Karakteristik Pendidik (Telaah Al-Qur’an Surah Ar-Rahman Ayat 1-4) - Test Repository

  KARAKTERISTIK PENDIDIK (TELAAH AL- QUR’AN

SURAH AR-RAHMAN AYAT 1-4)

  

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga untuk memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SHOLIKHATUL ARIFAH

  

NIM: 111 12 071

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  

MOTTO

    

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

  

(Qs. an-Nasyr: 6)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang dari kecil hingga saat ini dan selalu memberikan nasehat serta mendukung setiap langkahku.

  2. Adik-adikku tersayang Erna Rahmawati dan M. Iqbal Maulana yang selalu memberiku semangat dan tawa kebahagiaan dalam lelahku.

  3. Kepada Bapak Muh. Hafidz, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotifasi penulis dengan sabar dan ikhlas hingga sampai terselesaikannya skripsi ini.

  4. Temanku Kummi dan Endang yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan semangat serta sahabatku Yuli, Rizqa, Mbak Nanda dan Mbak Menik yang selalu memberikan motivasi, serta seluruh teman-temanku yang selalu mendukung dan membersamai dalam setiap langkah.

  5. Teman-teman PAI B, teman-teman PPL SMP ISLAM SUDIRMAN Tengaran, dan kelompok KKN posko 39 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat han hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah kita nanti- nantikan syafa‟atnya kelak di yaumul kiyamah. Segala syukur penulis panjatkan sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan judul “KARAKTERISTIK PENDIDIK TELAAH AL-

QUR‟AN SURAH AR-RAHMAN AYAT 1-4.

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, sehingga dalam menyelesaikannya penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Muh. hafidz, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 14 September 2016 Penulis

  Sholikhatul Arifah NIM. 111-12-071

  ABSTRAK

  Arifah, Sholikatul. 2016. ”Karakteristik Pendidik (Telaah Al-Qur‟an Surah Ar-Rahman Ayat 1-

  4)”. Program Studi S1 PAI Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing Muh. Hafidz M.Ag. Kata Kunci: Karakteristik, Pendidik

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pendidik dalam al- Qur‟an surah ar-Rahman ayat 1-4. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui kajian ini adalah: 1) Bagaimana karakteristik pendidik dalam al-

  Qur‟an surah ar-Rahman ayat 1-4. 2) Bagaimana implementasi karakteristik pendidik dalam al- Qur‟an surah ar-Rahman ayat 1-4 dalam pendidikan Islam.

  Penelitian ini menggunakan metode library research, yaitu jenis penelitian di mana objek penelitiannya digali dengan cara membaca, memahami, menelaah buku-buku dan kitab-kitab tafsir serta sumber- sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pendidik dalam surah ar-Rahman ayat 1-4, diantaranya: memiliki sifat kasih sayang, dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, mampu mengembangkan potensi peserta didiknya, dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi serta berinteraksi. Implementasi atau penerapannya adalah sebagai seorang pendidik harus mampu mengajar dan membimbing peserta didiknya dengan kasih sayang serta dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya supaya menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak karimah. Maka akan dapat tercapai tujuan pembelajaran seperti yang diinginkan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ v MOTTO .................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah .........................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ..........................................................

  D.

  7 Manfaat Penelitian ........................................................

  E.

  8 Metode Penelitian .........................................................

  F.

  10 Penegasan Istilah ...........................................................

  G.

  13 Sistematika Penulisan ...................................................

  BAB II DESKRIPSI SURAH AR-RAHMAN AYAT 1-4 A.

  14 Redaksi Surah ar-Rahman ayat 1-4 ..............................

  B.

  14 Makna Mufradat ...........................................................

  C.

  18 Isi Kandungan Ayat ......................................................

  BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH A.

  24 Asbabun Nuzul .............................................................

  1.

  25 Surah ar-Rahman ayat 1.........................................

  2.

  26 Surah ar-Rahman ayat 2.........................................

  B.

