UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS V SD IMMANUEL MEDAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)
DI KELAS V SD IMMANUEL MEDAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar
Oleh :
FRIDAWATI R. T
108 113 029
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan salah
satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PGSD – S1 Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS
(Think Pair Share) di kelas V SD Immanuel Medan TA. 2011/2012”. Dalam
penyusunan dan penulisan skripsi ini , penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rektor UNIMED yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan .
Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman
Simare-mare, M.S selaku Pembantu Dekan II.
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED, Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku sekretaris Jurusan
PPSD FIP UNIMED.
4. Ibu Dra. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, Ibu Dra. Eva Betty S, M.Pd, dan Ibu Dra.
Mastiana Ritonga, M.Pd selaku dosen Penyelaras/ Penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan sripsi ini.
6. Seluruh dosen – dosen Akademik dan seluruh tenaga Administrasi FIP UNIMED
7. Ibu Herimawaty Hutabarat, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Immanuel Medan
dan Miss Marta Pasaribu, S.S, selaku guru bahasa Inggris kelas V SD Immanuel
Medan serta Bapak / Ibu Guru dan Siswa yang membantu penulis selama
penelitian.
8. Teristimewa, tercinta dan tersayang Penulis sampaikan kepada kedua Orang tua
saya, Ayahanda R. Tambunan dan Ibunda St. H. Hutabarat, S.Pd sebagai rasa
hormat, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas pengorbanan,
ii
dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat
menyelesaikan studi di UNIMED.
9. Kepada adik-adik saya Febrina
Susilawati Tambunan, Immanuel
Herbert
Tambunan dan Jois Kartini Tambunan serta seluruh keluarga besar penulis yang
telah memberikan dorongan dan doanya.
10. Buat teman-temanku NHKBP-Sidorame, MCS (Medan Chamber Singers) juga
“pinokio” yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
11. Kepada teman-temanku seperjuangan Eka, Yuli, Bayu, Asni, Rati yang selalu
bersama- sama menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih juga
buat teman-temanku juga Sri, Octa, Erni. Buat PKK ku kak Lasma Butar-Butar,
terima kasih atas bimbingan rohaninya.
12. Buat teman-teman kelas A1-Reg PGSD S1 2008 yang telah banyak membantu
dan memberika motivasi selama perkuliahan hingga akhir.
13. Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, motivasi dan doanya.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, penulis tidak dapat
membalasnya, kiranya Tuhan Yesus yang akan membalasnya.Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan baik kata-kata maupun susunan
kalimatnya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membantu demi kesempurnaan skripsi ini.Akhirnya penulis dengan penuh harapan
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya,
penulis mengucapkan terimakasih.
Medan ,
Juni 2012
Penulis
FRIDAWATI R. T
NIM : 108113029
iii
ABSTRAK
FRIDAWATI R. T, NIM 108113029, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Model Pembelajaran TPS (Think Pair
Share) di Kelas V SD Immanuel Medan Tahun Ajaran 2011 / 2012. Jurusan PPSD
Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara
siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada pelajaran
Bahasa Inggris di kelas V SD Immanuel.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Objek penelitian dalam
skripsi ini adalah antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, pelafalan bunyi bahasa,
ketepatan intonasi, pemilihan kata, penyusunan kalimat, ketenangan, kesopanan,
kekompakan, dan topik pembicaraan. Subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa.
Berdasarkan Observasi hasil penelitian persentase tingkat kemampuan berbicara
siswa meningkat dari 41 orang siswa terdapat 24,4% siswa yang memiliki kemampuan
berbicara sangat baik, 61% siswa yang memiliki kemampuan berbicara baik, dan 14,6
siswa tingkat kemampuan berbicara cukup. Persentase hasil tingkat ketuntasan
kemampuan berbicara siswa dari 41 orang siswa pada siklus I pertemuan I mencapai
24,4% siswa yang tuntas dan 75,6% siswa tidak tuntas. Siklus I pertemuan II terdapat
41,5% siswa yang tuntas dan 58,5% siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II pertemuan I
terdapat 58,5% siswa yang tuntas dan 41,5% siswa yang tidak tuntas sedangkan pada
siklus II pertemuan II meningkat menjadi 100% atau 41 orang siswa yang tuntas.Dengan
demikian dengan menggunakan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.............................................................................. .
