SIKAP PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI

SIKAP PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Disusun oleh: Asteria Erlynna Ventin 051114017 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SIKAP PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Disusun oleh: Asteria Erlynna Ventin 051114017 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

SKRIPSI

SIKAP SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2010/2011

  

Oleh

Asteria Erlynna Ventin

NIM: 0511140 17

Telah disetujui oleh:

  

Dosen Pembimbing Tanggal

  14 Oktober 2011

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah Yogyakarta, 8 November 2011

  Penulis

Asteria Erlynna Ventin

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata dharma: Nama : Asteria Erlynna Ventin Nomor mahasiswa : 051114017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

SIKAP PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

  

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mangalihkan dalam bentuk media lain, mengelola

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 8 November 2011 Yang Menyatakan, Asteria Erlynna Ventin

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“ Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah

bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan

akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan

tanganKu yang membawa kemenangan. “

  ( Yesaya 41: 10 )

“ Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya…… .”

( Pengkothbah 3:11 )

  Skripsi ini akan kupersembahkan kepada:

  • Bunda Maria dan Yesus Kristus Pelindung dan Penolongku Bapak Y. Supriyanto dan Ibuku A. Kustina yang tercinta
  • Adikku Agustinus Wimbodo Purnomo

  

ABSTRAK

SIKAP PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BAHASA

  

INDONESIA

TAHUN AJARAN 2010/2011

Asteria Erlynna Ventin

Universitas Sanata Dharma

  

2011

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang sikap para siswa kelas VIII terhadap mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

Populasi penelitian ini adalah 120 orang dan yang menjadi sampel penelitian

adalah 60 orang. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik

sampling sistematis .

  Alat pengumpulan data untuk penelitian ini adalah kuesioner Sikap Para

Siswa Kelas VIII terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia yang disusun

sendiri oleh peneliti (koefisien reliabilitas r = 0,902) yang terdiri atas 42 item

xx

pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable, dengan empat alternatif

jawaban yaitu “Setuju” (S), “Sangat Setuju” (SS), “Tidak Setuju” (TS), dan

“Sangat Tidak Setuju (STS). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah

kategorisasi berdasarkan Azwar (1999: 108) yang terdiri atas lima jenjang

kategori yaitu kategori sangat buruk, buruk, netral, baik, dan sangat baik.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 orang (1,67%) siswa kelas VIII

memiliki sikap yang sangat buruk, 8 orang (11,67%) memiliki sikap yang buruk,

33 orang (55%) siswa memiliki sikap netral, 18 orang (30%) siswa memiliki sikap

baik, dan tidak ada (0%) yang memiliki sikap sangat baik.

  

ABSTRACT

THE ATTITUDE OF EIGHTH GRADE STUDENTS OF TAMAN DEWASA

JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA TOWARDS INDONESIAN

LANGUAGE SCHOOL SUBJECT ACADEMIC YEAR 2010/2011

  

By:

Asteria Erlynna Ventin

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

  This research belongs to descriptive research which aimed to obtain the

attitude of the eighth grade students of Taman Dewasa Junior High School

Yogyakarta towards Indonesian language school subject academic year

2010/2011. The populations of this research were 120 students. However, the

samples of this research were 60 students, taken by using systematic sampling

technique.

  The instrument of this research was a questionnaire about the attitude of

the eighth grade students towards Indonesian language school subject. The

questionnaire was arranged by the researcher using reliability coefficient 0,902. It

consisted of 42 items of statement which were favorable and unfavorable with

four alternative answers, i.e. “Strongly Agree” (SA), “Agree” (A), “Disagree”

(D), and “Strongly Disagree” (SD). The data analysis technique of this research

was categorizing the result based on Azwar (1999: 108) which consisted of five

categories, i.e. very bad, bad, neutral, good, and very good.

  The results showed that one student (1.67%) had very bad attitude, eight

students (11.67%) had bad attitude, 33 students (55%) had neutral attitude, 18

students (30%) had good attitude and none of the students (0%) had very bad

good attitude.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria atas kasih, berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan baik.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dan dukungan dari

banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan

terima kasih kepada:

  

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan ke pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  

2. Ibu A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A. sebagai Wakil Ketua Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengalaman, dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang selama ini memberikan bimbingan, perhatian, dan dukungan kepada penulis.

