3 NILAI SUMBER DAYA MANUSIA

3
NILAI SUMBER DAYA MANUSIA

Nabi saw bersabda: “Setiap muslim wajib bersedekah.” Para sahabat
bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?" Nabi saw
menjawab: "Hendaklah dia bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk
kemanfaatan bagi dirinya sehingga dapat bersedekah." Mereka bertanya
lagi:” Bagaimana kalau dia tidak mampu?" Nabi menjawab: "Hendaklah dia
menolong orang yang membutuhkan keterampilannya." Mereka bertanya
lagi: "Bagaimana kalau dia tidak dapat melakukannya?" Nabi menjawab:
"Hendaklah dia menyuruh manusia berbuat yang ma'ruf." Mereka
bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi saw
menjawab, "Cegahlah dirimu dari berbuat kejahatan (jangan mengganggu
orang lain) itupun sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits
sumber

di atas
daya


mengingatkan

nilai

bahwa nilai

manusia (SDM) umumnya

khususnya dalam dunia bisnis
memberikan

kita

dan

adalah lebih pada

tambah (value

added).


Bukan

menjadi beban bagi orang lain atau menjadi beban
bagi perusahaan tempat dia bekerja.
saw juga bersabda: “Sebaik-baik
kamu

Karena Rasul

manusia diantara

adalah manusia yang paling bermanfaat,

1

diperlukan

berguna


tidak diperlukan

dia

dapat

mengurus dirinya sendiri.” (al hadits)
Perintah setiap muslim wajib bersedekah berarti
bahwa

setiap

tambah

muslim

atau memberi

wajib


memberikan

manfaat

dimanapun

nilai
dia

berada. Perintah itu dilanjutkan dengan menyuruh
kita bekerja seperti menjadi seorang wirausahawan
agar kita dapat memperoleh pendapatan selanjutnya
sebagian dari pendapatan itu disedekahkan.

Namun

bila kita tidak dapat menjadi wirausahawan maka kita
diminta untuk menjadi pegawai yang cakap sehingga
dapat memberikan nilai tambah
tampat


kita

bekerja

bagi perusahaan

sehingga

memperoleh

pendapatan. Selanjutnya sebagian dari pendapatan
itu disedekahkan.
Namun bila keterampilan yang kita miliki tidak
dibutuhkan

maka

kita


diminta

untuk

menyuruh

manusia berbuat yang ma’ruf, mencegah mereka dari
perbuatan

yang mungkar. Dan

bila

hal

itu

tidak

dapat kita lakukan maka kita diminta untuk menahan

diri atau diam, jangan sampai diri kita menggangu
orang lain.
Hadits di atas sekali lagi menggambarkan nilai
sumber daya manusia dalam Islam umumnya dan

2

khususnya dalam dunia bisnis. Bahkan ajaran Islam
menggambarkan

SDM

yang

berkualitas

seperti pohon yang baik, dimana
batangnya menjulang ke langit

adalah


akarnya kokoh,

dan lebat buahnya.

Allah berfirman:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat.”
(QS. (14)
Ibrahim : 24-25)
Kalimat yang baik hanya akan keluar

dari


SDM yang baik. SDM yang baik seperti pohon yang
baik. Pohon yang baik adalah pohon yang akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon

3

yang baik itu akan memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya.
Pohon yang baik adalah pohon yang akarnya
teguh, yang bila pohon itu terkena tiupan angin yang
besar sekalipun pohon itu tidak akan pernah tumbang.
Bila diibaratkan sebagai SDM yang baik berarti SDM
itu memiliki iman yang kuat
kehidupan

yang

baik.

dan nilai-nilai (values)


Rasul

saw

bersabda:

“Perumpamaan orang mukmin seperti tanaman. Tidak
henti-henti
senantiasa

angin

meniupnya

menerima

dan

cobaan.


perumpamaan orang munafik seperti

orang

mukmin

Sedangkan
pokok pohon

yang kuat yang tidak dapat digoyangkan sampai
ia harus ditebang”. (HR. Bukhary dan Muslim)
Sedangkan maksud cabangnya (menjulang) ke
langit dapat diartikan pohon itu dapat menjadi petunjuk
arah (kompas) yang baik. Yang berarti SDM itu dapat
dijadikan sebagai contoh tauladan bagi orang lainnya.
Sedangkan pohon itu akan memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya dapat diartikan
bahwa SDM yang baik itu senantiasa memberikan
sedekah dari rezeki yang diperolehnya. Sebagaimana
firman Allah:

4

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan. (Qs. Al-imran:134)
Dalam ilmu manajemen strategi
management) ada
bernama

(strategic

suatu strategi manajemen yang

”strategi

core

competence”

(Core

competence Strategic). ”Strategi core competence” ini
adalah

strategi

memiliki

kemampuan

inti yang

sesungguhnya dimiliki oleh suatu perusahaan. Dengan
kemampuan

inti

(core

competence)

ini

suatu

perusahaan dapat berjalan, memiliki dan menghasilkan
aneka produk,

menciptakan serangkaian bisnis dan

sebagainya.
Strategi Core competence ini

ada

yang

mengibaratkan sebagai sebuah pohon seperti

pada

ayat Al Qur’an dalam surat Ibrahim ayat ke 24-25.

