Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten Kota - DOCRPIJM 59ca12d379 BAB XIBab 10 ASPEK KELEMBAGAAN

Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten Kota

  10.1 ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA (Blm ada isi)

  10.2 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

10.2.1 KONDISI KEORGANISASIAN BIDANG CIPTAKARYA

A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bombana dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 25 Tahun 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata Pemerintahan Kabupaten Bombana, yang mempunyai tugas pokok Bappeda sebagai koordinator perencanaan pembangunan daerah, Sedangkan fungsi Bappeda sebagai perangkat daerah adalah sebagai berikut:

  1. Fungsi Perencanaan, yaitu menyusun dokumen umum perencanaan pembangunan daerah yang meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Penyusunan Prioritas Plafon Anggaran (PPA), serta dokumen rencana pembangunan daerah lainnya.

  2. Fungsi Koordinasi, yaitu melaksanakan koordinasi di bidang perencanaan dengan dinas- dinas dan instansi vertical yang ada di lingkup pemerintah Kabupaten Bombana.

  3. Fungsi Pengendalian, yaitu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi rencana pembangunan dalam wilayah Kabupaten Bombana.

  Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dibidang perencanaan pembangunan daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bombana memliki visi dan misi. Visi Bappeda yaitu “ Mewujudkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  

Kabupaten Bombana sebagai perencana pembangunan daerah yang aspiratif, konduktif, dan

partisipatif menuju masyarakat Bombana yang madani.”. Sedang misi yang diemban adalah

  sebagai berikut: 1.Menciptakan sumberdaya aparat perencana yang kompeten dan profesional.

  2. Meningkatkan kordinasi partisipatif, demokratis, dan kualitas perencanaan yang komprehensif.

  3. Mengembangkan manajemen transparan dan accountable

  Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda dibantu oleh seorang sekretaris dan tiga orang kepala bidang (Kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi dua orang Kepala Sub Bagian (Kasubag) yaitu Kasubag Perlengkapan dan kepegawaian danKasubag perencanaan. Sedangkan masing-masing kepala bidang bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan membawahi beberapa Kepala Sub Bidang (Kasubid) sebagai berikut:

  1. Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Sosial dan Budaya, terdiri atas dua Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perdagangan ,

  2. Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sub Bidang Perhubungan, Pariwisata, Seni Dan Budaya, Diknas, Kesehatan, Sdm

  3. Kepala Bidang (Kabid) fisik dan Prasana, terdiri atas dua Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pemukiman Prasarana Wilayah, Pengembangan dan Penataan Ruang.
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sumber Daya Alam, Sumber daya Listri dan Pertambangan dan Energi.

  4. Kepala Bidang (Kabid) Penelitian, Pengembangan dan Statistik, terdiri atas dua Sub Bidang:

  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Stati
  • Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sub Bidang Penelitian, Pengembangan Statistik
  • Adapun secara rinci Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bombana berdasarkan jabatan struktural dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

  380

  

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA

KEPALA BAPPEDA

SEKRETARIS SUB. BIDANG PERENCANAAN, KEUANGAN BIDANG EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA BIDANG FISIK DAN PRASARANA SUB BIDANG SDA, SDL, PERTAMBANGAN DAN ENERGI SUB BIDANG PERMUKIMAN, PRASARANA WILAYAH, PENGEMBANGAN KAWASAN DAN PENATAAN RUANG SUB BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, PERDAGANGAN, SUB BIDANG PERHUBUNGAN, PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA, DIKNAS, KESEHATAN, SDM,

  KLEOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK SUB BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN STATISTIK SUB BIDANG PENGENDALIAN, EVALUASI, KERJASAMA, DAN PELAPORAN SUB. BIDANG UMUM,KEPEGAWAIAN DAN PERLENGKAPAN

B. Dinas Pekerjaan Umumdan Tata Ruang

  Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bombana dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 25 Tahun 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata Pemerintahan Kabupaten Bombana.

