PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH KARAMUNTING SEB
PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH
KARAMUNTING SEBAGAI PENGGANTI GULA
MERAH DALAM PEMBUATAN KUE
TRADISIONAL INDONESIA “KLEPON”
DISUSUN OLEH :
DWI KHAIRANI
FEBRY UTAMI
TIA ARIYANTI
KELAS XI IPA 4
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BATAM
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya
Proposal Penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Berdasarkan hasil
pencarian, penelitian, dan analisis data, Kami akan membahas tentang “Pemanfaatan
Ekstrak Buah Karamunting Sebagai Pengganti Gula Merah Dalam Pembuatan Kue
Tradisional Indonesia ‘Klepon’ ”.
Dalam penyelesaian penelitian sampai Penulisan makalah laporan penelitian,
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Abu Bakar, selaku kepala sekolah SMAN 3 Batam yang telah
memberi kesempatan kepada Penulis menyampaikan studi.
2. Bapak Adi Saputra, selaku guru pembina muatan lokal : Metodologi
Penelitian IPA, yang berkenan memberi masukan terhadap Laporan
Penelitian ini. Banyak sekali saran Bapak yang Kami jadikan bahan untuk
menyempurnakan Laporan Penelitian ini.
3. Ibu Purwantini, pengawas perpustakaan, yang telah memberikan izin untuk
melakukan studi pustaka
4. Guru, Karyawan, dan Siswa SMAN 3 Batam yang telah bersedia menjadi
responden, memberikan saran dan masukan Anda sangat berguna bagi Kami
untuk menyempurnakan penelitian ini
5. Semua pihak yang Penulis tidak dapat sebut satu persatu
Penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, Penulis senantiasa mengharapkan masukan dari Pembaca demi
penyempurnaan Proposal Penelitian ini berikutnya. Harapan Penulis, semoga
Laporan Penelitian ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Batam, September 2011
Penulis
1
ABSTRAK
Karamunting adalah sejenis tanaman liar dengan pohon berkayu. Di padangpadang terbuka tingginya hampir serata tinggi orang-orang dewasa. Buahnya yang
matang kira-kira tiga per empat buah anggur. Kulitnya seperti beludru, tak licin
mengilat, kecuali jika baru tersiram hujan. Di dalamnya berbiji seperti biji anggur,
daging seperti anggur, hanya terasa lebih berserat, tak terlalu mengandung air, dan
rasanya manis.
Oleh karena itu, diharapkan buah Karamunting ini dapat dijadikan sebagai
pengganti dari gula merah. Karena teksturnya yang tidak begitu mengandung air dan
rasanya juga cukup manis. Selain itu, diharapkan buah Karamunting ini dapat
meningkat nilai ekonomisnya. Daripada hanya sebagi rumput ilalang saja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memcari jawaban/kejelasan mengenai suatu gejala yang
terbentuk bila suatu variabel diubah (Saskiawan, 2010).
Kata kunci:
2
Anggur
Eksperimen
Gula merah
Karamunting
Ochthocharis tornensis
Rhodomyrtus tomentosa
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
1.3 TUJUAN MASALAH.............................................................................. 2
BAB II......................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 3
2.1 BUAH KARAMUNTING.........................................................................3
2.2 KLASIFIKASI....................................................................................... 3
2.3 KHASIAT KARAMUNTING.....................................................................4
BAB III........................................................................................................ 6
METODOLOGI............................................................................................. 6
3.1 METODE PENELITIAN..........................................................................6
3.2 POPULASI & SAMPEL PENELITIAN........................................................6
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN.....................................................................7
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA..............................................................7
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA.......................................................................7
BAB IV........................................................................................................ 8
PEMBAHASAN............................................................................................. 8
BAB V......................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................... 9
KESIMPULAN........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karamunting ada plesetan (kerabunting), sangat digemari sewaktu kecil di
sekitar hutan-hutan atau di pinggir rumah warga, dengan tinggi lebih kurang satu
meter bahkan ada yang setinggi orang dewasa di padang terbuka. Dengan rasa yang
gurih dan manis, tak lepas dari ecapan lidah ketika menikmatinya. Mungkin
sekarang, sudah jarang terlihat karena maraknya tambang inkonvensional yang
menggantikannya.
