PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP

SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF

411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

Hasan Maftuh

NIM : 111 10 143

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP

SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF

411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

Hasan Maftuh

NIM : 111 10 143

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id

NOTA PEMBIMBING

  Hal : Skripsi Sdr. Hasan Maftuh NIM: 111 10 143

  Kepada : Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga Di Tempat

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Setelah membaca dan memberikan arahan dan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi sdr.

  Nama : Hasan Maftuh NIM : 11110143 Judul : Pembinaan Keagamaan Dalam Konsep Sapta Marga di Lingkungan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.

  Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqosyah skripsi guna memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Agam Islam.

  Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih

  Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

  Salatiga, 11 Desember 2014 Pembimbing Maslikhah, S. Ag., M.Si.

  NIP. 19700529200003 2 001

  

LEMBAR PENGESAHAN

  PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP

  Skripsi dengan judul

  SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 yang disusun oleh Hasan Maftuh telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga pada hari ........, tanggal ........... dan dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : ______________ Sekretaris Penguji : ______________ Penguji I : ______________ Penguji II : ______________ Penguji III : ______________

  Salatiga, 2015 Rektor STAIN Salatiga Dr.

   Rahmad Hariyadi, M. pd.

  

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hasan Maftuh NIM : 111 10 143 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar- benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 06 Januari 2015 Yang menyatakan,

  Hasan Maftuh

  NIM: 111 10 143

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan Iklas dan Ungkapan Syukur Alhamdulillah, Skripsi ini telah tersusun untuk dipersembahkan kepada: 1.

  Ayahanda Bapak Jupriyadi (Alm) dan Ibunda tercinta Siti Wafiroh yang telah berjuang mendidik, membimbing dan membesarkan ananda dengan penuh kesabaran, keiklasan serta doa dan harapan beliau. Doa dan harapan kepada ibu adalah selalu diberi kesehatan dan panjang umur. Bapak Jupriyadi (Alm) agar diampuni dosanya dan diterima disisi-Nya.

  2. Adikku tercinta, M. Rizal Baihaqi dan Faqih Yusuf serta keluarga Besarku yang selalu mendorongku dengan penuh keceriaan dan semangat sehingga ananda terstimulus untuk berjuang keras segera menyelesaikan skripsi ini. Doa dan harapan, agar adikku selalu berbakti kepada orang tua, dan bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

  

MOTTO

       

  

Artinya : Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah

membalas tipu daya mereka itu. dan Allah sebaik-baik pembalas

tipu daya..."

  

)Al-Imron - 54 ) Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat, taufik, nikmat serta hidayahnya sehigga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad saw beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukan kepada kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait.

  Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Oleh karena itu, tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih setulus-tulusnya atas terselesaikanya skripsi ini kepada: 1.

  Dr. H.Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku ketua STAIN Salatiga 2. Rasimin, S.Pd.I., M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam beserta stafnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini.

  3. DANYONIF 411 yang telah membatu mengizinkan kami untuk melakukan penelitian di Yonif 411 Salatiga

  4. Maslikhah, S.Ag.,M.Si selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.

5. Dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan

  akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis dan Seluruh Staff di STAIN Salatiga.

  6. Teman-teman seperjuangan organisasi/Instasi selama kuliahku yakni Staff Guru di MI Sukorejo 01 Kec. Suruh, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Salatiga , Racana STAIN Salatiga, SMC Stain Salatiga, Pusat Informasi Konseling (PIK), Kelas D PAI 2010 dan Karang Taruna yang memberikan motivasi untuk selalu berjuang menjadi insan yang melayani dan pengabdi.

