Karakteristik Ibu pada Penderita Abortus dan Tidak Abortus di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011-2012

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Artikel Penelitian

Karakteristik Ibu pada Penderita Abortus dan Tidak Abortus
di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011-2012
1

2

Resya I. Noer , Ermawati , Afdal

3

Abstrak
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan batasan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan
hubungan usia ibu, usia kehamilan, pekerjaan dan pendidikan terhadap kejadian abortus dan tidak abortus. Penelitian
ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi adalah rekam medik seluruh ibu hamil yang menjalani rawat inap di
bagian Obstetri dan Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang sejak Januari 2011 sampai Desember 2012. Jumlah sampel
sebanyak 272 orang yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data diambil dengan cara melihat data

sekunder dari rekam medis pasien dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat uji chi-square pada nilai
p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian abortus tahun 2011-2012 adalah 5,83%. Ibu yang
mengalami abortus lebih banyak berada di kelompok usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, paritas lebih dari 3,
pernah mengalami abortus sebelumnya, usia kehamilan kurang dari 12 minggu, tidak bekerja dan pendidikan terakhir
SD, SLTP dan SLTA dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami abortus. Uji statistik menunjukkan bahwa usia
ibu, usia kehamilan, pekerjaan dan pendidikan memengaruhi terjadinya abortus (p=0,035; p=0,000; p=0,002 dan
p=0,043), sedangkan paritas dan riwayat abortus sebelumnya tidak memengaruhi terjadinya abortus (p=0,919 dan
p=0,205).
Kata kunci: usia ibu, paritas, riwayat abortus, usia kehamilan, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, abortus

Abstract
Abortion is a pregnancy termination before the 20

th

completed week or weighing less than 500 gram. The

objective of this study was to determine the relationship of the age, parity, history of previous abortion, gestational age,
mother's occupation and education on abortion and without abortion. The design was comparative study with the cross
sectional approach. The population was taken from the medical records of all pregnant women who is hospitalized at

the Obstetric and Gynaecology Department in Dr. M. Djamil Hospital during during the period January 2011 to
December 2012. The total samples of 272 people were taken by multi-stage random sampling. The data were
collected from medical records and analyzed using univariate and bivariate analysis with Chi-Square test at p-value <
0,05. The results are the incidence of abortion at Dr. M. Djamil Hospital during the periode January 2011 to December
2012 is 5.83%. Pregnant women with abortion were mostly at the age 20 years and above 35 years, parity more than
3, had previous abortions, gestational age less than 12 weeks, does not work and elementary school, junior and
senior high as their latest education compared to pregnant women without abortion. Statistical test results showed that
maternal age, gestational age, occupation and education can affect the insidence of abortion (p=0.035; p=0.000;
p=0.002 dan p=0.043). Parity and history of previous abortion don’t affect the incidence of abortion (p=0.919 dan
p=0.205).
Keywords: maternal age, parity, history of previous abortion, gestational age, occupation, education, abortion
Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas

Ginekologi FK UNAND/RS Dr. M. Djamil Padang, 3. Bagian Ilmu

Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Obstetri dan

Kesehatan Anak FK UNAND/RS Dr. M. Djamil Padang

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)


575

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Korespondensi: Resya I. Noer , Email: resyaiyashanoer@gmail.com,
Telp: 085274655551

576

tiga yaitu, faktor ibu, faktor plasenta dan faktor janin.
Diantara ketiga faktor tersebut, sebanyak 60% faktor
ibu berperan dalam terjadinya abortus, diikuti faktor
janin 20% dan faktor plasenta 15%.

8

Faktor usia merupakan salah satu faktor yang

PENDAHULUAN


paling

berpengaruh

terhadap

terjadinya

abortus.