5

Mereka katakan: “Batang pohonnya merupakan produk
intinya

(core

product).

Cabang

dan

rantingnya

merupakan unit bisnisnya. Sedangkan daun, bunga dan
buahnya adalah produk akhirnya (end product). Bagian
yang kelihatan itu bukanlah bagian terpenting dari
sebuah pohon. Tetapi bagian terpenting justru tidak
nampak, karena berada didalam tanah yang disebut
sebagai

akar.

Akar

inilah

yang

disebut

kemampuan inti (core competence). Karena

sebagai
akar

inilah yang memberikan sari makanan pada pohon dan
menjaga kelestarian pohon itu. Kemampuan inti yang
diibaratkan akar ini yang jarang dapat ditiru, karena
tersembunyi letaknya. Demikian pula halnya dengan
core competence itu, sulit untuk dapat ditiru karena
kemampuannya tersembunyi.”
SDM yang bernilai memiliki

iman

Sumber daya manusia (SDM) yang bernilai di
sisi Allah adalah SDM yang memiliki
benar,

iman yang

yang dibuktikan dengan sikap yang benar

pula. Mereka tidak menyukai mengolok-olok kaum
yang lain, karena sadar

boleh jadi mereka (yang

diolok-olok) lebih baik dari mereka. Mereka tidak suka
mencela diri sendiri (saudara seagama), tidak panggil

6

memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
kebanyakan

prasangka, tidak suka

menjauhi

mencari-cari

kesalahan orang lain, dan tidak suka menggunjing (QS.
49 Al Hujuraat : 11-12) Mereka yang beriman juga
apabila

disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,

dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Tuhan-lah mereka bertawakal. Mereka mendirikan
shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang di
berikan Allah kepada mereka. Mereka berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah berfirman:

”Sesungguhnya

orang-orang

yang

beriman

hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”
(QS. 49 Al Hujuraat : 15)

7

”Sesungguhnya

orang-orang yang beriman itu

adalah mereka yang apabila

disebut nama Allah

gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,
3- (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka. 4- Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan
ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”(QS. Al An
faal : 2-4)
Sumber daya manusia (SDM) yang
iman yang benar, akan

memiliki

teruji dalam menghadapi

berbagai cobaan dan godaan. Allah berfirman:

8

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman",
sedang mereka tidak diuji lagi? 3- Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (QS. 29 Al Ankabut : 2-3)
Kisah berikut menggambarkan bagaimana berbisnis
yang didasarkan iman, kejujuran menjadi pegangan
utamanya. Dikisahkan dalam salah satu hadist

yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim
bahwa

Nabi

Muhammad

saw

bersabda:

“Suatu

ketika ada seorang lelaki membeli sebidang tanah
dari seorang

lelaki

lainnya.

Beberapa

hari

kemudian si pembeli

menemukan tempayan

berisi

tanah yang dibelinya. Maka

emas didalam

yang

9

datanglah

si pembeli

kepada si pemilik

tanah

yang dibelinya, katanya: ”Ambillah emas milikmu ini,
karena

sesungguhnya

tanahmu saja
emas

dan

milkmu.”

aku

aku tidak

Si

pemilik

hanya

membeli

hendak membeli

tanah malah berkilah

dengan menyatakan: “Sesungguhnya

aku

menjual

dan

semua

di dalamnya.” Ternyata

kedua

yang

kepadamu
terkandung

tanah

milikkku

telah

orang lelaki itu, si pembeli dan si penjual sama-sama
tidak mau mengambil
akhirnya

mereka

tempayan emas itu

meminta

orang ketiga

memutuskan perselisihan diantara
ketiga yang menghakimi
ini bertanya:

untuk

mereka. Orang

kedua orang

“Apakah kalian

hingga

berdua

yang

baik

mempunyai

mempunyai anak?”
Salah seorang menjawab: “Aku mempunyai
budak

pria.”

Sedang

yang seorang

seorang
lainnya

menjawab: ““Aku mempunyai seorang budak wanita.”
Orang

ketiga berkata: “Kawinkanlah budak pria dan

budak wanita
mereka berdua

milik kalian, kemudian nafkahilah
dengan emas ini.” (Muhammad A.

Aljundi, 101 Kisah Teladan,

Mitra Pustaka, cetakan

IX, Yokyakarta, 2004)

10

SDM memiliki
Sumber
yang

ilmu

daya

akan diangkat

manusia

(SDM)

derajatnya

yang

di sisi

bernilai
Allah

di

samping memiliki iman yang kuat juga adalah SDM
yang memiliki

ilmu. Allah berfirman:

” Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..” (Qs 58 Al
Mujaadilah : 11)

11

Mengapa ?

