DESKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM BELAJAR DI RUMAH PADA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimb

  

DESKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG

TUA DALAM BELAJAR DI RUMAH PADA KELAS VII SMP TAMAN

DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

   

 

Disusun Oleh:

  Dian Setianingsih NIM : 081114033

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

   

  

DESKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG

TUA DALAM BELAJAR DI RUMAH PADA KELAS VII SMP TAMAN

DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

   

 

Disusun Oleh:

  Dian Setianingsih NIM : 081114033

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

  i

                 

  ii

       

  iii

  

MOTO

Hidup Manusia Penuh Perjuangan

(makna Q.S Al-Balad)

  

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata

kepadanya “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

  

(Q.S YASIN, Ayat 82)

PERSEMBAHAN

  Supini S.Pd., ibunda tercinta Agus, ayah ku tersayang Nisa, Iqbal adik-adikku yang aku banggakan Serda Eka Putra, yang aku kasihi

         

  iv

                           

  v

       

  vi

  

ABSTRAK

DESKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG

TUA DALAM BELAJAR DI RUMAH PADA KELAS VII SMP TAMAN

DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

  Oleh: Dian Setianingsih

  Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

  2013 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) memperoleh gambaran tentang persepsi siswa terhadap pendampingan belajar di rumah yang dilakukan orang tua, (2) mengidentifikasi butir-butir pendampingan belajar di rumah yang belum optimal dilakukan orang tua. Instrumen penelitian yang dipakai adalah Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah dengan jumlah item 34. Subyek penelitian adalah para siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 sejumlah 137 siswa. Validitas instrumen diperiksa dengan pendekatan pertimbangan pakar dan dilanjutkan dengan analisis korelasi Pearson Product Moment guna pemeriksaan konsistensi internal item – total aspek dengan menggunakan program SPSS. Reliabilitas instrumen diperiksa dengan menggunakan pendekatan teknik belah dua gasal-genap (split-half). Hasil perhitungan reliabilitas 0,94, kemudian dikonsultasikan ke kriteria Guilford dan disimpulkan masuk dalam kategori sangat tinggi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian persepsi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar di rumah. Kategori disusun berdasarkan distribusi normal dengan model kategorisasi jenjang (ordinal) sangat optimal, optimal, cukup optimal, kurang optimal, dan tidak optimal. Hasil penelitian adalah (1) pendampingan orang tua dalam belajar di rumah pada siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 bergradasi sebagai berikut: 17,52% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orang tua dalam belajar di rumah sangat optimal, 52,55% siswa berpersepsi optimal, 27,74% siswa berpersepsi cukup optimal, 2,19% siswa berpersepsi kurang optimal dan tidak ada siswa yang berpersepsi tidak optimal sehingga disimpulkan bahwa pendampingan orang tua dalam belajar di rumah pada siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 masuk dalam kategori optimal. (2) ada 2,94% butir pendampingan orang tua dalam belajar yang tingkat pencapaiannya masih berada pada kategori rendah. Sebanyak 26,47% butir masuk dalam kategori sedang, 52,94% butir masuk dalam kategori tinggi, dan 17,65% butir masuk pada kategori sangat tinggi. Demikian butir yang masuk dalam kategori rendah dapat digunakan sebagai dasar penyusunan topik-topik layanan konsultasi.

   

  vii

  

ABSTRACT

DESCRIPTION OF STUDENTS’ PERCEPTION ON PARENTAL

MENTORING IN LEARNING AT HOME OF THE SEVENTH GRADE

  

STUDENTS AT SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA IN

2012/2013 ACADEMIC YEAR

  By: Dian Setianingsih

  Sanata Dharma University, Yogyakarta

  2013 This study is a descriptive research. This research aims to (1)describe the students’ perception on parental mentoring in learning at home, (2)identifythe items of learning mentoring at home which are not optimal.

