KONSEP PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM DI MAN SALATIGA DAN MAN 2 SEMARANG TAHUN 2017

KONSEP PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DAN

  

IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DI MAN SALATIGA DAN MAN 2 SEMARANG

TAHUN 2017

Oleh:

TOHILMAN

  NIM. 12010150007

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

ABSTRAK

Judul Tesis : Konsep Pendidikan Anti Kekerasan dan Implemen- tasinya dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang Tahun 2017 Kata Kunci : Pendidikan Anti Kekerasan

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: konsep pendidikan anti kekerasan, implementasi pendidikan anti kekerasan dan hasilnya dalam pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa dan dokumen kurikulum MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang. Teknik pengumpulan meliputi: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik analisis datanya yaitu menggunakan analisis Miles dan Hubberman yaitu dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian tentang implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN

  1 Salatiga dan MAN 2 Semarang sebagai berikut: 1. Pendidikan anti kekerasan adalah pendidikan yang tidak ada kekerasan fisik maupun kekerasan psikis, masalah yang ada diselesaikan dengan cara damai, toleran, dan empati atau musyawarah.

  2. MAN

  1 Salatiga dan MAN

  2 Semarang telah mengimplementasikan pendidikan anti kekerasan. Beberapa metode yang digunakan dalam proses pembentukan anti kekerasan di lingkungan MAN 1 Salatiga diantaranya melalui pembuatan aturan/regulasi pelarangan kekerasan dan penanganan jika terjadi kekerasan atau pelanggaran terhadap aturan. Metode yang digunakan dalam proses pembentukan anti kekerasan dalam lingkungan MAN 2 Semarang dengan cara melembutkan hati dan perasaan siswa dengan membiasakan mengucap salam dan bersalaman antara guru dan murid setiap pagi.

  3. Hasil Implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar maupun perilaku siswa. Para guru menghadapi murid yang bermasalah tidak dengan kekerasan sehingga siswa menjadi santun, saling menghargai satu dengan yang lain dan lebih percaya diri. Siswa menjadi mengerti dan faham serta perilaku menjadi lebih baik. Siswa menjadi tertib dan suasana belajar di madrasah menjadi nyaman.

  

ABSTRACT

The Title of Thesis : The Concept of Anti Violence Education and The Implementation in Islamic Education at MAN Salatiga and MAN 2 Semarang 2017 Keywords : Anti Violence Education

  The purpose of this study was to find out: the concept of anti violence education, the implementation of anti-violence education and the results in Islamic education at MAN Salatiga and MAN 2 Semarang.

  This research uses qualitative method with case study approach. Subjects in this study were principals, teachers, students and documents curriculum of MAN 1 Salatiga and MAN 2 Semarang. The techniques of data collection include: Observation, Interview, and Documentation. The technique of data analysis is using Miles and Hubberman analysis that is by reducing data, presenting data, and drawing conclusions.

  The results of research on the implementation of anti violence education in MAN 1 Salatiga and MAN 2 Semarang as follows: 1. Non violence education is education that there is no physical violence or psychological violence, the problem is solved by peaceful, tolerant, and empathy or deliberation. 2. MAN 1 Salatiga and MAN 2 Semarang have implemented anti violence education. Some of the methods used in the process of establishing non violence in the MAN 1 Salatiga environment are through the establishment of rules / regulations on the prohibition of violence and handling in case of violence or violation of the rules.

  The method used in the process of anti violence formation in the environment MAN 2 Semarang by softening the hearts and feelings of students by getting used to greeting and shake hands between teachers and students every morning. 3.

  Results Implementation of anti violence education in MAN 1 Salatiga and MAN 2 Semarang has a positive influence on student achievement and student behavior. Teachers face problematic students not by violence so that students become polite, respect each other and more confident. Students become better understanding and understanding and behavior. Students become orderly and the madrasah learning atmosphere becomes comfortable.

  

PRAKATA

  Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Semoga Allah SWT senantiasa memberi Hidayah dan Inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW.

  Penulisan Tesis ini dapat terselesaikan karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku direktur pascasarjana IAIN Salatiga.

