05 BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERTANAHA

IV. GAMBARAN UMUM KANTOR PERTANAHAN KOTA MANADO

4.1. Kondisi Umum
4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Manado
Kota Manado yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan merupakan
kota terbesar dibelahan Sulawesi Utara, dengan kedudukan khusus sebagai
ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Manado yang semula luasnya
hanya 2.369 Ha berubah dan bertambah menjadi 15.720 Ha. Kemudian disusul
adanya kegiatan reklamasi di sepanjang pantai Manado, luas wilayah Kota
Manado menjadi 15.788 Ha, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara

:

Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.

Sebelah Timur

:


Kec. Kalawat, Dimembe, Kab. Minahasa Utara.

Sebelah Selatan :

Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.

Sebelah Barat

Teluk Manado, Laut Sulawesi.

:

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Manado Tahun 2000 tentang
Perubahan Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado yang semula 5
kecamatan dan 68 kelurahan/desa menjadi 9 kecamatan dan 87 kelurahan yang
dapat diperinci sebagai berikut :
a. Kecamatan Mapanget, terdiri dari 11 Kelurahan.
b. Kecamatan Tikala, terdiri dari 12 Kelurahan.
c. Kecamatan Wenang, terdiri dari 12 Kelurahan.
d. Kecamatan Sario, terdiri dari 7 Kelurahan.

e. Kecamatan Malalayang, terdiri dari 9 Kelurahan.

54

f. Kecamatan Singkil, terdiri dari 9 Kelurahan.
g. Kecamatan Tuminting, terdiri dari 10 Kelurahan.
h. Kecamatan Wanea, terdiri dari 9 Kelurahan.
i. Kecamatan Bunaken, terdiri dari 8 Kelurahan.
Posisi geografis Kota Manado terletak pada 124 40’55’’ sampai dengan
124 55’ 54’’ Bujur Timur dan 01 25’ 43’’ sampai dengan 01 38’ 56’’ Lintang
Utara. Posisi geografis yang demikian banyak dipengaruhi oleh iklim tropis yaitu
angin Muson yang bertiup dari arah barat ke tenggara pada bulan Oktober sampai
dengan bulan Maret dan angin Pasat yang bertiup dari arah tenggara ke barat pada
bulan April sampai dengan bulan September. Pada waktu angin Muson bertiup
maka di daerah ini adalah musim penghujan sebaliknya pada saat angin Pasat
berhembus maka di daerah Manado berlangsung musim kemarau. Curah hujan
berkisar antara 2000-3000 mm/tahun dengan kelembaban rata-rata 80%,
sedangkan suhu maksimum 310 Celcius dan suhu minimum 22,50 Celcius.
4.1.2. Kondisi Topografis
Kondisi topografi dan pemukiman pada Kota Manado tidak terlepas dari

kondisi dan topografi Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara dan Kota Tomohon,
karena merupakan gugusan perbukitan dan sungai yang berada didaerah tersebut
serta sebagian merupakan dataran rendah terutama di kawasan sekitar pantai.
Bagian utara dan selatan di sekitarnya terdiri dari barisan kaki gunung yaitu
gunung Tumpa, gunung Lokon, gunung Mahawu, gunung Soputan dan gunung
Klabat. Interval ketinggian dari permukaan laut rata-rata berkisar antara 0 sampai
100 meter. Kemiringan tanah di Kota Manado berkisar antara 0 sampai 40 derajat
dengan kemiringan terluas pada lereng 25 – 45 %. Kawasan terbangun pada

55

umumnya adalah pada kawasan dengan kemiringan antara 0 – 15% yaitu
pemukiman, jasa, usaha perdagangan dan industri.
Pada wilayah Kota Manado juga terdapat pulau Manado Tua yang
merupakan gunung berapi muda dengan ketinggian lebih dari 750 meter diatas
permukaan laut, pulau Bunaken dan pulau Siladen yang merupakan pulau-pulau
yang morfologinya bergelombang dengan puncak tertinggi 200 meter dari
permukaan laut. Selanjutnya Kota Manado dilalui juga oleh beberapa sungai,
antara lain sungai Paniki, sungai Tondano, sungai Sawangan, sungai Sario dan
sungai Malalayang. Sungai-sungai tersebut telah membentuk dataran alluvial