  26 Munasabah ....................................................................

  1. Munasabah Ayat dengan Ayat ................................

  27 2. Munasabah Surah dengan Surah .............................

  28 BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PENDIDIK A.

  Analisis Karakteristik Pendidik dalam Surah ar-Rahman ayat 1-4 .......................................................

  37 B. Implementasi Karakteristik Pendidik dalam Surah ar-Rahman Ayat 1-4 Dalam Pendidikan Islam .............

  47 BAB V PENUTUP A.

  54 Kesimpulan ...................................................................

  B.

  56 Saran ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

  58 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 61

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Daftar SKK Lampiran 4 Lembar Konsultasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan jasmani dan

  rohani. Dengan kelengkapan jasmaninya, ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan fisik, dan dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan mental. Selanjutnya agar kedua unsur tersebut dapat berfungsi dengan baik dan produktif, maka perlu dibina dan diberikan bimbingan.

  Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa terlepas dari pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri (Sukardjo, 2009:1). Manusia adalah makhluk yang termulia diantara makhluk-makhluk lain dan dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan potensi (fitrah) dan dapat dikembangkan secara optimal melalui proses pendidikan (Muhaimin, 2008:22).

  Dalam Al- Qur‟an manusia menempati kedudukan istimewa dalam jagat ini, dia adalah khalifah di atas bumi ini. Seperti firman Allah:

  1

                                

  Artinya: “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui” (Qs. Al-Baqarah: 30).

  Kedudukan lainnya dari manusia adalah sebagai hamba yang harus beribadah kepada Allah. Dengan demikian di samping menjadi khalifah yang memiliki kekuasaan untuk mengelola alam dengan menggunakan segenap daya dan potensi yang dimilikinya, juga sekaligus sebagai „abd, yaitu seluruh usaha dan aktifitasnya itu harus dilaksanakan dalam rangka ibadah kepada Allah. Untuk dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dengan baik, maka manusia perlu diberikan pendidikan, pengajaran, pengalaman, keterampilan, teknologi, dan sarana pendukung lainnya. Manusia yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi tersebutlah yang diharapkan muncul dari kegiatan usaha pendidikan (Nata, 1997:37).

  Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi aktual dengan kondisi ideal. Kegiatan pendidikan berlangsung dalam satuan waktu tertentu dan berbentuk dalam berbagai proses pendidikan, yang merupakan serangkaian kegiatan atau langkah-langkah yang digunakan untuk mengubah kondisi awal peserta didik sebagai masukan, menjadi kondisi ideal sebagai hasilnya. Proses-proses pendidikan antara lain berupa personalisasi dan sosialisasi atau proses yang tertuju untuk menjadi seorang individu, diri Proses tersebut berlangsung dalam bentuk kegiatan pendidikan, berupa bimbingan, pengajaran, dan latihan (Mudyahardjo, 2008:64).

  Aktifitas pendidikan dapat dilihat dari tiga alternatif, yaitu unsur dasar pendidikan, komponen pokok pendidikan, dan makna pendidikan. Suatu aktifitas dapat disebut pendidikan apabila di dalamnya terdapat lima unsur dasar pendidikan, yaitu yang memberi (pendidik), yang menerima (peserta didik), tujuan baik, dan konteks positif.

  Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan. Di pundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang telah dicitakan (Suharto, 2006:117).

  Pada dasarnya seorang Pendidik adalah orang yang tergolong penting dalam pendidikan karena seorang pendidik adalah orang yang memberikan pendidikan kepada peserta didiknya. Seorang pendidik adalah subjek dalam proses pendidikan dan pengajaran Islam. Jadi pada hakekatnya proses pendidikan tidak akan berjalan secara efisien tanpa adanya pendidik yang mampu menjadi sebenar

  • – benarnya pendidik.
Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik. Dalam pendidikan Islam pendidik ada beberapa macam yaitu salah satu diantaranya, tanggung jawab pertama dan

                        

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan”(Qs. At-Tahrim: 6).

