Apa yang Membuat Fisika Sulit Profil Per

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APA YANG MEMBUAT FISIKA SULIT? PROFIL PERSEPSI NEGATIF DAN KESULITAN BELAJAR FISIKA SISWA SMA DI KABUPATEN BULELENG BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH I GEDE DANA SANTIKA NIM. 1113021077 /TA: 2011 KETUT AGUS ASTA PUTRA

NIM. 1313021032 /TA: 2013 NI MADE SASTRI DWISARINI

NIM. 1213021005 /TA: 2012

I PUTU WIDIARTA NIM. 1313021003 /TA: 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

RINGKASAN

Tujuan diusulkannya PKM-P ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika siswa SMA di Kabupaten Buleleng, menurut siswa dan guru, serta perbandingannya. Ornek, et al. (2008) menyatakan bahwa penyebab kesulitan belajar fisika siswa dikelompokkan ke dalam tiga faktor umum, yaitu: (1) faktor yang dapat dikontrol siswa, meliputi 6 sub faktor, yaitu: a) kurangnya minat dan motivasi, b) tidak belajar di rumah, c) tidak mengerjakan PR, d) tidak berlatih mengerjakan soal-soal diluar yang ditugaskan, e) kurangnya pengalaman penyelesaian masalah fisika, dan f) rendahnya kemampuan matematika; (2) faktor yang berkaitan dengan metode pembelajaran, meliputi 8 sub faktor, yaitu: a) terlalu banyak tugas, b) tugas/PR/soal ulangan yang terlalu sulit, c) kurangnya konsistensi antara materi yang diajarkan dan materi tugas/PR/ulangan, d) kurangnya pemberian contoh penyelesaian masalah dan aplikasi dalam kehidupan nyata dari materi yang diajarkan, e) Penilaian guru yang tidak objektif, f) pembelajaran yang membosankan, g) karakteristik guru yang jelek, h) faktor yang berhubungan dengan karakteristik pelajaran fisika, meliputi 7 sub faktor, yaitu: a) pelajaran fisika bersifat kumulatif, b) terlalu banyak materi, c) pelajaran fisika sangat abstrak, d) terlalu banyak teori dan rumus, e) terlalu banyak hukum dan aturan yang harus dipelajari, f) pelajaran fisika tidak menarik, dan g) tidak dapat belajar fisika tanpa kemampuan matematika yang bagus. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan IPA/MIA SMA negeri dan SMA swasta di Kabupaten Buleleng. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik tersebut, maka sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan IPA/MIA di 2 SMAN di daerah pedesaan, 2 SMAN di daerah pinggiran kota, 2 SMAN di daerah perkotaan, dan 2 SMA swasta di Kabupaten Buleleng yang aktif pada tahun pelajaran 2015/2016 serta guru fisika yang mengajari mereka. Terdapat 3 tahapan utama pelaksanaan penelitian ini yaitu: (1) tahap pra- lapangan, (2) tahap lapangan, dan (3) tahap pasca lapangan. Pada tahap pra-lapangan, terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan, antara lain: (1) penyiapan sarana dan penentuan waktu pelaksanaan penelitian, (2) mengurus perizinan pelaksanaan penelitian, (3) melakukan penjajakan awal dan menilai keadaan lapangan, (4) memilih informan (guru fisika dan siswa yang mereka ajar). Tahap lapangan dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) memahami latar penelitian, (2) pengumpulan data, (3) analisis data di lapangan. Pada tahap pasca lapangan terdapat 3 kegiatan, yaitu: (1) analisis data lanjutan, (2) pengambilan simpulan akhir, (3) konfirmasi dan penyusunan laporan. Materi yang akan diolah dalam penelitian ini, yaitu: (1) data kuesioner persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika siswa menurut siswa dan guru, dan (2) data transkrip hasil wawancara dengan siswa dan guru terkait dengan alasan-alasan yang melatarbelakangi persepsi tersebut. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada 2, yaitu: kuesioner dan wawancara. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, pedoman wawancara, dan alat bantu perekam elektronik berupa kamera digital dan perekam video (handycam) serta alat bantu pencatatan di lapangan yakni, buku, pensil, dan pulpen. Analisis data dilakukan dalam 2 tahap yaitu: (1) analisis selama peneliti masih berada di lapangan; dan (2) analisis setelah pengumpulan data berakhir (Sugiyono, 2008). Pada setiap tahapan tersebut, terdapat tiga sub tahapan yang akan dilakukan, yakni: (1) tahap reduksi data (2) tahap paparan data, dan (3) tahap verifikasi data serta penarikan simpulan. Keabsahan data dinilai berdasarkan kuantitas dan kualitas data. Dari segi kuantitas, peneliti harus memastikan semua data yang berkaitan dengan masalah penelitian sudah tersedia dalam sumber data. Dari segi kualitas, terdapat dua hal yang esensial, yakni reliabilitas dan validitas data. Proses pengumpulan data akan dilakukan selama 3 bulan dengan total anggaran biaya Rp 12.155.400. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak guru, pihak sekolah, dan pihak pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika SMA di Kabupaten Buleleng.

Kata Kunci: Fisika, Persepsi Negatif, Kesulitan Belajar, Guru Fisika, Siswa, SMA, Kabupaten Buleleng.

