View of Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan Kemampuan Memahami Sejarah Kemerdekaan Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran 2017/2018.
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan
Kemampuan Memahami Sejarah Kemerdekaan Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran
2017/2018.
Muallimin
SDN Tunjung 4 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Tujuan penelitian ini mengungkap a). Pengaruh pembelajaran model
konstruktivisme terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn. b) Ingin mengetahui
seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran PKn setelah diterapkannya
pembelajaran model konstruktivisme pada siswa Kelas VI SDN Tunjung 4
Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri
dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
Tahun Pelajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I
(72,02), siklus II (79,32), Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran model
konstruktivisme dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas VI
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran 2017/2018. serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PKn.
Kata Kunci: Kontruktivisme,Perumusan Pancasila.
Abstract: The objectives of this study reveal a). The influence of constructivism
model learning on the learning outcomes of Civics subjects. b) Want to know how far
the understanding and mastery of Civics subjects after the implementation of
constructivism model learning in students of Class VI SDN Tunjung 4 Sub Burneh
Lesson Year 2017/2018. This research uses action research for three rounds. Each
round consists of four stages: design, activity and observation, reflection, and
refission. Target of this research is student of Class VI SDN Tunjung 4 Sub-District
of Burneh Lesson Year 2017/2018. Data obtained in the form of formative test
results, observation sheet of teaching and learning activities. From the analysis results
obtained that the achievement of student learning increased from cycle I to cycle II
that is, cycle I (72,02), cycle II (79,32), conclusion from this research is
constructivism model learning can have positive effect to student learning motivation
VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Lesson Year 2017/2018. as well as this
learning model can be used as one of the alternative learning of Civics.
Keywords: Kontruktivisme, Formulation of Pancasila.
173
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
pelajaran
Pendahuluan
Upaya
untuk
PKn
diperlukan
diskusi
meningkatkan
kolaboratif dengan guru mata pelajaran.
kualitas proses dan hasil belajar para
Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa pada setiap jenjang dan tingkat
guru murid kelas VI SDN Tunjung 4
pendidikan
Kecamatan
perlu
diwujudkan
agar
Burneh
tahun
pelajaran
diperoleh kualitas sumber daya manusia
2017/2018 tentang perumusan pancasila
Indonesia
menunjang
mata pelajaran PKn diketahui dari 27
pembangunan nasional. Upaya tersebut
siswa memperoleh nilai di bawah KKM
menjadi tanggung jawab semua tenaga
sebesar 72,97% dan hanya 10 siswa yang
kependidikan. Dalam konteks ini, peran
memperoleh nilai di atas KKM atau
guru sangat strategis sebab guru yang
hanya 27,02% dari jumlah siswa yang
langsung dapat
tuntas. Hal ini berarti murid kelas VI
yang
dapat
membina
siswa
di
sekolah melalui proses pembelajaran.
Dalam
keseluruhan
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
proses
tahun pelajaran 2017/2018
belum
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
mencapai syarat ketuntasan minimal.
mengajar
Dan selain
merupakan kegiatan
yang
itu, berdasakan
hasil
paling pokok. Hal itu berarti berhasil
wawancara dengan guru bidang studi
atau
tujuan
PKn di kelas VI SDN Tunjung 4
proses
Kecamatan Burneh didapatkan bahwa
tidaknya
pendidikan
pencapaian
bergantung
pada
belajar yang dialami oleh siswa sebagai
murid kelas VI
anak didik.
Kecamatan
Penelitian
tahun
pelajaran
2017/2018 mengalami kesulitan dalam
dilakukan untuk menggali masalah dari
pembelajaran menulis khususnya tentang
kenyataan-kenyataan yang terdapat di
perumusan
lingkungan pendidikan, yaitu permasa-
negara mata pelajaran PKn. Siswa
lahan yang dihadapi oleh guru. Dengan
terkadang sulit membedakan ciri-ciri
demikian, untuk mengetahui permasa-
perumusan pancasila
lahan
Kegiatan
terjadi
kelas
Burneh
ini
yang
tindakan
SDN Tunjung 4
dalam
proses
pengajaran sejarah kemerdekaan mata
pancasila
dasar
dengan konteks.
pembelajaran
menunjukkan
174
sebagai
kegiatan
di
sekolah
pembelajaran
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
menulis belum optimal. Hal tersebut
dasar
ditunjukkan kurang mampunya siswa
pancasila, tidak tahu bagaimana dan dari
dalam mengemukakan pendapat dan
mana
gagasannya secara kreatif serta kurang
pancasila sebagai dasar negara mata
mampu mendapatkan dan mengum-
pelajaran PKn. Belum lagi, perasaan
pulkan informasi yang aktual sebagai
takut salah, takut berbeda dengan apa
bahan tulisan. Penyebab ketidakopti-
yang
malan tersebut antara lain dikarenakan
sehingga
metode yang digunakan oleh guru
pelajaran pancasila sebagai dasar negara
kurang tepat, guru masih mendominasi
mata pelajaran PKn berkurang dan pada
kelas dan kurang memberi kesempatan
akhirnya menghilangkan minat siswa
kepada
dalam mengetahui Perumusan pancasila
siswa
mengekspresikan
untuk
diri
berkreasi,
secara
bebas.
Ketika pembelajaran Perumusan panca-
negara
mesti
dan
pembelajaran
memulai
diinstruksikan
respon
perumusan
oleh
siswa
gurunya
terhadap
sebagai dasar negara mata pelajaran
PKn.
Dalam studi pendahuluan, melalui
sila sebagai dasar negaraditentukan oleh
untuk
pengamatan dan wawancara dengan guru
berkreasi, mengekspresikan, melukiskan
kelas dan murid kelas VI SDN Tunjung
jati dirinya atau lingkungan sekitarnya
4 Kecamatan Burneh tahun pelajaran
sesuai pengalamannya menjadi terke-
2017/2018
kang.
pancasila sebagai dasar negara mata
guru.
Hak
otonomi
siswa
pembelajaran Perumusan
Realita pembelajaran yang seperti
pelajaran PKn kurang memaksimalkan
ini membawa dampak kurang baik untuk
kemampuan siswa. Hal tersebut dapat
siswa. Siswa mengalami kesulitan ketika
dilihat pada: (1) siswa kesulitan dalam
harus Perumusan pancasila sebagai dasar
menemukan menulis perbedaan peru-
negaradan
pancasila.
musan pancasila mata pelajaran PKn; (2)
Peserta didik bingung apa yang harus ia
siswa kurang mempunyai data yang
lakukan
tugas
aktual dan faktual sebagai bahan untuk
tersebut. Sulit menemukan data yang
mengidentifikasi jenis-jenis perumusan
aktual dan faktual serta menarik untuk
pancasila
bahan Perumusan pancasila sebagai
Berdasarkan hal tersebut, masalah yang
pembelajaran
untuk
mengerjakan
175
mata
pelajaran
PKn.
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Pembelajaran
dihadapi para peserta didik adalah
dengan
metode
kesulitan memperoleh data yang aktual,
konstruktivistik ini digunakan agar siswa
faktual, dan menarik sebagai bahan
mampu menemukan masalah (sering
Perumusan
muncul
pancasila
sebagai
dasar
dari
siswa
sendiri
)
dan
negara mata pelajaran PKn. Salah satu
selanjutnya membantu siswa menyele-
penyebabnya adalah kurangnya keterli-
saikan dan menemukan langkah-langkah
batan dan kesempatan yang diberikan
pemecahan masalah tersebut. Metode
kepada siswa untuk mengalami langsung
Konstruktivistik didasarkan pada belajar
dalam
pancasila
kogntif yang menekankan pada pembela-
sebagai dasar negara mata pelajaran
jaran kooperatif, pembelajaran generatif,
PKn. Eanes (1997:484) berpendapat
bertanya, inkuiri atau menemukan dan
bahwa pembelajaran menulis yang baik
keterampilan
haruslah memberi model proses dan
(Suyatno, 2004:33).
proses
Perumusan
metakognitif
lainnya
Dengan menyoroti latar belakang
praktik yang terarah dan sistematis.
Oleh karena itu, peneliti berkola-
tersebut, metode konstruktivistik dipilih
borasi dengan guru kelas untuk meran-
sebagai
cang sebuah pembelajaran yang mampu
pengajaran dalam Perumusan pancasila
peserta
selama
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
belajar-mengajar.
karena metode ini dianggap sebagai cara
Salah satu alternatif dalam penelitian ini,
yang efektif untuk mengarahkan seluruh
yaitu menerapkan metode pembelajaran
potensi siswa sehingga siswa lebih
konstruktivistik. Metode konstruktivistik
termotivasi selama mengikuti proses
ini dikembangkan oleh Piaget dan
belajar-mengajar yang berdampak positif
Vigotsky
pada hasil belajarnya.
mengikuti
didik
termotivasi
proses
(Suyatno,
2004:33)
yang
alternatif
tindakan
dalam
menekankan bahwa perubahan kognitif
Berdasarkan uraian di atas, pene-
hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi
litian ini bertujuan untuk mengetahui
yang telah dipahami sebelumnya diolah
peningkatan kemampuan siswa pada
melalui proses ketidakseimbangan dalam
mata pelajaran PKn dengan metode
upaya memperoleh informasi baru.
konstruktivistik siswa kelas VI
176
SDN
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
likan seluruh kegiatan kelas (Nur,
pelajaran 2017/2018.