  Tugas pendidik dalam pandangan Islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor, kognitif, maupun afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin (Tafsir, 1992: 74).

  Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati peserta didiknya untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar biasa (Roestiyah, 1982:86).

  Menurut Marimba (1987:37), tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk ditranformasikan kepada peserta didik, serta melihat kekurangan dan

  Pada awalnya tugas pendidik adalah murni tugas kedua orang tua, namun pada perkembangan zaman yang telah maju seperti sekarang ini banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang diserahkan ke sekolah, karena lebih efisien dan lebih efektif.

  Kedudukan pendidik dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar, yang belajar adalah peserta didik , dan yang mengajar adalah pendidik.

  Pendidik memiliki peranan dan tugas yang sangat penting di dalam suatu proses pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik peserta didik, pendidik juga harus menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didiknya karena, pendidik tidak hanya dijadikan contoh ketika berada didalam ruang, tetapi segala yang dilakukan pendidik di luar itu merupakan gambaran dari kewibawaan dan ilmu yang di miliki seorang pendidik. Sehingga, menjadi seorang pendidik harus memiliki kesadaran terhadap posisi di dalam lingkup pendidikan maupun masyarakat karena pada umumnya pendidik selalu dijadikan sorotan dalam lingkup manapun (Nasution, 1999:91).

  Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, seorang pendidik di samping harus menguasai pengetahuan yang akan diajarkannya kepada peserta didik, juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yang dengan sifat-sifat ini diharapkan apa yang diberikan oleh pendidik kepada para peserta didiknya dapat didengar dan dipatuhi, tingkah lakunya dapat ditiru dan diteladani Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan mengambil judul skripsi “ KARAKTERISTIK PENDIDIK (TELAAH AL- QUR‟AN SURAH AR-RAHMAN AYAT 1-4)”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana karakteristik pendidik dalam al-Qur‟an Surah ar-Rahman ayat 1-4? 2. Bagaimana implementasi karakteristik pendidik dalam al-Qur‟an surah ar-

  Rahnman ayat 1-4 dalam pendidikan Islam? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui karakteristik pendidik, seperti yang tergambarkan dalam Qs. Ar-Rahman ayat 1-4.

2. Untuk mengetahui implementasi karakteristik pendidik berdasarkan Qs.

  Ar-Rahman ayat 1-4 dalam pendidikan Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.

   Manfaat Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan wawasan, terutama mengenai karakteristik pendidik yang terdapat dalam surah ar-Rahman ayat 1-4. b.

  Penelitian ini mempunyai keterkaitannya dengan ilmu pendidikan Islam, sehingga hasil pembahsannya bermanfaat untuk menambah literatur atau bacaan mengenai karakteristik pendidik dalam surah ar-

2. Manfaat Praktis

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan berfikir dan bertindak.

  Diantara manfaatnya adalah sebagai berikut: a.

  Bermanfaat bagi para pendidik atau calon pendidik dalam mengimplementasikan karakteristik pendidik pada aktifitas pendidikan.

  b.

  Dengan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.

E. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji dan menganalisis objek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu library

  research, penelitian tersebut dengan mengumpulkan data-data yang

  berhubungan dengan objek penelitian, bahwa jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode library reaserch. Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun yang sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (seperti buku, majalah, artikel, jurnal).

  (Kuswaya, 2009:11).

  2. Sumber Data

  Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research ), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur-literatur.

  Pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian: a.

  Sumber data primer, yaitu buku tafsir al-Qur‟an yang berkaitan dengan karakteristik pendidik. Di sini penulis menggunakan buku tafsir karya Quraish Shihab, al Maragi dan karya Hasbi Ash- Shiddieqy.

  b.

