ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN YANG BERSIF

MAKALAH
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN YANG BERSIFAT BIOTIK
D
I
S
U
S
U
N
Oleh;
Nama

: Muhammad Roza Margolang

NPM

: 13 301 0024

Program Studi

: Agroteknologi


Mata Kuliah

: Dasar Perlintan

Semester

: III A

Dosen Pengasuh

: Ir. Warlinson Girsang, MP

UNIVERSITAS SIMALUNGUN
FAKULTAS PERTANIAN
T.A. 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah dasar perlindungan tanaman Bpk. Ir. Warlinson Girsang,
MP yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing.
Pada kesempatan ini juga, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh kawan-kawan agroteknologi yang
seperjuangan dan melakukan kerjasama serta support kepada penulis untuk dapat
menyelasaikan laporan ini.
Pematangsiantar, 11 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II Pembahasan.................................................................................................... 3
A. Pengertian dan Jenis – Jenis Organisme Pengganggu Tanaman ......................... 3
B. Akibat Adanya Organisme Pengganggu Tanaman.............................................. 5
C. Pengertian Biotik ......................................................................................................... 6
D. Penyebab Penyakit Biotik ........................................................................................... 7

BAB III Penutup ....................................................................................................... 14
Kesimpulan .......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan sektor pertanian baik dunia maupun kawasan


adalah untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan pendapatan petani
dan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya kebutuhan pangan
penduduk yang populasinya meningkat dengan cepat. Pada tahun 2000 ini penduduk
di dunia diperkirakan mencapai 6,1 milyar dimana tiga perempat dari populasi ini
hidup di negara berkembang dan lebih kurang separuhnya hidup di kawasan Asia dan
Pasifik. Permintaan akan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan
gaya hidup semakin meningkat. Ini berarti diperlukan lahan yang semakin luas,
produksi bahan pangan, sandang, dan papan yang semakin meningkat pula (Triharso,
1974).
Tanaman tidak akan pernah terpisahkan dengan organisme pengganggu
tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. OPT dikenal sebagai
hama tanaman penyakit tanaman dan gulma.
Salah satu Kendala dalam pembangunan sektor pertanian yang berasal dari
faktor biotik adalah adanya gangguan dari OPT yang terdidi atas hama, penyakit, dan
gulma. Menurut Triharso (1994) gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang
mengarah pada pengurangan kuantitas atau kualitas dari hasil yang diharapkan.
.

B.


C.

Rumusan Masalah


Pengertian dan Jenis – Jenis Organisme Pengganggu Tanaman.



Akibat Adanya Organisme Pengganggu Tanaman.



Pengertian Biotik.



Penyebab Penyakit Biotik.
Tujuan
Makalah ini disusun untuk mengetahui organisme pengganggu tanaman


(OPT) dan mengetahui kerugian-kerugian dan akibat dari tumbuhnya OPT yang
membuat petani sangat sengsara dengan hasil produksi yang rendah dan merugikan
bagi kehidupannya, terutama dalam hal penyakit biotik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian dan Jenis – Jenis Organisme Pengganggu Tanaman
OPT adalah mahluk hidup (jasad biotik) yang selalu merupakan faktor

pembatas produksi tanaman.
Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT):
1. Hama (Pests).
2. Penyakit (Diseases)
3. Gulma (Weeds)
4. Patogen
1. Hama (pests)



Hewan (serangga atau mamalia, tetapi tidak termasuk manusia).



Ukurannya nampak oleh mata telanjang.



Pengamatan dapat dilakukan terhadap :
a. Gejala (akibat serangan).
b. Tubuh hamanya itu sendiri.



Kerugiaannya adalah merusak secara mekanis (melubangi, memotong,
mengerat, dll.)




Sebagian berperan sebagai vektor penular penyebab penyakit.



Menyerang dari lapangan sampai ke penyimpanan.



Contoh hama adalah :
a. Serangga (ulat, lalat, belalang, kutu daun, kumbang, dll.).
b. Mamalia (tikus, babi, kelinci, gajah, monyet, dll.).

2. Penyakit (Diseases)


Gangguan pada fungsi fisiologis tanaman yang disebabkan oleh adanya
penyebab penyakit (‘patogen’).




Ukurannya mikroskopis (hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop)
karena itu disebut sebagai mikroorganisme.



