CERDAS BAHASA CERDAS KOMUNIKASI visual

CERDAS BAHASA
CERDAS
KOMUNIKASI
PENDAHULUAN
1.

Bahasa adalah untuk berkomunikasi dan berinteraksi serta menunjukan pentingnya
mempelajari suatu bahasa.Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, kita sulit menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan kita kepada orang lain.Hal itu karena kesalahan dalam
menyusun kalimat bisa mengakibatkan perubahan makna dan bisa jadi lawan bicara tidak
bisa menangkap apa yang sebenarnya kita sampaikan.

Cerdas Berbahasa yang biasa disebut Hard Skill merupakan kompetisi atau kemampuan
teoritis tentang bahasa. Hal ini merupakan salah satu perwujudan dari salah satu strategi belajar
yaitu kongnitif, memainkan komponen kecerdasan. Setelah menguasai kompetensi atau
kemampuan teoritis tentang bahasa, cerdas bahasa juga dapat ditunjukan dengan performansi
yang merupakan perwujudan dari strategi belajar lainnya yaitu sosio afektif, sikap sosial.Ada tiga
tujuan mempelajari bahasa.Pertama untuk meningkatkan kecerdasan bahasa.Kedua untuk
menjadikan kita betenggger di level superior,diantaranya ada beberapa level dalam mempelajari
bahasa yaitu, Novice,Intermediate,Advance,Superior.Ketiga mencintai negara sendiri
Cerdas Komunikasi yang biasa disebut Soft Skill adalah kemampuan yang dapat ditinjau

dengan membutuhkan waktu atau proses lama.Untuk itu betapa petingnya mengetahui teknikteknik berkomunikasi yang baik dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari.Disamping itu,komunikasi yang baik tidak sekedar cukup mengandalkan tata bahasa dengan
kata-kata terbaik,tetapi perlu emosi,ekspresi,dan persepsi positif,agar pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.

CERDAS BAHASA
Cerdas Bahasa, cedas bahasa atau profisiensi adalah kemahiran seseorang dalam berbahasa
(kemahiran bahasa).Menurut salah satu teori cerdas bahasa itu terdiri dari 4 level,yakni:
1. Novice atau Tingkat pemula
Pada level novice atau tingkat pemula terdapat 3 sub-tingkatan , yakni low novice, medium
novice, dan high novice.
2. Intermediate atau tingkat menengah
Pada level intermediate ada 3 sub-tingkatan, yakni low intermediate, medium intermediate,dan
high intermediate.
3. Advance atau tingkatan yang mengalami kenaikan
Ada 2 sub-tingkat dalam tingkat advance, yakni ordinary advance atau advance biasa dan
advance plus.
4. Superior
Memiliki 1 sub-tingkat
Setiap level memiliki ciri-ciri kemampuan tertentu yang terurai dibawah ini
1. Seseorang berada di tingkat novice jika memiliki ciri-ciri:

> Adanya pengulangan dalam berucap
> Adanya jeda panjang,
> Adanya interferensi (pencampuran) bahasa pertama,
> Serta mampu mengungkapkan narasi dan deskripsi secara garis besar.
2. Seseorang berada di tingkat intermediate jika memiliki ciri-ciri:
> Masih adanya pengulangan dan jeda panjang dalam berucap,
> Adanya perjuangan berat dalam bertanya jawab
> Adanya gejala mengatasi kesulitan
> Mampu mengungkapkan narasi dan deskripsi tidak hanya garis besarnya saja,tapi mampu
mengungkapkannya secara detail atau merinci.
3. Seseorang berada di tingkat advance plus jika memiliki ciri-ciri:
> Mampu menggunakan bahasa dengan tata bahasa dan kosakata yang cenderung akurat
> Bersikap kritis terhadap penggunaan bahasa di lingkungannya
> Ada percaya diri saat berbahasa resmi
4. Seseorang berada di tingkat superior jika memiliki ciri-ciri:
> Mampu berdebat dengan cerdas(mengutarakan gagasan dengan detail dan argumen)
> Mampu memainkan strategi komunitatif dalam bertutur,berceramah,atau berpidato dengan
retorika (Eloquent language)

