ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  BAB ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

  3

  

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN

PENATAAN RUANG

3.1.1. ARAHAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA

  

A. ARAHAN PEMBANGUNAN BERDASARKAN PERPRES NO. 2 TAHUN

2015 TENTANG RPJMN 2015-2019 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan beberapa

hal terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain: tercapainya

pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0%, tercapainya 100% pelayanan air

minum bagi seluruh penduduk Indonesia, serta meningkatnya akses penduduk terhadap

sanitasi layak (air limbah domestik, sampah, dan drainase lingkungan) menjadi 100% pada

tingkat kebutuhan dasar.

  RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah

hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan

dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).

  Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang,

periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan

landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat

dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah

menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun

demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan

kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan

berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial,

serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas,

yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta

kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan

antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong- Royong”.

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019

adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan

ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk

mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah

mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional

untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur

dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan

energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi

massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan

meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin

dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian

yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi

akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam

rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

  Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015- 2019 adalah sebagai berikut:

  1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

  2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;

  3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

  

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air,

hemat air dan simpan air secara nasional;

  5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

  

6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah

dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

  

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya

terhadap lingkungan.

B. RENSTRA DITJEN CIPTA KARYA 2015-2019

  Pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung

pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan,

pengembangan kota hijau, dan penataan kawasan strategis. Dalam hal penanggulangan

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  

kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program

pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro

rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau,

green waste (TPA Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan

Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas), green

building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan

mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah

perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan

peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum

dan sanitasi.

  Dalam mendukung pembangunan infrastruktur permukiman, telah dilakukan

upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur

permukiman untuk memastikan keterpaduan dan keberlanjutan infrastruktur terbangun.

Dalam periode 2010-2014, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dalam perumusan UU No

1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No 20/2011 tentang

Rumah Susun dan peraturan pelaksananya, serta terlibat dalam perumusan berbagai

peraturan turunan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Persampahan, dan UU No 28/2002

tentang Bangunan Gedung. Upaya pembinaan dilakukan melalui pendampingan

pemerintah daerah dalam merumuskan NSPK daerah serta menyusun dokumen

perencanaan seperti RPI2JM, RPKPP, SSK, RISPAM dan RTBL. Untuk fungsi pengawasan,

Ditjen Cipta Karya terus melakukan monitoring secara berkala melalui pengembangan

sistem informasi (e-Monitoring) dan melakukan evaluasi tahunan dengan menyusun LAKIP.

  Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

target SDGs adalah memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi

berkelanjutan bagi semua orang, juga membangun kota dan permukiman warga yang

inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut merupakan tantangan berat Indonesia di bidang

infrastruktur permukiman adalah memberikan akses air minum 100%, mengurangi

kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk

masyarakat Indonesia. Target tersebut lebih dikenal sebagai Gerakan Nasional 100-0-100

sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Ditjen

Cipta Karya bertekad bekerja tidak sekedar business as usual, tidak bisa hanya bekerja

berbasis output tanpa penyempurnaan perangkat dan melakukan terobosan. Perlu

dilakukan perbaikan baik dari segi fungsi, teknis, kualitas/mutu, administrasi, dan

kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  

penyelenggaraan gerakan 100-0-100, Ditjen Cipta Karya akan melibatkan semua

pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, maupun masyarakat,

mengingat target yang sangat tinggi dan kebutuhan dana yang sangat besar.

  Berdasarkan Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019, sasaran strategis yang fokus

perhatian Ditjen Cipta Karya adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan

infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Adapun indikator kinerja outcome

Direktorat Jenderal Cipta Karya meliputi:

  

1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.

  

2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman

yang layak.

  3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.

Tabel 3.1 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Pendekatan Strategi Pelaksanaan

  Membangun Sistem 1 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)

  2 Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

  3 Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan Fasilitasi Pemda

  1 Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.

  2 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

  3 Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.

  Pemberdayaan

  1 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui Masyarakat kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.

2 Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat 3.1.2.

ARAHAN PENATAAN RUANG

  Dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 menjelaskan RTRWN

memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata

guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan

dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan

disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan

lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada upaya untuk

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  

mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain, meliputi perwujudan

ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta

perwujudan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah, yang

diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang

wilayah nasional. Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan

nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem

jaringan telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang

wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk kawasan

andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta kawasan strategis

nasional.

