TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo

  001114015 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo

  001114015 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Segala Sesuatu Ada Waktunya:

Ada waktu untuk menagis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu

untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; Ada waktu

untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara. Setiap orang dapat

makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih

payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Ia membuat segala

sesuatu indah pada waktunya.

  

(Pengkhotbah Pasal 3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapak Thomas Wahyudi dan Ibu Flaviana Poniyah

Orang tuaku yang selalu memberiku perhatian, dukungan dan

semangat untuk berjuang demi masa depanku

Adikku Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti

  

Saudaraku yang selalu mengingatkanku dan selalu menyayangiku

Fausca Yesiana Tri Nugroho

Kekasihku yang selalu setia mendampingi, membantuku serta

memberikan dorongan dan semangat

  

ABSTRAK

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN

PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008? Masalah kedua adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi- kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83 siswa putri. Sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Alat pengumpul data adalah Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 yang disusun oleh penulis. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu 1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian; 2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa yang terdiri dari 50 item. Pedoman yang digunakan untuk membedakan kategori rendah dan tinggi dalam kegiatan belajar mandiri adalah skor

  ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean termasuk ketegori rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah; 2) jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang termasuk kategori tinggi; 3) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah sama saja dengan jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah; 4) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri; 5) secara keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan

  ABSTRACT

THE LEVEL OF CLASS VIII STUDENTS` SELF-LEARNING

ACTIVITIES IN SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARATA

  

ON 2007/2008 ACADEMIC YEAR

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo

Guidance and Counselling Study Programme

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2008

  The first problem to be evaluated in this research was: how was the level of class VIII male students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year? And the second was: how was the level of class

  VIII female students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year?

  This research was a descriptive research using the survey method. The survey was to describe the existing conditions, and to compared the determined criterions. The aim of this research was to describe the level of class VIII students` self-learning activities in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. They were 172 students (89 male students and 83 female students). There were 164 students as the sample of this research (consisted in 86 male students and 78 female students). This sample was an incidental sample. In collecting data, the researcher` used questionnaire. It was about the students` self-learning activities level in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. It has two parts. The first part was: introduction, identity, and filling up guidance. The second part was: statements about the level of class VIII female students` self-learning activities. It consisted of 50 items. The orientations to differ between low and high category in self- learning activities were: score

  ≥ Mean was high category and score < was low category. The results of this research showed that: 1) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the low category; 2) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was bigger than the high category; 3) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was equal with those who belonged in low category; 4) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the female students; 5) as the conclusion, the amount of the male and female students that belonged in low category (51,83 %) in self-learning activities was bigger than the high category(48,17 %).

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu penuh kasih dan lembut hati, atas segala bimbingan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.

  Skrisi ini berjudul “Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin memyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Drs. Wens Tanlain, M. Pd. Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, untuk membimbing penulisan skripsi ini sampai selesai.

  2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan dorongan semangat yang berguna bagi penulis.

  3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

  4. Drs. Sunardi, M. Hum. Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data

  5. Ibu Musi Giri Astuti, S.Pd. Guru BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah membantu memberikan jam mengajarnya kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  6. Para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

  7. Fausca Yesiana Tri Nugroho yang selalu setia mendampingi, memberikan dorongan dan semangat serta berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

  8. Bapak dan Ibu Thomas Wahyudi yang telah memberikan biaya, sarana, perhatian, dukungan dan semangat, serta doa selama penyusunan skripsi ini.

  9. Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

  10. Keluarga besar Lukas Marto Suwignyo yang telah memberikan dukungan dan semangatnya.

  11. Bapak dan Ibu Agustinus Ismanto sekeluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Akhir kata mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat pula bagi mereka yang mendalami bimbingan di sekolah.

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT

  ........................................................................................................ vii

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..viii

KATA PENGANTAR....................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 3 C. Batasan Istilah Variabel .................................................................... 3 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4

  BAB II KAJIAN TEORITIS............................................................................ 5 A. Sekolah Menengah Pertama.............................................................. 5 1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama...................................... 5 2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama............................................ 6 3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ..................................... 6 a. Pengertian Kurikulum Sekolah ............................................. 6 b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ..... 7 B. Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama.................................... 8 1. Kegiatan pengajaran kelas .......................................................... 8 2. Kegiatan belajar mandiri siswa ................................................... 9 3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar............................... 9 a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar ............ 9 b. Latihan Cara Belajar ............................................................. 10

  1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis ...................... 10

  2) Cara menggunakan sumber masyarakat.......................... 12 C.

  Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa................................... 12 1.

  Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran................. 12 2. Cara menggunakan buku pelajaran............................................. 13 3. Cara menggunakan buku kamus ................................................. 13 4. Cara menggunakan buku ilmu .................................................... 13 5. Cara menggunakan bahan rekaman ............................................ 13 6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi............................... 14

  D.

  Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa......................... 14

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 17

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 17 B. Alat Pengumpul Data ........................................................................ 17 1. Kuesioner .................................................................................... 17 2. Pemberian Skor-Skor .................................................................. 19 3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner........................................... 19 a. Validitas Kuesioner............................................................... 19 b. Reliabilitas Kuesioner ........................................................... 19 4. Mean............................................................................................ 20 C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 21 D. Pengumpulan Data ............................................................................ 22 1. Tahap Persiapan .......................................................................... 22 2. Tahap Pelaksanaan...................................................................... 22 E. Teknik Analisis Data......................................................................... 23 1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa................................................................. 23 2. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa................................................................ 24 3. Perhitungan Mean ....................................................................... 24

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 26

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 26 1. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra................................ 26 2. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri ................................ 27 3. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Secara Keseluruhan ................................................................................ 27 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 32

A. Kesimpulan ....................................................................................... 32 B. Saran.................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36

LAMPIRAN....................................................................................................... 37

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP.................................................................... 8 Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa .......... 18 Tabel 3 : Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008............................................... 20 Tabel 4 : Kualifikasi Koefisien Reliabilitas da Validitas Suatu Alat Ukur....... 20 Tabel 5 : Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII

  SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 ..... 22 Tabel 6 : Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner

  Untuk Korelasi Reliabilitas ............................................................... 42 Tabel 7 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra

  Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008..................................................................... 26

  Tabel 8 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 ................................................................... 27 Tabel 9 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 : Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri........................................... 37 Lampiran 2 : Tabel 6. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal

  Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas........................................ 42 Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian 47

  

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, berbunyi:

  “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).

  Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk, sekolah pun berfungsi sebagai tempat pendidikan yang kedua untuk pembentukan pribadi anak. Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan kemampuan- kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996: 51). Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, di sekolah dilaksanakan kegiatan pendidikan yang terencana dan terorganisir. Kegiatan tersebut berjenjang dan berkesinambungan. Kegiatan pendidikan di sekolah dapat dibedakan menjadi kegiatan pengajaran, kegiatan pembimbingan, dan kegiatan pelatihan.

  Pengajaran terpusat pada kegiatan guru dan siswa mengolah bahan ilmu pengetahuan.

  Di sekolah terjadi proses mengajar. Siswa melakukan latihan-latihan di kelas dengan tuntunan guru. Kegiatan yang bergantung dengan guru dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri di luar lingkungan sekolah seperti mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), membaca buku pelajaran dan membuat ringkasan, serta mempelajari kembali bahan pelajaran. Belajar mandiri adalah proses belajar siswa tanpa ada pendampingan dan penugasan guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih. Latihan-latihan tersebut dan hasilnya mungkin baik atau mungkin kurang baik. Apabila siswa dalam mengerjakan latihan- latihan memperoleh hasil yang baik maka kepercayaan dirinya akan tumbuh karena ia yakin bahwa ia bisa mengerjakan latihan-latihan itu, tetapi sebaliknya apabila ia kurang bisa mengerjakan latihan-latihan itu maka rasa percaya dirinya akan berkurang, maka siswa perlu belajar lebih giat lagi agar ia memperoleh hasil yang baik. Kegiatan belajar siswa dapat diartikan sebagai usaha siswa mengolah bahan ajar sehingga ia memperoleh perubahan dalam dirinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang menjadi tujuan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan.