Karena hanya mereka yang benar

beriman dan berilmu yang mudah diberi tahu dan
diajak untuk berbuat baik dan menaati perintah Allah.
Sebaliknya mereka yang kurang beriman atau tidak
beriman dan berilmu tanggung amat sulit untuk diatur,
karena

kurangnya pemahaman

bersihnya

hati

mereka.

disamping

kurang

Begitulah

Allah

menggambarkan sikap orang beriman dan berilmu
dalam majelis. Karena memiliki iman dan ilmu inilah
maka Allah menyuruh malaikat sujud kepada Adam
(QS 2 Al Baqarah : 34)
Lalu

ilmu

apa

yang

harus

dimiliki

agar

keimanan kita tetap terpelihara agar dapat hidup di
didunia dan akherat bahagia? Pertama:

ilmu untuk

dapat memahami Al Qur’an dan Hadits Rasul. Ilmu
ini diperlukan agar kita dapat bergaul dengan Sang
Khalik

dan sesama

dengan

pantas,

termasuk

didalamnya human skill dan conceptual skill. Kedua:
ilmu dunia terutama yang menyangkut profesi kita
(technical skill) agar dapat hidup dengan kompetitif
(QS. 8 Al anfaal

: 60).

Ketiga:

ilmu

manajemen

umum agar dapat mengelola minimal keluarga kita
(QS. At Tahrim : 6). Keempat: ilmu sejarah, khususnya

12

yang berhubungan dengan kejadian masa lalu, sebagai
bekal mendatang (QS. 59 Al Hasyr : 18).
Berikut ini akan dikisahkan bagaimana pebisnis
yang memiliki iman dan ilmu menerapkan ilmunya
dalam berbisnis.
Abu
adalah

Hanifah yang dikenal sebagai Imam Hanafi
seorang

sebelum

pedagang

tokonya

pakaian.

Setiap

pagi

dibuka beliau senantisa mensortir

barang dagangannya. Dipisahkannya pakaian yang
baik dengan pakaian
yang cacat
pakaian

itu

yang sudah buruk, pakaian

dan pakaian yang tidak cacat. Semua
dipisah-pisahkannya

tempatnya.

Selanjutnya pakaian yang cacat diberi harga discount
50%

dari

harga normal dan ditempatkan terpisah

dengan pakaian yang masih baik.
Suatu ketika beliau pergi untuk berdakwah. Maka
tokonya dititipkan pada pedagang toko di sebelahnya
atau pada pedagang yang berada disebelahnya dengan
memberikan pesan-pesan tertentu agar tidak ada
pembeli yang tertipu.
Ketika dia kembali dari dakwahnya rupanya barang
yang cacat dijual dengan harga yang normal. Akibatnya
Imam Abu Hanifah menjadi gundah. ”bukankah sudah

13

kukatakan barang yang dipisahkan itu cacat dan
dihargai 50% dari harga normal?” tanya Abu Hanifah.
”Benar kau telah menyatakannya tetapi aku lupa”,
jawab orang yang dititipinya.
Maka

Imam Abu Hanifah menanyakan alamat

orang yang membeli pakaian yang cacat itu untuk
dikembalikan

uangnya

yang

lebih.

Tapi

rupanya

pedagang yang dititipi tidak menanyakan alamat orang
yang membeli. Maka ditanyakanlah ciri-ciri orang yang
membeli pakaian yang cacat itu. Selanjutnya

Imam

Abu Hanifah mencari orang itu disekeliling kota, namun
orang yang dicarinya tidak ditemukannya. Maka uang
penjualan pakaian

yang cacat

itu diinfakkannya

semua. Sejak peristiwa itu Imam Abu Hanifah tidak lagi
mau menitipkan barang dagangannya kepada orang lain
karena khawatir kejadian yang sama akan terulang
kembali.
Nilai SDM tergantung pada akhlaknya
Nilai sumber daya manusia (SDM) umumnya dan
khususnya

dalam

berbisnis

adalah

lebih

pada

peningkatan mutu akhlaknya, dalam pengertian niat
dan perbuatannya harus dapat
tambah (value added)

memberikan nilai

bagi lingkungannya. Hal

ini

14

sejalan

dengan sabda Rasulullah berikut: “Kamu

tidak akan

dapat memperoleh simpati semua orang

dengan hartamu tetapi kamu akan dapat memperoleh
simpati dengan wajah yang menarik (simpati) dan
dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Ya'la dan AlBaihaqi)
Dalam

hadits

”Sesungguhnya

yang lain Rasul

Allah

tidak

saw

bersabda:

memandang (menilai)

rupa dan kekayaanmu, tetapi yang Allah pandang
(nilai) adalah hati (niat)
Bukhary

dan Muslim).

dan perbuatanmu.” (HR.