  The reasearch instrument used is question are of students’ perception on parental mentoring in learning at home which consists of 34 items. The subject of this research is all seventh grade students at SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta in 2012/2013 academic year which consists of 137 students. The validity of the instrumentis measured by expert judgment approachandis continued with correlation analysis of Pearson product moment in order to examine the internal consistency of items –total aspects of using SPSS. The reliability of the instrumentis examined by using atechnique of two odd-even split (split-half). The calculation result of the reliability is 0.94, which is then consulted to Guilford criteria and is concluded in very high category. The technique of data analysis used is by categorizing students’ perception on parental mentoring in learning at home. The categoryis based on a normal distribution with the model of categorization level (ordinal), i.e.very optimal, optimal, average optimal, less optimal , and not optimal.

  The results of the study show that: (1)The parental mentoring in learning at home of the seventh grade students at SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakartain 2012/2013 academic year is graded as follows: 17.52% students have perception that parental monitoring in learning at home is very optimal, 52.55% students have perception that parental monitoring in learning at home is optimal, 27.74% students have perception that parental monitoring in learning at home is average optimal, 2.19% students have perception that parental monitoring in learning at home is less optimal and no students have perception that parental monitoring in learning at home is not optimal. Thus, it can be concluded that parental mentoring in learning at home of the seventh grade students at SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta in 2012/2013 academic year is optimal. (2)There are 2.94% items of parental monitoring in learning which is still in the low category, 26.47% items belong to average category, 52.94% items belong to high category, and 17.65% items belong to very high category. Thus, the items that belong to the low category can then be used as the basis for designing the topics of consultation services. viii

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul DESKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDAMPINGAN

ORANG TUA DALAM BELAJAR DI RUMAH PADA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini selesai karena adanya bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku kaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis dari awal sampai selesainya skripsi.

  2. A. Setyandari, S. Pd., S. Psi., Psi., M. A., selaku wakaprodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., terimakasih untuk ilmu konselingnya. Dra. Retno Priyani, M. Si., terimakasih untuk ilmu perkembangannya, Dr. H. Dj. Sinurat, M. A., terimakasih untuk ilmu logika dan komunikasinya, Ag. Kristina Indah M., S.Pd., M. A. terimakasih untuk ilmu konseling kelompoknya, dan Mas Moko terimakasih untuk bantuan membuatkan surat-surat yang penulis perlukan.

  4. Kristiyani S. Pd., selaku kepala sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.

  5. Musi Giri Astuti S.Pd., selaku koordinator BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, Dra. Rina Dwi dan Sumartini S.Pd., selaku staf BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. ix

     

  x

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................ . v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGANAKADEMIK.......................................... vi

ABSTRAK.......................................................................................................... vii

ABSTRACT......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

  1. Manfaat Teoritis ......................................................................................... 4

  2. Manfaat Praktis .......................................................................................... 4

  E. Definisi Operasional ....................................................................................... 5

  BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Belajar ............................................................................................... . 7

  1. Pengertian Belajar ....................................................................................... 8

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................ 8

  a. Faktor-faktor Intern ................................................................................ 9

  b. Faktor-faktor Ekstern ............................................................................. 12

  3. Faktor-faktor yang Mendukung Belajar ..................................................... 17 xi

  a. Motivasi ................................................................................................. 17

  4. Karakteristik Perkembangan Belajar Siswa SMP ...................................... 21

  B. Pendampingan Orang Tua dan Peranan Orang Tua ....................................... 23

  1. Pendampingan Orang Tua ......................................................................... 23

  a. Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar .......................................................................................... 26

  b. Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar .......................................................................................... 29

  2. Peranan Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak .......................... 32

  C. Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar ................................................. 34

  1. Tujuan Bimbingan Belajar ........................................................................ 35

  2. Materi Umum Layanan Pembelajaran dalam Bimbingan Belajar ............. 35

  a. Peningkatan Motivasi Belajar ............................................................... 36

  b. Peningkatan Keterampilan Belajar ....................................................... 36

  c. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik ...................... 37

