ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASRTUKTUR BIDANG CIPTA KARYA BAB

  3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN Tahun 2015-2019 1.

  Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

  1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

  2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

  3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

  4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

  5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

  6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

  7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

  8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

  9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:

  1. Sasaran Makro;

  a. Pembangunan manusia dan masyarakat (Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Masyarakat, Indeks Gini, Meningkatnya kepesertaan penduduk dalam SJSN bidang kesehatan dan ketenagakerjaan) b. Ekonomi makro (pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, inflasi, rasio pajak tahun dasar 2010, tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran terbuka).

  2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat:

  a. Kependudukan dan Keluarga Berencana

  b. Pendidikan

  c. Kesehatan

  d. Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

  e. Perlindungan Anak

  f. Pembangunan Masyarakat

  3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;

  a. Kedaulatan Pangan

  b. Kedaulatan Energi

  c. Maritim dan Kelautan

  d. Pariwisata dan Industri Manufaktur

  e. Ketahanan Air f. Infrastruktur Dasar dan Konektivitas

  g. Lingkungan

  4. Sasaran Dimensi Pemerataan;

  a. Menurunkan Kesenjangan Antar Kelompok Ekonomi

  b. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Dasar dan Akses Terhadap Ekonomi Produktif Masyarakat Kurang Mampu.

  c. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja

  d. Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan

  e. Meningkatkan Kualitas dan Keterampilan Pekerja

  5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar wilayah;

  a. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

  b. Pembangunan Perdesaan

  c. Pengembangan Kawasan Perbatasan

  d. Pembangunan Daerah Tertinggal

  e. Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Luar Jawa

  f. Pembangunan Kawasan Perkotaan 6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

  a. Politik Dan Demokrasi

  b. Penegakan Hukum

  c. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi

  d. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Daerah

  e. Pertahanan Dan Keamanan RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015- 2019 adalah: "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong".

  Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah. Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

  Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

   Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;

   Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

   Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga

   air, hemat air dan simpan air secara nasional; Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

   Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,

   sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar; Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk

   keserasiannya terhadap lingkungan. Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya. Untuk menuju sasaran jangka panjang dan tujuan hakiki dalam membangun, pembangunan nasional Indonesia lima tahun ke depan perlu memprioritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan. Seiring dengan itu, pembangunan lima tahun ke depan juga harus makin mengarah kepada kondisi peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, warganya berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan iptek sambil bergerak menuju kepada keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Agenda satu tahun pertama dalam Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, juga dimaksudkan sebagai upaya membangun fondasi untuk melakukan akselerasi yang berkelanjutan pada tahun- tahun berikutnya, disamping melayani kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat yang tergolong mendesak. Dengan berlandaskan fondasi yang lebih kuat, pembangunan pada tahun-tahun berikutnya dapat dilaksanakan dengan lancar. Sementara, agenda lima tahun selama tahun 2015-2019 sendiri diharapkan juga akan meletakkan fondasi yang kokoh bagi tahap-tahap pembangunan selanjutnya. Dengan demikian, strategi pembangunan jangka menengah, termasuk di dalamnya strategi pada tahun pertama, adalah strategi untuk menghasilkan pertumbuhan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan. Pembangunan perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan diarahkan untuk mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan budaya lokal.Untuk itu, arah kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah: a. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) dengan: (a) Mendorong kawasan perkotaan metropolitan baru sebagai sentra produksi pengolahan barang dan jasa untuk melayani KTI serta memantapkan peran dan fungsi kawasan metropolitan yang sudah ada untuk menjadi pusat berskala global; (b) Meningkatkan konektivitas antar wilayah dan antar pulau di 12 kawasan perkotaan metropolitan dan 20 kota otonom prioritas diluar Pulau Jawa - Bali yang terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi dan mengoptimalkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan jalur tol laut; b. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