  Visi Dinas PU Kabupaten Bombana adalah sebagai “Pengelola Bangunan dan Lingkungan yang Berkelanjutan” dengan didukung oleh 2 (dua) Misi yaitu:

  1) Mewujudkan pengelolaan lingkungan yang lebih bersih, sehat, indah, aman dan serasi; 2) Mewujudkan manajemen pembangunan lebih profesional.

  Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas PU Kabupaten Bombana terdiri dari:

  1) Kepala Dinas;

  2) Sekretaris, didukung oleh 2 (dua) sub bagian yaitu:

  • Sub Bagian Umum dan kepegawaian; - Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

  3) Bidang Bina Marga, didukung oleh 2 (dua) seksi yaitu:

  • Seksi Jalan dan Jembatan; - Seksi Peralatan dan Perbekalan.

  4) Bidang Cipta Karya, didukung oleh 2 (dua) seksi yaitu:

  • Seksi Bangunan dan Gedung; - Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Air Bersih.

  5) Bidang Tata Ruang, didukung oleh 2 (dua) seksi yaitu:

  • Seksi Jasa Konstruksi - Seksi Tata Kota

  6) Unit Pelaksana Teknis Dinas yang terdiri dari 6 (enam) unit, yaitu:

  • UPTD Wilayah Boepinang;
  • UPTD Wilayah Kabaena;
  • >UPTD Wilayah Bambaea;
  • UPTD Wilayah Kasipute 7) Kelompok Jabatan Fungsional.

  Struktur Organisasi Dinas PU Kabupaten Bombana KEPALA DINAS KELOMPOK

SEKRETARIS JABATAN

  KASUBAG. UMUM KASUBAG PERENCANAAN KEPEGAWAIAN & & KEUANGAN PERLENGKAPAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG BINA KEPALA BIDANG TATA KEPALA BIDANG PENGAIRAN RUANG CIPTA KARYA

MARGA SEKSI TEKNOLOGI SEKSI JALAN DAN SEKSI TATA KOTA SEKSI PEMUKIMAN, KONSTRUKSI JEMBATAN PENYEHATAN DAN AIR PENGAIRAN BERSIH

SEKSI PERALATAN DAN SEKSI OPERASIONAL SEKSI JASA SEKSI TATA BANGUNAN

  383

  UPTD

10.2.2 KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

  Tabel-10.1: Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana

  Peran Instansi dalam Unit/Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

1. Bappeda

  1. Pengoordinasian penyusunan Bidang Fisik dan Prasarana perencanaan pembangunan

  2. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan

  3. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan.

  4. Pengendalian pembangunan.

  2. Dinas PU

  1. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Cipta Karya

  2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan

3. Penetapan petunjuk pelaksanaan

  perencanaan dan pengendalian pembangunan

  4. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan.

  5. Pengendalian pembangunan.

  3. Badan Lingkungan

  1. Teknis dan Pelaksanaan Bidang Pertamanan Pemakanan Hidup Pekerjaan dan Persampahan dan

  2. Amdal Bidang Analisa dan dampak Lingkungan

  3. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengelolaan kualitas air;

  4. Pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah dengan instansi terkait;

  5. Pelaksanaan inventarisasi permasalahan pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah serta menetapkan langkah-langkah dan kebijakan pemecahan

6. Menkoordinasikan

  Pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan yang berbasis masyarakat.

  Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan tabel berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana

  Tabel-10.2: Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

  No Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

  I Pengembangan Permukiman

  1. SOP Penanganan Kawasan Kumuh Bappeda, Dinas PU, Kantor

Perumahan

Bappeda:  Perencanaan  Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan kawasan kumuh  Pengendalian pembangunan  Koordinasi  Monitoring Dinas PU:  Teknis Pelaksanaan Pekerjaan  Desain Kantor Perumahan  Pendataan  Pembangunan PB dan Peningkatan Kualitas

  II Penataan Bangunan dan Lingkungan

  1. Pengendalian Pembangunan Pemukiman ( IMB) Bappeda, Dinas Pu, Perizinan

  Bappeda

  • Fungsi Perencanaan Sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Dinas Perizinan - Fungsi Pengendalian Dinas Pu - Pembangunan disesuaikan Dengan GSB

  III Pengembangan Air Minum

  1. Pengembangan SPAM IKK BAPPPEDA, DINAS PU, PDAM Bappeda

  • Fungsi Perencanaan - Koordinasi Program Dinas PU
  • Fungsi

  Pengendalian dan Desain PDAM Pelaksanaan -

  Kegiatan Pengawasan -

  2. Pengembangan SPAM Daerah rawan Air

  IV Pengembangan PLP

1. SOP Sarana dan Prasarana

   PenyediaanTruck yang Persampahan mengangkut sampah dilengkapi penutup agar sampah tidak tercecer di jalan,

  BLH : wadah  menyiapkan persampahan pada kawasan – kawasan permukiman dan tempat strategis berupa wadah sampah organik dan anorganik untuk memudahkan pekerjaan pengumpulan.

  2. SOP Penanganan IPLT Dinas PU, BLH Dinas PU : Penyediaan Lokasi IPLT Desain BLH Penyediaan Sarana Tempat

  IPLT

10.2.3 KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA Pemerintah Kabupaten Bombana didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal.

  Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah Kabupaten Bombana yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan (SMA/Diploma/S1/S2/S3). Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

  • 4
  • 5 _

  3 Bidang Cipta Karya

  7

  8

  9

  10

  1 Kepala Dinas

  1 1 0,90

  2 Sekretaris

  1

  1

  7

  1 10 9,09

  1 1 - 10 -

  5

  12

  10

  4 Bidang Tata Ruang

  1 1 - 6 - 8 8,18

  5 Bidang Pengairan

  1

  1

  1

  6 Bidang Bina Marga 1 -

  14

  15 30 26,36

  7 Unit Pelaksana Teknis Dinas:

  6

  4

  4 3,64

  1.5 Bidang Fisik dan Prasarana Wilayah Bidang SosiaL Budaya & Pemerintahan

  Tabel-10.3: Komposisi Pegawai dalamBadan Perencanaan Pembangunan Daerah

  NO URAIAN PENDIDIKAN

  % S-2 S-1 D Ml SMA/ STM JUMLAH

  1 1 Kepala Badan

  1 1 2,08

  1.2 Sekretaris

  2

  2

  8 27,08

  1.3 Bidang Penelitian Penqembangan dan Statistik

  2 7 20,73

  1.4

  1

  3

  2

  6

  2

  7

  4 33,01

  12,5 Pejabat Fungsional Perencana - - - - JUMLAH

  5 15 -

  6 26 100,00 Tabel-10.4:

  Komposisi Pegawai dalam Dinas Pekerjaan Umum

  NO URAIAN PENDIDIKAN % S-2 S-1 D III SMA/ STM SMP SD JUMLAH

  1

  2

  • Cabang Boepinang - - - 4 -

  • Cabang Bambaea

  3

  1 4 3,64

  • Cabang Kabaena - - -

  12 12 10,91

  12 - 1 - - - Cabang Kasipute 13 11,82

  JUMLAH

  4

  

5

  1

  83

  18 84 100,00

10.3 ANALISIS KELEMBAGAAN

  10.3.1 ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Struktur organisasi  Struktur organisasi perangkat kerja daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana sudah/belum sesuaidengan disiplin ilmu yang dimiliki..

