MAKALAH STRATEGI PEMBE DAYAAN MASYARAKAT

MAKALAH STRATEGI PEMBEDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PENDIDIKAN NONFORMAL
Untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester II Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan

Disusun oleh :
1.

Faizatin Qisthi Maula
( 4401412045 )

2.

Linailis Sa’adah

( 4401412053 )
3.

Aulia Nur Lita

( 4401412058 )

4.

Nur Jazilah
( 4401412065 )

5.

Irma Aprilia
( 4401412084 )

( Rombel : 05 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
berkah, hidayah dan Inayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal “,
ini telah selasai tepat pada waktunya.
Selama penyusunan makalah ini kami mendapatkan pengarahan oleh bapak

dosen. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Khomsun Nurhalim selaku dosen pengampu mata kuliah umum
pengantar ilmu pendidikan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan sehingga jauh dari dasar kesempurnaan. Untuk itu,
kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Amin.

Semarang, Mei 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka
mengembangkan kepribadian serta kemampuan peserta didik baik di
dalam maupun di luar sekolah dan bersifat seumur hidup. Pendidikan
hanya berlaku bagi manusia, artinya yang hanya dapat dididik adalah

manusia, bukan hewan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia wajib
mengenyam

pendidikan.

Pendidikan

berfungsi

sebagai

sarana

pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap individu itu sendiri ataupun
terhadap masyarakat. Dalam hal ini pendidikan di pisahkan menjadi tiga
tahap, salah satunya adalah pendidikan nonformal. Dalam rangka
memberdayakan masyarakat, perlu adanya sebuah strategi. Strategi
merupakan suatu rangkaian rencana kegiatan , rencana kegiatan yang
mampu menghantarkan langkah menuju tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan pemberdayaan masyarakat


bermaksud

mengembangkan

kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri memiliki keterampilan
untuk mengatasi masalah –masalah mereka sendiri.

Proses pemberdayaan masyarakat berarti kemampuan seseorang
untuk memahami dan mengendalikan keadaan social, ekonomi dan
kemampuan politiknya yang sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki
kedudukannya dalam masyarakat, dengan kata lain proses pemberdayaan
adalah

setiap

usaha

pendidikan


yang

memiliki

tujuan

untuk

membangkitkan kesadaran atau pengertian dan kepekaan pada warga
masyarakat terhadap perkembangan social, ekonomi, dan atau politik
sehingga pada akhirnya warga masyarakat memiliki kemampuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat atau
menjadi masyarakat yang berdaya.

Masyarakat yang berdaya adalah

masyarakat yang hidup pada suatu masyarakat madani yaitu masyarakat
yang percaya akan kemampuan para anggotanya untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik serta masyarakat yang menyadari akan hak dan
kewajibannya dalam bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaan akan

terwujud apabila anggota masyaralat memperoleh kesempatan agar
semakin berdaya.
Pemberdayaan merupakan hakikat pendidikan itu sendiri. Karena
yang disebut pendidikan, termasuk pendidikan nonformal adalah usaha
memberdayakan talenta yang ada pada dirinya agar potensi yang
dimilikinya dapat dikembangkan melalui pendidikan. Dalam proses
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal, sesungguhnya
merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan segala
keberadaannya dapat memberdayakan dirinya. Pendidikan nonformal

adalah setiap kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar system
persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan
bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk
melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.
Pendidikan non formal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam
lingkungan fisik sekolah. Maka dari itu dapat diidentikkan dengan
pendidikan luar sekolah yang sasarannya adalah masyarakat. Tujuan
terpenting dari pendidikan non formal adalah program-program yang
ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dan terintegrasi dengan
program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat

banyak.

B. Rumusan Masalah
1.

Apa pentingnya sebuah strategi ?

2. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana

kaitan

strategi

pemberdayaan

nonformal?
4. Apakah yang dimaksud pendidikan nonformal?