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................
vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... .....
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ........................................................
5
1.3
Batasan Masalah .............................................................
5
1.4
Rumusan Masalah ...........................................................
5
1.5
Tujuan Penelitian ............................................................
6
1.6
Manfaat Penelitian ..........................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Kerangka Teori ...............................................................
7
2.1.1 Kemampuan Berbicara ...............................................
7
2.1.2 Tujuan Berbicara ........................................................
9
2.1.3 Pengajaran Berbicara ..................................................
10
2.1.4 Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) .............
10
iv
2.1.5 Langkah-Langkah Penggunaan Pembelajaran dengan
TPS (Think Pair Share) ...............................................
12
2.1.6 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
TPS (Think Pair Share) ..............................................
16
2.1.7 Pembelajaran Bahasa Inggris di SD ............................
17
2.2
Kerangka Berfikir ..........................................................
21
2.3
Hipotesis Tindakan .........................................................
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian ...............................................................
23
3.2
Subjek Penelitian ............................................................
23
3.3
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
23
3.4
Defenisi Operasional Variabel ........................................
23
3.5
Desain Penelitian ............................................................
24
3.6
Prosedur Penelitian .........................................................
24
a.
Siklus I ................................................................
25
b.
Siklus II ...............................................................
27
3.7
Pengumpul Data .............................................................
28
3.8
Teknik Analisis Data.......................................................
31
3.9
Jadwal Penelitian ............................................................
33
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ...............................................................
34
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian...........................................
65
v
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.....................................................................
70
5.2
Saran ..............................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
73
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I
Pertemuan I....................................................................................
37
Tabel 2 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
Pertemuan I....................................................................................
39
Tabel 3: Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan I.............................................................. 41
Tabel 4 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I
Pertemuan II ……………………………………………………… 45
Tabel 5 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
Pertemuan II……………………………………………………… 47
Tabel 6 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan II……………….……………..............
49
Tabel 7 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II
Pertemuan I………………………………………………………
53
Tabel 8: Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II
Pertemuan I………………………………………………………
55
Tabel 9 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus II Pertemuan I……………….……………………..
56
Tabel 10 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II
Pertemuan II……………………………………………………… 60
Tabel 11 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II
Pertemuan II……………………………………………………… 62
Tabel 12 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
vii
Siswa Siklus II Pertemuan II……………….……………………
63
Tabel 13 : Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Kemampuan Berbicara
Pada Siklus I & II ………………………………………………… 65
Table 14 : Rekapitulasi Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Pada
Siklus II & II……………………………………………………… 67
Tabel 15 : Rekapitulasi Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Pada Siklus I & II................................................................... 69
viii
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan I…………………………………..
40
Gambar 2 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan I……………………….................
41
Gambar 3 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II…………………………………
48
Gambar 4 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II………………………..................
49
Gambar 5 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II………………………………
56
Gambar 6 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II……………..........................
57
Gambar 7 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II…………………………………
63
Gambar 8 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II……………………….............
64
Gambar 9 : Rekapitulasi Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan
Berbicara Siswa pada Siklus I & II...............................................
68
Gambar 10 : Rekapitulasi Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan
Berbicara Siswa pada Siklus I&II……………………................
69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa dalam Sampel Penelitian………………….
74
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………….…………
75
Lampiran 3 : Lembar Observasi Siswa………………….…………………….
77
Lampiran 4 : Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1………………….……….
78
Lampiran 5 : Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2………………….……….
80
Lampiran 6 : Hasil Observasi Guru Siklus I………………….……………….
82
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Siklus II………………….………………
84
Lampiran 8 : Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1…….………………
86
Lampiran 9 : Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2…………………….
88
Lampiran 10 : Hasil Observasi Guru Siklus II…………………….……………
90
Lampiran 11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I dan II…………….
92
Lampiran 12 : Gambar Pelaksanaan Penelitian………….……………………...
94
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris berorientasi pada
hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris. Hakikat belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Hakikat belajar sastra adalah memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan demikian, hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris ialah peningkatan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.
Pembelajaran Bahasa Inggris yang diberikan kepada para siswa meliputi empat aspek,
yaitu menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writting). Di
antara keempat aspek tersebut dalam makalah ini, penulis hanya memfokuskan pada aspek
berbicara (speaking). Aspek berbicara ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses
berkomunikasi secara lisan. Dengan belajar berbicara siswa belajar berkomunikasi.
Menurut Nuraeni (2002), “Kemampuan berbicara tidak dinyatakan secara eksplisit tetapi
dinyatakan secara implisit pada tema.” Akibatnya kalau guru kurang benar-benar memberikan
perhatian terhadap keterampilan berbicara itu, mungkin akan terabaikan pengajarannya.
Kemungkinan guru akan lebih menekankan keterampilan berbahasa tertulis dan mengabaikan
keterampilan berbahasa lisan.
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari
1
pembicara kepada pendengar. Si pembicara berdudukan sebagai komunikator sedangkan
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh
pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan
demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan.
Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal ini bermakna bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang efektif sehingga orang lain
(pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif pula.
Untuk dapat menjadi seorang pembicara efektif, tentu dituntut kemampuan menangkap
informasi secara kritis dan efektif. Karena dengan memiliki keterampilan menangkap informasi
secara efektif dan kritis, pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan berbicara
(pendengar), sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara
secara efektif.
Berbicara mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula
mengenai aktivitas menyimak. Tentu hal tersebut berkenaan dengan kegiatan menyimak tepat
guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu, para siswa perlu dilatih sejak dini mengenai upaya
menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula.
Menurut Nuraeni (2002), “Banyak orang beranggapan berbicara adalah suatu pekerjaan
yang mudah dan tidak perlu dipelajari.” Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan ini
ada benarnya, namun pada situasi resmi pernyataan tersebut tidak berlaku. Kenyataannya tidak
semua siswa yang berani dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang
terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Inggris merasa
perlu melatih siswa untuk berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah
menumbuhkan keberanian siswa untuk berbicara.
Berdasarkan pengalaman di lapangan (empiris) diketahui bahwa kemampuan berbicara
siswa kelas V SD Immanuel Medan dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini diketahui
berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggrisnya yang menyatakan rendahnya
kemampuan siswa kelas V tersebut dalam hal berbicara. Dari data yang ada menunjukkan dari
hasil perolehan nilai tersebut dari jumlah siswa 41 orang, hanya 36,59% (15 siswa) yang
mendapat nilai 60 ke atas (batas ketuntasan guru), sedangkan sisanya atau sebanyak 63,41% (26
siswa) mendapat nilai di bawah 60. Selain itu, dari tugas sebelumnya yang diberikan oleh guru
tidak menampakkan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris dan hasil observasi awal, dapat
diidentifikasi penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa yakni: (1) sikap dan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran berbicara rendah, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris
siswa merasa takut dan malu saat ditugasi untuk tampil berbicara di depan teman-temannya, (2)
siswa kurang terampil berbicara sebagai akibat dari kurangnya latihan yang diberikan oleh guru,
sebab kegiatan berbicara selama ini masih kurang mendapat perhatian sehingga penguasaan
kosakata siswa pun kurang, (3) pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan
masih konvensional karena masih bertumpu pada buku pelajaran. Ketergantungan pada buku
pelajaran tersebut menyebabkan guru enggan untuk mengubah kebiasaan yang dilakukan guru.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara, diperlukan model
pembelajaran yan efektif, yang lebih menekankan pada aktivitas belajar aktif dan kreativitas para
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh pendapat Nurhatim dalam
Henry Guntur Tarigan (2007:45) yang mengatakan bahwa penggunaan suatu model
pembelajaran yang memiliki arti penting sebagai variasi pembelajaran, dengan tujuan siswa
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Untuk itu guru perlu mengubah model pembelajaran selama ini bersifat konvensional, dengan
penerapan model pembelajaran oleh Frank Lymn dalam Trianto (2009:81) penerapan pengajaran
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas ialah think pair share (TPS). Model
pembelajaran ini merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa yaitu berpikir berpasangan berbagi.
