PENGARUH TIGA JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) VARIETAS JESTRO AG 86 DENGAN APLIKASI NOPKOR DALAM TABULAMPOT

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH TIGA JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) VARIETAS JESTRO AG 86
DENGAN APLIKASI NOPKOR DALAM TABULAMPOT

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
CICILIA MARIA ETA
NIM : 101434005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH TIGA JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
ANGGUR (Vitis vinifera) VARIETAS JESTRO AG 86 DENGAN APLIKASI
NOPKOR DALAM TABULAMPOT

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
CICILIA MARIA ETA
NIM : 101434005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kenanen Ai Ekeu Kasareunan Oninia Panindogat

Bak Kalipogiake
(Dimana pun Kamu Berada Yang Namanya
BerDOA jangan Pernah Kamu Tinggalkan )

Karya ini kupersembahkan buat:
Kedua Orang tuaku Tercinta (Papa Eujenius Saluluni & Mama Yulita),
Kakak-kakakku, dan Adik-adikku tersayank,

Almamaterku
Universitas Sanata Dharma dan Sahabatku P.BIOLOGI 2010

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh tiga jenis tanah terhadap
pertumbuhan tanaman anggur varietas jestro AG 86 dengan aplikasi NOPKOR
dalam tabulampot. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis
tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur dengan aplikasi NOPKOR. Varietas

tanaman anggur yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Jestro AG
86. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah Regosol (tanah pasir pantai Samas),
tanah Aluvial (tanah Paingan), tanah Latosol (tanah Gunung Kidul). Dalam
penelitian ini dilakukan tiga kali pengulangan. Pengukuran pertumbuhan pada
tanaman anggur dilakukan pada tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang
tanaman anggur. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dengan pengambilan
data setiap seminggu sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata tinggi tanaman pada perlakuan
tanah regosol, aluvial, latosol dan kontrol secara berturut-turut adalah 5,47; 16,18;
12,14; 12,95. Rerata diameter batang pada perlakuan tanah regosol, aluvial,
latosol dan kontrol secara berurut-turut adalah 0,040; 0,037; 0,039; 0,037.
Sedangkan untuk rerata jumlah daun pada perlakuan tanah regosol, aluvial, latosol
dan kontrol secara berturut adalah dan 0,94; 4,23; 2,21; 3,90. Berdasarkan hasil
uji Anova jenis tanah menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah
daun tanaman anggur varietas Jestro AG 86, tetapi tidak memberi pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang. Jenis tanah yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas Jetro AG 86 adalah tanah
aluvial.
Kata kunci : tanah regosol, tanah latosol, tanah aluvial, pertumbuhan tanaman
anggur, varietas Jestro AG 86, NOPKOR


vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
This research was titled The Influence Of Three Kinds Of Soil On The
Growth Of The Vine Variety Jestro AG 86 by Aplication of NOPKOR In
Tabulampot. This research was conducted to determine the influence of soil type
on growth of the vine plant and the application of Nopkor fertilizer. Vine variety
used in this study is Jestro AG 86. Soil types used are Regosol (sand soil from
Samas beach), Alluvial (soil of Paingan), and Latosol (soil of Gunung Kidul).
This research was conducted in three repetitions. Measurement of growth on the
vine was done at the increase of plant growth the number of leaf and stem
diameter of the vine. This research was conducted for 4 months with data

retrieval once a week.
Research’s result shows that the average plant height for media treatment
of regosol, alluvial, latosol and control in fixed order are 5.47; 16.18; 12.14;
12.95. stem’s diameter treatment of regosol, alluvial, latosol and control in fixed
order are 0.040; 0,037; 0,039; 0,037. While the amount of leaves for treatment of
Regosol, Alluvial, Latosol, and control in fixed order are and 0.94; 4.23; 2.21;
3.90. Based on the analysis result of the ANOVA test showed significant effect of
soil type on the growth of plant leaf number AG 86 Jestro grape varieties, but not
a significant effect on the growth of plant height and stem diameter. The type of
soil suitable for the growth of the vine plant variety of Jetro AG 86 is Alluvial soil.

Keywords: regosol soil, latosol soil, alluvial soil, vine plant growth, varieties
Jestro AG 86, and NOPKOR.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan
perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat DOA, bimbingan, dorongan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hari pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, dukungan dan
motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan skripsi
dengan lancar.
2. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kaprodi Program Studi
Pendidikan Biologi dan juga selaku dosen pembimbing dalam penelitian
payung yang membantu dalam penyelesaian penelitian dan skripsi.
3. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi (Bu Nana, Bu Ika, Bu Luisa, Bu
Maslichah, Bu Wiwid, Pak Tardhi, Pak Kristio) dan seluruh staf Program
Studi Pendidikan Biologi Sanata Dharma.

4. Kepada kedua orang tuaku yang kucintai papa Eujenius Saluluni dan
mama Yulita, kakak-kakakku Fransiska Dewi Saluluni dan F.A Dewanto
Saluluni, serta adik-adikku Silvia H.N Saluluni dan D. Bayu Saluluni yang
selalu memberikan doa, dukungan, serta semangat dalam penyelesaian
skripsi dan kuliah.
5. Terimakasih buat yang terkasih Michael Frederick P. yang telah
memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada rekan-rekan penelitian payung Dwi Pasinggi, Elias Lamanepa,
Yesi Putri, Richardo Hugo, Firdaus, Dionesia Desiwanti, Resi Mandalia,
Paula Indimela, Gustari Cahyani, Monica Galuh, dan Esther Juliana yang
telah bersama-sama berjuang dalam penelitian ini dan penyelesaian
skripsi, terimakasih juga atas suka cita, kerja sama, dukungan dan
semangatnya.
7. Kepada teman-teman angkatan 2010 yang selalu memberi warna dalam
kehidupan sehari-hari dan berbagi pengalaman bersama. Kepada Wiwik,
Retha, Lia Adan, Indah, Vitha, Elan, Ardy, Nikop, Koko, Citra, Geby,
Endah, Ivana, Feri dan teman lain yang belum bisa disebutkan.
Terimakasih atas dinamika yang telah kita lalui bersama.

ix


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Buat semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih telah memberikan semangat, dorongan dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
saran, kritik dan masukan sangat diharapkan agar skripsi ini dapat menjadi lebih
baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak,
dan masyarakat.

Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii
Halaman Persembahan ..................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................... v
Pernyataan Persetujuan Publikasi ................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................................. vii
Abstract .............................................................................................................. viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Dartar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7
A. Tanah Sebagai Media Tumbuh ................................................................ 7
B. Tanaman Anggur ..................................................................................... 9
1. Sejarah Tanaman Anggur ................................................................. 10
2. Klasifikasi Tanaman Anggur ............................................................ 11

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Morfologis Tanaman Anggur ............................................................ 12
4. Syarat Tumbuh Tanaman Anggur ..................................................... 15
C. Anggur Jestro AG 86Varietas ................................................................. 17
D. Budidaya Anggur dalam Media Pot ...................................................... 17
E. Hama dan Penyakit Tanaman Anggur .................................................... 20
F. Pupuk ...................................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30
A. Jenis dan Variabel Penelitian .................................................................. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30
C. Desain Penelitian .................................................................................... 30
D. Alat dan Bahan Penelitian....................................................................... 30
E. Prosedur Kerja ........................................................................................ 32
F. Pengambilan Data .................................................................................. 38
G. Analisis Data .......................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 42
A. Hasil ........................................................................................................ 42
B. Pembahasan ............................................................................................ 49
a. Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Anngur Varietas Jestro AG 85 .......................................... 50
b. Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran ............................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 56
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56
B. Saran ....................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.I.

Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 31

Tabel 3.II.

Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman .......................................... 38

Tabel 3.III.

Hasil Pengukuran Jumlah Daun ................................................ 39

Tabel 3.IV.

Hasil Pengukuran Diameter Batang .......................................... 39

Tabel 3. V.

Pengelompokkan Data berdasarkan Perlakuan ......................... 40

Tabel 4.VI.

Rata-rata Hasil Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur
Varietas Jestro AG 86 Selama 17 Minggu ................................ 42

Tabel 4.VII.

Rata-rata Hasil Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman
Anggur Varietas Jestro AG 88
Selama 17 Minggu .................................................................... 45

Tabel 4.VIII. Rat-rata Hasil Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman
Anggur Varietas Jestro AG 86
Selama 17 Minggu ..................................................................... 47

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.

Denah Penelitian ........................................................................ 31

Gambar 4.2.

Grafik Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur
Jestro AG 86 dengan Aplikasi NOPKOR
Setiap Minggu ............................................................................ 42

Gambar 4.3.

Grafik Laju Pertambahan Diameter Batang Tanaman
Anggur Jestro AG 86 dengan Aplikasi
Nopkor Setiap Minggu .............................................................. 45

Gambar 4.4.

Grafik Laju Pertumbuhan Jumlah Daun
Tanaman Anggur Jestro AG 86 dengan Aplikasi
NOPKOR Setiap Minggu .......................................................... 48

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Data Mentah Hasil Pengukuran Pertumbuhan
Tinggi Tanaman Anggur .......................................................... 59

Lampiran 2.

Selisih Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tinggi
Tanaman Anggur Tiap Minggu ............................................... 60

Lampiran 3.

Data Mentah Hasil Pengukuran Pertambahan
Jumlah Daun Tanaman Anggur ............................................... 61

Lampiran 4.

Selisih Hasil Pengukuran Pertambahan Jumlah Daun
Tanaman Anggur Tiap Minggu .............................................. 62

Lampiran 5.

Data Mentah Hasil Pengukuran Pertumbuhan
Diameter Batang Tanaman
Anggur Tiap Minggu .............................................................. 63

Lampiran 6.

Selisih Hasil Pengukuran Pertumbuhan Diameter Batang
Tanaman Anggur Tiap Minggu .............................................. 64

Lampiran 7.

Uji Statistik Pertumbuhan
Tinggi Tanaman Anggur ........................................................ 65

Lampiran 8.

Uji Statistik Pertumbuhan
Jumlah Daun Tanaman Anggur ............................................ 66

Lampiran 9.

Uji Lanjut ANOVA .............................................................. 67

Lampiran 10. Uji Statistik Pertumbuhan
Diameter Batang Tanaman Anggur ....................................... 68
Lampiran 11. Hasil Pengukuran Kelembaban dan pH Tanah ..................... 69
Lampiran 12. Silabus .................................................................................... 72
Lampiran 13. RPP ........................................................................................ 79

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PANDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah terutama pada jenis
tanaman pangan lokal umbi-umbian dan tanaman buah tropis, namun sampai saat
ini pemanfaatannya belum optimal. Agar kecukupan pangan saat ini bisa
terpenuhi maka upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas
budidaya pangan dengan pemanfaatan teknologi. Indonesia juga mempunyai
kondisi wilayah geografis yang cukup baik untuk pertumbuhan suatu tanaman,
khususnya untuk tanaman buah tropis. Untuk itu Indonesia memiliki berbagai
macam produk hortikultura hasil pertanian, diantaranya adalah tanaman buah
tropis, sayuran, rempah-rempah, dan bunga.
Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang sangat disukai konsumen
baik itu dalam bentuk yang masih segar maupun yang sudah diolah. Anggur
merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang sesuai di daerah beriklim
kering. Tanaman anggur ini memiliki prospek yang cukup baik. Ditinjau dari segi
kemampuan produksi, tanaman ini dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Tetapi
produktivitas buah anggur di kawasan tropis lebih rendah dibandingkan dengan
kawasan subtropis. Namun demikian Indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan permintaan anggur dari konsumen sehingga masih mengimpor dari luar
negeri (Bardos, 2012).