disepanjang sungai terutama pada bagian datar pesisir pantai Manado, kemudian
melalui sungai-sungai tersebut membawa lumpur dan pasir hasil erosi yang
ditumpahkan ke teluk Manado.
4.1.3. Potensi Wilayah
a. Sumber Daya Alam
Sebagaimana telah diuraikan diatas luas Kota Manado adalah 15.788 Ha
dengan didominasi oleh tanaman perkebunan, akan tetapi pada kenyataan
sekarang arah perkembangan wilayah Kota Manado terutama pada bagian
pinggiran kota sudah berubah pemanfaatannya mengarah pada pemukiman,
perindustrian dan keperluan non pertanian lainnya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya luas tanah pertanian/perkebunan yang tentunya akan
berpengaruh kepada usaha-usaha ataupun kegiatan budidaya seperti usaha
pengembangan/perluasan usahatani tanaman perkebunan maupun pertanian.
Berkaitan dengan hal tersebut potensi sumber daya alam dibidang
perkebunan/pertanian tidak bisa diharapkan lagi walaupun luas Kota Manado

56

masih didominasi oleh perkebunan sehingga potensi-potensi sumberdaya alam
lainnya seperti potensi wilayah perairan harus mulai dikembangkan. Potensi

wilayah perairan kota Manado dapat dibagi 2 yaitu :
1. Aliran sungai yang mengalir dipinggiran kota Manado maupun ditengah kota
Manado.
2. Sumber daya laut yang tercakup pada Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE) 200 mil
laut diukur dari pulau terluar dengan potensi perikanan atau hasil lainnya.
Pada wilayah perairan ini secara khusus terdapat pulau yang merupakan
spesifikasi daerah yaitu Taman Laut Bunaken, Pulau Gangga dan pinggiran pantai
lainnya yang merupakan potensi yang menjadi sumber pendapatan daerah melalui
pariwisata. Untuk potensi sumber daya laut terdapat juga hasil perikanan yang
tentunya kalau dikelola secara terpadu akan memberikan pemasukan melalui
sektor perikanan. Demikian juga pada daerah aliran sungai yang terbentang
ditengah kota Manado juga dapat menghasilkan pendapatan masyarakat melalui
pemeliharaan ikan pada keramba-keramba.
Pada wilayah perairan pantai Manado sekarang sedang giat-giatnya
dilakukan reklamasi pantai oleh investor lokal maupun nasional. Kegiatan ini
berdampak pada pengembangan usaha perdagangan maupun jasa karena hampir
seluruh pembangunan yang dilakukan diatas tanah yang telah direklamasi oleh
investor adalah untuk pembangunan Rumah Toko (RUKO).
b. Sumber Daya Manusia
Dengan Luas wilayah 15.778 Ha, menurut data statistik BPS Kota Manado

sampai dengan keadaan bulan Maret 2008 dihuni penduduk sebanyak 448.181
jiwa. Potensi Sumber Daya Manusia yang apabila dapat diberdayakan merupakan

57

potensi pembangunan yang besar. Terkait dengan potensi ketersediaan tanah
untuk keperluan penduduk, maka perlu diperhatikan persebaran (agihan)
penduduk per wilayah, agar dapat diketahui tiap potensi yang ada. Kepadatan
Geografis Kota Manado 2,8 jiwa / km². Sedang Kepadatan Agraris kota Manado
adalah 38,14 jiwa/Ha seperti dalam tabel 2.
Tabel 2.

Kepadatan Geografis dan Kepadatan Agraris Kota Manado Sampai Keadaan
Tahun 2007.

Luas (km²)

157,78

Luas tanah

pertanian
(ha)
11.750,63

Jumlah
Penduduk
(jiwa)

Kepadatan
Jiwa/Km²

448.181

2.840,5

Kepadatan
Agraris
(jiwa/Ha)
38,14


Sumber : Kantah Kota Manado (2007).

4.2. Kondisi Pertanahan di Kota Manado
Nilai-nilai dasar konstitusional di bidang pertanahan mengamanatkan agar
politik dan kebijakan pertanahan benar-benar dapat memberikan kontribusi nyata
dalam proses mewujudkan “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan
mewujudkan

“sebesar-besar

kemakmuran

rakyat”.