  3. Bapak Hammam, S.Pd., M.Pd., selaku kepala program studi PAI pascasarjana IAIN Salatiga.

  4. Bapak Profesor Dr. Budihardjo, M.Ag selaku pembimbing tesis yang dengan sabar meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis.

  5. Staf pegawai dan dosen program pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesai tesis ini.

  6. Pimpinan serta staf perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi penyelesaian tesis ini.

  7. Kepala Madrasah, guru, peserta didik, dan karyawan di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

  8. Ayahanda, ibunda, istri, anak-anak, saudara-saudaraku tercinta yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

  9. Teman-satu satu kelas PAI pascasarjana IAIN Salatiga 2017 yang selalu memberikan dorongan kepada penulis.

  10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan tesis ini

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............ ................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v ABSTRACT ....................................................................................................... vi PRAKATA ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan dan Batasan Masalah ...................................................... 4 C. Signifikansi Penelitian ................................................................... 4 D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6 E. Metode Penelitian ......................................................................... 12

  1. Jenis Penelitian ........................................................................ 12

  2. Pendekatan Penelitian ............................................................. 12

  3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 12

  4. Subyek Penelitian .................................................................... 13

  4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 13

  5. Teknik Analisis Data ............................................................... 14 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

  BAB II PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM .............................................................................................. 16 A. Pendidikan Islam .......................................................................... 16

  1. Pengertian Pendidikan Islam ................................................... 16

  2. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam ..................................... 17

  3. Pendekatan dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam .............. 19

  6. Pegawai Tata Usaha MAN 1 Salatiga ...................................... 50

  2. Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 2 Semarang 65

  1. Konsep Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 2 Semarang......... 63

  B. Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 2 Semarang . 63

  2. Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga . 58

  1. Konsep Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga ........... 56

  BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 56 A. Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga ..... 56

  2. Visi dan Misi ............................................................................ 54

  1. Sejarah Berdiri ......................................................................... 53

  8. Prestasi MAN 1 Salatiga .......................................................... 51 B. Profil MAN 2 Semarang ............................................................. 53

  7. Sarana dan Prasarana MAN 1 Salatiga ..................................... 50

  5. Peserta Didik MAN 1 Salatiga ................................................. 50

  4. Metode Pendidikan Islam ........................................................ 21

  4. Guru MAN 1 Salatiga ............................................................... 49

  3. Peta Jabatan MAN 1 Salatiga ................................................... 49

  2. Visi dan Misi ............................................................................ 46

  1. Sejarah Berdiri .......................................................................... 45

  BAB III PROFIL MAN 1 SALATIGA DAN MAN 2 SEMARANG ............. 45 A. Profil MAN 1 Salatiga ................................................................. 45

  4. Cara Mewujudkan Pendidikan Anti Kekerasan di Sekolah .... 42

  3. Pendidikan Anti Kekerasan di Sekolah ................................... 31

  2. Kekerasan dan Dampaknya dalam Pendidikan ....................... 30

  1. Kekerasan dan Dampaknya terhadap Anak ............................ 27

  A. Pendidikan Anti Kekerasan terhadap Anak ................................. 27

  5. Unsur-unsur Pendidikan Islam ................................................ 24

  C. Persamaan dan Perbedaan Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang ................ 67

  1. Persamaan Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga dan 2 Semarang ............................................... 67

  2. Perbedaan Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga dan 2 Semarang ............................................... 68

  D. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang ........ 69

  E. Analisis Unsur-unsur Pendidikan Anti Kekerasan di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang ................................................... 78

  BAB V PENUTUP .......................................................................................... 87 A. Kesimpulan ................................................................................... 87 B. Saran .............................................................................................. 88 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89 LAMPIRAN ....................................................................................................... 92

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Pendidikan Komisi

  Perlindungan Anak Indonesia Tahun 20111 - 2014 ............ .................. 2

Tabel 3.1 Guru MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 ............ ................ 49Tabel 3.2 Peserta Didik MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 ............... 50Tabel 3.3 Pegawai Tata Usaha MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 .....50Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 50Tabel 3.5 Prestasi MAN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2014-2016 ........................ 51

  

DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Peta Jabatan MAN 1 Salatiga ............ ................................................. 49

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Kepala Madrasah. Lampiran 2. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Wakil Kepala

  Bidang Kurikulum. Lampiran 3. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga Wakil Kepala Bidang

  Kesiswaan. Lampiran 4. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Guru PAI.