  7. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

  Hanya rasa syukur yang dapat penulis haturkan kepada Allah Swt yang telah memberikan anugrah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian, akhirnya penulis mengucapakan banyak terimakasih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunana skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Amin

  Salatiga, 13 januari 2015 Penulis

  Hasan Maftuh NIM : 111 10 143

  

ABSTRAK Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negei Salatiga. Pembimbing : Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata Kunci: Pembinaan Keagamaan, Konsep Sapta Marga

  Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Sebuah kepercayaan itu sering dikenal dengan yang nama agama. Sebuah negara tidak lepas dengan apa yang namanya agama. Selain agama, negara juga membutuhkan sebuah pertahanan militer yang kuat. Islam dan militer apabila dikorelasikan pasti akan saling terkait di negara Indonesia. Sapta Marga merupakan pondasi prajurit dalam mengemban tugasnya. Pembinaan keagamaan dan penanaman nilai Sapta Marga peneliti rasa perlu diterapkan dalam diri seorang prajurit. Penelitian di lakukan di Yonif 411 Kostrad Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan keagamaan di Yonif 411 Kostrad Salatiga. Rumusan masalahnya adalah bagaimana pembinaan keagamaan Islam di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014? Bagaimana pembinaan keagamaan Islam dalam Konsep Sapta Marga di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014? Apa Makna Konsep Sapta Marga dalam pembinaan keagamaan bagi Prajurit di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014? Dengan tujuan meliputi; (1) Pembinaan Keagamaan Islam di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014. (2) Pembinaan Keagamaan Islam dalam Konsep Sapta Marga di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014. (3) Makna Konsep Sapta Marga Bagi Prajurit di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014.

  Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti di kancah penelitian menjadi mutlak adanya. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Militer Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Prosedur pengumpulan data meliputi, observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan bentuk observasi, yaitu observasi partisipasi dan observasi terus terang. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu triangulasi sumber dan waktu.

  Kesimpulannya yaitu tujuan pembinaan keagamaan di yonif 411 Salatiga, berpegang teguh pada kualitas mental kejuangan, ideologi, rohani dan keilmuan. Hal itu dilakukan kegiatan keagamaan antara lain: Shalat Dhuhur-

  Isya‟ berjamaah, Kegiatan Yasinan, Khutbah hari Jum‟at, Pengajaran Iqro‟ dan al-

  Qur‟an, PHBI. Pembinaan Keagamaan dalam Konsep Sapta Marga di Yonif 411 di paparkan dengan dua jenis model dan sejumlah metode yang digunakan. Diakhiri dengan sebuah makna yang dapat diambil melalui rumusan masalah korelasi antara pembinaan keagamaan dan Sapta Marga yang melahirkan sebuah pedoman dalam menjalankan tugas sebagai seorang militer sesuai Sapta Marga.

DAFTAR ISI

  Halaman Judul .................................................................................................. i Lembar Berlogo ................................................................................................ ii Nota Pembimbing ............................................................................................. iii Lembar Pengesahan .......................................................................................... iv Pernyataan Keaslian............................................................................................ v Halaman Persembahan ..................................................................................... vi Motto ................................................................................................................ vii Kata Pengantar ................................................................................................. viii Abstrak ............................................................................................................. x Daftar Isi .......................................................................................................... xi Daftar Tabel ..................................................................................................... xv Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi

  BAB I: PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ..............................................................

  B.

  8 Fokus Penelitian ...........................................................................

  C.

  8 Tujuan Penelitian .........................................................................

  D.

  9 Kegunaan Penelitian ....................................................................

  E.

  10 Kajian Teori .................................................................................

  F.

  12 Metode Penelitian ........................................................................

  G.

  19 Sistematika Penulisan ..................................................................

  BAB II: KAJIAN TEORI A. Pembinaan Keagamaan Islam 1. Pengertian Pembinaan Keagamaan Islam ................................. 21

  4. Dimensi-Dimensi Pembinaan Keagamaan Islam ...................... 39 B. Sapta Marga 1.

  Pengertian Sapta Marga ............................................................. 46 2. Butir-Butir Sapta Marga ............................................................ 47 C. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sapta Marga 1.

  Nilai-Nilai Sapta Marga .......................................................... 48 a.

  Toleransi (Pluraslisme) ....................................................

  48 b. Patriotisme (Cinta tanah Air) ...........................................

  54 c. Ketakwaan, Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan .............

  55 d. Kesiapsiagaan (Bhayangkari) ........................................... 56 e.