2001:2).
Tujuan
Berdasarkan latar belakang peneli-
penggunaan
metode
tian di atas, masalah penelitian ini
konstruktivistik
dirumuskan sebagai berikut. Apakah
(Nuryanto,
dengan penerapan model pembelajaran
berikut. 1) Memotivasi siswa bahwa
kontruktivisme
belajar adalah tanggung jawab siswa itu
dapat
meningkatkan
menurut
2004:6)
Sutiyono
adalah
sebagai
pancasila
sendiri. 2) Mengembangkan kemampuan
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
siswa untuk mengajukan pertanyaan
murid kelas VI
penting dan mencari jawaban akan
kemampuan
Kecamatan
Perumusan
SDN Tunjung 4
Burneh
tahun
pelajaran
pertanyaan sendiri. 3) Membantu siswa
untuk mengembangkan pengertian atau
2017/2018?
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk
mengetahui
peningkatan
Perumusan
pancasila
kemampuan
sebagai
negara mata pelajaran PKn
dasar
pemahaman konsep secara lengkap. 4)
Mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Metode
dengan
konstruktivistik
metode konstrutivistik murid kelas VI
pengajaran
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
pengajaran top-down daripada bottom-
tahun pelajaran 2017/2018.
up. Top-down berarti bahwa siswa mulai
Konstruktivistik merupakan suatu
lebih
dalam
menekankan
pada
dengan masalah-masalah yang kompleks
metode yang penekanannya berpusat
untuk
dipecahkan
pada siswa yang aktif, metode konstruk-
memecahkan atau menemukan (dengan
tivistik sering disebut pengaja-ran yang
bantuan
terpusat pada siswa atau student centered
pilan dasar yang diperlukan. Top-down
instruction. Di dalam kelas yang terpusat
ini
pada siswa, peran guru adalah membantu
tradisional
siswa menemukan fakta, konsep atau
keterampilan
prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan
dilatihkan untuk mewujudkan keteram-
memberikan ceramah atau mengenda-
pilan-keterampilan yang lebih kompleks
guru)
berlawanan
di
(Nur, 2001:4).
177
dan
selanjutnya
keterampilan-keteram-
dengan
mana
dasar
Bottom-up
keterampilan-
secara
bertahap
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Dalam
pengajaran
top-down,
Piaget dan Vigotsky (Suyatno,
siswa mulai dengan suatu tugas yang
2004:33) menekankan bahwa perubahan
kompleks, lengkap dan autentik, artinya
kognitif hanya terjadi jika konsepsi-
bahwa tugas-tugas itu bukan merupakan
konsepsi yang telah dipahami sebelum-
bagian atau penyederhanaan dari tugas-
nya diolah melalui proses ketidakseim-
tugas yang akhirnya diharapkan dapat
bangan
dilakukan siswa, melainkan
informasi
tugas itu
merupakan tugas yang sebenarnya.
dalam
upaya
memperoleh
Untuk
itu,
baru.
dalam
konstruktivistik terdapat empat aspek
Metode konstruktivistik bekerja
yang
penting
dalam
pengembangan
dengan arah yang sebaliknya, dimulai
perubahan kognitif yang bertumpu dari
dengan masalah (sering muncul dari
aspek sosial dalam belajar.
siswa
sendiri
)
dan
selanjutnya
membantu siswa menyelesaikan bagaimana
menemukan
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 37
2001:5).
Suyatno
(2004:32-33)
metode konstruktivistik adalah bahwa
belajar itu menemukan. Meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa,
mereka melakukan proses mental atau
kerja otak atas infomasi
itu agar
informasi tersebut masuk ke dalam
pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan pada belajar kognitif
yang menekankan pada pembelajaran
kooperatif,
Penelitian ini dilakukan di SDN
langkah-langkah
memecahkan masalah tersebut (Nur,
Menurut
Metode Penelitian
pembelajaran
generatif,
siswa dengan komposisi 24 siswa lakilaki dan 13 siswa perempuan. Siswa
kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan
Burneh dipilih menjadi subjek penelitian
karena menurut hasil pembelajan dan
wawancara dengan guru kelas, murid
kelas VI
Burneh memiliki nilai rata-rata yang
relatif rendah dan belum mencapai syarat
ketuntasan minimal.
Rancangan Penelitian
strategi bertanya, inkuiri atau menemukan dan keterampilan metakog-nitif
lainnya (bagaimana seharusnya belajar).
SDN Tunjung 4 Kecamatan
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan
oleh guru pada waktu mengajar di dalam
178
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
kelas dan tujuannya untuk memperbaiki
pembelajaran
mengenai
perumusan
dan meningkatkan pembelajaran dengan
pancasila mata pelajaran PKn, kemudian
menggunakan metode konstruktivistik.
guru menyampaikan tujuan pembela-
Dalam penelitian tindakan kelas ini
jaran dan memberikan apersepsi selama
guru meneliti sendiri kegiatan yang
sepuluh menit kepada siswa. Guru
dilakukannya di dalam kelas. Dengan
menunjukkan
melibatkan siswa, melalui tindakan-
pancasila mata pelajaran PKn
tindakan
diren-
diambil dari guntingan Koran dan
canakan, dilaksanakan, dan dievalua-
majalah kepada siswa. Guru dan siswa
sikan. Penelitian ini dilakukan dengan
sama-sama
berkolaborasi dengan guru pamong yang
pembelajaran,
bertindak sebagai pengamat. Guru dan
sebagai mediator, siswa yang harus aktif
siswa sama-sama terlibat dalam proses
dan
pembelajaran,
hanya
pembelajarannya. 3) Observasi, Dalam
sebagai mediator siswa yang harus aktif
tahap observasi, peneliti mengamati
dan
perilaku dan perubahan sikap yang
pembelajaran
yang
namun
bertanggung
guru
jawab
atas
contoh
terlibat
perumusan
yang
dalam
proses
guru
hanya
namun
bertanggung
jawab
atas
terjadi pada siswa setelah diterapkannya
pembelajarannya.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
dua siklus yang masing-masing memiliki
tindakan kelas dan dibantu oleh seorang
pengamat
yaitu
Kepala
Sekolah.
1)
Pengamat mengamati proses pembela-
Perencanaan, Dalam tahap ini guru
jaran sesuai dengan instrumen yang
mempersiapkan segala instrumen yang
tersedia. Instrumen meliputi aktivitas
akan digunakan dalam penelitian antara
guru dan siswa di kelas, dan hasil tes dan
lain; lembar pengamatan aktivitas guru
data respon siswa terhadap pembelajaran
dan siswa, rencana pembelajaran, bahan
Perumusan
dan media pembelajaran, penyusunan
negara mata pelajaran PKn dengan
soal dan angket respon siswa. 2)
metode konstruktivistik. 4) Refleksi,
Implementasi, Pada tahap implementasi
Pada tahap ini, guru mengkaji, melihat
ini,
dan
empat
tahapan
kegiatan
dengan
guru
sebagai
berikut.
pembelajaran
menyampaikan
diawali
topik
pancasila
sebagai
mempertimbagkan
atas
dasar
hasil
implementasi. Tahap refleksi dilihat dari
179
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
tahap
implementasi
dan
observasi,
Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada 2
melalui tahap ini dirancang tindakan
siklus
September 2017 jam pelajaran kesatu
berikutnya yaitu siklus I dan siklus II.
dan kedua di kelas VI SDN Tunjung 4
Tiap siklus terjadilah tahap perencanaan
Kecamatan Burneh.
– tindakan – observasi – refleksi.
siswa sebanyak 37 siswa terdiri atas 24
yang
akan
diterapkan
pada
Jumlah seluruh
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada proses pembelajaran siklus I,
Data penelitian yang diperoleh
jumlah siswa yang hadir 37 siswa.
dalam penelitian ini adalah data dari
lembar observasi berupa pengamatan
aktivitas guru dan siswa pada setiap
siklus
pembelajaran,
hasil
tes
kemampuan siswa pada setiap siklus,
dan data respon siswa terhadap proses
pembelajaran pada setiap siklus. 1) Data
hasil tes kemampuuan siswa digunakan
untuk mengetahui kemampuan dan hasil
belajar siswa dalam kegiatan belajarmengajar Perumusan pancasila sebagai
dasar
negara
mata
pelajaran
PKn
dengan menerapkan metode konstruktivistik. 2) Data respon siswa digunakan
untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
dengan
menerapkan
konsruktivistik.
metode
Pada data penelitian ditunjukkan
bahwa aktivitas guru yang dominan pada
kegiatan belajar-mengajar siklus pertama
adalah memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa (19,51%), dan
aktivitas guru dalam menyampaikan
materi pelajaran (14,63%). Dalam hal ini
guru lebih banyak memberikan informasi kepada siswa yaitu menjelaskan
atau menyampaikan materi pelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negaradan
pembelajaran
dasar
pancasila
dengan menggunakan metode konstruktivistik. Guru memberikan informasi
yang berupa pengetahuan ini bertujuan
agar siswa mengetahui metode yang
dipakai dan lebih mudah untuk menggali
pengetahuan siswa dalam pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn.