Kematian dan kesakitan ibu hamil masih

Abeysena et al menyebutkan bahwa usia ibu yang

merupakan masalah besar di dunia. Badan Kesehatan

lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor risiko

Dunia


(WHO)

dari terjadinya abortus spontan (OR= 2,98). Menurut

menyatakan bahwa sekitar 800 wanita meninggal

penelitian yang dilakukan Ashikin, dari 230 kasus

selama kehamilan ataupun komplikasi pada saat

abortus yang terjadi pada tahun 2006, sebanyak

melahirkan setiap harinya. Pada tahun 2010, lebih dari

37,8% penderita abortus mayoritas berusia 30-34

atau

World


Health

Organization

287.000 ibu meninggal saat hamil ataupun bersalin.

1

9

5

tahun.

Machonochie et al menyebutkan bahwa

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

kejadian abortus meningkat pada ibu yang berusia 35-


(SDKI) tahun 2007 seperti yang dikutip oleh Gustina

39

(2012), angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

meningkat lima kali lipat pada ibu yang berusia lebih

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.

2

tahun

dari

40

(OR

tahun

(95%
(OR

CI)=1,75(1,37-2,22))

dan
6

(95%

CI)=5,16(3,54-7,52)).

Penyebab utama dari kematian ibu hamil di

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiharti, dinyatakan

Indonesia adalah perdarahan 28%, infeksi 11% dan


bahwa dari 105 ibu hamil yang mengalami abortus,

eklampsia 24%. Penyebab perdarahan pada ibu hamil

58,5% diantaranya adalah ibu yang berusia dibawah

adalah

20 tahun, 17,1% berusia antara 20-35 tahun, dan

abortus,

kehamilan

ektopik,

perdarahan

antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta),


87,5% berusia diatas 35 tahun.

perdarahan postpartum (retensio plasenta, atonia uteri
dan trauma kelahiran.

3

8

Faktor lain yang berperan serta terhadap
terjadinya abortus adalah paritas. Ashikin dalam

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi

penelitiannya

menyebutkan

bahwa


sebanyak

sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang

sebanyak 24.3% penderita abortus pada tahun 2006

batasannya adalah kehamilan kurang dari 20 minggu

mempunyai paritas satu. Penelitian yang dilakukan

atau berat badan janin kurang dari 500 gram.

oleh Gustina menyatakan bahwa dari 70 ibu yang

Diperkirakan frekuensi abortus spontan sebesar 10-

mengalami abortus, 33% diantaranya mempunyai

15%. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan

paritas yang kurang dari 1 dan lebih dari 3 dan 52,9%

setiap tahun. Dengan demikian, setiap tahun bisa

mempunyai paritas 1-3. Sugiharti menyatakan bahwa

4

5

2

terjadi 500.000-750.000 abortus spontan. Di RS Dr.

105 ibu hamil yang mengalami abortus, 4,9%

M. Djamil, insiden abortus sebanyak 16,5% dari

merupakan primipara, 43,8% multipara dan 33,3%

seluruh persalinan yang terjadi pada tahun 2006.

merupakan grandemultipara.

8

Angka kejadian abortus pada tahun 2006 ini lebih

Riwayat abortus juga merupakan salah satu

rendah jika dibandingkan dengan kejadian abortus

faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya

pada tahun 2004 yaitu sebesar 22,1%.

5

abortus pada ibu hamil. Machonochie et al telah

Faktor risiko terjadinya abortus meliputi; usia,

menyebutkan risiko abortus akan meningkat pada ibu

paritas ibu, riwayat abortus, infeksi selama kehamilan,

yang mempunyai riwayat abortus sebelumnya (OR

merokok, pengonsumsian alkohol, kafein, diabetes

(95%

mellitus, hipertensi, rendahnya sosial ekonomi, toksin

bahwa sebanyak 17,1% dari 70 ibu hamil yang

seperti arsen dan karbon disulfida, kelainan pada

mengalami abortus pernah mengalami abortus dan

6

uterus dan lain-lain. Ada 1%-10% malformasi janin
diakibatkan oleh paparan obat, bahan kimia, radiasi
dan umumnya berakhir dengan abortus.

3,7

CI)=1,84(1,47-2,31)).