  Kedisiplinan ...................................................................... 57 f. Keperwiraan dan Sedia Berbakti ...................................... 57 g.

  Tepat Janji ......................................................................... 58 D. Makna Sapta Marga dalam Pembinaan Keagamaan ..................... 58 1.

  Pengertian Makna ..................................................................... 59 2. Tipe-Tipe Makna ...................................................................... 59

  BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. Yonif 411 Salatiga a. Sejarah Berdirinya Yonif 411 ............................................ 61 b. Letak Geografis Yonif 411 ................................................ 61 c. Visi dan Misi Yonif 411 ..................................................... 62 d. Struktur Organisasi BINTAL Yonif 411 ........................... 63 e. Sarana Dan Prasarana ......................................................... 63 f. Kondisi Keagamaan Yonif 411 Salatiga ............................ 64 g. Gambaran Informan ........................................................... 64 h. Materi Pembinaan Mental Yonif 411 Salatiga .................. 65 2. Pembinaan Keagamaan

  b.

  Sholat Berjama‟ah .............................................................. 67 c. Kegiatan PHBI ................................................................... 67

  B. Temuan Penelitian 1.

  Pembinaan Keagamaan Yonif 411 Salatiga a.

  Sejarah singkat Pembinaan Keagamaan ................................. 68 b. Tujuan Pembinaan Keagamaan ........................................... 70 c. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan ................................... 72 d. Metode Pembinaan Keagamaan ......................................... 74 e. Hambatan Pembinaan Keagamaan ...................................... 76 2. Pembinaan Keagamaan Dalam Konsep Sapta Marga a.

  Model Penanaman Nilai-Nilai Sapta Marga ....................... 77 b. Metode Penanaman Nilai-Nilai Sapta Marga ..................... 78 3. Makna Sapta Marga Bagi Prajurit di yonif 411 Salatiga a.

  Makna Sapta Marga Bagi Prajurit di yonif 411 .................. 80

  BAB IV: PEMBAHASAN A. Pembianaan Keagamaan Di Yonif 411 Salatiga 1. Sejarah singkat terbentuknya Pembinaan ............................... 82 2. Tujuan Pembinaan ................................................................... 84 3. Pelaksanaan pembinaan .......................................................... 86 4. Metode Pembinaan ................................................................. 92 5. Penghambat pembinaan .......................................................... 97 B. Pembinaan Keagamaan Dalam Konsep Sapta Marga 1. Model Penanaman Nilai Sapta Marga ....................................... 98 2. Metode Penanaman Nilai Sapta Marga ..................................... 99 C. Makna Konsep Sapta Marga .......................................................... 100 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................

  102

  

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 106

LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................... 108

DAFTAR TABEL

  Tabel 2 Daftar Struktur Organisasi Yonif 411 Salatiga ........................

  63 Tabel 3 Daftar Sarana dan Prasarana Yonif 411 Salatiga ....................

  63 Tabel 4 Daftar Keagamaan Prajurit Yonif 411 Salatiga ........................

  64 Tabel 5 Daftar Informan Yonif 411 Salatiga ........................................

  65 Tabel 6 Daftar Materi Pembinaan di Yonif 411 Salatiga ......................

  66 Tabel 7 Contoh Jadwal Yasinan Bulan Oktober ...................................

  66 Tabel 8 Contoh Jadwal Sholat Berjama‟ah ...........................................

  67 Tabel 9 Jadwal Kegiatan PHBI .............................................................

  67 DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran II tetang Pedoman Wawancara ................................................ 110 Lampiran III tetang Dokumentasi ............................................................ 111 Lampiran IV tetang Surat Keterangan Penelitian ..................................... 113 Lampiran V tetang Surat Keterangan Kegiatan ....................................... 114 Lampiran VI tetang Lembar Konsultasi Skripsi ..................................... 115 Lampiran VII tetang Surat Tugas Pembimbing ....................................... 117 Lampiran IX tetang Kode Penelitian ........................................................ 118 Lampiran VIII tetang Transkip Wawacara ............................................... 119