  D. Layanan Konsultasi Orang Tua .................................................................... 38

  1. Tujuan Layanan Konsultasi ...................................................................... 38

  2. Model Layanan Konsultasi ........................................................................ 39

  3. Materi/Bahan-bahan Konsultasi dengan Orang Tua.................................. 40

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 44 B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 45 C. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 45

  1. Kuesioner ................................................................................................... 45

  2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ......................................................... 47

  a. Validitas ................................................................................................. 47

  b. Reliabilitas Kuesioner ........................................................................... 49

  3. Pengembangan Instrumen .......................................................................... 50

  D. Prosedur Penelitian dan Analisis Data .......................................................... 54

  1. Persiapan dan Pelaksanaan ........................................................................ 54

  2. Pengolahan Data ........................................................................................ 55 xii

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 58

  1. Deskripsi Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah ................ 58

  B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 62

  C. Usulan Topik-topik Layanan Konsultasi ......................................................... 66

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................................... 68 B. Saran ................................................................................................................ 68

  1. Orang Tua .................................................................................................. 68

  2. Guru Pembimbing ..................................................................................... 69

  3. Peneliti Lain .............................................................................................. 69 xiii

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Jumlah Subjek Penelitian Setiap Kelas ................................................. 45 Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa Terhadap Pendampingan Orang

  Tua dalam Belajar di Rumah ................................................................ 47 Tabel 3 : Kriteria Guilford ................................................................................... 50 Tabel 4 : Hasil Revisi Kuesioner Berdasarkan Telaah Ahli (Expert Judgement)..52 Tabel 5 : Kategori Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah.............. 56 Tabel 6 : Capaian Butir Kuesioner Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di

  Rumah .................................................................................................... 57 Tabel 7 : Distribusi Skor Persepsi Siswa Terhadap Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah ........................................................................ 59 Tabel 8 : Distribusi Skor Butir Kuesioner Pendampingan Orang Tua dalam

  Belajar di Rumah ................................................................................... 61 Tabel 9 : Butir Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah (Kategori

  Rendah) ................................................................................................. 61 Tabel 10 : Usulan Topik-topik Layanan Konsultasi Berdasarkan Butir

  Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah (Kategori Rendah) .................................................................................. 66 xiv

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 1 : Profil Capaian Skor Persepsi Siswa Terhadap Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah................................................... 60

  Grafik 2 : Profil Capaian Skor Tiap Item Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah ............................................................................... 62 xv

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Kuesioner Persepsi Siswa Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah.......................................................................................... 70 Lampiran 2 : Hasil Uji Validitas Butir Instrumen................................................. 73 Lampiran 3 : Hasil Uji Reliabilitas....................................................................... 77 Lampiran 4 : Tabulasi Data Penelitian.................................................................. 78 Lampiran 5 : Usulan Topik-topil Layanan Konsultasi......................................... 79 Lampiran 6 : Surat Ijin Uji Coba Alat Penelitian................................................. 85 Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian......................................................................... 86 Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian............................... 87 xvi

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Orang tua pada zaman modern ini banyak yang memilih untuk bekerja,

  sehingga waktunya berkurang dalam mengurusi anak di rumah yang memerlukan pendampingan untuk belajar. Namun kebanyakan orang tua lebih memilih sibuk dengan pekerjaan untuk mencari uang sehingga terkadang mengabaikan kewajibannya sebagai orang tua untuk mendampingi anaknya belajar. Pendampingan anak dibutuhkan untuk membangun motivasi belajar anak, memperhatikan kesulitan anak dalam belajar, dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan belajar anak, semua ini adalah tantangan yang harus dilakukan para orang tua. Bagi anak, pendampingan orang tua adalah pemicu motivasi terbesar yang tidak dapat digantikan oleh apa pun. Orang tua harus dapat meluangkan waktunya sejenak untuk mendampingi anaknya ketika belajar di rumah, mendampingi anaknya mempersiapkan keperluan sekolah dan lain-lain. Dengan begitu anak bisa termotivasi untuk belajar lebih baik.