C. Tujuan

1. Mengetahui pentingnya sebuah strategi
2. Mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat

dengan

pendidikan

3. Mengetahui

kaitan

strategi

pemberdayaan

dengan

pendidikan

nonformal

4. Mengetahui maksud dari pendidikan nonformal

D. Manfaat
1. Memperluas wawasan mengenai ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan
2. Memberikan informasi kepada pembaca dan masyarakat mengenai strategi
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan masyarakat untuk mengatasi atau
memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi generasi selanjutnya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Strategi
Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran.Yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Dari istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
digunakan untuk memperoleh kesuksekan atau keberhasilan Kata strategi berasal
dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of general" atau seni
seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian

umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan.
Strategi

pada

dasarnya

merupakan

seni

dan

ilmu

menggunakan

dan

mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam)

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi strategi menurut para ahli:
1.

KARL VON CLAUSEWITZ

Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan
dari politik.
2.

A. HALIM
Strategi adalah suatu cara dimana organisasi / lembaga akan mencapai

tujuannya, sesuai dengan peluang - peluang dan ancaman - ancaman lingkungan
eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.

3. KAPLAN & NORTON
Strategi adalah seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect
yaitu suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui kaitan antara pernyataan
if-then.
4. STEPHANIE K. MARRUS
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, diserta penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
5. HAMEL & PRAHALAD (1995)
Strategi

merupakan

tindakan

yang

bersifat

incremental

(senantiasa

meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggakn di masa depan.
6. WEBSTER'S THIRD NEW INTERNATIONAL DICTIONARY

Strategi adalah ilmu dan seni tentang penggunaan kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi, psikologi, dan militer satu bangsa atau kelompok bangsa-bangsa yang
memungkinkan dukungan maksimal kepada kebijakan yang telah ditetapkan, baik
saat damai maupun saat perang.

Dalam rangka memberdayakan masyarakat, perlu adanya sebuah strategi. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rangkaian rencana kegiatan
yang mampu menghantarkan langkah menuju tujuan yang akan dicapai, sehingga
strategi dapat mempermudah pencapaian tujuan masyarakat dalam rangka
meningkatknan pembangunan berkelanjutan yang merupakan salah satu upaya
dalam meningkat kualitas sumber daya manusia serta pemberdayaan yang
bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.

B. Pemberdayaan Masyarakat
Istilah pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan istilah
yang diangkat dari hasil penelitian seorang sarjana pendidikan nonformal Suzanne
Kindervatter dalam bukunya “Nonformal as An Empowering process” memiliki
makna agar orang-orang yang diberdayakan itu mempunyai “daya” atau
mempunyai kemampuan untuk hidup layak sama dengan temannya sesama
manusia. Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa berarti memberdayakan
setiap warga negara agar mampu berbuat seimbang baik dalam pikiran, perkataan
dan perbuatan, antara hak dan kewajiban, menjadi warga negara yang bersikap
dan berbuat demokratis terhadap sesama manusia menuju masyarakat yang

memahami akan hak, kewenangan dan tanggung jawab mereka dalam semua
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Chambers menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat
people-centered, participatory, empowering and sustainable. Pengertian lain yang
disampaikan oleh Tjokrowinoto (dalam Kusnadi, 2005: 219) konsep ini lebih luas
dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic need) akan tetapi juga
menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety
need). Sumodingrat menyatakan memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri memiliki
keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.
Proses pemberdayaan masyarakat berarti kemampuan seseorang untuk
memahami dan mengendalikan keadaan sosial, ekonomi dan kemampuan
politiknya yang sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki keduduknnya di
masyarakat, dengan kata lain proses pemberdayaan adalah setiap usaha
pendidikan yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran/pengertian dan
kepekaan pada warga masyarakat terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan
atau politik sehingga pada akhirnya warga masyarakat memiliki kemampuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat, atau
menjadi masayarakat yang berdaya.

Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang hidup dalam suatu
masyarakat madani (civil society), yakni suatu masyarakat yang percaya atas
kemampuan para anggotanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik serta
masyarakat yang menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam hidup
bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaan akan terwujud apabila anggota
masyarakat memperoleh kesempatan agar semakin berdaya. Berdasarkan uraian
singkat diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan sangat identik dengan
pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri, karena apa yang
disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah atau pendidikan
nonformal adalah usaha memberdayakan manusia, memampukan manusia,
mengembangkan talenta-talenta yang ada pada diri manusia agar dengan
kemampuan/potensi

yang

dimilikinya

dapat

dikembangkan

melalui

pendidikan/pembelajaran.
Proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal,
sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan
segala keberadaannya dapat memberdayakan dirinya. Dengan

pusat aktivitas

harusnya berada di tangan masyarakat itu sendiri dengan bertitik tolak dari
masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan manfaatnya untuk masyarakat atau
dengan istilah lain pendidikan berbasis pada masyarakat. Dalam kaitannya dengan
hal ini, menurut Yunus (2004: 3) ada lima prinsip dasar yang patut diperhatikan :
1. Keperdulian terhadap masalah, kebutuhan dan potensi/sumber daya
masyarakat

2. Kepercayaan timbal balik dari pelayan program dan dari masyarakat pemilik
program
3. Fasilitasi (pemerintah) dalam membantu kemudahan masyarakat dalam
berbagai proses kegiatan
4. Adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan semua komponen lembaga atau
individu terutama warga masyarakat dalam proses kegiatan
5. Mengayomi peranan masyarakat dan hasil yang dicapai.

Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan
dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek
pembangunan di suatu wilayah. Ada beberapa pendekatan yang perlu
dipergunakan dalam pendidikan non formal

yang menekankan pada proses

pemberdayaan antara lain yang dikemukakan oleh Kindervatter dalam Kusnadi
(2005: 222) terdiri atas:
1) Community organization
Yaitu karakteristik yang mengarah pada tujuan untuk

mengaktifkan

masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomi
mereka. Hal yang perlu diperhatikan antara lain :
 Peranan partisipan ikut terlibat dalam kepengurusan atau tugas kelompok
 Peranan tutor hanya sebagai perantara, pembimbing dan motivator serta
fasilitator

 Metode dan proses mengutamakan metode

pemecahan masalah,

mengorganisasi masyarakat sebagai kekuatan dasar
2) Participatory approaches
Yaitu pendekatan yang menekankan pada keterlibatan setiap

anggota

dalam seluruh kegiatan, perlunya melibatkanpara pemimpin,tokoh masyarakat
serta tenaga-tenaga ahli setempat.
3) Education for justice
Yaitu pendekatan yang menekankan pada terciptanya situasi
memungkinkan warga masyarakat tumbuh dan

yang

berkembangan alisisnya serta

memiliki motivasi untuk ikut berperan serta.
Ketiga pendekatan ini, tentunya akan diarahkan pada dua tujuan pemberdayaan,
yaitu :
 Melepaskan masyarakat dari keterbelakangan dan kemiskinan, yang
dikenal sebagai pemberdayaan ekonomimasyarakat.
 Memperkuat posisi masyarakat dalam strukturkekuasaan, yang dikenal
sebagai pemberdayaan politik masyarakat.

Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Pada intinya, konsep ini bertujuan dalam memandirikan masyarakat serta
mengembangkan potensi - potensi yang dimilikiolehmasyarakat, melalui
pemberdayaan pendidikan non formal ini masyarakat tidak hanya sebagai
penerima hasil tetapi ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Untuk
mewujudkan "masyarakat yang berdaya" diperlukan strategi - strategi yang tepat

dalam melaksanakan hal tersebut, misalnya memperkuat daya saing, melindungi
masyarakat serta melindungi masyarakat agar tidak menjadi bertambah lemah.
Strategi pemberdayaan masyarakat lainnya dapat berupa program-program
pembangunan seperti program pembangunan desa.

Perberdayaan masyarakat berdasarkan letakk geografisnya ada 2 yaitu :
 Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Lebih di terfokus pada wilayah pesisir dan pulau – pulau kecil, dimana sub
pokok permasalahan yang melatarbelakangi adanya memberdayakan masyarakat
pesisir adalah masalah lingkungan pesisir, konflik social nelayan - nelayan di
pesisir serta masalah dan program-program pemberdayaan.

 Pemberdayaan Masyarakat Desa
Berbeda dengan yang lainnya, dalam konteks ini berguna dalam pengembangan
potensi yang ada dalam masyarakat desa agar bias lebih mandiri dalam ikut serta
dalam kegiatan pembangunan yang berlangsung.