Nilai-nilai

dasar

ini


mensyaratkan dipenuhinya hak rakyat untuk mampu mengakses sumber-sumber
kemakmuran, terutama tanah. Dengan terbukanya akses rakyat terhadap tanah,
maka peluang meningkatnya kesejahteraan sosial ekonomi rakyat menjadi
semakin terbuka. Guna menjamin terpenuhinya maksud tersebut, diperlukan
pengaturan dan pengelolaan tanah secara bijaksana dan optimal dalam kerangka
kebijakan pertanahan nasional yang mampu menjamin terbukanya akses rakyat
terhadap tanah serta terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan.

58

Di Kota Manado, kebijakan pengaturan dan pengelolaan pertanahan
tersebut selanjutnya dikembangkan secara operasional dalam suatu manajemen
pelayanan pertanahan yang diarahkan guna memberikan akses bagi masyarakat
Kota Manado terhadap tanah, mendorong penguatan hak-hak rakyat atas tanah
serta menunjang kebijakan pembangunan daerah secara maksimal. Dalam
kedudukannya sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara yang secara geografis
terletak dalam lintas kepentingan regional, nasional bahkan internasional,
menempatkan Kota Manado dalam posisi dan peran yang strategis, baik bagi
kepentingan berdimensi perdagangan dan ekonomi makro, sosial dan budaya,
hubungan internasional, bahkan politik dan keamanan. Dalam posisi dan perannya

yang strategis, Kota Manado memiliki nilai daya tarik bagi kepentingan investasi
dan pasar regional, nasional dan internasional, karena mampu memberikan
peluang bagi perkembangan revolusi trade, tourism, dan telecomunication atau
investment, industrialization, information dan individual preference yang
memungkinkan berkembangnya sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru.
Bertumbuhnya pusat-pusat kegiatan ekonomi baru ini pula yang dapat mendorong
meningkat pesatnya aktivitas multidimensional di atas tanah.
Menyadari posisi dan peran Kota Manado yang strategis, Pemerintah
Daerah

kemudian

mengembangkan

visi

”Menjadikan

Manado


Kota

Pariwisata Dunia 2010”. Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut,
kebijakan pembangunan fisik daerah terutama diarahkan pada pengadaan dan
peningkatan infrastruktur kota dalam rangka menunjang pengembangan sektor
pariwisata. Pembangunan infrastruktur kota yang telah diprogramkan bahkan
tengah berlangsung saat ini antara lain pengembangan dan penataan pusat-pusat

59

perbelanjaan, pembangunan pusat kegiatan seni dan budaya, pembangunan jalan
lingkar kota (ringroad), pengembangan bandara internasional Sam Ratulangi
beserta prasarana penunjangnya, dermaga dan infrastruktur pariwisata.
Dampak dicanangkannya visi pembangunan dan mulai dijalankannya
upaya mewujudkan visi tersebut adalah meningkatnya berbagai kepentingan dan
aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh komponen di luar pemerintah daerah,
seperti perorangan, kelompok masyarakat maupun kalangan swasta yang
berkaitan langsung dengan berbagai kepentingan dalam sektor pariwisata, baik
komponen lokal maupun unsur-unsur dari luar Kota Manado, yang bertujuan
guna menanamkan invenstasinya. Seiring dengan meningkatnya berbagai
aktivitas pembangunan dan investasi, maka kebutuhan persediaan tanah yang
relatif memadai baik aspek fisik maupun yuridis meningkat pula. Dalam kondisi
demikian tidak jarang terjadi benturan bahkan konflik kepentingan atas tanah
yang dapat menciptakan sengketa, konflik bahkan perkara pertanahan baru.
Apabila berlangsung berlarut-larut, sengketa pertanahan dapat berkembang lebih
rawan dan berdampak multidimensional. Di tengah kemajemukan budaya,
kompleksitas kepentingan dan dinamika masyarakat, Kota Manado menempati
posisi sebagai daerah kabupaten/ kota di Propinsi Sulawesi Utara yang tergolong
tinggi tingkat permasalahan tanahnya. Pendudukan tanpa hak/ penyerobotan
tanah, pemalsuan alas hak, sengketa batas, sengketa waris sampai pada
penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota serta
kerusakan lingkungan hidup, merupakan masalah-masalah pertanahan yang
selama ini terjadi di Kota Manado.