Hadits

Rasul saw

terakhir

tersebut sesuai dengan firman Allah berikut:

”Dan masing-masing orang memperoleh derajatderajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.
Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan. “(QS. 6 al An’aam : 132)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

15

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku

supaya

kamu

saling

kenal

mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antaramu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”(HR. 49 al Hujuraat : 13)
Tuntutan agar kita bersikap yang terbaik
Allah dan

sesama

ciptaan

adalah

sangat

kepada
logis,

apalagi Allah SWT telah memuliakan kita sebagai
anak Adam lebih dari
sesungguhnya

makhluk lainnya. Karena

bersikap yang

baik

adalah

bekal

(investasi) untuk kebaikan diri kita sendiri yang akan
diganjari

oleh Allah

dengan ganjaran

yang tiada

pernah terputus. Sebaliknya sikap buruk akan dapat
merugikan diri kita sendiri. Allah berfirman:

16

”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam,

Kami angkut mereka di daratan dan di

lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami

lebihkan

mereka

dengan

kelebihan

yang

sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS. 17 Al Israa : 70)

”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 5- Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka), 6- kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala
yang tiada putus-putusnya. ” (QS. At Tiin : 4-6)

17

”Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang
menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang
siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka
sendirilah

mereka

menyiapkan

(tempat

yang

menyenangkan), 45- agar Allah memberi pahala
kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai
orang-orang yang ingkar. ”(QS. 30 Ar Rum : 44-45)
Kisah berikut menggambarkan bagaimana Islam
mensyaratkan

SDM

yang

kuat

itu. Dikisahkan

sekumpulan pemuda muslim tengah berkumpul untuk
bertanding mengadu kekuatan. Mereka berkumpul
untuk menggerakkan sebuah batu yang besar. Bagi
mereka

yang

dapat

menggerakkan

sebuah

batu

yang besar maka dia dianggap sebagai jagoan.

18

Kebetulan saat

itu

Nabi

saw

lewat. Beliau

bertanya: ”Hai Apakah yang tengah kalian lakukan?”
”Kami sedang mengadu kekuatan diantara kami.
Kami ingin melihat siapa diantara kami orang yang
paling kuat itu,” jawab mereka.
”Inginkah

kalian tahu siapa orang yang paling

kuat dan energitik itu?” tanya Nabi.
”Tentu ya Rasulullah, bukankah tidak ada wasit
lain

yang lebih baik daripada Anda yang dapat

memberikan gelar kebanggaan

kepada kami itu?”

Sahut mereka.
Mereka berfikir bahwa sebentar lagi Nabi akan
mengumumkan

siapa yang akan menjadi juara dan

tangannya akan diangkat oleh Nabi saw.
Tetapi

jawabannya

sungguh

diluar

dugaan

mereka karena Rasul saw bersabda: ”Seorang yang
paling kuat (juara) adalah orang yang jika dia suka
atau

tertarik kepada

sesuatu, maka rasa sukanya

tidak akan melalaikannya dari ikatan yang hak dan
kemanusiaan, serta

tidak akan

kedalam kejahatan.

Jika dia marah dan dikuasai

oleh emosinya, maka dia
dengan

tidak

dapat

menjerumuskannya
mengontrol dirinya,

mengatakan sesuatu

kecuali

yang

benar dan tidak akan keluar dari mulutnya kata-kata

19

dusta dan keji.

Dan jika dia berkuasa

dan tidak

satupun yang dapat mengekangnya, maka tangannya
tidak akan mengambil sesuatu yang melebihi haknya.”
(Mutahhari

M.,

Kisah

Sejuta Hikmah: Orang-orang

Bijak buku kedua, cet II, Pustaka Hidayah, Jakarta,
1991).
SDM yang kuat menurut Islam
Kisah pemuda muslim yang tengah berkumpul
untuk

bertanding

mengadu

kekuatan

di atas

menggambarkan persyaratan SDM yang kuat dalam
Islam. SDM yang kuat itu adalah:
apabila

a) SDM

yang

suka atau tertarik kepada sesuatu, maka

rasa sukanya tidak akan melalaikannya dari ikatan
yang hak dan kemanusiaan, serta rasa sukanya tidak
akan
SDM

menjerumuskannya
yang apabila

emosinya,

maka dia

kedalam kejahatan; b)

dia marah dan dikuasai oleh
masih

dapat

mengontrol

dirinya, sehingga tidak mengatakan sesuatu kecuali
yang benar dan dari

mulutnya tidak akan

keluar

kata-kata dusta dan keji; c) SDM yang kuat itu
adalah SDM yang apabila

dia berkuasa dan tidak

satupun yang dapat mengekangnya, maka tangannya

20

tidak akan mengambil sesuatu melebihi haknya (yang
bukan haknya).
Kemampuan mengendalikan rasa suka
Rasa suka atau ketertarikan kepada sesuatu,
sering

membuat

kita

lalai

dari ikatan yang hak

(kebenaran) dan kehalalan

bahkan

kedalam kejahatan. Sejarah
orang

yang jatuh cuma

ketertarikan

kepada

terjerumus

membuktikan

banyak

karena kesukaan atau

sesuatu hal. Sebagai contoh,

akibat menyukai harta dan tahta, maka harta dan
tahta dijadikan tuhan, dia
untuk

meraihnya,

halalkan

memfitnah,

segala cara

membunuh

karakter

lawan, dan perbuatan tercela lainnya.

