ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
BAB
3 ARAHAN
KEBIJAKAN DAN
RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYABAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan ArahanPenataan Ruang
3.1.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Selanjutnya dalam Perpres No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 Kementerian PU PR denganVisi Terwujudnya
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handaldalam mendukung
indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadianberlandaskan gotong
royong ”.1 Isu utama pembangunan wilayah nasional saat ini adalah masih besarnya
kesenjangan antar wilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).Dalam RPJMN 2015-2019 Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana Sehubungan dengan hal tersebut, arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera Kerangka Pengembangan Wilayah” untuk mempercepat dan memperluas pembangunan wilayah.
Pembangunan perumahan, sanitasi (air limbah, persampahan, dandrainase lingkungan) dan air minum di kawasan desatertinggal dan berkembang; Mengembangkan jaringan sanitasi (pengolahan sampahdan air limbah) melalui sistem pengumpulan secarakomunal di kota sedang dan mengarahkan pengolahanterpusat untuk kota besar dan metropolitan; Peningkatan jaringan sanitasi dengan pengembanganinstalasi pengolahan air limbah di kawasan perdesaan;Penyediaan sarana dan prasarana perumahan dikawasan desa tertinggal dan berkembang khususnyadalam penyediaan air bersih dan sanitasi;Peningkatan jaringan sanitasi dengan pengembanganinstalasi pengolahan air limbah di kawasan perdesaan;
Selain itu pembangunan infrastruktur disamping diarahkan untuk mendukungpengurangan disparitas antar wilayah (perkotaan, pedesaan dan perbatasan), jugauntuk pengurangan urbanisasi dan urban sprawl, peningkatan pemenuhan kebutuhandasar, serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang padaakhirnya untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional.
Berdasarkan Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019, sasaran strategis yang fokus perhatian Ditjen Cipta Karya adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Adapun indikator kinerja outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya meliputi:
1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.
2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak.
3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Berdasarkan visi, misi dan indikator kinerja outcome yang telah dijabarkan, visi
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019 adalah:
“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan
berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu
dan inklusif melalui pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan
bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman.”Berdasarkan arahan kebijakan serta memperhatikan peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah:
1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan.
2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tingkat kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
3.1.2. ArahanPenataanRuang
. Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Oleh karena itu, RTRWN disusun dengan memperhatikan dinamika pembangunan yang berkembang, antara lain, tantangan globalisasi, otonomi dan aspirasi daerah, keseimbangan perkembangan antara Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia, kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana, dampak pemanasan global, pengembangan potensi kelautan dan pesisir, pemanfaatan ruang kota pantai, penanganan kawasan perbatasan negara, dan peran teknologi dalam memanfaatkan ruang
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. RTR KSN merupakan rencana rinci dari RTRWN yang disusun sebagai perangkat operasional rencana tata ruang.
KSN merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional. Penetapan kawasan strategis kota dinilai berdasarkan sudut kepentingannya, antara lain sebagai berikut:
a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi
Metropolitan Mamminasata terdiri dari Kota Makassar, Kota Maros, Kota Sungguminasa dan Kota Takalar ditetapkan sebagai PKN, terletak di pantai barat Sulsel. Mamminasata berfungsi sebagai: pusat jasa pelayanan perbankan; pusat pengolahan dan atau pengumpul barang, simpul transportasi udara maupun laut, pusat jasa publik seperti pendidikan tinggi dan kesehatan, berdaya dorong pertumbuhan untuk wilayah sekitarnya, dan menjadi pintu gerbang internasional terutama jalur udara dan laut.
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Watampone (Kabupaten Bone) dan Kota Palopo yang terletak di pantai Timur Sulsel, merupakan Pusat Kegiatan Wilayah. Kota-kota lain yang menjadi PKW adalah Kota Parepare, Barru, Pangkajene yang terletak di pantai Barat Sulsel, serta Jeneponto dan Bulukumba yang terletak di pantai Selatan. Pemerintah Pusat melalui Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinator Industri dan Perdagangan telah mendukung Selayar sebagai pusat distribusi kebutuhan bahan pokok KTI. Saat ini Selayar merupakan PKW, yang pada jangka panjang akan ditingkatkan menjadi PKN.