C. Pendidikan Nonformal
1. Pengertian Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan yang terorganisasi dan
sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau
merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan
untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.

Pendidikan nonformal dapat didefinisikan pula sebagai pendidikan yang
dilakukan secara teratur, dengan sadar (sengaja) dilakukan tetapi tidak terlalu
ketat mengikuti peraturan - peraturan yang tetap tidak terikat oleh jenjang
pendidikan seperti pendidikan formal di sekolah. Sasaran pokok pendidikan non
formal adalah anggota masyarakat. Program - programnya dibuat sedemikian rupa
agar bersifat luwes tetapi lugas dan tetap menarik minat para konsumen
pendidikan.
Pendidikan nonformal sangat dibutuhkan oleh anggota masyarakat
yang belum sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal
karena sudah lewat umur atau terpaksa putus sekolah karena suatu hal.
Program pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam pasal 26
ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang terdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia
diri,

pendidikan

kepemudaaan,

pendidikan

keaksaraan,

pendidikan

kesetaraan

pendidikan

pendidikan
serta

pemberdayaan

ketrampilan

pendidikan

lain

perempuan,

dan

pelatihan

kerja,

yang

ditujukan

untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik. Dari program - program
pendidikan nonformal dalam pelaksanaannya masih menghadapi kendala
antara lain :
a. Pendidikan anak usia dini belum mendapat perhatian yang proporsional
dibandingkan dengan pendidikan lainnya, seperti halnya pendidikan dasar;
b. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran oarng tua atau masyarakat
terhadap pentingya PAUD;

c. Belum optimalnya sosialiasi PAUD ke seluruh lapisan masyarakat
d. Lemahnya peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan kejar Paket A,
B dan C.
e. Program Pendidikan kesetaraan masih dipandang sebelah mata, bila
dibandingkan dengan pendidikan formal, masih ada instansi yang belum tahu
bahwa penghargaan terhadap ijazah Paket A, B dan C sama dengan ijazah
pendidikan formal;
f. Lambatnya penanganan pemberantasan buta aksara karena kendala data yang
tidak valid serta usia warga belajar;
g. Adanya warga masyarakat yang sudah melek huruf kembali buta aksara karena
kemampuannya tidak pernah dipergunakan;
h. Masih adanya desa tertinggal di bidang pendidikan (masih ada yang buta
aksara, putus sekolah, tidak memiliki ketrampilan/keahlian);
i. Masih adanya bias jender disetiap jenjang atau jenis pendidikan, pekerjaan dan
kesempatan serta;
j. Tidak tepat sasaran dana (jumlah, penyaluran, pemanfaatan) dan waktu
pelaksanaan dari bantuan atau block grant yang diberikan pemerintah.

2. Tujuan Pendidikan Nonformal
Tujuan terpenting dari pendidikan nonformal adalah program - program
yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dan terintegrasi dengan
program - program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Pendidikan

nonformal

diselenggarakan

bagi

warga

masyarakat

yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal juga bertujuan untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian
berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.
Lebih lanjut perlu ditelusuri apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu
masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu
kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk
memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan
daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik,
afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal
masyarakat tersebut.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

3. Objek Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan

pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan non formal juga berarti suatu kegiatan pendidikan di luar
keluarga dan di luar sekolah yang kegiatan-kegiatannya ditujukan kepada :
1. Anak-anak yang belum pernah sekolah.
2. Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/ SLTP dan tidak meneruskan
sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun).
3. Orang-orang dewasa (adult education)
4. Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi.
5. Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.
6. Masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (comunity education).

4. Lembaga Pendidikan Nonformal
Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan yang menyediakan
layanan pendidikan non-formal di Indonesia, yaitu:
a.

Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP) :
adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di
bidang pendidikan luar sekolah. BP-PLSP mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian dan pengembangan program 23 serta fasilitasi pengembangan
sumberdaya pendidikan luar sekolah berdasarkan kebijakan Departemen
Pendidikan Nasional.

b.

Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB): adalah unit pelaksana teknis
di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi di bidang pendidikan luar sekolah.
BPKB mempunyai tugas untuk mengembangkan model program pendidikan luar

sekolah sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan Propinsi dan kharakteristik
propinsinya.
c.