Akibat suka

atau

dia lakukan

tertarik

hubungan

kepada

bebas,

lawan

jenis,

kumpul kebo

dan

perzinahan. Akibat

menyukai

korupsi, manipulasi

atau perbuatan salah lainnya.

Akibat menyukai
makan minum
berbagai

makan-minum
berlebihan

macam komplikasi

contoh lainnya.

harta

melakukan
dia

lakukan

mengakibatkan

sehingga

menderita

penyakit dan berbagai

Padahal Allah berfirman:

21

”Dan hamba yang dicintai

Allah adalah orang-

orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar,
dan

tidak

berzina,

barangsiapa

yang

melakukan

demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya)” (QS. Al Furqan : 68)
Tentang

jabatan

Rasul

saw

”Sesungguhnya kalian berambisi
jabatan,

sayangnya

bersabda:

memegang suatu

jabatan itu

pada hari

kiamat

hanya akan menjadi penyesalan.” (HR. Bukhary)
”Sesungguhnya jabatan (tahta)
sesungguhnya jabatan (tahta)

itu amanah dan

itu pada hari kiamat

akan mendatangkan penyesalan dan kehinaan, kecuali
bila yang

memegang jabatan itu

menunaikan hak

kewajibannya dan memenuhi tanggungjawabnya.”(HR.
Muslim)

22

Tentang

makan

dan

minum

Rasul saw

bersabda: ”Akan datang sesudahku suatu kaum yang
makan dengan bermacam-macam makanan, minum
dengan

beraneka macam

pakaian

dengan

mereka

berbicara

minuman, mengenakan

bermacam-macam
panjang

difikirkan lebih dahulu.

pakaian, dan

bertele-tele

tanpa

Mereka itu adalah sejelek-

jelek ummatku.” (HR. Bukhary)
Rasul saw juga bersabda: ”Yang

paling aku

takuti adalah keinginan jahat soal perut (makan)
dan

kemaluanmu,

dan

nafsu

yang

menghancurkannya.” (HR. Ahmad)
Kisah
seorang
rasa

berikut
beriman

menggambarkan
yang

berusaha

bagaimana

mengendalikan

sukanya dari perolehan keuntungan yang tidak

wajar besarnya. Namun dia berhasil mengendalikan
dirinya untuk

tidak tergoda

menggiurkan tersebut

dari hasil bisnis

yang

tetapi diperoleh dengan cara

yang tidak terpuji.
Imam

Ja’far, menyuruh

pembantunya

yang

bernama Mushadif untuk berangkat berdagang ke
Mesir dengan modal 1000 dinar. Setelah uang 1000
dinar itu dibelikan barang-barang kebutuhan seharihari, Mushadif berangkat

ke Mesir

bersama-sama

23

dengan pedagang lainnya. Setibanya di perbatasan
mereka mendapat

informasi bahwa barang yang

mereka bawa sedang amat dicari, dan mendapat
pasaran yang baik. Sehingga akan dibeli berapapun
harganya.

Maka

mereka

bersepakat

untuk

mengambil keuntungan paling tidak 100%. Berdasar
kesepakatan itu setiba di Mesir mereka membuat
pasar gelap dan menjual
harga

dua

kali lipat

barang mereka dengan

dari

harga

biasanya

dan

ternyata barangnya habis ludes.
Dengan
dengan

gembira
membawa

Mushadif
keuntungan

menghadap Imam Ja’far

untuk

kembali ke Madinah
1000

dinar.

Dia

menyerahkan dua

kantong berisi uang 1000 dinar. Tetapi Imam Ja’far
menanyakan asal muasal dua kantung berisi masingmasing 1000 dinar itu. ”Yang satu adalah modal yang
Imam

berikan dan satu kantung lainnya

adalah

keuntungannya”, jawab Mushadif.
”Banyak benar”, kata Imam, ”coba kau jelaskan
bagaimana cara kau dapat memperoleh keuntungan
sebanyak

ini?”

Maka

Mushadif

menceritakan

pengalamannya, yang sama-sama bersumpah dengan
pedagang lainnya untuk tidak menjual barang-barang
itu kecuali dengan keuntungan dua kali lipat.