  

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma yang selama ini banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada penulis.

  

5. Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

yang telah memberikan ijin sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian.

  

6. Guru dan karyawan SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah

memberikan kesempatan, pengalaman, dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  

7. Siswa-siswi SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah meluangkan

waktu dan membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data.

  

8. Keluargaku tercinta: Bapak Y. Supriyanto dan Ibu A. Kustina serta adikku

Agustinus Wimbodo Purnomo yang telah banyak memberikan dukungan doa, materi, dan terus memotivasi.

  

9. Keluarga besar penulis yang tiada hentinya memberikan dukungan doa dan

memotivasi penulis.

  

10. Keluarga kos Gatot kaca 9 (Bude, Bulik, Zita, Pak Happy, Yudo, Sance, Widi,

Dhita, Cresent Widi, Fitri, Bobi alias Yuni, Iyud, dan Vita) yang telah memberikan dukungan, semangat, kebahagiaan, kekeluargaan, sukacita dan doanya kepada penulis.

  

11. Teman-teman BK angkatan 2005 yang selalu memberikan dukungan dan

menunjukkan persaudaraan selama kuliah (Rita, Chuby, Br. Cahyo, Novi, Nisa, Hendra, Siska, Dian, Sisil, Echi, Ikhe, Rose, Putri, Sr. Miryam, Sr.

  Aquila, Estu, Bulbul, Benny, Marcel, dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

  

12. Teman-teman BK angkatan 2004 (Maria Lasibey, Dwi, Natalia, Trias, Tian,

Sepri, Sigit, Winggi, Tio, dll) serta angkatan 2006 ke bawah (Adit, Elda, Agus, Ani, dll) yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

  

13. Teman-teman PPL BK di SMP Taman Dewasa Jetis (Sr. Miryam, Mba

Winggi, Rini, Sendy, dan Mba Monic) PPL BK di SMA Santa Maria (Anna, Marcel, Sr. Mary dan Sendy), dan PPL BK di Komunitas Panti Asuhan Kumuda Magelang (Estu, Echi, Uday, Sisil, Nisa, dan Sendy).

14. Teman-temanku (abang Choky, Anita, Kezia, dll) yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.

  Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca atau siapa saja yang berminat dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 C. Tujuan ................................................................................................ 6 D. Manfaat ............................................................................................. 6 E. Batasan Istilah .................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  1. Pengertian dan Komponen Sikap ............................................... . 8

  2. Sikap Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ............ 28

  5. Reliabilitas Kuesioner.................................................................... 40

  4. Validitas Kuesioner ....................................................................... 38

  3. Skoring........................................................................................... 37

  2. Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 37

  1. Kuesioner Sikap ............................................................................. 36

  BAB III HASIL METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 34 B. Subyek Penelitian .............................................................................. 34 C. Populasi dan Sampel......................................................................... 35 D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 36

  c. Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia……….….... 23

  2. Ciri-ciri Sikap ............................................................................. . 14

  b. Tujuan Mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia ........... 22

  a. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......................... 19

  1. Proses belajar di Sekolah Menengah Pertama .............................. 19

  B. Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................. 19

  4. Pengukuran Sikap…………………………………………….....18

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ................................. .. 16

  6. Uji daya Diskriminasi/ Daya beda................................................. 41

  F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 44

  BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data ............................................................................ 48 B. Kategorisasi Secara Umum Sikap Siswa Kelas VIII ......................... 48 C. Pembahasan……………………………………………………….. 54 BAB V PENUTUP A. Ringkasan .......................................................................................... 61 B. Kesimpulan ........................................................................................ 62 C. Saran .................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65

LAMPIRAN ....................................................................................................... 67

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner sikap siswa kelas VIII terhadap proses

pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum uji coba dan

penelitian....................................................................................... 37 Tabel 2 Distribusi item skala sikap siswa kelas VIII terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia setelah diuji coba........................ 43

Tabel 3 Kategorisasi sikap siswa kelas VIII terhadap proses pembelajaran

Bahasa Indonesia........................................................................... 47 Tabel 4 Pengkategorisasian sikap siswa kelas VIII terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia..................................................... 48