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika sebagai cabang ilmu IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. Fisika penting untuk diajarkan pada sekolah formal karena merupakan bagian dari kehidupan manusia, melekat dengan fenomena jagat raya dan lingkungan

kehidupan, serta sangat berperan dalam perkembangan teknologi. Meskipun demikian, banyak siswa yang menyatakan fisika sebagai salah satu pelajaran yang sulit. Hasil penelitian Williams (2003) yang membandingkan pandangan siswa terhadap pelajaran biologi dan fisika, menunjukkan bahwa 48% siswa merasa fisika sulit, sedangkan hanya 29% siswa yang merasa biologi sulit, 20% menyatakan fisika bukan pelajaran yang menyenangkan sedangkan hanya 12% yang menyatakan biologi bukan pelajaran yang menyenangkan. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pelajaran fisika relatif lebih sulit dan kurang disenangi oleh sebagian siswa dibandingkan dengan pelajaran biologi.

Lamb, et.al. (2011) menyatakan bahwa banyak faktor yang menentukan kesuksesan belajar fisika siswa. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis adalah aspek yang menyangkut tentang kondisi fisik siswa. Sedangkan aspek psikologis adalah aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, minat, bakat, sikap, motivasi, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran fisika. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor lingkungan sosial dan non sosial. Faktor lingkungan sosial berkaitan dengan kualitas interaksi terhadap guru, staf administrasi, dan teman sekelas. Sedangkan faktor non sosial adalah faktor yang berkaitan dengan strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan belajar (Slameto, 2005).

Persepsi siswa terhadap suatu mata pelajaran merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Banyak siswa yang memiliki persepsi bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit. Angell et al. (2004) menyelidiki persepsi siswa SMA dan guru fisika mereka terhadap pembelajaran fisika. Mereka menemukan bahwa siswa menganggap mata pelajaran fisika sulit karena mereka harus mengahadapi banyak hal yang berbeda, seperti praktikum, rumus-rumus dan perhitungan, grafik, serta penjelasan konseptual pada saat yang sama. Selain itu, mereka juga harus mentranformasi rumus-rumus dan perhitungan untuk menyelesaiakan suatu masalah fisika. Sebagai contoh, siswa harus mampu mentransformasi grafik menjadi gambaran matematis. Redish (1994) menjelaskan mengapa siswa mengatakan siswa sebagai mata pelajaran yang sulit:

Physics as a discipline requires learners to employ a variety of methods of understanding and to translate from one to the other--words, tables of numbers, graphs, equations, diagrams, maps. Physics requires the ability to Physics as a discipline requires learners to employ a variety of methods of understanding and to translate from one to the other--words, tables of numbers, graphs, equations, diagrams, maps. Physics requires the ability to

Pandangan guru dan siswa tentang pembelajaran fisika, secara umum berbeda (Redish, 1994). Redish memaparkan bagaimana cara siswa mempelajarari fisika

dengan menggunakan analogi yang disebut “the dead leaves model”: …it is as if physics were a collection of equations on fallen leaves. One might

hold s=1/2g*t^2, another F = m*a, and a third F = -k*x. The only thing one needs to do when solving a problem is to flip through one’s collection of leaves until one finds the appropriate equation (p.799).

Guru fisika hendaknya mengetahui persepsi siswanya terhadap pembelajaran fisika. Selain itu, mereka juga hendaknya mengetahui perbedaan persepsi siswa dan persepsi mereka sendiri terhadap pembelajaran fisika. Dengan demikian, mereka akan bisa memahami kesulitan siswa dalam mempelajari fisika. Sebaliknya, seperti yang dinyatakan oleh Carter and Brickhouse (1989) bahwa jika guru tidak

melakukan ini, maka guru dan siswa akan hidup di “dunia” yang berbeda, berbicara dengan bahasa yang berbeda, sehingga akan sangat sulit untuk berkomunikasi.

Kesulitan siswa dalam mempelajari fisika berasal dari kurangnya pemahaman konsep fisika siswa. Hal ini tentunya berkaitan dengan metode guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika. Disamping itu, kesulitan siswa dalam mempelajari fisika juga diakibatkan oleh permasalahan fisika yang terkadang rancu dan sulit dipecahkan. Permasalahannya adalah guru tidak mengetahui bahwa ini merupakan faktor penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari fisika. Informasi tentang kesulitan siswa dalam mempelajari fisika akan sangat membantu guru daalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran, seperti pemilihan metode dan sumber pembelajaran yang tepat.

Ornek, et al. (2008) mengklasifikasikan penyebab kesulitan belajar fisika siswa ke dalam tiga faktor umum, yaitu: (1) faktor yang dapat dikontrol siswa, meliputi 6 sub faktor, yaitu: a) kurangnya minat dan motivasi, b) tidak belajar di rumah, c) tidak mengerjakan PR, d) tidak berlatih mengerjakan soal-soal diluar yang ditugaskan, e) kurangnya pengalaman penyelesaian masalah fisika, dan f) rendahnya kemampuan matematika; (2) faktor yang berkaitan dengan metode pembelajaran, meliputi 8 sub faktor, yaitu: a) terlalu banyak tugas, b) tugas/PR/soal ulangan yang terlalu sulit, c) kurangnya konsistensi antara materi yang diajarkan dan materi tugas/PR/ulangan, d)

kurangnya pemberian contoh penyelesaian masalah dan aplikasi dalam kehidupan nyata dari materi yang diajarkan, e) Penilaian guru yang tidak objektif, f) pembelajaran yang membosankan, g) karakteristik guru yang jelek, h) faktor yang berhubungan dengan karakteristik pelajaran fisika, meliputi 7 sub faktor, yaitu: a) pelajaran fisika bersifat kumulatif, jika kita ketinggalan satu topik, maka akan sulit mengikuti topik lainnya, b) terlalu banyak materi yang harus dipelajari, c) pelajaran fisika sangat abstrak, d) terlalu banyak teori dan rumus yang harus dipelajari, e) terlalu banyak hokum dan aturan yang harus dipelajari, f) pelajaran fisika tidak

menarik, dan g) kita tidak dapat belajar fisika tanpa kemampuan matematika yang bagus.