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) PKL di wilayah Sulsel adalah Malili, Masamba, Toraja Utara, Makale, Enrekang, Pangkajene, Sengkang, Soppeng, Sinjai, Bantaeng, Watansawitto, Belopa, Benteng, dan Pamatata. Mengacu pada Perda No 9 Tahun 2009 tentang RTRWP Sulawesi Selatan, Teluk Bone dan sekitarnya merupakan kawasan andalan dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata dan pertambangan. Daerah Bulukumba- Watampone dan sekitarnya merupakan kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata, perikanan dan perdagangan.
Pola Ruang Provinsi
Secara keseluruhan kawasan lindung di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 2.083.950 hektar, atau 44,96% dari total luas wilayah daratnya. Rincian fungsi kawasan adalah sbb:
Budidaya : 1.909.226 Ha Hutan Produksi : 641.846 Ha
Gambar 3.1 Peta Strktur ruang Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008-2028Potensi perikanan tangkap di Teluk Bone mencapai 144.320 ton/tahun, atau 23% dari potensi total Sulawesi Selatan. Lokasi pengembangan rumput laut di pantai timur Sulawesi Selatan terdapat di Kabupaten Sinjai seluas 335 ha dan di Kabupaten Bulukumba seluas 857,89 ha. Lokasi-lokasi pengembangan komoditi udang di pesisir Teluk Bone terdapat di Kabupaten Bone seluas 8.401,13, ha dan Kabupaten Wajo seluas 9.100,43 ha.
Terdapat 33 kawasan strategis yang telah ditetapkan pada RTRWP Sulawesi Selatan, 5 di antaranya terdapat di pesisir Teluk Bone yaitu:
Kawasan Penambangan Minyak, yaitu Blok Bone di Teluk bone, Blok Bone Utara di Kabupaten Luwu Utara, Luwu dan Palopo, Blok Sengkang di Kabupaten Wajo, Tana Toraja, Sidrap, Soppeng, Bone dan Kota Parepare, Blok Kambuno di laut Kabupaten Bone, Sinjai dan Bulukumba, Blok Selayar Kabupaten Bulukumba dan Selayar, dan Blok Karaengta di kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar dan SelayarKebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup, melalui upaya pengaturan keseimbangan kawasan lindung (daerah aliran sungai, daerah resapan air, ruang terbuka hijau, hutan lindung dll), sistem pusat-pusat permukiman (termasuk didalamnya permukiman skala besar), serta arahan sistem jaringan prasarana wilayah (sistem transportasi, pengendalian banjir, penyediaan air baku, sistem pembuangan limbah) dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Pembangunansektoral yang berbasis ruang perlu mengacu pada rencana tataruang yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergi dan efisiensipembangunan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya konflikpemanfaatan ruang antar sektor yang berkepentingan dan dampak merugikanpada masyarakat luas. Selain itu perlu dipertimbangkan kondisi pasar atau trend yang lagi berkembang di masyarakat, karena tidak dapat dipungkiri penataan ruang banyak dibentuk oleh konsisi pasar.