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Ujicoba Sikap Siswa Kelas VIII terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia.................................................... 68 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Sikap Siswa Kelas VIII terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia.................................................... 69

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas................................ 70

Lampiran 4 Penskoran Hasil Ujicoba.............................................................. 71

Lampiran 5 Pengkategorisasian Hasil Penelitian............................................. 72

Lampiran 6 Surat Ijin Ujicoba dan Penelitian.................................................. 73

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini, semakin banyak para

  siswa yang mengalami masalah, salah satunya adalah sikap belajar yang buruk, contohnya: siswa tidak memperhatikan pelajaran pada waktu guru menerangkan di kelas, siswa yang meminta izin ke kamar mandi ketika pelajaran berlangsung dan siswa bersikap tidak peduli atau acuh tak acuh pada waktu guru menerangkan di kelas. Sikap belajar inilah yang harus diubah oleh para siswa karena hal ini akan berdampak buruk pada prestasi belajar mereka selanjutnya. Sikap belajar yang buruk ini juga peneliti temukan pada saat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada tanggal 14 Juli-16 Agustus 2008 pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat mata pelajaran tersebut berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran; ada yang mengirim pesan atau mengambil gambar dengan kamera ponsel, berbicara atau bercanda dengan teman sehingga menimbulkan kegaduhan, tidak bersemangat mengikuti pelajaran (mengantuk), beberapa siswa ada yang minta izin ke kamar mandi pada saat pelajaran berlangsung, dan banyak siswa

  Guru bimbingan dan konseling (BK) mempunyai peranan penting dalam mengatasi semua permasalahan yang dialami oleh siswa, guru Bimbingan dan Konseling (BK) dapat membantu guru kelas dalam menangani masalah kelas, guru BK diharapkan dapat memberikan layanan konseling belajar kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Siswa harus bisa mengubah sikap belajar yang buruk sehingga siswa dapat meraih prestasi belajar yang lebih baik lagi.

  Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini karena sikap belajar siswa merupakan hal yang paling utama dalam menumbuhkan kemauan/keinginan siswa untuk belajar. Selain itu, penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui sikap siswa yang dapat dilihat dari aspek kognitif (pikiran), aspek afektif (perasaan) dan aspek konasi (kehendak) terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga pada gilirannya dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Perasaan senang dan tertarik akan membuat siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta memiliki kecintaan terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta merupakan salah satu sekolah swasta yang merupakan anak cabang dari Perkumpulan Perguruan Taman Siswa (PPTS). SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta sebagai sekolah nasional yang mengacu pada kurikulum nasional sekolah, melaksanakan kurikulum pengajaraan yang sama dengan SMP negeri. Pelajaran tambahan di sekolah ini adalah Pendidikan Budi Pekerti dan Pendidikan Ketamansiswaan. agar siswa lebih mengenal nilai-nilai yang ingin diterapkan pada siswa itu sendiri agar menjadi manusia yang berbudi dan berguna bagi sesamanya di lingkungan masyarakat. SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta mempunyai visi yang berbunyi: “Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman, Takwa dan Budaya Bangsa Indonesia”. Selain itu SMP Taman Dewasa Jetis juga mempunyai misi yang berbunyi:

  1. Mendorong pengamalan ajaran agama

  2. Membudayakan sikap sopan santun dalam lingkungan sekolah

  3. Melaksanakan pembelajaran dengan sistem among

  4. Meningkatkan pembelajaran yang efektif dan efisien

  5. Melaksanakan bimbingan Karya Ilmiah Remaja dan Penelitian Ilmiah Remaja

  6. Meningkatkan pelatihan dan bimbingan dibidang seni

  

7. Meningkatkan pelatihan dan bimbingan dibidang olahraga

  8. Mengembangkan percakapan dalam Bahasa Inggris

  9. Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan komputer

  

10. Menggiatkan disiplin siswa dalam melaksanakan peraturan

Tatatertib sekolah Berdasarkan visi dan misi tersebut para pamong SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta dapat membantu siswa supaya unggul dalam prestasi.