  

A. AMANAT PP NO. 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG

WILAYAH NASIONAL (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;

  2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;

  3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;

  

4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah

provinsi, serta keserasian antarsektor;

  5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

  6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan 7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  Sesuai dengan amanat dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), bahwa:

a. Ibukota Kabupaten Banjar, Martapura, dalam Sistem Perkotaan Nasional ditunjuk

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) (Lampiran II PP. No. 26 Tahun 2008);

b. Jalan Bebas Hambatan di Pulau Kalimantan ditetapkan salah satunya di ruas jalan

Liang Anggang-Martapura(Lampiran III PP. No. 26 Tahun 2008); dan

c. Taman Hutan Raya Sultan Adam di Kabupaten Banjar ditetapkan sebagai Kawasan

Pelastarian Alam dan Kawasan Lindung Nasional (Lampiran VIIdan VIII PP. No. 26

  Tahun 2008).

  Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  1 Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

pasal 14, yaitu sebagai berikut:

  1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpulutama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasaninternasional;

  2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusatkegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayanibeberapa provinsi;

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpulutama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan,

kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil.

2 Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Penetapan PKW dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

  1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

  2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

  3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  3 Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

pasal 15, yaitu sebagai berikut:

  1. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

  2. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  3. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya;

  4. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  4 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Sesuai arahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:

  1 Pertahanan dan keamanan;

  2 Pertumbuhan ekonomi;

  3 Sosial dan budaya;

  4 Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

  5 Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  Dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), arahan yang terkait dengan Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan

adalah:

  

1. Sistem Perkotaan Nasionaldi Provinsi Kal-Sel terdiri dari Amuntai, Martapura,

Marabahan dan Kotabaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah: i) Amuntai, Martapura dan Marabahan, dengan Tahap Pengembangan Periode II: 2015

  • – 2019 dan Sifat Pengembangan: Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi; ii) Kotabaru, dengan Tahap Pengembangan Periode I: 2008
  • – 2014 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan/Peningkatan Fungsi;
  • – 2. Sistem Jalan Bebas Hambatan di Provinsi Kal-Sel, terdiri dari Kuala Kapuas Banjarmasin, Marabahan – Banjarmasin, Liang Anggang – Martapura, Pelaihari – Pagatan, Pagatan – Batulicin, Batulicin – Tanah Grogot (Kuaro) dengan Tahap Pengembangan Periode III: 2020
  • – 2024 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan Jaringan Jalan Bebas Hambatan.

3. Aspek Kawasan Lindung Nasional; di Kabupaten Banjar, Provinsi Kal-Sel terdapat

  beberapa kawasan lindung, yaitu:

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  a. Suaka Margasatwa Pleihari Martapura, dengan Tahap Pengembangan Periode I: 2008

  • – 2014 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional (Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut);
  • b. Taman Hutan Raya Sultan Adam, dengan Tahap Pengembangan Periode II: 2015

    2019 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional (Taman Hutan Raya)

  

4. Beberapa hal terkait dengan Pulau Kalimantan yang terdapat dalam Indikasi Program

Utama Lima Tahunan adalah: a. Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasonal, dengan Tahap Pengembangan: Periode I (2008

  • – 2014) dan Periode II (2015 – 2019);

  b. Pemantapan dan pengembangan jaringan jalan Arteri Primer:  Pemantapan jaringan jalan Arteri Primer (jaringan jalan lintas Selatan Pulau Kalimantan), dengan Tahap Pengembangan: Periode I (2008

  • – 2014);

   Pengembangan jaringan jalan Arteri Primer menghubungkan antar wilayah di pulau (jaringan lintas Tengah dan Utara Pulau Kalimantan), dengan Tahap Pengembangan: Periode II (2015

  • – 2019), Periode III (2020 – 2024), Periode IV (2025
  • – 2027);

  c. Pengembangan jalan Kolektor Primer menghubungkan antar wilayah di pulau (jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan), dengan Tahap Pengembangan: Periode I s/d Periode III (2010

  • – 2024);

  d. Pengembangan jalur kereta api antar kota (jaringan jalur kereta api lintas selatan Pulau Kalimantan bagian Barat dan Timur), dengan Tahap Pengembangan: Periode I s/d Periode III (2008

  • – 2019);

  e. Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian

  • – Daya Rusak Air dengan Tahap Pengembangan: Periode I s/d Periode IV (2008 2027);

  f. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik pedalaman Kalimantan, dengan Tahap Pengembangan: Periode II s/d Periode III (2015

  • – 2024);

  g. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi terestrial (jaringan pelayanan pusat pertumbuhan di Pantai Selatan Kalimantan

  • – Tahap Pengembangan: Periode I (2008 s/d 2014)
  • – dan Wilayah Utara Kalimantan – Tahap Pengembangan: Periode

  III (2020 – 2024).

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  

B. PERDA KABUPATEN BANJAR NO. 3 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANJAR

TAHUN 2013-2032

  RTRW Kabupaten Banjar disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan

pembangunan di wilayah Kabupaten Banjar dan penyelaras kebijakan penataan ruang

Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. RTRW Kabupaten Banjar menjadi pedoman untuk

Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); Acuan dalam pemanfaatan

ruang; Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan; Acuan lokasi investasi

dalam wilayah yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta; Pedoman untuk

penyusunan rencana rinci tata ruang; Dasar pengendalian pemanfaatan ruang meliputi

penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan

sanksi; dan acuan dalam administrasi pertanahan; dan Pedoman pelestarian lingkungan

alami dan keanekaragaman hayati. Kebijakan Penataan Ruang pada RTRW Kabupaten

Banjar Tahun 2013-2032 meliputi:

  

1. Pemerataan seluruh kecamatan dengan cara menyeimbangkan usaha pembangunan;

  2. Pengembangan pariwisata yang berbasis pada alam dan lingkungan buatan;

  

3. Pengembangan sektor pertanian yang dapat merangsang ke arahberkembangnya

agropolitan dan perluasan areal pertanian (ekstensifikasi dan intensifikasi);

  

4. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan

ekosistem;

  5. Pengembangan jaringan perdagangan lokal, regional, nasional dan internasional;

  

6. Pengembangan kawasan perikanan budidaya dan tangkap dalam mewujudkan

terbentuknya kawasan minapolitan;

  

7. Pengembangan ekonomi lokal daerah berbasis potensi sumber daya alam dan

komoditas unggulan;

  

8. Pengembangan wilayah transmigrasi untuk pemerataan pengembangan wilayah baik

melalui pembukaan permukiman perdesaan baru dan/atau pengelolaan kawasan peruntukan pertanian dengan pembukaan lahan pertanian baru;

  

9. Perlindungan daerah nipah dan rambai konservasi kawasan lindung pesisir berupa

ekosistem mangrove dan pengembangan potensi perikanan pesisir;

  10. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

  

11. Pengelolaan kawasan hutan produksi dengan memperhatikan aspek keberlanjutan

dan dikelola secara optimal;

  12. Pembentukan dan pengembangan kawasan pusat-pusat kegiatan utama; dan

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  RPIJM

13. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang berwawasan lingkungan.

  Untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Banjar, disusun

strategi penataan ruang wilayah. Adapun strategi penataan ruang wilayah di Kabupaten

Banjar yang terkait dengan Bidang Cipta Karya terdiri dari:

  

1. Strategi untuk pembentukan dan pengembangan kawasan pusat-pusat kegiatan

utama:

a. Mengembangkan beberapa sub pusat pelayanan untuk pelayanan skala kota

dan kawasan guna mengurangi beban pusat primer;

b. Menetapkan fungsi utama dan pendukung masing-masing pusat pelayanan kota

dan sub pusat pelayanan kota sesuai karakteristik, potensi kawasan dan kecenderungan pengembangan di masa mendatang;

  

c. Mengembangkan pusat kegiatan terpadu pada simpul angkutan umum massal

melalui konsep Transit Oriented Development (TOD).

  

2. Strategi untuk peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang

berwawasan lingkungan: a. Meningkatkan kualitas jaringan eksisting, pengembangan jalan baru yang menghubungkan dengan jaringan jalan yang mengelilingi, membagi pergerakan kendaraan di pusat kota ke wilayah sekitarnya serta pengembangan sistem terminal; b. Membangun sistem transportasi massal yang terstruktur mulai dari pelayanan regional, metropolitan, antar kabupaten, antar bagian wilayah kota hingga lingkungan;

  c. Mengembangkan sistem transportasi perkotaan menggunakan system Transit Oriented Development (TOD) serta penyediaan Bus Rapid Transit (BRT) yang berimplikasi pada penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki;

  

d. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah dan persampahan;

  e. Melakukan kerjasama dalam pengembangan TPA regional kawasan dengan metode sanitary landfill;

  f. Melakukan kerjasama dalam pengelolaan air limbah terpusat regional dan sistem komunal.

  g. Mengembangkan konsep pembangunan ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  h. Mengembangkan energi kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana wilayah lainnya secara terpadu yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk serta aktivitas pembangunan; sport center; i. Mengembangkan prasarana dan sarana olah raga berupa j. Mengembangkan konsep pembangunan ramah lingkungan dan pembangunan ke atas; dan k. Menata kawasan permukiman kumuh dan merevitalisasi kawasan bernilai budaya/sejarah.

1. RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANJAR

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Banjar, meliputi pusat-pusat kegiatan, sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.

A. Pusat - Pusat Kegiatan dan Fungsinya

  1. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp): a. Perkotaan Martapura.

  2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp ):

  a. Perkotaan Gambut-Kertak Hanyar

  b. Perkotaan Simpang Empat

  c. Perkotaan Sungai Tabuk d. Perkotaan Aluh - Aluh.

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK):

  a. Perkotaan Mataraman di Kecamatan Mataraman;

  b. Perkotaan Astambul di Kecamatan Astambul;

  c. Perkotaan Kampung Baru di Kecamatan Beruntung Baru;

  d. Perkotaan Mekar di Kecamatan Martapura Timur;

  e. Perkotaan Sungai Rangas di Kecamatan Martapura Barat;

  f. Perkotaan Karang Intan di Kecamatan Karang Intan;

  g. Perkotaan Aranio di Kecamatan Aranio;

  h. Perkotaan Sungai Pinang di Kecamatan Sungai Pinang; i. Perkotaan Paramasan Bawah di Kecamatan Paramasan; j. Perkotaan Madurejo di Kecamatan Sambung Makmur; k. Perkotaan Tampang Awang di Kecamatan Tatah Makmur; l. Perkotaan Rantau Bujur di Kecamatan Telaga Bauntung; m. Perkotaan Pengaron di Kecamatan Pengaron

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021 n. Perkotaan Cintapuri Darussalam di Kecamatan Cintapuri Darussalam.

4. Pusat Pelayanan Lokal (PPL):

  a. Desa Melintang di Kecamatan Gambut;

  b. Desa Lok Baintan di Kecamatan Sungai Tabuk c. Desa Tiwingan di Kecamatan Aranio.

  d. Desa Belangian di Kecamatan Aranio.

  e. Desa Cindai Alus di Kecamatan Martapura.

  f. Desa Tungkaran di Kecamatan Martapura Barat.

Gambar 3.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjar B. Sistem Jaringan Prasarana Utama

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

   Jaringan jalan tol: Banjarmasin –Martapura, Martapura–Binuang Pelaihari-Bati Bati- Gambut/Liang Anggang-Sungai Tabuk-Alalak-Anjir Pasar (batas Provinsi Kalteng).

 Jaringan jalan bebas hambatan (arteri primer): jaringan jalan lintas Kalimantan yang

menghubungkan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin-Jalan Lingkar Selatan (Jalan Gubernur Soebardjo)- Liang Anggang - Bati Bati.

   Jaringan jalan arteri primer terdiri atas ruas: 1). Ruas Liang Anggang - Martapura; 2). Ruas Jalan A. Yani (Martapura); 3). Ruas Martapura -Desa Tungkap (Batas Kabupaten Tapin); 4). Ruas Jalan Lingkar Selatan - Jalan A. Yani Km. 17 5). Ruas Jalan Lingkar Utara (Jalan Gubernur Syarkawi)- Sungai Tabuk.

   Jaringan jalan kolektor primer K2 dan K3 terdiri atas ruas: 1). Ruas Jalan Paramasan; 2). Ruas Jalan Martapura lama (Martapura

  • – Sungai Lulut); 3). Ruas Teluk Selong-Dalam Pagar-Melayu Hilir-Kelampayan Tengah-Tambak Danau- Danau Salak; 4). Ruas Jalan P. M . Noor (Sungai Ulin -Desa Tiwingan Aranio); 5). Ruas Gambut - Beruntung Baru (Batas Kabupaten Tanah Laut); 6). Ruas Sungai Tabuk - Gambut;

  7). Ruas Mataraman - Karang Intan - Sungai Ulin; 8). Ruas Jalan Desa Mandiangin Timur-Bendungan Irigasi Desa Mandi Kapau Karang Intan; 9). Ruas Jalan Lingkar Selatan (Desa Melintang)- Aluh Aluh;

  10). Ruas Banjarmasin - Kuin Kecil - Aluh Aluh- Sungai Musang;

11). Ruas Jalan Mahligai - Manarap - Jalan Lingkar Utara (Jalan Gubernur Syarkawi);

12). Ruas Jalan Pengaron - Karang Intan; 13). Ruas Jalan Benteng

  • – Pengaron; 14). Ruas Jalan Kuin Kecil - Handil Bujur.