Dalam Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, arah kebijakan penataan ruang:
1. Penataan dan penyebaran penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan; 2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia; 3. Pembentukan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah yang mendukung perkembangan industri, pertanian dan pariwisata berdasarkan potensi lokal; 4. Penyediaan prasarana wilayah untuk lebih mendorong iklim investasi produktif sesuai kebutuhan masyarakat melalui pengembangan dan penyediaan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan;
6. Pengembangan kawasan budidaya melalui optimalisasi fungsi kawasan dalam
mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat; 7. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kabupaten yang lestari, produktif, efisien, dan berdaya saing tinggi; dan peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
Dalam struktur pola ruang dibentuk pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: (1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang terdiri atas :
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL); Kawasan Perkotaan Pangkajene di Kecamatan Maritengngae
b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp); PKLp Lawawoi di Kecamatan Watang Pulu yang merupakan kawasan pengembangan agropolitan pertanian dan peternakan yang ditunjang oleh industri beserta sarana dan prasarana penunjangnya;
PKLp Rappang di Kecamatan Panca Rijang yang merupakan kawasan agropolitan perkebunan dan peternakan; dan PKLp Tanru Tedong di Kecamatan Dua Pitue yang merupakan kawasan agropolitan pertanian dan peternakan yang ditunjang oleh industri beserta sarana dan prasarana penunjangnya.
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); Kawasan Perkotaan Lancirang di Kecamatan Pitu Riawa yang merupakan kawasan pengembangan komoditas pertanian dan pusat pengembangan industri kecil dan menengah;
Kawasan Perkotaan Empagae di Kecamatan Watang Sidenreng yang merupakan kawasan pengembangan komoditas pertanian, perikanan dan peternakan beserta sarana dan prasarana penunjangnya; dan
Kawasan Perkotaan Amparita di Kecamatan Tellu LimpoE yang merupakan kawasan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Meliputipusat-pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa, terdiri atas:
PPL Baranti di Kecamatan Baranti; PPL Kulo di Kecamatan Kulo;
3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis,
III -
9 Gambar 3. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Sidenreng Rappang termasuk dalam WPS 9 Pusat Pertumbuhan Terpadu Makassar-Parepare-Mamuju dengan arahan pembangunan:
1. InfrastrukturJalan PengembanganJalanarteriprimer PengembanganJalanAksesPariwisataLondadanPangli-Lo'ko'mata8km
2. Infrastruktur SDA Penyediaan air baku
3. InfrastrukturPermukiman PeningkatanInfrastrukturpengolahanairlimbah
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
PembangunanSPAMIKK
3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah,
Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun masa RPJMD berkenaan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan tingkat urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan sesuai dengan waktu atau tahun perencanaan yang dimaksud dalam tahapan RPJMD. Kebijakan tahunan yang belum terlaksana tentu akan tetap dilanjutkan dan mendapat perhatian pada tahun berikutnya disamping kebijakan prioritas tahun berjalan.
Kesinambungan dari satu periode ke periode tahun berikutnya harus terjaga dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD, walaupun prioritas penekanan kebijakan pada setiap tahun atau tahapan berbeda-beda. Program-program operasional SKPD yang dimaksudkan untuk memenuhi penyelenggaraan semua urusan pemerintahan tetap berjalan dengan penekanan prioritas yang lebih rendah. Disamping itu arah kebijakan pembangunan daerah diharapkan akan mengarah pada pengelolaan keuangan yang makin berkualitas, sehingga dapat meraih dan mempertahankan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari tahun ke tahun.
Kebijakan pembangunan yang terkait dengan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya:
I. Tahun 2014 diarahkan pada Pembangunan infrastruktur wilayah
a) Peningkatan jalan dan jembatan
b) Pemeliharaan jalan dan jembatan
c) Percepatan pembangunan sanitasi dan air bersih
d) Penataan kondisi dan kebutuhan pengembangan infrastruktur wilayah
II. Tahun 2016 diarahkan pada Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Wilayah
a) Pembangunan dan pemeliharaan jalan Kabupaten dan Kecamatan
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III -
3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. tahun 2012 Tentang Kawasan Kumuh
4. Zona Tellu limpoe, Panca lautang
3. Zona Watang Pulu
2. Zona Panca rijang, Baranti, Kulo
1. Zona Maritengngae, watang sidenreng
Pangkajene kec. Maritengngae dan sekitarnya, meliputi IKK Bilokka Kec.Panca lautang, IKK Kec. Tellu Limpoe, IKK Rappang Kec. Panca Rijang dan IKK tanrutedong kec. Dua Pitue. Sistem pelayanan di Kabupaten sidenreng rappang dibagi dalam 6 zona yaitu:
i. Rencana sistem pelayanan Rencana sistem pelayanan PDAM Kab. Sidenreng Rappang mencakup wilayah kota
3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM), berisikan:
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III -
b) Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah
j)
h) Peningkatan dan pengembangan infrastruktur wilayah i) Percepatan pertumbuhan wilayah dan kawasan strategis
III. Tahun 2017-2018 diarahkan pada
g) Peningkatan kawasan perkotaan, pengembangan permukiman dan perumahan
f) Pengembangan kawasan cepat tumbuh
e) Pengembangan jaringan informasi dan perhubungan
d) Perintisan kawasan industri terpadu
c) Peningkatan kapasitas terminal angkutan darat
3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP), berisikan: Dokumen Rencana Kawasan Permukiman (RKP) masih dalam proses penyusunan.