Demikianlah perlu saya kemukakan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SBA hanya

diperlukan level Advance dan Superior

 CERDAS KOMUNIKASI
> Pendahuluan
Kecerdasan dalam berkomunikasi sangat erat kaitannya dengan communication
inteligence quotion atau communication quotion. Jika kecerdasan dalam berbahasa
merupakan hard skill, kecerdasan dalam berkomunikasi merupakan soft skill. Soft skill ialah
kemampuan seseorang yang tidak bisa diidentifikasi secara cepat. Soft skill seseorang tidak
bisa diidentifikasi secara cepat, dengan kata lain, butuh waktu untuk mengetahui soft skill
seseorang.
Kecerdasan dalam berkomunikasi tidak kalah penting dengan kecerdasan dalam
berbahasa, bahkan beberapa perusahaan lebih mengutamakan karyawannya yang mempunyai
kecerdasan dalam berkomunikasi atau soft skill dibanding kecerdasan dalam berbahasa atau
hard skill.
Tujuan cerdas komunikasi adalah kebagusan bahasa, keramahan, kesantunan, kemapuan
beradaptasi, kemampuan meyakinkan, dan kepemimpinan. Berikut ini merupakan penjelasan dari
CQ,IQ,EQ,SQ,ESQ:
>CQ (Communication Quotients)
kecerdasan komunikasi, atau CQ adalah teori bahwa komunikasi adalah perilaku
keterampilan berbasis yang dapat diukur dan dilatih.CQ mengukur kemampuan orang untuk

berkomunikasi secara efektif dengan satu sama lain.Artikel ilmiah pertama mengacu CQ adalah
dengan Robert Service di CQ: Quotient Komunikasi bagi para profesional IS.Artikel ini
diterbitkan pada tahun 2005 dalam Journal of Ilmu Informasi . Pada tahun 2010 di TED
Perempuan, Clare Munn berbicara tentang pentingnya Quotient Komunikasi kami di dunia yang
semakin digital.
Perkembangan CQ sebagai teori dan konsep dapat ditelusuri kembali ke menantang IQ
semaksimal menjelaskan kemampuan kognitif pada tahun 1983, berdasarkan Howard Gardner
dengan nya Teori kecerdasan ganda . [3] Dalam pandangan Gardner, jenis tradisional kecerdasan ,
seperti sebagai IQ, gagal untuk sepenuhnya menjelaskan kemampuan kognitif .Perkembangan
CQ adalah bagian dari tren untuk menganalisis dan memahami kecerdasan manusia , tren yang
dipimpin oleh Daniel Goleman 's kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.
The Times of India pada tahun 2005, dalam sebuah artikel berjudul Pergeseran dari IQ, disebut
CQ sebagai kemampuan perusahaan multi-nasional pengujian untuk kalangan lulusan India.Pada
tahun 2005 Craig Harrison dalam Meningkatkan Anda Komunikasi Quotient menggambarkan
keterampilan CQ khususnya di hal komunikasi di tempat kerja.Pada tahun 2007 Clare Munn dan
Maria Bello didefinisikan CQ sebagai "Ekspresif & reseptif Intelligence" jembatan komunikasi
antara IQ dan EQ. Pada tahun 2011 Alistair Gordon dan Steve Kimmens di The CQ Manifesto
didefinisikan CQ sebagai " mengatakan hal yang benar dengan cara yang benar kepada orang
yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara sedemikian rupa sehingga pesan yang diterima
dan dipahami sebagai yang dimaksudkan ".