  Ada kecenderungan sebagian siswa SMP kurang melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran diri siswa untuk belajar, padahal tugas seorang siswa adalah belajar. Hal yang sering ditemukan adalah beberapa siswa yang menghabiskan waktu luangnya untuk bermain (game play station) atau jalan-jalan bersama teman-temannya maupun sendirian. Pertanyaan yang timbul: Sejauh manakah para siswa penulis untuk melakukan penelitian ini dan dipusatkan pada para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008? 2. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII

  SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008? C.

   Batasan Istilah Variabel 1.

  Tingkat kegiatan belajar mandiri yaitu kecenderungan siswa dalam berlatih bahan pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru, yang diukur dengan Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dan ditunjuk melalui skor yang diperoleh para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Ada dua kategori yaitu rendah dan tinggi.

2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa yaitu putra atau putri. Ada kelompok siswa putra dan putri.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

2. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya Bimbingan Konseling Belajar.

BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam bab ini dikemukakan hasil kajian teoritis secara urut sebagai berikut. A. Sekolah Menengah Pertama 1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat

  pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996: 51). Sekolah merupakan jalur pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah merupakan pendidikan formal dengan serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Sekolah Menengah Pertama merupakan jenjang pendidikan dasar yang merupakan lanjutan dari Pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 18 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan Menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

  2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama

  Sekolah Menengah Pertama merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Masing-masing jenis dan jenjang pendidikan memiliki tujuan.

  Tujuan Sekolah Menengah Pertama tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi tiap-tiap siswa agar dapat menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan di Sekolah Menengah Pertama bertujuan mengembangkan potensi tiap-tiap siswa melalui kegiatan pendidikan siswa agar tiap siswa dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab terhadap diri, masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional bertujuan:

  “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).

  3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama a. Pengertian Kurikulum Sekolah

  Pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan akademik (mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik (mata pelajaran) dan non akademik disusun dalam kurikulum. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Hal ini sejalan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 bahwa kurikulum merupakan: “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 7). Dengan demikian kurikulum sekolah merupakan suatu alat/usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Kurikulum sekolah dalam pelaksanaannya menunjuk pada semua pengalaman pendidikan siswa dalam bimbingan sekolah (Winkel, 1997). Pengalaman- pengalaman pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan dengan tujuan siswa berkembang secara utuh.

b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama

  Isi kurikulum Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

  Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1. pendidikan agama; 2. pendidikan kewarganegaraan; 3. bahasa; 4. matematika; 5. ilmu pengetahuan alam; 6. ilmu pengetahuan sosial 7. seni dan budaya; 8. pendidikan jasmani dan olahraga; 9. keterampilan atau kejuruan; dan 10. muatan lokal (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 26).

  Kurikulum sekolah harus memiliki struktur yang jelas. Struktur kurikulum merupakan pola dan sususan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik.

  2

  4

  4

  7. Ilmu Pengetahuan Sosial

  4

  4

  4

  8. Seni Budaya

  2

  2

  9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2

  6. Ilmu Pengetahuan Alam

  10. Keterampilan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi

  2

  2

  2 B. Muatan Lokal

  2

  2

  2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah 32 32 32

  Ekuivalen 2 jam pembelajaran B.

   Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama 1. Kegiatan pengajaran kelas

  4

  4

  Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:

  2

  Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP Kelas dan Alokasi Waktu Komponen

  VII VIII IX

  A. Mata Pelajaran

  1. Pendidikan Agama

  2

  2

  2

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  2

  4

  3. Bahasa Indonesia

  4

  4

  4

  4. Bahasa Inggris

  4

  4

  4

  5. Matematika

  4

  Kegiatan pengajaran kelas merupakan salah satu kegiatan pendidikan sekolah. Kegiatan pendidikan sekolah adalah semua tindakan yang dilakukan oleh siswa bersama guru dengan tujuan siswa menjadi sikap. Kegiatan pengajaran yang diikuti oleh siswa dilaksanakan terjadwal. Siswa melakukan kegiatan mengolah bahan pelajaran atau bahan bimbingan atau bahan latihan, sehingga ia memperoleh kemampuan- kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan yang sudah ia miliki demi perkembangan dirinya. Kegiatan siswa berlatih dan berpraktek dan memecahkan masalah dapat dilakukan oleh siswa sendiri, dan diatur serta dibimbing oleh guru baik di kelas maupun tugas rumah. Selanjutnya siswa sendiri melakukan kegiatan belajar mandiri di luar sekolah diatur oleh siswa sendiri.

