Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Te (1)

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

PENGARUH TELADAN KEROHANIAN ORANG TUA TERHADAP
PERTUMBUHAN ROHANI ANAK USIA 10-12 TAHUN DI
GEREJA KIBAID BALANG BODDONG MAKASSAR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan
Stratum Satu (S1) Pendidikan Agama Kristen Protestan Pada
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh
MONICA
NPM: 11022103

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
2016


Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Abstrak
Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
(Dibimbing oleh Ev. Tri Supartini, M.Th).
Tujuan penulisan skripsi adalah Untuk menemukan pengaruh keteladan
kerohanian orang tua mempengaruhi pertumbuhan rohani anak di gereja Jemaat
Kibaid Balang Boddong Makassar. Adapun hasil penelitian adalah sebagai
berikut: Pertama , Orang tua sangat berperan besar bagi pertumbuhan rohani anak
dengan memberikan teladan yang patut diikuti oleh anak. Kedua , teladan
kerohanian orang tua khusus dalam kesetiaan beribadah baik di gereja dan di
keluarga akan menghasilkan anak yang setia dalam beribadah. Menjadi teladan
bagi anak dalam hal beribadah bukan hanya secara verbal tetapi tindakan langsung
dari orang tua terhadap anak. Ketiga , orang tua yang setia dalam doa, akan
menghasilkan anak yang suka berdoa karena anak selalu melihat apa yang orang
tua lakukan bukan apa yang orang tua katakan. Sama halnya juga orang tua setia
dalam beribadah dan membaca firman Tuhan. Keempat, keluarga yang bertumbuh

secara rohani nampak dalam kehidupannya, bagaimana orang tua dan anak
memiliki karakter Kristus seperti: mengasihi sesama dengan memberikan
pertolongan, sabar, jujur dan mampu mengendalikan diri saat diganggu oleh orang
lain. Kelima , Hasil keseluruhan teladan rohani orang tua kepada anak usia 10-12
tahun di jemaat Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar cukup baik, sehingga
ini berpengaruh terhadap pertumbuhan rohani anak. Tetapi ada beberapa tindak
langsung orang tua yang belum dilihat oleh anak.
Kata kunci: Kerohanian, Orang Tua, Rohani Anak Gereja KIBAID, Balang
Boddong, Makassar.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Orang tua adalah wakil Allah di dalam dunia ini, secara khusus dalam hal
tumbuh kembang anak, sejak dari dalam kandungan sampai dewasa. Peran orang

tua bukan hanya membesarkan secara fisik saja, tetapi juga pertumbuhan secara
mental, karakter dan spiritualnya. Untuk itu orang tua harus memberikan teladan
baik secara mental, karakter, dan spiritual. Melihat perkembangan zaman modern
sekarang ini yang semua serba mudah membuat anak dapat memenuhi
informasinya yang lengkap dan luas dengan cara yang mudah, cepat, bahkan
kadang tanpa tersaring atau filter sehingga anak mudah meniru informasiinformasi yang tidak tersaring tersebut sebagai teladan baginya, maka para orang
tua diharapkan menjadi teladan dalam segala hal seperti perilaku, tindakan dan
kerohanian yang baik sehingga anak-anak bisa melihat bagaimana pola kehidupan
orang tua yang membesarkan, merawat, membina serta menjadi pola yang bisa
diteladani oleh anak. Anak-anak harus mendapat didikan dari orang tua yang sehat
dalam mental, karakter yang baik dan kerohanian yang dewasa.
Simanjuntak dan Roswita Ndraha mengatakan bahwa

Julianto

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Kerohanian anak bisa dibentuk jika orang tua bisa menjadi teladan bagi

anaknya. Apa yang mereka perkatakan sama dengan keseharian mereka, maka
itu akan membentuk kerohanian anak. Banyak anak yang bermasalah karena
apa yang diajarkan oleh para orang tua tidak sama dengan apa yang mereka
hidupi. Padahal jika orang tua bisa menjadi role model bagi anaknya, maka itu
akan mempermudah mereka membangun kepercayaan spiritual dari anaknya.1
Itu berarti sebagai orang tua harus memiliki kehidupan rohani yang baik
sehingga dapat juga menjadi role model bagi anak sebagaimana seharusnya orang
tua berikan kepada anak-anaknya.
Pertumbuhan secara rohani bagi seorang Kristen yaitu semakin dewasa
dalam kepercayaannya kepada Tuhan dan semakin bertumbuh. Dan anak tersebut
akan semakin mengutamakan Tuhan atau semua-semuanya Tuhan.2 Seperti yang
dikemukakan oleh Tri Budiarto dari segi aspek spiritual anak, dia menjelaskan
bahwa anak termasuk dalam karya keselamatan Allah.3 Hal ini menunjukkan
betapa penting orang tua memperhatikan aspek rohani si anak. Karena sejak dari
mulanya Allah mempunyai rencara bagi masing-masing anak.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa lingkungan keluaraga adalah
sebuah unsur yang memiliki kekuatan dalam pembentuk karakter seorang anak
sehingga lingkungan di mana seorang anak hidup haruslah lingkungan yang dapat
memberikan hal-hal positif untuk pertumbuhan karakter dan spiritual


anak.