Di Robert Service 2005 artikel yang disajikan hasil bagi komunikasi sebagai tipe terukur dan
bisa ditingkatkan kecerdasan, khusus untuk IT dan IS profesional. Layanan aergues bahwa

peningkatan kemampuan komunikasi akan memungkinkan individu kesempatan untuk naik di
jajaran organisasi. Artikel ini menyajikan dua model untuk menjelaskan komunikasi, yang
pertama adalah model komunikasi dua arah dan yang kedua adalah pengukuran CQ dan
perbaikan matriks
> IQ (Intelligence Quotients)
Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu,
kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa
dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak
dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat
meningkat dari proses belajar. Kecerdasan intelektual adalah bentuk kemampuan individu untuk
berfikir,mengolah dan berrusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara maksimal secara
terarah.Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas menjadi 7 kali lebih cerdas ( Dalam
Habsari 2004 : 3) membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara lain adalah sebagai berikut:
Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : profesi yang cocok untuk tipe
keceerdasan ini antra lain arsitak, seniman, designer mobil, insinyaur,designer graffis,
komputer, kartunis,perancang intrior dan ahli fotografi.
Kecerdasan verbal / linguistik ( kecerdasan Berbicara): Profesi yang cocok baagi mereka

yang memiliki kecerdasan ini antara lain: pengarang atu menulis,guru.penyiar
radio,peeemandu acara ,presenter, pengacara, penterjemah,pelawak.
Kecerdasan musik: Profesi yang cocok bagi yang memiliki ini adalah peenggubah lagu,
pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio
mixier( pemandu suara dan bunyi).
Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka); Profesi yang cocol bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah ahli metematika ,ahli astronomi,ahli pikir, ahli forensik, ahli
tata kota , penaksir kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem komputer,ahli gempa.
Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ).Profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki
kecerdasan ini adalah ulama,pendeta,guru,pedagang , resepsionis ,pekerja sosial,pekerja panti
asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli melobi, manajer sumber daya
manusia.
Kecerdasan intrapersonal ( ceeerdas bergaul ): profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah peeliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli
purbakala, ahli etika kedokteran.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir
secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir

rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara
keseluruhan.
Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :

TINGKAT
KECERDASAN
Genius
Sangat Super
Super
Normal
Bodoh
Perbatasan
Moron / Dungu
Imbecile
Idiot

IQ
Di atas 140

120-140
110-120
90-110
80-90
70-80
50-70
25-50
0-25

> EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan,
serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan
sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan
lingkungan sekitarnya.Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan,
dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya
menyenangkan dan didambakan oleh oaraang lain. Daniel Goleman didalam buku kecerdasan
emosi memberi tujuh kerangka kerja kecakapan ini, yaitu:

Kecakapan pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.
Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri sendiri dan rasa
percaya diri yang tinggi.
Pengaturan diri : yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan mengembangkan
sifat dspst dipercaya , kewaspadaan , adaptabilitas, dan inovasi.
Motivasi : yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi , berkomitmen, berinisiatif, dan
optimis.

Kecakapan sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang harus menangani
suatu hubungan.
Empati : yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain, berorientasi pelayanan
dengan mengambangakan orang lain. Mengatasi keragmana orang lain dan kesadaran politis.
Ketrampilan sosial: yaitu betuk kecakapan dalam menggugah tenggapan yangdikrhendaki
pada orang lain . kecakapan ni meliputi pengaruh , komunikasi, kepemimpinan,
katalisatorperubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaboradi dan kooperasi serta
kemampuan tim.
Beberapa
pengertian
EQ
yang

lain,
yaitu
:
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri,
emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri
dalam berhubungan dengan orang lain (Golleman, 1999). Emosi adalah perasaan yang dialami
individu sebagai reaksi terhadap rangsang yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari orang
lain. Emosi tersebut beragam, namun dapat dikelompokkan kedalam kategori emosi seperti;
marah, takut, sedih, gembira, kasih sayang dan takjub (Santrock, 1994).
>Kemampuan mengenal emosi diri adalah kemampuan menyadari perasaan sendiri pada saat
perasaan itu muncul dari saat-kesaat sehingga mampu memahami dirinya, dan mengendalikan
dirinya, dan mampu membuat keputusan yang bijaksana sehingga tidak ‘diperbudak’ oleh
emosinya.
>Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menyelaraskan perasaan (emosi) dengan
lingkungannnya sehingga dapat memelihara harmoni kehidupan individunya dengan
lingkungannya/orang
lain.
>Kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan memahami emosi orang lain
(empaty) serta mampu mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain yang
dimaksud.

>Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan mengarahkan segala
daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan dan cita-citanya. Peran memotivasi diri
yang terdiri atas antusiasme dan keyakinan pada diri seseorang akan sangat produktif dan efektif
dalam
segala
aktifitasnya
>Kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi orang lain atau
emosi diri yang timbul akibat rangsang dari luar dirinya. Kemampuan ini akan membantu
individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara memuaskan dan mampu berfikir
secara
rasional
(IQ)
serta
mampu
keluar
dari
tekanan
(stress).
Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada
pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang
pada komitmen.Makanya, orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan segala sesuatunya
dengan
lebih
baik.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh
yang manusiawi.Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai
sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya didapat lewat
panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati.
Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang
didapat
dari
panca
indra.
Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk
kemudian disikapi secara manusiawi.Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang

lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non
verbal. Semua pemahaman tersebut akan menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan lingkungannya Dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus
kehidupan sosialnya juga baik. Tidak lain karena orang tersebut dapat merespon tuntutan
lingkungannya
dengan
tepat
.
Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi,
kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh karena itu EQ
mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra personal) seperti self awamess
(percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation (mengatur diri), dan terhadap
orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan memahami orang lain dan social skill
yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik .
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi
situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan.Mantan Presiden Soeharto dan Akbar
Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, mampu
mengendalikan
emosinya
dalam
berkomunikasi.
Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin “hablun min al-naas”. Pusat dari EQ
adalah “qalbu” .Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam, mengubah sesuatu yang
dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani.Hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat
diketahui oleh otak. Hati adalah sumber keberanian dan semangat , integritas dan komitmen. Hati
merupakan sumber energi dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar,
menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani.
> SQ (Spiritual Quotient)
Adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan
mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu( Agus Nggermanto,Quantum
Quotient,2001). Menurut Damitri Mhayana dalam Habsari ,2004. Ciri-ciri seseorang yang
memiliki SQ tinggi adalah sebagai berikut:
Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ)
adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ
tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi
menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada
masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta
menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan
spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi
kepentingan
umat
manusia
dan
Tuhan
yang
sangat
dicintainya.
Selain IQ, dan EQ, di beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual (SQ =
Spritual Quotiens). Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul ”Spiritual Intelligence : the
Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa SQ adalah inti dari
segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilainilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan membawa seseorang untuk mencapai
kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa

potensi dalam dirinya. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan juga ada
kekurangannya.Intinya, bagaimana kita bisa melihat hal itu.Intelejensia spiritual membawa
seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan Sang
Maha
Pencipta.
Denah Zohar dan Ian Marshall juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan
untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku
dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan
untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi
dalam diri kita.Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan,
karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya.Jadi seharusnya
IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan
kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan.Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah
model ESQ yang merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul
(Spiritual).
Selain itu menurut Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001, IQ bekerja
untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan),
maka
SQ
(spiritual
quotient)
menunjuk
pada
kondisi
‘pusat-diri’
Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat
internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik
kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi
oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi terkapling-kapling sedemikian
rupa.Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa.Orang yang ber-SQ tinggi
mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa,
masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia
mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Mengenalkan SQ Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah SQ tidak mesti berhubungan
dengan agama.Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu
seseorang membangun dirinya secara utuh.SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai.Tidak
mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu
sendiri.
> ESQ (Emotional and Spiritual Quotient)
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan
gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual.
Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal
(manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita
lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.
Training ESQ ada 7 Tingkat diantaranya:
ESQ
Basic
Training
Pada training awal ini peserta akan memperoleh pemahaman tentang konsep dasar ESQ serta