60

Sebagai instrumen pemerintah yang menyelenggarakan tugas dan fungsi
di bidang pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Manado sangat berkompeten dan
berkewajiban secara maksimal untuk mengembangkan lebih lanjut kebijakan
operasional pertanahan di Kota Manado dalam kerangka kebijakan pertanahan
nasional. Kebijakan operasional di bidang pertanahan yang dikembangkan
diarahkan guna menyelenggarakan penataan dan pengaturan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara optimal dan obyektif, serta
menyelenggarakan pelayanan pertanahan secara cepat, mudah dan pasti dari segi
waktu, prosedur dan biaya dalam rangka menjamin kepastian hukum hak atas
tanah.
Kebijakan

operasional

pertanahan

yang

dikembangkan

Kantor

Pertanahan Kota Manado selanjutnya diharapkan akan mampu memberikan akses
terbukanya peluang dalam rangka penyediaan tanah yang memadai secara fisik
dan yuridis untuk mengakomodir semua kepentingan atas tanah; menunjang
secara sinergis kebijakan pembangunan daerah Kota Manado; meningkatkan
kepastian hukum hak atas tanah dan meningkatkan tanah-tanah bersertipikat;
serta turut memberikan akses peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
di Kota Manado pada khususnya.

Ketersediaan tanah beserta dengan

peruntukkan dan penggunaannya serta jumlah bidang yang telah terdaftar
maupun yang belum seperti yang

dalam

Tabel 3 memberikan gambaran

bagaimana kondisi pertanahan di Kota Manado sampai dengan keadaan tahun
2007 yang juga dapat merupakan informasi awal bagi perencanaan dan

61

pengambilan kebijakan dibidang pertanahan khususnya dan pembangunan daerah
pada umumnya guna mengakomodir berbagai kepentingan atas tanah.
Tabel 3. Kondisi Pertanahan di Kota Manado.
NO

URAIAN

JUMLAH

1.

Luas Wilayah

15.788 Ha

2.

Luas Daerah Budidaya

14.875,75 Ha

3.

Luas Daerah Non Budidaya

912,25 Ha

4.

Luas Kawasan Hutan

676 Ha

5.

Luas Kawasan Hutan Konversi

--

6.

Perkiraan Jumlah Bidang Tanah

± 200.000 Persil

7.

Jumlah Bidang Tanah yang sudah Bersertifikat/Terdaftar

71.280 Persil /
35,64 % /
6.464,063 Ha

8.

Jumlah Bidang Tanah yang belum Bersertifikat/Terdaftar

± 128.720 Persil /
64,36 % /
8.411,687 Ha

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Manado (2007)

4.3. Profil Kantor Pertanahan Kota Manado
4.3.1. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, Kedudukan, Tugas
Pokok dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota Manado adalah sebagai berikut:
1.

Kantor Pertanahan Kota Manado adalah instansi vertikal Badan Pertanahan
Nasional di Kota Manado yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah
BPN Propinsi Sulawesi Utara.

2.

Kantor Pertanahan Kota Manado mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kota Manado yang
bersangkutan.

62

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor Pertanahan Kota Manado
mempunyai fungsi:
a.

Penyusunan rencana, program dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan
tugas pertanahan;

b.

Pelayanan, perizinan dan rekomendasi di bidang pertanahan;

c.

Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan dasar dan bidang, pembukuan
tanah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah;

d.

Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan
pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah
tertentu;

e.

Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah,
pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administasi tanah
asset pemerintah;

f.

Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah
terlantar dan tanah kristis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat;

g.

Penanganan konflik, sengketa dan perkara pertanahan;

h.

Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah;

i.

Pengelolaan

Sistem

Informasi

Manajemen

Pertanahan

Nasional

(SIMTANAS);
j.

Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat,
pemerintah dan swasta;

k.

Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;

l.