Ada istilah, tak perlu dirawat, tapi tetap tumbuh dan berkembang serta
menghasilkan bunga yang indah dan berbuah dari kelopaknya. Jika dikaji kembali
dan merenungkannya sedikit, ternyata jenis tumbuhan seperti itu terbiarkan begitu
saja. Kedengarannya agak mustahil mau diolah, dikemas atau dibuat sari buah? Tapi
semuanya mungkin saja terjadi, asal ada keinginan kuat untuk berpikir mengolahnya
dari biasa menjadi sesuatu yang bernilai tambah!
Secara ekonomis, cost yang dikeluarkan ternyata cuma membutuhkan biaya
yang minim untuk memeliharanya. Memang seharusnya, di propinsi ini harus ada
pihak-pihak yang memikirkan hal-hal yang sebenarnya sering dilihat dan sudah
sangat familiar pada pandangan. Hanya saja, semuanya terlalu dianggap biasa dan
terus dibiarkan berjalan begitu saja. Padahal sudah jelas bahwa “tidak akan
diciptakan tumbuh-tumbuhan agar kita dapat berpikir”.
Konsep berpikir di sini, tentunya harus menjadikan sesuatu tersebut
mempunyai nilai tambah. Karena secara ekonomi, tidak akan bertambah sebuah
produk jika tidak berubah bentuk, berubah rasa, berubah kemasan serta berpindah
tempat (Altin, 2010 : 4).
Penelitian lebih lanjut, tentunya harus memikirkan secara ilmiah bagaimana
Karamunting tersebut terjamin bahwa tidak menimbulkan dampak yang buruk jika
mengkonsumsinya. Secara umum, tanpa hasil riset pun sangat jelas tidak akan
beresiko menyebabkan penyakit tertentu pada seseorang yang mengkonsumsinya.
1
Disinilah peran sebagai akademisi untuk mengkajinya secara akademik, untuk
berani memulai menjadikan sesuatu yang Insya Allah akan bermanfaat bagi orang
banyak dari hasil buah pemikiran yang dapat teruji secara ilmiah dan bernilai secara
ekonomis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah ekstrak buah karamunting dapat digunakan sebagai pengganti gula merah
dalam pembuatan kue tradisional indonesia “klepon” ?
1.3 TUJUAN MASALAH
Laporan penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif penggunaan gula
merah dengan menggunakan ekstrak buah Karamunting sebagai penggantinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BUAH KARAMUNTING
Bunga-bunga Karamunting rebak di penghujung kemarau. Padang-padang luas
bertanaman semak Karamunting dipenuhi warna ungu dengan lima kelopak.
Bermunculan sekumpulan lebah, kumbang dan kupu-kupu dengan ragam warna
mencari saribunga.
Hingga bunga Karamunting satu-satu berlepasan kelopaknya, menjelma
menjadi buah berwarna hijau sekeras jambu biji mentah, berukuran sekacang tanah.
Menjelang hujan turun di pangkal musim hujan satu-satu buah Karamunting
berwarna kemerahan. Sampai kemudian musim buah Karamunting mencapai
puncaknya, buah-buahnya bunting berwarna ungu.
Dibeberapa daerah dikenal dengan nama yang berbeda, di Pekanbaru disebut
dengan Kalamunting, di Sumatera Utara dikenal dengan nama Haramonting dan di
Jawa Barat dikenal dengan nama Harendong Sabrang.
Karamunting adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat
sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang
tidak terlalu gersang. Tumbuhan ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian
1.650 m dpl. Ciri-ciri termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips
memanjang sampai lonjong, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun
berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung
daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan,
buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.
Buah Karamunting
Bunga Karamunting
3
2.2 KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Melastomataceae
Genus: Ochthocharis
Spesies: Ochthocharis tornensis bl
(Wikipedia.org)
2.3 KHASIAT KARAMUNTING
Secara farmakologi, Karamunting mempunyai 3 manfaat:
1. Hemostasia
Buah Karamunting menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan
bagian atas dan melawan metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Akar
4
Karamunting juga bisa meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat
fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.
