Perkembangan sosial emosional anak TK

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADAANAK USIA
TAMAN KANAK-KANAK

Hendra Karuniawati1
Abstrak
Anak usia taman kanak-kanak bisa di bilang anak usia dini dimana
anak yang masih dilahirkan usia 6 tahun, karena ditangan
merekalah diteruskan sejarah kehidupan manusia di Indonesia
selanjutnya, maka pada saat ini Orang tua membantu anak untuk
menghadapi sosial emosi negatif positif dengan mengajarkan dan
mencontohkan dengan menggukan penalaran dan penjelasan
verbal, adapun faktor lain yang mempengaruhi perkembangan
sosial anatara lain, faktor hereditas, faktor lingkungan, faktor
umum. Sedangkan faktor faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan emosi antara lain, memperkuat semangat,
melemahkan
semangat,
menghambat
atau
mengganggu
konsentrasi belajar, terganggu penyesuaian sosial, suassana

emosional yang diterima dan dialami individu tersebut. Dari latar
belakang tersebut dapat diambil beberapa rumusan masalah
pertama apa itu pengertian sosial emosional, kedua bagaimana
proses pekembangan sosial emosional, ketiga apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi perkembngan sosial emosional. Tujuan
penelitian ini pertama untuk mengetahui apa itu pengertian sosial
emosional, kedua untuk mengetahui bagaimana proses sosial
emosional, ketiga untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial emosional. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perkembangan sosial dan emosional
merupakan kondisi emosi dan kemampuan anak merespon
lingkungannya di usia sebelumnya. Jadi perkembangan sosial
emosional anak ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
dirinya, bagaiman cara berhubungan dengan teman sebaya dan
orang yang lebih tua darinya. Bertanggung jawab akan diri sendiri
maupun orang lain dan berperilaku sesuai pro sosial.
Kata kunci: perkembangan,sosial, emosi, anak usia dini.
Pendahuluan
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa
hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu
di peroleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya.

Karakteristik tersebut menyangkut fisik.
Perkembangan dapat diartikan sebagai”perubahan
yang progresif dan kontinyu”(berkesinambungan) dalam
diri individu dari mukai lahir sampai mati. Pengertian lain
1Mahasiswa PIAUD, Semester VI, Jl. Raya Panglegur KM 04 Pamekasan,
JawaTimur, Indonesia, Email: karunia@gmail.com

dari perkembangan adalah “perubahan-prubahan yang
dialami
individu
atau
organisme
menuju
tigkat
kedewasaannya atau kematangannya.
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola
atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan
hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan. Begitu banyak
masalah yang terjadi perkembangan sosial emosional anak.

dari latar belakang di atas dapat di ambil rumusan masalah
pertama apa itu pengertian sosial emosional, kedua
bagaiamana proses sosial emosional, ketiga apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
emosional. Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk
mengetahui apa itu pengertian sosial emosional, kedua
untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan sosial
emosional, ketiga untuk mengetahuiapa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan
mampu menambah penegtahuan tentang perkembangan
sosial emosional pada anak usia taman kanak-kanak dan
juga sebagai bahan mengembangkan pengetahuan serta
bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan
dan melihat perkembangan sosial emosional pada anak
uisa taman kanak-kanak.
Pembahasan
Pengertian sosial emosional
Pengertian sosial mulanaya berasal dari bahasa latin
socius yanga rtinya segala sesuatu yang lahir, tumbuh,

serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya
seorang individu memamang sudah ditentukan tidak bisa
hidup terlepas dari bantuan orang lain karena dia tetap
membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain.
Mustahil, bagi seseorang untuk hidup tanpa orang lain jika
dia ingin tumbuh dan berkembang.
Jika ingin benar-benar memahami pengertian sosial
maka pemahaman tersebut tidak bisa terlepas dari struktur
sosial. Struktur sosial yaitu suatu keadaan atau tatanan
dari hubungan-hubungan sosial yang adadalam masyarakat
dimana pihak-pihak tertentu seperti individu, kelas,
keluarga, ataupun kelompak ditempatkan dalam posisi
sosial tertentu berasarkan suatu sistem nilai serta norma
yang berlaku dalam masyarakat di suatu waktu tertentu.
ada juga yang mengartikan struktur sosial sebagai
seperangkat unsur yang mempunyai ciri dan seperangkat
hubungan unsur-unsur tertentu. Jika seperti yang
disebutkan sebelumnya maka pengertian sosial adalah
segala hal yang berkaitan dengan lahir, tumbuh, dan
berkembangnya masyarakat dalam kehidupan bersama. 2