  (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni di 12 kawasan perkotaan metropolitan, 20 kota otonom prioritas dan 10 kota baru publik diluar Pulau Jawa - Bali dengan: (a) Menyediakan sarana dan prasarana dasar perkotaan sesuai dengan tipologi, fungsi dan peran kotanya; (b) Menyediakan dan meningkatkan sarana ekonomi, khususnyasektor perdagangan dan jasa termasuk perbaikan pasar tradisional, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (c) Meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial budaya; (d) Menyediakan sarana permukiman beserta sarana parasananya yang layak dan terjangkau; (e) Mengembangkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan multimoda sesuai dengan tipologi kota dan kondisi geografisnya;(f) serta Meningkatkan keamanan kota melalui pencegahan, penyediaan fasilitas dan sistem penanganan kriminalitas dan konflik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);

  c. Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana dengan: (a) Menata, mengelola, dan memanfaatkan ruang dan kegiatan perkotaan yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan; (b) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam membangun ketahanan kota terhadap perubahan iklim dan bencana (urban resilience); (c) Menyediakan sarana prasarana yang berorientasi pada konsep hijau dan berketahanan, antara lain: green openspace (ruang terbuka hijau), greenwaste (pengelolaan sampah dan limbah), green water (efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan), green transportation (transportasi ramah lingkungan), green energy (pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan), serta green economy(pengembangan ekonomiyang berwawasan lingkungan);

  d. Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal dengan: (a) Mengembangkan perekonomian melalui pencitraan kota (city branding) yang mendukung pencitraan bangsa (nation branding); (b) Menyediakan sarana prasarana dan pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); (c) Membangun modal sosial dan kapasitas masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif.

  e. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan, dengan: (a) Mewujudkan sistem, peraturan dan prosedur dalam birokrasi kepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat; (b) Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan inovatif serta aparatur pemerintah dalam mengelola dan mewujudkan Kota Berkelanjutan; (c) Menyederhanakan proses perijinan dan pelayanan publik bagi masyarakat dan para pelaku usaha; (d) Membangun dan mengembangkan kelembagaan dan kerjasama pembangunan antar kota dan antara kota-kabupaten, baik dalam negeri dan luar negeri (sister city); (e) Membentuk dan Menguatkan status Badan Koordinasi Pembangunan Kawasan Perkotaan Metropolitan termasuk Jabodetabek; (f) Mengembangkan dan menyediakan basis data informasi dan peta perkotaan berskala besar yang terpadu dan mudah diakses; serta (g) Meningkatkan peran aktif swasta, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), dan asosiasi profesidalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pembangunan Kota Berkelanjutan

  RENSTRA Ditjen Cipta Karya Tahun 2015-2019 2.

  Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, perlu adanya dukungan penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman yang handal. Berdasarkan RPJPN, pembangunan Bidang Cipta Karya berperan dalam peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

  Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam dekade terakhir telah melaksanakan tugasnya dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang Cipta Karya. Berbagai program dan kegiatan telah diselenggarakan, bahkan sebagian diantaranya telah melebihi target output pada RPJMN dan Renstra PU 2010-2014. Baiknya kinerja Ditjen Cipta Karya disertai dukungan para pemangku kepentingan, menyebabkan cakupan pelayanan infrastruktur Cipta Karya yang terus meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya cakupan pelayanan air minum layak dari 47,7% pada tahun 2009 menjadi 68,36% pada tahun 2014. Cakupan pelayanan infrastruktur sanitasi yang layak juga mengalami peningkatan dari 51% pada tahun 2009 menjadi 61,04% pada tahun 2014. Dengan kecenderungan yang ada, diperkirakan target Millenium

  

Development Goals pada tahun 2015 dapat tercapai, yakni 68,87% untuk air minum dan

  62,41% untuk sanitasi layak. Di samping itu, luas permukiman kumuh juga mengalami penurunan yang signifikan dari 57.800 Ha pada tahun 2009 menjadi 38.431 Ha pada tahun 2014. Kondisi ini menunjukan bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan Ditjen Cipta Karya telah menunjukan kemajuan dalam hal kualitas lingkungan permukiman di tanah air menuju kondisi permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur permukiman pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan meningkatkan akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan kerja; c) meningkatkan kualitas lingkungan, yang bermaksud untuk mengurangi luas kawasan kumuh, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan meningkatkan pelayanan infrastruktur permukiman. Untuk itu, pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan, pengembangan kota hijau, dan penataan kawasan strategis. Dalam hal penanggulangan kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau, Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green waste (TPA Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas),

  

green building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga

  mendapatkan mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum dan sanitasi.