  Menurut Almas Akbar (2011)   keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama untuk menyalurkan pengetahuan. Peranan keluarga, terutama kedua orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kedua orang tua adalah sosok yang senantiasa mendampingi dalam proses

  1 perkembangan anak. Orang tua diharapkan mampu membimbing anak dan mengerti keadaan jiwanya, mengetahui apa yang sedang dirasakannya, apa yang diinginkannya sehingga sang anak mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Pengawasan dan bimbingan orang tua di rumah mutlak diperlukan karena dengan adanya pengawasan dan bimbingan, orang tua dapat mengawasi dan dapat mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak dalam belajarnya. Orang tua berperan besar dalam mendidik, memberikan bimbingan, dan menyediakan sarana belajar serta memberi teladan pada anak sesuai dengan nilai moral yang berlaku.  

  Penulis prihatin terhadap adanya gejala semakin banyak siswa yang malas belajar karena kurangnya motivasi dalam belajar di rumah. Situasi ini tidak terlepas dari pengaruh zaman yang semakin maju, yang menawarkan banyak hiburan atau kegiatan lain di luar belajar sehingga kebanyakan siswa kurang memprioritaskan kegiatan belajar di rumah. Kegiatan belajar memang dapat dilakukan di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Untuk sukses belajar di kedua tempat itu, siswa membutuhkan pendampingan orang tua dan guru agar dapat menumbuhkan motivasi belajar. Sumber motivasi belajar dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri, akan tetapi dapat juga berasal dari luar dirinya terutama berupa pendampingan dari orang tua. Pendampingan orang tua yang dapat membangun motivasi siswa dalam belajar, misalnya: menemani siswa pada saat belajar di rumah, membelikan buku yang mendukung untuk belajar, membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, dan lain-lain.

  

  Pendampingan dari orang tua dalam belajar berperan sangat besar dalam proses belajar anak untuk mendapat hasil belajar yang maksimal.

  Berdasarkan pengalaman penulis pada saat melakukan PPL, ketika sedang melakukan konseling, ada beberapa siswa yang memiliki masalah belajar di rumah. Masalah itu timbul akibat tidak adanya pendampingan dari orang tua pada saat belajar. Pada saat proses konseling, siswa mengungkapkan bahwa saat belajar ia tidak pernah ditemani oleh kedua orang tua karena orang tuanya sibuk bekerja. Orang tua hanya memberikan fasilitas yang mendukung belajar siswa, misalnya: komputer dan buku-buku yang dibutuhkan. Namun untuk siswa, itu tidak cukup, siswa membutuhkan pendampingan dari orang tua dalam belajar di rumah karena ketika mengalami kesulitan, siswa bisa bertanya kepada orang yang mendampingi. Lain halnya jika siswa belajar tidak didampingi oleh orang tua, siswa dapat mengalami kesulitan ketika ada pelajaran yang belum dipahami.

  Dari pengalaman tersebut penulis terinspirasi untuk meneliti “Deskripsi Persepsi Siswa tehadap Pendampingan Orang Tua dalam Belajar di Rumah pada Kelas VII SMP Taman Dewasa Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

  Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Seberapa optimalkah pendampingan orang tua dalam belajar di rumah menurut persepsi siswa kelas VII SMP Taman Dewasa?

  

 

  2. Berdasarkan hasil analisis butir instrumen persepsi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar di rumah, topik-topik apakah yang implikaktif diusulkan dalam penyusunan bahan pelatihan atau bahan konsultasi dalam layanan konsultasi orang tua pada siswa kelas

  VII SMP Taman Dewasa?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Memperoleh gambaran tentang persepsi siswa terhadap pendampingan belajar di rumah yang dilakukan orang tua.