   Jaringan jalan lokal primer terdiri atas ruas jalan di Kabupaten Banjar

 Jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan antara bagian tengah dengan

bagian timur - tenggara Kalimantan Selatan terdiri atas ruas: 1). Ruas Simpang Empat Pengaron - Sungai Loban - Pagatan 2). Ruas Martapura - Batulicin.

  

 Rencana pembangunan dan/atau peningkatan jalan lingkar dalam dan lingkar luar

kabupaten terdiri atas ruas:

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  1). Pembangunan ruas jalan lingkar Kecamatan Simpang Empat - Karang Intan - Cempaka - Banjar Baru - Liang Anggang - Trisakti; 2). Pembangunan ruas jalan lingkar Mataraman - Sungai Ulin; 3). Pembangunan ruas jalan Sungai Kitano - Kelampayan; 4). Pembangunan ruas jalan Kampung Melayu - Kelampayan; 5). Pembangunan ruas jalan penghubung Martapura - Kawasan Minapolitan 6). Pembangunan ruas jalan Martapura - Kawasan Perkantoran Baru; 7). Pembangunan ruas jalan Karang Intan - Pengaron; 8). Peningkatan ruas jalan Astambul - Kelampayan; 9). Peningkatan ruas jalan Astambul - Bincau; 10). Peningkatan ruas jalan Martapura Lama

  • – Banjarmasin; 11). Peningkatan ruas jalan Angkipih - Remo - Paramasan Bawah.

  

 Rencana peningkatan dan pengembangan jalan pada ruas-ruas jalan khusus angkutan

komoditas yang mendukung kelancaran arus distribusi dari sentra-sentra produksi sumberdaya mineral dan perkebunan yang dikelola oleh pihak swasta/investor menuju pelabuhan khusus terdiri atas ruas: 1). Rencana jalan khusus untuk angkutan hasil tambang mulai dari underpass (Jalan A.

  Yani Km 71), Desa Simpang Empat, Desa Cintapuri, Desa Banua Anyar, Desa Alalak Padang, Desa Batik sampai pada pelabuhan khusus yang terletak di Sungai Barito; 2). Daerah pertambangan/daerah perkebunan di Desa Lok Cantung Kecamatan.

  Simpang Empat Kabupaten Banjar -underpass pada jalan nasional kurang lebih pada kilometer 71 (tujuh satu) di Desa Lokcantung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar -flyover pada jalan provinsi Margasari - Marabahan Desa Batik Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala arah Jembatan Rumpiang - pelabuhan khusus Desa Banua Anyar Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala;

  3). Daerah pertambangan/daerah perkebunan di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar -underpass pada jalan nasional kurang lebih pada kilometer 94 (sembilan empat) di Desa Pulau Pinang Utara Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Tapin - pelabuhan khusus Sungai Puting Kabupaten Tapin.  Jaringan prasarana lalu lintas terdiri atas: 1) Terminal Penumpang Tipe A di Jalan A. Yani Km 17, Kecamatan Gambut; 2) Terminal Penumpang Tipe C di Pusat Perbelanjaan Sekumpul Kecamatan Martapura 3) Terminal Agri Bisnis di Perkotaan Gambut-Kertak Hanyar.

   Jaringan layanan lalu lintas terdiri atas:

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  1) AKAP menghubungkan Kabupaten Banjar - Kalimantan Tengah- Kalimantan Timur; 2) AKDP menghubungkan Banjarmasin - Banjarbaru - Martapura - Rantau - Kandangan - Barabai - Amuntai- Tanjung Martapura - Pelaihari - Batulicin - Kota Baru

  3) Angkutan Kota, Perkotaan dan Perdesaan: Martapura-Astambul-Kelampayan; Martapura-Aranio; Martapura-Pengaron-Sungai Pinang; Martapura

  • –SungaiTabuk.

   Jaringan sungai, danau dan penyeberangan terdiri atas: 1) Jaringan sungai, terdiri atas:

  a) Sungai Martapura;

  b) Sungai Riam Kanan; c) Sungai Riam Kiwa. 2) Alur pelayaran sungai dan danau berupa Sungai Martapura, melintasi Martapura - Banjarmasin

3) Pelabuhan sungai dan danau, terdiri atas:

  a) Dermaga Simpang Warga I di Kecamatan Aluh-Aluh;

  b) Dermaga Simpang Warga II di Kecamatan Aluh-Aluh;

  c) Dermaga Aluh-Aluh Besar di Kecamatan Aluh-Aluh;

  d) Dermaga Depan Kantor Camat di Kecamatan Aluh-Aluh;

  e) Dermaga Kuin Kecil di Kecamatan Aluh-Aluh;

  f) Dermaga Kuin Besar di Kecamatan Aluh-Aluh;

  g) Dermaga Tanipah di Kecamatan Aluh-Aluh;

  h) Dermaga Bakambat di Kecamatan Aluh-Aluh; i) Dermaga Sungai Musang di Kecamatan Aluh-Aluh; j) Dermaga Sungai Lulut di Kecamatan Sungai Tabuk; k) Dermaga Sungai Tabuk di Kecamatan Sungai Tabuk; l) Dermaga Keliling Benteng di Kecamatan Sungai Tabuk; m) Dermaga Lok Baintan di Kecamatan Sungai Tabuk; n) Dermaga Riam Kanan di Kecamatan Aranio; o) Dermaga Belangian di Kecamatan Aranio; p) Dermaga Murung Kenanga di Kecamatan Martapura; q) Dermaga Astambul di Kecamatan Astambul; r) Dermaga Telok Selong di Kecamatan Martapura Timur.  Sistem Jaringan Perkeretaapian

  RPIJM

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  1) Rencana pembangunan jalan kereta api angkutan penumpang dan barang antar kota PKN dengan PKW dan PKL yaitu ruas: Tanjung-Barabai-Rantau-Martapura- Banjarmasin. 2) Rencana angkutan barang sentra-sentra produksi untuk komoditas sumberdaya mineral dan komoditas perkebunan pada sebelah barat Pegunungan Meratus yaitu ruas Batas Kalimantan Tengah di Kab. Barito Timur

  • –Kab. Tabalong–Kab. Hulu Sungai Utara –Kab. Hulu Sungai Tengah–Kab. Hulu Sungai Selatan–Kab. Tapin–Kab.

  Banjar –Kab. Tanah Laut. 3) Rencana Lokasi pengembangan Stasiun Kereta Api, terdapat di Desa Mekar Kecamatan Martapura Timur dan Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat dan Kelurahan Gambut Kecamatan Gambut.

C. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

   Sistem Jaringan Energi 1) Pembangkit tenaga listrik:

  a. PLTA Ir. Pangeran Mohammad Noor di Kecamatan Aranio;

  b. Rencana PLTA Riam Kiwa di Kecamatan Aranio;

  c. Rencana PLTU; d. Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

2) Jaringan prasarana energi terdiri atas:

  a. Gardu Induk (GI) Mantuil terdapat di Mantuil Kecamatan Gambut;

  b. SUTT Mantuil 150 KV Cempaka, menghubungkan GI Mantuil ke GI Cempaka (Kota Banjar Baru); c. SUTT 70 KV PLTA PM. Noor - GI Cempaka, menghubungkan PLTA PM. Noor dengan GI Cempaka; d. SUTT 150 KV Mantuil - Trisakti (Kota Banjarmasin), menghubungkan GI Mantuil

  • GI Trisakti (Kota Banjarmasin);

    e. SUTM 20 KV yang menyuplai kebutuhan energi listrik di Kabupaten Banjar.

   Sistem Jaringan Telekomunikasi 1) Sistem jaringan kabel, berupa rencana pengembangan STO Martapura. 2) Sistem jaringan nirkabel berupa Jaringan Stasiun Penguatan Daya Pancar/Terima seluler (Base Trasciever Station/BTS).

   Sistem Jaringan Sumber Daya Air 1) Prasarana sumber daya air terdiri atas:

  a. Bendungan PLTA Ir. Pangeran Muhammad Noor, Riam Kanan;

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  RPIJM

  b. Bendung Karang Intan, Bendung Sungkai, Bendung Mandiangin, Bendung Takuti

c. Rencana Check Dam Madurejo.

  2) Cekungan Air Tanah adalah CAT Palangkaraya - Banjarmasin. 3) Jaringan Irigasi terdiri atas:

  a. Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Rawa (DR) Kewenangan Nasional : DI Riam Kanan seluas kurang lebih 5.000 Ha dan DR Belanti; b. DR Kewenangan Provinsi: DR Folder Liang, DR Folder Tambak Hanyar, DR Antasan Sutun, DR Antasan Bawah Ringin, DR Antasan Kiayi, DR Antasan

  Tanipah, DR Tanggul Martapura;

  c. Rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan irigasi yang ada;

  d. Pengembangan DI pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan pertanian yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan;

  e. Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah teknis menjadi kegiatan budidaya lokal lainnya. 4) Jaringan air baku untuk air bersih terdiri atas:

  a. Sumber air baku: Saluran Air Baku PDAM Intan Banjar, Sungai Martapura, Bendungan Riam Kanan, Air tanah, Mata air Pegunungan Meratus danAir Gambut;

  b. Rencana pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air permukaan dengan prinsip keterpaduan air tanah; c. SPAM di Kabupaten dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku; d. Prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan perpipaan air baku dan instalasi pengolahan air minum yang dikembangkan pada lokasi air baku potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan dan pembangunan rehabilitasi serta operasi pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air baku untuk air minum. 5) Sistem Pengendalian Banjir terdiri atas:

  a. Bendungan Riam Kanan di Kecamatan Aranio;

  b. Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir di seluruh sungai rawan banjir; c. Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten Banjar; d. Rencana Bendungan Riam Kiwa di Kecamatan Aranio.

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

  RPIJM  Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan 1) Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas:

  a. Penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan dan pusat kegiatan pelayanan yang terintegrasi dengan TPS; b. TPS tersebar pada setiap desa yang terintegrasi dengan penyediaan sarana dan prasarana transportasi persampahan; c. Pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan oleh masyarakat di sekitar lokasi TPS berbasis sistem 3R dan Sanitary Landfill;

d. TPA terdapat di Desa Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan.

2) Sistem jaringan drainase terdiri atas:

  a. Sistem drainase primer adalah seluruh jaringan sungai;

  b. Sistem drainase sekunder di sepanjang kolektor primer dan lokal primer yang terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada kompleks perumahan; c. Wilayah

  • –wilayah yang merupakan daerah genangan perlu disediakan pompa air yang sesuai dengan luasan yang tergenang.

3) Sistem jaringan air limbah terdiri atas:

  a. Penggunaan septik tank dan peresapan air dengan memperhatikan desain peresapan; b. Kewajibanmenyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat dan pengorganisasian bagi pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan perdagangan kapasitas besar;

  c. Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas umum; d. Pengembangan pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;

e. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terdapat di Kecamatan Martapura.

4) Sistem jaringan air minum terdiri atas:

a. Pelayanan air minum dengan menggunakan PDAM di seluruh kecamatan;

  b. Rencana jaringan pipa transmisi, reservoir distribusi, jaringan pipa distribusi dan sambungan pelayanan dan meter air tersebar pada daerah pelayanan PDAM Intan Banjar yaitu pada Kec. Aluh-Aluh, Kec.Beruntung Baru, Kec.Gambut, Kec.Tatah Makmur, Kec.Kertak Hanyar, Kec.Sungai Tabuk, Kec.Martapura Barat, Kec.Martapura Timur, Kec.Martapura, Kec.Karang Intan, Kec.Astambul, Kec.Mataraman, Kec.Simpang Empat dan Kec. Pengaron.

  KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017-2021

2. RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BANJAR A. Kawasan Lindung

  f. Kawasan Ruang terbuka Hijau perkotaan tersebar di seluruh kecamatan;

   Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:

  3) Rumah tradisional Banjar di Pesayangan; 4) Hutan pendidikan di Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam;

  c. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri atas: 1) Budaya Suku Dayak Bukit di Kawasan Pegunungan Meratus Kecamatan Paramasan; 2) Rumah adat Banjar di Desa Telok Selong;

  a. Kawasan Pelestarian Alam berupa kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam terdapat di Kecamatan Aranio dan Kecamatan Karang Intan;

b. Kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) terdapat di Kecamatan Aluh-Aluh;