  Peneliti merasa tertarik dengan sekolah ini karena SMP Taman Dewasa Jetis menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa sehingga sekolah ini berharap siswanya dapat berguna bagi bangsa dan negara melalui prestasi belajar yang diraihnya selama bersekolah. Pada umumnya, siswa berasal dari latar belakang keadaan sosial ekonomi cukup atau menengah ke bawah. Dengan keadaan yang seperti itu orang tua mereka tetap menginginkan anaknya untuk bersekolah supaya mendapatkan ilmu yang berguna untuk

  Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting. Dikatakan penting karena mata pelajaran tersebut termasuk mata Ujian Akhir Nasional (UAN). Selain itu, bahasa Indonesia juga merupakan bahasa persatuan yang digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari dalam berkomunikasi baik secara lisan dan tulisan. Di SMP Taman Dewasa Jetis yang mempunyai nilai-nilai kebangsaan yang tinggi, mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang dapat menjunjung tinggi budaya bangsa Indonesia. Namun kenyataannya, peneliti mendapatkan pengalaman melalui observasi selama melaksanaan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK) di SMP pada tanggal 14 Juli-16 Agustus 2008, bahwa banyak siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut mudah, dan menganggap mata pelajaran tersebut tidak perlu dipelajari. Peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII sendiri pada hari Senin tanggal 8 Desember 2010. Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia, 50% siswa memiliki nilai rata-rata 60 (enam puluh) yang berarti cukup. Hal itu terjadi karena siswa seringkali menganggap mata pelajaran tersebut mudah, dan siswa tidak mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sehingga para siswa sering mendapatkan prestasi belajar yang rendah dibanding mata pelajaran yang lainnya.

  Pelayanan bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan yang sangat diperlukan di sekolah-sekolah. Banyak yang sering dialami siswa tersebut sering kali tidak dapat diatasi oleh guru bidang studi di kelas karena sumber masalah siswa terkadang tidak hanya berasal dari dalam sekolah, tetapi dari luar sekolah seperti keluarga dan lingkungan. Dari sinilah peran guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menyelesaikan permasalahannya dalam belajar menjadi sangat dibutuhkan (Prayitno dan Amti, 2004:29). Akan tetapi, pada kenyataannya di SMP Taman Dewasa Jetis tidak ada jadwal pelayanan bimbingan di kelas, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling hanya bersifat insidental atau pelaksanaan program berdasarkan permasalahan yang timbul sehingga hasilnya pun belum maksimal.

  Peneliti juga telah mewawancarai guru Bimbingan dan Konseling SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada tanggal 8 November 2010. Hasilnya yaitu bahwa ada sebagian besar siswa (sekitar 50%) tidak mengikuti mata pelajaran dengan baik karena kondisi kelas yang ramai, siswa tidak siap menerima pelajaran, dan pengajaran guru hanya monoton. Selain itu, dengan keadaan yang seperti itu menurut guru bimbingan dan konseling belum ada peningkatan prestasi belajar di setiap mata pelajaran apalagi mata pelajaran tersebut berada di saat-saat jam terakhir sehingga banyak siswa yang kurang antusias. Selama ini belum ada tindakan-tindakan tegas untuk menangani masalah belajar seperti penambahan waktu belajar bagi siswa kelas VIII untuk meningkatkan nilai mata pelajaran.

  Berdasarkan sikap keadaan belajar para siswa seperti dijelaskan di atas Dewasa Jetis Yogyakarta ini terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena peneliti pernah melakukan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK) sehingga peneliti sudah mengetahui keadaan lingkungan sekolah ini. Melalui penelitian ini, penulis berharap, siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta dapat memperoleh gambaran mengenai sikap belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan mengubah sikap-sikap mereka sebelumnya dalam mata pelajaran ini.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dihasilkan rumusan masalah sebagai berikut:

  Bagaimanakah sikap para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia? C. Tujuan

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sikap para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

  D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau masukan mengenai sikap siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk mengembangkan Program Bimbingan Belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

E. Batasan Istilah

  1. Sikap adalah kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu yang melibatkan komponen kognitif, afeksi dan konasi orang tersebut. (Saffifudin, 1988:3)

  2. Siswa-siswi SMP adalah remaja putera dan puteri yang masih duduk di bangku kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

3. Bahan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sumber isi atau pesan yang harus dipelajari oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai sikap: (1) pengertian dan komponen sikap, (2) ciri-ciri sikap, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, (4) pengukuran sikap. Sikap siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia: (1) Proses belajar di SMP