  Dalam mendukung pembangunan infrastruktur permukiman, telah dilakukan upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman untuk memastikan keterpaduan dan keberlanjutan infrastruktur terbangun. Dalam periode 2010-2014, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dalam perumusan UU No 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No 20/2011 tentang Rumah Susun danperaturan pelaksananya, serta terlibat dalam perumusan berbagai peraturan turunan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Persampahan, dan UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Upaya pembinaan dilakukan melalui pendampingan pemerintah daerah dalam merumuskan NSPK daerah serta menyusun dokumen perencanaan seperti RPI2JM, RPKPP, SSK, RISPAM dan RTBL. Untuk fungsi pengawasan, Ditjen Cipta Karya terus melakukan monitoring secara berkala melalui pengembangan sistem informasi (e-Monitoring) dan melakukan evaluasi tahunan dengan menyusun LAKIP.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

  Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017, disusun berdasarkan Misi Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017 dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005- 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014 serta dengan mempertimbangkan isu-isu internasional, isu-isu nasional dan isu-isu daerah.

  Berdasarkan analisis isu-isu strategis dan memperhatikan visi, misi, tujuan dan sasaran yang disampaikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka telah dirumuskan 12 (dua belas) program unggulan daerah yang menjadi program prioritas pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode tahun 2012 - 2017. Adapun program unggulan tersebut yaitu: 1. Pengembangan One Village One Product (OVOP) dan koperasi komoditi.

  2. Pengembangan Pariwisata.

  3. Penguatan rural urban linkages.

  4. Pengembangan infrastruktur dan peningkatan konektivitas antar wilayah 5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.

  6. Pengembangan wilayah strategis, tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil.

  7. Peningkatan manajemen pemerintahan dan aparatur.

  8. Peningkatan kualitas Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun.

  9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

  10. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

  11. Pengendalian pemanfaatan ruang.

  12. Program SATAM EMAS. Rencana struktur ruang wilayah provinsi merupakan rencana kerangka tata ruang wilayah provinsi yang dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan (sistem perkotaan) yang berhirarki satu sama lain dan dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah provinsi terutama jaringan transportasi. Pusat-pusat kegiatan pada wilayah provinsi merupakan pusat pertumbuhan wilayah provinsi, yang dapat terdiri atas:

   PKN yang berada di wilayah provinsi; PKW yang berada di wilayah provinsi;

   PKSN yang berada di wilayah provinsi; dan

   PKL yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi.

   Pusat-pusat di dalam struktur ruang wilayah provinsi memenuhi ketentuan sebagai berikut: Mengadopsi pusat-pusat kegiatan yang kewenangan penetapannya berada pada

   pemerintah pusat yang terdiri atas: PKN, PKW, dan PKSN yang berada di wilayah provinsi bersangkutan; Memuat penetapan PKL; dan

   Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang wilayah

   provinsi serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem perkotaan.

   sebagai berikut:

  Memuat pusat-pusat kegiatan selain yang dimaksud di atas dengan ketentuan

  a) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKN (dengan notasi PKNp); b) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKW (dengan notasi PKWp); c) Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKNp hanya pusat kegiatan yang sudah berstatus PKW; d) Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKWp hanya kotakota yang memenuhi persyaratan PKL; dan e) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf d angka 1) dan angka

  2) harus ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi dan mengindikasikan program pembangunannya ke dalam arahan pemanfaatan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKN atau PKW. f) Pusat permukiman di dalam kawasan perkotaan metropolitan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai PKN dapat ditetapkan menjadi PKL dalam sistem pusat-pusat permukiman dalam struktur ruang wilayah provinsi sesuai dengan fungsi yang diemban dalam skala provinsi;

  Sebagaimana yang telah disampaikan pada bab terdahulu bahwa kebijakan RTRWN untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait rencana struktur ruang adalah sebagai berikut :

  1. Kota dan kawasan perkotaan Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan dan Manggar ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  2. Pelabuhan Laut Tanjung Pandan ditetapkan fungsinya sebagai Pelabuhan Nasional yang merupakan pelabuhan utama tersier ;

  3. Bandara H.AS. Hanandjoeddin & Depati Amir ditetapkan fungsinya sebagai Bandara Pusat Penyebaran Tersier:

  Pada sisi lain juga perlu memperhatikan tipe kawasan perkotaan yang ada di Provinsi Kep. Bangka Belitung pada tahun 2030 yaitu :

  1. Kota-kota kecil, seperti: Muntok, Belinyu, Sungai Liat, Kelapa, Tanjungpandan, Sijuk, Membalong, Manggar, Kelapa Kampit dan Gantung, paling tidak harus menyediakan pelayanan berupa fasilitas Rumah Sakit Tipe D; Pasar Induk Lokal; dan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Lokal; sedangkan

  2. Kota Sedang seperti Pangkalpinang, paling tidak harus menyediakan pelayanan berupa fasilitas Rumah Sakit Tipe B; Pasar induk Regional dan TPA Regional. PKW yang direncanakan untuk Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

  1. PKW Muntok, menjadi orientasi bagi PKL Kelapa di Kab. Bangka Barat, Sungai Liat dan Belinyu di Kab. Bangka;

  2. PKW Pangkal Pinang, menjadi orientasi bagi PKL Koba Kab. Bangka Tengah dan Toboali di Kab. Bangka Selatan; 3. PKW Tanjungpandan, menjadi orientasi bagi PKL Sijuk dan Membalong di Kab.

  Belitung; dan 4. PKW Manggar, menjadi orientasi bagi PKL Kelapa Kampit dan Gantung di Kab. Belitung Timur. Sedangkan PKL yang direncanakan untuk Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

  1. PKL Belinyu (Kabupaten Bangka)

  2. PKL Sungai Liat (Kabupaten Bangka

  3. PKL Puding Besar (Kabupaten Bangka

  4. PKL Kelapa (Kabupaten Bangka Barat

  5. PKL Koba (Kabupaten Bangka Tengah)

  6. PKL Sungai Selan (Kabupaten Bangka Tengah)

  7. PKL Toboali (Kabupaten Bangka Selatan)

  8. PKL Payung (Kabupaten Bangka Selatan)

  9. PKL Sijuk (Kabupaten Belitung)

  10. PKL Membalong (Kabupaten Belitung)

  11. PKL Kelapa Kampit (Kabupaten Belitung Timur)

  12. PKL Gantung (Kabupaten Belitung Timur) Lebih lanjut akan disampaikan kebijakan tata ruang nasional (RTRWN) untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kebijakan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rumusan tujuan RTRW sebelumnya dan arahan pengelolaan isu.

  Kebijakan Tata Ruang Nasional; Dalam RTRWN terdapat beberapa kebijakan yang ditetapkan untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu :

  1. Kota dan kawasan perkotaan Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan dan Manggar

  ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) 2. Pelabuhan Laut Tanjung Pandan ditetapkan fungsinya sebagai Pelabuhan Nasional; 3. Bandara H.AS. Hanandjoeddin & Depati Amir ditetapkan fungsinya sebagai Bandara Pusat Penyebaran Tersier: 4. Cagar Alam G.Lalang, G.Menumbing, G.Maras, G.Mangkol, G.Permisan, G. Jening, G. Mendayung dan Taman Wisata Alam Laut Perairan Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Lindung;

  

5. Wiliayah Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Andalan dengan

sektor unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, industri dan pariwisata.

6. Kawasan laut Bangka ditetapkan sebagai Kawsan Andalan Laut Bangka dengan

  unggulan Perikanan & Pariwisata Pusat kegiatan merupakan sistem simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten yang melibatkan kawasan perdesaan dan perkotaan. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

  Kawasan perkotaan merupakan pusat kegiatan bagi wilayah di sekelilingnya, yang sering disebut dengan beberapa istilah seperti wilayah pengaruh, wilayah pelayanan, hinterland, dan lain-lain, dengan bermacam fungsi seperti pusat pemasaran produk- produk hinterland atau pusat perdagangan dan jasa-jasa, pusat pengolahan produk hinterland (industri manufaktur), simpul transportasi (transportation hub), jasa pendidikan, dan fungsi-fungsi keterpusatan lainnya.

  Melalui UU Penataan Ruang No. 26 tahun 2007, telah ditetapkan istilah baku untuk pusat-pusat perkotaan dalam skala kabupaten tersebut, yaitu secara hirarkis mulai dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Pusat- pusat pelayanan di Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut.

  Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 1.

  Fungsi kawasan perkotaan di Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten ini sebagai berikut: a. Toboali Ibu Kota Kecamatan Toboali diharapkan menjadi pusat pertumbuhan penting di Kabupaten Bangka Selatan, dengan kekuatan pada perdagangan dan jasa. Ibu Kota Kecamatan Toboali nantinya diarahkan melayani kawasan kecamatan di sekitarnya dan juga kawasan- kawasan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan.

  b. Payung

  Ibu Kota Kecamatan Payung merupakan daerah pusat pengembangan sektor perdagangan, wilayah ini diarahkan untuk melayani beberapa Kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan.

  2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

  Pusat Pelayanan Kawasan di Kabupaten Bangka Selatan berada di Air Gegas, Sadai di Kecamatan Tukak Sadai, dan Batu Betumpang di Kecamatan Pulau Besar. Pengembangan PPK disesuaikan dengan ketersediaan dan daya dukung lahan terhadap kegiatan yang akan dikembangkan dimasa yang akan datang.

  a. Pusat pemerintahan, fasilitas pelayanan umum, perdagangan dan jasa, merupakan pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk yang ada di kecamatan tersebut dan dialokasikan di ibukota kecamatan sebagai pengikat lingkungan dan fasilitas bersosialisasi. Untuk merangsang pertumbuhan pusat pelayanan sekunder ini, maka pengalokasiannya diarahkan pada simpul-simpul jalan utama kawasan/kota yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah kotanya. Jenis kelengkapan fasilitas pendukung yang dikembangkan di pusat pelayanan sekunder ini berupa: Kantor Kecamatan, Balai Pertemuan/GSG, Kantor Polsekta, Kantor Pos Pembantu, Bank Cabang Pembantu dan jasa keuangan lainnya, Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko, Fasilitas Ibadah, Fasilitas Pendidikan hingga setara SLTA/SMEA, Puskesmas, Balai Pengobatan, Poliklinik, Balai Pertemuan/GSG, Rumah makan/Restoran/Pujasera, Salon kecantikan, Taman bermain, Lapangan olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya.

  b. Pusat perdagangan dan jasa, serta fasilitas pelayanan umum di luar ibukota kecamatan dan berfungsi sebagai pusat orientasi yang memberikan pelayanan bagi penduduk dan sebagai pengikat lingkungan untuk berinteraksi dan bersosialisasi anta rmasyarakat.

  3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

  Pusat Pelayanan Lingkungan di Kabupaten Bangka Selatan ditetapkan di pusat-pusat desa sebagai pusat pelayanan bagi desa itu sendiri atau beberapa desa di sekitarnya. Jenis fasilitas yang akan dikembangkan, diantaranya:

  a. Balai Pertemuan/GSG;

  b. Taman bermain dan Lapangan olahraga; c. Kantor pos pembantu/Warpostel dan Telepon umum;

  d. Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan;

  e. Pasar, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko, Pujasera dan kegiatan komersial lainnya; f. Fasilitas ibadah;

  g. Fasilitas pendidikan, seperti TK, SD dan SLTP;

  h. Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter dan Apotik; i. Fasilitas rekreasi dan olahraga; j. Taman bermain; k. Fasilitas pendukung lainnya.

  Rencana pusat pelayanan lingkungan (PPL) di Kabupaten Bangka Selatan terletak di penutuk Kecamatan Lepar Pongok dan Kecamatan Simpang Rimba.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

  Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai arahan pengembangan wilayah dan basis perencanaan keterpaduan infrastruktur PUPR. Lokasi WPS tersebar di seluruh Indonesia yaitu 6 WPS di Pulau Sumatera, 5 WPS di Kepulauan Bali-Nusa Tenggara, 5 WPS di Pulau Sulawesi, 4 WPS di Pulau Kalimantan, 2 WPS di Kepulauan Maluku, dan 4 WPS di Pulau Papua.

  Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim. Selanjutnya pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan diterpadukan pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTenggerSemeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, MenjanganPemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan EndeKelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk). Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur) dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni). Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

  Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019

  

Tabel 3-1 Daftar 35 WPS

Kelompok WPS WPS

  WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api- Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-

Bandung-Cirebon-Semarang;

Malang-Surabaya Bangkalan;

Yogyakarta-Solo-Semarang;

Balikpapan-Samarinda-Maloy;

Manado-Bitung-Amurang;

Makassar-Pare Pare- Mamuju

  WPS Pertumbuhan Terpadu Ternate-Sofifi-Morotai; Kemaritiman Ambon-Seram WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Batam-Bintan-Karimun; Kemaritiman Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang) WPS Konektivitas Keseimbangan Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Pertumbuhan Terpadu Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi

  Kelompok WPS WPS WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Sibolga-Padang-Bengkulu; Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang;

  Banjarmasin- Batulicin-Palangkaraya; Ketapang-Pontianak- Singkawang-Sambas; Gorontalo- Bolaang Mongondow; Palu-Banggai; Sorong-Manokwari; Manokwari-Bintuni

  WPS Konektivitas dan Pusat Denpasar-Padang Bay Pertumbuhan Wisata WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Sabang-Banda Aceh-Langsa Berkembang dan Hinterland Sumber : Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah 1. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  Arahan RPJMD Kabupaten Bangka Selatan ini terdiri dari visi dan misi pembangunan serta tujuan pembangunan. Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016 – 2021 dinyatakan dalam visi sebagai berikut :

  

"Terwujudnya Bangka Selatan Mandiri, Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing"

  Visi dan misi dalam pembangunan Kabupaten Bangka Selatan perlu diterjemahkan dalam kebijakan umum dan program pembangunan yang spesifik. Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, dan program-program yang inherent.

  Berdasarkan isu - isu strategis pembangunan jangka menengah daerah tahun 2016 - 2021 di Kabupaten Bangka Selatan dan prioritas pembangunan jangka menengah provinsi kep. Bangka Belitung 2012 - 2017, maka dapat dirumuskan prioritas pembangunan jangka menengah daerah tahun 2016 - 2021 sebagai manifestasi dari bentuk kebijakan umum pembangunan daerah. Prioritas pembangunan jangka menengah daerah ini menunjukkan prioritas kebijakan umum yang akan dilaksanakan pemerintah Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021.

  1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri Pengolahan;

  2. Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan Wajah Kota;

  3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Sehat, Cerdas dan Produktif;

  4. Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Infrastruktur, Konektifitas dan Pengembangan Wilayah dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable);

  5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien, Transparan dan Aman;

  6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat; 7. Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan kondusif.

  

Tabel 3-2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

Prioritas Pembangunan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bangka No Kabupaten Bangka Selatan Selatan Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021

  1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Komoditas Sektor Pertanian, Perkebunan dan Unggulan. Perikanan Berbasis Kawasan dan Meningkatnya Kemandirian dan Daya Hilirisasi Produk/Industri Saing Koperasi dan UMKM.

  Mengembangkan Investasi Daerah Dalam Iklim Usaha Kondusif Meningkatkan Produktifitas dan Stabilitas Ekonomi Daerah Dengan Prinsip Pemerataan

  2. Pengembangan Pariwisata dan Berkembangnya Pariwisata Daerah Pembenahan Wajah Kota;

  3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk dan Manusia Pelayanan Kesehatan. Yang Sehat, Cerdas dan Produktif Meningkatnya Kualitas Pendidikan

  Melalui Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana dan Mutu Tenaga Kependidikan. Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan, Kependudukan dan Keluarga.

  4. Peningkatan Kehandalan dan Meningkatnya Kehandalan Infrastruktur Jalan, Pelayanan Jembatan, Drainase serta Infrastruktur, Konektifitas dan Pelayanan Sektor Air Bersih, Sanitasi, Komunikasi dan Pengembangan Informatika; Wilayah dengan Prinsip Meningkatnya Kualitas Lingkungan, Permukiman dan Keberlanjutan Perumahan Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Ruang (Sustainable)

dan

  

Lahan

Meningkatnya Pelayanan Transportasi dan Lalu Lintas Angkutan;

  Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

Tabel 3-3 Korelasi Isu Strategis dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah

Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

  No. Isu - Isu Strategis Prioritas Pembangunan Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor Revitalisasi Komoditas Unggulan Perkebunan

  1. Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis dan Pertanian Berorientasi Pasar Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri

  2. Peningkatan Ketahanan Pangan Pengembangan Kepariwisataan Berbasis Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan

  3. Industri Agropolitan, Maritim dan Heritage Wajah Kota; Peningkatan Kualtas Sumber Daya Manusia

  4. Pendidikan Dasar Untuk Semua Yang Sehat, Cerdas dan Produktif Pelayanan Kesehatan Terjangkau dan 5. Berkualitas Akses Pekerjaan dan Kualitas

  6. Tenaga Kerja Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Percepatan Pembangunan Infrastruktur 7.

  Infrastruktur, Daerah dan Kawasan Unggulan Strategis Konektifitas dan Pengembangan Wilayah