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban dunia dari dulu hingga sekarang telah

  mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini umat manusia memasuki kehidupan era globalisasi. Sebuah istilah yang merujuk kepada suatu keadaan di mana antara bangsa-bangsa di dunia sudah saling berinteraksi dan menyatu dalam berbagai bidang kehidupan: sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan dan sebagainya. Keadaan ini terjadi berkat penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi di bidang informasi. Realita dalam era globalisasi ini, menunjukkan bahwa batas-batas geografis, budaya, agama, dan lain sebagainya, sudah tidak lagi menjadi halangan untuk melakukan hubungan antara satu dan lainnya. Merujuk pada era globalisasi ini, masyarakat (manusia) membentuk sebuah perkampungan besar dan menyatu yang selanjutnya disebut dengan global village (Saridjo, 2009: 89).

  Memasuki kehidupan era globalisasi yang ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berkuasanya ideologi-ideologi modern seperti marxisme, sosialisme atau nasionalisme, beberapa kalangan merasa pesimis akan masa depan agama. Begitu pula pada saat budaya modern yang bertumpu pada kemampuan manusia semakin merebak, tidak sedikit yang mempercayakan akan datangnya masa akhir perjalanan agama (Saridjo, . 2009: 74)

  Namun demikian, sejarah membuktikan bahwa agama tetap bertahan, sekalipun dalam masa pasca modern yang dikenal sebagai puncak pencapaian peradapan manusia. Agama kini semakin diminati oleh kalangan seniman, artis, olahragawan, politisi, diplomat, ilmuwan, hingga biarawati

  ).

  dan pendeta banyak yang masuk agama Islam (Saridjo, 2009: 46 Fenomena tersebut membuat optimis bahwa ketertarikan masyarakat (manusia) akan eksistensi agama masih menjadi kajian penting dalam tatanan kehidupan manusia.

  Fenomena lain, dalam Saridjo, (2009: 47) mengatakan bahwa dikalangan ahli-ahli ilmu sosial dan humaniora tercatat nama-nama besar yang tertarik mempelajari agama, seperti Robert N. Bellah, Robert Wathnow, B. Malinowski dan Clifford Geertz. Disiplin ilmu lainnya, seperti psikologi, sejarah, dan politik juga digunakan sebagai pendekatan untuk mengkaji agama.

  Islam menurut penganutnya, merupakan agama yang lengkap dan sempurna, dan merupakan rahmat bagi seluruh alam atau bersifat universal, bahasa lain yaitu “rahmatan lil-„alamin” (Urbaningrum, 2004: 72). Islam membahas seluruh aspek kehidupan, termasuk didalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dimensi dasar kehidupan manusia. Dimensi dasar yang dibahas oleh agama Islam bukan lain adalah masalah-masalah yang dengan kekuatan “Ruh Tauhid” dan ibadah dengan Allah Swt sebagai kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di bumi ini.

  Sejalan dengan dasar itu dapat disimpulkan bahwa dimensi dasar ajaran Islam yang dimaksud adalah Tauhid, Ibadah dan Akhlak. Ketiga dimensi dasar ini merupakan hal pokok yang harus ditanamkan dalam diri manusia sejak lahir. Mengingat pentingnya dari ketiga hal pokok tersebut, perlu diketahui bersama salah satu kelebihan manusia sebagai mahluk Allah Swt adalah dia dianugerahi fitrah sejak lahir. Istilah fitrah dalam kalimat sederhana dapat diartikan sebagai potensi manusia untuk mengimani Allah Swt dan mengamalkan ajarannya. Makna dari “fitrah” yang lebih eksplisit adalah sebuah panggilan sebagai mahluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah Swt. Berangkat dari hal inilah kemudian manusia dijuluki “Homo Religius” mahluk beragama. Namun, fitrah itu baru berfungsi dikemudian hari melalui proses pembinaan, bimbingan dan latihan setelah berada pada tahap kematangan psikologis.