  2. Kegiatan belajar mandiri siswa

  Belajar mandiri yaitu siswa berlatih bahan pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru. Menurut Haris Mudjiman (2007: 7):

  Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

  Kegiatan belajar mandiri siswa adalah proses siswa mempelajari bahan pelajaran atas inisiatif siswa sendiri dengan tujuan untuk menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan dengan bahan pelajaran.

  3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar

  Bimbingan belajar atau bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang sesuai, dan dalam menghadapi tugas-tugas yang berkaitan dengan mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler (Winkel, 1997: 140).

  Kegiatan bimbingan belajar ini di tujukan kepada semua siswa melalui bimbingan klasikal dengan tujuan siswa melakukan kegiatan belajar secara terencana, rutin dan teratur.

  Konseling belajar adalah pelayanan bimbingan belajar yang di tujukan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau kurang mahir dalam mempelajari bahan mata pelajaran, baik secara perorangan maupun secara berkelompok dengan tujuan siswa mengembangkan sikap dan cara belajar serta mahir menggunakannya dalam mempelajari tugas-tugas belajar di sekolah.

b. Latihan Cara Belajar 1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis

  Guru pembimbing membantu siswa mengenai cara menggunakan sumber bahan tertulis melalui kegiatan bimbingan belajar dan konseling belajar dengan memberikan informasi kepada siswa mengenai metode SQ3R dan melatihkan kepada siswa bagaimana cara menggunakannya. Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai berikut:

  a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati secara keseluruhan untuk memperoleh suatu gambaran secara cara memusatkan perhatian pada tiap bagian dari judul bahan tersebut.

  b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara tertulis dari bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk dicari jawaban sendiri secara lebih lanjut.

  c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu bahan mata pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis untuk mencari jawaban dari pertanyaan mengenai arti istilah, isi kalimat, isi alinea yang sudah ia rumuskan. Tujuan kegiatan membaca ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

  d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini siswa dibiasakan bertanggungjawab atas pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada kesalahan maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.

  e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum atau memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan bahasa sendiri. Dengan tahap ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya tentang hubungan-hubungan isi bahan mata pelajaran satu sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki sebelumnya.

2) Cara menggunakan sumber masyarakat

  Guru pembimbing membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh di dalam kelas dengan berlatih mengolah bahan dari sumber masyarakat. Cara yang dapat dilakukan siswa dalam menggunakan sumber masyarakat yaitu pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa di sekolah dibandingkan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan melalui kegiatan observasi. Dengan mengolah bahan dari sumber masyarakat, siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bahan pelajaran yang dipelajari tiap siswa.

C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

  Menurut Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2002 pasal 6 ayat 2 menegaskan bahwa kegiatan belajar mandiri siswa dapat dilakukan oleh tiap siswa dan juga oleh kelompok siswa dengan menggunakan berbagai sumber bahan antara lain (Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2002: 4) : 1.

  Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran Siswa dapat berlatih kembali apa yang sudah dipelajari dalam buku catatan, siswa menghafalkan bahan ajar, merumuskan kembali isi bahan mencakup: (a) informasi digunakan untuk membangun pengetahuan; (b) konsep digunakan untuk membangun pemahaman; (c) prinsip digunakan untuk membangun pemecahan masalah atau penerapan prinsip; (d) ketrampilan digunakan untuk membangun ketrampilan menggunakan alat dan anggota tubuh; (e) nilai digunakan untuk membangun sikap atau penghayatan.

  2. Cara menggunakan buku pelajaran Siswa mempelajari bahan-bahan pelajaran dari buku pelajaran yang telah ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Siswa mempelajari buku pelajaran menggunakan metode SQ3R, agar siswa lebih memahami mata pelajaran tersebut.

  3. Cara menggunakan buku kamus Dengan menggunakan buku kamus, siswa mencari arti kata-kata atau istilah baru atau yang belum ia pahami dalam bahan pelajaran, dan mencatat serta menghafalkan sehingga siswa menjadi tahu arti yang sebenarnya dari kata-kata atau istilah tersebut.