  Sumber data skunder, yaitu tafsir-tafsir al-Qur‟an yang berkaitan dengan berbakti kepada orang tua dan karya-karya para ahli yang membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan pembahasan pokok.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data merupakan suatu langkah penelitian, diperlukan prosedur sistematik, logis dan valid, baik secara langsung (primer) atau tidak langsung (seconder) dan (tersier). Metode ini terkait dengan keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (process) riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi

  Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer dan sekunder yang relevan. Setelah data terkumpul maka dilakukan penelaahan serta sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data atau informasi untuk bahan penelitian.

4. Metode Analisis Data

  Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode tahlili. Metode tahlili adalah metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat al- Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksudnya secara terperinci sesuai urutan ayat dan surat dalam mushaf Utsmani. Mufassir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat, dan menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain, menbahas asbabun nuzul jika ada , dan menyampaikan dalil-dalil dari Hadis (Budihardjo, 2012: 132).

F. Penegasan Istilah 1. Karaktristik

  Karakteristik adalah sifat yang khas; berwatak yang khas (Soeparno, 1990: 92). karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat 2.

   Pendidik

  Pengertian pendidik, dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan

  murabbi, mu‟allim, dan muaddib. Kata murabbi

  berasal dari kata rabba, yurabbi. Kata

  mu‟allim isim fail dari „allama,

yu‟allimu, sedangkan kata muaddib berasal dari addaba, yuaddibu.

  Kata Murabbi adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

  Kata

  Mu‟allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan.

  Kata

  Mu‟addib adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta

  didik untuk bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan (Gunawan, 2014:164). Sedangkan secara terminologi adalah sebaga berikut:

  Menurut Daradjat (1987: 19), bahwa pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.

  Menurut Marimba (1987: 35), beliau mengartikan sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang

  Menurut Tasir (1992:74), mengatakan bahwa pendidik dalam Islam sama dengan teori di Barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik.

  Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang mendidik agar dapat mengenal siapa penciptanya dan orang yang mengembangkan potensi atau pola pikir anak didik.

3. Surah ar-Rahman

  Secara etimologis, Al- Qur‟an berarti bacaan atau yang dibaca. Adapaun menurut istilah, Al-

  Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf (Amrullah, 2008:1).

  Ar-Rahman adalah surah Makiyah menurut pendapat mayoritas ulama. Surah ar-Rahman dikenal juga dengan nama

  „Arus al-Qur‟an,

  yang secara harfiah berarti Pengantin al-

  Qur‟an. Sebagaiman sabda

  Nabi saw yai tu: “Segala sesuatu memiliki pengantinnya dan pengantin al-

  Qur‟an adalah surah ar-Rahman”, penamaan itu karena indahnya surah ini dan karena didalamnya terulang sekian kali ayat fa bi ayyi

  ala‟I Rabbikuma tukadzdziban, dan diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin. Tema surah ini adalah uraian tantang nikmat-nikmat Allah, bermula dari nikmat-Nya yang terbesar dan teragung, yaitu al-

  Qur‟an. Menurut ulama, ar-Rahman merupakan sebanyak 77 ayat menurut cara perhitungan ulama Mekkah dan Madinah, dan 78 ayat menurut cara perhitungan ulama Syam dan Kufah(Shihab, 2009: 273).

G. Sistematika Pembahasan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut susunan tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan mudah dipahami, sistematikanya disusun sebagai berikut:

  Bab pertama, dalam bab ini merupakan pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Selain itu juga membahas tentang manfaat penelitian yang diangkat dalam topik pembahasan, metode penelitian, penegasan istilah, dan diteruskan dengan sistematika pembahasan yang digunakan dalam membuat penelitian ini agar lebih terstruktur dan sistematis.

  Bab kedua, merupakan kelanjutan dari bab pertama yang lebih spesifik dalam sistematika penulisan, pada bab kedua ini berisi deskripsi Qs. Ar-Rahman ayat 1-4 dan disertai dengan makna mufradat serta isi kandungan ayat.