  Lampiran 5. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Guru PAI. Lampiran 6. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Guru PAI. Lampiran 7. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Siswa. Lampiran 8. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Siswa. Lampiran 9. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Siswa. Lampiran 10. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dengan Siswa Lampiran 11. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN 2 Semarang dengan Kepala

  Madrasah. Lampiran 12. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN 2 Semarang dengan Guru PAI. Lampiran 13. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN 2 Semarang dengan Siswa Lampiran 14. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN 2 Semarang dengan Siswa Lampiran 15. Transkrip Wawancara Implementasi Pendidikan Anti Kekerasan dalam Pendidikan Islam di MAN 2 Semarang dengan Siswa Lampiran 16. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah Lampiran 17. Pedoman Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum Lampiran 18. Pedoman Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Lampiran 19. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI Lampiran 20. Pedoman Wawancara dengan Siswa Lampiran 21. Foto Kegiatan Hasil Implementasi Pendidikan anti Kekerasan di

  MAN 1 Salatiga Lampiran 22. Foto Kegiatan Hasil Implementasi Pendidikan anti Kekerasan di

  MAN 2 Semarang Lampiran 23. Surat Keterangan Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membantu peserta

  didik, untuk mengembangkan diri pada dimensi intelektual, moral dan psikologis mereka. Sekolah perlu menciptakan situasi yang kondusif bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Situasi yang kondusif ini diharapkan mampu mewujudkan suasana damai dan tanpa

  1

  adanya kekerasan di sekolah . Sekolah sudah semestinya menjadi ruang lingkup yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat langsung di dalamnya. Kekerasan dalam bentuk apapun seharusnya tidak mendapat

  2 tempat di sekolah bahkan di sudut manapun di dunia ini .

  Ironisnya, kekerasan juga melanda dunia pendidikan. Sekolah kadang justru menjadi perantara untuk melakukan tindakan kekerasan seperti perkelahian antar pelajar yang berasal dari sekolah yang sama maupun berbeda, tawuran, kenakalan siswa di sekolah, kurang disiplin, guru memukul

  3 murid, kejahatan jalanan, bullying, prasangka buruk, dan stereotip negatif .

  1 M. Noor Rochman Hadjam, Budaya Damai Anti Kekerasan (Peace and Anti Violence), Jakarta: Dirjen Pendidikan Menengah Umum, 2003, 3. 2 RainaWidiastuti, “Memutus Rantai Kekerasan di Sekolah, Simposium GTK Kemdikbud, 2016, 1. 3 M. Nurul Ikhsan Saleh, Peace Education: Kajian Sejarah, Konsep, dan Relevansinya Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan formal di sekolah tidak secara

  4 otomatis menjamin dapat memberi rasa nyaman bagi siswa dan masyarakat .

  Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Komnas Perlindungan Anak (KPA) sebagaimana dipaparkan pada tabel 1.1, angka kekerasan di sekolah antara tahun 2011-2014 termasuk kategori yang memprihatinkan.

Tabel 1.1. Tabel Kasus Pengaduan Anak Berdasarkan Klaster Pendidikan

  5 Komisi Perlindungan Anak Indonesia Tahun 2011

  • – 2014

  (Sumber: Laporan KPAI tahun 2015) Terkait maraknya aksi kekerasan di sekolah, Ketua Dewan Pembina

  Komisi Nasional Perlindungan Anak (KOMNAS PA) Seto Mulyadi menyatakan bahwa banyaknya aksi kekerasan yang terjadi di beberapa 4 5 Clive Harber, Schooling as Violence, New York: Routledge Falmer, 2004, 17.

  http://rindupulang.blogspot.co.id/2015/12/urgensi-visi-perlindungan-anak-di.html, diunduh sekolah menunjukkan bahwa pendidikan yang dicanangkan pemerintah belum berhasil dan fenomena kekerasan atas nama senioritas ini banyak terjadi di berbagai sekolah di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya

  6

  merespon hal ini dengan serius . Solusi yang diharapkan adalah pendidikan yang mengangkat perdamaian dan toleransi. Inilah yang kemudian disebut dengan "pendidikan anti-kekerasan" (non-violence education ) atau "pendidikan perdamaian" (peace education).

