siswa yang

yang

memiliki

pekerjaan.

lebih

Dampak

rendah

(Slameto,

6 siswa (60%) mempunyai
energi

konsumsi

kurang,

energi

dan

kurang

57
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

(IMT< 18,5) diketahui bahwa 4 orang

adalah pola makan,kebiasaan sarapan dan

tidak pernah sarapan dan 2 orang jarang

status gizi. Sedangkan variabel terikatnya

sarapan pagi. Hal ini menunjukkan bahwa

adalah prestasi belajar. Instrumen yang

rendahnya prestasi belajar siswa dapat

digunakan adalah kuesioner. Analisa data

disebabkan karena faktor gizi.

menggunakan uji regresi.

METODE PENELITIAN

HASIL

Penelitian ini adalah penelitian korelasi

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa

analitik dengan rancangan seksional silang

sebanyak 53,7% responden mempunyai

(cross sectional) yaitu suatu penelitian yang

uang makan per hari < Rp 10.000 ;

mempelajari dinamika korelasi antara

Sebanyak

faktor resiko dan ekposure dengan cara

bersama orang tua; sebanyak 74,1%

pendekatan cheklist atau pengumpulan

responden

data sekaligus pada suatu saat (point time

makanan selingan. Berdasarkan Tabel 2

approach) (Notoatmodjo, 2010). Teknik

diketahui

menggunakan

96,3%

responden

mempunyai
bahwa

tinggal

persediaan

sebanyak

463%

random

mempunyai pola makan yang cukup;

sampling (acak sederhana) dan didapatkan

sebanyak 55,6% mempunyai kebiasaan

sampel sejumlah 54 responden dari

sering

populasi sejumlah 63 siswa SMK kelas 1

responden mempunyai status gizi normal.

sampling

simple

sarapan;

sebanyak

68,5%

dan 2. Variabel bebas dalam penelitian ini

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Makan,Tempat Tinggal dan
Persediaan Makanan Selingan
Karakteristik
Jumlah
%
Uang Makan
Rp.20.000
9
11,1
Tempat Tinggal
Orang Tua
52
96,3
Kost
1
1,9
Saudara
1
1,9
Persediaan Makanan Selingan
Ya
40
74,1
Tidak
14
25,9
Sumber : Hasil Analisa Data

58
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Tabel 2. Karakteristik Variabel Berdasarkan
Gizi Responden
Karakteristik
Jumlah
Pola Makan
Kurang
8
Cukup
25
Baik
21
Kebiasaan Sarapan
Jarang
16
Sering
30
Lebih
8
Status Gizi
Kurang Tingkat Berat
9
Kurang Tingkat Ringan
5
Normal
37
Kelebihan BB ringan
1
Kelebihan BB berat
2
Prestasi belajar
Kurang
11
Cukup
38
Baik
5
Sumber : Hasil Analisa Data
Berdasarkan Tabel 3 diketahui

Pola Makan, Kebiasaan Sarapan dan Status
%
14,8
46,3
38,9
29,6
55,6
14,8
16,7
9,3
68,5
1,9
3,7
20,4
70,4
9,3

ada

adalah sumber protein yang paling banyak

pengaruh antara pola makan, kebiasaan

dikonsumsi) , sumber lemak (santan),

sarapan dan status gizi terhadap prestasi

serat

belajar siswa di SMK.

Almatsier (2010) yang menyatakan bahwa
pola

dan

vitamin.

makan

Sesuai

dengan

menunjukkan

cara

PEMBAHASAN

pemenuhan kebutuhan kebutuhan nutrisi

Pola Makan Siswa

bagi seseorang yang diwujudkan dalam

Sebagian besar responden mempunyai

bentuk konsumsi jenis makanan, waktu

pola makan yang cukup. Ini artinya

makan dan frekuensi makan.

pemenuhan makan responden dari segi
jumlah,jenis

makanan

Pola makan responden yang cukup ini

cukup.Artinya

juga bisa disebabkan karena faktor

makanan yang dikonsumsi responden

responden yang masih tinggal bersama

sudah cukup mengandung karbohidrat

dengan orang tuanya.

seperti

masih sangat tinggi dalam mengatur pola

menunjukkan

nasi

dan

frekuensi

kategori

yang

paling

banyak

dikonsumsi, sumber protein (tahu/tempe

makan

putra

Peran orangtua

putrinya.Orang

tua

59
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

senantiasa memberikan makanan bergizi

untuk acara makan pagi/sarapan perlu

bagi anaknya. Namun demikian, belum

ditekankan, mengingat banyak anak yang

tentu

tidak

anak

bersedia

mengkonsumsi

menyukai

sayur.Ketidaksukaan

semua makanan yang telah disediakan

sayur pada anak ini disebabkan karena

orang tuanya. Berdasarkan kebiasaan

kurangnya

sarapan

pentingnya sayur pada anak. Sesuai

responden

diketahui

bahwa

pengetahuan

tentang

sebagian besar responden mempunyai

dengan

kebiasaan sering sarapan. Hasil penelitian

penelitiannya menemukan bahwa seluruh

ini menunjukkan bahwa sebagian besar

anak (87 orang) mempunyai pengetahuan

responden sudah mempunyai kebiasaan

sayur (jenis,manfaat, kandungan dan

yang baik yakni dalam hal sarapan

akibat dari rendahnya konsumsi) yang

pagi.Sarapan pagi memberikan dampak

kurang .