  Bab ketiga, tafsir Qs. Ar-Rahman ayat 1-4. Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai tema penelitian yang meliputi, asbabun nuzul dan munasabah pada Qs. Ar-Rahman 1-4. pembahasan yaitu, menganalisis Karakteristik Pendidik dalam telaah Qur‟an Surat Ar-Rahman Ayat 1-4.

  Bab kelima, merupakan bab yang terakhir ini memaparkan tentang kesimpulan dan saran atas pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian, dan diteruskan dengan penutup serta daftar pustaka.

BAB II DESKRIPSI SURAT AR-RAHMAN 1-4 A. Redaksi Surah ar-Rahman ayat 1-4 Dalam sub ini penulis akan menyajikan redaksi surat Ar Rahman yang

  menjadi obyek kajian penulis. Adapun redaksi surat Ar Rahman beserta terjemahnya disajikan dalam uraian berikut ini.

             Artinya: “Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara . (Qs. ar-Rahman: 1-4).

B. Makna Mufrodat

  Setelah penulis menyajikan redaksi surat Ar Rahman yang menjadi obyek kajian penulis, maka selanjutnya penulis menyajikan kosa kata yang terdapat dalam surat Ar Rahman tersebut. Adapun kosa kata yang terdapat dalam surat tersebut sebagai berikut.

1. Ar Rahman

  Ar Rahman merupakan salah satu di antara nama-nama Allah yang indah (Asmaul Husna). Sifat Ar Rahman ini disebutkan dalam surat al Hasr ayat 22, sebagai salah satu sifat Allah, sebagai berikut:

                 

  Artinya:”Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

  Kata ar-Rahman tersebut berakar kata dari yang

  • – -

  artinya mengasihi, menaruh kasihan (Yunus, 2007: 139). Kata ar-Rahman juga berakar dari kata rahmat, yaitu: yang artinya: belas kasih (Munawwir, 1984:518). Dengan demikian, Ar Rahman berarti Allah yang maha pengasih, atau Allah yang senantiasa mengasihi hamba-hambanya di dunia tanpa pilih kasih. Semuanya akan mendapatkan kasih sayang tanpa terkecuali. Kasih sayang Allah di dunia bersifat sementara, berhubungan dengan dimensi waktu dan tempat.

2. Allama

  yang berarti „Allama berasal dari akar kata

  • – -

  mengetahui sesuatu (Yunus, 2007:277). Kata juga berarti mengajar (Munawwir, 1984: 1036).

  Alima artinya mengetahui sesuatu, yang kata bendanya menjadi

  ilmun yang bermakna pengetahuan. Sementara allama ditambahkan tasdid

  di

  ain fi‟ilnya berimplikasi pada maknanya. Jika alima artinya mengetahui,

  maka allama berarti mengajarkan ilmu. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 31 sebagai berikut:

                  Artinya:”dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

  berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

  3. Al Insan Al insan artinya manusia sepadan dengan kata al Basyar yang juga berarti manusia (Munawwir, 1984: 47). Al insan merupakan bentuk tunggal (mufrad) yang jamaknya adalah al anasi yang berarti umat manusia.

  Meskipun kata al insan dalam surat Ar Rahman itu berbentuk tunggal yang kembali pada Rasulullah Muhammad, tetapi yang dimaksudkannya adalah seluruh umat manusia.

  4. Khalaqa Khalaqa merupakan bentuk kata kerja lampau (fiil madhi) artinya adalah menjadikan, membuat dan menciptakan (Munawwir, 1984:393).

  Dengan demikian Allah yang menjadikan manusia, menjadikannya dari sari pati tanah, atau Allah yang membuat manusia dari sari pati tanah yang dimakan manusia, atau Allah yang menciptakan manusia tanpa ada contoh yang mendahuluinya.

  Dari tiga makna itu menciptakan merupakan makna yang paling mashur. Dikarenakan Allah menciptakan sesuatu tanpa ada sampel atau contoh yang mendahuluinya, termasuk ketika Allah menciptakan Nabi Muhammad atau seluruh manusia di alam raya.