2. Efek adaptif
Buah Karamunting meningkatkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah
merah. Hal ini juga meningkatkan antianoxic, rasa dingin dan kemampuan melawan
kelelahan organisme.
3. Anti-bakteri
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buah Karamunting dan ekstrak
akar menghambat staphylococcus aureus penyebab nanah. Karamunting juga
menghambat E. coli dan staphylococcus aureus.
Ternyata Karamunting juga bisa di jadikan sebagai penetral racun . Bagian
yang digunakan adalah daun, buah, biji dan akar. Carannya daun Karamunting
sebanyak 60 gram direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai tersisa 1 gelas .
Setelah itu disaring dan didinginkan kemudian diminum sampai habis. Selain itu
Karamunting juga bisa digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit seperti
gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan
(leukorea), sariawan , haid, wasir darah, pendarahan rahim, berak darah, radang
dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis).
Komposisi sifat kimiawi dan efek farmakologis daun Karamunting sangat
pahit. Kandungan kimia daun Karamunting mengandung saponin, flafonoida dan
tannin.
Di daerah pegunungan himalaya, tanaman Karamunting digunakan dan
dipercaya sebagai pagar pemutus api jika terjadi kebakaran hutan. Di vietnam, buah
Karamunting digunakan untuk menghasilkan minuman berakohol sejenis minuman
anggur yang disebut dengan “ru’qu sim”. Sedangkan di hawaii, Karamunting
dianggap sebagai gulma atau semak pengganggu yang perlu dibasmi.
5
Di Indonesia, selain sebagai obat, kandungan “tannin” didalam akar
Karamunting atau zat warna Karamunting digunakan sebagai pewarna hitam dan
telah digunakan untuk menghitamkan gigi dan alis.
6
BAB III
METODOLOGI
Suatu research khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris, pada
umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran
suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk
mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan
menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika
yang sudah ada masih atau diragukan kebenarannya, sehingga hasil dari penelitian
tersebut merupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(Sutrisno Hadi, 2004 : 3).
Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan harapan, penggunaan
metodologi dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan
penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kendati banyak metode
yang dapat digunakan dalam penelitian permasalahannya bukan terletak pada baik
dan buruknya metode melainkan pada ketepatan dalam penggunaan metode yang
seseuai dengan objek penelitian atau tujuan. Pada bab ini akan diuraikan beberapa
hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara lain :
3.1 METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memcari jawaban/kejelasan mengenai suatu gejala yang
terbentuk bila suatu variabel diubah (Saskiawan, 2010). Penelitian ini dapat
dikatakan sebagai penelitian pengujian hipotesa yang menguji hubungan sebab
akibat diantara variabel yang diteliti.
3.2 POPULASI & SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah seluruh penduduk yang diselidiki dan dibagi oleh sejumlah
individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2004 : 77).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 3 Batam Tahun Pelajaran
2011/2012 yang berusia antara 15 sampai 17 tahun, terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002 :
109), sedangkan besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnya tidak ada
7
ketentuan yang mutlak, berapa persen sampel yang diambil dari populasi (Sutrisno
Hadi, 2004 : 81). Sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari seluruh populasi.
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode observasi dan wawancara. Metode
yang pertama adalah observasi lingkungan. Dengan meneliti kandungan bahan yang
terdapat dalam buah karamunting. Dan kemudian diselidiki formula yang tepat untuk
menghasilkan campuran yang tepat sebagai pengganti gula merah. Metode yang
pertama adalah wawancara langsung. Responden mencoba hasil eksperimen,
kemudian memberikan tanggapan, saran, masukan, atau kritikan terhadap hasil
eksperimen.
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei
dengan teknik wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random
sampling, karena setiap obyek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk
diambil (Arikunto, 2002 : 120).
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA
Bagian ini menyebutkan dan menjelaskan teknik analisis yang digunakan
untuk mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang bermakna.