5. Zona Pitu Riawa, dua pitue
6. Zona Pitu Riase Masing-masing zona terbagi dalam beberapa sub-zona.
Wilayah pembagian air bersih kota pangkajene tidak ada pembagian Zona baru. Hal Ini dikarenakan pembagian wilayah/zona sudah men-cover keseluruhan wilayah di Kabupaten sidenreng rappang.Rencana sistem pelayanan lebih mengarah pada upratring IPAM eksisting maupun penambahan jaringan perpipaan. ii. Rencana Pengembangan SPAM
Pada kawasan perkotaan pengembangan jaringan air bersih melalui sistem jaringan pipa yang dapat dikelola oleh PDAM/Swasta, maka dapat dimanfaatkan potensi sumber air baku yang berasal dari sungai dan mata air serta melalui sistem pengeboran (sumur bor). Potensi air baku yang berasal dari sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang cukup banyak dan sangat potensial, sehingga hal ini masih perlu didahului dengan kegiatan study kelayakan.
Oleh karena itu, perencanaan dan penanganan potensi sumber air baku di Kabupaten Sidenreng Rappang perlu diselaraskan kedalam program pengembangan antar sektor-sektor yang terkait dengan potensi tersebut. Disamping itu, penanganan dan pengelolaannya tidak dapat dilakukan berdasarkan batasan administrasi wilayah untuk mendapatkan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien dalam hal pembangunan hingga pemamfaatan unsur-unsur yang terkait dalam investasi pembangunan dan pengembangannya.
Pada kawasan perdesaan penyediaan air bersih melalui sisten Instalasi Pengelolaan Air Bersih Sederhana secara kelompok/komunal dengan sumber air baku utama lebih diarahkan pada air tanah yang relative tidak memerlukan biaya pengolahan yang relative besar.
Terpenuhinya penyediaan air bersih dari segi kuantitas dan kualitas adalah sangat penting untuk memungkinkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup untuk fasilitas sanitasi dan untuk keperluan sehari-hari lainnya yang layak, memungkinkan dilaksanakannya cara-cara hidup yang hygienis sehingga akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat pada umumnya.
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III - Untuk lebih efisien dalam penggunaan/pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sidenreng Rappang dianjurkan : Perbaikan pada pipa-pipa distribusi yang mengalami kebocoran.
Supaya lebih ditingkatkan lagi pelayanan pemenuhan kebutuhan airnya, dengan cara memperbanyak sambungan-sambungan pipanya ke masyarakat, supaya seluruh masyarakat dapat menikmati air bersih dari PDAM. Dasar pertimbangan kebutuhan sistem air bersih antara lain : Satuan kebutuhan air Proporsi pelayanan sambungan langsung dan kran umum. Proporsi pelayanan domestic dan non domestic Untuk pengembangan dan peningkatan cakupan pelayanan, PDAM Kabupaten Sidenreng
Rappang menyusun dan melaksanakan program berupa penambahan jaringan perpipaan distribusi dan sambungan rumah. iii. Rencana penurunan kebocoran air minum
Belum mencantumkan rencana kebocoran air minum
3.2.3. Strategi Sanitasi Kota (SSK), i. Kerangka kerja pembangunan sanitasi
Dalam kerangka kerja pembangunan Strategi Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat rumusan visi dan misi sanitasi yaitu Terwujudnya Sanitasi
yang layak dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif menuju Sidenreng Rappang yang maju dan terkemuka tahun 2018.