5. Al Bayãn

  Kata al bayãn berasal dari akar kata yang berarti

  nyata, terang dan jelas (Yunus, 2007: 75). kemampuan manusia untuk

  mengutarakan isi hati dan memahamkannya kepada orang lain. Menurut Munawwir (1984:135) kata al-bayan juga berarti, tampak, jelas, dan terang ( ).

  Kata al bayãn juga dapat dimaknai sebagai al Qur‟an al karim, sebagaimana dikatakan bahwa salah satu nama Al Qur‟an adalah al bayãn yang artinya menjadi penjelas atau pembeda antara perkara yang haq dengan perkara yang batil.

C. Isi Kandungan Ayat

  Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan isi dari kandungan ayat yang dikaji, yaitu pada Qs. ar-Rahman ayat 1-4 menurut pendapat para mufassir, yakni sebagai berikut: 1.

  Tafsir Surah ar-Rahman ayat 1-2 Dalam membahas tafsir surat Ar Rahman ayat 1 dan 2 ini penulis akan menyajikan tiga pandangan mufasir. Tafsir tersebut adalah tafsir al

  Misbah, An Nur dan al Maraghi.

       Artinya: “(tuhan) yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al Quran.” Masing-masing pandangan dari tafsir al Misbah, An Nur dan al Maraghi akan penulis uraikan sebagai berikut: a.

  Tafsir al-Misbah telah melimpahkan rahmat kepada seluruh makhlukNya, baik manusia, jin, binatang, maupun tumbuhan. Setelah menyebutkan nikmat- nikmatNya secara umum, kemudian disebutkan rahmat dan nikmat- Nya yang terbesar, yakni pengajaran al-

  Qur‟an kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Pada kata

  „allama banyak ulama yang menyebut

  objeknya adalah kata al-insan (manusia) yang diisyaratkan pada ayat berikutnya. Thabathaba‟i menambahkan bahwa jin juga termasuk, karena pada surah ini ditunjukkan kepada jin dan manusia atau bisa jadi mencakup selain keduanya.

  Malaikat Jibril bertugas menerima wahyu dari Allah termasuk juga wahyu al- Qur‟an yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.

  Karena bagaimana mungkin dapat menyampaikan dan mengajarkannya kepada Rasulullah, kalau Malaikat tersebut tidak memperoleh pengajaran dari Allah sebelumya, seperti yang telah dinyatakan dalam firmanNya pada Qs. an-Najm: 5

     

Artinya: “yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.”

  Di sisi lain karena tidak disebutkannya objek kedua dari kata

  „allama, maka mengisyaratkan bahwa objek tersebut bersifat umum dan mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh pengajaran- Nya (Shihab, 2012:278).

  b.

  Tafsir An-Nur bukti rahmah berupa, kenikmatan-kenikmatan dan kebajikan. Apabila Allah disifati dengan sifat Rahman, dapat dipahami secara bahasa bahwa Allah itu pemberi nikmat. Ar-Rahman, yang sangat banyak rahmat dan karunia-Nya. Sifat Rahman adalah sifat yang menunjukkan bahwa Allah memiliki rahmat dan melimpahkannya tanpa batas kepada semua makhluk-Nya.

  Surah ini diturunkan untuk menjelaskan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada hambaNya. Nikmat yang paling tinggi dan teragung serta paling banyak faedahnya disebutkan terlebih dahulu, yaitu nikmat diturunkannya al-

  Qur‟an dan diajarkannya al-Qur‟an. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah mengajarkan al-

  Qur‟an. Dan al-Qur‟an adalah sumber dari segala nikmat Tuhan serta sarana untuk mencapai nikmat spiritual maupun material. Nikmat pengajaran al-

  Qur‟an telah disebutkan terlebih dahulu daripada penciptaan manusia. Namun realitas dalam tatanan alam menyebutkan dengan urutan terbalik, yaitu menciptakan manusia terlebih dahulu, kemudian menyebutkan nikmat mengajari manusia berbicara dan mengajari al- Qur‟an (Ash-Shiddieqi, 1972:108). c.