2 Baharuddi, pendidikan Dan Psikologi Perkembangan, (jogjakarta:Arruzz Media, 2014), hlm 184.

2

Jadi, dapat kita jadikan sebagai ilmu nanti ketika
nanti kita sudah jadi seorang pendidik dalam suatu
lembaga kita bisa meneliti anak yang masih belum ada
sosialisasi dengan teman sebangku kita bisa menerapakan
suatu kelompok kecil agar anak bisa berkomunikasi secara
seimbang dengan anak seusianya.
Sedangkan pengertian sosial disini adalah Menurut English,
emosi adalah “A complex feeling sate accompained by
charateristic motor and glandular activies” (suatu keadaan
perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan
Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan”setiap
keadaan pada diri tingkat yang luas (mendalam). 3
Adapun pengertian lain menurut emosi yaitu
luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu
singkat atas keadaan dan reaksi psikologis dan fsiologis

seperti kegembiraan, kesedihan,keharuan. sedangkan
emosional adalah menyentuh erasaan atau mengharukan.
Jadi orang tua pada saat usia prasekolah ini harus sebisa
mungkin membimbing karena pada usia ini mereka juga
berusaha untuk mengatur perasaan dan dorongan
dirinyasendiri.4
Proses perkembangan sosial emosional
pengertian proses perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi,
meleburkan diri menjadi suatu kesatuan da saling
berkomunikasi dan bekerja sama.
Anak dilahirkan belum bersifat dalam arti, dia belum
memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar
tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang
lain.kemampuan ini diperoleh anak memalui berbagai
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang
di lingkungan, baik orang tua, saudar, teman sebaya atau

orang dewasa lainnaya.
Perkembangan sosial anak sangat di pengaruhi oleh
proses perlakuan atau bimbingan orang tua anak sangat
dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang
tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek
kehidupan
sosial,
atau
norma-norma
kehidupan
bermasyarakat serta mendorong dan memeberikan contoh
kepada anaknya bagaiaman menerapakan norma-norma
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan
orang tua itu lazim disebut sosialisasi.
3 Syamsu Yusuf, psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 114-115
4 Https.//dosen psikologi.com>perkembngan sosial emosional anak

3


Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah penting bagi
anak, karena dia masih terlalu mudah dan belum memiliki
pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri
ke arah kematangan. mendeskripsikan tentang upaya yang
dilakukan orang tua dalam rangka sosialisasi dan
perkembangan sosial yang dicapai anak. Sosial ini tidak
terlepas dari bantuan orang lain dengan besosialisasi
mustahil jika seseorang untuk hidup tanpa orang lain jika
dia ingin tumbuh berkembang. Dapat saya ambil
pengertian sosial tidak terlepas dari struktur sosial.
Sedangkan proses perkembangan emosi itu sendiri yaitu
dalam bidang psikologi masih relatif baru. Penelitian
empirik di bidang ini baru dilakukan beberapa tahun lalu
pada awal tahun 1980. Caroll Izad dan kawan-kawannya
mempublikasikan penelitian tentang ekspresi emosi pada
anak.
Kekayaan ekspresi emosi manusia berkembang sesuai
dengan tahap uisa dan pengalaman seseorang. Bayi yang
baru lahir pada umumnya menangis pada usia 6-10
minggu, senyum sosial muncul, diikuti dengan tindakan