ii. Tujuan, sasaran dan strategi sanitasi
Tujuan dan strategi sanitasi terdiri dari :
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III -
III -
Tabel 3.1Tujuan dan strategi sanitasi
Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan persampahan Pengoperasian TPA Patomm dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill Tahun 2014 Meningkatkan cakupan layan dari 10,7% menjadi 48,5% tahun 2018 Tersusunnya perencanaan dan pengelolaan sampah secara terpadu dan komperehensive
Meningkatkan cakupan pelayanan air
Terbangunn ya MCK Komunal
Terbangunnya MCK Komunal dari 1,2% menjadi 5% di
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standar pelayanan minimal
Jumlah RT yang memiliki tangki septik aman 39.828 RT tahun 2018
Meningkatkan jumlah jamban keluarga dari 72% menjadi 85% di tahun 2018, dimana tangki septik aman dari 51,4% menjadi 60%
Mengefektifkan pelaksanaan Perda no. 12 tahun 2012 dan Perbup No. 12 tahun 2012 Penyusunan dokumen rencan teknis dan manjemen persampahan tahun 2015
Pengurangan Timbulan Sampah semaksimal mungkin yang dimulai dari sumbernya Peningkatan pemahaman masyarakat akan 3R dan ujicoba pengembangan replikasi 3R di daerah pemukiman Tahun 2014
TUJUAN SASARAN STRATEGI PERNYATAAN SASARAN
Peningkatan kesadaran masyarakat dan akses layanan terhadap pelayanan infrastruktur air limbah baik on site system maupun off site system
Tersusunnya Regulasi sub sektor air limbah tahun 2015
Penyusunan Regulasi sub sektor air limbah tahun 2015
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dalam penanganan air limbah
Tersusunnya Master plan air limbah tahun 2015
Penyusunan perencanaan pengelolaan air limbah secara terpadu dan komperehensive
INDIKATOR SASARAN Tersedianya perencanaan sektor sanitasi yang terpadu dan menyeluruh dan merupakan komitmen bersama bagi terselenggaranya tata kelola sanitasi yang baik dan didukung sepenuhnya oleh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
SASARAN STRATEGI TUJUAN PERNYATAAN
INDIKATOR SASARAN SASARAN tahun 2018 di area yang mampu limbah yang berisiko sangat melayani dikelola secara tinggi dan berisiko 5560 jiwa di langsung oleh tinggi dari sub 18 desa masyarakat sektor air limbah kelurahan yang merupakan daerah berisiko sangat tinggi dan tinggi sub sektor air limbah
Terbangunnya IPLT terbangunny Peningkatan untuk skala kota a IPLT skala kinerja SKPD dengan sasaran Kota pada dalam 32.215 jiwa pada tahun 2016 pengelolaan air tahun 2016 limbah Pembangunan IPAL Terbangunn Peningkatan Skala Kawasan 5 ya IPAL kinerja SKPD unit Tahun 2017 Skala dalam
Kawasan 5 pengelolaan air unit dan limbah
IPAL Komunal Tahun 2017 luas genangan
Mengurangi luas genangan air Berkurangya 50% luas Penyiapan Rencana Induk pada tahun 2018 baik di perkotaan maupun di genangan baik di sistem drainase yang terpadu tinggal 750 Ha perdesaan di Kab. Sidenreng perkotaan maupun di antara sistem drainase utama, Rappang perdesaan Tahun 2018 lokal dengan pengaturan dan pengolahan sungai
Penyiapan prioritas optimalisasi sistem
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III - Membangun saluran drainase Terbebasnya Saluran Pemeliharaan Pengembangan kapasitas secara terstruktur dan drainase dari sampah drainase yang operasi dan pemeliharaan pelibatan masyarakat dalam untuk meningkatkan melibatkan sarana dan prasarana pemeliharaan fungsi saluran sebagai partisipasi aktif terbangun pemutus air masyarakat di area berisiko tinggi dan sangat tinggi di 14 desa/kelurahan