Pengkoordinasian pengembangan sumber daya manusia pertanahan;

63

m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana,
perundang-undangan serta pelayanan pertanahan;
4.3. 2. Struktur Organisasi
a.

Kepala Kantor Pertanahan Kota Manado

b.

Sub Bagian Tata Usaha;

c.

d.

e.

f.

g.

1.

Urusan Perencanaan dan Keuangan

2.

Urusan Umum dan Kepegawaian

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan;
1.

Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan

2.

Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
1.

Sub Seksi Penetapan Hak Tanah

2.

Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah

3.

Sub Seksi Pendaftaran Hak

4.

Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;
1.

Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu

2.

Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan;
1.

Sub Seksi Pengendalian Pertanahan

2.

Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara;
1.

Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

2.

Sub Seksi Perkara Pertanahan

64

4.3.3. Sumberdaya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur kunci dalam
pelaksanaan tugas-tugas pertanahan. Meskipun sebagian besar pegawai golongan
III dan berpendidikan minimal SLTA, namun dibandingkan dengan volume beban
kerja yang ada, keberadaan sumber daya manusia secara kuantitatif masih relatif
kurang memadai. Kelangsungan kegiatan pelayanan pertanahan juga tidak
didukung sepenuhnya oleh sumber daya manusia yang memenuhi standar kualitas
yang diperlukan, seperti tenaga pemetaan, komputer dan lain-lain. Keadaan
sumber daya manusia pada Kantor Pertanahan Kota Manado tersaji dalam Tabel 4
dan Tabel 5
Tabel 4. Jumlah Pegawai Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan
NO

KOMPONEN

GOLONGAN
I

II

III

PENDIDIKAN
IV

SD

SLTP

SLTA

JML

S0

S1

S2

S3

1.

Kepala Kantor

-

-

-

1

-

-

-

-

-

1

-

1

2.

Sub Bagian TU

-

4

8

-

-

-

8

-

4

-

-

12

3.

Seksi SPP

3

6

11

-

-

4

13

-

3

-

-

20

4.

Seksi HTPT

-

5

11

-

-

2

10

1

2

1

-

16

5.

Seksi P3

-

-

5

-

-

-

4

-

1

-

-

5

6.

Seksi P2

-

-

4

-

-

-

2

-

2

-

-

4

7.

Seksi SKP

-

-

4

-

-

-

-

-

4

-

-

4

Jumlah

3

15

43

1

-

6

37

1

16

2

-

62

S2, 3,23

69,35

80,00

SLTP,
9,68

60,00
24,19

40,00
20,00

SD, 0

4,84

S1,
25,81

1,61

0,00

S0, 1,61
1
I

II

III

SLTA,
59,68

IV

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Manado (2007) (Data diolah)

Gambar 8. Persentase Pegawai Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan

65

S3, 0

Tabel 5. Jumlah Pegawai Menurut Umur/ Usia
NO

KATEGORI USIA

GOLONGAN
I

II

JUMLAH
III

IV

1.

< 30 tahun

-

1

-

-

1

2.
3.

30 – 40 tahun
40 – 50 tahun

3

3
11

3
26

-

6
40

4.

> 50 tahun
Jumlah

3

15

14
43

1
1

15
62

Presentase Pegawai Menurut Umur/Usia
2% 10%
< 30 tahun
24%

30 – 40 tahun
40 – 50 tahun

64%

> 50 tahun

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Manado (2007) (Data diolah)

Gambar 9. Persentase Pegawai Menurut Umur/Usia

Sepanjang tahun 2007, tingkat kehadiran pegawai di kantor rata-rata
89,43 %. Dengan demikian, berarti bahwa rata-rata setiap hari pegawai yang
tidak hadir mencapai 10,57 % dari jumlah keseluruhan pegawai, karena sakit, ijin,
cuti, bahkan tidak hadir tanpa pemberitahuan yang sah (alpha). Meskipun setiap
hari kerja kehadiran pegawai masih tinggi, namun pembinaan intensif tetap harus
perlu diberikan kepada pegawai yang tidak masuk kantor tanpa alasan/
pemberitahuan yang sah, termasuk kepada pegawai yang datang terlambat ke
kantor sebanyak 11,09 %. Secara rinci tingkat kehadiran pegawai dalam tahun
2007 tergambar dalam Tabel 6.