  

(Sekolah Menengah Pertama), (2) Sikap siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa

Jetis Yogyakarta terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

A. Sikap 1. Pengertian dan Komponen Sikap

  Menurut Berkowist (Azwar,1997: 4-5) sikap manusia atau singkatnya sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap orang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) atau perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Thurstone (Bimo Walgito, 1994:109) memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi positif atau negatif yang berhubungan dengan beberapa obyek psikologis. Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif yaitu afeksi yang tidak senang. Dengan demikian obyek dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang.

  Azwar (1997: 5) mengutip pendapat beberapa ahli di dalam bukunya antara lain: Chave (1928), Bogardus (1931), La Pieree (1934) dan Gordon suatu obyek dengan cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Second & Backam (Azwar, 1997: 5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan presdisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.

  Menurut Newcomb (Walgito, 1994: 110) sikap dapat dipandang dari sudut kognisi dan motivasi. Dari sudut pandang kognisi, sikap dianggap sebagai organisasi atau kelompok kognisi. Dari sudut pandang motivasi, sikap dianggap sebagai kesiapan untuk membangun motif. Bimo Walgito (1994: 110) juga mengutip pendapat Baron dan Byrne (1991) yang menyatakan sikap sebagai kelompok perasaan-perasaan, kepercayaan- kepercayaan, dan arah tendensi tingkah laku menuju spesifikasi orang- orang, ide-ide, obyek-obyek, atau kelompok-kelompok. Sikap menjadi perantara antara respon seseorang dan obyek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan dalam tiga (3) macam, yaitu kognitif, respon afeksi, dan respon konatif atau perilaku. Masing-masing klasifikasi respon ini berhubungan dengan ketiga komponen sikap (Azwar, 1997: 8).

  Ketiga komponen yang membentuk sikap, yaitu:

  a) Komponen kognitif (konseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang b) Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif.

  c) Komponen konatif (perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap obyek sikap (Bimo Walgito, 1994: 111).

  Sikap merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang melalui interaksi dengan suatu obyek sosial atau peristiwa sosial. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk melalui proses belajar di dalam suatu konteks sosial tertentu. Oleh karena itu, sikap dapat dipelajari dan dibentuk melalui interaksi dengan obyek sosial atau peristiwa sosial (Walgito, 1987: 54). Karena itu, sikap dapat berubah, diubah, atau dikembalikan seperti semula walaupun dengan waktu yang lama. Perubahan sikap tersebut juga disebabkan oleh adanya stimulus hukuman (punishment) pada saat terbentuknya sikap. Winkel (1984: 31) mengatakan bahwa yang berperan dalam mengubah sikap antara lain adalah perasaan, pengetahuan, pengalaman, dan motif. Keempat hal di atas merupakan produk interaksi yang juga ditentukan oleh kondisi lingkungan saat itu.

  Sikap merupakan bagian dari kepribadian seseorang, oleh karenanya mencoba menerangkan bagaimana pembentukan perubahan sikap tersebut. Salah satu teori yang sering digunakan bahwa sikap akan "mencari kesesuaian" antara kepercayaan dan perasaan mereka terhadap objek, dan menyarankan bahwa perubahan sikap tergantung dari salah satu perasaan (feeling) atau kepercayaan (belief). Dalam teori maksudnya yaitu pembentukan sikap akan mencari kesamaan atau kesesuaian di antara kepercayaan dan perasaannya terhadap obyek sikap.

  (http://www.untar.psikologi.com), diakses tanggal 7 Mei 2010.

  Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Namun, secara umum ada tiga kerangka pemikiran yang menjadi referensi dari definisi- definisi tersebut. Ketiga kerangka pemikiran itu adalah sebagai berikut. Pertama, sikap merupakan derajat afek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis, yakni perasaan mendukung (favorable) dan perasaan tidak mendukung (unfavorable) seseorang terhadap suatu objek. Kedua, sikap merupakan suatu kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu jika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.

  Ketiga, sikap merupakan suatu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar, 2002: 4-5).