  Helmy, (2012: 31) mengatakan bahwa pembinaan adalah mencakup segala ikhtiar (usaha-usaha), tindakan dan kegiatan yang ditunjukan untuk meningkatkan kualitas beragama baik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan, bidang ahlak dan bidang kemasyarakatan. Kesimpulan di atas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara ketiga perihal itu sangat lazim dimaknai dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Tujuan pembinaan iman serta ahlak yang mulia, serta selalu senantiasa memelihara dan mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh agama. Selain itu juga, perlu ditambah adanya praktek-praktek langsung yaitu melakukan amal perbuatan yang diperintahkan oleh agama secara nyata.

  Peran agama dalam sebuah negara merupakan komponen yang tidak dapat terpisahkan. Selain agama, jika pandang dari sisi lain sebuah negara tidak akan lepas pula dengan yang dinamakan kemiliteran. Pertahanan sebuah negara tanpa didukung kekuatan militer tentu akan lemah dalam mempertahankan wilayah kekuasaan negaranya. Substansi logis yang harus dibangun adalah kekuatan dalam dunia militer terletak kepada personil yang ditugasi dalam menjaga negara. Bahasa atau istilah sehari-hari personil militer tersebut dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI diharuskan cakap dalam membidangi tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Hal lain harus ditunjang dalam segi kualitas, kuantitas dan profesionalitas yang dimiliki untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai pembela bangsa dan negara. Berangkat dari hal tersebut, tidak akan jauh hubungannya yaitu antara dunia militer apabila didekatkan dengan konsep agama Islam. Gambaran umumnya adalah masyarakat Indonesia mayoritas memeluk agama Islam, tentu konsekuensi logisnya adalah nilai-nilai agama Islam akan merasuk dalam dunia kemiliteran yang mana anggota militer juga banyak yang beragam Islam. Realitas masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam tentu akan mempengaruhi tradisi langsung dunia militer akan mendapat suntikan ruh Islam (intervensi Islam). Suntikan ruh islam tersebut akan berpengaruh dalam pembinaan-pembinaan atau metode yang sudah diterapkan dalam dunia kemiliteran.

  Istilah (pembinaan), apabila diteropong dari konteks militer, menunjukkan bahwa pembinaan personal TNI atau personnel management merupakan cara untuk membina personil meliputi beberapa aspek, yaitu seleksi personil baru, pembinaan karier yang terdiri dari pembinaan jabatan dan pembinaan kepangkatan, pengurusan kesejahteraan dan gaji serta pendidikan pembinaan personel bertujuan untuk memperoleh personil yang cocok dalam melaksanakan fungsi di TNI, memelihara personil itu sebaik- baiknya agar terus memenuhi kecocokan dan meningkatkan mutu personilnya agar dapat menjalankan pekerjaan lebih baik. Pembinaan personil merupakan salah satu fungsi staf dalam kepemimpinan TNI (Suryohadiprojo, 1996: 43). Seleksi warga negara untuk masuk TNI adalah suatu proses yang meliputi penelitian terhadap kondisi mental, fisik dan intelektual. Pembinaan di dalam dunia pendidikan, seorang prajurit akan dilatih baik itu secara fisik dan ada juga pembekalan suatu pedoman untuk eksistensi dalam tugas kemiliteran. Kehidupan TNI perlu diadakan satu etik yang selanjutnya menjadi pegangan hidup bagi seluruh anggota TNI, baik itu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) maupun Angkatan Udara (AU). Lebih rinci dapat dilihat bahwa prajurit TNI terdiri berbagai macam suku dan perbedaan aliran (agama). Agar terjadi satu ideologi pada era tahun satu konsep Sapta Marga lalu disetujui oleh Presiden Soekarno dan disebar luaskan melalui latihan Chandradimuka.

  Konsekuensi logis yang muncul jika belajar bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat, sering kali ditemukan perilaku menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Begitu juga dalam lingkungan prajurit TNI, sudah barang tentu menjalani kehidupan layaknya masyarakat yang lainnya, ada yang berperilaku salah dan taat akan perintah. Dasar utama yang harus dibangun adalah diperlukan berbagai usaha agar seluruh lapisan masyarakat, baik dalam masyarakat biasa maupun dalam lingkungan TNI agar tetap dalam koridor yang telah berlaku seperti usaha

  

preventif untuk mencegah seluruh elemen masyarakat tidak terjerumus

kedalam tindakan yang melanggar norma dan etika yang berlaku.