Pembangunan Saluran Terbangunnya Drainase primer Saluran Drainase sepanjang 9 Km Tahun primer sepanjang 9 Pembangunan Saluran Km sampai dengan Pembangunan 2018 Drainase Sekunder Saluran Drainase Tahun 2018 Sekunder Tahun
2018 Meningkatkan Kapasitas Terjalinnya kerjasama Keterlibatan pihak Peningkatan koordinasi dengan Kelembagaan Pengelola antara pihak swasta dalam instansi terkait dan pihak swasta prasarana dan sarana pemerintah dan swasta pembangunan/pem
Pengembangan kapasitas SDM drainase, swasta/dunia usaha dalam pengelolaan eliharaan saluran dan peran serta masyarakat drainase drainase
3.2.4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), berisi:
Berdasarkan data pada Dokumen RTBL Kawasan Datae diperoleh data sebagai berikut: ii. Program Bangunan dan lingkungan meliputi : Analisis kawasan dan wilayah perencanaan Analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat Konsep dasar perencanaan tata bangunan dan lingkungan iii. Rencana umum terdiri dari:
Struktur peruntukan lahan Intensistas pemanfaatan lahan Tata bangunan Sistem sirkulasi dan jalur penghubung Sistem ruang terbuka dan tata hijau Tata kualitas lingkungan
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III -
III -
Sistem prasarana dan utilitas Panduan rancangan merupakan penjelasan rinci atas rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui pengembangan komponen rancangan kawasan, kavling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan. iv. Rencana investasi
Rencana investasi meliputi: Program investasi jangka menengah Program investasi yang disusun tidak hanya meliputi pembangunan yang akan dibiayai oleh pemerintah dari berbagai sektor, daerah dan pyusat, tetapi terutama yang akan dapat dibiayai oleh dunia usaha danm amsyarakat
Pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah dan waktu pelaksanaan
3.2.5. Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya,
Dari dokumen rencana pembangunan keciptakaryaan diperoleh kesimpulan sbb:
Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TDK) ARAHAN
PEMBANGUNAN
INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. RKP Dalam proses penyusunan
2. RISPAM ada Rencana sistem pelayanan PDAM Kab. Sidenreng Rappang mencakup wilayah kota Pangkajene kec. Maritengngae dan sekitarnya, meliputi IKK
Pelayanan PDAM yang optimal di Kab. Sidenreng Rappang mencakup wilayah kota Pangkajene kec. Maritengngae dan sekitarnya, meliputi
IKK Bilokka Kec. Panca lautang, IKK Kec. Tellu Tersebar di kab.
Sidrap
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
Bilokka Kec. Panca Limpoe, IKK Rappang lautang, IKK Kec. Kec. Panca Rijang dan Tellu Limpoe, IKK IKK tanrutedong kec. Rappang Kec. Dua Pitue. Sistem Panca Rijang dan pelayanan di
IKK tanrutedong Kabupaten sidenreng kec. Dua Pitue. rappang dibagi dalam Sistem pelayanan 6 zona di Kabupaten sidenreng rappang dibagi dalam 6 zona 3. SSK ada Pembangunan Tercapaianya 100% RT Tersebar di Kab. sarana dan bersanitasi sidrap prasarana sanitasi untuk pencapaian target Universal Access 100-0-100
4. RTBL Ada Pembangunan Pembangunan Jalan Kawasan Wisata Segmen wisata, lingkungan, talud, datae segemen agro, Penerangan lampu segemen hunian jalan, saluran pembuangan, prasarana air limbah. Prasarana air bersih
DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022
III -