24

Mendengar

yang demikian

”Subhanallah, kalian
”Kalian

Imam Ja’far

sanggup

berkata:

berbuat demikian?”

bersumpah untuk membuat pasar gelap dan

menjual

barang dengan harga dua kali lipat di

tengah-tangah kaum muslimin?” ”Masya Allah, tidak
Mushadif, aku
keuntungan

tidak menginginkan

perniagaan

dan

seperti ini.” Selanjutnya Imam Ja’far

mengambil salah satu dari dua kantung yang ada.
Lalu dia berkata: ”Aku tidak ada urusan dengan yang
satu ini.” Selanjutnya beliau berkata: ”Hai Mushadif,
sesungguhnya

berperang

adalah

lebih mudah

daripada mencari yang halal.” (Muthahhari M., Kisah
Sejuta Hikmah: Orang-orang Bijak, Pustaka Hidayah,
Jakarta, 1989)
Mengendalikan diri ketika marah
Ciri orang
apabila

kuat

kedua

adalah: orang yang

dia marah dan dikuasai oleh emosinya,

dia masih dapat

mengendalikan dirinya. Sehingga

tidak mengatakan sesuatu kecuali
benar, bukan

kata-kata

dusta

perkataan yang
dan keji.

Allah

berfirman:

25

”Orang yang bertakwa adalah orang-orang yang
yang

menahan

amarahnya

(kesalahan) orang. Dan

serta

mema`afkan

Allah menyukai orang-orang

yang berbuat kebajikan.” (QS. 3 ’Ali Imran : 134)
Rasul
adalah

saw juga bersabda: ”Orang

orang

yang

mampu

yang

kuat

menahan hawa

nafsunya ketika marah.” (HR. Bukhary Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasul saw juga bersabda:
”Seorang

mu’min

mencela

(menista),

bukanlah

seorang

mengutuk, dan

yang

suka

mengucapkan

kata-kata keji dan kata-kata kotor.” (HR. Turmudzi)
Kemampuan mengendalikan diri ketika berkuasa
Ciri orang kuat ketiga adalah
berkuasa

dan

mengekangnya,

tidak
maka

satupun
tangannya

apabila
yang
tidak

dia
dapat
akan

mengambil sesuatu melebihi haknya (yang bukan

2 karena sadar
haknya). Hal yang demikian dilakukan

26

3

bahwa perbuatan yang demikian dilarang. Bila hal
yang demikian
berkhianat

dilakukan

maka

berarti dia

telah

kepada Allah, Rasul dan orang yang

beriman. Nabi s.a.w telah bersabda: ”Bendahari yang
amanah dan melaksanakan (menunaikan) apa yang
diperintahkan dengan sempurna serta melakukannya
dalam keadaan senang hati, menyerahkan (sesuatu)
yang

diperintahkan

supaya

diberikan.

Maka

dia

termasuk sebagai seorang yang bersedekah.” (HR.
Bukhary dan Muslim)
Dalam

hadits

yang

memperingatkan mereka

Rasul

s.a.w

yang diserahi amanah dan

telah mendapatkan upah
dipakai untuk mencari

lain

yang semestinya

tetapi

keuntungan pribadinya, maka

mereka dianggap telah melakukan perbuatan korupsi.
Beliau

bersabda: “Barangsiapa yang kami angkat

menjadi

pegawai

(karyawan)

untuk

mengerjakan

sesuatu (tugas), kemudian kami beri dia upah yang
semestinya

(pantas),

tetapi

dia

mengambil

lebih

(banyak) dari upah yang semestinya berarti dia telah
(melakukan) korupsi (ghulul)” (HR. Abu Dawud).
Rasul saw juga bersabda:

“Barangsiapa

yang

kami serahi tugas, kemudian menyembunyikan sekecil
jarum atau lebih, maka itu akan menjadi ghulul (korupsi)

27

yang harus dipikul pada hari kiamat kelak.” (HR.
Muslim).
Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul-Nya
kamu

mengkhianati

dan jangan pula

amanah-amanah

yang

dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Dan ketahuilah, bahwa harta dan anak-anakmu itu
hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar.”(QS. 8 Al Anfal : 27 - 28).
Pribadi yang baik itu
yakni

ibarat kalimat yang baik,

seperti pohon yang baik

gambarkan

yang

(menjulang) ke langit

seperti

Allah

berakar teguh, cabangnya
yang dapat

memberikan

buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya
seperti sudah dijelaskan sebelumnya. Rasul saw
bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik
orang mukmin

yang lemah.

Karena

daripada
itu pegang

28

teguhlah

setiap kebajikan

manfaat.

Dan

yang akan memberi

mohonlah pertolongan

Allah, dan

janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Dimana
bila kamu mendapat bencana, janganlah mengatakan:
“Andaikata

saya

berbuat

begini, pasti begini

dan

begini, tetapi katakanlah: “Telah ditakdirkan Allah apa
yang dikehendakki-Nya”. Karena ucapan: “Andaikata
sekiranya”, itu akan membuka amalan syaitan.” (HR.
Muslim)

Ketika

kami

sedang

memperbaiki

(merenovasi)

rumah kami Rasulullah saw lewat dan bertanya:”
Hai

apa

yang

sedang

kalian

lakukan?”