Dalam lingkungan yang memiliki kegairahan spiritual akan menghasilkan anak-

1
Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, Membangun Harga Diri Anak (Yayasan
Peduli Konseling Nusantara, 2010), 21- 22.
2
Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha, Mendidik Anak Sesuai Zaman Dan
Kemampuannya (Jakarta: Layanan konseling Keluarga dan karir, 2007), 154-155.
3
Tri Budiardjo, Pelayanan Anak yang Holistik (Yogyakarta: ANDI, 2011), 54.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

anak yang juga memiliki kegairahan dalam kerajaan Allah.4 Tommy Teney
mengatakan “kode genetik gairah rohani dapat diturunkan melalui DNA rohani
kepada anak-anak, maksudnya bahwa orang tua yang bergairah dalam pengejaran

Tuhan dapat menghasilkan anak-anak yang bergairah dalam Kerajaan Allah”.5
Itu berarti seorang anak seharusnya hidup dalam lingkungan keluarga yang
sehat secara spiritual, tetapi bagi orang tua yang tidak memiliki waktu yang
cukup dalam melihat proses perkembangan anaknya dikarenakan terlalu sibuk
dengan pekerjaan atau kurang memperhatikan bagaimana seharusnya orang tua
menjadi teladan bagi anak-anaknya melalui kesetiaannya dalam persekutuan serta
menghidupi kebenaran Firman Tuhan, maka keberadaan anak tidak akan sama
dengan yang diharapkan oleh orang tuanya. Dibutuhkan sebuah keluarga yang
utuh sebagaimana seharusnya, maka anak harus berada dalam binaan orang tua
yang dapat menjadi contoh dan teladan yang benar khususnya dalam hal
pertumbuhan spiritualnya. Seperti yang dikemukakan oleh Thanthawy Djauhary
yang dikutip langsung bapak Safrudin Aziz dalam buku yang berjudul
“Pendidikan Keluarga” bahwa orang tua yang terlalu sibuk bekerja terkadang
memiliki waktu sedikit untuk keluarga khususnya untuk anak, sehingga banyak
keluarga kehilangan peranannya terhadap anak.6

4
Tommy Tenney dan Thetus Tenney, Bagaimana Menjadi Seorang Pemburu Tuhan dan
Pemburu Anak (Jakarta: Immanuel, 2004), 7.
5

Tommy Tenney dan Thetus Tenney, Bagaimana Menjadi Seorang Pemburu Tuhan
Dan Pemburu Anak, 13.
6
Safruddin Aziz, Pendidikan Keluarga (Yogyakarta: Gava Media, 2015), 25.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Gereja Kerapatan Injili Bangsa Indonesia (KIBAID) tepatnya gereja
Kibaid Balang Boddong Makassar, memiliki latar belakang keluarga yang
berbeda-beda, seperti latar belang pekerjaan orang tua ada PNS, karyawan Swasta,
wiraswasta, dan buruh. Pengamatan penulis bahwa orang tua masih belum dapat
memberikan teladan dalam hal pertumbuhan kerohanian anak, hal ini dikarenakan
masih adanya keluarga yang hanya menasehati saja tetapi masih kurang dalam
memberikan teladan dari nasehat yang diberikan kepada anaknya. Inilah salah satu
yang menyebabkan anak sekolah minggu masih ada yang berperilaku tidak sopan,
seperti datang ibadah sekolah minggu hanya menggangu teman-temanya, datang
terlambat, melawan saat ditegur, dan bahkan melontarkan perkataan kasar kepada
guru sekolah minggu. Kemudian kerohanian anak terlihat mengalami penurunan

seperti anak kurang suka menghafal ayat, saat disuruh berdoa menolak, saat
mendengarkan firman Tuhan anak kurang memperhatikan dan terkadang anak
sibuk bercerita dengan teman yang ada di sampingnya.
Selain masalah-masalah anak yang terjadi di sekolah minggu ternyata ada
seorang anak sekolah minggu yang bernama N T (bukan nama asli) yang berada
di kelas 6 pada saat ini mengalami masalah yang sama. Seperti orang tuanya
menyuruh pergi ke sekolah, ternyata N T tidak ke sekolah atau malas pergi ke
sekolah. Bahkan pernah N T berangkat dari rumah dengan mengunakan seragam
sekolah, ternyata N T tidak sampai ke sekolah. Sehingga orang tuanya
memutuskan untuk setiap hari selalu mengantarkan anaknya sampai ke sekolah.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Sebenarnya anak-anak sudah mendapatkan nasehat dari orang tuanya tetapi anak
masih belum melihat perilaku nyata sehingga masih ada yang berperilaku tidak
sesuai dengan Firman Tuhan.
Dengan demikian, nampak bahwa orang tua tidak memberikan teladan
yang baik dalam mendidik, membina, mengarahkan anak mereka untuk memiliki