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB): adalah unit pelaksana teknis Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota di bidang pendidikan luar sekolah (nonformal). SKB
secara umum mempunyai tugas membuat percontohan program pendidikan
nonformal, mengembangkan bahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan
dinas pendidikan kabupaten/kota dan potensi lokal setiap daerah.

d.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM): suatu lembaga milik
masyarakat yang pengelolaannya menggunakan azas dari, oleh dan untuk
masyarakat. PKBM ini merupakan wahana pembelajaran dan pemberdayaan
masyarakat sehingga mereka semakin mampu untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya sendiri. PKBM merupakan sumber informasi dan penyelenggaraan
berbagai kegiatan belajar pendidikan kecakapan hidup sebagai perwujudan
pendidikan sepanjang hayat.

e.

Lembaga PNF sejenis: adalah lembaga pendidikan yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat, yang memberikan pelayanan pendidikan nonformal
berorientasi life skills/keterampilan dan tidak tergolong ke dalam kategorikatagori di atas, seperti; LPTM, Organisasi Perempuan, LSM dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.

5. Perluasan Akses Pendidikan Nonformal

1. Peningkatan dan promosi melalui berbagai media mengenai pentingnya PNF
dalam memberikan pelayanan kependidikan kepada masyarakat dari usia dini
hingga usia lanjut yang disertai menu-menu program yang dapat menggugah,
menarik dan membangkitkan semangat untuk belajar dan/atau berperan dalam
penyelenggaraan PNF
2. Mendorong dan memberdayakan masyarakat mealui berbagai organisasi social
masyarakat (Orsosmas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
berorientasi kepada kegiatan ekonomi, social dan budaya serta kelompok
masyarakat terdidik untuk dapat berperan dalam penyelenggaraan PNF
3. Memberikan bantuan pembiayaan smapai pada kabupaten/kota terdorong untuk
meningkatkan

pemahaman

tentang

pentingnya

PNF

bagi

Pemda

kabupaten/kota sehingga terdorong untuk menyediakan anggaran PNF yang
memadai melalui APBD
4. Mendorong terbentuknya berbagai organisasi kemasyarakatan di berbagai
tingkat yang berperan sebagai mitra dalam pengembangan PNF
5. Memperluas kerjasama dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan PNF
Penyediaan, pemberian, dan penyaluran block grants yang dilaksanakan secara
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak – pihak kemitraan
dengan lembaga-lembaga luar negeri yang terkait dengan pengembangan
program PNF

6. Pendidikan Nonformal Berbasis Masyarakat

Pendidikan Nonformal Berbasis Masyarakat
Model pendidikan berbasis masyarakat untuk konteks Indonesia
kini semakin diakui keberadaanny pasca pemberlakuan UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Keberadaan lembaga ini datur
pada 26 ayat 1 s/d 7 jalur yang digunakan bisa formal dan atau nonformal.
Dalam hubungan ini, pendidikan nonformal berbasis masyarakat adalah
pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan dan berfungsi sebagai pengganti, penambah dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian fungsional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, nampak bahwa
pendidikan nonformal pada dasarnya lebih cenderung mengarah pada pendidikan
berbasis masyarakat yang merupakan sebuah proses dan program, yang secara
esensial, berkembangnya pendidikan nonformal berbasis masyarakat akan sejalan
dengan munculnya kesadaran tentang bagaimana hubungan-hubungan sosial bisa
membantu pengembangan interaksi sosial yang membangkitkan concern terhadap
pembelajaran berkaitan dengan masalah yang dihadapi masyarakat dalam
kehidupan sosial, politik,, lingkungan, ekonomi dan faktor-faktor lain. Sementara

pendidikan berbasis masyarakat sebagai program harus berlandaskan pada
keyakinan dasar bahwa partisipasi aktif dari warga masyarakat adalah hal yang
pokok.
7. Macam – macam Pendidikan Nonformal