  2. Tugas dan fungsi organisasi  Sudah Berjalan sesuai Tupoksi

  3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi  Kinerja masing – masing orang belum memenuhi standar

  4. Permasalahan dalam keorganisasian  Masih Kurangnya SDM

  10.3.2 ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah  Perda penetapan organisasi sudah/belum menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada

  2. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait  Terkoordinasi dengan Baik

  3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah  Pergantian Struktur di organisasi

  4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah  Sumber Daya Manusia Masih sangat terbatas

  10.3.3 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta Karya di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Ketersediaan SDM  SDM yang tersedia sudah/belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

  2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM  Pergantian Kepemimpinan dan struktur

  3. Permasalahan dalam manajemen SDM  Masih lemahnya Akuntabilitas Kinerja Masing-masing Pegawai

  10.3.4 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

  Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-7.5.

  Tabel-10.5: Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

  PELUANG (O) ANCAMAN (T)

  FAKTOR

  kesempatan mengikuti Belum maksimalnya penerapan peraturan,   Terbukanya

  EKSTERNAL

  pelatihan/bimtek terkait dengan tugas pokok dan khususnya undang-undang persampaha bagi

  FAKTOR fungsi.

  masyarakat yang melanggar, yaitu membuang

  I NTERNAL  Adanya Gerakan Disiplin Nasional untuk

  peningkatan waskat oleh atasan secara sampah di sembarang tempat. berjenjang;

  Penegakkan aturan dan hukum lingkungan tidak

    Adanya Perhatian dan dukungan Pemerintah pusat jelas siapa yang bertanggung jawab;

  KEKUATAN (S)  Memberikan kesempatan kepada aparat daerah  Sinkronisasi antar peraturan terkait dengan

   Struktur organisasi perangkat kerja daerah untuk mengikuti pelatihan/bimtek terkait dengan bidang keciptakaryaan; yang menangani bidang Cipta Karya di Kota bidang keciptakaryaan; Pengendalian dan pengawasan terhadap

   Kendari sudah sesuai untuk mendukung

   peraturan daerah yang telah dibuat; Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja aparatur pembangunan bidang cipta karya di Kota Pemerintah Daerah;  Penambahan sarana dan prasarana kerja dan Kendari. latihan;

   Menempatkan personil yang telah mengikuti

   Tersedianya personil yang cukup pelatihan pada pembagian kerja yang jelas

   Adanya struktur organisasi & Job discription yang jelas 392

  393

   Sarana dan Prasarana kerja yang memadai

   Terjalinnya kekompakan kerja KELEMAHAN (W)

   Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan, pelaksanaan dan Monev.

   Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam bidang cipta karya masih sangat rendah.

   Masih terbatasnya personil yang mengikuti pelatihan/bimtek terkait bidang keciptakaryaan.

   Keterbatasan anggaran APBD di sektor cipta karya

   Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke Instansi lain

   Mengoptimalkan manajemen bidang

   ciptakarya dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan monev;

   Meningkatkan fungsi koordinasi dengan instansi terkait kegiatan dalam bidang cipta karya;

   Meningkatkan jumlah aparat bidang cipta karya untuk mengikuti pelatihan dan bimtek keciptakaryaan;

   Mengalokasikan dana APBD yang ada dengan didukung sumber pendanaan dari APBN

   Mengintensifkan pertemuan antara aparat pusat dengan aparat pemkot guna mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai penyelenggaraan RPIJM.

   Menyediakan sarana dan prasarana kerja guna mendukung penyelenggaraan RPIJM.

   Menyediakan data base bidang keciptakaryaan guna menarik minat investor menanamkan modalnya

10.4 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

  10.4.1 RENCANA PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Belum tersistematis dengan baik

  2. Pemahaman akanTugas dan Fungsinya

  3. Manajemen yang akuntabel, transparent dan terukur

  10.4.2 RENCANA PENGEMBANGAN TATA LAKSANA

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Diperlukan Penempatan Pegawai harus sesuai dengan Disiplin Ilmunya

  2. Perencanaan Program Yang Jelas Terarah dan terukur

  10.4.3 RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

  Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Bombana adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan akan SDM yang memiliki Keahlian di Bidangnya

  2. Pelatihan dan pengembangan Disiplin Ilmu