180
dasar
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
Aktivitas guru dalam mengguna-
PKn. Aktivitas guru dalam membantu
kan media dan menggali pengetahuan
siswa menemukan masalah dan idenya
siswa lewat bertanya sebanyak (9,76%).
sendiri (4,88%). Dalam hal ini guru
Dalam hal ini guru menggunakan media
hanya
pembelajaran
guntingan
dengan penggunaan media siswa harus
pembelajaran pancasila yang diambil
bisa menemukan masalah atau idenya
dari gambar kalender. Dengan media
sendiri yang muncul dari contoh media
yang digunakan guru ternyata dapat
yang
menggali
pembelajaran
berupa
pengetahuan
siswa
dan
membantu
digunakan
siswa,
oleh
misalnya
guru
Perumusan
dalam
pancasila
sebagai dasar negara mata pelajaran
memancing siswa dalam bertanya.
Aktivitas guru dalam menyam-
PKn.
Di
paikan tujuan pembelajaran, memberi
akhir
pembelajaran
guru
memberi
memberikan penghargaan pada siswa
kesempatan untuk berdiskusi, memberi
(2,44%) dan membantu siswa melakukan
tugas (7,32). Dalam
hal ini guru
refleksi pembelajaran (4,88%). Guru
memnyampaikan tujuan pembelajaran
meminta siswa dari tiap-tiap kelompok
Perumusan
dasar
untuk merefleksikan pembelajaran pada
negara mata pelajaran PKn dengan
hari itu dan memberikan penghargaan
menggunakan metode konstruktivistik
pada siswa di akhir pembelajaran.
motivasi
pada
siswa,
pancasila
sebagai
yang di dalam penerapannya siswa untuk
Pada data penelitian ditunjukkan
berpartisipasi aktif baik dalam berdiskusi
bahwa aktivitas siswa yang dominan
atau mengerjakan tugas. Guru hanya
adalah memperhatikan materi pelajaran
sebagai
yang
motivator
dan
fasilitator
disampaikan
(27,78%),
dan
sehingga keberhasilan belajar-mengajar
mencatat hal-hal yang penting (16,68%).
berasal dari diri siswa sendiri.
Dalam hal ini siswa memperhatikan
Aktivitas guru dalam membuka
penjelasan dan mencatat hal-hal penting
pelajaran (4,88%). Dalam hal membuka
yang disampaikan oleh guru untuk
pelajaran dengan melakukan identifikasi
memperoleh pengetahuan atau infomasi
pengetahuan
dari guru tentang materi pembelajaran
awal
siswa
tentang
perumusan pancasila mata pelajaran
181
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Perumusan
pancasila
sebagai
dasar
yaitu Perumusan pancasila sebagai dasar
negaradan pembelajaran pancasila.
negaradan pembelajaran pancasila.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan
Pada akhir pembelajaran siswa
tugas (11,11%), mengajukan pertanyaan
juga masih kurang berani dan percaya
atau bertanya (8,33%), aktif dalam
diri dalam menyajikan hasil karyanya
proses belajar-mengajar (8,33%), dan
sendiri
siswa
pelajaran
berdiskusi
(8,33%).
Keempat
(perumusan
PKn)
pancasila
dan
juga
mata
untuk
aktivitas ini saling berkaitan, siswa
menyimpulkan atau merefleksi pembela-
dalam mengerjakan tugas harus aktif
jaran pada hari itu.
Data hasil belajar siswa dalam
bertanya jika siswa mengalami kesulitan,
baik itu bertanya kepada guru ataupun
pembelajaran
berdiskusi dengan sesama teman. Guru
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
memberikan
dengan metode konstruktivistik siklus
kesempatan
berdiskusi
Perumusan
kepada siswa untuk menemukan masalah
pertama
sehingga siswa mampu mengungkapkan
penelitian berikut, secara terperinci dapat
dan
dalam
dilihat pada lampiran 9. Dari data
pancasila
penelitian juga dapat dketahui bahwa
sebagai dasar negaradan pembelajaran
hasil belajar yang dicapai siswa pada
pancasila.
siklus pertama ini rata-rata 72,02. Pada
menemukan
pembelajaran
Aktivitas
idenya
Perumusan
siswa
menemukan
dapat
pembelajaran
dilihat
pancasila
Perumusan
pada
data
pancasila
masalah dan idenya sendiri (5,56%),
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
menghasilkan produk atau karyanya
siklus pertama siswa yang dikatakan
(5,56%), merefleksi atau menyimpulkan
tuntas hanya 72,97%.
hasil belajarnya (5,56%), menyajikan
Siklus II
Siklus
hasil karyanya (2,78%). Dalam hal ini,
II
dilaksanakan
pada
siswa masih belum dapat menggali
tanggal 9 September 2017 jam pelajaran
pengetahuannya sendiri. Hal itu dapat
pertama dan kedua di kelas VI SDN
dilihat dari persentase rendahnya siswa
Tunjung 4 Kecamatan Burneh sebanyak
menghasilkan produk atau karyanya
37 siswa terdiri atas 24 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan. Pada proses
182
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
pembelajaran siklus II, jumlah yang
sendiri dari siklus I sampai dengan siklus
hadir 37 siswa.
II mengalami peningkatan dengan rata-
`Data hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
Perumusan
pancasila
rata (10,13). Hal inilah yang merupakan
tujuan
dari
penerapan
metode
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
konstruktivistik. Dan pada kenyataannya
dengan
metode
menggunakan
konstruktivistik
siklus
metode
kedua
dilihat pada data penelitian
konstruktivistik
dapat
diterapkan
secara
khususnya
dalam
ini
berhasil
pembelajaran
pembelajaran
Perumusan
terperinci dapat dilihat pada lampiran 10.
pancasila sebagai dasar negara mata
Dari data penelitian dapat dketahui
pelajaran PKn. Aktivitas guru dalam
bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
menggunakan media pembelajaran dari
pada siklus kedua nilai rata-rata 79,32.
siklus I sampai dengan siklus II dengan
Pada
mata
rata-rata (8,72%). Dalam siklus I media
pelajaran PKn siklus kedua siswa yang
yang digunakan oleh guru hanya berupa
tuntas 100%.
contoh
pembelajaran
menulis
Aktivitas guru dalam menyam-
perumusan
pancasila
mata
pelajaran PKn saja agar siswa dapat
paikan materi pelajaran dari siklus I
menemukan
sampai siklus II mengalami penurunan
pancasila mata pelajaran PKn yang ada.
dengan
Aktivitas
rata-rata
(10,2%).
Hal
ini
ide
guru
dari
dalam
perumusan
memberikan
menunjukkan guru menjelaskan materi
kesempatan pada siswa untuk berdiskusi
pelajaran atau memberikan informasi
dari siklus I sampai dengan siklus II
kepada
siswa
mengalami penurunan dengan rata-rata
dengan
rata-rata
sebanyak-banyaknya
(14,56%)
hanya
(4,61%). Hal ini dilakukan oleh guru
dilakukan pada siklus I sedangkan pada
agar
siswa
bisa
mandiri
belajar
siklus II guru ingin menggali pengeta-
menemukan masalah dan idenya sendiri.
huan siswa lewat bertanya yang pada
Ativitas guru dalam memberikan
siklus II mengalami peningkatan dengan
tugas dari siklus I sampai dengan siklus
rata-rata (11,61%).
II mengalami peningkatan pada siklus II
Aktivitas guru dalam membatu
dengan rata-rata (8,47%). Dalam siklus I
siswa menemukan masalah dan idenya
guru kurang membimbing siswa dalam
183
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
mengerjakan tugas. Aktivitas guru dalam
yang tuntas belajar pada siklus I
memberikan penghargaan pada siswa
sebanyak72,97%, dan siklus II sebanyak
mengalami peningkatan mulai dari siklus
100%.