2. Mengidentifikasi butir-butir pendampingan belajar di rumah yang belum optimal dilakukan orang tua.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini memberikan sumbangan bagi peningkatan wawasan tentang persepsi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar siswa di rumah.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

  

  implikatif dalam rangka memberikan layanan konsultasi kepada orang tua siswa untuk melakukan pendampingan belajar di rumah.

  b.

  Orang Tua Orang tua semakin mengetahui poin-poin pendampingan dalam belajar siswa di rumah yang masih perlu ditingkatkan.

  c.

  Peneliti Melalui pengalaman langsung dalam meneliti, peneliti dapat mengetahui permasalahan nyata kurangnya pendampingan orang tua dalam belajar di rumah .

  d. Peneliti lain Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadikan inspirasi untuk melakukan penelitian-penelitian yang semakin luas mengenai pendampingan orang tua dalam belajar di rumah.

E. Definisi Operasional Variabel

  1. Persepsi Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).

   

  2. Pendampingan orang tua Pendampingan orang tua yang dimaksud adalah peran orang tua dalam memberikan bantuan, misalnya: menemani anak belajar, membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan lain-lain.

  3. Belajar di rumah Serangkaian proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya melalui praktek dan latihan.

  Persepi siswa terhadap pendampingan orang tua dalam belajar di rumah, yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penilaian, kesan, pendapat siswa tentang peran orang tua dalam memberikan bantuan kepada anak agar semakin maksimal dengan cara melakukan pendampingan anak dalam belajar di rumah. Ada pun beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membantu belajar anak yaitu: menyediakan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan dan penggunaan waktu belajar di rumah, mengawasi kesulitan-kesulitan anak dalam belajar di rumah, dan menolong anak dalam mengatasi kesulitan belajar di rumah, sebagaimana aspek-aspek dan indikatornya dioperasionalkan dalam konstruk kuesioner penelitian ini.

  

 

BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan kajian teoritis yang berkaitan dengan

  masalah penelitian. Topik-topik dalam bab ini adalah, persepsi, belajar, pendampingan orang tua dan peranan orang tua, layanan bimbingan dan konseling, layanan konsultasi.

A. Persepsi

  Menurut Matlin dan Solso (Suharnan 2005:2), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.

  Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek di samping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek itu. Dengan demikian, suatu objek dapat dipersepsika berbeda oleh dua orang, (Suharnan:2005). Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya itu yang selanjutnya diinterpretasikan, (Sarwono, 2009 : 86).

  7 Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. namun, proses itu tidak terhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan; yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu, (Walgito, 2010 : 99-100).

  Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu.

B. Hakikat Belajar

  1. Pengertian Belajar Menurut Slameto (Djamarah 2008:13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

  

  tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Menurut Djamarah (2008:13), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Kingsley (Ahmadi dan Supriyono 2008:127), belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Menurut Syah (2009:63), belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

  Jadi dapat disimpulkan belajar adalah serangkaian proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya melalui praktek dan latihan.

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik meliputi dua faktor, yakni sebagai berikut: a.

  Faktor-faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah

  a) Faktor kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika

  

  kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, ia haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan- ketentuan tentang bekerja, belajar, tidur, makan, rekreasi dan olah raga.

  b) Cacat tubuh

  Cacat tubuh adalah sesuatu keadaan fisik yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya fungsi bagian tertentu dari tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat tubuh, belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.

  2) Faktor Psikologis

  a) Intelegensi

  Intelegensi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempuyai tingkat

  

  intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

  b) Perhatian

  Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap pelajaran yang dipelajarinya, jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

  c) Minat Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik- baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat dapat menambah kegiatan belajar.

  d) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan atau kesiapan untuk

  

  melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan sudah memiliki kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

  b.

  Faktor-faktor Ekstern 1)

  Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

  a) Cara orang tua mendidik

  Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

  Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap cara belajarnya.

  Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, tampak dari mereka acuh tak acuh terhadap belajar anak, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya.

  

  b) Relasi anggota keluarga

  Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu, relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Sebetulnya pengaruh antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Relasi orang tua dan anak yang kurang baik akan menyebabkan perkembangan anak terhambat, belajarnya terganggu, dan bahkan akan menimbulkan masalah-masalah psikologis lainnya.

  Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh kasih sayang, disertai dengan pendampingan orang tua dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak.

  c) Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.

  Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,

  

  pertengkaran antar anggota keluarga menyebabkan anak bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajarnya kacau.

  d) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.

  Anak yang sedang belajar, selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal: makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerang, alat tulis menulis, buku-buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga memiliki cukup uang.

  e) Pengertian orang tua Anak yang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar, jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

  Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

  f) Latar belakang kebudayaan Tigkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan- kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

  

 

  2) Faktor Sekolah

  a) Metode mengajar

  Metode mengajar yang dipergunakan guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas belajar.

  b) Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

  c) Waktu sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, maka kemampuan menyerap pelajaran kurang

  

  optimal karena siswa seharusnya beristirahat pada sore hari tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk, dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dan kondisi dalam keadaan baik.

  Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah, misalnya pada siang hari, ia akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena sukar berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang lelah. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

  3) Faktor Masyarakat

  a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajar akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktuya.

  b) Teman bergaul Teman bergaul yang tidak baik, misalnya yang suka begadang, keluyuran, pecandu rokok, film, minum-minuman, lebih-lebih lagi teman bergaul lawan jenis yang amoral, pejinah, pemabuk dan lain- lain, pastilah akan menyeret siswa ke ambang bahaya dan pastilah belajarnya jadi berantakan.

  

  Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tapi juga jangan terlalu lengah).

  c) Mass media

  Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan pendidik), pastilah semangat belajarnya menurun dan bahkan mundur sama sekali. Maka perlulah kiranya siswa mendapat bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

  3. Faktor-faktor yang Mendukung Belajar

  a. Motivasi Motivasi belajar dibedakan dalam dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Kedua motivasi belajar ini ada pada diri siswa dan memberikan dukungan dalam proses belajar siswa. 1) Motivasi Intrinsik

  Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang oleh faktor-faktor dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

  

  melakukan sesuatu (Sardiman, 2011:89). Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

  Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik di dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

  Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.

  Peserta didik yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Peserta didik itu dapat dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan peserta didik yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, minat adalah kesadaraan seseorang, atau suatu situasi yang ada sangkut paut dengan diri peserta didik.

  Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tujuannya sesuai dengan situasi belajar, bertemu dengan kebutuhan dan tujuan peserta

  

  didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam

  pelajaran itu. Peserta didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadih dan sebagainya.

  Perlu ditegaskan, bahwa peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan anak didik yang memiliki motivasi intrinsik. Dan memang diakui oleh semua pihak, bahwa belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan. Belajar bisa dikonotasikan dengan membaca. Dengan begitu, membaca adalah pintu gerbang ke lautan ilmu pengetahuan. Kreativitas membaca adalah inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. Tidak ada seorang pun yang berilmu tanpa melakukan aktivitas membaca. Evolusi pemikiran manusia yang semakin maju dalam rentangan masa tertentu karena membaca, yang hal itu tidak terlepas dari masalah motivasi sebagai pendorongnnya, yang berhubungan dengan kebutuhan untuk maju, berilmu pengetahuan.

  2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi yang penting

  

  bukan karena belajar sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukannya, secara tidak langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya (Sardiman, 2011:91).

  Menurut Sardiman (2011), motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Bukan berari motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Kemungkinan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi peserta didik, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

  Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar peserta didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang dapat membangkitkan minat peserta didik dalam berbagai bentuk. Kesalahan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan peserta didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan peserta didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat

  

  dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.