Putri,dkk

(2017)

dalam

yang baik bagi anak salah satunya
memudahkan

anak

dalam

menyerap

Sebagian

responden

mempunyai

pelajaran yang diberikan oleh Bapak ibu

kebiasaan

gurunya. Sesuai dengan Depkes(2012)

penyebab yang melatarbelakangi anak

yang menyatakan bahwa makan pagi bagi

jarang sarapan adalah belum tersedianya

anak sekolah akan dapat meningkatkan

makanan di rumah (makanan belum

konsentrasi dan memudahkan menyerap

matang) sedangkan jam sekolah sudah

pelajaran

meningkatkan

dimulai dan akhirnya anak mengambil

konsentrasi belajar. Di dalam menu

keputusan untuk tidak sarapan dan

sarapan biasanya juga mengandung zat

menunda sarapan sampai dengan istirahat

gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak.

pertama.

sehingga

jarang

sarapan.

Beberapa

Menurut Waryono (2010) sarapan adalah
kebutuhan manusia yang dibutuhkan

Selain itu alasan lain yang disampaikan

secara

responden adalah karena tidak terbiasa

teratur

setiap

pagi,

untuk

kebutuhan nutrisi dan perkembangan

sarapan terlalu pagi dan

otak bagi anak yang seharusnya dimulai

terlalu pagi akan menyebabkan perutnya

sejak dini. Akan sangat berguna bagi

sakit. Responden yang tidak sarapan

tubuh siswa jika sarapan mengandung gizi

biasanya makan dijam istirahat atau

seimbang, termasuk adanya sayur dalam

menyediakan makanan selingan, namun

menu sarapan. Konsumsi sayur anak

sama saja itu artinya responden sudah

sarapan yang

60
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

melewatkan

sarapan.

besar

energi yang dikeluarkan dari luar tubuh

responden mempunyai status gizi dalam

sesuai dengan kebutuhan individu. Sesuai

kategori normal. Dapat diartikan bahwa

dengan teori bahwa status gizi adalah

sebagian

keadaan tubuh sebagai akibat fungsi

besar

Sebagian

responden

sudah

mempunyai konsumsi yang seimbang

makanan dan penggunaan

dengan pengeluaran energy dalam jangka

dibedakan antara lain : gizi buruk, kurang,

waktu yang lama, sehingga didapatkan

baik dan lebih (Almatsier, 2009).Hasil

status gizi normal. Status gizi normal

wawancara dengan responden, bahwa

merupakan ukuran status gizi dimana

mereka juga selalu menyediakan makanan

terdapat keseimbangan antara jumlah

selingan untuk membantu memenuhi

energi yang masuk ke dalam tubuh dan

kebutuhan nutrisinya.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Ordinal
Model Fitting Information
Model
-2 Log Likelihood Chi-Square
Intercept Only
43.040
Final
24.125
18.914

Df

Sig.

8

.015

zat gizi,

Prestasi Belajar pada Siswa

faktor eksternal (luar) seperti faktor

Sebagian besar responden mempunyai

lingkungan keluarga, pendidikan orang

prestasi

tua dan perhatian orang tua serta suasana

belajar

cukup.Prestasi

dalam

belajar

yang

kategori
cukup

hubungan antara anggota keluarga.

menunjukkan bahwa tingkat pencapaian
hasil siswa dalam kategori pertengahan

Pengaruh Pola Makan, Kebiasaan

antara baik dan buruk. Dengan prestasi

Sarapan dan Status Gizi terhadap

belajar yang cukup maka diharapkan

Prestasi Belajar.

siswa

kualitas

Hasil uji statistik disampaikan bahwa ada

yang

hubungan antara pola makan, kebiasaan

mempengaruhi baik buruknya prestasi

sarapan dan status gizi dengan prestasi

belajar siswa, yakni faktor internal (faktor

belajar.Pola makan yang baik pada anak

yang berasal dari dalam siswa itu sendiri)

dalam jangka waktu yang lama akan

seperti fisiologis dan psikologis maupun

berdampak pada status gizi yang baik pula

lebih

belajarnya.

meningkatkan
Berbagai

faktor

61
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

pada anak. Status gizi yang baik menjadi

kurang gizi pada masa dewasa dan

salah satu indikator anak sehat.Pola

penurunan prestasi

makan yang baik juga bisa dikatakan
bahwa jumlah makan yang dikonsumsi

KESIMPULAN

sudah sesuai kebutuhan, jenis zat gizi

1. Hampir

dalam

makanan

terpenuhi

serta

frekuensi/ kuantitas makan yang baik.
Dengan pola makan yang baik maka bisa
disampaikan bahwa pemenuhan zat gizi
anak juga terpenuhi.Zat gizi yang masuk
ke dalam tubuh anak menjadi bahan
bakar

pemenuhan

energi

dalam

setengah

responden

mempunyai pola makan yang cukup
2. Sebagian besar kebiasaan sarapan
responden dalam kategori sering
3. Sebagian besar status gizi responden
dalam kategori normal
4. Sebagian

besar

prestasi

belajar

responden dalam kategori cukup

melakukan aktivitas keseharian anak.