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Selain itu Anggur memiliki prospek nilai ekonomi yang tinggi. Meskipun
Indonesia bukan merupakan produsen yang begitu terkenal di dunia, namun
Indonesia juga tetap bisa menciptakan pasar yang baik bukan hanya tingkat lokal,
namun juga di level regional maupun internasional. Sebab sampai saat ini
kebutuhan anggur di berbagai negara masih belum mencukupi. Ini bisa
dimanfaatkan untuk menciptakan pasar baru bagi anggur hasil budidaya sendiri
(Bardos, 2012)
Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Kediri, Probolinggo,
Pasuruan, Situbondo), Bali, dan Kupang (NTT). Indonesia sebenarnya juga
mempunyai koleksi puluhan jenis anggur, baik untuk buah segar, wine maupun
kismis, yang berlokasi di Kebun Percobaan Banjarsari, Pasuruan. Jadi
pengembangan buah ini sebenarnya sangat strategis, sumber bibitnya ada,
agroklimatnya mendukung, pasar juga ada. Dibandingkan dengan kawasan
subtropis, Indonesia sebagai negeri tropis sebenarnya juga punya beberapa
keunggulan, disamping beberapa kelemahannya. Produktivitas anggur di kawasan
subtropis hasil optimal anggur bisa mencapai 20 ton perhektar pertahun, maka di
Indonesia hanya separohnya. Tetapi panen anggur di kawasan subtropis hanya
bisa setahun sekali dalam setahun. Dan di Indonesia bisa hampir tiga kali, dan saat
panennya bisa di atur sepanjang tahun (Budiyati, 2008).
Kawasan yang berpotensi untuk tanaman anggur adalah Flores, dan Timor
Barat, kawasan Bali Utara (sekitar Singaraja) dan Pasuruan serta Probolinggo
yang selama ini dikenal sebagai sentra anggur. Yang juga memiliki udara kering
dan suhu yang panas, sinar matahari di kawasan Probolinggo relatif cukup. Beda
dengan di NTT yang panjang panas mataharinya bisa mencapai 6 jam per hari di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

musim hujan dan 10,5 jam di musim kemarau. Musim penghujan di NTT hanya
sekitar 3 bulan. Panas matahari ini sangat penting dalam proses fotosintesis
tanaman anggur (Budiyati, 2008).
Dalam pembudidayaan tanaman anggur yang perlu diperhatikan adalah
kondisi iklim dan kondisi tanah. Untuk budidaya anggur curah hujan rata-rata 800
mm/ tahun, dengan suhu rata-rata maksimal disiang hari 31 C dan malam hari
23 C serta kelembaban udara 75% - 80%. Tanaman anggur dapat tumbuh dengan
baik pada dataran rendah (Cahyono, 2010).
Kondisi tanah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggur.
Keadaan tanah yang baik akan memberikan hasil pertumbuhan tanaman yang baik
pula. Sehingga dalam penelitian ini perlu memperhatikan kondisi tanah untuk
penanaman tanaman anggur yang cocok. Penelitian payung ini menggunakan
media tanah yang berbeda. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga
jenis tanah yaitu tanah Regosol (tanah pasir/pantai Samas), tanah Aluvial (tanah
paingan), dan tanah Latosol (tanah Gunung Kidul). Pemilihan tiga jenis tanah
sebagai media tanam tanaman anggur bertujuan untuk mengetahui jenis tanah
mana yang cocok dan baik untuk pertumbuhan tanaman anggur. Untuk memenuhi
pertumbuhan tanaman anggur ketiga jenis tanah tersebut dicampur dengan pasir,
pupuk kompos, dan pupuk kascing.
Penelitian payung ini dilakukan oleh 12 peneliti, dan peneliti lain
melakukan hal yang sama hanya beda pada penggunaan jenis tanaman anggur.
Penelitian payung ini menggunakan enam varietas tanaman anggur yaitu varietas
Kediri Kuning, Jestro AG 86, Prabu Bestari, Probolinggo Biru, Alfonso Lafali,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

dan Probolinggo Super. Dalam penelitian ini tanaman anggur yang digunakan
adalah varietas Jestro AG 86, dengan aplikasi NOPKOR. Sedangkan rekan
peneliti yaitu Esther Juliana Rehulina menggunakan varietas tanaman anggur
yang sama tetapi tanpa aplikasi NOPKOR. NOPKOR itu sendiri singkatan dari
(Nitrogen Phosphat Kalium Organisme Recovery). Manfaat dari NOPKOR adalah
mempercepat pertumbuhan dan memperkuat akar tanaman, mempercepat
pertumbuhan biota, jasad renik tanah, dan keberadaan hara tanah, penyubur tanah,
serta mencegah timbulnya serangan jamur dang fungi (Murwono, 2012).