66

Tabel 6. Persentase Tingkat Kehadiran Pegawai dalam Tahun 2007
NO

BULAN

TINGKAT KEHADIRAN (%)
A
I
S
TL/TB
T
PC
C
H
1.
Januari 2007
3,73
4,02
5,05
4,62
5,42
82,62
2.
Pebruari 2007
2,42
1,88
1,88
4,69
10,20
89,14
3.
Maret 2007
3,05
2,00
2,40
2,46
11,76
85,34
4.
April 2007
0,70
1,80
4,30
0,55
19,00
86,25
5.
Mei 2007
1,30
2,60
2,30
1,04
9,90
94,57
6.
Juni 2007
0,70
1,80
4,30
0,55
19,00
1,09
86,25
7.
Juli 2007
2,00
3,00
2,30
3,10
10,97
1,59
87,50
8.
Agustus 2007
3,40
2,60
2,20
3,40
19,80
1,60
88,40
9.
September 2007
0,80
1,78
0,80
0,40
1,10
1,70
91,70
10.
Oktober 2007
1,42
3,89
1,61
3,98
1,60
1,61
88,00
11.
Nopember 2007
0,66
3,37
3,52
4,18
5,67
0,15
88,27
12.
Desember 2007
2,15
2,15
1,61
3,23
18,71
1,61
88,62
RATA-RATA DALAM 1 TAHUN
1,86
2,57
2,68
2,68
11,09
0,78
89,43
A=Alpa; I=Izin; S=Sakit; TL=Tugas Luar; TB=Tugas Belajar; T=Terlambat; PC=Pulang Cepat;
C=Cuti; H=Hadir

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Manado (2007) (Data diolah)

4.3.4. Sarana dan Prasarana
Bangunan gedung Kantor Pertanahan Kota Manado yang terletak di Jalan
Pomorouw No. 109 Kelurahan Tingkulu Manado memiliki luas: 1.095 M2 dan
menempati areal bidang tanah bersertipikat Hak Pakai atas nama Badan
Pertanahan Nasional cq. Kantor Pertanahan Kota Manado dengan luas : 2.887 M 2 .
Berdasarkan penggunaannya, gedung kantor di samping terbagi dalam
ruangan-ruangan kerja menurut struktur organisasi yang ada, seperti Ruang
Kepala Kantor, Ruang Sub Bagian Tata Usaha, Ruang Seksi Survei, Pengukuran
dan Pemetaan (SPP), Ruang Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (HTPT),
Ruang Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3), Ruang Seksi
Pengendalian dan Pemberdayaan (P2) dan Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara
(SKP), juga dilengkapi pula dengan Ruang Pelayanan, Ruang Arsip, Koperasi,
Gudang, Aula, Kantin dan Kamar Mandi/ WC serta Rumah Tinggal Penjaga
Kantor. Keadaan infrastruktur kantor tergambar pada Tabel 7.

67

Tabel 7. Infrastruktur Kantor Pertanahan Kota Manado keadaan sampai Tahun 2007.
NO
1.
2.
3.
A
B
C
D
E
F
G
H

4.
5.

JENIS/ SUBBAG-SEKSI

JUMLAH
RUANGAN

Bidang tanah
Bangunan/ gedung
Ruangan per Subbag/ Seksi
Subbag Tata Usaha
Seksi SP & P
Seksi HT & PT
Seksi P & PP
Seksi P & P
Seksi SKP
Aula
Lain-lain
R. Kepala Kantor
R. Arsip
R. Tunggu/ tamu
Koperasi dan Gudang
Jalan
Daya listrik
Fasilitas telepon

1
3

LUAS
(M2)
2.887
1.095

6
3
5
2
2
1
1

117,40
52,50
183
28,50
28,50
21
100

1
1
1
1
1
-

45
61
53
64,98
26
-

KETERANGAN
Sertipikat HP No. 47

11. 000 KVa
2 Sambungan

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Manado (2007)

4.4. Lingkungan Strategis
Sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan

mempunyai tugas

di bidang pertanahan

secara

regional, dan sektoral dalam kurun waktu pelaksanaan RENSTRA ini, Kantor
Pertanahan Kota Manado dihadapkan pada berbagai kondisi lingkungan strategis
(eksternal maupun internal) yang dinamis. Sebagian dari kondisi dimaksud telah
mewujud dan terdeteksi, namun pada saat ini sebagian lainnya mungkin saja akan
muncul di kemudian hari.
4.4.1. Lingkungan Internal
a.