Hasil ujian pemantapan fisika siswa SMA/MA provisi Bali pada tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan nilai rata-rata siswa 4,88 (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, 2013). Khusus untuk SMA-SMA di kota Singaraja, rata-rata nilai fisika hasil ujian pemantapan siswa SMA 1 Singaraja adalah 5,30 dengan nilai terendah 1,00 (arsip SMA 1 Singaraja tahun 2012). Rata-rata nilai fisika hasil ujian pemantapan siswa SMA 2 Singaraja menunjukkan nilai rata-rata 4,49 dengan nilai terendah 1,50 (arsip SMA 2 Singaraja tahun 2012). Rata-rata nilai fisika hasil ujian pemantapan siswa SMA Lab Undiksha Singaraja menunjukkan nilai rata-rata 4,47 dengan nilai terendah 2,00 (arsip SMA Lab Undiksha Singaraja tahun 2012). Paparan ini menunjukkan bahwa prestasi fisika siswa di Kabupaten Buleleng, khususnya kota Singaraj, masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penulis menilai penting untuk mengetahui factor yang melatarbelakangi rendahnya prestasi fisika siswa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

a. Bagaimana persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang dapat dikontrol siswa”?

b. Bagaimana persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang dapat dikontrol siswa”?

c. Bagaimana persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berkaitan dengan metode pembelajaran”?

d. Bagaimana persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berkaitan dengan metode pembelajaran”?

e. Bagaimana persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berhubungan dengan karakteristik pelajaran fisika”?

f. Bagaimana persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berhubungan dengan karakteristik pelajaran fisika”?

1.3 Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang dapat dikontrol siswa”.

b. Mendeksripsikan persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang dapat dikontrol siswa”.

c. Mendeskripsikan persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berkaitan dengan metode pembelajaran”.

d. Mendeskripsikan persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berkaitan dengan metode

pembelajaran”.

e. Mendeskripsikan persepsi siswa SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berhubungan dengan karakteristik pelajaran fisika”.

f. Mendeskripsikan persepsi guru fisika SMA di Kabupaten Buleleng terhadap “faktor penyebab kesulitan belajar fisika yang berhubungan dengan karakteristik

pelajaran fisika”.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program kreativitas ini adalah adanya data profil persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika siswa di Kabupaten Buleleng menurut siswa dan guru serta perbandingannya.

1.5 Kegunaan Kegunaan dari penelitian ini antara lain: (1) data kualitatif hasil penelitian ini

dapat digunakan oleh pihak guru, pihak sekolah, dan pihak pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika SMA; (2) bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan wadah untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, memperoleh ilmu dan pengalaman melakukan penelitian kualitatif, serta memperoleh ilmu terkait persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika siswa yang akan berguna pada saat mahasiswa menjadi guru; (3) bagi pembaca, penelitian ini memberikan pengetahuan tentang metode penelitian kualitatif dan persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika siswa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Pembelajaran Fisika

Fisika merupakan kumpulan produk ilmu pengetahuan yang berasal dari proses pengkajian gejala alam. Pembelajaran Fisika pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan sebagai aplikasi pengetahuan (William, 2003). Fisika sebagai produk meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fisika sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang harus dimiliki untuk memperoleh produk. Keterampilan-keterampilan ini disebut sebagai keterampilan proses, sedangkan sikap-sikap yang harus dimiliki disebut sebagai sikap ilmiah. Fisika sebagai salah satu cabang IPA memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah fisika di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah, sehingga pembelajaran fisika berorientasi pada produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Redish (1994) bahwa belajar fisika pada dasarnya menguasai produk yang berupa kumpulan hukum, teori, prinsip, aturan, dan rumus-rumus yang terbangun oleh konsep-konsep sesuai proses pengkajiannya. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa pembelajaran fisika lebih menekankan pada keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta- Fisika merupakan kumpulan produk ilmu pengetahuan yang berasal dari proses pengkajian gejala alam. Pembelajaran Fisika pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan sebagai aplikasi pengetahuan (William, 2003). Fisika sebagai produk meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fisika sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang harus dimiliki untuk memperoleh produk. Keterampilan-keterampilan ini disebut sebagai keterampilan proses, sedangkan sikap-sikap yang harus dimiliki disebut sebagai sikap ilmiah. Fisika sebagai salah satu cabang IPA memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah fisika di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah, sehingga pembelajaran fisika berorientasi pada produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Redish (1994) bahwa belajar fisika pada dasarnya menguasai produk yang berupa kumpulan hukum, teori, prinsip, aturan, dan rumus-rumus yang terbangun oleh konsep-konsep sesuai proses pengkajiannya. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa pembelajaran fisika lebih menekankan pada keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-

Tawil (dalam Ornek, et al., 2008) menyatakan bahwa fisika tidak hanya berhubungan dengan rumus-rumus, bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, tetapi fisika juga berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungannya yang diatur secara logika sehingga fisika itu berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak. Sebagai suatu struktur dan hubungan-hubungan, maka fisika memerlukan simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi berfungsi sebagai komunikasi yang dapat diberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep tersebut dapat terbentuk bila sudah memahami konsep sebelumnya.