Teknik analisa data dalam penelitian ini agak sederhana. Hasil eksperimen dan
wawancara yang telah dilakukan akan dianalisakan secara statistik tetapi dengan
sederhana, sedangkan yang informal dianalisa secara kualitatif (akan dibahas lebih
lanjut pada bab empat).
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian
http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=237
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://bjn.wikipedia.org/wiki/Karamunting Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://dusunlaman.net/2007/11/musim-buah-Karamunting/ Sumber
Diakses tanggal 25 agustus 2011
:
pakacil.net
http://lalong.wordpress.com/2007/08/28/Karamunting-melastoma-malabathricumbisa-menetralkan-racun/
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://www.plantamor.com/index.php?plant=2180
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?
judul=Karamunting&&nomorurut_artikel=61
agustus 2011
Diakses
tanggal
25
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Saskiawan, Iwan.2010. Pengenalan Metodologi Penelitian.
Sutrisno, Hadi.2004. Pengolahan dan Analisa Data.
9
Lampiran 1: PROSEDUR EKSPERIMEN
PROSES PENGOLAHAN BUAH KARAMUNTING
Langkah – langkah melakukan eksperimen dalam pembuatan kue tradisional
Indonesia “Klepon” dengan memanfaatkan ekstrak buah karamunting sebagai
pengganti gula merah.
1. Pemilihan buah karamunting yang berkualitas baik. Criteria buah
karamunting yang berkualitas adalah :
Diambil langsung dari pohonnya
Buah tidak busuk dan berwarna ungu segar
buah yang dipetik adalah buah yang matang
2. Proses sterilisasi buah untuk menghasilkan buah yang bebas bakteri dengan
melakukan pencucian menggunakan produk pencuci makanan
3. Proses pembuatan buah karamunting menjadi ekstrak karamunting dengan
melakukan penghalusan buah karamunting menggunakan mesin blender.
4. Setelah dihasilkan ekstrak buah karamunting yang dibutuhkan maka
dilanjutkan dengan pembuatan kue klepon sesuai dengan resep.
10
11
KARAMUNTING SEBAGAI PENGGANTI GULA
MERAH DALAM PEMBUATAN KUE
TRADISIONAL INDONESIA “KLEPON”
DISUSUN OLEH :
DWI KHAIRANI
FEBRY UTAMI
TIA ARIYANTI
KELAS XI IPA 4
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BATAM
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya
Proposal Penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Berdasarkan hasil
pencarian, penelitian, dan analisis data, Kami akan membahas tentang “Pemanfaatan
Ekstrak Buah Karamunting Sebagai Pengganti Gula Merah Dalam Pembuatan Kue
Tradisional Indonesia ‘Klepon’ ”.
Dalam penyelesaian penelitian sampai Penulisan makalah laporan penelitian,
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Abu Bakar, selaku kepala sekolah SMAN 3 Batam yang telah
memberi kesempatan kepada Penulis menyampaikan studi.
2. Bapak Adi Saputra, selaku guru pembina muatan lokal : Metodologi
Penelitian IPA, yang berkenan memberi masukan terhadap Laporan
Penelitian ini. Banyak sekali saran Bapak yang Kami jadikan bahan untuk
menyempurnakan Laporan Penelitian ini.
3. Ibu Purwantini, pengawas perpustakaan, yang telah memberikan izin untuk
melakukan studi pustaka
4. Guru, Karyawan, dan Siswa SMAN 3 Batam yang telah bersedia menjadi
responden, memberikan saran dan masukan Anda sangat berguna bagi Kami
untuk menyempurnakan penelitian ini
5. Semua pihak yang Penulis tidak dapat sebut satu persatu
Penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, Penulis senantiasa mengharapkan masukan dari Pembaca demi
penyempurnaan Proposal Penelitian ini berikutnya. Harapan Penulis, semoga
Laporan Penelitian ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Batam, September 2011
Penulis
1
ABSTRAK
Karamunting adalah sejenis tanaman liar dengan pohon berkayu. Di padangpadang terbuka tingginya hampir serata tinggi orang-orang dewasa. Buahnya yang
matang kira-kira tiga per empat buah anggur. Kulitnya seperti beludru, tak licin
mengilat, kecuali jika baru tersiram hujan. Di dalamnya berbiji seperti biji anggur,
daging seperti anggur, hanya terasa lebih berserat, tak terlalu mengandung air, dan
rasanya manis.