  Langkah pasti dari usaha kuratif yang dilakukan yaitu dengan jalan menyembuhkan mental orang bersangkutan terlebih dahulu, sehingga tercapai mental yang sehat dan normal kembali seperti yang diharapakan teks Sapta Marga. Teks Sapta Marga tersebut rutin dibaca pada setiap senin pagi dan pada hari jadi TNI tanggal 5 Oktober. Adapun bunyi Sapta Marga ialah: (1) Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bersendikan Pancasila; (2) Kami Patriot Indonesia, Pendukung Serta Pembela Idiologi Negara yang Bertanggung Jawab dan Tidak Mengenal Menyerah; (3) Kami Ksatria Indonesia yang Bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa Serta Membela Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan; (4) Kami Negar dan Bangsa Indonesia; (5) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Memegang Teguh Disiplin, Patuh dan Taat Kepada Pemimpin Serta Menjunjung Tinggi Sikap dan Kehormatan Prajurit; (6) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Mengutamakan Keperwiraan Didalam Melaksanakan Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbakti Kepada Negara dan Bangsa; (7) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Setia dan Menepati Janji Serta Sumpah Prajurit (Buku Saku Bintara dan Tamtama Korps Marinir, 2007: 4). Apabila usaha menormalisir mental telah berhasil maka akan mudah untuk melakukan usaha-usaha selanjutnya.

  Tujuan Sapta Marga merupakan rambu-rambu yang harus dipatuhi bagi segenap prajurit TNI dan harus dilaksanakan norma-norma yang terkandung dalam teks Sapta Marga. Prajurit yang mengklasifikasikan nilai- nilai kandungan Sapta Marga akan berpengaruh terhadap mental yang terdapat jiwa besar untuk takwa kepada Allah Swt, Prajurit TNI juga akan disiplin selalu tepat waktu, menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan loyal terhadap kepentingan Negara.

  Pembinaan keagamaan yang baik, secara teoretis akan melahirkan hasil binaan yang baik untuk manusia. Begitu pula pembinaan dalam konsep Sapta Marga yang baik, juga akan menghasilkan karakter militer yang baik bagi anggotanya. Akan tetapi fenomena yang ditemukan masih ada juga anggota militer yang menyalahi kode etik kemiliteran (Sapta Marga). untuk berbuat kebaikan dan menaati peraturan agama. Sehingga bagi peneliti permasalahan yang muncul menarik untuk dilakukan. Peneliti akan meneliti di lingkungan TNI Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga sebagai objek penelitian. Karena hemat peneliti lokasi sangat strategis dan objek mudah untuk dijangkau untuk penelitian. Dari latar belakang masalah dan paparan pendek tersebut peneliti mengambil judul sebagai berikut: “PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014”.

B. Fokus Penelitian

  Latar belakang dalam penelitian ini antara lain dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pembinaan keagamaan Islam di Yonif 411 Raider Kostrad

  Salatiga tahun 2014? 2. Bagaimana pembinaan keagamaan Islam dalam konsep Sapta Marga di

  Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014? 3. Apa makna konsep Sapta Marga dalam pembinaan keagamaan bagi

  Prajurit di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui : 1. Pembinaan keagamaan Islam di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun

  2. Pembinaan keagamaan Islam dalam konsep Sapta Marga di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014.

  3. Makna konsep Sapta Marga dalam pembinaan keagamaan bagi Prajurit di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Secara Teoretis a.

  Memberikan kejelasan secara teoritis tentang pembinaan keagamaan dalam konsep Sapta Marga di lingkungan militer.

  b.

  Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan untuk hal pembinaan keagamaan dalam konsep Sapta Marga dilingkungan militer.

  c.

  Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Secara Praktis a.

  Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai kegiatan pembinaan keagamaan dalam konsep Sapta Marga dilingkungan militer.

  b.