Dalam mempelajari konsep-konsep fisika, haruslah bertahap dan berurutan serta berdasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya. Fisika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga belajar fisika merupakan kegiatan mental yang tinggi. Dengan demikian, pembelajaran fisika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental yang tinggi untuk memahami arti dari struktur-struktur, hubungan-hubungan, dan simbol-simbol, kemudian menerapkan konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi yang nyata sehingga menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Fisika dapat dipandang sebagai kesetaraan antara apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Untuk memahami kesetaraan cara berpikir fisika dengan kumpulan pengetahuan, maka diperlukan pembelajaran fisika yang mampu menggiring dan melibatkan siswa pada proses berpikir.

2.2 Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan salah satu gejala dalam proses belajar yang ditandai dengan berbagai tingkah laku yang berlatar belakang dalam diri maupun di luar diri si pebelajar (dalam hal ini siswa) (Slameto, 2005). Beberapa tingkah laku tersebut antara lain: menunjukkan hasil belajar yang rendah; hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan; lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar; menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar; menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengganggu di dalam atau di luar kelas, dan sebagainya; serta menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.

Beberapa penelitian menemukan bahwa berbagai faktor terkait dengan faktor internal dan faktor eksternal mempengaruhi pembelajaran siswa. Maas (2004) menemukan bahwa kesulitan belajar disebabkan faktor fasilitas yang belum mencukupi terutama buku-buku literatur atau buku paket; anggapan siswa terhadap mata pelajaran; dan kurang motivasi atau tidak mengetahui bagaimana metode atau Beberapa penelitian menemukan bahwa berbagai faktor terkait dengan faktor internal dan faktor eksternal mempengaruhi pembelajaran siswa. Maas (2004) menemukan bahwa kesulitan belajar disebabkan faktor fasilitas yang belum mencukupi terutama buku-buku literatur atau buku paket; anggapan siswa terhadap mata pelajaran; dan kurang motivasi atau tidak mengetahui bagaimana metode atau

BAB 3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif desain grounded theory . Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah faktor penyebab persepsi negatif dan kesulitan belajar fisika yang dialami siswa-siswi SMA yang ada di Kabupaten Buleleng. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan IPA/MIA SMA negeri dan SMA swasta di Kabupaten Buleleng. Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik tersebut, maka sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan IPA/MIA di 2 SMAN di daerah pedesaan,

2 SMAN di daerah pinggiran kota, 2 SMAN di daerah perkotaan, dan 2 SMA swasta yang aktif pada tahun pelajaran 2015/2016 serta guru fisika yang mengajari mereka. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey, observasi, dan wawancara. Survey terhadap siswa menggunakan instrumen kuesioner dan dilakukan untuk mereduksi faktor-faktor yang diidentifikasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar fisika. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif jenis partisipasi pasif. Observasi dilakukan terhadap pembelajaran fisika yang berlangsung di masing-masing kelas sampel untuk mengamati situasi kelas dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru fisika dan siswa selama pembelajaran fisika berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk merekam setiap peristiwa yang terjadi selama observasi adalah alat perekam audio visual (handycam) dan alat tulis. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berjenis wawancara semiterstruktur. Alat yang digunakan untuk merekam hasil wawancara berupa alat perekam audio visual (handycam). Proses pengumpulan data akan dilakukan selama 3 bulan. Dalam penelitian ini, instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri. Analisis data sebelum di lapangan dilakukan terhadap data-data pendahuluan yang diperoleh sehingga dapat menentukan fokus penelitian. Analisis data selama di lapangan mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).

Keabsahan data dinilai berdasarkan dua pertanyaan utama, yaitu: (1) “apakah jumlah data sudah memadai sesuai dengan masalah serta sumber data penelitian?”

dan (2) “apakah data yang terkumpul tersebut mempunyai kualitas yang memadai?”.

Dari segi jumlah, peneliti akan memastikan bahwa data yang diperoleh sudah memadai, semua data yang berkaitan dengan masalah penelitian sudah harus tersedia dalam sumber data. Dari segi kualitas, terdapat dua hal yang esensial, yakni reliabilitas dan validitas data. Dari segi reliabilitas, data penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan: (1) guru dan siswa, selaku sumber data, akan diobservasi dengan dalam jangka waktu 3 bulan, dan (2) guru dan siswa selaku sumber data, akan diwawancarai dengan pedoman wawancara yang sudah mendapat validasi dari dosen pembimbing, Berdasarkan indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data penelitian ini berlangsung secara konsisten dan stabil. Dengan demikian, dari segi persyaratan reliabilitas secara kualitatif, data yang akan terkumpul sudah memadai. Dari segi validitas, informasi yang diperlukan dalam penelitian ini secara nyata ada. Kebenaran informasi tersebut dapat diketahui berdasarkan: (1) catatan yang akan dibuat oleh peneliti selama observasi, (2) guru selaku sumber data memberikan jawaban yang sesuai dengan kenyataan sehubungan dengan butir-butir yang ditanyakan selama proses wawancara berlangsung, dan (3) siswa selaku sumber data telah memberikan klarifikasi pernyataan guru dalam observasi dan wawancara.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya PKM

No

Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 4.500.000

2 Bahan habis pakai 1.610.400

4.2 Jadwal Kegiatan Bulan ke-

No

Jenis Kegiatan

1 Penyiapan sarana dan penentuan waktu pelaksanaan penelitian.

2 Mengurus perizinan pelaksanaan penelitian.

3 Memilih informan

4 Pengumpulan data

5 Analisis data

6 Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Angell, C., Guttersrud, Ø., Henriksen, E. K. & Isnes, A. 2004. Physics: Frightful, but fun, p upils’ and teachers’ views of physics and physics teaching. Science Education . 19(1): 47-53. Tersedia pada: http//www.iassr.org/rs/0 20408.pdf . Diakses pada: 14 Maret 2014.