  Berdasarkan definisi-definisi sikap yang diberikan oleh para ahli dapat dipahami bahwa sikap berkaitan dengan rasa suka atau tidak suka dalam bentuk positif atau negatif. Rasa suka atau tidak suka tersebut sangat berkaitan dengan kondisi dan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan.

  

Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:

a) Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function ).

  Seseorang mengambil sikap tertentu terhadap obyek atas dasar pemikiran sampai sejauh mana obyek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau obyek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap obyek yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment), karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

  b) Sikap sebagai pertahanan ego Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap sesuatu obyek karena untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap obyek demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin karena dengan bersikap seperti itu keadaan c) Sikap sebagai ekspresi nilai Sikap sebagai ekspresi nilai menunjukkan bagaimana nilai-nilai pada orang tersebut. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.

  d) Sikap sebagai fungsi pengetahuan Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu obyek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap obyek tersebut.

  

Siswa mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek yang bernilai

dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap obyek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang menjadi obyek sikap dapat bermacam- macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Dari informasi yang didapatkan itu akan menimbulkan berbagai macam perasaan positif atau negatif terhadap suatu obyek. (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/komponen-pembentukan-sikap- belajar-siswa/), diakses tanggal 7 Mei 2010.

  Sikap berkaitan dengan segala sesuatu yang pernah dialami atau pengalaman seseorang tersebut baik itu berasal dari keluarga, lingkungan organisasi maupun lingkungan masyarakat luas. Sikap juga erat kaitannya dengan kepribadian seseorang, artinya ada penyesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diperoleh. Sikap positif dan negatif dapat keluar dari seseorang tergantung dari bagaimana seseorang menyikapi harapan dan kenyataan, sikap positif dan negatif juga dipengaruhi sejauh mana pengalaman-pengalaman dari seseorang itu dapat menjadi sebuah pelajaran.

  Dengan mempelajari berbagai pendapat ahli di atas, menurut peneliti pengertian sikap adalah suatu kecenderungan seseorang memiliki perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek sikap, kesediaan untuk melakukan tindakan terhadap obyek sikap, dan kesadaran akan manfaat obyek sikap tersebut.

2. Ciri-ciri Sikap

  Walgito (1994: 113-115) berpendapat sikap memiliki ciri-ciri antara lain: a) Sikap tidak dibawa dari lahir Manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap terhadap suatu obyek. Sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan, melainkan terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan; sikap b) Sikap itu selalu berhubungan dengan obyek tertentu Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan obyek-obyek tertentu, yaitu melalui persepsi terhadap obyek tertentu. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan obyek tertentu akan menimbulkan sikap tertentu dari individu terhadap obyek yang bersangkutan.

  c) Sikap dapat tertuju pada suatu obyek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan obyek. Bila seseorang mempunyai sikap negatif pada seseorang, ia juga akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok yang dimasuki oleh orang yang bersangkutan. Di sini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan obyek sikap.

  d) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar Kalau sikap telah terbentuk, sikap itu akan bertahan lama. Sikap itu akan sulit berubah, dan kalaupun berubah akan memakan waktu yang lama. Demikian pula sebaliknya, apabila sikap belum tertanam dalam diri seseorang, maka sikap tersebut akan relatif tidak tahan lama dan akan mudah berubah.

  e) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi Sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan), tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap obyek sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku tertentu terhadap obyek.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Pembentukan sikap seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

  Menurut Gerungan (1988: 154), secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi sikap seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan ini disesuaikan dengan pengalaman masa lalu, motif, dan sikap di dalam diri, terutama yang menjadi minat dan perhatiannya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial di luar. Misalnya, interaksi manusia dengan hasil kebudayaan manusia dan interaksi antar individu. Dalam konteks yang lebih kecil hasil kebudayaan manusia dapat berupa fasilitas dan sarana yang ada.

  Sedangkan interaksi antar individu dapat berupa lingkungan di sekitarnya Sikap dapat bersumber dari orang tua, guru dan anggota kelompok rekan sekerja. Senada dengan hal tersebut Kartono (1987) mengatakan sikap dapat bersumber dari keluarga, kelompok-kelompok agama, kelompok sekunder dan kelompok primer lainnya, pengalaman pribadi dan kebudayaan bangsa sendiri. Selain sumber sikap dari orang tua sehingga banyak siswa memodelkan sikap gurunya. Penampilan guru yang simpatik akan menjadi rujukan sikap bagi siswanya oleh sebab itu guru dituntut bersikap positif dan simpatik. Selanjutnya sikap yang positif tersebut akan terbentuk dari lingkungan, dalam hal ini seseorang selalu bersosialisasi dengan lingkungan (teman sekerja, teman kelompok, dan lain-lain).