karakter atau kepribadian yang baik khususnya dalam pertumbuhan karakter dan
kerohanian anak-anak. Keadaan ini dapat terlihat saat anak berada di dalam
lingkungan sebayanya. Dengan kondisi kerohanian yang dangkal, kedewasaan
rohani orang tua tidak hanya dimulai dari seberapa rajin mereka mengikuti ibadah
dan keterlibatan dalam pelayanan, tetapi dari bagaimana mereka dapat
membangun hubungan dengan orang lain termasuk anak. Dalam membangun
komunikasi khususnya dengan anak, orang tua perlu menggunakan kata-kata yang
membangun dan tidak meruntuhkan mental anak. Seperti yang Firman Tuhan
katakan di dalam Titus 2:7 “dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam
berbuat

baik.

Hendaklah

engkau

jujur

dan


sungguh-sungguh

dalam

pengajaranmu.” Dalam hal kerohanian, orang tua harus memberi contoh bahwa
apa yang dilakukan selaras dengan nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Dengan
demikian orang tua dapat menjadi teladan yang baik, dan menjadi cerminan bagi
seorang anak dalam berperilaku atau pertumbuhan rohani. Seperti yang dikatakan

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Herman Elia bahwa dalam berperilaku di sini bukan soal apa kata orang, atau apa
yang anak dengarkan tetapi apa yang anak liat dari yang orang tuanya lakukan.7
Alasan mengapa penulis memilih usia 10-12 tahun atau kelas madya
dalam penulisan skripsi ini, karena pada saat ini penulis sedang mengajar di kelas
tersebut. Sehingga mudah bagi penulis untuk dapat mengamati pertumbuhan
kerohanian anak didik dihubungkan dengan kehidupan rohani orang tua mereka.

Itulah sebabnya penulis ingin meneliti hal tersebut dan membahasnya
dalam bentuk penulisan skripsi yang berjudul: PENGARUH TELADAN
KEROHANIAN ORANG TUA TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI
ANAK USIA 10-12 TAHUN DI GEREJA KIBAID BALANG BODDONG
MAKASSAR.
Pokok masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas maka pokok masalah yang
akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :
Sejauh mana pengaruh kehidupan rohani orang tua terhadap pertumbuhan
rohani anak usia 10-12 tahun di Gereja Kibaid Balang Boddong Makassar.
Tujun penulisan

7

Herman Elia, Membentuk Sikap Hati Anak (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2011), 29.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Untuk

menemukan

pengaruh

keteladan

kerohanian

orang

tua

mempengaruhi pertumbuhan rohani anak di gereja Jemaat Kibaid Balang
Boddong Makassar.
Manfaat Penulisan

Pertama , Sebagai dasar pemikiran bagi pembaca untuk dapat memahami

bahwa orang tua harus memiliki teladan kehidupan rohani yang baik, supaya
dapat memberikan dampak yang baik dalam pertumbuhan rohani anak.
Kedua , Sebagai dasar pemikiran bagi penulis untuk menyadari bahwa

kehidupan rohani orang tua harus mengalami pertumbuhan dan kedewasaan
untuk dapat membina anak kepada kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Ketiga, Sebagai dasar bagi orang tua Gereja Kibaid Balang Boddong

untuk memiliki kerohanian yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan,
sehingga anak bisa meneladaninya.
Keempat, sebagai syarat kelulusan penulis di sekolah tinggi teologia

Jaffray Makassar
Metode penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Penelitian kuantitaf dengan cara pengumpulan data melalui angket,
wawancara, observasi langsung di lapangan dan meninjau buku-buku yang
menjadi referensi sebagai acuan dalam penyelesaian penulisan karya ilmiah ini.
Batasan penulisan

Dalam skripsi ini penulis hanya ingin membahas mengenai Pengaruh
Kerohanian

orang tua terhadap pertumbuhan rohani anak madya usia 10-12

tahun di Gereja Kibaid Balang Boddong Makassar.
Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca, penulis menguraikan
sistematika skripsi sebagai berikut :
Bab I, merupakan pendahuluan : latar belakang masalah, pokok masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan, batasan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II, merupakan pembahasan secara umum mengenai peran orang tua,
teladan orang tua, teladan dalam kerohanian, pertumbuhan rohani anak usia 10-12
tahun dan hasil pertumbuhan rohani anak.
Bab III, Metodologi penelitian

yang menjelaskan tentang: gambaran

umum tentang lokasi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data melalui angket, wawancara dan pengamatan, dan teknik analisa
data.
Bab IV, Hasil penelitian, dan kesimpulan analisa data.

Monica. “Pengaruh Teladan Kerohanian Orang Tua Terhadap Pertumbuhan
Rohani Anak Usia 10-12 Tahun Di Gereja KIBAID Balang Boddong Makassar.”
Skripsi, S.Pd.K, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Bab V, penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.