DOCRPIJM 008897b092 BAB XBab 10 Aspek Kelembagaan

  Bab .10

  ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN SIMALUNGUN

  Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan infrastruktur tertutama yang berkaitan dengan Bidang Cipta Karya, diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah. Implementasi RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Simalungun melibatkan banyak komponen kelembagaan, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar pihak terkait sehingga program/ kegiatan di bidang keciptakaryaan dapat terlaksana sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.

ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA 10.1.

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2.

  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan 3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

  2010-2025 6. No.

  9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Instruksi Presiden dalam Pembangunan Nasional

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

  Organisasi Perangkat Daerah

  9. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka Kabupaten/kota memungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada Sub Bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI 10.2.

  Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna, maka Pemerintah Kabupaten Simalungun telah mengadakan evaluasi dan penataan Organisasi Perangkat Daerah. Untuk menjamin pelaksanaan program-program bidang permukiman/Cipta Karya guna percepatan pencapaian target yang telah ditetapkan baik arahan kebijakan pemerintah pusat maupun agenda- agenda pembangunan yang direncanakan pemerintah Kabupaten Simalungun terutama yang berkaitan dengan bidang permukiman, diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah. Berhubung implementasi keterpaduan dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Simalungun melibatkan banyak komponen kelembagaan, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar pihak terkait sehingga program/ kegiatan di bidang ke-Cipta Karya-an dapat sukses terlaksana dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga. 1 Dengan adanya pembagian tanggung jawab kelembagaan tersebut, akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam menilai kelayakan suatu lembaga guna perbaikan dan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Kelayakan merupakan hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatu subyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan. Sedangkan kelembagaan adalah suatu subyek dan sekaligus juga menunjuk kepada bentuk, sifat-sifat dan fungsi- fungsinya (build in) yang terkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung-jawab (responsible) untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan. Untuk Lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kabupaten Simalungun yang ada sekarang ini dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut.

  A.

   Sekretariat Daerah, yang meliputi : 1.

  Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat. Terdiri dari : Bagian Pemerintahan Umum

    Bagian Agraria dan Kerjasama Bagian Kesejahteraan Rakyat

   2. Asisten Perekonomian Dan Pembangunan. Terdiri dari :

   Bagian Perekonomian Bagian Pembangunan  Bagian Produksi dan Industri

    Bagian Pengolahan Data Elektronik 3. Asisten Administrasi Umum. Terdiri dari :

  Bagian Umum dan Perlengkapan

   Bagian Hukum dan Perundang - Undangan 

   Bagian Organisasi dan Tatalaksana Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy)

   B.

   Staf Ahli Bupati. Terdiri dari : 1.

  Bidang Hukum dan Politik 2. Bidang Pemerintahan 3. Bidang Pembangunan 4. Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia 5. Bidang Ekonomi dan Keuangan C.

   Dinas – Dinas, yang meliputi : 1.

  11. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dinas Kehutanan dan Asset

  12. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 2.

  13. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3.

  14. Dinas Tarukim dan Tamben Dinas Kesehatan 4.

  15. Dinas Perhubungan Kominfo Dinas Tenaga Kerja 5.

  16. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Sosial 6.

  17. Dinas Koperasi dan UKM Dinas Pendidikan 7.

  18. Dinas Pengelolaan Sumber Dinas Pemuda dan Olahraga 8.

  19. Dinas Pertanian Dinas Kependudukan dan Pencatatan 9.

  Sipil Dinas Perkebunan 10.

  Dinas Peternakan dan Peternakan D.

   Lembaga Teknis. Terdiri dari : 1.

  7. Inspektorat Badan Kesbang 2.

  8. Badan Perencanaan Pembangunan BP4K dan Hanpang Daerah

  9. Penanggulangan Bencana Kantor 3.

  Daerah Badan Kepegawaian Daerah 4.

  10. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kantor PIT Pemnag 11.

  Kantor Satpol PP 5.

  12. Badan Lingkungan Hidup Kantor Pemberdayaan Perempuan 6.

  13. Badan Keluarga Berencana Kantor Arsip

  E. Sekretariat DPRD. Terdiri dari : 1.

  Bagian Umum 2. Bagian Keuangan

  3. Bagian Risalah 4.

  Bagian Hukum dan Perundang - Undangan

  F. Kelembagaan Kecamatan Pemerintah Kabupaten Simalungun G.

   Kelembagaan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Simalungun H. Badan Narkotika Kabupaten Simalungun

ANALISIS KELEMBAGAAN 10.3.