  Azwar (1997: 30) berpendapat bahwa sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu. Interaksi mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak dan hubungan antar individu sebagai anggota suatu kelompok. Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling pengaruh diantara individu yang satu dengan yang lain sehingga terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu. Dalam interaksi, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap obyek psikologisnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut Azwar (1997) antara lain:

  a. Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang dialami oleh seseorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan dijadikan salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis harus dimiliki seseorang. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain di sekitar individu merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap individu tersebut. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan langkah individu tersebut, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi individu tersebut (significant others) akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap sesuatu. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

4. Pengukuran Sikap

  Menurut Azwar (1997: 90-95) sikap dapat diukur melalui beberapa cara, yaitu: a. Observasi langsung Observasi langsung adalah pengukuran yang menggunakan metode observasi perilaku. Obyek pengamatan terfokus pada perilaku yang nampak dari seseorang baik itu disengaja atau tidak disengaja. Dengan mengamati perilaku yang nampak dapat diketahui sikap orang tersebut terhadap suatu obyek.

  b. Penanyaan langsung Penanyaan langsung dapat dipakai sebagai cara untuk mengetahui sikap seseorang terhadap obyek yang sedang dihadapinya. Asumsi yang tentang dirinya sendiri sehingga orang akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya.

  c. Pengungkapan langsung Sikap juga dapat diukur dengan pengungkapan langsung secara tertulis oleh orang tersebut. Pengungkapan langsung dengan menyajikan pernyataan tertulis kepada responden yang diminta memilih alternatif jawaban setuju atau tidak setuju.

  d. Pengukuran terselubung Pengukuran terselubung adalah pengukuran yang tetap menggunakan metode observasi perilaku. Perbedaan pengukuran terselubung dengan observasi langsung terletak pada objek pengamatan yaitu bukan lagi pada perilaku yang tampak baik yang disadari atau disengaja oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.

B. Sikap Siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Proses belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) a. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Berikut ini adalah isi kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP): 1) Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, menurut Kurikulum 2006 (Depdikbud, 2006: 231) agar siswa: a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, secara lisan dan tulisan; b) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara; c) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; d) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;

f) Menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual Manusia Indonesia.

  2) Materi Pengajaran Bahasa Indonesia, menurut Kurikulum 2006 (Depdikbud, 2006: 232) untuk kelas VIII, yaitu: a) Mendengarkan;

  b) Berbicara;

  c) Membaca; dan d) Menulis.

3) Sumber Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  a) Buku Paket Bahasa Indonesia

  b) Buku Pendukung Bahasa Indonesia

  4) Kegiatan mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, menurut Kurikulum 2006 (Depdikbud, 2006: 237) a) Mendengarkan

(1) Memahami wacana lisan berbentuk laporan

  (2) Mengapresiasikan pementasan drama (3) Memahami isi berita dari radio/televisi (4) Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan.

  b) Berbicara (1) Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan (2) Mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan bermain peran (3) Mengemukakan pikiran, perasaaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler (4) Mengapresiasikan kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi

  c) Membaca (1) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai atau secara perlahan-lahan (mengeja), membaca cepat (2) Memahami teks drama dan novel remaja

  (3) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif,

  (4) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi d) Menulis (1) Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk (2) Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama (3) Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster (4) Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi (5) Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.

Dokumen yang terkait

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN ANTARA GURU DAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

0 8 97

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII C SMP N 2 RANDUBLATUNG TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 0 8

SELF REGULATION LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014

0 0 12

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PUBERTAS PADA REMAJA DI SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 15

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 1 PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 11

KEBUTUHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PANDAK BANTUL TAHUN AJARAN 2007-2008 YOGYAKARTA

0 0 69

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

0 0 65

TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 SKRIPSI

0 1 96

KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010

0 0 72

TINGKAT KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL

0 0 86