Diksi Bahasa Indonesia dinesr infomasi (1)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia
yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik
ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin
vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter
berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak
bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam
kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan
pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan
pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
1
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilihmemilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna
dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam
berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa
tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya
bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan makalah ini adalah:
- Pengertian Diksi (Plihan Kata)
- Penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan
kata poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIKSI
Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis dan pembicara. Atinya yang kedua adalah enusiansi kata. seni
bicara yang jelas sehingga dapat di pahami oleh pendengar.
Pengertian diksi atau pilihan kata jauh lebih luas dari apa yang di pantulkan oleh
jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja di pergunakan untuk menyatakan kata-kata
mana yang di pakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan tetapi juga meliputi
fraseeologi, gaya bahasa yang di ungkapkan. Fraseologi mencakup pesoalan kata-kata
pengelompokan atau susunannya atau yang menyangkut cara-cara yang khusus
berbentuk ungkapan-ungkapan.
Selain itu diksi menurut pendapat lain adalah ketepatan pemilihan kata di
pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang
memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada
pembaca dan pendengarnya.
B. PENERAPAN DIKSI DALAM KALIMAT RAGAM FORMAL
Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga
dapat mengungkapkan maksud anda.
Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.
1.
makna konotatif.
2.
3
Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki
Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3.
Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4.
Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam
percakapan
(non baku).
5.
Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
6.
Kata-kata perlu di tulis secara benar.
Hal itu dijelaskan satu persatu, sebagai berikut :
1.
a.
Kata-kata denotatif dan konotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna
lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh kata denotatif :
-
Membicarakan
-
Memperlihatkan
-
penonton
b.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh kata konotatif :
-
Membahas, mengkaji
-
Menelaah, meneliti, menyelidiki
-
Pemirsa, pemerhati
4
2.
Kata umum dan kata khusus
a.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
b.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
3.
Kata umum
kata khusus
- Ikan
- Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
- Bunga
- mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia
Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa.
Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat
ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks
penggunaannya.
Contoh kata bersinonim :
-
Cerdas
= cerdik, hebat, pintar.
-
Besar
= agung, raya
-
Mati
= mangkat,wafat,meninggal
-
Ilmu
= pengetahuan
-
Penelitian
= penyelidikan
5
4.
Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah seperti :
a.
Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
- penambahan fonem
Kata baku
Imbau
Andal
Utang
kata non baku
himbau
handal
hutang
- pengurangan fonem
Kata baku
Terap
Terampil
Tetapi
Tidak
kata non-baku
trap
trampil
tapi
tak
- pengubahan fonem
Kata baku
Telur
Ubah
Tampak
b.
kata non-baku
telor
obah
nampak
Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
6
- pengurangam fonem
Kata baku
Memfokuskan
Memprotes
Memfitnah
kata non-baku
memokukan
memrotes
memitnah
- pengubahan fonem
Kata baku
Mengubah
kata non-baku
merubah
- penggantian afiks
Kata baku
Menangkap
Menatap
Mengambil
Menahan
kata non-baku
nangkap
natap
ngambil
nahan
- kelebihan fonem
Kata baku
Beracun
Beriak
Beribu
Becermin
c.
kata non-baku
berracun
berriak
berribu
bercermin
Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam
percakapan. Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai
7
berikut :
Frasa baku
Tidak terlalu
Belum masak
Tidak mau
Hanya nasi
frasa non-baku
tidak begitu
belum matang
enggak mau
nasi doing
Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan,
contoh nya :
frasa baku
waktu lain
Amat besar
Amat mahal
pertama kali
frasa non-baku
lain waktu
besar amat
mahal amat
kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan.
Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :
frasa baku
frasa non-baku
Sangat pedih
amat sangat pedih, amat pedih
Paling kaya
paling terkaya terkaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa
daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih
dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku
Apotek
Asas
Asasi
Analisis
5.
kata non-baku
apotik
azas
azasi
analisa
Penggunaan kata secara tepat
8
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal
penggunaan kata depan. Contoh :
-
Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat
penggunaan kata yang tidak tepat
Pada siang hari
di siang hari
Pada pagi hari
di pagi hari
Pada kita
di kita
-
Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat
Kapada kami
Kapada kita
Kepada ibu
penggunaan kata yang tidak tepat
ke kami
ke kita
ke ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat,
yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.
Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.
Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang.
3.
Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
4.
Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.
Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan
jalan.
9
6.
Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
7.
Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti,
bagaikan,laksana.
8.
6.
Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.