Carter, S. C. & Brickhouse, N. W. (1989). What makes chemistry difficult? Alternate Perceptions. Journal of Chemical Education. 6(6): 223-225. Tersedia pada: http//www.tand fonline.com/doi/ pdf/10.1080/0950069011 0098912. Diakses pada: 5 September 2014.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. 2013. Hasil ujian pemantapan SMA/MA dan SMK didistribusikan. Tersedia pada http://www.disdikpora.bal iprov.go.id/berita/2012/3/hasil-ujian pemantapa n-smama-dan-smk-didistribu sikan. Diakses pada: 5 September 2014.

Kirmani, N. S. & Siddiquah, A. 2008. Identification and analysis of the factors affecting student achievement in higher education. 2nd International Conference on Assessing Quality in Higher Education, 1st – 3rd December, 2 008, Lahore –Pakistan. Tersedia pada http://www.icaqhe 2010.org/Papers %20published%20in%202nd%20ICAQHE%202008/29Nighat%20Sana%20 Kirmani.pdf Diakses tanggal 5 September 2014.

Lamb, R.L., Anneta, L., Meldrum, J, dan Vallet, D. 2001. Measuring science interest: Rasch validation of the science interest survey. International Journal of Science and Mathematics Education. 2(2): 379-392. Tersedia pada: http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./Vol.2(2)/2012(2.2-43).pdf Diakses pada: 25 Agustus 2014.

Maas, M., 2004. Faktor-faktor kesulitan belajar akuntansi siswa IPS SMAK BPK PENABUR Sukabumi. Jurnal Pendidikan Penabur. 3(3): 22-49. Tersedia pada http://www.pdfchaser.com/Faktor-Faktor-Kesulitan-Belajar-Akuntan si- Siswa-IPS-SMAK-BPK-....html. Diakses pada 13 5 September 2014.

Ornek, F., Robinson, W. R., Haugan, M. P. 2008. What makes physics difficult? International Journal of Environmental & Science Education . 3(1): 30-34. Tersedia pada http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ750778.pdf. Diakses tangg al

5 September 2014. Redish, E. F. 1994. The implications of cognitive studies for teaching physics. American Journal of Physics . 62: 796-803. Tersedia pada http ://www.pws.stu.edu.tw/hsheree/main/paper/conference/2005%20Hawai%20C onference.pdf. Diakses tanggal 5 September 2014.

Riaz, K., Hussainy, S. K., Khalil, H., & Herani, G. M. 2008. Factors influencing students' learning at KASB Institute of Technology. KASBIT Business Journal . 1(1):61-74. Tersedia pada http://www.kasbit.edu.pk/ Journal/ 6-C hapter%2061-74.pdf. Diakses tanggal 5 September 2014.

Slameto. 2005. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Williams, C. 2003. W hy aren’t secondary students interested in physics?Journal Physics. 38(4):0031-9120. Tersedia pada: http//www.tand fonline.com/doi/ pdf/10.1080/09500690110098912. Diakses pada: 5 September 2014.

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul

A. Identitas Diri Ketua Pengusul

1 Nama Lengkap

I Gede Dana Santika

2 Jenis Kelamin

Laki-laki (L)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

5 Tempat dan Tanggal Lahir Klumpu, 4 Maret 1993

6 E-mail

mola.mola.manta@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

SMAN 1 Nusa Penida Jurusan

Nama Institusi

SDN 2 Klumpu

SMPN 2 Nusa Penida

IPA

Tahun Masuk-Lulus

C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir Institusi Pemberi

No

Jenis Penghargaan

Tahun Penghargaan

PKM-M Didanai Tahun 2012: Tabbing (Taman Belajar Bahasa Inggris ) sebagai Wahana Pembelajaran Bahasa Inggris

1 DIKTI 2012 Berwawasan Pariwisata Lokal Bagi Remaja Putus Sekolah di Desa

Sakti Kecamatan Nusa Penida PKM-K Didanai tahun 2013: “Balkis” Usaha Produksi dan Pemasaran

2 Baju Lukis sebagai Cinderamata Serta Media Promosi Pariwisata DIKTI 2013 dan Budaya Lokal Nusa Penida PKM-GT Didanai tahun 2013: Project Of Personal Simple Water

3 Filter On Tap Konsep Personal - Preventif Pengadaan Air Bersih DIKTI 2013 Korban Banjir PKM- M Didanai tahun 2014: “Pelatihan Pembuatan Alat Peraga Fisika 4 Sederhana Berbahan Dasar Barang Bekas sebagai Upaya Peningkatan

DIKTI 2014 Profesionali sme Guru Fisika di Kecamatan Nusa Penida”

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Apa yang Membuat Fisika Sulit? Profil Persepsi Negatif dan Kesulitan Belajar Fisika Siswa SMA di Kabupaten Buleleng ”.

Singaraja, 20 September 2014 Pengusul,

(I Gede Dana Santika)

A. Identitas Diri Anggota 1

1 Nama Lengkap

Ketut Agus Asta Putra

2 Jenis Kelamin

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

5 Tempat dan Tanggal Lahir

Joanyar, 30 Agustus 1994

6 E-mail

agus.asta8@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMAN 1 Seririt Jurusan

SDN 1 Joanyar

SMPN 1 Seririt

IPA

Tahun Masuk-Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Apa yang Membuat Fisika Sulit? Profil Persepsi Negatif dan Kesulitan Belajar Fisika Siswa SMA di Kabupaten Buleleng”.

Singaraja, 20 September 2014 Pengusul,

(Ketut Agus Asta Putra)

A. Identitas Diri Anggota 2

1 Nama Lengkap

Ni Made Sastri Dwisarini

2 Jenis Kelamin

Perempuan (P)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 01 Agustus 1994

6 E-mail

dwisarinisastri@rocketmail.com

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SMAN 3 Denpasar Jurusan

SDN 1 Sukawati SMPN 1 Sukawati

IPA

Tahun Masuk-Lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Apa yang Membuat Fisika Sulit? Profil Persepsi Negatif dan Kesulitan Belajar Fisika Siswa SMA di Kabupaten Buleleng”.

Singaraja, 20 September 2014 Pengusul,

(Ni Made Sastri Dwisarini)

A. Identitas Diri Anggota 3

1 Nama Lengkap

I Putu Widiarta

2 Jenis Kelamin

Laki-laki (L)

3 Program Studi

Pendidikan Fisika

4 NIM

5 Tempat dan Tanggal Lahir Br.Seseh Singapadu, 31 Agustus 1995

6 E-mail

Widiarta.iputu@yahoo.co.id

7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

SMAN 1 Blahbatuh Jurusan

Nama Institusi

SDN 3 Singapadu

SMPN 3 Ubud

IPA

Tahun Masuk-Lulus

C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir Institusi Pemberi

No

Jenis Penghargaan

Tahun Penghargaan

10 Nominator Lomba Esai se-Bali Tahun 2014 yang Jurusan Pendidikan Bahasa dan 1

Berjudul “ABG Gaul: Bangga Akan Bahasa Indonesia” 2014 Satra Indonesia UNDIKSHA

Juara Harapan 1 Lomba Menulis Esai Tingkat Mahasiswa 2

UNDIKSHA dengan Judul “Medali Sang Juara Sejati” 2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM- P yang berjudul “Apa yang Membuat Fisika Sulit? Profil Persepsi Negatif dan Kesulitan Belajar Fisika Siswa SMA di Kabupaten Buleleng ”.

Singaraja, 20 September 2014 Pengusul,

(I Putu Widiarta)

A. Identitas Diri Dosen Pendamping

1 Nama Lengkap

Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si

2 Jabatan Fungsional

Guru Besar

5 Tempat dan Tanggal Lahir Sediing-Klungkung, 19 Desember 1961

6 Alamat Rumah Jl. Srikandi, Gg. Durian I/8 Babakan Singaraja

7 Nomor Telpon

8 Nomor HP

9 Alamat Kantor

Jln Udayana Singaraja

10 Nomor fax

11 Alamat e-mail

santyasa@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan

2. Nama PT

FKIP UNUD

PPS UGM

PPS UM

3. Bidang Ilmu

Pend. Fisika

Fisika Murni

Teknologi Pembelajaran

4. Tahun Lulus

C. Pendidikan Tambahan

1. 1-5 September 1997. Pelatihan Penelitian Tindakan telas (PTK), di Bogor.

2. 17-19 Februari 2000. Pelatihan Total Quality Management (TQM), di Singaraja.

3. 24-26 Februari 2000. Pelatihan Entry Level and Quality Assurance (ELAQA), di Surabaya.

4. Maret-April 2002. Pelatihan metode penelitian kualitatif. Metode fenomenologis dan penelitian tindakan kelas, di Malang.

5. 19 Desember 2003-19 Januari 2004. Magang tentang manajemen laboratorium dan eksperimen fisika modern, di laboratorium fisika lanjutan (fisika modern) Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, di Malang.

6. 25-30 April 2005. Pelatihan Dasar Beyond Centers and Circles Time (BCCT), di Surabaya.

7. 11-16 Agustus 2005. Training of Trainer (TOT) mengenai metode Beyond Centers and Circles Time (BCCT), di Denpasar.

D. Pengalaman Jabatan Akademik dan Kepangkatan

1987-1999. Asisten Ahli Madya, Penata Muda, Golongan III/a 1989-1992. Asisten Ahli, Penata Muda Tk I, Golongan III/b 1992-1995. Lektor Muda, Penata, Golongan III/c 1995-1997. Lektor Madya, Penata Tk I, Golongan III/d 1997-2000. Lektor, Pembina, Golongan IV/a 2000-2001. Lektor Kepala Madya, Pembina Tk I, Golongan IV/b 2001-2005. Lektor Kepala (Impasing), Pembina Tk I, Golongan IV/b

1 Juli 2005. Guru Besar, Pembina Tk I, Golongan IV/b

1 Oktober 2005. Guru Besar, Pembina Utama Muda, Golongan IV/C

1 April 2008. Guru Besar 1010 KUM, Pembina Utama Madya, Golongan IV/d

1 April 2012. Guru Besar 1050 KUM, Pembina Utama, Golongan IV/e

E. Pengalaman Jabatan Lainnya

1996-1998. Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Negeri Singaraja 1998-2001. Ketua Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Negeri Singaraja 1999-2001. Anggota Senat STKIP Negeri Singaraja 1997-2001. Anggota 3S STKIP Negeri Singaraja 2000-2001. Anggota ELAQA STKIP Negeri Singaraja 2004-skr. Ketua II Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Propinsi Bali 2005-2006. Ketua Pengelola Program Pengembangan Jurusan dan Cakupan Perguruan Tinggi