Sebagian lagi berukuran submikroskopis (bahkan tidak dapat dilihat
langsung walaupun dengan mikroskop, contohnya Virus, MLO).



Pengamatan hanya dapat dilakukan terhadap ‘gejala’ dan sebagian kecil
terhadap ‘tanda’.



Gejala adalah reaksi tanaman terhadap adanya gangguan dari penyebab
penyakit. Contohnya : layu, daun menguning, bercak, dll.




Tanda adalah struktur tubuh patogen yang tampak terlihat dengan mata
telanjang.

3. Gulma (Weeds)


Gulma

adalah

tumbuhan

pengganggu,

yaitu

tumbuhan

yang


keberadaannya di suatu lahan tidak kita inginkan.


Merugikan tanaman melalui :
a. Kompetisi ruang, cahaya, nutrisi, dan air.
b. Pengeluaran senyawa dari akarnya yang merugikan atau mematikan
tanaman.

4. Patogen


Patogen terdiri atas: – jamur /cendawan – bakteri – nematoda (cacing
mikroskopis) – virus dan mikoplasma – BLO dan MLO



Patogen merugikan tanaman secara fisiologis dengan cara : – Merebut
nutrisi yang dihasilkan tanaman sehingga tidak tersedia bagi pertumbuhan
tanaman. – Mengganggu atau merusak fungsi organ tanaman sehingga
tanaman tidak dapat berfungsi normal.



Menghalangi penyerapan cahaya matahari sehingga tanaman tidak dapat
menyerap cahaya yang dibutuhkan.

B.

Akibat Adanya Organisme Pengganggu Tanaman
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mengakibatkankan :
1. Gangguan
Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah kepada

pengurangan kuantitas dan kualitas hasil tanaman yang diharapkan. Misalnya: lobang
pada daun sebagai akibat dimakan serangga, bercak pada daun sebagai akibat
penyakit, pengurangan tumbuh akibat persaingan dengan gulma, kematian jerami
hijauan dan pucuk tanaman sebagai akibat adanya embun es, kehilangan klorofil
sebagai akibat keracunan limbah industri, kerusakan karena angin puyuh (cabang
yang retak, pohon yang tumbang). Timbulnya gangguan pada tanaman (tanaman
inang) sangat bervariasi tergantung pada faktor pendukungnya, seperti lingkungan
yang sesuai, inang yang rentan, dan jasad pengganggu yang agresif atau virulen.
2. Kerusakan
Kerusakan adalah setiap pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang
diharapkan sebagai akibat gangguan. Atau ditinjau dari segi ekonomi, kerusakan
tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup
kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai contoh, misalnya: Serangan kumbang
penggerek buah kapas (Amorphoidea, sp) dapat menyebabkan buah tersebut gugur
sebelum masak. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kuantitas hasil yang diperoleh,
walaupun secara kualitas hasilnya bagus.

3. Kerugian Dari segi ekonomi
Kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil
yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Penurunan kualitas hasil tanaman
mengakibatkan penurunan nilai jualnya (menurunnya harga jual hasil tersebut).
Penurunan kuantitas berakibat pada berkurangnya jumlah hasil yang seharus dijual.
Menurunnya nilai jual dan berkurangnya jumlah hasil yang seharusnya dijual akan
berpengaruh pada berkurangnya pendapatan

yang diperoleh. Berkurangnya

pendapatan akan berdampak pada aspek sosial ekonomi. Dampak sosial-ekonomi
itulah disebut dengan kerugian.

C.

Pengertian Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk

hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis
tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup
berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme.
Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik
dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan
dan tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik
menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh
tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga,
lumut dan tumbuhan hijau.
Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat
makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat

heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan
yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer.
Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya
sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer
puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia.
Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi
anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga
sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer
adalah bakteri pembusuk dan jamur
Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada
lingkungan yang cocok, yang disebut habitat. Didalam ekosistem, setiap organisme
mempunya fungsi dan tugas tertentu. Hal ini dikenal dengan nisia. Oleh karena itu,
komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi. Secara garis
besar ada empat nisia.

D.

Penyebab Penyakit Biotik
1. Jamur Sebagai Penyebab Penyakit
Jamur termasuk dalam dunia tumbuh – tumbuhan, tallophyta, akan tetapi tidak

mempunyai klorofil, sehingga untuk hidupnya memerlukaan sumber bahan organik
dari inangnya.
bentuk vegetatifnya yang berupa thallus, yaitu sistem berupa benang yang
disebut hifa. dalam perkembanganya hifa – hifa tersebut dapat membentuk berbagai
struktur khusus yang memliki fungsi tertentu yatu:



Haustorium, untuk menyerap unsur hara dari inang



Sclerotium, untuk melindungi diri dari keadan lingkungan yang kurang
menuntngkan



Apresorium, untuk melekatkan diri pada inang dan sebagai persiapan
menembus jaringan inang



Stroma, tempat melekatnaya tubuh buah



Plectenchyma, merupakan jarinag yang tebal terbentuk dari anayaman
hifa, biasanya merupakan dinding badan buah



Alat – alat reproduksi, seperti : gametangium, sporangium, dan
sporangiofor, konidium, konidiofor, khlamidospora.

jamur yang berpotensi sebagai penyakit yaitu yang berasal dari kelas :
a. Plasmodiophoromicetes
Yaitu parasit pada tanaman dan jamur lainya, yang berkembang biak dalam
jaringan inangnya dan menyebabkkan gejala hiperplastik pada tanaman inang dan
menghasilkan bentuk – bentuk seperti tumor
b. Chytridiomycetes
Yaitu parasit yang biasa menyebabkan kutil pada tanaman kentang
c. Oomycetes
Jamur yang menyebabkan penyakit hawar daun pada tananman kentang dan
embun palsu pada tanaman anggur. gejala yang tampak dari penyakit ini adalah
timbulnya garis – garis hiau muda pada permukaan daun setelah itu warna putih
muncul pada permukaan bawah daun, selanjutnya bagian yang terserang akan
mengering ,sehingga daun akan mengkriting dan gugur.

d. Zygomycetes
Jamur yang menyebabkan busuk lunak pada ubi jalar. gejala yang nampak
yaitu pada kulit umbi yang terinfeksi oleh jamur ini terdapat bercak berwarna coklat
atau kehitaman yang tidak teratur. kemudian umbi yang teserang menjadi lunak,
berair dan berserat – serat. pada daging buah mula -mula berwarna kuning akan
menjadi putih dan lunak.
e. Ascomycetes
Gejala yang ditimbulkan yaitu timbul bintik – bintik kecil berwarna hijau
gelap (lebih gelap dari jaringan normal) pada daun, bunga, ranting atau cabang,
kemudian bintik tersebut akan berwarna kehitaman. yang mengakibatkan mati kering.
contoh penyakit yag disebabkan oleh jamur ini yaitu, penyakit “ scab “ pada tanaman
apel, penyakit busuk buah dan kanker batang pada tanaman pear atau apel, penyakit
tepung pada tanaman apel.
f. Basidiomycetes
Gejala yang ditimbulkan oleh jamur ini yaitu pada daun terdapat bercak –
bercak seperti karat. setelah daun terinfeksi, daun akan mati sebelum tua dan tanaman
akan tumbuh kerdil. contohnya padapenyakit karat pada serelia
g. Deuteromycetes
Gejala awal dari serangan jamur ini ialah terjadinya pemucatan daun dan
tulang daun. daun akan menguning dan layu sehingga daun mudah gugur. contohnya
pada penyakit layu pada tanaman tomat.

2. Bakteri Sebagai Penyebab Penyakit
Bakteri merupakan organisme kecil yang berukuran sekitar 0,2 – 1
mikrometer. kebanyakan jenis bakteri tidak memiliki klorofil, tidak mempunyai
plastida dan tidak mempunyai inti; namun memiliki protoplasma yang mengandung
DNA. Beberapa Bakteri menyebabkan penyakit pada tumbuhan jenis bakteri tersebut
antara lain dari Genus Pseudomonas Migula, Genus Xanthomonas Dows, Genus
Rhizobium, Genus Agrobacterium, Genus Corynebacterium, Genus Erwinia, Genus
Streptomycetes.
Agrobacterium merupakan bakteri berbentuk batang pendek, motil (dapat
bergerak), flagela peritrik, menyebabkan hipertropi yang berupa gall pada akar dan
batang. Hanya ada 5 jenis dari genus Agrobacterium yang merupakan patogen
tanaman, dan yang paling dikenal yaitu Agrobacterium tumefaciens yang
menyebabkan penyakit crown gall atau bengkak pada pangkal batang, akar, dan
ranting tanaman gandum, anggur dan mawar, Agrobacterium rhizogenes penyebab
penyakit akar berambut (hairy roots), dan Agrobacterium rubi penyebab penyakit
bengkak pada batang, dahan, daun dan bunga tanaman oleander.
Corynebacterium merupakan bakteri berbentuk batang ramping, non-motil
(ada yang motil yaitu : Corynebacterium flaccumfaciens dan C. poinseltae),
kebanyakan menyebabkan layu tanaman. Genus Corynebacterium mempunyai ± 11
jenis yang bersifat patogen tanaman. Genus ini termasuk penyebab penyakit tanaman
yang sampai sekarang belum pernah berarti. Contoh : Corynebacterium fasciens
penyebab penyakit fasiasi pada dahan kapri, crysanthenum, Corynebacterium
spedonicum

penyebab

penyakit

layu

bakteri

pada

kacang

buncis,

dan

Corynebacterium michiganense penyebab penyakit layu bakteri pada tomat.
Erwinia merupakan bakteri berbentuk batang, motil, flagela peritrik, penyebab
kematian jaringan yang bersifat kering, juga penyebab benjolan-benjolan, layu dan

busuk basah. Genus Erwinia mempunyai ± 22 jenis yang bersifat patogen tanaman
dan biasanya sangat sulit dikendalikan. Contoh : Erwinia amylovora penyebab
penyakit fireblight pada apel, Erwinia carotovora penyebab penyakit busuk basah
pada wortel dan sayuran lain sampai tembakau, Erwinia chrysanthemi penyebab
penyakit busuk lunak pada kentang, talas dan nenas, Erwinia dissolvens penyebab
penyakit busuk lunak pada batang jagung.
Pseudomonas merupakan genus terbesar sebagai penyebab penyakit tanaman,
bakteri berbentuk batang, motil dengan flagela polar, koloni membentuk pigmen
berwarna kehijauan yang larut dalam air. Genus Pseudomonas meliputi hampir
separuh jenis bakteri yang mampu menimbulkan penyakit tanaman. Bakteri patogen
ini menyebabkan gejala yang bervariasi mulai daribercak daun, hawar, busuk daun,
sampai layu. Contoh : Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit layu pada
tanaman-tanaman Solanaceae dan jahe, Pseudomonas glycinea penyebab penyakit
hawar daun kedelai, Pseudomonas phaseolicola penyebab penyakit bercak halo pada
buncis, Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab penyakit karat hitam pada
tembakau, Pseudomonas malvacearum penyebab penyakit bercak bersudut pada
kapas.
Genus Xanthomonas, yang mencakup hampir 60 jenis mampu menimbulkan
penyakit pada tanaman. Bakteri berbentuk batang kecil, bergerak dengan satu flagela
di ujung, koloni berlendir berwarna kuning. Gejala-gejala yang disebabkan oleh
Xanthomonas juga bervariasi yang meliputi busuk, hawar dan bercak . Janis-jenis
Xanthomonas mempunyai kekhususan terutama terbentuknya pigmen kuning pada
koloninya. Contoh : Xanthomonas campestris penyebab penyakit hawar daun padi,
kedelai dan busuk lunak pada talas, ubi kayu, Xanthomonas citri penyebab penyakit
kanker pada jeruk, Xanthomonas malvacearum penyebab penyakit bercak bersudut
pada kapas, Xanthomonas oryzae penyebab penyakit hawar daun padi.

Genus Streptomyces merupakan genus bakteri patogen tanaman yang hanya
mempunyai dua jenis yang mampu menyebabkan penyakit tanaman. Sifat yang
menonjol dari genus ini adalah adanya hifa halus ( < 1 μm) atau bentuk seperti
benang yang bercabang-cabang dengan konidia pada ujung rantai hifa. Ukuran
bakteri maupun konidianya tidak berbeda yaitu sekitar 1 – 2 μm. Pada benang ini,
setiap sel berfungsi sebagai satu individu tersendiri. Selain itu, Streptomyces juga
biasa membentuk endospora yang tidak dijumpai pada bakteri patogen lainnya. Genus
ini sama dengan Corynebacterium yang kurang berarti kecuali Streptomyces scabies
penyebab penyakit kudis pada umbi kentang dan Streptomyces ipomea penyebab
penyakit kutil pada umbi jalar.
3. Virus Sebagai Penyebab Penyakit
Virus mempunyai wujud sub – mikroskopis yang hanya mampu hidup dan
berkembang didalam organisme hidup lainya yang mengkibatkan penyakit. tanaman
yang terserang virus biasanya menyebabkan berbagai macam gejala pada sebagian
atau seluruh bagian dari tumbuhan. gejala ini biasanya penurunan laju pertubuhan
dari tanaman itu sendiri yang megakibatkan pengerdilan dan tanaman menjadi
berumur lebih pendek. gejala lain yang di akibatkan virus yaitu terdapat garis – garis
hijau gelap putus – putus sepanjang tulang daun lateral dan akan terlihat jelas jika
dilihat dari bawah permukaan daun. cara penyebaran virus melalui alat perkembang
biakan vegetatif, melalui benih yang terinfeksi, melalui pollen, serangga, kutu,
nematoda, dan jamur. Contoh penyakit yang disebabkan virus yaitu :


bean yellow mosaik virus



soybean stunt virus



soybean Dwarf virus



soybean mosaik virus



peanut mottle virus

4. Penyakit yang disebabkan Nematoda
Nematoda merupakan salah satu organisme yang menyebabkan penyakit
dengan cara menularkan virus dari satu tanaman ke tanaman lain, nematoda yang
telah memakan tanaman yang sakit (terinfeksi oleh virus atau bakteri) akan membawa
virus atau bakteri kedalam tubuhnya. Gejala yang ditimbulkan oleh nematoda yaitu :


nematoda

bengkak,

yang

menyebakan

bengkakan

kecil

yang

mengandung banyak larva nematoda


nematoda batang,

yang menyebabkan pembengkakan batang,

penggulungan daunn, pengkerdilan, pembusukan umbi


nematoda daun, yang menyebabkan nekrosis pada daun



nematoda puru, yang menyebabkan puru – puru pada akar



nematoda kista, yang menyebabkan tanaman menjadi lebih kecil. tetapi
tidak terdapat bercak- bercak.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Terjadinya kerusakan pada tanaman yang akhirnya menimbulkan kerugian
secara ekonomi (kehilangan hasil) disebabkan oleh adanya gangguan. Gangguan
tersebut timbul karena adanya interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan jasad
pengganggu atau organisme pengganggu tanaman (OPT). Organisme pengganggu
tanaman dapat berupa hama, penyakit, dan tumbuhan pengganggu tanaman (gulma).
Interaksi antara lingkungan, tanaman inang, dan OPT terjadi yang terjadi dalam
ekosistem atau agroekosistem terkadang menimbulkan masalah karena terganggunya
keseimbangan

komponen-komponen

Ketidakseimbangan

agroekosistem

yang

tersebut

akan

menyusun
mendorong

agroekosistem.
perkembangan

organisme tertentu, misalnya hama, dimana populasinya meningkat jauh melebihi
ambang kendalinya secara alami, dimana hal ini dapat menimbulkan kerusakan
tanaman yang berakibat pada kerugian bagi yang mengusahakannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ukmana, R., 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius.
Yogyakarta. Hal. 14-17 Anonim. Hama Sains.
Natawigena, H. 1995. Pestisida dan kegunaannya. Armiko, Bandung.
Novizon, 2003. Petunjuk dan pemakaian pestisida. Agro Media Pustaka.
Campbell, N.A.; Reece, J.B. & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Diterjemahkan oleh R.
Lestari dkk. (edisi ke-5, jilid 3). Erlangga . Jakarta.
Widayati Sri, Rochmah Siti Nur, Zubedi. 2009. Biologi Untuk Kelas X. BSE
Kemdikna. ISBN : 9796884682. Jakarta.
Fictor Ferdinand, Mukti Ariwibowo. 2007. Biologi untuk SMA/MA kelas X. BSE
Kemdiknas. ISBN 9789790688247. Jakarta.
http://fp.uns.ac.id Arantha.Organisme Pengganggu Tanaman.
http://aranthasclubhomevision.blogspot.com
http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/makalah-persaingan-antara-tanamandan.html
http://organisme-pengganggu.blogspot.com/2012/04/organisme-pengganggutanaman-opt_05.html
http://netblog-mointi.blogspot.com/2012/12/makalah-organisme-pengganggutanaman-opt.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_biotik