”Ya

Rasulullah kami sedang merperbaiki rumah kami
yang hampir rubuh.” jawab kami. Rasul menjawab:
”Saya

rasa

kematian akan lebih cepat

daripada

rubuhnya rumah kalian, (oleh karena lebih sibuklah

29

kalian

memperbaiki

akhlak

kalian

jangan cuma

disibuki dengan memperbaiki rumah saja) (alhadits).

Nabi

Muhammad saw bersabda dalam salah satu

hadits yang

diriwayatkan oleh

Imam Muslim sebagai

Imam Bukhary dan

berikut: “Suatu ketika ada

seorang lelaki membeli sebidang tanah dari seorang
lelaki lainnya. Beberapa hari kemudian si pembeli
menemukan tempayan

yang berisi

emas didalam

tanah yang dibelinya. Maka datanglah
kepada si pemilik

si pembeli

tanah yang dibelinya, katanya:

”Ambillah emas milikmu ini, karena sesungguhnya
aku hanya membeli
hendak membeli
malah berkilah
aku

tanahmu saja

kedua

yang

tanah

dengan menyatakan: “Sesungguhnya
terkandung

tanah

sama-sama tidak mau mengambil
mereka

milikkku dan

di dalamnya.” Ternyata

orang lelaki itu, si pembeli

hingga akhirnya

aku tidak

emas milkmu.” Si pemilik

telah menjual kepadamu

semua

dan

dan

si penjual

tempayan emas itu

meminta

orang ketiga

untuk memutuskan perselisihan diantara

mereka.

Orang ketiga yang menghakimi kedua orang yang baik
ini bertanya: “Apakah kalian berdua mempunyai anak?”

30

Salah seorang menjawab: “Aku mempunyai
budak

pria.”

Sedang

seorang

yang seorang

lainnya

menjawab: ““Aku mempunyai seorang budak wanita.”
Orang

ketiga berkata: “Kawinkanlah budak pria dan

budak wanita

milik kalian, kemudian nafkahilah

mereka berdua

dengan emas ini.” (Muhammad A.

Aljundi, 101 Kisah Teladan,

Mitra Pustaka, cetakan

IX, Yokyakarta, 2004)
SDM bernilai tinggi dan bernilai rendah
SDM yang bernilai adalah SDM yang beriman,
berilmu dimana iman dan ilmunya dipraktekannya
dalam

kehidupannya

sehari-hari,

pengalamannya itu diajarkan

kemudian

kepada orang

lain.

Sehingga semakin banyak orang yang mencontoh
perbuatan baiknya. Oleh karenanya orang seperti ini
patut dijadikan contoh dan

diirii.

Sebagaimana

Rasul bersabda: ”Tidak boleh iri kecuali kepada dua
orang.

Pertama: Seorang

yang

Allah

beri

ilmu,

diamalkannya kemudian diajarkannya kepada orang
lain. Kedua: Seorang yang Allah beri harta, yang
dengan harta itu

ditegakkannya agama Allah. (HR.

Bukhary dan Muslim)

31

Namun SDM yang bernilai tinggi adalah SDM
yang

dilandasi

’Abdullah

dengan

bin Amir

hati

yang bersih.

Rasulullah

saw

Dari

ditanya:”Ya

Rasulullah siapakah orang yang paling utama?” Rasul
saw menjawab: ”Setiap orang yang hatinya bersih dari
iri hati dan dendam dan juga benar bicaranya.” Beliau
ditanya lagi: ”Berbicara yang benar kami tahu, tetapi
apa arti

hati yang bersih dari iri hati dan dendam?”

Rasul saw menjawab: ”Hati yang bersih dari iri hati
dan dendam adalah hati yang tidak ada dosa, hati
yang tidak ada niat jahat, hati yang tidak ada niat
menipu dan hati yang tidak ada perasaan iri hati.”
(HR. Ibnu Majah)
Kebalikan dari SDM yang bernilai tinggi adalah
SDM yang bernilai paling rendah yakni SDM yang
jahat:

yang suka

memukuli

hidup

pembantunya

serta

dan

kikir

dengan

SDM

orang benci

kepadanya; SDM yang tidak mau

kesalahan dan

membenci

suka

pembantunya;
mengakui

yang

menyendiri

orang

tidak mau

dan

menerima

permintaan maaf bahkan tidak (mau) memaafkan;
SDM yang tidak dapat diharapkan kebaikannya dan
(orang

lain)

tidak

aman

dari

kejelekannya.