SP4 IKIP Negeri Singaraja 1/4/06-skr. Anggota Tetap Senat Universitas Pendidikan Ganesha 2006-2012. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha

F. Pengalaman sebagai Pengampu Mata Kuliah

1988-1990. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Fisika Dasar : Kalor, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Fisika Matematika, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1988-1990. Mekanika dan Kalor, Jurusan Pendidikan Fisika FKIP Unud 1994-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 1997-2000. Fisika Inti, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 1997-2000. Fisika Matematika, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1997-2000. Lab Fisika Lanjut, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1996-1998. Lab Karya, Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Kimia STKIP Singaraja 1997-2001. Fisika Dasar : Mekanika, Jurusan Pendidikan Biologi STKIP Singaraja 1999-2000. Gelombang dan Optik, Jurusan Pendidikan Biologi STKIP Singaraja 2004-2006. Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja 1999-2000. Fisika Statistik, Jurusan Pendidikan Fisika STKIP Singaraja 2004-2005. Desain Proyek, Jurusan Teknologi Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja 2004-2005. Pengantar Teknologi Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, IKIP Negeri

Singaraja 2005-skr. Media Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha 2005-skr. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha 1993-skr. Fisika Kuantum, Jurusan Pendidikan Fisika Unndiksha 1996-skr. Matriks dan Ruang Vektor, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Metodologi Penelitian, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Seminar Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Perkembangan Peserta Didik, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha 2004-skr. Pendidikan Agama Hindu, Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha

G. Pengalaman Mengajar di Luar Undiksha

1984-1985. Guru IPA di SMP SAR Singaraja 1985-1988. Guru Fisika di SMA 1 Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA PGRI 2 Badung di Mengwi 1986-1988. Guru Fisika di SMA Wasundari Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Widyabratha Mengwi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Dwijendra Kapal Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Dharmasastra Sempidi Badung 1986-1988. Guru Fisika di SMA Budi Utama Kerobokan Badung 1988-1990. Guru Fisika di SMA Saraswati Singaraja 2000

Mengajar Fisika Kesehatan di Akbid Singaraja

H. Pengalaman Riset

2000 Anggota. Intensifikasi tes formatif dan feedback terstruktur pada perkuliahan fisika matematika melalui pembelajaran kooperatif bermodul di Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja. RII BATCH III dikti.

2000 Anggota. Studi analisis terhadap pembelajaran fisika pada SMU Negeri di Singaraja sebagai upaya sinkronisasi pembinaan kualitas perkuliahan matakuliah keahlian II (MKK II) Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja.

2000 Anggota. Studi kelaikan pembukaan program diploma-3 Teknik Elektro STKIP Singaraja. Penelitian DRK STKIP Singaraja. 2001 Anggota. Peningkatan kualitas perkuliahan matriks dan ruang vektor melalui model pembelajaran kooperatif konstruktivistik di Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Singaraja. RII BATCH IV Dikti.

2001 Mandiri. Penerapan pembelajaran kooperatif konstruktivistik sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika dalam perkuliahan matriks dan ruang vektor pada semester pendek tahun akademik. Penelitian DIKS IKIP Negeri Singaraja.

2001. Pengembangan model pembelajaran kooperatif bermodul sebagai upaya mengubah miskonsepsi dan peningkatan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA di LPTK. Domestic Collaborative Research Grant (DCRG) Dikti.

2001 Mandiri. Penerapan pembelajaran kooperatif konstruktivistik sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Penelitian DIKS IKIP Negeri Singaraja.

2002 Anggota. Pengaruh penerapan strategi konflik kognitif melalui pembelajaran partisifatif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas 1 SMUN 4 Singaraja. Penelitian Dosen Muda Dikti.

2003 Ketua. Pembelajaran fisika berbasis model rekonstruksi pengetahuan kognitif dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di SMU. Research Grant DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2004 Ketua. Penerapan model ICI sebagai upaya memperbaiki miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika siswa kelas I SMUN 1 Singaraja. Classroom Action Research (CAR) Dikti.

2004 Mandiri. Pengaruh model dan seting pembelajaran terhadap remediasi miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika pada siswa SMU. Disertasi Program Doktor Teknologi Pembelajaran PPS Universitas Negeri Malang.

2005 Ketua. Pemberdayaan pengetahuan awal dan evaluasi model CIPP dalam perkuliahan metode penelitian di Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja. Teaching Grant Program DUE-LIKE Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2005 Ketua. Kajian kelaikan pendirian dan penyelenggaraan program magister Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Penelitian DIPA IKIP Negeri Singaraja.

2005 Ketua. Pengembangan teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar serta pengaruhnya terhadap perolehan kompetensi siswa di SMA. RUKK Menristek tahun pertama 2005.

2006 Ketua. Pembelajaran group investigation dan portofolio untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam perkuliahan fisika kuantum di Jurusan Pendidikan Fisika IKIPN Singaraja. Teaching grant program A2 Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

2006 Ketua. Pengembangan teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar serta pengaruhnya terhadap perolehan kompetensi siswa di SMA. RUKK Menristek tahun kedua 2006.

2007 Mandiri. Pembelajaran group investigation dan portofolio untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa fisika dalam perkuliahan fisika kuantum . Lembaga Penelitian Univerasitas Pendidikan Ganesha.