6

Gustina

83,9% tidak pernah mengalami abortus.

menyatakan

2

Usia kehamilan saat terjadinya abortus dapat

Adapun

memberi gambaran mengenai penyebab abortus

faktor diatas juga dapat dapat dikelompokkan menjadi

spontan itu sendiri. Diperkirakan 80% abortus spontan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)

http://jurnal.fk.unand.ac.id

terjadi dalam trimester pertama. Sebanyak 60%-80%

selama periode Januari 2011 - Desember 2012.

abortus terjadi pada kehamilan 12 minggu atau kurang

Sampel penelitian adalah seluruh pasien ibu hamil

dan sisanya terjadi pada setelah kehamilan mencapai

yang menjalani rawat inap di bagian Obstetri dan

usia 12 minggu.

10

Campbell et al menyebutkan bahwa

Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang selama periode

jumlah abortus yang terjadi diketahui akan menurun

Januari 2011-Desember 2012 yang memenuhi kriteria

seiring bertambahnya usia kehamilan, dari 25% pada

inklusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

5 hingga 6 minggu pertama kehamilan menjadi 2%

sebanyak 300 orang yang diperoleh berdasarkan

setelah 12 minggu kehamilan.

11

Tong et al juga

menyebutkan bahwa risiko terjadinya abortus spontan
akan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan,

rumus sampel minimal. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik simple random sampling.
Kriteria inklusi meliputi kelompok ibu hamil

yaitu sebesar 9,4% saat kehamilan mencapai usia 6

dengan

minggu, 2,2% saat 7 minggu, 1,5% saat 8 minggu,

didiagnosis menderita abortus di bagian Obstetri dan

0,5% saat mencapai usia 9 minggu dan 0,7% saat

Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang selama periode

12

Januari 2011-Desember 2012, dan kelompok ibu

mencapai usia 10 minggu.
Faktor

sosial

seluruh

ibu

hamil

yang

hamil tanpa abortus, yaitu ibu hamil trimester I, II dan

terhadap terjadinya abortus adalah pekerjaan ibu dan

III yang tidak didiagnosis menderita abortus di bagian

pendidikan ibu. Gustina menyatakan bahwa 90% dari

Obstetri dan Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang

ibu hamil yang mengalami abortus merupakan ibu

selama periode Januari 2011 sampai Desember 2012.

dengan pendidikan rendah. Hal ini dapat terjadi

Kriteria eksklusi meliputi seluruh ibu hamil yang tidak

karena

rendah

memiliki catatan rekam medis lengkap yang memuat

cenderung kurang memperhatikan kesehatan dirinya

data usia ibu, paritas, riwayat abortus, usia kehamilan,

terutama

ibu

dengan

kehamilannya.

2

yang

yaitu

berpengaruh

pada

ekonomi

abortus,

pendidikan
Sugiharti

dalam

pekerjaan, pendidikan dan pasien yang catatan rekam

penelitiannya menyebutkan bahwa dari 178 ibu hamil

medisnya tidak ditemukan di bagian Rekam Medis RS

yang mengalami abortus 37,6% persen diantaranya

Dr. M. Djamil Padang.

adalah ibu yang bekerja. Hal ini mungkin disebabkan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

karena tingkat kelelahan fisik pada ibu yang bekerja

abortus. Variabel independen dalam penelitian ini

lebih tinggi daripada ibu yang tidak bekerja dan dapat

adalah usia ibu, paritas, riwayat abortus sebelumnya,

memengaruhi kesehatan reproduksi ibu.