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dicari pemecahannya dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh tiga jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman
anggur varietas jestro AG 86 dengan aplikasi NOPKOR ?
2. Dari tiga jenis tanah (tanah Regosol, Aluvial, Latosol), tanah manakah
yang cocok dan baik untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro
AG 86 dengan aplikasi NOPKOR ?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

C. Batasan Masalah
Masalah yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang) tanaman anggur varietas Jestro AG 86 dengan aplikasi
NOPKOR.
2. Tanah (latosol, regosol, aluvial) yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
anggur varietas Jestro AG 86 dengan aplikasi NOPKOR.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tiga jenis tanah terhadap pertumbuhan
tanaman anggur varietas Jestro AG 86 dengan aplikasi NOPKOR
2. Untuk mengetahui jenis tanah (tanah Regosol, Aluvial, Latosol) manakah
yang cocok dan baik untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas Jestro
AG 86 dengan aplikasi NOPKOR.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah memperoleh pengetahuan yang
luas mengenai budidaya tanaman anggur, mengetahui jenis tanah mana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

yang ideal untuk pertumbuhan tanaman anggur khususnya tanaman
anggur varietas Jestro AG 86.
2. Bagi Dunia Pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi dunia pendidikan adalah pengembangan ilmu
pengetahuan dalam dunia pertanian untuk budidaya tanaman anggur, serta
implementasi dalam Pembelajaran di SMA mengenai materi pertumbuhan
dan perkembangan.
3. Bagi Petani
a. Memperluas pengetahuan para petani dalam pengembangan budidaya
tanaman anggur.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tanah Sebagai Media Tumbuh
Fungsi utama tanah adalah sebagai medi tumbuh. Tanah merupakan media
pertumbuhan tanaman yang sangat kompleks. Agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik dan berproduksi tinggi maka tidak hanya membutuhkan unsur hara yang
cukup serta seimbang. Tetapi juga memerlukan lingkungan fisik, kimia dan
biologi tanah yang sesuai. Supaya akar tanaman dapat berkembang dengan bebas
dalam proses fisiologinya (Hanfiah, 2004).
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah yang cukup banyak bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini
dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik dan kemampuan
menahan air yang baik serta mempunyai ruang untuk perakaran yang cukup.
Berbagai media tanam dapat digunakan, tetapi pada prinsipnya penggunaan media
tanam yaitu mampu menyediakan nutrisi, air dan oksigen bagi tanaman.
Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi
tanaman (Fahmi, 2011).

1.

Tanah Regosol
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang masih berkembang. Tanah

regosol memiliki tekstur kasar dengan kandungan pasir yang tinggi serta
mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah regosol miskin akan bahan organik,
7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

dengan demikian kemampuan menyimpan air dan unsur hara sangat rendah
(Darmawijaya, 1990).
Bahan penyusun tanah regosol berupa bahan inorganik yang kasar.
Kemampuan menyimpan air sangat rendah, aerasinya sangat baik, drainasenya
cepat tergantung tingkat kekasarannya. Pada umumnya tanah regosol belum
banyak unsur hara yang tersedia. Tanah regosol terdapat di sepanjang pantai di
banyak pulau di Indonesia (Supriyo, dkk. 2009)

2.

Tanah Aluvial
Tanah aluvial berasal dari endapan baru, berlapis-lapis (bukan hasil

perkembangan tanah), bahan organik yang terdapat di dalamnya jumlahnya
berubah-ubah dan tidak teratur dengan kedalamannya. Tanah aluvial selalu
diperbaharui, maka tanah ini dianggap mmasih muda, karena tanah ini terbentuk
karena banjir di musim penghujan, maka sifat bahan-bahannya juga tergantung
pada kekuatan banjir dan asal serta macam bahan yang diangkut, sehingga secara
morfologis terlihat berlapis-lapis. Sifat tanah aluvial dipengaruhi langsung oleh
sumber bahan asal, sehingga kesuburannya ditentukan oleh bahan asalnya.
Kebanyakan tanah aluvial terdapat di sepanjang aliran sungai besar, yang
merupakan campuran material yang banyak mengandung unsur-unsur hara bagi
tanaman. Secara pedogenesis, tanah aluvial kurang dipengaruhi oleh iklim dan
vegetasi, tetapi yang paling nampak pengeruhnya pada ciri dan sifat tanahnya
(Supriyo, dkk. 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

3.

Tanah Latosol
Tanah latosol terletak di daerah tropika dengan suhu dan kelembaban yang

selalu tinggi sepanjang tahun. Ciri-ciri tanah latosol adalah:
a.

Mempunyai kadar lempung > 15 %

b.

Bertekstur lempung, struktur gumpal dengan stabilitas agregat tinggi,
permeabilitas baik, aerasi dan drainase baik, tahan terhadap erosi

c.

Tanah berwarna merah (Supriyo, dkk. 2009).
Berdasarkan warnanya, tanah latosol dapat dibedakan menjadi : 1).

Latosol Merah, 2). Latosol Merah Kekuningan, 3). Latosol Cokelat Kemerahan,
4). Latosol Cokelat dan 5). Latosol Merah Ungu. Biasanya Latosol Merah
Kekuningan berasal dari induk yang asam. Latosol Merah dan Cokelat
Kemerahan berasal dari bahan induk basa. Latosol Cokelat umumnya berasal dari
abu vulkanik/ batuan vulkanik basa. Latosol Cokelat Ungu, diduga berasal dari
serpentin (Darmawijaya, 1990).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

B. Tanaman Anggur
1.

Sejarah Tanaman Anggur
Menurut sejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak jaman