Kekuatan (Strengths)
o

Dasar konstitusional pelaksanaan tugas diatur dalam konstitusi dan
undang-undang.

68

o

Mandat untuk melaksanakan seluruh tugas pemerintah di bidang
pertanahan secara regional dan sektoral.

o

Organisasi baru yang adaptif dan tetap sebagai instansi vertikal.

o

Wilayah kerja meliputi seluruh wilayah administrasi pemerintahan di
Kota Manado.

o

Kebijakan Pemerintah untuk melaksanakan Pembaruan Agraria Nasional
(PAN).

o

Merupakan instansi pemerintah yang menyelenggarakan

tugas

pemerintah serta menjadi rujukan urusan/ informasi bidang pertanahan
di Indonesia.
o

Kemampuan teknis dan manajemen aparatur secara spesifik untuk
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

b.

Kelemahan (Weakness)
o

Mutu pelayanan pertanahan masih sering dikeluhkan.

o

Sejumlah

peraturan

perundang-undangan

pertanahan

memerlukan

revitalisasi, perbaikan/revisi, dan pengaturan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan yang lebih rinci (operasional).
o

Program akselerasi pelaksanaan tugas dan fungsi monoton dan sedikit
jumlah maupun jenisnya.

o

Masalah pertanahan masih banyak dan terus bertambah.

o

Program yang spesifik pertanahan di dalam sistem perencanaan nasional
dan penganggaran hanya 1 (satu), yaitu Program Pengelolaan Pertanahan.

69

o

Jumlah sumberdaya aparatur masih sangat kurang dibandingkan dengan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi.

o

Sarana, prasarana dan infrastruktur belum memenuhi kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi.

o

Dokumen pertanahan sebagai tulang punggung administrasi pertanahan
masih dalam bentuk kertas (paper base) dan belum terkelola dengan
baik.

o

Penyediaan keuangan belum sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas dan
fungsi.

o

Masih rendah tingkat realisasi keuangan (penyerapan anggaran) pada
setiap unit pelaksana kegiatan.

4.4.2. Lingkungan Eksternal
a.

Peluang (Opportunities)
o

Dukungan dari Pemerintah Kota Manado, Legislatif dan masyarakat
untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas dan fungsi serta percepatan
berbagai program dan kegiatan.

o

Dukungan berbagai peraturan perundang-undangan dalam rangka
pengembangan program pertanahan dan keagrariaan seperti PAN.

o

Penerimaan BPHTB dari bidang Pertanahan yang cukup besar, akan
tetapi

belum

diperoleh

kompensasi

dana

guna

mendukung

penyelenggaraan kegiatan pertanahan.
o

Pemerintah Daerah semakin memahami makna penting pelaksanaan
tugas dan fungsi pertanahan secara nasional.

o

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pertanahan semakin baik.

70

o

Semakin meningkatnya kegiatan investasi dan kegiatan pembangunan
yang memerlukan tanah di Kota Manado.

b.

Ancaman (Threats)
o

Ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah (P4T) masih terjadi dan marak dipersoalkan oleh berbagai
kalangan.

o

Kecenderungan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian terus
berlangsung.

o

Keluhan masyarakat tentang mutu pelayanan pertanahan masih tinggi.

o

Jumlah bidang tanah yang belum terdata dan terdaftar masih melebihi
jumlah bidang tanah yang terdata dan terdaftar.

o

Masalah (konflik, perkara dan sengketa) pertanahan masih banyak dan
terus bertambah.

o

Kebijakan “Zero growth” pemerintah di bidang kepegawaian

o

Kecenderungan peningkatan alokasi anggaran pada sumber PNBP.

o

Beban pemungutan pajak terkait kegiatan pertanahan yang dikaitkan
pada pelayanan dan program pertanahan.

71