8

usia kehamilan, pekerjaan dan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dan belum adanya

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

penelitian tentang perbedaan karakteristik ibu pada

adalah data rekam medis; check-list yang berisi

penderita abortus dan tidak abortus di RS. Dr. M.

tentang nomor rekam medis pasien, usia ibu, paritas

Djamil Padang dalam lima tahun terakhir ini, sehingga

ibu, riwayat abortus sebelumnya, usia kehamilan,

perlu

mengetahui

pekerjaan, dan pendidikan; serta alat tulis. Penelitian

perbedaan karakteristik ibu pada penderita abortus

dilakukan di bagian Rekam Medis RS Dr. M. Djamil

dan tidak abortus di RSUP. Dr. M. Djamil Padang

Padang pada bulan Oktober 2012-Mei 2013.

dilakukan

penelitian

untuk

Prosedur

periode Januari 2011-Desember 2012.

pengambilan

data

penelitian

ini

adalah dengan cara melihat data sekunder dari rekam
medis pasien yang didiagnosis abortus dan tidak

METODE
Jenis penelitian ini merupakan suatu study

didiagnosis abortus dengan jumlah 135 sampel untuk

comparative yang membandingkan antara kelompok

setiap masing-masing kelompok pada periode Januari

ibu hamil dengan abortus dan kelompok ibu hamil

2011-Desember

tanpa

dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

abortus

menggunakan

pendekatan

cross

2012

kemudian

dicatat

sesuai

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Cara pengolahan data yang dilakukan yaitu

pasien ibu hamil yang menjalani rawat inap di bagian

memastikan data yang telah diperoleh adalah benar

Obstetri dan Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang

dan lengkap, memberikan kode pada setiap data

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3)

577

http://jurnal.fk.unand.ac.id

variabel yang telah terkumpul, dilakukan pemindahan

Tabel 2. Perbandingan paritas pada penderita abortus

data ke dalam master tabel dan diolah secara

dan tidak abortus

komputerisasi. Analisis data terdiri dari analisis

Abortus

Paritas

Ya

univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan
dengan menggunakan uji statistik chi square dengan
derajat kemaknaan p3

Padang

Tidak

Paritas 1-3

Total

HASIL

Total

15

13

28

136

136

272

Nilai p

0,919

Tabel 2 memperlihatkan bahwa ibu yang
mengalami abortus lebih banyak berada di kelompok
paritas lebih dari 3 dibandingkan dengan ibu yang
tidak

mengalami

abortus.

Hasil

uji

chi-square,

didapatkan nilai p = >0,05, artinya paritas tidak
memengaruhi terjadinya abortus.

2011 yaitu sebanyak 112 kasus abortus dari 1654 ibu
hamil yang dirawat atau sekitar 6,77%, sedangkan
pada tahun 2012, terdapat 88 kasus abortus dari 1777

Perbandingan Riwayat Abortus Sebelumnya pada
Penderita Abortus dan Tidak Abortus

ibu hamil yang dirawat atau sekitar 4,95%.

Perbandingan

Perbandingan Usia Ibu pada Penderita Abortus
dan Tidak Abortus
Perbandingan usia ibu pada penderita abortus
dan tidak abortus pada periode Januari 2011Desember 2012 dapat dilihat dalam tabel berikut.

riwayat

abortus sebelumnya

pada penderita abortus dan tidak abortus pada
periode Januari 2011-Desember 2012 dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 3. Perbandingan riwayat abortus sebelumnya
pada penderita abortus dan tidak abortus

Tabel 1. Perbandingan usia ibu pada penderita

Riwayat

abortus dan tidak abortus

Abortus

Ya

Tidak

n

Pernah

21

14

35

Tidak pernah

115

122

237

Total

136

136

272

Usia

Abortus
Ya

Total

Tidak

n

Nilai p

Abortus

Total

Nilai p

0,205

35 tahun

41

24

63

Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa ibu

Total

136

136

272

yang pernah mengalami abortus sebelumnya lebih

0.035

banyak berada pada kelompok ibu yang mengalami
Pada Tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa ibu

abortus

dibandingkan

dengan

ibu

yang

tidak

yang mengalami abortus lebih banyak berada di

mengalami abortus. Hasil uji chi-square, didapatkan

kelompok usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun

nilai p

dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami

tidak memengaruhi terjadinya abortus.

> 0,05, artinya riwayat abortus sebelumnya

abortus. Dari hasil uji chi-square, didapatkan nilai p =

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24