Penulisan kata secara benar
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
-
Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
-
Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
-
Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
Selain kesalahan
sebagai
-
penulisan
(preposisi),
sering
pula
kesalahan
penulisan partikel non seperti pada contoh :
Penulisan yang salah
non Indonesia
non batak
non formal, non-formal
penulisan partikel sub seperti pada contoh :
penulisan yang benar
subbab
subbagian
-
depan
berikut :
Penulisan yang benar
Non-Indonesia
Non-batak
Nonformal
-
kata
penulisan yang salah
sub bab, sub-bab
sub bagian, sub-bagian
penulisan pertikel per seperti pada contoh :
penulisan yang benar
penulisan yang salah
10
per jam
per bulan
per tahun
-
perjam
perbulan
pertahun
penulisan kata per
kata per yang memiliki arti ‘menjadikan lebih’ atau memperlakukannya sebagai’
Penulisan yang benar
penulisan yang salah
Perbesar
per besar
Persingkat
per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata “ pun “ yang mempunyai arti :
”juga” harus di tuliskan secara terpisah dengan kata yang di ikutinya
Penulisan yang benar
Aku pun
Sedikit pun
penulisan yang salah
akupun
sedikitpun
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus di tuliskan
serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar
Meskipun
Bagaimanapun
penulisan yang salah
meski pun
bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Penulisan yang benar
Pascasarjana
Pascapanen
penulisan yang salah
pasca sarjana, pasca-sarjana
pasca panen, pasca-panen
11
Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :
Penulisan yang benar
Betolak belakang
Mendarah daging
penulisan yang salah
betolaktolang
mendarahdaging
7.
Homonim, Homofon, Homograf
a.
Homonim
Homo artinya sama, nym berarti nama, jadi homonim adalah sama nama, sama bunyi
tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan, dan dan pemegang uang
dalam perjudian.
b.
Homofon
Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki
c.
Homograf
Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :
Ular kobra itu bisanya mematikan
Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena latihan
8.
Kata abstrak dan kata konkrit
Kata abstrak berupa konsep
12
Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan
Kata konkrit berupa objek yang dapat diamati
Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan hingga
sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji.
BAB III
PENUTUP
A.
1.
KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan
penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
2.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif
tidak mengalami perubahan makna.
3.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
4.
13
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
5.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
6.
Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa.
7.
Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama.
8.
Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan
berbeda makna.
9.
B.
a.
Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna.
KRITIK DAN SARAN
Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah
bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
Indnesia
yang
baik
dan
benar
dalam
komunikasinya sehari
hari,
masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
b.
Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk
kata asing selain akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang
14
dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus
sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Andre
Ardiyansyah,Ejaan
yang
di
sempurnakan,(surabaya:Pustaka
Agung
Harapan),H.15
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata”
Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta: Akademika Pressindo
15
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia
yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik
ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin
vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter
berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak
bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam
kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan
pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan
pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
1
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilihmemilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna
dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam
berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa
tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya
bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan makalah ini adalah:
- Pengertian Diksi (Plihan Kata)
- Penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan
kata poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIKSI
Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis dan pembicara. Atinya yang kedua adalah enusiansi kata. seni
bicara yang jelas sehingga dapat di pahami oleh pendengar.
Pengertian diksi atau pilihan kata jauh lebih luas dari apa yang di pantulkan oleh
jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja di pergunakan untuk menyatakan kata-kata
mana yang di pakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan tetapi juga meliputi
fraseeologi, gaya bahasa yang di ungkapkan. Fraseologi mencakup pesoalan kata-kata
pengelompokan atau susunannya atau yang menyangkut cara-cara yang khusus
berbentuk ungkapan-ungkapan.
Selain itu diksi menurut pendapat lain adalah ketepatan pemilihan kata di
pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang
memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada
pembaca dan pendengarnya.
B. PENERAPAN DIKSI DALAM KALIMAT RAGAM FORMAL
Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga
dapat mengungkapkan maksud anda.
Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.
1.
makna konotatif.
2.
3
Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki
Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3.
Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4.
Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam
percakapan
(non baku).
5.
Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
6.
Kata-kata perlu di tulis secara benar.
Hal itu dijelaskan satu persatu, sebagai berikut :
1.
a.
Kata-kata denotatif dan konotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna
lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh kata denotatif :
-
Membicarakan
-
Memperlihatkan
-
penonton
b.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh kata konotatif :
-
Membahas, mengkaji
-
Menelaah, meneliti, menyelidiki
-
Pemirsa, pemerhati
4
2.
Kata umum dan kata khusus
a.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
b.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
3.
Kata umum
kata khusus
- Ikan
- Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
- Bunga
- mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia
Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa.
Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat
ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks
penggunaannya.
Contoh kata bersinonim :
-
Cerdas
= cerdik, hebat, pintar.
-
Besar
= agung, raya
-
Mati
= mangkat,wafat,meninggal
-
Ilmu
= pengetahuan
-
Penelitian
= penyelidikan
5
4.
Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah seperti :
a.
Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
- penambahan fonem
Kata baku
Imbau
Andal
Utang
kata non baku
himbau
handal
hutang
- pengurangan fonem
Kata baku
Terap
Terampil
Tetapi
Tidak
kata non-baku
trap
trampil
tapi
tak
- pengubahan fonem
Kata baku
Telur
Ubah
Tampak
b.
kata non-baku
telor
obah
nampak
Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
6
- pengurangam fonem
Kata baku
Memfokuskan
Memprotes
Memfitnah
kata non-baku
memokukan
memrotes
memitnah
- pengubahan fonem
Kata baku
Mengubah
kata non-baku
merubah
- penggantian afiks
Kata baku
Menangkap
Menatap
Mengambil
Menahan
kata non-baku
nangkap
natap
ngambil
nahan
- kelebihan fonem
Kata baku
Beracun
Beriak
Beribu
Becermin
c.
kata non-baku
berracun
berriak
berribu
bercermin
Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam
percakapan. Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai
7
berikut :
Frasa baku
Tidak terlalu
Belum masak
Tidak mau
Hanya nasi
frasa non-baku
tidak begitu
belum matang
enggak mau
nasi doing
Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan,
contoh nya :
frasa baku
waktu lain
Amat besar
Amat mahal
pertama kali
frasa non-baku
lain waktu
besar amat
mahal amat
kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan.
Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :
frasa baku
frasa non-baku
Sangat pedih
amat sangat pedih, amat pedih
Paling kaya
paling terkaya terkaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa
daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih
dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku
Apotek
Asas
Asasi
Analisis
5.
kata non-baku
apotik
azas
azasi
analisa
Penggunaan kata secara tepat
8
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal
penggunaan kata depan. Contoh :
-
Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat
penggunaan kata yang tidak tepat
Pada siang hari
di siang hari
Pada pagi hari
di pagi hari
Pada kita
di kita
-
Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat
Kapada kami
Kapada kita
Kepada ibu
penggunaan kata yang tidak tepat
ke kami
ke kita
ke ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat,
yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.
Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.
Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang.
3.
Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
4.
Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.
Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan
jalan.
9
6.
Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
7.
Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti,
bagaikan,laksana.
8.
6.
Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.
Penulisan kata secara benar
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
-
Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
-
Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
-
Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
Selain kesalahan
sebagai
-
penulisan
(preposisi),
sering
pula
kesalahan
penulisan partikel non seperti pada contoh :
Penulisan yang salah
non Indonesia
non batak
non formal, non-formal
penulisan partikel sub seperti pada contoh :
penulisan yang benar
subbab
subbagian
-
depan
berikut :
Penulisan yang benar
Non-Indonesia
Non-batak
Nonformal
-
kata
penulisan yang salah
sub bab, sub-bab
sub bagian, sub-bagian
penulisan pertikel per seperti pada contoh :
penulisan yang benar
penulisan yang salah
10
per jam
per bulan
per tahun
-
perjam
perbulan
pertahun
penulisan kata per
kata per yang memiliki arti ‘menjadikan lebih’ atau memperlakukannya sebagai’
Penulisan yang benar
penulisan yang salah
Perbesar
per besar
Persingkat
per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata “ pun “ yang mempunyai arti :
”juga” harus di tuliskan secara terpisah dengan kata yang di ikutinya
Penulisan yang benar
Aku pun
Sedikit pun
penulisan yang salah
akupun
sedikitpun
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus di tuliskan
serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar
Meskipun
Bagaimanapun
penulisan yang salah
meski pun
bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Penulisan yang benar
Pascasarjana
Pascapanen
penulisan yang salah
pasca sarjana, pasca-sarjana
pasca panen, pasca-panen
11
Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :
Penulisan yang benar
Betolak belakang
Mendarah daging
penulisan yang salah
betolaktolang
mendarahdaging
7.
Homonim, Homofon, Homograf
a.
Homonim
Homo artinya sama, nym berarti nama, jadi homonim adalah sama nama, sama bunyi
tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan, dan dan pemegang uang
dalam perjudian.
b.
Homofon
Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki
c.
Homograf
Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :
Ular kobra itu bisanya mematikan
Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena latihan
8.
Kata abstrak dan kata konkrit
Kata abstrak berupa konsep
12
Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan
Kata konkrit berupa objek yang dapat diamati
Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan hingga
sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji.
BAB III
PENUTUP
A.
1.
KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan
penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
2.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif
tidak mengalami perubahan makna.
3.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
4.
13
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
5.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
6.
Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa.
7.
Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama.
8.
Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan
berbeda makna.
9.
B.
a.
Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna.
KRITIK DAN SARAN
Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah
bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
Indnesia
yang
baik
dan
benar
dalam
komunikasinya sehari
hari,
masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
b.
Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk
kata asing selain akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang
14
dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus
sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Andre
Ardiyansyah,Ejaan
yang
di
sempurnakan,(surabaya:Pustaka
Agung
Harapan),H.15
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata”
Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta: Akademika Pressindo
15