  Tafsir al-Maraghi Dalam ayat ini telah diterangkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, sebagai rahmat bagi mereka. Salah satu faedahnya adalah diajarkannya al- Qur‟an. Allah mengajarkan al-

  Qur‟an yang didalamnya terdapat hukum-hukum dan syari‟at untuk menunjukkan kepada makhluk-Nya menyempurnakan kebahagiaannya dalam kehidupan dunia maupun di akhirat.

  Jadi kesimpulannya dari isi kandungan ayat 1-2 adalah Allah dengan sifat rahman-Nya telah melimpahkan berbagai nikmat kepada makhluk-Nya, dan salah satu diantara nikmat yang terbasar, yaitu nikmat diajarkannya al-

  Qur‟an. Al-Qur‟an adalah sebagai sumber dari nikmat Allah, dan al- Qur‟an juga merupakan pedoman atau petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Tafsir Surah ar-Rahman ayat 3-4

  Sebagaimana dalam membahas tafsir surat Ar Rahman ayat 1 dan 2 ini di atas, dalam membahas ayat 3 dan 4 penulis juga akan menyajikan tiga pandangan mufasir tersebut.

       

Artinya: “Dia menciptakan manusia. mengajarnya pandai berbicara.” a.

  Tafsir al-Misbah Allah yang mengajarkan al-

  Qur‟an dan yang menciptakan manusia, makhluk yang paling membutuhkan tuntunanNya, serta yang paling dipahami dalam arti mengungkap potensi, yakni kalam atau ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat di dalam hati maupun pikiran. Allah telah menjadikan manusia dengan mengilhaminya mampu memahami apa yang terucap melalui bahasa.

  Dengan al-bayan manusia telah membuka peluang untuk memberi dan memperoleh pemahaman. Pengajaran al-bayan tidak hanya terbatas pada ucapan tetapi mencakup segala ekspresi, termasuk seni dan raut muka. Al bayan juga dapat diartikan sebagai potensi berfikir, yakni mengetahui atau dapat menguraikan sesuatu yang tersembunyi dalam benaknya dan dapat menjelaskan atau mengajarkannya kepada orang lain. Hal tersebut dapat disampaikan melalui kata-kata, perbuatan, tulisan, maupun dengan menggunakan isyarat.

  Allah menciptakan potensi pada diri manusia dengan jalan menjadikannya tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai makhluk sosial. Hal tersebut yang membuat manusia harus saling berinteraksi satu sama lain dan pada akhirnya melahirkan aneka suara yang disepakati bersama dan itulah yang merupakan bahasa mereka (Shihab, 2012:279). b.

  Tafsir An-Nur Allah telah menjadikan manusia dengan memberikannya kekuatan lahir, batin dan tabi‟at yang dapat disalurkan kepada tujuan tertentu. untuk dapat menjelaskan atau menyampaikan apa yang terlintas dalam hati maupun pikirannya dengan bahasa yang dapat dipahami.

  Dalam hidup ini manusia tidak dapat hidup sendiri, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Bahasa sangat diperlukan sebagai alat penghubung atau sebagai alat komunikasi dan sebagai alat untuk memelihara ilmu yang diterima maupun yang akan disampaikan kepada orang lain.

  Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-

  Insan pada ayat tersebut adalah Muhammad, dan yang dikehendaki al- bayan adalah al-

  Qur‟an. Maka makna ayat menjadi “Allah menjadikan

  Muhammad dan mengajarkannya al- Qur‟an” (Ash-Shiddieqi,1972:

  110).

  c.