2008 Ketua. Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting

group investigation. Penelitian Fundamental DP2M Dikti. Penelitian Hibah Pascasarjana DP2M Dikti.

2009 Ketua. Pengembangan perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual serta pengaruhnya terhadap penalaran siswa. Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun pertama DP2M Dikti.

2010 Ketua. Pengembangan perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual serta pengaruhnya terhadap penalaran siswa. Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun kedua DP2M Dikti.

2011 Anggota. Profil penguasaan kompetensi dasar mata pelajaran yang di UN kan pada siswa SMA dan alternative pemecahan masalah rendahnya mutu pendidikan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem Provinsi Bali. Penelitian PPMP Dikti.

2012 Ketua. Pengembangan model-model student centered learning untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA . Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun pertama Dikti.

2013 Ketua. Pengembangan model-model student centered learning untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA . Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun Kedua Dikti.

2014 Ketua. Pengembangan model-model student centered learning untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA . Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun keempat Dikti.

J. Publikasi Ilmiah

2002 Pengubahan miskonsepsi dalam perkuliahan fisika dasar melalui penerapan modul berorientasi konstruktivistik. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 3 Th. XXXV Juli 2002.

2002 Peningkatan kualitas perkuliahan matriks dan ruang vektor melalui pembelajaran kooperatif konstruktivistik. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 4 Th. XXXV Oktober 2002.

2003 Problematika pendidikan Indonesia dan gagasan menuju paradigma baru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran . No. 3 Th. XXXVI Juli 2003. 2003 Peluang implementasi kurikulum berbasis kompetensi dan pendidikan berorientasi kecakapan hidup. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Edisi Khusus Desember 2003. 2004 Strategi alternatif perubahan konseptual dalam pembelajaran fisika. Wahana matematika dan sains, Jurnal matematika, sains, atau pembelajarannya. No. 2 Th. II, April 2004.

2004 Keefektifan model dan seting pembelajaran dalam pencapaian perolehan belajar fisika di SMU. Jurnal Ilmu Pendidikan, nomor 2, Juni 2004. 2004 Keefektifan model dan seting pembelajaran dalam pencapaian perolehan belajar

fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 4 Th. XXXVII, Oktober 2004. 2004 Model Pembelajaran problem solving dan reasoning. Jurnal IKA, 2(2), Nopember 2004. 2005 Keefektifan model rekonstruksi kognitif dan teknik-teknik kooperatif GI, MURDER, dan STAD dalam pembelajaran fisika di SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 3 Th. XXXVIII, Juli 2005.

2008 Penerapan model ICI untuk perbaikan miskonsepsi, pemahaman konsep, dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMAN 1 Singaraja. Jurnal IKA. 6(2). Nopember 2008.

2008 Dimensi-dimensi teoritik pengembangan profesionalisme guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. No. 2 Tahun XLI, Mei 2008. 2009 Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 3(1). 1-16.

2010 Analisis kebutuhan pengembangan perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 4(1). 1-15.

2011 Validasi perangkat pembelajaran sains bermuatan peta konsep dan model perubahan konseptual. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 5(1). 1-15. 2014 Analisis kebutuhan pengembangan model-model student-centered learning untuk meningkatkan penalaran dan karakter siswa SMA. Jurnal Pendidikan Indonesia. 3(1). 299-312.

K. Pemakalah Tingkat Nasional

2000 Penerapan kaedah-kaedah konstruktivisme dalam pembelajaran fisika dasar di LPTK. Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran.

7 Oktober 2000 di Universitas Negeri Malang. 2002 Miskonsepsi dan model pembelajaran perubahan konseptual. Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. 18-19 Juli 2002 di Hotel Indonesia Jakarta.

2003 Pembelajaran fisika berbasis keterampilan berpikir sebagai alternatif implementasi KBK . Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. 22-23 Agustus 2003 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

2004 Model dan seting pembelajaran dalam pengajaran fisika di sekolah menengah. Disajikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, 2-8- 2004, di Hotel Sahid Raya, Yogyakarta.

2004 Model problem solving dan reasoning sebagai alternative pembelajaran inovetif. Disajikan dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) V, tanggal 7 Oktober 2004, di Hotel Sang Rila Surabaya.

2004 Kecakapan hidup dalam pengembangan kurikulum fisika SMA. Disajikan dalam Konvensi NAsional Pendidikan Indonesia (Konaspi) V, tanggal 8 Oktober 2004, di Hotel Sang Rila Surabaya.

2005 Evaluasi keefektifan model rekonstruksi kognitif dalam pembelajaran fisika di SMA. Disajikan dalam Seminar Nasional “Hasil Penelitian tentang Evaluasi Hasil Belajar serta Pengelolaannya”, 14-15 Mei 2005, di PPA Universitas Negeri Yogyakarta.

2008 Teknik penulisan potofolio berupa karya ilmiah guru. Disajikan dalam Seminar Nasional “Penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam jabatan 2008 di Provinsi

Bali”, pada tanggal 19 Juni 2008. 2008 Teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar dalam

pencapaian pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masaah fisika bagi siswa SMA . Disajikan dalam Simposium Nasional “Hasil Penelitian dan Inovasi Pendidikan”, 14-15 Agustus 2008, di Jakarta.

2009 Teks fisika bermuatan model perubahan konseptual dan komunitas belajar dalam pencapaian pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masaah fisika bagi siswa SMA . Disajikan dalam Simposium Nasional “Hasil Penelitian dan Inovasi Pendidikan”, 4-5 Agustus 2009, di Jakarta.