Oleh karena itu, diharapkan buah Karamunting ini dapat dijadikan sebagai
pengganti dari gula merah. Karena teksturnya yang tidak begitu mengandung air dan
rasanya juga cukup manis. Selain itu, diharapkan buah Karamunting ini dapat
meningkat nilai ekonomisnya. Daripada hanya sebagi rumput ilalang saja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memcari jawaban/kejelasan mengenai suatu gejala yang
terbentuk bila suatu variabel diubah (Saskiawan, 2010).
Kata kunci:
2
Anggur
Eksperimen
Gula merah
Karamunting
Ochthocharis tornensis
Rhodomyrtus tomentosa
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
1.3 TUJUAN MASALAH.............................................................................. 2
BAB II......................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 3
2.1 BUAH KARAMUNTING.........................................................................3
2.2 KLASIFIKASI....................................................................................... 3
2.3 KHASIAT KARAMUNTING.....................................................................4
BAB III........................................................................................................ 6
METODOLOGI............................................................................................. 6
3.1 METODE PENELITIAN..........................................................................6
3.2 POPULASI & SAMPEL PENELITIAN........................................................6
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN.....................................................................7
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA..............................................................7
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA.......................................................................7
BAB IV........................................................................................................ 8
PEMBAHASAN............................................................................................. 8
BAB V......................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................... 9
KESIMPULAN........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karamunting ada plesetan (kerabunting), sangat digemari sewaktu kecil di
sekitar hutan-hutan atau di pinggir rumah warga, dengan tinggi lebih kurang satu
meter bahkan ada yang setinggi orang dewasa di padang terbuka. Dengan rasa yang
gurih dan manis, tak lepas dari ecapan lidah ketika menikmatinya. Mungkin
sekarang, sudah jarang terlihat karena maraknya tambang inkonvensional yang
menggantikannya.
Ada istilah, tak perlu dirawat, tapi tetap tumbuh dan berkembang serta
menghasilkan bunga yang indah dan berbuah dari kelopaknya. Jika dikaji kembali
dan merenungkannya sedikit, ternyata jenis tumbuhan seperti itu terbiarkan begitu
saja. Kedengarannya agak mustahil mau diolah, dikemas atau dibuat sari buah? Tapi
semuanya mungkin saja terjadi, asal ada keinginan kuat untuk berpikir mengolahnya
dari biasa menjadi sesuatu yang bernilai tambah!
Secara ekonomis, cost yang dikeluarkan ternyata cuma membutuhkan biaya
yang minim untuk memeliharanya. Memang seharusnya, di propinsi ini harus ada
pihak-pihak yang memikirkan hal-hal yang sebenarnya sering dilihat dan sudah
sangat familiar pada pandangan. Hanya saja, semuanya terlalu dianggap biasa dan
terus dibiarkan berjalan begitu saja. Padahal sudah jelas bahwa “tidak akan
diciptakan tumbuh-tumbuhan agar kita dapat berpikir”.
Konsep berpikir di sini, tentunya harus menjadikan sesuatu tersebut
mempunyai nilai tambah. Karena secara ekonomi, tidak akan bertambah sebuah
produk jika tidak berubah bentuk, berubah rasa, berubah kemasan serta berpindah
tempat (Altin, 2010 : 4).
Penelitian lebih lanjut, tentunya harus memikirkan secara ilmiah bagaimana
Karamunting tersebut terjamin bahwa tidak menimbulkan dampak yang buruk jika
mengkonsumsinya. Secara umum, tanpa hasil riset pun sangat jelas tidak akan
beresiko menyebabkan penyakit tertentu pada seseorang yang mengkonsumsinya.