  4. Cara menggunakan buku ilmu Siswa mempelajari buku yang membahas bidang mata pelajaran tertentu secara spesifik untuk memperdalam penguasaan bahan isi menggunakan metode SQ3R, sehingga siswa lebih paham tentang ilmu mata pelajaran tersebut.

  5. Cara menggunakan bahan rekaman Siswa dapat berlatih kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari dengan memutar dan mendengarkan melalui media audio dan alat visual, sehingga siswa dapat mengingat, menghafal, dan merumuskan ulang isi bahan pelajaran.

  6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi Siswa mendengar dan melihat secara langsung berita yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan, sehingga siswa mendapat informasi dan menambah wawasannya dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari siswa saat ini.

  7. Cara menggunakan masyarakat Siswa mengamati secara langsung objek (unsur sosial, unsur budaya, unsur fisik) yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah, dan siswa mencatat informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran serta siswa mengolah informasi-informasi tersebut lalu menarik kesimpulan. Siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bahan pelajaran.

D. Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

  Setiap individu memiliki bawaan sejak lahir yaitu jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu tersebut dibedakan menjadi dua yaitu jenis kelamin pria ataupun wanita. Pengetahuan bahwa individu adalah pria atau wanita, penghayatan individu terhadap identitas jenis kelamin, diperoleh saat awal adalah identitas diri/tiap individu yaitu pria atau wanita. Jenis kelamin siswa menandakan identitas diri sebagai siswa putra atau identitas diri sebagai siswa putri. Jenis kelamin siswa akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Sears dkk mengemukakan bahwa:

  “Pria ditampilkan dalam bermacam-macam peran sosial, sedangkan wanita sering kali hanya terbatas dalam peran-peran domestik dan keluarga saja. Pria biasanya digambarkan sebagai tenaga ahli dan pemimpin, wanita sebagai bawahan. Pria biasanya digambarkan sebagai seorang yang lebih aktif, tegas dan berpengaruh daripada wanita” (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 195). Kegiatan yang berbeda-beda yang dilakukan oleh siswa putra dan siswa putri akan mempengaruhi kecenderungan tertentu. Bem (1975), membuat hipotesis bahwa manusia maskulin akan tampil dengan baik dalam situasi tugas dimana dituntut kecakapan dan ketegasan; manusia feminim akan tampil dengan baik dalam situasi yang membutuhkan ungkapan kasih sayang dan emosional (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 206). Kegiatan belajar mandiri berkaitan dengan tugas siswa dalam menempuh pendidikan sekolah. “O’Kelly (1980), mengemukakan dalam sebuah penelitian terhadap lukisan- lukisan dan pahatan yang termashur menemukan bahwa pria sering kali ditampilkan dalam situasi kerja atau peperangan sedangkan wanita biasanya sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak” (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 194). Kegiatan belajar dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh munculnya perbedaan jenis kelamin siswa. “Eagly & Carli, 1981 mengemukakan bahwa perbedaan jenis kelamin muncul, biasanya

  Singkatnya menurut Sears dkk, penemuan yang paling lazim adalah bahwa kedua jenis kelamin tersebut menampilkan respons yang serupa terhadap usaha-usaha untuk mempengaruhi mereka (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 214).

  Kegiatan belajar mandiri merupakan tugas seorang siswa (baik putra maupun putri). Kegiatan belajar mandiri siswa dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dan lazimnya di rumah. Sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebudayaan masyarakat ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa putra dan ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh oleh siswa putri. Tiap siswa memiliki cara sendiri untuk mempelajari tiap bahan pelajaran dalam waktu di luar jam pelajaran sekolah.

  Berkaitan dengan uraian di atas timbul pertanyaan bagaimanakah kecenderungan kegiatan belajar mandiri para siswa putra? Demikian pula bagaimanakah kecenderungan kegiatan belajar mandiri para siswa putri?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

  “Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Survei dapat digunakan bukan saja untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program (Furchan, 2005: 457). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

  Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner yang yaitu cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran, cara menggunakan buku pelajaran, cara menggunakan buku kamus, cara menggunakan buku ilmu, cara menggunakan bahan rekaman, cara menggunakan siaran radio dan televisi, cara menggunakan masyarakat.

  Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa ini terdiri atas: (1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian. (2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa. Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa merupakan penjabaran dari teori yang tersaji dalam bab II. Kisi-kisi kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa digambarkan pada tabel berikut ini:

  Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa No. Item NO Aspek Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

  1-6 Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran

  1

  2 Cara menggunakan buku pelajaran 7-12

  3 Cara menggunakan buku kamus 13-20

  4 Cara menggunakan buku ilmu 21-26

  5 Cara menggunakan bahan rekaman 27-34

  6 Cara menggunakan siaran radio dan televisi 35-42

  7 Cara menggunakan masyarakat 43-50

  Jumlah 50

2. Pemberian Skor-Skor

  Tiap pernyataan (item) disertai jawaban alternatif: selalu memiliki skor 4, jawaban banyak kali memiliki skor 3, jawaban kadang-kadang memiliki skor 2, dan jawaban tidak pernah memiliki skor 1. Pernyataan (item) berkaitan dengan tingkat kegiatan belajar mandiri siswa.

3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Kuesioner

  Validitas suatu alat pengukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian alat tersebut dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.

  Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2005 : 293). Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity), sebab item-item dari kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator kegiatan belajar mandiri siswa (variabel) yang dibahas dalam kajian teoritis skripsi ini. Validitas isi (content validity) menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki (Furchan, 2005 : 295). Pengesahan validitas isi didasarkan pada pertimbangan melalui evaluasi eksternal. Dalam pelaksanaannya peneliti meminta pendapat dan mengkonsultasikan kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa kepada dosen pembimbing untuk memeriksa setiap butir item pernyataan kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa tersebut, supaya setiap item pernyataan aspek-aspek kegiatan belajar mandiri siswa, dan sesuai dengan tujuan penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Penyusunan demikian menjamin item-item tetap mengukur apa yang hendak diukur.

b. Reliabilitas Kuesioner

  Reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2005 : 310). Pendekatan yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik belah dua gasal-genap (Split Half Method). Bagian pertama berupa item-item yang bernomor gasal (25 item), dan bagian kedua berupa item-item yang bernomor genap (25 item).

  Hasil penghitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner disajikan pada tabel berikut:

  Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa

Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Koefisien Siswa putra dan siswa putri Reliabilitas 0,75 Validitas 0,87

  Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut:

  

Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Suatu Alat Ukur Koefisien Korelasi Kualifikasi

  ± 0,70 ± 1,00

  Tinggi atau sangat tinggi

  ± 0,40 ± 0,70 Cukup ± 0,20 ± 0,40

  Rendah 0,00 ± 0,20 Tidak ada atau sangat rendah

  Berdasarkan tabel kualifikasi di atas disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner termasuk tinggi.

4. Mean

  Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean, dikarenakan Mean mempunyai stabilitas yang terbesar (Hadi, 2004: 59).

  Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Skor < Mean termasuk kategori rendah. Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (Furchan, 2005 : 158).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok yang dimaksud untuk diselidiki. Menurut Donald Ary dkk, populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas” (Furchan, 2005 : 193). Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan

  2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83 siswa putri. Ada delapan siswa yang tidak masuk, yang terdiri atas 3 siswa putra dan 5 siswa putri.

  Jadi sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Sampel insidental adalah sampel yang diambil hanya itu saja karena yang tersedia hanya itu saja. Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari populasi” (Furchan, 2005 : 193).

  Tabel 5. Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP

Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Putra Putri Total

  VIII A 16 19 35

  VIII B 20 14 34

  VIII C

  16 15 31

  VIII D 17 15 32

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 1 147

POLA PENGASUHAN ORANGTUA MENURUT SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

0 0 118

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA PUTRA DAN SISWA PUTRI KELAS II SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbing

0 0 69

PERILAKU ASERTIF PARA SISWA PUTRA DAN SISWA PUTRI KELAS XI DI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

0 0 89

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS X SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling

0 0 78

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SMK ADIPURA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

0 0 116

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 0 190