10.3.1. Analisis Masalah, dan Usulan Program Keorganisasian Bidang Cipta Karya A.

   Masalah yang Dihadapi

  Permasalahan yang sering dihadapi pada keorganisasian instasi/SKPD yang menangani bidang Cipta karya secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Permasalahn Sumber Daya Manusia (SDM)

  Masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani atau mengelola Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya di Kota Simalungun khususnya di Dinas Kebersihan Pertamanan dan PDAM Tirta Lihou, dimana tingkat pendidikan pegawainya didominasi hanya sampai SLTA.

  2. Permasalahan Dukungan Operasional Dari hasil survey visual yang dilakukan bahwa selain masih terbatasnya SDM khususnya pada Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja kantor juga masih terbatas, seperti penyediaan ruang kerja yang belum memenuhi standar kerja (perbandingan jumlah pegawai dengn luas ruangan), perangkat kerja yang memadai (komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dan lain-lain) sehingga dapat berakibat kurang maksimalnya kinerja pegawai dalam pelaksanaan masing-masing bidangkerjanya.

  3. Permasalahan Koordinasi Antar Instansi Masih belum adanya kesamaan Tupoksi antar instasi/SKPD yang menangani kegiatan Bidang Cipta Karya sehingga berakibat korangnya koodinasi dalam pelasanaan kegiatan hingga terjadinya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan dilapangan.

  B.

   Analisis Permasalahan

  Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat. Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kota Simalungun sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya. Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Pekerjaan Umum sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Pekerjaan Umum di Kota Simalungun sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kota Simalungun masih sangat dibutuhkan. Sebagai dasar hukum dalam menetapkan perhitungan kebutuhan pegawai dalam penanganan kegiatan bidang Cipta Karya adalah dengan berpedoman pada: Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai erdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

  C.

   Usulan Program

  Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kabupaten Simalungun ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Pekerjaan Umum ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.

  Selain itu perlu di susun tupoksi standar khusus untuk instansi/SKPD yang menangani kegiatan bidang keciptakaryaan di tingkat Kabupaten Simalungun sendiri melalui Bappeda sebagai penanggung koordinasi di tingkat daerah dengan melibatkan pihak-pihak sektoral di tingkat provinsi ( Satker Bangkim, Satker PBL, Satker PLP dan Satker AM) dan Satker Perencanaan dan Pengendalian (Satker Randal) sehingga penangana infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Simalungun dapat berjalan secara koodinatif dan terpadu.

10.3.2. Analisis Fungsi dan Tugas Kelembagaan Bidang Cipta Karya A.

   Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPI2JM

  Kedudukan, fungsi, tugas dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Simalungun Tahun 2015

  • – 2019 adalah sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Pekerjaan Umum dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dokumen RPI2JM ini merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun selama ini dengan memperhatikan tugas, pokok dan fungsi dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

  B.

   Diagram Hubungan Antar Instansi

  Dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Simalungun Tahun 2015

  • – 2019 ini melibatkan banyak instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/ kegiatan dan pelaksanaan di lapangan. Dinas teknis/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani Bidang Keciptakaryaan di Kabupaten Simalungun adalah Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Permukiman dan Perumahan Kota Simalungun. Sedangkan Bappeda adalah berperan sebagai badan yang melaksanakan koordinasi atas perencanaan program-program bidang Cipta Karya di Kabupaten Simalungun. Secara umum keorganisasian pada instasi/SKPD bidang Cipta Karya di Kabupaten Simalungun sudah mengikuti ketentuan dalam PP No. 41Tahun 2007 tentang Organisasi Daerah. Walaupun jika dicermati belum semua bidang/sektoral Cipta Karya tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk seperti untuk bidang Air Minum, Pengembangan Permukiman, Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Sebagai dasar hukum dalam menetapkan tupoksi masing-masing SKPD dalam penanganan kegiatan bidang Cipta Karya adalah dengan berpedoman pada: 

  Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

  Berdasarkan permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

   Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN 10.4.

10.4.1. Format Umum Rencana Pengembangan Keorganisasian, Tata Laksana dan SDM bidang Cipta Karya.

  Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang pekerjaan umum perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang pekerjaan umum tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.