I sampai dengan siklus II dengan rata-
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
rata (3,14%). Hal ini dilakukan pada
dengan menerapkan metode kosnstruk-
siswa agar siswa termotivasi dalam
tivistik dalam pembelajaran Perumusan
pembelajaran
pancasila sebagai dasar negara mata
Perumusan
pancasila
sebagai dasar negaradan pembelajaran
pelajaran PKn
murid kelas VI
SDN
pancasila dan sebagai bentuk penghar-
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
gaan kepada siswa pada akhir pembela-
pelajaran 2017/2018 dari siklus I sampai
jaran guru memberikan hadiah pada
dengan siklus II mengalami peningkatan.
siswa yang dapat mengidentifikasi ciri-
Siswa memberikan respon yang
dan
sangat baik untuk media pembelajaran
pembelajaran pancasila dengan tepat.
yang digunakan guru sehingga dapat
Aktivitas guru dalam membantu siswa
membantu
merefleksi hasil pembelajaran dari siklus
pelajaran. Siswa berpendapat cukup baik
I
mengalami
tentang materi yang diajarkan selama
peningkatan dengan rata-rata (5,32%).
pembelajaran. Dengan tingkat pemaha-
Hal ini dilakukan guru untuk mengukur
man yang dimiliki siswa membuat siswa
pemahaman siswa pada akhir pembela-
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga
jaran sekaligus sebagai masukan guru
siswa juga berpendapat bahwa siswa
untuk
tidak merasa kesulitan dalam Perumusan
ciri
perumusan
sampai
pancasila
siklus
perbaikan
II
pembelajaran
Perumusan
pancasila
negaradan
pembelajaran
berikutnya agar
sebagai
dasar
pancasila
siswa tidak
bosan
pancasila
siswa
memahami
sebagai
dasar
materi
negaradan
pembelajaran pancasila dengan metode
konstruktivistik.
Siswa
dengan pembelajaran yang sama dalam
sangat
senang
dengan
pembelajan Perumusan pancasila sebagai
dua kali pertemuan.
Dari data penelitian bahwa nilai
dasar
negara
mata
pelajaran
PKn
siswa pada siklus I adalah 72,02.Nilai
dengan menggunakan metode konstruk-
siswa pada siklus II adalah 79,32. Siswa
tivistik. Hal ini dapat dilihat dengan
184
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
adanya peningkatan nilai dan respon
pancasila
siswa
pembelajaran pancasila dengan metode
yang
selalu
antusias
dalam
mengikuti pembelajaran serupa yaitu
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn
Siswa
Dari data penelitian nilai siswa
negaradan
sangat
senang
dengan
pembelajan Perumusan pancasila sebagai
dasar
menggunakan metode konstruktivistik.
dasar
konstruktivistik.
dasar
dengan
sebagai
negara
dengan
mata
pelajaran
menggunakan
PKn
metode
pada siklus I adalah 72,02.Nilai siswa
konstruktivistik. Hal ini dapat dilihat
pada siklus II adalah 79,32. Siswa yang
dengan adanya peningkatan nilai dan
tuntas
I
respon siswa yang selalu antusias dalam
sebanyak72,97%, dan siklus II sebanyak
mengikuti pembelajaran serupa yaitu
100%.
Perumusan
belajar
pada
siklus
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pancasila
sebagai
dasar
dengan menerapkan metode kosnstrukti-
negara mata pelajaran PKn
dengan
vistik dalam pembelajaran Perumusan
menggunakan metode konstruktivistik.
pancasila sebagai dasar negara mata
pelajaran PKn
murid kelas VI
SDN
Penutup
Berdasarkan hasil analisis data
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 dari siklus I sampai
Siswa memberikan respon yang
sangat baik untuk media pembelajaran
yang digunakan guru sehingga dapat
siswa
memahami
telah
dipaparkan
pada
bab
sebelumnya, pada bab ini dipaparkan
dengan siklus II mengalami peningkatan.
membantu
yang
materi
pelajaran. Siswa berpendapat cukup baik
tentang materi yang diajarkan selama
pembelajaran. Dengan tingkat pemahaman yang dimiliki siswa membuat siswa
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga
siswa juga berpendapat bahwa siswa
tidak merasa kesulitan dalam Perumusan
simpulan dari penelitian yang telah
dilakukan sekaligus memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang
terkait dengan mengacu pada hasil
penelitian ini. Penerapan pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn
dasar
dalam
kegiatan belajar-mengajar yang telah
dilakukan
selama
dua
siklus
telah
terbukti berpengaruh positif terhadap
peningkatan kemampuan murid kelas VI
185
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
berpartisipasi aktif menemukan masalah
tahun pelajaran 2017/2018.
dan
idenya
sendiri
serta
menggali
Dari pelaksanaan tindakan selama
pengetahuannya sendiri. Hal ini dapat
penelitian dan hasil analisis terhadap
ditunjukkan dengan skor yang diperoleh,
data
yaitu siklus I (5,56%) dan siklus II
yang
telah
diperoleh,
dapat
disimpulkan beberpa hal sebagai berikut.
(10%).
1) Aktivitas guru dan kegiatan belajar-
konstruktivistik
mengajar dengan menerapkan metode
kemampuan dan hasil belajar siswa kelas
konstruktivistik
VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
perumusan
dalam
pancasila
pembelajaran
sebagai
dasar
2)
dalam
Penerapan
dapat
metode
meningkatkan
pembelajaran
Perumusan
negara mata pelajaran PKn menunjukkan
pancasila sebagai dasar negara mata
adanya peningkatan dan menjadi lebih
pelajaran PKn. Peningkatan ini dapat
baik. Guru dapat menerapkan metode
dilihat dari nilai rata-rata siklus I (72,02)
konstruktivistik
dan siklus II
dengan
baik,
yaitu
(79,32).
Dengan
membantu siswa menemukan masalah
diterapkan
dan idenya sendiri dalam pembelajaran
dalam
Perumusan
pancasila sebagai dasar negara mata
pancasila
sebagai
dasar
metode
3)
konstruktivistik
pembelajaran
negara mata pelajaran PKn. Hal ini dapat
pelajaran
ditunjukkan dengan skor yang diperoleh,
respon yang positif karena ini dapat
yaitu siklus I (4,88%) dan siklus II
dilihat dari pendapat siswa yang sngat
(15,38%). Selain itu, aktivitas murid
senang dan antusias dalam mengikuti
kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan
pembelajaran
Burneh
2017/2018
sebagai dasar negaradan pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pancasila selama dua siklus. Siswa
menerapkan
berminat mengikuti pembelajaran yang
tahun
pelajaran
metode
konstruktivistik
PKn,
Perumusan
serupa
pada
pancasila sebagai dasar negara mata
karena
dengan
pelajaran PKn
konstruktivistik
pembelajaran
juga menunjukkan
adanya peningkatan dan menjadi lebih
Perumusan
baik. Dlam pembelajaran ini siswa
negara
186
memberikan
Perumusan
Perumusan
dalam
siswa
pembelajan
berikutnya
menerapkan
pada
pancasila
mata
pancasila
metode
pembelajaran
sebagai
pelajaran
PKn
dasar
dapat
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
menjadi alternatif bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan dan hasil
belajar siswa. Adapun respon positif dari
siklus I (67,6%) dan siklus II (70,3%).
Dengan
meningkatnya aktivitas
guru dan siswa, kemampuan dan hasil
belajar siswa, serta adanya respon yang
positif dari murid kelas VI
SDN
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 pada tiap siklusnya
ditunjukkan
Perumusan
negara
bahwa
pancasila
mata
dikatakan
pembelajaran
sebagai
pelajaran
efektif
dan
PKn
sesuai
dasar
dapat
jika
diterapkan dengan menggunakan metode
konstruktivistik.
Daftar Pustaka
Akhadiah,
Subarti,
dkk.
1997.
Ketrampilan Menulis. Depdikbud.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) PKn
Sekolah
Menengah
Pertama.
Jakarta.
Effendi,
Uchjana
Onong.
1992.
Hubungan Masyarakat. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003.
Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen
Periklanan.
Jakarta:
Pustaka
Utama
Graffiti
(http://
www.belajardekavetiga.blogspot.c
om, diakses 23 Desember 2006).
Musaba, Zulkifli. 1994. T erampil
Menulis. Banjarmasin: Sarjana
Indonesia.
Nur, Muhammad. 2001. Pendekatan
Konstruktivistik. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika Sekolah
UNESA.
Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian
Dalam
Pengajaran
Sejarah
kemerdekaan
Indonesia.
Yogyakarta: BPFE.
Sudjana,
Nana.
2005.
Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suryanto, Alex dan Verly, Anita. 2004.
Membangun Kompetensi. Jakarta:
Esis.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran
Sejarah
kemerdekaan
Indoesia.
Surabaya: SIC.
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2006.Paduan Penulisan
Dan Penilaian Skripsi. Surabaya:
UNESA.
Tim Penyusun Kamus Pusat Sejarah
kemerdekaan. 2002. Kamus Besar
PKn Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Yanto, Nur. 2004. Upaya Peningkatan
Pembelajaran Kalimat Aktif Dan
Pasif Pada Siswa Kelas IA SLTP
Negeri
Driyorejo
Dengan
Pendekatan
Konstruktivistik.
Surabaya: UNESA.
187
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan
Kemampuan Memahami Sejarah Kemerdekaan Mata Pelajaran PKn
Siswa Kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran
2017/2018.
Muallimin
SDN Tunjung 4 Burneh-Bangkalan
Abstrak: Tujuan penelitian ini mengungkap a). Pengaruh pembelajaran model
konstruktivisme terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn. b) Ingin mengetahui
seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran PKn setelah diterapkannya
pembelajaran model konstruktivisme pada siswa Kelas VI SDN Tunjung 4
Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri
dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
Tahun Pelajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I
(72,02), siklus II (79,32), Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran model
konstruktivisme dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas VI
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Tahun Pelajaran 2017/2018. serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PKn.
Kata Kunci: Kontruktivisme,Perumusan Pancasila.
Abstract: The objectives of this study reveal a). The influence of constructivism
model learning on the learning outcomes of Civics subjects. b) Want to know how far
the understanding and mastery of Civics subjects after the implementation of
constructivism model learning in students of Class VI SDN Tunjung 4 Sub Burneh
Lesson Year 2017/2018. This research uses action research for three rounds. Each
round consists of four stages: design, activity and observation, reflection, and
refission. Target of this research is student of Class VI SDN Tunjung 4 Sub-District
of Burneh Lesson Year 2017/2018. Data obtained in the form of formative test
results, observation sheet of teaching and learning activities. From the analysis results
obtained that the achievement of student learning increased from cycle I to cycle II
that is, cycle I (72,02), cycle II (79,32), conclusion from this research is
constructivism model learning can have positive effect to student learning motivation
VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh Lesson Year 2017/2018. as well as this
learning model can be used as one of the alternative learning of Civics.
Keywords: Kontruktivisme, Formulation of Pancasila.
173
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
pelajaran
Pendahuluan
Upaya
untuk
PKn
diperlukan
diskusi
meningkatkan
kolaboratif dengan guru mata pelajaran.
kualitas proses dan hasil belajar para
Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa pada setiap jenjang dan tingkat
guru murid kelas VI SDN Tunjung 4
pendidikan
Kecamatan
perlu
diwujudkan
agar
Burneh
tahun
pelajaran
diperoleh kualitas sumber daya manusia
2017/2018 tentang perumusan pancasila
Indonesia
menunjang
mata pelajaran PKn diketahui dari 27
pembangunan nasional. Upaya tersebut
siswa memperoleh nilai di bawah KKM
menjadi tanggung jawab semua tenaga
sebesar 72,97% dan hanya 10 siswa yang
kependidikan. Dalam konteks ini, peran
memperoleh nilai di atas KKM atau
guru sangat strategis sebab guru yang
hanya 27,02% dari jumlah siswa yang
langsung dapat
tuntas. Hal ini berarti murid kelas VI
yang
dapat
membina
siswa
di
sekolah melalui proses pembelajaran.
Dalam
keseluruhan
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
proses
tahun pelajaran 2017/2018
belum
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
mencapai syarat ketuntasan minimal.
mengajar
Dan selain
merupakan kegiatan
yang
itu, berdasakan
hasil
paling pokok. Hal itu berarti berhasil
wawancara dengan guru bidang studi
atau
tujuan
PKn di kelas VI SDN Tunjung 4
proses
Kecamatan Burneh didapatkan bahwa
tidaknya
pendidikan
pencapaian
bergantung
pada
belajar yang dialami oleh siswa sebagai
murid kelas VI
anak didik.
Kecamatan
Penelitian
tahun
pelajaran
2017/2018 mengalami kesulitan dalam
dilakukan untuk menggali masalah dari
pembelajaran menulis khususnya tentang
kenyataan-kenyataan yang terdapat di
perumusan
lingkungan pendidikan, yaitu permasa-
negara mata pelajaran PKn. Siswa
lahan yang dihadapi oleh guru. Dengan
terkadang sulit membedakan ciri-ciri
demikian, untuk mengetahui permasa-
perumusan pancasila
lahan
Kegiatan
terjadi
kelas
Burneh
ini
yang
tindakan
SDN Tunjung 4
dalam
proses
pengajaran sejarah kemerdekaan mata
pancasila
dasar
dengan konteks.
pembelajaran
menunjukkan
174
sebagai
kegiatan
di
sekolah
pembelajaran
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
menulis belum optimal. Hal tersebut
dasar
ditunjukkan kurang mampunya siswa
pancasila, tidak tahu bagaimana dan dari
dalam mengemukakan pendapat dan
mana
gagasannya secara kreatif serta kurang
pancasila sebagai dasar negara mata
mampu mendapatkan dan mengum-
pelajaran PKn. Belum lagi, perasaan
pulkan informasi yang aktual sebagai
takut salah, takut berbeda dengan apa
bahan tulisan. Penyebab ketidakopti-
yang
malan tersebut antara lain dikarenakan
sehingga
metode yang digunakan oleh guru
pelajaran pancasila sebagai dasar negara
kurang tepat, guru masih mendominasi
mata pelajaran PKn berkurang dan pada
kelas dan kurang memberi kesempatan
akhirnya menghilangkan minat siswa
kepada
dalam mengetahui Perumusan pancasila
siswa
mengekspresikan
untuk
diri
berkreasi,
secara
bebas.
Ketika pembelajaran Perumusan panca-
negara
mesti
dan
pembelajaran
memulai
diinstruksikan
respon
perumusan
oleh
siswa
gurunya
terhadap
sebagai dasar negara mata pelajaran
PKn.
Dalam studi pendahuluan, melalui
sila sebagai dasar negaraditentukan oleh
untuk
pengamatan dan wawancara dengan guru
berkreasi, mengekspresikan, melukiskan
kelas dan murid kelas VI SDN Tunjung
jati dirinya atau lingkungan sekitarnya
4 Kecamatan Burneh tahun pelajaran
sesuai pengalamannya menjadi terke-
2017/2018
kang.
pancasila sebagai dasar negara mata
guru.
Hak
otonomi
siswa
pembelajaran Perumusan
Realita pembelajaran yang seperti
pelajaran PKn kurang memaksimalkan
ini membawa dampak kurang baik untuk
kemampuan siswa. Hal tersebut dapat
siswa. Siswa mengalami kesulitan ketika
dilihat pada: (1) siswa kesulitan dalam
harus Perumusan pancasila sebagai dasar
menemukan menulis perbedaan peru-
negaradan
pancasila.
musan pancasila mata pelajaran PKn; (2)
Peserta didik bingung apa yang harus ia
siswa kurang mempunyai data yang
lakukan
tugas
aktual dan faktual sebagai bahan untuk
tersebut. Sulit menemukan data yang
mengidentifikasi jenis-jenis perumusan
aktual dan faktual serta menarik untuk
pancasila
bahan Perumusan pancasila sebagai
Berdasarkan hal tersebut, masalah yang
pembelajaran
untuk
mengerjakan
175
mata
pelajaran
PKn.
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Pembelajaran
dihadapi para peserta didik adalah
dengan
metode
kesulitan memperoleh data yang aktual,
konstruktivistik ini digunakan agar siswa
faktual, dan menarik sebagai bahan
mampu menemukan masalah (sering
Perumusan
muncul
pancasila
sebagai
dasar
dari
siswa
sendiri
)
dan
negara mata pelajaran PKn. Salah satu
selanjutnya membantu siswa menyele-
penyebabnya adalah kurangnya keterli-
saikan dan menemukan langkah-langkah
batan dan kesempatan yang diberikan
pemecahan masalah tersebut. Metode
kepada siswa untuk mengalami langsung
Konstruktivistik didasarkan pada belajar
dalam
pancasila
kogntif yang menekankan pada pembela-
sebagai dasar negara mata pelajaran
jaran kooperatif, pembelajaran generatif,
PKn. Eanes (1997:484) berpendapat
bertanya, inkuiri atau menemukan dan
bahwa pembelajaran menulis yang baik
keterampilan
haruslah memberi model proses dan
(Suyatno, 2004:33).
proses
Perumusan
metakognitif
lainnya
Dengan menyoroti latar belakang
praktik yang terarah dan sistematis.
Oleh karena itu, peneliti berkola-
tersebut, metode konstruktivistik dipilih
borasi dengan guru kelas untuk meran-
sebagai
cang sebuah pembelajaran yang mampu
pengajaran dalam Perumusan pancasila
peserta
selama
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
belajar-mengajar.
karena metode ini dianggap sebagai cara
Salah satu alternatif dalam penelitian ini,
yang efektif untuk mengarahkan seluruh
yaitu menerapkan metode pembelajaran
potensi siswa sehingga siswa lebih
konstruktivistik. Metode konstruktivistik
termotivasi selama mengikuti proses
ini dikembangkan oleh Piaget dan
belajar-mengajar yang berdampak positif
Vigotsky
pada hasil belajarnya.
mengikuti
didik
termotivasi
proses
(Suyatno,
2004:33)
yang
alternatif
tindakan
dalam
menekankan bahwa perubahan kognitif
Berdasarkan uraian di atas, pene-
hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi
litian ini bertujuan untuk mengetahui
yang telah dipahami sebelumnya diolah
peningkatan kemampuan siswa pada
melalui proses ketidakseimbangan dalam
mata pelajaran PKn dengan metode
upaya memperoleh informasi baru.
konstruktivistik siswa kelas VI
176
SDN
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
likan seluruh kegiatan kelas (Nur,
pelajaran 2017/2018.