1
Disinilah peran sebagai akademisi untuk mengkajinya secara akademik, untuk
berani memulai menjadikan sesuatu yang Insya Allah akan bermanfaat bagi orang
banyak dari hasil buah pemikiran yang dapat teruji secara ilmiah dan bernilai secara
ekonomis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah ekstrak buah karamunting dapat digunakan sebagai pengganti gula merah
dalam pembuatan kue tradisional indonesia “klepon” ?
1.3 TUJUAN MASALAH
Laporan penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif penggunaan gula
merah dengan menggunakan ekstrak buah Karamunting sebagai penggantinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BUAH KARAMUNTING
Bunga-bunga Karamunting rebak di penghujung kemarau. Padang-padang luas
bertanaman semak Karamunting dipenuhi warna ungu dengan lima kelopak.
Bermunculan sekumpulan lebah, kumbang dan kupu-kupu dengan ragam warna
mencari saribunga.
Hingga bunga Karamunting satu-satu berlepasan kelopaknya, menjelma
menjadi buah berwarna hijau sekeras jambu biji mentah, berukuran sekacang tanah.
Menjelang hujan turun di pangkal musim hujan satu-satu buah Karamunting
berwarna kemerahan. Sampai kemudian musim buah Karamunting mencapai
puncaknya, buah-buahnya bunting berwarna ungu.
Dibeberapa daerah dikenal dengan nama yang berbeda, di Pekanbaru disebut
dengan Kalamunting, di Sumatera Utara dikenal dengan nama Haramonting dan di
Jawa Barat dikenal dengan nama Harendong Sabrang.
Karamunting adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat
sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang
tidak terlalu gersang. Tumbuhan ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian
1.650 m dpl. Ciri-ciri termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips
memanjang sampai lonjong, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun
berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung
daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan,
buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.
Buah Karamunting
Bunga Karamunting
3
2.2 KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae (tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Melastomataceae
Genus: Ochthocharis
Spesies: Ochthocharis tornensis bl
(Wikipedia.org)
2.3 KHASIAT KARAMUNTING
Secara farmakologi, Karamunting mempunyai 3 manfaat:
1. Hemostasia
Buah Karamunting menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan
bagian atas dan melawan metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Akar
4
Karamunting juga bisa meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat
fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.
2. Efek adaptif
Buah Karamunting meningkatkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah
merah. Hal ini juga meningkatkan antianoxic, rasa dingin dan kemampuan melawan
kelelahan organisme.
3. Anti-bakteri
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buah Karamunting dan ekstrak
akar menghambat staphylococcus aureus penyebab nanah. Karamunting juga
menghambat E. coli dan staphylococcus aureus.
Ternyata Karamunting juga bisa di jadikan sebagai penetral racun . Bagian
yang digunakan adalah daun, buah, biji dan akar. Carannya daun Karamunting
sebanyak 60 gram direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai tersisa 1 gelas .
Setelah itu disaring dan didinginkan kemudian diminum sampai habis. Selain itu
Karamunting juga bisa digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit seperti
gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan
(leukorea), sariawan , haid, wasir darah, pendarahan rahim, berak darah, radang
dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis).
Komposisi sifat kimiawi dan efek farmakologis daun Karamunting sangat
pahit. Kandungan kimia daun Karamunting mengandung saponin, flafonoida dan
tannin.
Di daerah pegunungan himalaya, tanaman Karamunting digunakan dan
dipercaya sebagai pagar pemutus api jika terjadi kebakaran hutan. Di vietnam, buah
Karamunting digunakan untuk menghasilkan minuman berakohol sejenis minuman
anggur yang disebut dengan “ru’qu sim”. Sedangkan di hawaii, Karamunting
dianggap sebagai gulma atau semak pengganggu yang perlu dibasmi.
5
Di Indonesia, selain sebagai obat, kandungan “tannin” didalam akar
Karamunting atau zat warna Karamunting digunakan sebagai pewarna hitam dan
telah digunakan untuk menghitamkan gigi dan alis.
6
BAB III
METODOLOGI
Suatu research khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris, pada
umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran
suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk
mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan
menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika
yang sudah ada masih atau diragukan kebenarannya, sehingga hasil dari penelitian
tersebut merupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(Sutrisno Hadi, 2004 : 3).
Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan harapan, penggunaan
metodologi dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan
penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kendati banyak metode
yang dapat digunakan dalam penelitian permasalahannya bukan terletak pada baik
dan buruknya metode melainkan pada ketepatan dalam penggunaan metode yang
seseuai dengan objek penelitian atau tujuan. Pada bab ini akan diuraikan beberapa
hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara lain :
3.1 METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memcari jawaban/kejelasan mengenai suatu gejala yang
terbentuk bila suatu variabel diubah (Saskiawan, 2010). Penelitian ini dapat
dikatakan sebagai penelitian pengujian hipotesa yang menguji hubungan sebab
akibat diantara variabel yang diteliti.
3.2 POPULASI & SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah seluruh penduduk yang diselidiki dan dibagi oleh sejumlah
individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2004 : 77).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 3 Batam Tahun Pelajaran
2011/2012 yang berusia antara 15 sampai 17 tahun, terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002 :
109), sedangkan besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnya tidak ada
7
ketentuan yang mutlak, berapa persen sampel yang diambil dari populasi (Sutrisno
Hadi, 2004 : 81). Sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari seluruh populasi.
3.3 INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode observasi dan wawancara. Metode
yang pertama adalah observasi lingkungan. Dengan meneliti kandungan bahan yang
terdapat dalam buah karamunting. Dan kemudian diselidiki formula yang tepat untuk
menghasilkan campuran yang tepat sebagai pengganti gula merah. Metode yang
pertama adalah wawancara langsung. Responden mencoba hasil eksperimen,
kemudian memberikan tanggapan, saran, masukan, atau kritikan terhadap hasil
eksperimen.
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei
dengan teknik wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random
sampling, karena setiap obyek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk
diambil (Arikunto, 2002 : 120).
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA
Bagian ini menyebutkan dan menjelaskan teknik analisis yang digunakan
untuk mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang bermakna.
Teknik analisa data dalam penelitian ini agak sederhana. Hasil eksperimen dan
wawancara yang telah dilakukan akan dianalisakan secara statistik tetapi dengan
sederhana, sedangkan yang informal dianalisa secara kualitatif (akan dibahas lebih
lanjut pada bab empat).
8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian
http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=237
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://bjn.wikipedia.org/wiki/Karamunting Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://dusunlaman.net/2007/11/musim-buah-Karamunting/ Sumber
Diakses tanggal 25 agustus 2011
:
pakacil.net
http://lalong.wordpress.com/2007/08/28/Karamunting-melastoma-malabathricumbisa-menetralkan-racun/
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://www.plantamor.com/index.php?plant=2180
Diakses tanggal 25 agustus 2011
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?
judul=Karamunting&&nomorurut_artikel=61
agustus 2011
Diakses
tanggal
25
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Saskiawan, Iwan.2010. Pengenalan Metodologi Penelitian.
Sutrisno, Hadi.2004. Pengolahan dan Analisa Data.
9
Lampiran 1: PROSEDUR EKSPERIMEN
PROSES PENGOLAHAN BUAH KARAMUNTING
Langkah – langkah melakukan eksperimen dalam pembuatan kue tradisional
Indonesia “Klepon” dengan memanfaatkan ekstrak buah karamunting sebagai
pengganti gula merah.
1. Pemilihan buah karamunting yang berkualitas baik. Criteria buah
karamunting yang berkualitas adalah :
Diambil langsung dari pohonnya
Buah tidak busuk dan berwarna ungu segar
buah yang dipetik adalah buah yang matang
2. Proses sterilisasi buah untuk menghasilkan buah yang bebas bakteri dengan
melakukan pencucian menggunakan produk pencuci makanan
3. Proses pembuatan buah karamunting menjadi ekstrak karamunting dengan
melakukan penghalusan buah karamunting menggunakan mesin blender.
4. Setelah dihasilkan ekstrak buah karamunting yang dibutuhkan maka
dilanjutkan dengan pembuatan kue klepon sesuai dengan resep.
10
11