merasakan pengalaman spiritual yang akan mengubah hidup peserta ke arah yang lebih baik.
ESQ Basic Training ini memiliki beberapa jenis kelas yaitu Kelas Eksekutif, Kelas
Profesional, Kelas Reguler, Kelas Mahasiswa, Kelas Remaja dan Kelas Anak-anak.
ESQ
Mission
Statement
Training ini membantu peserta untuk memiliki visi yang jelas & misi yang kuat. Setelah
mengikuti training ini peserta ber-hak menyandang YELLOW BELT dengan predikat
Bintang 1.
ESQ
Character
Building
Melalui training ini peserta akan menjadi seorang pribadi yang memiliki karakter kuat dan
tangguh. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang GREEN BELT dengan
predikat Bintang 2.
ESQ
Self
Control
Kemampuan untuk mengendalikan diri serta mengalahkan semua kelemahan adalah hasil
yang akan peserta peroleh dari training ESQ Self Control. Setelah mengikuti training ini
peserta berhak menyandang BLUE BELT dengan predikat Bintang 3.
ESQ
Strategic
Collaboration
Di dalam training ini peserta akan diajak untuk menemukan potensi yang tak ternilai yaitu
kolaborasi serta menciptakan tim kerja yang solid. Setelah training ini peserta berhak
menyandang DARK BLUE BELT dengan predikat Bintang 4.
ESQ Total ActionUntuk mewujudkan sebuah ide menjadi kenyataan maka diperlukan
kemampuan untuk mengeksekusi, dan itulah yang akan peserta dapatkan dalam training ESQ
Total Action. Setelah mengikuti training ini peserta berhak menyandang BROWN BELT
dengan predikat Bintang 5.
ESQ Star LeaderPeserta akan diminta mengajukan sebuah ide proyek sesuai dengan
bidang & keahlian masing-masing, demi terwujudnya Indonesia dan Dunia Emas. Dalam
pelaksanaannya peserta akan didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah
menyelesaikan proyek ini peserta berhak menyandang BLACK BELT dengan predikat
Bintang 6.
Metodologi Training Peserta ESQ akan dituntun untuk membangkitkan 7 nilai dasar: jujur,
tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Nilai-nilai ini sesungguhnya
sudah tertanam dalam diri manusia sejak lahir. Melalui training ESQ ini peserta diarahkan untuk
dapat mencapai nilai-nilai dasar tersebut dan membantu membangkitkan kekuatan tersembunyi
serta mengerahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang lebih produktif.
Keuntungan Bagi Peserta ESQ
Melalui ESQ Model peserta akan diajak untuk menciptakan sebuah titik keseimbangan antara
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi, dan Kecerdasan Spiritual, membebaskan diri dari
berbagai macam gangguan yang menghalangi seluruh potensinya, serta mengerahkan seluruh
kekuatan tersebut untuk menciptakan pembaharuan dalam kehidupan dan pekerjaannya, menjadi
pribadi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan. Bagi Anda yang ingin mencoba Training
ESQ silahkan cari di internet banyak yang menerima untuk pelatihan ESQ ini. Insyaallah
Training ESQ ini bermanfaat bagi kehidupan kita seharai-hari.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa kecerdasan seseorang tidak hanya dilihat dari seberapa tinggi
IQ orang tersebut melaikan harus seimbangnya CQ,EQ,ESQ

> Ide
Menurut John D. Rockefeller dalam buku (Dale Carnegie.How to Win Friends and Influence)
kemampuan berurusan dengan manusia (berkomunikasi) berharga lebih mahal daripada yang
lainnya yang berada di bawah matahari ini
Ide yang bisa saya ambil dari John D. Rockefeller adalah kemampuan berkomunikasi penting
dalam kehidupan,selain melihat dari aspek IQ,aspek CQ,EQ,ESQ mendukung seseorang untuk
berkomunikasi.

> Bukti-bukti