yang menunjukkankesenangan lain seperti menggumam
dan menguyah. Senyum sosial ini muncul sebagai
tanggapan dari senyum dan interaksi engan orang
dewasa.bayi mulai dapat tertawa pada usia 3-6 bulan.
Biasanya pada masa ini bayi tertawa seperti karena dicium
perutnya, permaianan petak umpet, dan lainnya. Tertawa
juga
meningkatakan
perkembangan
sosial
karena
memancing interaksi sosial timbal balik.
Saat bayi lebih besar (7-12 bulan), mereka mulai
mengekspresikn rasa takut, jijik, dan marah karena
kematangan kognitif yang memiliki. Kemarahan merupakan
emosi yang ditunjukkan bayi dengan menangis. Emosi
kemarahan memiliki fungsi adaptif yang menunjukkan hal
yang tidak disukai bayi sehingga orang lain dapat
mengetahui ada sesuatu yang harus diubah. Beberapa bayi
menunjukkan ekspresi kesedihan pada keadaan yan tidak

menyenangkan, tetapi kemarahan lebih sering. Ketakutan
juga muncul selama tahap ini jika melihat sesuatu yang
tidak mereka ketahui. Orang tua menjadi sumber pertama
sosialisasi bayi untuk mengkomunikasikan pengalaman
emosinya dalam budaya yang spesifik, melalui proses
peniruan (modeling), dan pengajaran langsung. Selain itu,
dalam ini bayi juga mulai memiliki refrensi sosial. Bayi
mulai mengenali emosi orang lain dan menggunakan
inforasinya utuk bereaksi pada situasi dan orang lain.
Pada usia 1-2 tahun bayi mulai meunjukkan emosi
sekunder seperti malu-malu dan kesombangan. Pada tahap
bayi mulai belajar bahasa yang memungkinkannya lebih
memahami alasan suatu emosi serta mengekpresikannya
secara verbal. Bayi yang berumur 20 bulan dapat
memahami berbagai emosi dan keadaan fisiologisnya
4

seperti kelelahan, tidur, sakit, tertekan, jijik, dan kasih
sayang. Kemampuan ini merupakan langkah pertama anak
dalam tahap perkembangan untuk memiliki kemampuan

mengatur emosi di dalam dirinya (emotional self regulation
skill).
Anak-anak
membutuhkan
orang
tua
untuk
mempelajari hal ini, misalnya dengan bercakap cakap
dengan orang tua mengenai emosinya.5
Pada usia 3-6 tahun, kemampuan anak untuk
menagatur prilaku emosinya meningkat. Orang tua
membantu anak pada usia ini untuk menghadapi emosi
negatif dengan mengajarakan dan mencotohkan dengan
menggunakan penalaran dan penjelasan verbal. Anak yang
mengalami kesulitan untuk mempelajari keterampilan
sering menunjukkan prilaku yang berlebihan (acting out)
atau sebaliknya menarik diri ketika berhadapan dengan
situasi yang mengundang rasa takut dan cemas. Anak pada
usia 3 tahun juga belajar bahwa kemarahan agresivitas
harus dikontrol di depan orang dewasa. Di usia 4 tahun,
anak mulai menguasai kemampuan anak meningkatkan
emosinya yang disesuaikan dengan aturan sosial yang ada.
Keterampilan ini disebut aturan tampilan emosi
(emotional display rules). Aturan khusus sesuai budaya
setempat yang menunjukkan kesesuaian mengekspresikan
emosi pada situasi tertentu. Mulai 5-6 tahun anak dapat
mengembangkan penegertian yang lebih dalam terhadap
emosi orang lain sejalan dengan kemampuan kognitifnya.
Melalui
pengalaman
yang
berulang-ulang,
anak
mengembangkan konsep akibat dari emosi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial emosional
perkembangan sosia lanak sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosialiasi, baik orang tua, sanak keluarga, orang
dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apalbila lingkungan
sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak
akan dapat mencapai perkembangan sosialnyasecara
matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang
kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar; sering
memarahi; acuh tak acuh; tidak memberikan bimbingan;
teladan; pengajaran atau pembiasaan terhadap anak dalam
menerapkan
norma-norma,
baik
agama
maupun
tatkrama/budi pekerti; cenderung menampilkan perilaku
maladjustment, seperti: pertama bersifat minder, kedua
senang
mendominasi
orang
lain,
ketiga
bersifat
egois/selfish, keempat senang mengisolasi diri/menyediri,
kelima kurang memiliki perasaan tenggang rasa, dan
keenam kurang mempedulikan norma dalam berperilaku. 6
5 Novan Ardy Wijayani, Mengelola Dan Mengembangkan Kecerdasan
Sosial & Emosi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014), hlm
6 Ibid, psikologi Perkembangan Anak Remaja, hlm.125-126.