2001:2).
Tujuan
Berdasarkan latar belakang peneli-
penggunaan
metode
tian di atas, masalah penelitian ini
konstruktivistik
dirumuskan sebagai berikut. Apakah
(Nuryanto,
dengan penerapan model pembelajaran
berikut. 1) Memotivasi siswa bahwa
kontruktivisme
belajar adalah tanggung jawab siswa itu
dapat
meningkatkan
menurut
2004:6)
Sutiyono
adalah
sebagai
pancasila
sendiri. 2) Mengembangkan kemampuan
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
siswa untuk mengajukan pertanyaan
murid kelas VI
penting dan mencari jawaban akan
kemampuan
Kecamatan
Perumusan
SDN Tunjung 4
Burneh
tahun
pelajaran
pertanyaan sendiri. 3) Membantu siswa
untuk mengembangkan pengertian atau
2017/2018?
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk
mengetahui
peningkatan
Perumusan
pancasila
kemampuan
sebagai
negara mata pelajaran PKn
dasar
pemahaman konsep secara lengkap. 4)
Mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Metode
dengan
konstruktivistik
metode konstrutivistik murid kelas VI
pengajaran
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
pengajaran top-down daripada bottom-
tahun pelajaran 2017/2018.
up. Top-down berarti bahwa siswa mulai
Konstruktivistik merupakan suatu
lebih
dalam
menekankan
pada
dengan masalah-masalah yang kompleks
metode yang penekanannya berpusat
untuk
dipecahkan
pada siswa yang aktif, metode konstruk-
memecahkan atau menemukan (dengan
tivistik sering disebut pengaja-ran yang
bantuan
terpusat pada siswa atau student centered
pilan dasar yang diperlukan. Top-down
instruction. Di dalam kelas yang terpusat
ini
pada siswa, peran guru adalah membantu
tradisional
siswa menemukan fakta, konsep atau
keterampilan
prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan
dilatihkan untuk mewujudkan keteram-
memberikan ceramah atau mengenda-
pilan-keterampilan yang lebih kompleks
guru)
berlawanan
di
(Nur, 2001:4).
177
dan
selanjutnya
keterampilan-keteram-
dengan
mana
dasar
Bottom-up
keterampilan-
secara
bertahap
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Dalam
pengajaran
top-down,
Piaget dan Vigotsky (Suyatno,
siswa mulai dengan suatu tugas yang
2004:33) menekankan bahwa perubahan
kompleks, lengkap dan autentik, artinya
kognitif hanya terjadi jika konsepsi-
bahwa tugas-tugas itu bukan merupakan
konsepsi yang telah dipahami sebelum-
bagian atau penyederhanaan dari tugas-
nya diolah melalui proses ketidakseim-
tugas yang akhirnya diharapkan dapat
bangan
dilakukan siswa, melainkan
informasi
tugas itu
merupakan tugas yang sebenarnya.
dalam
upaya
memperoleh
Untuk
itu,
baru.
dalam
konstruktivistik terdapat empat aspek
Metode konstruktivistik bekerja
yang
penting
dalam
pengembangan
dengan arah yang sebaliknya, dimulai
perubahan kognitif yang bertumpu dari
dengan masalah (sering muncul dari
aspek sosial dalam belajar.
siswa
sendiri
)
dan
selanjutnya
membantu siswa menyelesaikan bagaimana
menemukan
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 37
2001:5).
Suyatno
(2004:32-33)
metode konstruktivistik adalah bahwa
belajar itu menemukan. Meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa,
mereka melakukan proses mental atau
kerja otak atas infomasi
itu agar
informasi tersebut masuk ke dalam
pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan pada belajar kognitif
yang menekankan pada pembelajaran
kooperatif,
Penelitian ini dilakukan di SDN
langkah-langkah
memecahkan masalah tersebut (Nur,
Menurut
Metode Penelitian
pembelajaran
generatif,
siswa dengan komposisi 24 siswa lakilaki dan 13 siswa perempuan. Siswa
kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan
Burneh dipilih menjadi subjek penelitian
karena menurut hasil pembelajan dan
wawancara dengan guru kelas, murid
kelas VI
Burneh memiliki nilai rata-rata yang
relatif rendah dan belum mencapai syarat
ketuntasan minimal.
Rancangan Penelitian
strategi bertanya, inkuiri atau menemukan dan keterampilan metakog-nitif
lainnya (bagaimana seharusnya belajar).
SDN Tunjung 4 Kecamatan
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan
oleh guru pada waktu mengajar di dalam
178
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
kelas dan tujuannya untuk memperbaiki
pembelajaran
mengenai
perumusan
dan meningkatkan pembelajaran dengan
pancasila mata pelajaran PKn, kemudian
menggunakan metode konstruktivistik.
guru menyampaikan tujuan pembela-
Dalam penelitian tindakan kelas ini
jaran dan memberikan apersepsi selama
guru meneliti sendiri kegiatan yang
sepuluh menit kepada siswa. Guru
dilakukannya di dalam kelas. Dengan
menunjukkan
melibatkan siswa, melalui tindakan-
pancasila mata pelajaran PKn
tindakan
diren-
diambil dari guntingan Koran dan
canakan, dilaksanakan, dan dievalua-
majalah kepada siswa. Guru dan siswa
sikan. Penelitian ini dilakukan dengan
sama-sama
berkolaborasi dengan guru pamong yang
pembelajaran,
bertindak sebagai pengamat. Guru dan
sebagai mediator, siswa yang harus aktif
siswa sama-sama terlibat dalam proses
dan
pembelajaran,
hanya
pembelajarannya. 3) Observasi, Dalam
sebagai mediator siswa yang harus aktif
tahap observasi, peneliti mengamati
dan
perilaku dan perubahan sikap yang
pembelajaran
yang
namun
bertanggung
guru
jawab
atas
contoh
terlibat
perumusan
yang
dalam
proses
guru
hanya
namun
bertanggung
jawab
atas
terjadi pada siswa setelah diterapkannya
pembelajarannya.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
dua siklus yang masing-masing memiliki
tindakan kelas dan dibantu oleh seorang
pengamat
yaitu
Kepala
Sekolah.
1)
Pengamat mengamati proses pembela-
Perencanaan, Dalam tahap ini guru
jaran sesuai dengan instrumen yang
mempersiapkan segala instrumen yang
tersedia. Instrumen meliputi aktivitas
akan digunakan dalam penelitian antara
guru dan siswa di kelas, dan hasil tes dan
lain; lembar pengamatan aktivitas guru
data respon siswa terhadap pembelajaran
dan siswa, rencana pembelajaran, bahan
Perumusan
dan media pembelajaran, penyusunan
negara mata pelajaran PKn dengan
soal dan angket respon siswa. 2)
metode konstruktivistik. 4) Refleksi,
Implementasi, Pada tahap implementasi
Pada tahap ini, guru mengkaji, melihat
ini,
dan
empat
tahapan
kegiatan
dengan
guru
sebagai
berikut.
pembelajaran
menyampaikan
diawali
topik
pancasila
sebagai
mempertimbagkan
atas
dasar
hasil
implementasi. Tahap refleksi dilihat dari
179
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
tahap
implementasi
dan
observasi,
Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada 2
melalui tahap ini dirancang tindakan
siklus
September 2017 jam pelajaran kesatu
berikutnya yaitu siklus I dan siklus II.
dan kedua di kelas VI SDN Tunjung 4
Tiap siklus terjadilah tahap perencanaan
Kecamatan Burneh.
– tindakan – observasi – refleksi.
siswa sebanyak 37 siswa terdiri atas 24
yang
akan
diterapkan
pada
Jumlah seluruh
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada proses pembelajaran siklus I,
Data penelitian yang diperoleh
jumlah siswa yang hadir 37 siswa.
dalam penelitian ini adalah data dari
lembar observasi berupa pengamatan
aktivitas guru dan siswa pada setiap
siklus
pembelajaran,
hasil
tes
kemampuan siswa pada setiap siklus,
dan data respon siswa terhadap proses
pembelajaran pada setiap siklus. 1) Data
hasil tes kemampuuan siswa digunakan
untuk mengetahui kemampuan dan hasil
belajar siswa dalam kegiatan belajarmengajar Perumusan pancasila sebagai
dasar
negara
mata
pelajaran
PKn
dengan menerapkan metode konstruktivistik. 2) Data respon siswa digunakan
untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
dengan
menerapkan
konsruktivistik.
metode
Pada data penelitian ditunjukkan
bahwa aktivitas guru yang dominan pada
kegiatan belajar-mengajar siklus pertama
adalah memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa (19,51%), dan
aktivitas guru dalam menyampaikan
materi pelajaran (14,63%). Dalam hal ini
guru lebih banyak memberikan informasi kepada siswa yaitu menjelaskan
atau menyampaikan materi pelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negaradan
pembelajaran
dasar
pancasila
dengan menggunakan metode konstruktivistik. Guru memberikan informasi
yang berupa pengetahuan ini bertujuan
agar siswa mengetahui metode yang
dipakai dan lebih mudah untuk menggali
pengetahuan siswa dalam pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn.
180
dasar
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
Aktivitas guru dalam mengguna-
PKn. Aktivitas guru dalam membantu
kan media dan menggali pengetahuan
siswa menemukan masalah dan idenya
siswa lewat bertanya sebanyak (9,76%).
sendiri (4,88%). Dalam hal ini guru
Dalam hal ini guru menggunakan media
hanya
pembelajaran
guntingan
dengan penggunaan media siswa harus
pembelajaran pancasila yang diambil
bisa menemukan masalah atau idenya
dari gambar kalender. Dengan media
sendiri yang muncul dari contoh media
yang digunakan guru ternyata dapat
yang
menggali
pembelajaran
berupa
pengetahuan
siswa
dan
membantu
digunakan
siswa,
oleh
misalnya
guru
Perumusan
dalam
pancasila
sebagai dasar negara mata pelajaran
memancing siswa dalam bertanya.
Aktivitas guru dalam menyam-
PKn.
Di
paikan tujuan pembelajaran, memberi
akhir
pembelajaran
guru
memberi
memberikan penghargaan pada siswa
kesempatan untuk berdiskusi, memberi
(2,44%) dan membantu siswa melakukan
tugas (7,32). Dalam
hal ini guru
refleksi pembelajaran (4,88%). Guru
memnyampaikan tujuan pembelajaran
meminta siswa dari tiap-tiap kelompok
Perumusan
dasar
untuk merefleksikan pembelajaran pada
negara mata pelajaran PKn dengan
hari itu dan memberikan penghargaan
menggunakan metode konstruktivistik
pada siswa di akhir pembelajaran.
motivasi
pada
siswa,
pancasila
sebagai
yang di dalam penerapannya siswa untuk
Pada data penelitian ditunjukkan
berpartisipasi aktif baik dalam berdiskusi
bahwa aktivitas siswa yang dominan
atau mengerjakan tugas. Guru hanya
adalah memperhatikan materi pelajaran
sebagai
yang
motivator
dan
fasilitator
disampaikan
(27,78%),
dan
sehingga keberhasilan belajar-mengajar
mencatat hal-hal yang penting (16,68%).
berasal dari diri siswa sendiri.
Dalam hal ini siswa memperhatikan
Aktivitas guru dalam membuka
penjelasan dan mencatat hal-hal penting
pelajaran (4,88%). Dalam hal membuka
yang disampaikan oleh guru untuk
pelajaran dengan melakukan identifikasi
memperoleh pengetahuan atau infomasi
pengetahuan
dari guru tentang materi pembelajaran
awal
siswa
tentang
perumusan pancasila mata pelajaran
181
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
Perumusan
pancasila
sebagai
dasar
yaitu Perumusan pancasila sebagai dasar
negaradan pembelajaran pancasila.
negaradan pembelajaran pancasila.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan
Pada akhir pembelajaran siswa
tugas (11,11%), mengajukan pertanyaan
juga masih kurang berani dan percaya
atau bertanya (8,33%), aktif dalam
diri dalam menyajikan hasil karyanya
proses belajar-mengajar (8,33%), dan
sendiri
siswa
pelajaran
berdiskusi
(8,33%).
Keempat
(perumusan
PKn)
pancasila
dan
juga
mata
untuk
aktivitas ini saling berkaitan, siswa
menyimpulkan atau merefleksi pembela-
dalam mengerjakan tugas harus aktif
jaran pada hari itu.
Data hasil belajar siswa dalam
bertanya jika siswa mengalami kesulitan,
baik itu bertanya kepada guru ataupun
pembelajaran
berdiskusi dengan sesama teman. Guru
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
memberikan
dengan metode konstruktivistik siklus
kesempatan
berdiskusi
Perumusan
kepada siswa untuk menemukan masalah
pertama
sehingga siswa mampu mengungkapkan
penelitian berikut, secara terperinci dapat
dan
dalam
dilihat pada lampiran 9. Dari data
pancasila
penelitian juga dapat dketahui bahwa
sebagai dasar negaradan pembelajaran
hasil belajar yang dicapai siswa pada
pancasila.
siklus pertama ini rata-rata 72,02. Pada
menemukan
pembelajaran
Aktivitas
idenya
Perumusan
siswa
menemukan
dapat
pembelajaran
dilihat
pancasila
Perumusan
pada
data
pancasila
masalah dan idenya sendiri (5,56%),
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
menghasilkan produk atau karyanya
siklus pertama siswa yang dikatakan
(5,56%), merefleksi atau menyimpulkan
tuntas hanya 72,97%.
hasil belajarnya (5,56%), menyajikan
Siklus II
Siklus
hasil karyanya (2,78%). Dalam hal ini,
II
dilaksanakan
pada
siswa masih belum dapat menggali
tanggal 9 September 2017 jam pelajaran
pengetahuannya sendiri. Hal itu dapat
pertama dan kedua di kelas VI SDN
dilihat dari persentase rendahnya siswa
Tunjung 4 Kecamatan Burneh sebanyak
menghasilkan produk atau karyanya
37 siswa terdiri atas 24 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan. Pada proses
182
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
pembelajaran siklus II, jumlah yang
sendiri dari siklus I sampai dengan siklus
hadir 37 siswa.
II mengalami peningkatan dengan rata-
`Data hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
Perumusan
pancasila
rata (10,13). Hal inilah yang merupakan
tujuan
dari
penerapan
metode
sebagai dasar negara mata pelajaran PKn
konstruktivistik. Dan pada kenyataannya
dengan
metode
menggunakan
konstruktivistik
siklus
metode
kedua
dilihat pada data penelitian
konstruktivistik
dapat
diterapkan
secara
khususnya
dalam
ini
berhasil
pembelajaran
pembelajaran
Perumusan
terperinci dapat dilihat pada lampiran 10.
pancasila sebagai dasar negara mata
Dari data penelitian dapat dketahui
pelajaran PKn. Aktivitas guru dalam
bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
menggunakan media pembelajaran dari
pada siklus kedua nilai rata-rata 79,32.
siklus I sampai dengan siklus II dengan
Pada
mata
rata-rata (8,72%). Dalam siklus I media
pelajaran PKn siklus kedua siswa yang
yang digunakan oleh guru hanya berupa
tuntas 100%.
contoh
pembelajaran
menulis
Aktivitas guru dalam menyam-
perumusan
pancasila
mata
pelajaran PKn saja agar siswa dapat
paikan materi pelajaran dari siklus I
menemukan
sampai siklus II mengalami penurunan
pancasila mata pelajaran PKn yang ada.
dengan
Aktivitas
rata-rata
(10,2%).
Hal
ini
ide
guru
dari
dalam
perumusan
memberikan
menunjukkan guru menjelaskan materi
kesempatan pada siswa untuk berdiskusi
pelajaran atau memberikan informasi
dari siklus I sampai dengan siklus II
kepada
siswa
mengalami penurunan dengan rata-rata
dengan
rata-rata
sebanyak-banyaknya
(14,56%)
hanya
(4,61%). Hal ini dilakukan oleh guru
dilakukan pada siklus I sedangkan pada
agar
siswa
bisa
mandiri
belajar
siklus II guru ingin menggali pengeta-
menemukan masalah dan idenya sendiri.
huan siswa lewat bertanya yang pada
Ativitas guru dalam memberikan
siklus II mengalami peningkatan dengan
tugas dari siklus I sampai dengan siklus
rata-rata (11,61%).
II mengalami peningkatan pada siklus II
Aktivitas guru dalam membatu
dengan rata-rata (8,47%). Dalam siklus I
siswa menemukan masalah dan idenya
guru kurang membimbing siswa dalam
183
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
mengerjakan tugas. Aktivitas guru dalam
yang tuntas belajar pada siklus I
memberikan penghargaan pada siswa
sebanyak72,97%, dan siklus II sebanyak
mengalami peningkatan mulai dari siklus
100%.