  Untuk memberikan saran dan rekomendasi hasil penelitian bagi TNI Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga tentang pembinaan keagamaan dalam konsep Sapta Marga di lingkungan militer.

E. Kajian Teori

  Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa istilah pokok, yakni:

  1. Pembinaan Keagamaan Pembinaan keagamaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan membina. Pembinaan merujuk pada suatu kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada, dan keagamaan sendiri adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama (Poerwadarminta, 2006: 11). Makna keagamaan tidak sekadar mengarah pada hubungan manusia dengan Tuhan secara pribadi, tapi mencakup hal-hal yang melingkupi agama itu sendiri. Termasuk hubungan manusia dengan manusia, ibadah dan ritual- ritual keagamaan.

  Jadi, pembinaan keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk kegiatan yang mengarah pada proses membangun dan memandirikan manusia dalam hal-hal yang berhubungan dengan agama dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah Swt, sehingga tercapai kedamaian dalam diri. Kedamaian dalam diri tersebut terkait erat dengan kualitas pembinaan tentang akidah, ibadah dan akhlak.

  2. Konsep Sapta Marga a.

  Sapta Marga Sapta Marga diambil dari bahasa sansekerta (Puspen TNI, segenap prajurit tujuh pedoman yang menuntun menjadi prajurit Sapta Marganis.

  b.

  Butir-butir Sapta Marga 1)

  Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bersendikan Pancasila.

  2) Kami Patriot Indonesia, Pendukung Serta Pembela Idiologi

  Negara yang Bertanggung Jawab dan Tidak Mengenal Menyerah.

  3) Kami Ksatria Indonesia yang Bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa Serta Membela Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan.

  4) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Adalah Bhayangkari Negar dan Bangsa Indonesia.

  5) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

  Memegang Teguh Disiplin, Patuh dan Taat Kepada Pemimpin Serta Menjunjung Tinggi Sikap Dan Kehormatan Prajurit.

  6) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

  Mengutamakan Keperwiraan didalam Melaksanakan Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbakti Kepada Negara dan Bangsa.

  7) Kami Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Setia dan

  Menepati Janji Serta Sumpah Prajurit (Buku Saku Bintara dan Tamtama Korps Marinir, 2007: 4).

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan Penelitian Jenis metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011: 4).

  Laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan secara jelas. Peneliti akan mengkaji permasalahan secara langsung dengan sepenuhnya melibatkan diri pada situasi yang diteliti dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

2. Kehadiran Peneliti

  Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti di kancah penelitian menjadi mutlak adanya. Relevansi dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi “key

  instrumen

  ” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Selain itu guna menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan alat rekam atau kamera, dan peniliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan Militer Yonif 411 Raider

  Kostrad Salatiga dengan tanpa alasan. Alasan logisnya adalah meskipun penelitian sudah pernah ada peneliti sebelumnya dengan topik yang berbeda. Alasan lainnya adalah ketertarikan peneliti terhadap fenomena keagamaan yang terjadi pada prajurit TNI yang nota bene bergerak dalam dibidang militer dan bukan fokus dalam bidang keagamaan, tetapi memiliki variasi dan intensitas yang baik dalam melaksanakan kegiatan keagamaan bagi prajurit.

  4. Sumber Data Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting”.

  Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Berdasarkan pada penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yakni: a.

  Sumber Data Primer Sumber data utama adalah sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan penyimpanan data (Ali, 1993: 42). Merupakan sumber pokok yang memuat ide-ide awal tentang suatu bahan kajian. Sumber data utama yang akan dihimpun adalah prajurit yang mengikuti pembinaan, pembina dan beberapa anggota Militer yang lain di kegiatan pembinaan keagamaan bagi Prajurit Yonif 411 dalam konsep Sapta Marga. Data pembinaan keagamaan meliputi pada aspek aqidah, ibadah, dan akhlak dalam konsep nilai-nilai Sapta Marga.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data pendukung merupakan data-data yang digunakan untuk memperkuat sumber data utama atau data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya. Sumber data pendukung di sini adalah buku-buku yang terkait dengan pembinaaan keagamaan, Sapta Marga dan Militer.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

  a.