  Mengingat pentingnya budaya damai dan anti kekerasan, maka diperlukan sebuah langkah konkrit dalam menindaklanjuti kesadaran mengenai pentingnya hal tersebut. Pemerintah perlu mewujudkan sebuah pendidikan yang dibangun diatas kelemahlembutan, agar anak merasa senang dengannya, percaya diri, tenang, dan mampu menghadapi kondisi yang

  7 beraneka ragam .

  Peserta didik seyogyanya diajari mencintai perdamaian, kerukunan, tenggang rasa dan sikap positif lainnya yang berkaitan dengan budi pekerti luhur sebagai manusia Indonesia yang berkarakter dan berjiwa pancasila.

  Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Salatiga dan MAN 2 Semarang merupakan lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam. Visi MAN Salatiga adalah memadukan zikir, pikir dan skill, unggul dalam prestasi

  8

  dengan berparadigma al-Qur'an . Visi MAN 2 Semarang adalah memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan generasi Islami, berprestasi dan 6 Hasyim Siregar, dkk., http://www.seputar-Indonesia.com/edisicetak/content/view/439514/ 38/, di unduh pada tanggal 14 April 2017. 7 Muhammad Nabil Kadzim, Sukses Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Solo: Pustaka Arafah, 2011, 45. 8

  9

  hidup mandiri . Diantara misi kedua lembaga pendidikan ini adalah: (1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (2) Membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari. (3) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas.

  Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang: “Konsep Pendidikan Anti Kekerasan dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2

  Semarang Tahun 2017 ”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan anti kekerasan di sekolah? 2.

  Bagaimana implementasi pendidikan anti kekerasan dalam pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang? 3. Sejauhmana hasil implementasi pendidikan anti kekerasan dalam pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang?

C. Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah keinginan- keinginan seorang peneliti atas 9 hasil penelitian yang dilakukannya terutama terkait dengan variabel-

  Arsip MAN 2 Semarang, http://www.mantengaran.sch.id, di unduh pada tanggal 16 Mei variabel yang diteliti

  10

  . Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui: konsep pendidikan anti kekerasan, implementasi pendidikan anti kekerasan dan hasilnya dalam pendidikan Islam di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang.

2. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoretis

  1) Memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan tentang implementasi pendidikan anti kekerasan dalam pendidikan Islam di

  MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang. 2)

  Menambah khazanah keilmuan dan wawasan bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

  b.

  Kegunaan Praksis 1)

  Memberikan kontribusi bagi pengembangan Pendidikan Islam dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan.

  2) Memberikan masukan bagi Madrasah untuk dapat melaksanakan pendidikan anti kekerasan di Madrasah.

  3) Sebagai bahan referensi atau rujukan bagi orang tua dan pendidik tentang pentingnya pendidikan anti kekerasan sedini mungkin.

10 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009,

D. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

  Penelitian Utami Budiyati dengan judul “Pendidikan Anti

  11 Kekerasan dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA . Hasil

  ” penelitian diperoleh bahwa buku PAI 1 (kelas X), memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 70 %. Sementara buku PAI 2 (kelas

  XI), memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 64%. Kemudian buku PAI 3 (kelas XII), memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 68%. Terlihat bahwa muatan pendidikan anti kekerasan paling banyak terdapat pada buku PAI 1.