5. Ada hubungan antara Pola makan,

Adanya kebiasaan konsumsi makan yang

Kebiasaan sarapan dan Status Gizi

baik didukung pula adanya kebiasaan

dengan Prestasi Belajar pada Siswa

anak

untuk

sarapan

pagi,

maka

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat

memberikan dampak konsentrasi anak

mengembangkan penelitian ini dengan

juga akan baik.Konsentrasi anak yang

faktor yang lain (anemia, hipoglikemia

baik dalam belajar akan meningkatkan

dan kesehatan panca indera) yang dapat

prestasi anak. Demikian pula sebaliknya,

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

konsentrasi anak yang kurang, yang
mungkin disebabkan beberapa faktor
seperti pola makan yang tidak baik,

REFERENSI

jarangnya sarapan pagi maka sedikit

Almatsier,Sunita.(2009).Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

banyak

akan

berpengaruh

terhadap

prestasi belajar. Sesuai dengan Purnakarya
(2010) bahwa kekurangan zat gizi akan
mengurangi

konsentrasi

belajar

responden. Kekurangan zat gizi masa

Atmoko, E. H. (2013). Program Akuntansi
beserta
Manajemen
Aset
Menggunakan VB dan SQL Server.
Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

remaja akan berdampak pada aktifitas
responden di sekolah seperti lesu, mudah
letih/lelah,

hambatan

pertumbuhan,

Departemen Kesehatan R.I. (2005).
Rencana
Strategi
Departemen
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

62
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. (2012). Profil Kesehatan
Indonesia. 2011. Jakarta: Depkes
RI.
Djusmaidar.(1991). Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan
Pagi Pada Anak Usia Sekolah.
Skripsi,
Jurusan
GMSK,
Fakultas Pertanian Bogor.
Elnovriza, D., Yenrina, R., Bachtiar, H.
(2008).Faktor-Faktor
yang
Berhubungan
dengan
Tingkat
Asupan Zat Gizi Mahasiswa
Universitas
Andalas
yang
BerdomisilidiAsramaMahasiswa.Pad
ang.Dipublikasikan
Hamzah, dan Mohamad, Nurdin.(2012).
Belajar
Dengan
Pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovativ, Lingkungan, Kreatif,
Efektif, Menarik. Jakarta. PT
Bumi Aksara
Kurniasari,Rita.(2005).Hubungan Frekuensi
dan Asupan Gizi Makan Pagi
Dengan Kadar Hemoglobin (Hb)
Darah dan Konsentrasi di Sekolah
pada Muris Kelas V dan VI SD N
Jetis 1dan SDN Jetishardjo I
Yogyakarta.
Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Latipah,

Eva. (2010). Strategi Self
Regulated Learning dan Prestasi
Belajar: Kajian Meta Analisis.
Jurnal Psikologi. Vol,37.No.1,
Juni, 2010, hal:110-129.

Muaris,H (2009).Sarapan Sehat Untuk
Anak
Balita.
PT.Gramedia
Pustaka Utama:Jakarta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Purnakarya. (2010). Pengaruh Zat Gizi pada
Prestasi. Jakarta.
Putri,RM.,Susmini.,Hadi,H.S.
(2017).
Gambaran pengetahuan Sayur
Anak Usia 5-12 Tahun di
Yayasan Eleos Indonesia Desa
Sukodadi Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu
Keperawatan.Volume
5
No
1;hal74-80.
(http://jik.ub.ac.id/index.php/ji
k/article/view/121)
Ratnasari.(2015).Eksperimentasi
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray dengan Pendekatan
Saintifik (TSTS-PS) dan Tipe
Teams Assited Individualization
dengan Pendekatan Saintifik (TAIPS) pada Materi Himpunan
Ditinjau dari Kecemasan Belajar
Matematika
Siswa.UNS
Pascasarjana Prodi Pendidikan
Matematika.Diakses pada 6 Mei
2016
(http://dglib.uns.ac.id/dokume
n/detail/45436/Eksperimentasi
-Model
PembelajaranKooperatif-Tipe-Two-StayTwo-Stray-denganPendekatanSaintifik-TSTS-PSdan-Tipe-Teams-AssitedIndividualization-dengan-68
Pendekatan- Saintifik-TAI-PSpada-Materi-HimpunanDitinjau-dari
KecemasanBelajar-Matematika-Siswa).
Slameto. (2006). Belajar Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

63
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Suhardjo.(2003).Perencanaan Pangan dan
Gizi.viewed 9 Maret 2013,
Jakarta:
Bumi
Aksara,
.

Sulistyoningsih.(2011).Gizi
Untuk
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.Yogyakarta:Graha Ilmu
Waryono. (2010). Gizi Reproduksi,
Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24