Macam-macam pendidikan itu dapat dikelompokkan sebagai program
kegiatan pendidikan luar sekolah yang terorganisir yaitu :
1.Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa,
termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di
luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah biasa.
2.Pendidikan kemasyarakatan adalah konfirmasi antara kedewasaan yang diwakili
pendidik dan kebelum dewasaan yang diwakili oleh anak didik yang berdiri
sendiri. Atau dikatakan sebagai pendidikan yang meliputi bagian pendidikan yang
mempersiapkan anak-anak untuk tugasnya sebagai penghasil dan sebagai
pemakai.
3. Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan pendidikan atau pengaruh yang
kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat
lapisan bawah.
4. Mass Education adalah pendidikan yang diberikanke orang dewasa di luar
sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan
umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya.
Dalam hal ini termasuk pula latihan-latihan untuk mendidik calon pemimpin yang
akan mempelopori pelaksanaan usahanya di dalam masyarakat.

5. Adult education (pendidikan orang dewasa) adalah usaha atau kegiatan yang pada
umumnya dilakukan dengan kemauan sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang
dewasa, termasuk pemuda di luar batas tertinggi masa kewajiban belajar dan
dilangsungkan di luar lingkungan sekolah biasa.
6. Extention education adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar
lingkungan sekolah biasa, diselenggarakan oleh perguruan-perguruan tinggi untuk
mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin menjadi peserta aktif dlm pergolakan
jaman.
7. Fundamental education adalah menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan
sosial ekonomi agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang layak
dalam dunia modern.
Sedangkan perjalanan kegiatan pendidikan non formal yang dilakukan
di luar sekolah dan di luar keluarga itu berbentuk antara lain : kepanduan
(pramuka), perkumpulan-perkumpulan pemuda dan pemudi, perkumpulan olah
raga

dan

kesenian,

perkumpulan-perkumpulan

sementara,

perkumpulan-

perkumpulan perekonomian, perkumpulan-perkumpulan keagamaan dan lain
sebagainya.
Di kalangan masyarakat, program-program pendidikan non formal
sering dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh dinas pendidikan masyarakat, tim
penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (tim penggerak PKK), pada tingkat
kelurahan dibina oleh para lurah/ kepala desa. Di luar itu organisasi-organisasi
wanita seperti dharma wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat

acapkali melaksanakan program-program dalam bentuk paket program pendidikan
non formal.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.

Pentingnya strategi yaitu dapat mempermudah pencapaian tujuan

masyarakat dalam rangka meningkatknan pembangunan berkelanjutan yang
merupakan salah satu upaya dalam meningkat kualitas sumber daya manusia serta
pemberdayaan yang bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
2.

pendidikan nonformal dapat memberdayakan masyarakat maka harus

didasarkan pada lima strategi dasar yaitu: 1) pendekatan kemanusiaan; 2).
pendekatan partisipatif ; 3) pendekatan kolaboratif, 4) pendekatan berkelanjutan,
dan 5) pendekatan budaya

3.

Keterkaitan antara pemberdayaan masyarakat dan Pendidikan nonformal

yaitu Pendidikan nonformal sebagai media untuk memungkinkan masyarakat
dengan segala keberadaaanya dapat memperdayakan dirinya.
4.
Pendidikan nonformal dimaksudkan untuk dapat mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Saran
Sebaiknya kita sebagai individu dapat meningkatkan kesadaran agar dapat
membantu memberdayakan masyarakat yang karena keterbatasannya baik secara
ekonomi,kesempatan, maupun geografis dan lainnya dpat membangun dirinya
sendiri sehingga mampu menjadi masyarakat madani sebagaimana yang telah
dicita-citakan.

DAFTAR PUSTAKA
-

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

-

Hiryanto.2008. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal.
Bantul : Bappeda

-

Indah. 2012. Pengertian Strategi. Online : carapedia.com

-

Kusnadi, dkk (2005). Pendidikan Keaksaraan. Filosofi, Strategi,
Implementasi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat.

-

Mahmud.2012. Lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal. Online :
mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com

-

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung : Prenada Media

-

Sudjana, D, 2000. Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah
Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung. Asas. Bandung: Falah
Production.

-

Uhar, Suharsaputra. 2013. Pendidikan Nonformal. Online:
uharsaputra.wordpress.com

-

Yunus, Firdaus (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial-Paulo Freire &
YB Mangun Wijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka