BAB VII - DOCRPIJM 1503903639BAB VII RPIJM Moker

  BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Pada bab 7 (tujuh) tentang rencana pembangunan infrastruktur cipta karya di

Kota Mojokerto akan menjelaskan per sektor (sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase) tentang kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis terkait sasaran program dan usulan kebutuhan program.

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,

permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  

Kegiatan pengembangan kawasan permukiman terdiri dari pengembangan

  

permukiman terbagi atas permukiman yang sengaja dikembangkan oleh developer,

permukiman yang dibangun oleh masyarakat.

  Luas keseluruhan kawasan permukiman di Kota Mojokerto mencapai 512,31 Ha

dimana Kelurahan Wates memiliki luas kawasan pemukiman paling tinggi. Jika

dibandingkan dengan luas wilayah Kota Mojokerto, kawasan permukiman mencapai

31,11%. Dimana perkembangan kawasan tersebut terdiri atas fungsi perumahan

kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah.

  1. Permukiman Kepadatan Tinggi Permukiman kepadatan tinggi di Kota Mojokerto diantaranya terletak di Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Gedongan, dan Kelurahan Magersari. Permukiman dengan kepadatan tinggi ini memiliki luas 6,71% dari luas wilayah Kota Mojokerto.

2. Permukiman Kepadatan Sedang Permukiman kepadatan sedang adalah seluas 12,89% dari luas total wilayah kota.

  Untuk permukiman kepadatan sedang berada di wilayah : Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Meri, Kelurahan Gunung Gedangan, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates.

  3. Permukiman Kepadatan Rendah Permukiman kepadatan rendah terlatek di Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Blooto, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari,

NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS PERMUKIMAN (HA) LUAS WILAYAH (HA) PROSENTASE PERMUKIMAN (%)

  6. Purwotengah 7,69 13,5 56,96

  6. Wates 59,01 132,1 44,67

  JUMLAH 206,41 661,7 31,19 Kecamatan Kranggan

  1. Kranggan 51,84 113,3 45,75

  2. Miji 18,75 39,6 47,35

  3. Meri 41,13 164,8 24,96

  4. Jagalan 8,31 16,6 50,06

  5. Sentanan 4,97 13,9 35,76

  5. Magersari 16,44 32,9 49,97

JUMLAH 132,69 361,7 36,69 KOTA MOJOKERTO 512,31 1646,8 31,11

  Untuk menuju 100-0-100 terkait 0% permukiman kumuh, Pemerintah Kota

Mojokerto telah melakukan identifikasi kawasan perumahan kumuh yang telah ditetapkan

melalui Surat Keputusan Walikota Mojokerto Nomor : 188.45/646/417.111/2015 tentang

Penetapan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Prioritas di Kota

Mojokerto. Dalam SK Walikota tersebut jumlah kawasan yang masuk permukiman

prioritas adalah sebanyak 7 (tujuh) kelurahan dan 21 (dua puluh satu) lingkungan, untuk

lebih jelas mengenai kawasan permukiman prioritas tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 7.2. Kawasan Permukiman Prioritas di Kota Mojokerto

  No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan

  1 Permukiman Kumuh Sentanan Sentanan Lor Sentanan Kidul

  Kawasan Prioritas Sentanan

   Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012

  • – 2032, diolah

  No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan Kawasan Prioritas Mentikan

  Kauman Kradenan

  Kawasan Prioritas Kauman

  Pulorejo Balongkrai

  Kawasan Prioritas Pulorejo

  2 Permukiman Sekitar Makam China dan TPA

  Kedundung Kedundung Sekarputih Randegan

  Kawasan Prioritas Kedundung

  3 Permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri Kranggan Kranggan

  Panggreman Penarip Suratan

  Kawasan Prioritas Kranggan Total

  7 Kawasan Permukiman

  21 Lingkungan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk kawasan prioritas di Kota Mojokerto

dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu 1) permukiman kumuh; 2) permukiman sekitar

makam china dan TPA; serta permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri.

Untuk permukiman kumuh berdasarkan SK Walikota memiliki luas 226,2 Ha; permukiman

sekitar makam china dan TPA memiliki luas 166,8 Ha; sedangkan permukiman disekitar

perdagangan dan jasa serta industri memiliki luas 74,4 Ha.

  

Data tersebut masih bersifat sementara karena ada beberapa program yang multi year

dalam satu lokasi.

  2. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di beberapa

  2. Masih adanya anggapan masyarakat bahwa kualitas fisik hunian dan lingkungan tidak penting sejauh mereka bisa menyelenggarakan kehidupan mereka.

  1. Kepadatan yang cukup tinggi pada pusat Kota mengakibatkan munculnya permukiman kumuh.

  4. Mengelola pembangunan permukiman secara efektif dan efisien di Kota Mojokerto.

  3. Menyediakan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman yang serasi dan berkelanjutan.

  2. Mengurangi kesenjangan pelayanan prasarana dan sarana antar tingkat golongan masyarakat di Kota Mojokerto.

  1. Memenuhi kebutuhan permukiman terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Mojokerto.

  1. Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian muncul masalah permukiman kumuh.

  Adapun potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  5. Kawasan permukiman cenderung mengikuti

  4. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer cukup berkembang.

  3. Adanya perkembangan industri sepatu dan Rokok Bokor Mas yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya.

  2. Masih terdapat ketersediaan lahan yang memadai

  1. Kota Mojokerto merupakan kawasan penyangga bagi Kota Surabaya dan lokasinya berada di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, sehingga memberikan peluang untuk menjadi salah satu kawasan hunian yang nyaman

Tabel 7.3. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Kawasan Permukiman Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan (1) (2) (3) (4)

  3. Semakin tingginya harga lahan mengakibatkan harga rumah semakin tinggi sehingga sangat sulit dijangkau

  Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan (1) (2) (3) (4)

  Kota Mojokerto relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap Kecamatan dan Kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke

   Kota Mojokerto

  Mojokerto memiliki hubungan dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota Mojokerto

   Jalan raya di Kota

  .

   Masih terdapat beberapa ruas jalan lingkungan permukiman berupa jalan makadam atau dalam kondisi rusak.

   Penggunaan bahu jalan untuk area parkir.

  kemacetan seperti di sekitar terminal Kota Mojokerto.

   Timbulnya titik-titik simpul

   Prasarana transportasi di

  dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang mendorong perkembangan permukiman.

  permukiman mayoritas berkondisi baik sehingga memudahkan pergerakan masyarakat setempat.

   Jalan di lingkungan

  Jaringan Jalan

  Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan (1) (2) (3) (4) (5)

Tabel 7.4. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Permukiman

   Sumber : RP2KP/SPPIP Kota Mojokerto

  9. Perbaikan lingkungan terutama permukiman di pusat kota dan wilayah pinggiran

  8. Masih banyak permukiman peninggalan Belanda dan kampung lama yang dapat di konservasi untuk cagar budaya

  berada di dalam Kabupaten Mojokerto, sehingga pembangunan jaringan jalan harus terintegrasi dengan kabupaten.

  Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan (1) (2) (3) (4) (5) memuaskan.

   Keterbatasan dana mengakibatkan pengelolaan sampah di TPA kurang maksimal dan tidak sesuai dengan desain operasional yang direncanakan.

   Keterbatasan lahan

  kesadaran masyarakat dalam

   Peningkatan

  berpotensi untuk mencemari tanah permukaan ataupun air

   Limbah rumah tangga

  masyarakat yang belum mampu memiliki sarana

   Terdapat MCK Umum bagi

  Sanitasi

   Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Kota Mojokerto yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah.

  fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM.

   Masih terjadinya

  untuk mengembangkan pengelolaan sampah organik secara modern dalam skala besar yaitu salah satunya dalam bentuk industri pupuk.

  Persampahan

   Terdapat peluang

  memaksimalkan UDPK/Transfer Depo dalam mengelola sampah.

  Recycle) serta

   Sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse,

   Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.

   Keterbatasan lahan TPA.

  pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA.

   Rendahnya kualitas

   Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah.

   Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat akan diikuti oleh peningkatan laju timbulan sampah.

   Terdapatnya unit-unit komposting yang berfungsi sebagai pengolahan sampah organik.

  baik untuk pembangunan MCK

  Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan (1) (2) (3) (4) (5)

  memiliki saluran drainase dengan kondisi baik. menyebabkan pengaliran air dipermukaan tidak dapat mengalir dengan cepat.

   Kota Mojokerto dikelilingi oleh Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok. Pada saat terjadi hujan deras elevasi permukaan banjir di Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok lebih tinggi dari pada elevasi saluran drainase sehingga air dari saluran drainase kota tidak bisa dibuang menuju ketiga sungai tersebut secara gravitasi.

   Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan.

   Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainase.  Sistem drainase belum

  sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah. drainase

   Dari aspek sosial

  drainase belum dijadikan sebagai salah satu hal yang cukup penting untuk dipahami keberadaannya oleh masyarakat, sehingga masyarakat sering menjadikan drainase sebagai tempat membuang sampah sebagai upaya menyelesaikan masalah sampah buangannya namun disatu sisi akan memberikan dampak terhadap drainase pada saat musim hujan.

   Sumber : RP2KP/SPPIP Kota Mojokerto Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.5. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman No Uraian Sasaran Program Total Luas Kawasan (Ha) Sasaran Program Keterangan Tahun I (Ha) Tahun II (Ha) Tahun III (Ha) Tahun IV (Ha) Tahun V (Ha)

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  1. Kawasan Permukiman Kumuh

  226,2 - 226,2 - -

  2. Kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA

  166,8 - - 62 65,6 39,2

  3. Permukiman Disekitar Perdagangan dan Jasa serta Industri

  74,4 - 40,2 19,1 15,1

  TOTAL 467,4 - 226,2 102,2 84,7 54,3

7.1.3. Usulan Kebutuhan Program

  Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program di Kota Mojokerto untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang akan dijabarkan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel

  Rencana Program Kawasan

No Volume Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Keterangan

Permukiman

  (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Magersari 2) DED Peningkatan

  1

  1NSPK Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Prajurit Kulon 3) DED Peningkatan

  1

  1NSPK Kualitas Permukiman Kumuh Kws. Kranggan 4) Permukiman 132,3 132,3 Ha Kumuh Kawasan Magersari

  5) Permukiman 69,7 69,7 Ha Kumuh Kawasan Prajurit Kulon 6) Permukiman 24,2 24,2 Ha Kumuh Kawasan Kranggan

III. Kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA

1) DED Penataan

  1

  

1 NSPK

kawasan Permukiman Sekitar Makam China dan TPA 2) Permukiman 166,8 62,0 Ha 65,6 Ha 39,2 Ha Sekitar Makam China dan TPA di Kecamatan Magersari Kelurahan Kedundung

IV. Kawasan Permukiman Disekitar Perdagangan dan

  Pemerintah Kota Mojokerto

Tabel 7.7. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Detail Lokasi

  Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-) Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Tahun No

  Vol Satuan Sub Paket Anggaran Kec. Kel./ Desa

  APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13 Pembinaan dan Pengembangan 245.000.000 1.000.000 Kawasan Permukiman Pembinaan dan Pengawasan

  2.500.000 500.000 Pengembangan Kawasan Permukiman Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan

1 Rencana Pengembangan Kawasan

  2.500.000 500.000 Permukiman Penyusunan DED Penataan Kawasan PRAJURIT Permukiman disekitar perdagangan 2019 KAB/KOTA 250.000

  KULON dan jasa serta industri Penyusunan DED Penataan kawasan permukiman sekitar Makam China dan MAGERSARI KEDUNDUNG 2019

  1 KAB/KOTA 250.000 TPA Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan 000 000 2019

  1 KAB/KOTA 900.000 Permukiman Penyusunan RP2KPKP 000 000 2019

  1 KAB/KOTA 800.000 Rencana Pencegahan dan Peningkatan

  Pemerintah Kota Mojokerto Detail Lokasi

  Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-) Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Tahun No

  Vol Satuan Sub Paket Anggaran Kec. Kel./ Desa

  APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13 Peningkatan Kualitas Kawasan PRAJURIT MENTIKAN 2019

  4 Ha 5.000.000 Permukiman Kumuh naglik Kranggan KULON Peningkatan Kualitas Permukiman

MAGERSARI KEDUNDUNG 2020

  4 Ha 5.000.000 Kumuh Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh kawasan sumopelan, kel. MAGERSARI BALONGSARI 2019

  5 Ha 5.000.000 Balongram Infrastruktur Berbasis Masyarakat 97.500.000 Program Peningkatan Kualitas Kawasan

  3 97.500.000 Permukiman Penataan Permukiman di sekitar

  2020 Kelurahan 27.500.000 perdagangan dan jasa serta industri

  PRAJURIT

  I 2020

  40.2 Ha 15.000.000 KULON PRAJURIT

  II 2021

  19.1 Ha 7.500.000 KULON PRAJURIT

  III 2022

  15.1 Ha 5.000.000 KULON Penataan Permukiman sekitar makam

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1. Kondisi Eksisting

  Tata letak perkotaan Kota Mojokerto sesuai dengan RTRW Kota Mojokerto,

dimana pusat kota berada di Kantor Walikota Mojokerto yang disekitarnya terdapat

fasilitas-fasilitas perkantoran Pemerintah Daerah dan fasilitas umum peribadatan,

pendidikan serta fasilitas umum kesehatan. Namun demikian, pada bangunan-bangunan

tersebut sebagian telah ada yang direnovasi, sehingga bentuk peninggalan jaman dahulu

telah tertutup oleh bangunan modern.

  Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, bangunan perumahan-perumahan

penduduk masih ada yang menggunakan bangunan lama. Hal tersebut dapat dilihat di

Jalan Gajah Mada maupun di sekitar alun-alun. Ciri khas bangunan lama masih terlihat

dengan jelas. Di wilayah perkotaan dominasi bangunan modern sangat jelas terlihat.

Bangunan-bangunan pertokoan dengan segala fasilitasnya berdiri disekitar jalan utama

kota dan sekitar pusat kota, sehingga mengurangi estetika dari bangunan kuno. Saat ini

konservasi bangunan kuno belum diterapkan di Kota Mojokerto, sehingga apabila

bangunan tersebut tidak dipelihara, akan hilang peninggalan-peninggalan tersebut.

  Bangunan-bangunan di wilayah Kota Mojokerto secara umum saat ini diarahkan

kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu

perdagangan dan jasa, industri, permukiman, perkantoran, pertanian, pariwisata,

kesehatan dan pendidikan.

1) Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan

  Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kota di wilayah Kota Mojokerto disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan

  Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak/tidak berfungsi. Keberadaan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran, dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

  3) Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan Beberapa daerah kawasan di Kota Mojokerto memang telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dan lingkungan tersebut dikarenakan RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/ kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.

  4) Kondisi Sumber Mata Air Parameter kunci untuk estimasi atau prediksi kuantitas dari sumber air adalah debit dan kecepatan arus yang dihasilkan overflownya. Arus dan debit adalah parameter tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 liter/detik. Kemudian untuk kebutuhan air rata-rata harian untuk memenuhi target sebesar 60% penduduk di area pelayanan diperkirakan sebesar 179,8 liter/detik dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengantisipasi fluktuasi pemakaian air oleh masyarakat, maka kapasitas sistem distribusi harus diperhitungkan terhadap debit jam puncak yang besarnya 323,62 liter/detik dan kapasitas terpasang IPA dan transmisi sebesar 217,75 liter/detik.

5) Kondisi Ruang Terbuka Hijau

  Untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Mojokerto, perlu dilakukan inventarisasi dan alokasi terhadap lahan-lahan yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.

  Data kondisi eksisting terkait dengan Peraturan Daerah yang telah disusun

mengenai sektor PBL di Kota Mojokerto masih belum ada (Perda Bangunan Gedung tahun

2016 ini masih dalam proses pengajuan ke dewan).

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain : Penataan Lingkungan Permukiman :

 Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan

penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.

  

 Belum terkelolanya sarana parkir, dan bus transmition system (BTS) menjadikan sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.

 Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif

seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota Mojokerto.

  Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :

 Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga

belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.

  Kapasitas Kelembagaan Daerah :

 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.

  

 Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan

pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.

 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di

daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain : Penataan Lingkungan Permukiman :

 Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan

penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi

   Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung dan rumah negara. Hal ini

berdampak pada tidak tertibnya dan ketidaksesuaian antara fungsi bangunan dan

fungsi lahan pada masa-masa mendatang.

   Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang

terhadap penataan bangunan gedung dan rumah negara, hal ini mengakibatkan tidak

ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya

pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.

   Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif

seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota

Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota

Mojokerto.

  Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :  Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga

belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan

terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.

  Kapasitas Kelembagaan Daerah :  Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.

   Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.  Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

  No Uraian Sasaran Program Sasaran Penangan an Sasaran Program Keterangan Tahun

  Kota Mojokerto

  9. Program Kota

  622,9 Ha

  Kecamatan Prajurit Kulon

  8. Penyusunan RTBL Kawasan Jalan Lingkar Barat

  1 NSPK

  Kota Mojokerto (Kel. Meri, Gunung Gedangan, dan Balongsari)

  7. Program Perencanaan Tata Ruang

  418,2 Ha

  Kawasan Jalan Benteng Pancasila (Kel. Meri, Gunung Gedangan, dan Balongsari)

  6. Penyusunan RTBL Kawasan Jalan Benteng Pancasila

  1.646 Ha

  5. Program Pengembanga n Kebijakan dan Kinerja Penataan RTH

  I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  Laporan

  Kota Mojokerto

  4. Program Pengembanga n Kota Hijau (P2KH)

  1 NSPK

  Kota Mojokerto

  3. Pendampingan penyusunan NSPK PBL

  1 NSPK 1.646 Ha

  Kota Mojokerto

  2. Pembangunan RTH

  Mojokerto

  Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau

  1 NSPK

  

penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

  No Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Satuan Rencana Program Keterangan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I. Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau

  1. Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau

  Ha 1.646 Ha

II. Pembangunan RTH

  1. Penyusunan DED NSPK

  1

  2. Pembangunan RTH Ha 1.646 Ha

Tabel 7.9. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

III. Pendampingan penyusunan NSPK PBL

  Laporan

  1 V. Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Penataan RTH

  1. Pendampingan NSPK

  1

  1. Penyusunan Dokumen Masterplan Kota Hijau

  1. Pendampingan penyusunan NSPK PBL Kab/Kota

  1 IV. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)

  Kegiatan Rencana Program Penataan No Satuan Keterangan Bangunan dan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Lingkungan

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Barat

  1. Penyusunan Ha 622,9 Ha RTBL Kawasan Jalan Nusantara (Jalan Lingkar Barat)

IX. Program Perencanaan Tata Ruang

1. Penetapan NSPK

  1 kebijakan tentang RTBL (Penyusunan Perwali RTBL Kaw. Jalan Lingkar Barat)

X. Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan

1. Rencana Tindak Laporan

  1 Penataan dan Revitalisasi Kawasan

  Pemerintah Kota Mojokerto

Tabel 7.10. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Detail Lokasi

  Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-) Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Tahun No

  Vol Satuan Paket/ Sub Paket Anggaran Kec. Kel./ Desa

  APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Ma

  2

  3

  4

  15

  5

  6

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  1 Pembinaan dan Pengembangan 6.079.000 350.000 Penataan Bangunan Peraturan Penataan Bangunan 1.215.000 350.000 dan Lingkungan Penyusunan Ruu/Rapermen

  1 Penataan Bangunan dan 500.000 Lingkungan Pendampingan penyusunan Perda

  000 000 2019

  1 NSPK 500.000 RTH Penyusunan Standar/Pedoman

  2 Bidang Penataan Bangunan dan 715.000 350.000 Lingkungan Penyusunan DED RTH

  000 000 2019

  1 NSPK 250.000 Penyusunan Masterplan Kota 000 000 2019 NSPK 500.000 Hijau Penyusunan NSPK PBL 000 000 2019

  1 NSPK 215.000

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1. Kondisi Eksisting

  Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,

melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau

mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara

pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik

daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang

melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar,

dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

  SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan

perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi,

unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan

perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air

hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan

mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah dan

Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi

kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan

produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam

PP No. 16 Tahun 2005.

  Terkait penanganan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Mojokerto

dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Mojokerto yang

   Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum  Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat

Salah satu cara untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu wilayah adalah dengan

melihat sampai seberapa besar prosentase masyarakat yang menggunakan air bersih. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dicerminkan dari rata-rata konsumsi air bersih. Kebutuhan Air bersih Kota Mojokerto terlayani oleh jaringan PDAM. Wilayah pelayanan PDAM Kota Mojokerto meliputi 18 desa/kelurahan yang memiliki total luas sebesar 1.646,54 ha.

1) Aspek Teknis Fisik Sistem Penyediaan Air Minum

   Sumber Air Baku

Pada tahun 2006 PDAM Kota Mojokerto hanya memanfaatkan Kali Brantas sebagai

sumber air baku sistem penyediaan air minum untuk Kota Mojokerto, sebelum

dikonsumsi air baku terlebih dahulu diolah di instalasi pengolahan air bersih yang

terdapat di Desa Wates dengan kapasitas desain 110 lt/dt. PDAM Kota Mojokerto

memiliki potensi sumber air baku yang dapat dikembangkan. Pada awalnya air

baku yang digunakan PDAM Kota Mojokerto berasal dari Mata Air Jubel yang

terletak di Kabupaten Mojokerto yang sekarang pengelolaannya diserahkan

kepada PDAM Kabupaten Mojokerto. Sumber air yang potensial dikembangkan

lainnya adalah penggunaan air tanah dalam. Terdapat 8 sumur bor yang pernah

digunakan Kota Mojokerto. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 7.11. Sumur Bor Yang Pernah Digunakan PDAM Kota Mojokerto

  Gunung Benteng Pipa pembawa intake ke IPA Wates terdiri dari pipa berdiameter 500 mm sepanjang kurang lebih 100 m dari bahan steel pipa berdiameter ini dipasok oleh 7 unit pompa dimana untuk pengamanan terhadap arus balik dipasang check valve pada masing masing pipa discharge guna pengamanan. Dari Sungai Brantas aliran air baku melalui 2 unit pipa saluran diamater 20” yang tertanam dan dilengkapi oleh 2 bak kontrol untuk pemeliharaan. Diperkirakan dengan asumsi kecepatan aliran lebih dari 0,3 m/dt dan kemiringan garis hidraulik 2 cm/10 meter atau 0,2% maka kapasitas aliran yang diperoleh sekitar 87 lt/dt sedangkan untuk garis hidraulik 0,5 dengan aliran penuh 20” dalam keadaan bersih tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 lt/dt. Untuk mengetahui panjang pipa yang digunakan oleh PDAM Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.12. Panjang Pipa Distribusi PDAM Kota Mojokerto Jenis pipa Diameter (mili meter) Panjang (meter)

  1 PVC 12 6.500

  2 PVC 10 2.300

  3 ACP 8 9.000

  4 PVC 6 12.000

  5 GI 5 2.000

  6 PVC 4 9.500

  7 PVC 3 19.300

  8 PVC 2 157.800 Pipa Primer ( 8" - 12") 17.800 Pipa Sekunder (4" - 6") 23.500 Pipa Tersier (2" - 3") 177.100

  : Jaringan Pipa KA JL LI B RA SU NT . M AS AYJ EN D NG KO NO AS NT RA K URU

  I B W M GA JL . H AYA SUN GEDONGAN MAGERSARI KEL. KEL. JL. PEMUDA JL. SAWUNGGALING JL. TRUNOJOYO JL. MURBEI MENTIKAN KEL. JL . P RA JL. RA.KARTINI JL. WR SUPRATMAN P A C N A KAUMAN S KEL. JO JL. KOM.YOS SUDARSO JL. RESIDEN PAMUJI PURWO TENGAH JO W A H W IT JL. NIAGA

M KA A A A O JL. TANJUNG P N W KEL. T JL. JEND.A YANI M JL. JAGUNG SUPRAPTO A RY N DA A L E K O R . U A JL L JL. TAMAN SISWA I JL. EMPUNALA KEL. JL. JURITAN JL. WACHID HASYIM

R JL. BHAYANGKARA JL. BENTENG PANC P . JL JU IT A JL. PIERE TENDEAN R R JL

A ASILA AY . JL P IJ A SENTANAN R KEL. YA A W U BALONGSARI . N B JAGALAN R KEL. .

. KH M

JL . H JL. KH.DAHLAN JL. HOS COKROAMINOTO JL . JL A G N A JL M DI .S KEL. JA G A PRAJURIT KULON JL. PRAJURIT KU LON VII A JL K JO L P H I A B B H A W N R G N K YA A L R W A IJ . LA A

IT A O M . T JL RA MIJI . P A MIJI BARU RUKO REGENCY PERUM COMPOK JL. TROPODO JL. TRIBUANA T KEL. MIJI UNGGA DEWI JL. M OJOP AHIT JL. SMP V JL O KRANGGAN

KEL. P M E C I L KA S N U E I KA A N A N . G L A JL e P . a

k E

n A o

y A I I JL. R. WIJAYA JL. R. WIJAYA N BANJAR AGUNG . JL G

JL

IM W A A KABUPATEN MOJOKERTO

N

TA

JA G N YA JA R . JL R DESA KABUPATEN MOJOKERTO DESA SOOKO JL . A R. JL . M JA B YA A B K E J O . beroperasi saat ini hanya 2 unit. Pada tahun 2004 dipasang 1 unit pompa submersible berkapasitas 40 lt/dt yang diletakkan pada kompartemen yang baru dibangun. Pada pertengahan tahun 2006 di pasang 2 unit pompa turbin untuk masing masing berkapasitas 25 lt/dt.

  • Bak Flokulator Terdiri dari 2 unit dengan kapasitas desain masing masing bak sebesar 50 lt/dt. Pencampuran bahan kimia dilakukan pada bak pencampur yang dilengkapi alat ukur V-notch dan dilengkapi oleh gate valve sebanyak 10 buah yang berfungsi untuk pengurasan bak flokulator namun untuk saat ini dalam keadaan rusak dan tidak bisa dioperasikan.
  • Bak Sedimentasi Bak sedimentasi mempunyai penampang persegi panjang, terdiri dari 2 unit dengan dimensi panjang 12 m, lebar 7,5 m dan tinggi 7,3 m, ruang koagulasi menggunakan tube settler.
  • Bak Filtrasi Bak filtarasi terdiri dari 6 unit, penampang bak filtrasi berbentuk empat persegi panjang dengan dimensi panjang 6 meter, lebar 2 meter dan tinggi 5,6 meter untuk setiap bak.

2) Reservoir Dan Sistem Penampungan

  Air yang telah diolah di alirkan ke Ground reservoir dengan kapasitas sebesar 2000 m3. Ground reservoir ini berfungsi untuk menampung air dan memberi waktu yang cukup untuk proses desinfeksi guna mencegah pertumbuhan bakteri dalam pompa distribusi sebelum dipompa ke konsumen dengan 5 unit pompa centrifugal yang

Tabel 7.13. Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kota Mojokerto Tahun 2016 No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan

  1 Pengelola PDAM -

  2 Tingkat Pelayanan % 21,37% -

  3 Kapasitas Produksi Lt/detik 95 -

  4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 110 -

  5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 4,748 -

  6 Jumlah Kran Air Unit 4,748 -

  7 Kehilangan Air (UFW) % 53,72 -

  8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 1,115 -

  9 Jumlah pelanggan 4,748 -

  Sumber : Statistik Kota Mojokerto 2017 4) Kapasitas produksi dan Distribusi

  Perhitungan kapasitas produksi dan distribusi di PDAM Kota Mojokerto dilakukan dengan mengukur debit pada dua titik yaitu sebelum masuk IPA dan setelah keluar dari rumah pompa. Pada kenyataannya dilapangan kondisi meter induk di dua titik dalam keadaan rusak maka PDAM Kota Mojokerto. Mengasumsikan perhitungan kapasitas produksi berdasarkan lamanya operasi pompa yang dioperasikan.

  5) Sistem non perpipaan Aspek Teknis Masyarakat Kota Mojokerto yang tidak terlayani oleh PDAM, sebagian besar masih menggunakan sumur gali serta sumur pompa. Masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan air minum dari PDAM dominan merata di kawasan Kota Mojokerto, diantaranya Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari dengan jumlah kelurahan yang belum terlayani sebanyak 3 (tiga) kelurahan yaitu untuk Kecamatan Prajurit Kulon di Kelurahan Pulorejo dan Kelurahan Blooto sedangkan Kecamatan Magersari berada di Kelurahan Gunung Gedangan. PDAM

  Adapun beberapa permasalahan pengembangan SPAM di Kota Mojokerto antara lain : a) Peningkatan cakupan dan kualitas

  • Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan yang cukup besar serta tekanan air pada jaringan distribusi yang masih rendah ;
  • Pelayanan air minum melalui perpipaan yang masih terbatas waktunya dan harus membayar lebih mahal ;
  • Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk ;
  • Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan (pada pembangunan sumur dan tandon sering berdekatan atau masuk pada area pelayanan PDAM).

  b) Pendanaan

  • Penyelenggaraan SPAM di Kota Mojokerto mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan ;
  • Investasi untuk pengembangan SPAM di Kota Mojokerto selama ini masih tergantung dari APBD Kota ;
  • Komitmen dan prioritas pendanaan dari Pemerintah Kota Mojokerto dalam pengembangan SPAM yang masih rendah.

  c) Kelembagaan dan perundang-undangan