Sebagaimana sabda Rasul saw : ” Inginkah engkau

32

kuberitahukan orang yang paling jahat diantaramu ?”
Sahabat: ” Ingin

ya Rasulullah.” Rasul bersabda:

”Sejelek-jelek kamu

adalah

orang

yang hidup

sendirian, dia pukuli hambanya, tetapi dia

tidak mau

memberikan apa-apa kepadanya.” Selanjutnya beliau
bertanya lagi kepada sahabatnya: ’ Inginkah engkau
kuberitahukan

orang yang lebih jelek dari itu

Sahabat: ” Ingin

?”

ya Rasulullah.” Rasul bersabda:

”Itulah orang yang membenci orang lain dan mereka
membencinya.” .Selanjutnya

beliau

bertanya

lagi

kepada sahabatnya: ’ Inginkah engkau kuberitahukan
orang yang lebih jelek dari pada itu ?” Sahabat: ” Ingin
ya Rasulullah.” Rasul bersabda: ”Itulah orang yang
tidak mau

mengakui

menerima

permintaan

memaafkan.”

kesalahan dan
maaf

bahkan

tidak mau
tidak (mau)

Selanjutnya beliau bertanya lagi: ’

Inginkah engkau kuberitahukan orang yang lebih jelek
dari itu

?” Sahabat: ” Ingin

ya Rasulullah.” Rasul

bersabda: ”Itulah orang yang tidak dapat diharapkan
kebaikannya

dan

(orang lain)

tidak aman

dari

kejelekannya.” (HR. Thabrani)
Sebagai penutup

marilah kita renungkan sabda

Rasul berikut: “Mukmin yang kuat lebih baik daripada

33

orang mukmin
teguhlah
manfaat.

yang lemah.

setiap kebajikan
Dan

Karena

itu pegang

yang akan memberi

mohonlah pertolongan

Allah, dan

janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Dimana
bila kamu mendapat bencana, janganlah mengatakan:
“Andaikata

saya

berbuat

begini, pasti begini

dan

begini, tetapi katakanlah: “Telah ditakdirkan Allah apa
yang dikehendakki-Nya”. Karena ucapan: “Andaikata
sekiranya”, itu akan membuka amalan syaitan.” (HR.
Muslim)

Nilai SDM

Kebahagian

hidup dengan

menjadi

hamba

bermanfaat

34

Kebahagian
baik

untuk

atau kenikmatan hidup

diri sendiri

perusahaan didapat
daya manusia (SDM)
berusaha
yang
yang

selalu

atau untuk keberhasilan
dengan

yang

menjadi

perbuatan

memiliki sumber

bersyukur

sehingga

pribadi atau perusahaan

memberi manfaat. Pribadi
bermanfaat

di dunia

akan

atau pekerjaan

atau

perusahaan

berusaha

melakukan

dengan

baik. Kalau

2 pekerjaan yang
mereka beriman maka perbuatan atau
baik itu akan didasarkan iman kepada Allah (ikhlas).
Tentu

saja

pribadi

atau

perusahaan

yang

bermanfaat akan dapat menuai hasilnya kelak. Rasul
saw bersabda:
“Menghemat dalam nafkah separo pendapatan
(belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain
adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik
adalah separo ilmu.” (HR. Ath-Thabrani)
“Seorang yang baik keislamannya ialah yang
meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan
dengannya.” (HR. Tirmidzi)
“Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya
semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan
barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah
akan merendahkannya.” (HR. Ath-Thabrani)

35

“Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan
tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan
(rezekiNya).” (HR. Asysyihaab)
“Orang

yang membawa

(mengangkut)

barang dagangannya maka dia (akan)
kesombongan.”

sendiri

terbebas dari

(HR.

Al-Baihaqi)

Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti
benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)
“Rasulullah

Saw

melarang

penjualan

karena

terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak kebutuhan)
dan

melarang

penjualan

dengan

pemalsuan

(penipuan).” (HR. Mashabih Assunnah)
“Orang kaya yang menunda-nunda (mengulurulurkan

waktu)

pembayaran

utangnya

adalah

kezaliman.” (HR. Bukhari)
“Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam
membayar utangnya.” (HR. Bukhari)
“Waspadalah dan hindarilah do'a orang yang dalam
kesulitan untuk membayar kembali utangnya.” (HR. AdDailami)
Sebaliknya
SDMnya ingkar
melakukan

pribadi

atau

(kufur) nikmat

perbuatan

perusahaan

yang

maka mereka akan

atau pekerjaan

asal jadi

36

atau sekedarnya saja. Perbuatan atau pekerjaan
asal jadi

adalah

bentuk

pengingkaran

terhadap

aturan Allah, Sang Maha Pemberi setiap apa yang
diminta hamba-Nya,

yang dapat

merugikan kita

semua. Allah berfirman:

”Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang
menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa
yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah
mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),
agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang
beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
ingkar.”(QS. 30 Ar Rum : 44-45)

37

”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buahbuahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu
berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.. Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah
menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat
zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).”(QS. 14
Ibrahim : 32-34)

38

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING PENGRAJIN PERAK DI DESA PULO KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG

44 381 111

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Modul TK J 147 edit rizkiM 3 mei PenambahanN

18 338 152

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82