  Tafsir al-Maraghi Setelah menyebutkan nikmat pengajaran al-

  Qur‟an kemudian Allah menyebutkan nikmat lainnya, yaitu diciptakannya manusia dan mengajarinya sehingga dapat mengungkapkan apa yang terlintas dalam hatinya. Sekiranya tidak demikian, maka Nabi Muhammad tidak dapat mengajarkan al- Qur‟an kepada umatnya. Menurut tabi‟atnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau harus bergantung pada orang lain (masyarakat), maka diperlukan adanya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi Dan dengan bahasa manusia dapat memelihara ilmu-ilmu orang terdahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi saat ini dan serterusnya.

  Hal ini termasuk nikmat ruhani terbesar yang telah Allah berikan kepada makhluk-Nya. Pertama, Allah menyebutkan hal yang harus dipelajari, yaitu al-

  Qur‟an pedoman bagi manusia. Selanjutnya menyebutkan tentang belajar dan cara belajar yang diwujudkan melalui komunukasi (bahasa).

  Kesimpulan dari pendapat mufassir mengenai isi kandungan surah ar-Rahman ayat 3-4 adalah nikmat diciptakannya manusia, yang oleh Allah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, seperti dalam firman-Nya Qs. at-Tin ayat 4 sebagai berikut:

        

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya .

  Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Allah menjadikan manusia dengan dibekali potensi. Dengan potensi tersebut manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah, dan dengan adanya potensi manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya yaitu, dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Karena Allah menciptakan manusia dengan tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai makhluk sosial.

BAB III ASBĀBUN NUZŪL DAN MUNĀSABĀH A. Asbābun Nuzūl Al- Qur‟an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dalam upaya

  mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ayat-ayat dalam al- Qur‟an ada yang diturunkan tanpa sebab dan ada pula ayat-ayat yang diturunkan setelah terjadinya suatu peristiwa yang perlu direspon atau dijawab. Peristiwa atau persoalan yang melatarbelakangi turunnya ayat itu disebut

  asbābun nuzūl (Depag, 2009:228).

  Asbābun al-nuzūl secara bahasa terdiri dari dua kata asbāb dan nuzūl, asbāb bentuk jama‟ dari sabab yang berarti sebab, sedangkan kata nuzūl

  berasal dari akar kata nazala-yanzilu-nuzulan yang artinya turun, menurunkan sesuatu (Budihardjo, 2012:21). Sedangkan

  asbābun nuzūūl

  menurut istilah adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat, dimana ayat tersebut menjelaskan pandangan al- Qur‟an tentang peristiwa yang terjadi atau mengomentarinya (Shihab, 2012:3).

  Pengetahuan mengenai

  asbābun nuzūl atau sejarah turunnya ayat-ayat

  al- Qur‟an sangat diperlukan bagi seseorang yang ingin memperdalam pengertian mengenai ayat-ayat al-

  Qur‟an. Dengan mengetahui latar belakang turunnya ayat, maka seseorang dapat menggambarkan situasi dan kondisi saat ayat tersebut diturunkan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terkandung di balik teks ayat tersebut. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa ayat-ayat al- Qur‟an itu diturunkan tanpa sebab dan ada pula ayat-ayat yang diturunkan setelah terjadinya suatu peristiwa yang perlu direspon dan dijawab. Dalam ayat- ayat yang dikaji melainkan hanya akan menjelaskan asbābun nuzūl yang terdapat pada surah ar-Rahman ayat 1 dan 2 saja.

  Adapun asbābun nuzūl surah ar-Rahman ayat 1 dan 2 adalah sebagai berikut:

1. Surah ar-Rahman ayat 1-2

      

Artinya: (tuhan) yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al Quran.

  Para ulama berpendapat bahwa sebab turunnya surah ar-Rahman ayat 1 tersebut adalah karena tanggapan negatif kaum musyrikin Mekkah ketika mereka diperintahkan untuk bersujud kepada Allah SWT, seperti pada firman-Nya Qs. Al Furqon: 60 adalah sebagai berikut :

                 Artinya: dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah Kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman) (shihab, 2012:277).