  8. Ketahanan Air dan Sanitasi Yang Memadai dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable) Pengelolaan Ekosistem dan Konservasi Sumber

  9. Daya Lingkungan Hidup Pasca timah

  10. Konflik Pemanfaatan Ruang

  

11. Pemerintahan Yang Transparan dan Kompetitif Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang

Efektif, Efisien, Transparan dan Aman; Penanggulangan Kemiskinan dan

  12. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Pemberdayaan Masyarakat; Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Perlindungan Sosial Terhadap Anak, Yang Berkeadilan dan Kondusif;

  13. Perempuan Serta Kelompok Marginal Antisipasi Dampak Laju

  14. Pertumbuhan Penduduk, Urbanisasi dan Migrasi

  15. Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Pemuda Dalam Pembangunan Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

  

Tabel 3-4 Korelasi Prioritas Pembangunan Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2012 - 2017

dan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

Prioritas Pembangunan Prov. Bangka Prioritas Pembangunan

No.

  Belitung Kab. Bangka Selatan

  

1. Pengembangan One Village One Product (OVOP) Percepatan Pembangunan Ekonomi Sektor

dan Koperasi Komoditi; Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Produk/Industri

  

2. Pengembangan Pariwisata Pengembangan Pariwisata dan Pembenahan

Wajah Kota;

  

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan Peningkatan Kualtas Sumber Daya Manusia

Wajib Belajar 12 Tahun Yang Sehat, Cerdas dan Produktif

  

Prioritas Pembangunan Prov. Bangka Prioritas Pembangunan

No.

  Belitung Kab. Bangka Selatan

  4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan

  

5. Penguatan Rural Urban Linkages Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan

Infrastruktur, Konektifitas dan Pengembangan Wilayah

  6. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dengan Prinsip Keberlanjutan (Sustainable)

  7. Pengembangan Wilayah Strategis, Tertinggal, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil

  8. Pengendalian Pemanfaatan Ruang

  9. Pengembangan Infrastruktur Dan Peningkatan Konektivitas Antar Wilayah

  

10. Peningkatan Manajemen Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Yang

Pemerintahan Dan Aparatur Efektif, Efisien, Transparan dan Aman;

  

11. Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan dan

Kemiskinan Pemberdayaan Masyarakat;

  12 Program SATAM EMAS Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Kondusif;

  Sumber : RPJMD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2021

Tabel 3-5 Prioritas Pembangunan dan Sasaraan Pembangunan Jangka Menengah

Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021

  Sasaran Pembangunan Kab. Bangka Selatan No. Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021 Tahun 2016 - 2021

  

1. Percepatan Pembangunan Ekonomi Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Komoditas

Sektor Pertanian, Perkebunan dan Unggulan.

  Perikanan Berbasis Kawasan dan Hilirisasi Meningkatnya Kemandirian dan Daya Produk/Industri Saing Koperasi dan UMKM.

  Mengembangkan Investasi Daerah Dalam Iklim Usaha Kondusif Meningkatkan Produktifitas dan Stabilitas Ekonomi Daerah Dengan Prinsip Pemerataan

  2. Pengembangan Pariwisata dan Berkembangnya Pariwisata Daerah Pembenahan Wajah Kota;

  3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Meningkatnya Kualitas Kesehatan Penduduk dan Manusia Pelayanan Kesehatan.

  Yang Sehat, Cerdas dan Produktif Meningkatnya Kualitas Pendidikan Melalui Peningkatan Ketersediaan Sarana Prasarana dan Mutu Tenaga Kependidikan.

  Sasaran Pembangunan Kab. Bangka Selatan No. Prioritas Pembangunan Kab. Bangka Selatan Tahun 2016 - 2021 Tahun 2016 - 2021 Meningkatnya Kualitas Ketenagakerjaan, Kependudukan dan Keluarga.

  4. Peningkatan Kehandalan dan Pelayanan Meningkatnya Kehandalan Infrastruktur Jalan, Infrastruktur, Konektifitas dan Jembatan, Drainase serta Pengembangan Pelayanan Sektor Air Bersih, Sanitasi, Komunikasi dan Wilayah dengan Prinsip Informatika; Keberlanjutan Meningkatnya Kualitas Lingkungan, Permukiman dan (Sustainable) Perumahan Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Ruang

dan

Lahan Meningkatnya Pelayanan Transportasi dan Lalu Lintas Angkutan;