  Penelitian Siti Jamilah dengan judul “Kekerasan Atas Nama

  12 Agama di Indonesia Dalam Perspektif Hannah Arendt . Dengan

  ” pendekatan filosofis, kasus-kasus kekerasan di atas dapat terurai dan dilacak penyebabnya. Masuknya agama dalam ranah publik dalam bentuk dijadikannya legitimasi untuk mengambil keputusan publik menjadi salah satupemicu terjadinya kekerasan. Dengan kondisi keberagaman etnis dan agama di Indonesia, penerimaan terhadap pluralitas seharusnya menjadi sebuah keharusan bagi setiap warga negara agar peristiwa kekerasan yang dipicu oleh perbedaan paham keagamaan dapat dihindari dan tidak lagi 11 mengkristal sebagaimana yang kerap terjadi akhir-akhir ini.

  Utami Budiyati, “Pendidikan Anti Kekerasan dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI,

  XII Terbitan Erlangga Tahun 2007)”, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014. 12 Siti Jamilah, “Kekerasan Atas Nama Agama di Indonesia dalam Perspektif Hannah

Arendt”, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga, Penelitian Alexander Volokh dan Lisa Snell dengan judul

  13

  . Tindak kekerasan di “Strategies to Keep Schools Safe (Unabridged)” sekolah merupakan masalah serius terutama di sekolah formal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan masalah tindak kekerasan di sekolah tidak bisa hanya menggunakan satu strategi. Hal ini maksudnya belum dapat ditemukan suatu strategi yang baku yang dapat digunakan untuk setiap sekolah karena masalah yang dihadapi secara detailnya belum tentu sama.

  Penelitian Luluk Atirotu Zahroh dengan judul “Islamic

  Perspective of Anti Violence Education for Early Childhood in The

14 Family Environment . Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

  ” dampak kekerasan orang tua terhadap perkembanagan kecerdasan emosional spiritual anak ini mengarah paad hal-hal yang negatif. Tindak kekerasan yang dilakukan orang tua telah menanamkan kebencian dan rasa takut yang berlebihan pada diri anak. Kekerasan akan menanamkan sifat keras dan sikap kasar pada diri anak, membekas luka di hati anak hingga mereka dewasa.

  Penelitian Fransiska Septiana Sulistyowati dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan terhadap Perilaku

13 Alexander Volokh & Lisa Snell,

  “Strategies to Keep Schools Safe (Unabridged)”, International Journal: Policy Study No. 234, January 1998, 85. 14 Luluk Atirotu Zahroh, “Islamic Perspective of Anti Violence Education for Early

Childhood in The Family Environment”, Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education

  15 Kekerasan di Kalangan Pelajar . Hasil penelitian menunjukkan

  ” terdapat pengaruh positif yang signifikan baik antara lingkungan sekolah dan perilaku kekerasan dengan nilai t sebesar 4,334, maupun antara pengetahuan dan perilaku kekerasan dimana dengan nilai t sebesar 3,753, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku kekerasan, serta terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lingkungan sekolah dan pengetahuan secara bersama-sama terhadap perilaku kekerasan di kalangan pelajar dengan nilai F sebesar 31,764 dan memberikan kontribusi sebesar 37,4%.

  Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan saudari Utami Budiyati adalah sama-sama membahas tema pendidikan anti kekerasan. Sedangkan perbedaannya adalah penulis menggali konsep dan implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN Salatiga dan di MAN 2 Semarang, saudari Utami Budiyati meneliti tentang muatan pendidikan anti kekerasan pada mata pelajaran PAI.

  Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan saudari Siti Jamilah adalah sama-sama meneliti tentang tindak kekerasan. Sedangkan perbedaannya adalah penulis adalah penulis menggali konsep dan implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN Salatiga dan di MAN 2 Semarang, saudari Siti Jamilah menguraikan tentang kekerasan atas nama 15 agama di Indonesia dalam perspektif Hannah Arendt.

  Fransiska Septiana Sulistyowati, “Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan

terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar”, Surakarta: Program Studi Magister Kedokteran

  Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan Alexander Volokh dan Lisa Snell adalah sama-sama membahas tema pendidikan anti kekerasan. Sedangkan perbedaannya adalah penulis menggali konsep dan implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN Salatiga dan di MAN 2 Semarang, sedangkan Alexander Volokh dan Lisa Snell meneliti mengenai strategi untuk menjaga agar sekolah tetap aman.

  Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan Luluk Atirotu Zahroh adalah sama-sama membahas tema pendidikan anti kekerasan. Sedangkan perbedaannya adalah penulis menggali konsep dan implementasi pendidikan anti kekerasan di MAN Salatiga dan di MAN 2 Semarang, sedangkan Luluk Atirotu Zahroh meneliti mengenai dampak kekerasan orang tua terhadap perkembanagan kecerdasan emosional spiritual anak.

  Berdasarkan persamaan dan perbedaan antara penelitian penulis dengan penelitian terdahulu, memiliki relevansi dalam hal memberikan informasi dan kajian tambahan sebagai penyempurna dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

2. Pendidikan Anti Kekerasan

  Menurut konsep Islam, pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan oleh sesorang dewasa kepada anak didik dalam masa

  16

  pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian Islami . Menurut UU Nomor

  16

  17

  20 tahun 2003 , pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya.

  Kekerasan menurut Black (1951) sebagaimana dikutip oleh Margaretha Hanita dkk., adalah pemakaian kekuatan yang tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau kemarahan yang tak terkendali, tiba-tiba, bertenaga, kasar, dan

  18 menghina .

  Menurut UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan kepada anak yang mengakibatkan timbulnya kesengsaraan atau psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,

  19

  atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum . Laporan UNESCO menyebutkan bahwa bentuk-bentuk tindak kekerasan pada anak dapat berupa: hukuman fisik dan psikis, bullying, tindak kekerasan

  20 seksual, perkelahian, dan penembakan .

  Pendidikan anti kekerasan dapat didefinisikan sebagai suatu usaha 17 sadar untuk mewujudkan suatu suasana belajar tanpa harus menimbulkan 18 UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.

  Margaretha Hanita dkk, Pencegahan Kekerasan terhadap Anak di Lingkungan Pendidikan, Jakarta: P2TP2A, 2014, 14. 19 Farida Dewi Maharani dkk., Anak adalah Anugerah: Stop Kekerasan Terhadap Anak, Jakarta: Kominfo RI, 2015, 13. 20 kesengsaraan / kerusakan baik secara fisik, psikologis, seksual, finansial

  21

  maupun spiritual . Sedang hakekat anti kekerasan adalah mensosialisasikan nilai-nilai, norma-norma tingkah laku manusia yang harus dan wajib dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai musyawarah dan perdamaian dan menghindari

  22 kekerasan .

  Suatu upaya konkrit dalam menerapkan pendidikan anti kekerasan adalah dengan mewujudkan sekolah damai. Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi proses belajar mengajar yang memberikan jaminan suasana kenyamanan dan keamanan pada setiap komponen di sekolah karena adanya kasih sayang, perhatian, kepercayaan dan

  23

  kebersamaan . Sekolah yang damai adalah sekolah yang pada beberapa aspeknya, antara lain:proses belajar dan mengajar yang efektif, suasana yang nyaman dan aman, komunikasi dan hubungan antar komponen sekolah yang terbina, peraturan dan kebijakan ditaati.

  Lima langkah praktis agar efektif dalam pencegahan tindak

  24

  kekerasan di sekolah antara lain : (1) Pendekatan sekolah secara menyeluruh, (2) Program kerja yang logis, (3) Penerapan kurikulum

  21 Luluk Atirotu Zahroh, “Islamic Perspective of Anti Violence Education for Early Childhood in The Family Environment “…, 48. 22 Setyo Nugroho, “Mengimplementasikan Pendidikan Multikulural di Sekolah”, Jurnal

  Ilmiah Guru “COPE” No. 02/Tahun VI/Desember 2002, 2. 23 M. Noor Rochman Hadjam, Budaya Damai Anti Kekerasan (Peace and Anti Violence), Jakarta: Dirjen Pendidikan Menengah Umum, 2003, 11. 24 Michael Flood, Lara Fergus and Melanie Heenan, Respectful Relationships Education, secara efektif, (4) Pemberian petunjuk yang relevan, inklusif dan berbudaya, dan (5) Evaluasi pelaksanaan program.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada obyek alamiah,

  25 dimana peneliti sebagai instrumen kunci .