I sampai dengan siklus II dengan rata-
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
rata (3,14%). Hal ini dilakukan pada
dengan menerapkan metode kosnstruk-
siswa agar siswa termotivasi dalam
tivistik dalam pembelajaran Perumusan
pembelajaran
pancasila sebagai dasar negara mata
Perumusan
pancasila
sebagai dasar negaradan pembelajaran
pelajaran PKn
murid kelas VI
SDN
pancasila dan sebagai bentuk penghar-
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
gaan kepada siswa pada akhir pembela-
pelajaran 2017/2018 dari siklus I sampai
jaran guru memberikan hadiah pada
dengan siklus II mengalami peningkatan.
siswa yang dapat mengidentifikasi ciri-
Siswa memberikan respon yang
dan
sangat baik untuk media pembelajaran
pembelajaran pancasila dengan tepat.
yang digunakan guru sehingga dapat
Aktivitas guru dalam membantu siswa
membantu
merefleksi hasil pembelajaran dari siklus
pelajaran. Siswa berpendapat cukup baik
I
mengalami
tentang materi yang diajarkan selama
peningkatan dengan rata-rata (5,32%).
pembelajaran. Dengan tingkat pemaha-
Hal ini dilakukan guru untuk mengukur
man yang dimiliki siswa membuat siswa
pemahaman siswa pada akhir pembela-
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga
jaran sekaligus sebagai masukan guru
siswa juga berpendapat bahwa siswa
untuk
tidak merasa kesulitan dalam Perumusan
ciri
perumusan
sampai
pancasila
siklus
perbaikan
II
pembelajaran
Perumusan
pancasila
negaradan
pembelajaran
berikutnya agar
sebagai
dasar
pancasila
siswa tidak
bosan
pancasila
siswa
memahami
sebagai
dasar
materi
negaradan
pembelajaran pancasila dengan metode
konstruktivistik.
Siswa
dengan pembelajaran yang sama dalam
sangat
senang
dengan
pembelajan Perumusan pancasila sebagai
dua kali pertemuan.
Dari data penelitian bahwa nilai
dasar
negara
mata
pelajaran
PKn
siswa pada siklus I adalah 72,02.Nilai
dengan menggunakan metode konstruk-
siswa pada siklus II adalah 79,32. Siswa
tivistik. Hal ini dapat dilihat dengan
184
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
adanya peningkatan nilai dan respon
pancasila
siswa
pembelajaran pancasila dengan metode
yang
selalu
antusias
dalam
mengikuti pembelajaran serupa yaitu
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn
Siswa
Dari data penelitian nilai siswa
negaradan
sangat
senang
dengan
pembelajan Perumusan pancasila sebagai
dasar
menggunakan metode konstruktivistik.
dasar
konstruktivistik.
dasar
dengan
sebagai
negara
dengan
mata
pelajaran
menggunakan
PKn
metode
pada siklus I adalah 72,02.Nilai siswa
konstruktivistik. Hal ini dapat dilihat
pada siklus II adalah 79,32. Siswa yang
dengan adanya peningkatan nilai dan
tuntas
I
respon siswa yang selalu antusias dalam
sebanyak72,97%, dan siklus II sebanyak
mengikuti pembelajaran serupa yaitu
100%.
Perumusan
belajar
pada
siklus
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pancasila
sebagai
dasar
dengan menerapkan metode kosnstrukti-
negara mata pelajaran PKn
dengan
vistik dalam pembelajaran Perumusan
menggunakan metode konstruktivistik.
pancasila sebagai dasar negara mata
pelajaran PKn
murid kelas VI
SDN
Penutup
Berdasarkan hasil analisis data
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 dari siklus I sampai
Siswa memberikan respon yang
sangat baik untuk media pembelajaran
yang digunakan guru sehingga dapat
siswa
memahami
telah
dipaparkan
pada
bab
sebelumnya, pada bab ini dipaparkan
dengan siklus II mengalami peningkatan.
membantu
yang
materi
pelajaran. Siswa berpendapat cukup baik
tentang materi yang diajarkan selama
pembelajaran. Dengan tingkat pemahaman yang dimiliki siswa membuat siswa
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga
siswa juga berpendapat bahwa siswa
tidak merasa kesulitan dalam Perumusan
simpulan dari penelitian yang telah
dilakukan sekaligus memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang
terkait dengan mengacu pada hasil
penelitian ini. Penerapan pembelajaran
Perumusan
pancasila
sebagai
negara mata pelajaran PKn
dasar
dalam
kegiatan belajar-mengajar yang telah
dilakukan
selama
dua
siklus
telah
terbukti berpengaruh positif terhadap
peningkatan kemampuan murid kelas VI
185
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 173-187
SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
berpartisipasi aktif menemukan masalah
tahun pelajaran 2017/2018.
dan
idenya
sendiri
serta
menggali
Dari pelaksanaan tindakan selama
pengetahuannya sendiri. Hal ini dapat
penelitian dan hasil analisis terhadap
ditunjukkan dengan skor yang diperoleh,
data
yaitu siklus I (5,56%) dan siklus II
yang
telah
diperoleh,
dapat
disimpulkan beberpa hal sebagai berikut.
(10%).
1) Aktivitas guru dan kegiatan belajar-
konstruktivistik
mengajar dengan menerapkan metode
kemampuan dan hasil belajar siswa kelas
konstruktivistik
VI SDN Tunjung 4 Kecamatan Burneh
perumusan
dalam
pancasila
pembelajaran
sebagai
dasar
2)
dalam
Penerapan
dapat
metode
meningkatkan
pembelajaran
Perumusan
negara mata pelajaran PKn menunjukkan
pancasila sebagai dasar negara mata
adanya peningkatan dan menjadi lebih
pelajaran PKn. Peningkatan ini dapat
baik. Guru dapat menerapkan metode
dilihat dari nilai rata-rata siklus I (72,02)
konstruktivistik
dan siklus II
dengan
baik,
yaitu
(79,32).
Dengan
membantu siswa menemukan masalah
diterapkan
dan idenya sendiri dalam pembelajaran
dalam
Perumusan
pancasila sebagai dasar negara mata
pancasila
sebagai
dasar
metode
3)
konstruktivistik
pembelajaran
negara mata pelajaran PKn. Hal ini dapat
pelajaran
ditunjukkan dengan skor yang diperoleh,
respon yang positif karena ini dapat
yaitu siklus I (4,88%) dan siklus II
dilihat dari pendapat siswa yang sngat
(15,38%). Selain itu, aktivitas murid
senang dan antusias dalam mengikuti
kelas VI SDN Tunjung 4 Kecamatan
pembelajaran
Burneh
2017/2018
sebagai dasar negaradan pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pancasila selama dua siklus. Siswa
menerapkan
berminat mengikuti pembelajaran yang
tahun
pelajaran
metode
konstruktivistik
PKn,
Perumusan
serupa
pada
pancasila sebagai dasar negara mata
karena
dengan
pelajaran PKn
konstruktivistik
pembelajaran
juga menunjukkan
adanya peningkatan dan menjadi lebih
Perumusan
baik. Dlam pembelajaran ini siswa
negara
186
memberikan
Perumusan
Perumusan
dalam
siswa
pembelajan
berikutnya
menerapkan
pada
pancasila
mata
pancasila
metode
pembelajaran
sebagai
pelajaran
PKn
dasar
dapat
Melalui Pembelajaran Model Kontruktivisme Dapat Meningkatkan -Muallimin
menjadi alternatif bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan dan hasil
belajar siswa. Adapun respon positif dari
siklus I (67,6%) dan siklus II (70,3%).
Dengan
meningkatnya aktivitas
guru dan siswa, kemampuan dan hasil
belajar siswa, serta adanya respon yang
positif dari murid kelas VI
SDN
Tunjung 4 Kecamatan Burneh tahun
pelajaran 2017/2018 pada tiap siklusnya
ditunjukkan
Perumusan
negara
bahwa
pancasila
mata
dikatakan
pembelajaran
sebagai
pelajaran
efektif
dan
PKn
sesuai
dasar
dapat
jika
diterapkan dengan menggunakan metode
konstruktivistik.
Daftar Pustaka
Akhadiah,
Subarti,
dkk.
1997.
Ketrampilan Menulis. Depdikbud.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) PKn
Sekolah
Menengah
Pertama.
Jakarta.
Effendi,
Uchjana
Onong.
1992.
Hubungan Masyarakat. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003.
Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen
Periklanan.
Jakarta:
Pustaka
Utama
Graffiti
(http://
www.belajardekavetiga.blogspot.c
om, diakses 23 Desember 2006).
Musaba, Zulkifli. 1994. T erampil
Menulis. Banjarmasin: Sarjana
Indonesia.
Nur, Muhammad. 2001. Pendekatan
Konstruktivistik. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika Sekolah
UNESA.
Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian
Dalam
Pengajaran
Sejarah
kemerdekaan
Indonesia.
Yogyakarta: BPFE.
Sudjana,
Nana.
2005.
Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suryanto, Alex dan Verly, Anita. 2004.
Membangun Kompetensi. Jakarta:
Esis.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran
Sejarah
kemerdekaan
Indoesia.
Surabaya: SIC.
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2006.Paduan Penulisan
Dan Penilaian Skripsi. Surabaya:
UNESA.
Tim Penyusun Kamus Pusat Sejarah
kemerdekaan. 2002. Kamus Besar
PKn Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Yanto, Nur. 2004. Upaya Peningkatan
Pembelajaran Kalimat Aktif Dan
Pasif Pada Siswa Kelas IA SLTP
Negeri
Driyorejo
Dengan
Pendekatan
Konstruktivistik.
Surabaya: UNESA.
187