5

Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan sosial antara lain; pertama faktor hereditas,
merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari
orang tuan biologis atau orang tua kandung kepala
anaknya. Mudahnya faktor hereditas ini berhubungan
dengan hal-hal yang diturunkan dari orang tua kepada anak
cucunya. Jadi, dapatlah diakatakn, faktor hereditas
merupakan pemberian biologis sejak lahir, kedua faktor
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarkat, ketiga faktor
umum, jenis kelamin, kelenjar gondok, kesehatan7.
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
diantaranya yaitu ada beberapa contoh tentang pemgaruh
emosi terhadap perilaku individu diantaranya sebagai
sebagai berikut:
Pertama, memperkuat semangat, apabila orang merasa
senang atau puas atas hasil yang telah dicapai. Kedua,
melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena
kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah
timbulnya rasa putus asa (frustasi). Ketiga, mengahambat
atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang
meengalami ketegangan emosi dan isa juga menimbulkan
sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
Keempat, terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi
rasa cemburu dan iri hati. Kelima, Suasana emosional yang
diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap
dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. 8
Kesimpulan
Perkembangan dapat adalah
sebagai”perubahan yang
progresif dan kontinyu”(berkesinambungan) dalam diri
individu dari mukai lahir sampai mati. Pengertian lain dari
perkembangan adalah “perubahan-prubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tigkat kedewasaannya
atau kematangannya. Pengertian sosial mulanya berasal
dari bahasa latin socius yanga rtinya segala sesuatu yang
lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan
bersama. Itu artinya seorang individu memamang sudah
ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan orang lain
karena dia tetap membutuhkan bantuan dan perhatian dari
orang lain. Jadi, dapat kita jadikan sebagai ilmu nanti
ketika nanti kita sudah jadi seorang pendidik dalam suatu
lembaga kita bisa meneliti anak yang masih belum ada
sosialisasi dengan teman sebangku kita bisa menerapakan
suatu kelompok kecil agar anak bisa berkomunikasi secara
seimbang dengan anak seusianya. Ada beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial antara
7 ibid, Mengelola Dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial & Emosi Anak
Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2014), hlm.44-52.
8 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 115

6

lain, pertama faktor hereditas, kedua faktor keluarga,
ketiga faktor umum, jenis kelamin,kesehatan. Faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
emisional,
pertama
memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau
puas atas hasil yang telah dicapai, kedua melemahkan
semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan
dan sebagai puncak dari kegagalan dan sebagai puncak
dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi),
Ketiga menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar,
keempat terganggu penyesuaian sosial, apabila rasa
cemburu dan iri hati, kelima suassana emosional yang
diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnyadi kemudian hari, baik terhadap
diri sendiri maupun terhada orang lain.

Daftar pustaka
Baharudin. pendidikan danpsikologi perkembangan. Jogjakarta:
ar-Ruzz Media, 2014.
Https.//dosen psikologi.com>perkembngan sosial emosional anak
Wiyani, Novan Ardy. Bina Karaktr Anak Usia Dini. Jogjakarta: arRuzz Media, 2013.
Wiyani, Novan Ardy. Mengelola Dan Mengembangkan
Kecerdasan sosial & Emosi Anak Usia Dini. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2013
Yusuf dan Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.

7