LAPORAN PENELITIAN PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PAKERISAN KABUPATEN GIANYAR SEBAGAI UPAYA MENGKOMUNIKASIKAN MAKNA TINGGALAN ARKEOLOGI DALAM KONTEKS KEKINIAN.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN
HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI (DAS) PAKERISAN KABUPATEN GIANYAR
SEBAGAI UPAYA MENGKOMUNIKASIKAN MAKNA
TINGGALAN ARKEOLOGI DALAM KONTEKS KEKINIAN

PENELITI:

1.
2.

ZURAIDAH, S.S., M.Si / NIDN 0027088103
COLETA PALUPI TITASARI, S.S., M.Si / NIDN 0007037405

PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
NOPEMBER 2015


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................ iii
PRAKATA .................................................................................................... v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..................................... 7
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 9
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 12
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 37

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 39
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 40

LAMPIRAN AKHIR ………………………………………………………. 52

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Berlimpahnya tinggalan arkeologi yang terdapat di DAS Pakerisan,
banyak dimanfaatkan sebagai tempat tujuan pariwisata budaya. Pemanfaatan
cagar

budaya

dalam

bentuk

pariwisata


budaya

harus

benar-benar

mempertimbangkan aspek kelestarian dari cagar budaya itu sendiri, karena tidak
bisa dipungkiri bahwa industri pariwisata sering bersebrangan dengan kaidahkaidah pelestarian cagar budaya.

Melihat latarbelakang di atas maka penelitian

ini berupaya menelusuri sistem pengelolaan situs arkeologi di DAS Pakerisan
yang sudah berjalan selama ini, dan sejauhmana sistem pengelolaan tersebut
efektif pada ketersampaian makna tinggalan arkeologi yang dipahami masyarakat
dalam konteks kekinian.
Penelitian ini berusaha merealisasikan secara sistematis sebuah model
pengelolaan dengan pendekatan konsep Cultural Resource Management (CRM).
Ketakutan punahnya data-data warisan leluhur dan pudarnya semangat
konservasif masyarakat kita pada saat ini memerlukan strategi dan motivasi
khusus untuk menghasilkan sebuah solusi. Persoalan pemanfaatan adalah

problematika umum yang biasa terjadi pada setiap pengelolaan sumber daya
arkeologi. Banyaknya kepentingan yang mendasari sebuah pengelolaan tidak
jarang menjadi penyebab biasnya pola pengembangan dari kaidah pelestarian
warisan budaya. Sehingga nantinya penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi

37

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi pada beberapa data yang diperoleh di lapangan,
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pada objek penelitian yaitu Candi
Pegulingan, Tirta Empul, Candi Gunung Kawi, Candi Mengening, dan Goa Gajah
dikelola sepenuhnya oleh masing-masing desa adat yang secara administrasi
melingkupi objek arkeologi tersebut. Sedangkan Balai Pelestari Cagar Budaya
menangani dan bertanggungjawab terhadap masalah pelestarian dan perlindungan
benda cagar budaya yang ada di masing-masing objek. Pengembangan
kepariwisataan dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar.


52