Meocene dan Tertiary. Dugaan ini berdasarkan temuan fosil daun, potongan
cabang, serta biji buahnya di derah Eropa dan Amerika Utara. Selain ditemukan
juga fosil biji buah di sebuah danau di Eropa Tengah-Selatan. Hasil temuan ini
menunjukkan, manusia mengenal tanaman anggur sejak jaman perunggu. Dari
semua temuan inilah kemudian terlacak bahwa pada masa lalu sebagian besar
tanaman anggur lebih banyak tumbuh di daratan Eropa, Amerika Utara, dan
Islandia, daerah dingin dekat Kutub Utara dan Greenland (Setiadi, 2007).
Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di
Indonesia sejak tahun 1880. Banyak pakar biologi dan pertanian berusaha
menguak asal-usul tanaman anggur. Konon, sumber genetik asli tanaman anggur
terdapat di daerah Armenia (Rusia) dekat laut Kaspi. Anggur yang mula-mula
dikenal oleh manusia adalah jenis anggur liar yang tumbuh di sekitar pegunungan
Kaukasus bagian Tenggara, kemudian menyebar di Asia kecil, Yunani dan Mesir.
Dari Yunani menyebar ke daratan Eropa, Afrika, Australia, Asia, dan Amerika.
Orang mulai mengenal anggur pada abad ke-2 sesudah masehi (Cahyono B.,
2010)
Budidaya tanaman anggur mulai di kenal di Timur Tengah pada tahun
4.000 SM, namun teknologi pengolahan anggur menjadi minuman (wine) baru
ditemukan oleh orang mesir pada tahun 2.500 SM. Teknologi budidaya dan
pembuatan minuman anggur yang dikembangkan di Mesir meluas ke kawasan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

laut hitam sampai Spanyol, bahkan berkembang pesat di Jerman, Prancis, dan
Austria setelah kerajaan Romawi jatuh. Colombus membawa tanaman anggur ke
Meksiko, Asia Selatan, Afrika Selatan, Australia, dan Kalifornia. Dalam
perkembangan selanjutnya, teknologi pembuatan wine menjadi terkenal di dunia.
Anggur jenis V. vinifera dikenal dengan sebutan anggur eropa (Rukmana, 1999)
2.

Klasifikasi Tanaman Anggur
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman anggur diklasifikasikan sebagai berikut:

Sumber : http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/209.html

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rhamnales

Famili

: Vitaceae

Genus

: Vitis

Spesies

: Vitis vinifera

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Dari famili Vitaceae, anggur yang dikenal jumlahnya lebih dari 60 jenis.
Namun, jenis Vitis vinifera atau yang lebih dikenal dengan anggu Eropa adalah
jenis yang paling banyak (lebih dari 95%) ditanam oleh masyarakat di berbagai
negara. Hal ini dikarenakan anggur jenis ini memiliki rasa enak, manis, lezat, dan
menyegarkan sehingga lebih disukai oleh masyarakat (Untung, 2008).
3.

Morfologis Tanaman Anggur
Tanaman anggur tumbuh tahunan, berbentuk perdu, dan memanjat. Tubuh

tanaman anggur terdiri atas akar, batang, daun,s ulur, bunga, dan buah.
Karakteristik morfologi tanaman anggur adalah sebagai berikut:
a.

Akar (Radix)
Tanaman anggur merupakan tanaman yang berkeping dua (dikotil),

tanaman anggur mempunyai akar tunggang, dan akar cabang. Sistem perakaran
menyebar keseluruh arah pada bagian lapisan tanah atas sedalam 1,5-3,0 m.
Akar berperan dalam pengisapan makanan. Akar tanaman anggur mudah
mengalami kerusakan akibat lingkungan yang tidak cocok. Misalnya, karena
aerasi yang jelek, kurang kadar air dalam tanah dan tinggi angka keasaman
tanah. Akar tanaman anggur tidak (peka) terhadap genangan air. Oleh karena
itu, tanaman anggur harus ditanam di tanah yang drainasenya baik (Rukmana,
1999).
Akar tanaman berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman dan
penyerapan air serta zat-zat makanan (hara) dari tanah. Kondisi fisik tanah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

yang gembur sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena penyerapan air
dan zat-zat hara dapat berjalan dengan baik (Cahyono, 2010).
b.

Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang amat penting sebagai

alat pembentuk dan pembawa daun. Batang tanaman Anggur beruas-ruas,
berbuku-buku serta berkayu. Spesifikasi batang tanaman anggur tumbuh
memanjat atau menjalar. Struktur batang dan percabangannya terdiri atas
batang utama, cabang primer, cabang sekunder, dan cabang tersier yang akan
menghasilkan cabang bunga dan buah. Setiap buku batang mempunyai mata
tunas. Kulit batang dan cabang yang masih muda berwarna hijau, tetapi setelah
tua berubah menjadi hijau kecokelat-cokelatan atau cokelat. Cabang bermata
tunas dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif
(Rukmana,1999).
c.

Daun (Folium)
Tanaman anggur mempunyai daun tunggal, artinya terdiri atas satu helai

daun pada satu tangkai daun, dan sepasang daun menumpu. Daun berbentuk
bulat sampai jorong dengan bagian tepinya berlekuk, dan biasanya mempunyai
lima lekukan. Helaian daun dibedakan atas lima bentuk, yaitu bentuk penjepit,
kodat, pentagonal, lingkaran, dan kidnai. Daun tanaman anggur merupakan
bagian dari organ tubuh yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
asimilasi yang menghasilkan zat-zat yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatifnya (Rukmana, 1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

d.

Sulur (Sirrus)
Fungsi sulur (Sirrus) adalah sebagai alat pemanjat. Sulur pada tanaman

anggur letaknya berhadap-hadapan atau berseling dengan daun dan bersifat
terputus, artinya dua helai daun yang letaknya berdekatan masing-masing
bersulur, sedangkan daun yang berikutnya tidak bersulur (Rukmana, 1999)
e.

Bunga (Flos)
Bunga tanaman anggur tersusun dalam tangkai, artinya pada setiap tangkai

bunga terdapat banyak kuntum bunga atau disebut bunga majemuk. Tiap
kuntum bunga mempunyai lima helai daun kelopak, lima helai daun mahkota,
di bagian atasnya bersatu membentuk suatu tudung, lima benangsari dan
sebuah putik. Anggur bersifat penyerbukan silang. Penyerbukan bunga
berlangsung dengan bantuan angin, serangga dan manusia (Rukmana, 1999).
f.

Buah (Fructus)
Penyerbukan dan pembuahan menghasilkan buah. Buah anggur bentuknya

bervariasi, yaitu bulat atau bundar, jorong ke samping, jorong, bulat telur
sungsang, jorong memanjang dan bulat telur. Buah anggur tersusun dalam
tandan. Bentuk malai bunga bermacam-macam, antara lain berbentuk kerucut
pendek, kerucut panjang, kerucut berpundak, silinder, silinder bersayap, dan
bermalai ganda. Buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji. Warna kulit
buah anggur bervariasi, ada yang merah, hijau, putih atau bening, kuning, atau
merah kehitam-hitaman, tergantung pada jenis atau verietasnya (Rukmana,
1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

4.

Syarat Tumbuh Tanaman Anggur
a. Keadaan Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
Anggur meliputi ketinggian tempat (elevasi) yang berkaitan dengan suhu dan
kelembapan udara, curah hujan, serta sinar matahari. Di Indonesia pada
umumnya tanaman Anggur dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim
kering. Keadaan iklim yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi
Anggur pada ketinggian 0 – 300 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan
suhu udara antara 25º - 30ºC, kelembaban udara (rH) 40% - 80 %, intensitas
sinar matahari/ penyinaran 50% - 80%, mempunyai 3-4 bulan kering, dan
curah hujan 800 mm/tahun (Rukamana, 1999).
Berdasarkan keadaan iklim dan tempat tumbuhnya, tanaman anggur yang
dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan atas dua tipe sebagai berikut :
1) Jenis anggur V. vinifera, seperti jenis Probolinggo Biru, Alphonso
Lavalle, Probolinggo Putih, Situbondo Kuning, Gros Colman,
Delaware, tumbuh baik di daratan rendah pada ketinggian 0 – 300 m
dpl dengan iklim kering (musim kering lebih dari 3 bulan)
2) Jenis anggur V. labrusca, seperti varietas isabella, Briliant, Beacon,
White Malaga dan Curmen, tumbuh baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi (pegunungan) pada ketinggian 1.000 m dpl dengan tipe
iklim agak basah (musim kering kurang dari 3 bulan) (Rukmana,
1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Jenis atau varietas Anggur dataran rendah yang ditanam di dataran tinggi
menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah, buah menjadi keci-kecil
dan rasanya masam. Tanaman Anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak
tahan terhadap hujan lebat. Pembungaan pada musim hujan atau daerah
bercurah hujan tinggi dapat menyebabkan bunga berguguran hingga rusak
terserang penyakit cendawan, seperti embun umpas. Untuk menjamin
pertumbuhan Anggur yang prima dibutuhkan keadaan iklim yang kering,
yaitu minimal 3 bulan musim kemarau dan pemangkasan yang tepat
(Rukmana, 1999).
b. Keadaan Tanah
Kondisi tanah yang sesuai untuk tanaman anggur adalah tekstur dan
struktur tanah lempung berpasir dengan kandungan lempung 30-50%, pasir
30-50%, dan liat 7-12%. Tanah pasir cocok untuk tanaman anggur karena
pasir mudah ditembus oleh akar tanaman anggur. Tanah memilki drainase dan
aerasi baik, pH5,5-7,3, kandungan C-organik ≥2%, ketersediaan hara makro
dan mikro yang cukup dan terdistribusi merata secara vertikal ke arah
perakaran. Jika pH tanah di bawah 5, tanah perlu ditambah kapur untuk
menaikkan pH menjadi lebih dari 5,5 (Cahyono, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

C. Anggur Varietas Jestro AG 86
Beberapa varietas tanaman anggur yang masuk di Indonesia diantaranya
anggur Bali, Probolinggo biru, Probolinggo putih, Probolinggo super, Caroline,
Prabu bestari, Kediri kuning (anggur belgi), anggur Jestro. Anggur vairietas Jestro
AG 86 mirip dengan anggur Kediri kuning. Namun anggur ini memiliki
keunggulan diantaranya adalah daya adaptasi lebih luas, kemasakan buah dalam
tandan lebih merata, ukuran buah lebih besar, dan aroma buah lebih tajam.
Anggur ini dapat berproduksi antara 9-16 kg/pohon baik pada musim hujan dan
kemarau (Andriani dan Mudiarti, 2009)
Anggur varietas Jestro AG 86 ini cocok sekali bila dikembangkan oleh
pelaku industri pertanian karena buah anggur ini cukup diminati publik. Varietas
ini juga potensial dikembangkan pada tanah dengan porositas tinggi dan juga di
daerah dataran rendah dengan curah hujan dan kelembapan rendah (Andriani dan
Mudiarti, 2009).

D. Budidaya Anggur Dalam Media Pot
1.

Pemilihan Pot
Langkah awal setelah adanya bibit, menentukan pot yang akan digunakan.

Pot yang bagus dan baik, seperti pot semen, pot plastic, dan pot tanah. Diameter
permukaan harus lebih besar daripada permukaan bawah atau sama besarnya. Dari
berbagai macam jenis bahan pot, yang paling baik untuk tanaman anggur adalah
pot yang berbahan dasar tanah. Hal ini cukup baik pengaruhnya bagi tanaman

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

karena pot dari bahan dasar tanah memiliki pori-pori pada bagian dasarnya yang
dapat menyerap air. Sehingga akar tanaman tidak mudah kekeringan apabila
lambat menyiram dan tidak akan lembab apabila terlalu banyak air (Anwar, 2013)
2.

Media Tanam
Media tanaman yang digunakan untuk tanaman anggur di dalam pot harus

sesuai dengan karakteristik tanaman. Media tanam yang cocok untuk anggur
adalah pasir dan pupuk kandang. Pasir mudah untuk ditembus oleh akar tanaman
anggur. Sebelum dimasukkan ke dalam pot, pasir dan pupuk kandang diaduk
terlebih dahulu. Untuk lebih bagusnya lagi sepertiga bagian bawah pot diisi oleh
tanah gembur, supaya menghambat keluar air dari pot (Anwar, 2013)
3.

Cara Menanam Ke Dalam Pot
Masukkan pecahan batu bata atau genting pada dasar pot, kemudian

masukkan media tanam yang sudah dicampur rata, isi pot sampai hampir penuh.
Kemudian buat lubang tanam ditengahnya lebih besar sedikit dari bolybag yang
pakai bibit. Selanjutnya polybag dilepas dan masukkan bibit tersebut pada lubang
yang telah disediakan, atur posisi tanaman agar kelihatan tegak, selanjutnya tutup
permukaan media tanam lagi. Kemudian siram tanaman tersebut, ketika selesai
penyiraman maka permukaan tanah akan menurun hingga 5 cm dari bibir pot, hal
ini terjadi karena pemadatan media tanam. Selanjutnya simpan tanaman tersebut
di tempat yang terkena sinar matahari secara penuh (Anwar, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

4.

Perawatan Tanaman
Perawatan yang dilakukan pada tanaman anggur yang ada di dalam pot sama

halnya seperti perawatan anggur yang di kebun. Namun, perawatan tidak sesulit
yang dilakukan di kebun. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam merawat
tanaman anggur dalam pot antara lain:
a. Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman membutuhkan air dalam jumlah
yang cukup banyak. Karenanya, tanaman hendaknya disiram rutin 2 kali
sehari. Setelah tanaman berumur lebih dari 2 bulan, frekuensi penyiraman
sebaiknya dikurangi menjadi 2 hari sekali. Tabulampot memiliki medi tanam
yang terbatas, sehingga unsur hara yang tersedia juga terbatas (Alex, 2013)
b. Pemberian Ajir
Ajir adalah tiang rambatan untuk menyangga batang tanaman anggur.
Fungsi ajir pada tanaman anggur sangat penting. Agar bibit anggur tumbuh
lurus. Ajir bisa berupa kayu atau bilah bambu setebal 1,5 cm dengan panjang
1 m. Ajir ini hanya berfungsi sebagai penyangga bibit sampai tiba waktu
pemangkasan pertama. Pada awal penanaman, bibir anggur diikat longgar
dengan ajir. Dalam pertumbuhannya, tanaman Anggur dengan sendirinya
akan tumbuh memanjat dengan bantuan sulur. Untuk memperoleh cabang
yang menarik, pohon Anggur harus diberi penopang yang berfungsi sebagai
panjatan. Panjatan ini ditanam di dalam pot, berupa bilah bambu setebal 2 cm
dengan panjang 1,5 m yang berupa lilitan kawat (Anwar, 2013).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

c. Pemupukan
Tanaman anggur yang baru ditanam dalam pot dapat diberi pupuk urea,
dosis yang diberi cukup satu sendok makan. Pupuk tersebut diberikan setiap
dua minggu sekali sampai tanaman berumur tiga bulan. Setelah berumur tiga
bulan, pupuk yang diberikan diperbanyak menjadi dua sendok makan. Pupuk
diberikan sebulan sekali (Anwar, 2013).
5.

Supaya Tanaman Cepat Berbuah
Hal yang terpenting supaya tanaman cepat berbuah yaitu pemangkasan pada

tanaman anggur. Pemangkasan untuk pembuahan dilakukan dengan cara
pengundulan daun tanaman anggur. Dua minggu setelah pemangkasan, biasanya
akan bermunculan tunas-tunas baru yang bersulur. Dari tunas baru inilah bunga
dan buah akan muncul (Alex, 2013).

E. Hama dan Penyakit Tanaman Anggur
1. Hama
Hama penting yang sering menyerang tanaman anggur adalah sebagai
berikut:
a. Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae)
Kutu phylloxera menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan akar dan
daun tanaman anggur. Bagian tanaman anggur yang dihuni kutu ini akan
membengkak dan membentuk bentolan-bentolan. Tanaman anggur yang penuh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

dengan bentolan phylloxera akan tumbuh kerdil, layu, dan buahnya sedikit.
Pengendalian kutu Phylloxera dapat dilakukan dengan cara menggunakan bibit
tanaman anggur okulasi batang bawahnya tahan terhadap hama tersebut, seperti
anggur liar. Pencegahan penularan hama dapat dilkukan dengan penyemprotan
insektisida pada bibit tanaman anggur sebelum tanam (Rukmana, 1999).
b. Tungau Merah
Tungau merah menyerang dengan cara mengisap cairan daun. Gejala
serangan ditandai dengan bercak-bercak kuning pada daun tanaman anggur yang
kemudian berubah menjadi hitam. Pengendalian tungau merah dapat dilakukan
dengan cara memotong bagian tanaman anggur. Yang terserang berat dengan
menyemprotkan insektisida, seperti Mitac200 EC dengan konsentrasi yang
dianjurkan (Rukmana, 1999).
c. Ulat Kantung
Larva muda ulat kantung memakan bagian atas permukaan daun. Ciri khas
serangan ulat kantung ditandai dengan lubang-lubang kecil pada daun.
Pengendalian ulat kantung dapat dilakukan dengan cara memangkas bagian daun
yang terserang penyakit dan menyemprotkan insektisida sistematik dengan
konsentrasi yang dianjurkan (Rukmana, 1999).
d. Kumbang Daun
Kumbang ini berwarna hitam atau cokelat yang aktif pada senja dan malam
hari sampai menjelang fajar. Pada siang hari kumbang bersembunyi dalam
tanah. Kumbang menyerang dengan cara memakan atau merusak daun,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun. Serangan berat
menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga pertumbuhan tanaman
kerdil. Pengendalian kumbang daun dapat dilakukan dengan cara memaang
perangkap lampu penerang pada malam hari (Rukmana, 1999).

2. Penyakit
Penyakit penting yang sering menyerang tanaman anggur adalah sebagai
berikut:
a. Tepung Palsu
Gejala serangan penyakit tepung palsu mula-mula tampak pada sisi daun
yang menimbulkan bercak-bercak berwarna kuning kehijau-hijauan, kemudian
bercak meluas dan bersatu derta berubah warna menjadi cokelat berlapis tepung.
Serangan berat menyebabkan daun kering dan rontok. Pengendalian penyakit
tepung palsu dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban kebun,
memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, melindungi
tanaman dengan naungan plastik, dan aplikasi fungisida (Rukmana, 1999).
b. Cendawan Tepung
Gejala serangan dapat diamati pada daun dan batang. Daun-daun yang
terinfeksi menggulung keatas dan berubah bentuk, ditutupi tepung (spora)
berwarna kelabu sampai agak gelap. Batang yang sakit menjadi warna cokelat.
Pengendalian penyakit tepung dapat dilakukan dengan cara memotong bagian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

tanaman yang sakit berat untuk dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan aplikasi
fungisida untuk pengendalian penyakit tepung palsu (Anonim, 2012).
c. Bercak daun Cercospora
Gejala serangannya adalah mula-mula pada daun dan tunas muda terjadi
bercak-bercak berwarna cokelat tua yang tersudut, kemudian timbul bintik-bintik
hitam pada bercak. Serangan berat menyebabkan tunas muda mengering (mati).
Pengendalian penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan cara mengurangi
kelembapan kebun, menjaga kebersihan kebun, memangkas bagian tanaman
yang sakit berat untuk dimusnakan, dan penggunaan fungisida (Semangun,
2008).
d. Karat Daun
Gejala yang spesifik dapat diamati dari sisi atas daun, yakni adanya bercakbercak berwarna hijau kekuningan dan seluruh permukaan daun tertutup lapisan
tepung (spora). Serangan berat menyebabkan daun kering dan rontok.
Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan dengan cara memangkas daun
yang sakit berat dan penggunaan fungisida (Rukmana, 1999).
e. Busuk Hitam
Gejala serangannya adalah mula-mula terjadi bercak-bercak cokelat yang
dikelilingi oleh tepi hitam pada daun, kemudian di kelilingi bercak terbentuk
daerah yang berwarna cokelat gelap sampai hitam. Pada sisi bercak terdapat
bintik-bintik hitam kecil secara teratur dalam satu lingkaran. Tunas muda yang
terinfeksi mengalami perubahan warna dari hijau menjadi ungu sampai hitam dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

agak melekuk. Penegendalian penyakit busuk hitam dapat dilakukan dengan cara
memotong buah, pemangkasan, mengurangi kelembaban kebun, dan penggunaan
fungisida berbahan aktif tembaga, misalnya Kocide 77 WP (Rukmana, 1999).
f. Kudis (Scap)
Penyebab penyakit kudis adalah cendawan Elsinoe ampelina Shear. Semua
bagian tanaman dapat terinfeksi kudis. Daun yang diserang ditandai dengan
bercak-bercak kecil, bentuknya tidak teratur, dan berwarna cokelat tua. Pusat
bercak berubah warna menjadi kelabu dan terdapat lubang. Tunas dan sulur yang
terinfeksi menampakkan bercak-bercak kecil terpisah-pisah berwarna cokelat
muda, dan sekeliling bercak dibatasi oleh tepi yang berwarna cokelat tua.
Pengendalian penyakit kudis dapat dilakukan dengan cara memangkas bagian
yang sakit berat, sanitasi kebun, dan penggunaan fungisida yang mangkus
seperti Kocide 80 AS (Semangun, 2008).
g. Daun Kipas
Penyebab penyakit daun kipas anggur adalah Virus Grapevine Fanleaf atau
disebut virus daun kipas anggur. Gejala serangan kipas anggur adalah terjadi
abnormalitas daun-daun muda, yaitu daun mengecil, bentuknya mirip daun kipas
setengah menutup, posisi daun tegak, dan permukaannya tampak tidak rata.
Batang dan cabang tanaman anggur berkelok-kelok, ruas-ruasnya pendek, dan
tumbuh tunas-tunas samping secara berlebihan. Pengendalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan cara aplikasi Nemagon untuk membunuh nematoda tanah,
mencabut dan memusnahkan tanaman yang sakit berat, serta eradikasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

(pembongkaran) tanaman yang diremajakan kembali dengan bibit yang bebas
virus (Rukmana, 1999).

F. Pupuk
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik
tanah,kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pengertian khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung
satu atau lebih hara tanaman. Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang
berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang
diharapkan (Adriani, 2011).
1. Pupuk Kompos
Kompos secara alami terbentuk dari sampah organik yang terurai oleh
berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jemur. Proses
terurai ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban.
Waktu pembentukan kompos rata-rata dalam 4-6 minggu. Dengan suhu optimal
untuk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C. Bahan baku
pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota, lumpur cair dan
limbah industri pertanian (Alex, 2010).
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan tanah
dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan
air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

meningkat dengan penambahan kompos. Akti