  Observasi Observasi adalah peninjauan secara cermat (Alwi, 2007:

  794). Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1980:136). Peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti antara lain kegiatan-kegiatan dan fasilitas yang tersedia dalam rangka menunjang proses pembinaan keagamaan di untuk menemukan permasalahan yang ada hubungannya dengan pembinaan keagamaan bagi parajurit Yonif 411 Salatiga dalam konsep Sapta Marga.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186).

  Teknik ini digunakan untuk memperoleh data langsung secara lebih mendalam dan akurat tentang permasalahan yang diteliti. Dalam pelaksanaannya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang mengetahui permasalahan seputar proses pelaksanaan pembinaan keagamaan di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga. Permasalahan yang akan dicari dan diteliti dengan metode wawancara antara lain: (1) Bagaimana Pembinaan Keagamaan Islam di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014? (2) Bagaimana Pembinaan Keagamaan Islam dalam Konsep Sapta Marga di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014? (3) Apa Makna Konsep Sapta Marga Dalam Pembinaan Keagamaan Bagi Prajurit di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014?

  Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara: (Arikunto, 2010: 270)

  1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya membuat garis besar yeng akan ditanyakan. Tentu saja kreatifitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.

  2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.

  Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai.

  Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya membuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreatifitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.

  c.

  Dokumentasi Arikunto (2010: 274) menyatakan metode dokumentasi sebagai cara untuk mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk pembinaan keagamaan dalam konsep Sapta Marga di Yonif 411 Raider Kostrad Salatiga Tahun 2014. Antara lain tentang sejarah singkat satuan yonif 411 salatiga, letak geografis yonif 411 salatiga, visi misi, struktur organisasi kabintal, sarana dan prasarana, kondisi keagamaan prajurit, materi pembinaan mental prajurit dan daftar kegiatan keagamaan prajurit di Yonif 411 Salatiga.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008: 244). Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan: a.

  Pengumpulan data Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

  b.

  Reduksi Data Reduksi data dilakukan dengan jalan membuat abstraksi, abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga dalam penelitian ini.

  c.

  Penyajian data

  Penyajian data merupakan kegiatan untuk menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.

  d.

  Kesimpulan Kesimpulan yaitu permasalahan penelitian yang menjadi pokok pemikiran terhadap apa yang akan diteliti, sehingga mendapatkan gambaran dari apa yang sesungguhnya menjadi tujuan penelitian.

7. Validitas Data

  Validitas data adalah suatu instrumen yang telah memiliki ketepatan. Validitas data digunakan dalam teknik triangulasi. Menurut moleong (2007: 330), triangulasi adalah “teknik pemeriksaan data yang bermanfaat”. Menurut Sugiono (2005: 127), jenis-jenis triangulasi antara lain: a.

  Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

  b.

  Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

  Waktu mempengaruhi kredibilitas suatun data. Dalam pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

  Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu teriangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu data diperoleh dari informasi yaitu pembina, prajurit yang dibina, dan tempat. Triangulasi waktu dalam penelitian ini berupa wawancara pembina dan observasi prajurit yang dibina selama proses pembinaan.

G. Sistematika Penulisan Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.

  Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Teori, Metode Penelitian

  (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu

  Penelitian, Sumber Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.

  BAB II : Berisi tentang kajian teori, merupakan bagian yang

  menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat pengertian pembinaan keagamaan, dasar pembinaan keagamaan, tujuan dan metode pembinaan keagamaan, dimensi-dimensi pembinaan keagamaan, pengertian Sapta Marga, Butir Sapta Marga, nilai nilai agama yang terkandung dalam Sapta Marga, dan Makna Sapta Marga.

  BAB III : Berisi paparan data dan temuan peneliti menjelaskan

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

POLA PEMBINAAN KEHIDUPAN BERAGAMA DI YONIF 411 KOSTRAD KOTA SALATIGA TAHUN 2008

0 1 135

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 - Test Repository

0 0 122

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103