  2. Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu suatu pendekatan yang berusaha memberikan gambaran yang terperinci dengan tekanan pada situasi keseluruhan mengenai proses atau urut-urutan suatu

  26 kejadian .

  3. Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2017 bertempat di MAN 1 Salatiga dan MAN 2 Semarang. Pemilihan tempat dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan salah satu pengampu di MAN 1 Salatiga dan tempat tinggal penulis dekat dengan lokasi MAN 2 Semarang, sehingga hal ini akan menjadikan pelaksanaan penelitian efektif dan efisien.

25 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D , Bandung: Alfabeta, 2014, 8.

  26

  4. Subyek Penelitian

  Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa dan dokumen kurikulum MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang.

  5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-

  27

  gejala dalam objek penelitian . Observasi dilakukan untuk mendapatkan data berupa foto kegiatan, aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran, peran kepala sekolah dalam implementasi pendidikan anti kekerasan.

  b.

  Wawancara, adalah pengambilan data dengan cara menanyakan

  28 sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden .

  Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari kepala sekolah, guru dan siswa berkaitan dengan implementasi pendidikan anti kekerasan yang ada di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang.

  c.

  Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui

  29 pencarian dan bukti-bukti yang bersumber dari non-manusia .

  Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tertulis berupa dokumen kurikulum, dokumen pembelajaran, dokumen kegiatan-

  27 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2009, 134. 28 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif 29 …, 131. kegiatan yang berkaitan dengan implementasi pendidikan anti kekerasan yang ada di MAN Salatiga dan MAN 2 Semarang.

  Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain dengan trianggulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, analisis yang ditimbulkan sendiri oleh peneliti dengan membandingkan

  30

  dengan hasil orang lain . Metode trianggulasi dalam penelitian ini meliputi : a.

  Trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen dan arsip.

  b.

  Trianggulasi metode, yaitu dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

6. Teknik Analisis Data

  31 Menurut Miles dan Huberman analisis kualitatif dibagi dalam

  tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur yang di maksud adalah: a.

  Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan; b. Penyajian data, adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan 30 tindakan;

  Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, 168. 31 c.

  Penarikan kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dalam penelitian ini ada lima bab, yaitu:

  Bab I berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan dan batasan masalah, signifikasi penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika pembahasan.

  Bab II berisi konsep pendidikan anti kekerasan dalam pendidikan Islam, yang meliputi pengertian pendidikan Islam, konsep dasar ilmu pendidikan Islam, pendekatan dalam kajian filsafat pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, unsur-unsur pendidikan Islam, pendidikan anti kekerasan terhadap anak, kekerasan dan dampaknya terhadap anak, kekerasan dan dampaknya dalam pendidikan, pendidikan anti kekerasan di sekolah, dan cara mewujudkan pendidikan anti kekerasan di sekolah.

  Bab III berisi profil MAN Salatiga yang dan MAN 2 Semarang, yang terdiri atas sejarah berdiri, visi dan misi, peta jabatan, guru, peserta didik, pegawai tata usaha, sarana dan prasarana, dan prestasi.

  Bab IV berisi analisis dan pembahasan hasil implementasi pendidikan anti kekerasan dalam pendidikan Islam di MAN Salatigadan MAN 2 Semarang.

  Bab V berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

BAB II PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan berasal dari bahasa Arab, yaitu:

  “tarbiyah” dengan kata kerja

  “rabba”, kata “ta’lim” dengan kata kerja “’allama”, yang

  berarti pengajaran. Sedangkan “pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya

  1

  . Kata kerja rabba (mendidik) seperti terlihat adalah “tarbiyah Islamiyah” dalam ayat al-

  Qur’an berikut:

  … ٢٤ مك اممُهۡ محَۡر ٱ اٗيرِّغ مص ِّنِاميَّبمر امم ِّ بَّر

  Artinya

  : “Ya Tuhan, sayangilah keduanya (ibu bapakku) sebagaimana

  mereka telah mengasuhku (mendidikku) sejak kecil

  ”. (Q.S. al-

2 Isra’: 24).

  Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Hal ini sebagaimana dalam surat

  al Mujadilah ayat 11 berikut.

  م ۡ َّ ٱ

  مي ِّ ٱ امهُّي أَٰٓ مي ِّ ِّ م مم ِّفِ ْاوُحَّسمفمت ۡمُكمل مليِّق امذِّإ ْآوُنممامء

  ُ َّ ٱ ِّعم ۡرم ْا ُ ُن م ٱ ْا ُ ُن ٱ مل ُ َّ ٱ ْاوُح مسۡ م ٱ مليِّق امذوَإِ ۡۖۡمُك ِّح مسۡفمي

  1 2 Zakiah Daradjat, et.al, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta 1996, 25.

  Al- Qur’an surat al-Isra’ ayat 24, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara

  ُ َّ َّ ۡل ُ َّ ٱ ٱ ْاوُت أ مي ِّ ٱ م ۡمُكنِّم ْاوُنممامء مي ِّ ٱ

  ممۡ ِّ م تٖۚ م مرم اممِّب

  ١١ ُ ممۡ مت ٞيرِّبمخ منو Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al

3 Mujadilah ayat 11).

  Salah satu penerapan pendidikan dalam Islam adalah mengucapkan perkataan yang baik dan memberi maaf atas kesalahan orang lain. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

  م مغ ُ َّ ٱ ٞ ۡوم أ ٓامهُ مبۡ م تٖۚ م م مص يِّ م ٞ ۡيرمخ ةٌةمرِّفۡغممم ٞ ُرۡ َّم

  م ىۗ ٗذ ٌّ ِّنِ ٞميِّ مح

  Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha

   4 Penyantun

”. (Q.S. al Baqoroh ayat 263).

  Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai

  3 Al- Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerbit dan Penerjemah al- 4 Qur’an, Depag RI, 1977.

  Al- Qur’an surat al-Baqarah ayat 263, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan pandangan hidupnya (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan

  

5

hidup di dunia dan di akhirat kelak .

2. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam

  Secara ontologis, sasaran obyek pendidikan adalah manusia. Karena Manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks, karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batasan yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Perbedaan tersebut disebabkan oleh orientas, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi luasnya aspek

  6 yang dibina oleh pendidikan .

   Pada aspek epistemologis, ilmu pendidikan Islam digali dari sumber ajarannya yaitu al- Qur’an dan sunnah melalui studi ilmiah untuk mencari kebenaran dan nilai yang terkandung di dalamnya. Kebenaran selalu berkaitan dengan dimensi keilmuan, menjadi prinsip yang fundamental dalam epistemologi yang di dalamnya tersusun nilai-nilai benar atau salah.

  Terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan pengetahuan, yakni melalui wahyu. Manusia dalam menemukan kebenaran ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut, yang kemudian dipercaya atau tidak dipercaya, berdasarkan masing-masing

  7 5 keyakinannya .

  Zakiah Daradjat, et.all, Ilmu Pendidikan Islam 6 …, 117.

  Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994, 26. 7

  Aspek yang ketiga yang harus ada dalam ilmu pendidikan Islam adalah aksiologi. Aksiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai. Tokoh zaman pertengahan, Thomas Aquinas, membangun pemikiran tentang nilai dengan mengidentifikasi fllsafat Aristoteles tentang nilai tertinggi dengan penyebab final (causa prima) dalam diri Tuhan sebagai keberadaan

  8 kehidupan, keabadian, dan kebaikan tertinggi .

3. Pendekatan dalam Kajian Filsafat Pendidikan Islam

  Beberapa metode pendekatan pengembangan filsafat pendidikan Islam yaitu: a.

  Pendekatan Normatif Pendekatan Normatif dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata, dalam filsafat

  Islam bisa disebut sebagai pendekatan syariah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa boleh dan yang tidak

  9 boleh menurut syariat Islam.

  b.

  Pendekatan Historis Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari

  10