Dengan menggunakan model pembelajaran think pair share ini diharapkan dapat
mengubah model pembelajaran dalam pengajaran konvensional menjadi pengajaran yang efektif
dan menyenangkan. Keuntungan dari think pair share yakni optimalisasi partisipasi siswa,
membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik
kesimpulan, serta mengembangkan kemapuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu
materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba membuat penelitian melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think
Pair Share) di kelas V SD Immanuel Medan TA. 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah, antara lain :
1. Siswa kurang percaya diri untuk mengungkapkan pikirannya.
2. Rendahnya penguasaan kosa kata.
3. Guru kurang mengaktifkan siswa.
4. Metode pembelajaran guru yang bersifat konvensional.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dibatasi masalah penelitian pada penggunaan
model pembelajaran TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan siswa berbicara.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat Meningkatkan
Kemampuan Berbicara siswa pada Pelajaran Bahasa Inggris di kelas V SD Immanuel Medan
TA. 2011/2012?”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran TPS (Think
Pair Share) dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Immanuel Medan
Tahun Ajaran 2011/2012.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan agar siswa lebih kreatif lagi dalam menuangkan ide, gagasan
serta pikirannya dalam berbicara.
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif pilihan penggunaan teknik, sehingga guru lebih kreatif lagi dalam
mengembangkan dan menggunakan teknik pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang disajikan tempat penelitian.
4. Bagi Peneliti
Menambah
wawasan
bagi
peneliti
dan
sebagai
bekal
untuk
meningkatkan
profesionalisme untuk calon guru dimasa yang akan datang dan ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh model pembelajaran Think Pair Share dalam meningkatkan
kemampuan berbicara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Immanuel
Medan di kelas V. Di mana pembelajaran ini dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran think pair share untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam
proses belajar mengajar. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, di mana siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan siklus kedua juga dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan.
Untuk mendapat data yang konkrit dari siswa dan guru, digunakan instrumen berupa
observasi kegiatan belajar Bahasa Inggris yang terdiri dua observasi yaitu observasi untuk
mengetahui kemampuan individu (siswa) dan observasi untuk mengetahui kemampuan
keseluruhan siswa setelah melakukan tindakan. Dan lembar observasi guru untuk mengetahui
keterampilan yang diperoleh pada saat mengajar berlangsung dan observasi siswa digunakan
untuk melihat keterampilan berbicara siswa secara individu dan keseluruhan (klasikal).
1.1.1 Deskripsi Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa
A. Deskripsi Siklus I
1. Pertemuan I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas V peneliti menyiapkan :
1. RPP menggunakan think pair share (TPS)
34 dalam penelitian, berupa lembar observasi
2. Menyiapkan instrumen yang digunakan
untuk siswa dan guru.
3. Menyiapkan lembar kerja siswa yakni teks pecakapan tentang “Neighbours” dan
mengembangkan skenario.
b. Pelaksanaan
Langkah tindakan peneliti saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas V
adalah :
1.
Guru melaksanakan apersepsi, untuk mengetahui kondisi kesiapan siswa.
2.
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
pembelajaran (teks percakapan).
3.
Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 2 siswa perkelompok.
4. Guru memberikan tugas kelompok siswa.
5. Guru memantau dan memberi bimbingan pada kegiatan siswa.
6.
Guru menyuruh siswa mempresentasikan kegiatan belajar ke depan kelas.
7. Guru memantau kegiatan siswa selama proses persentase.
8. Guru memberi bimbingan siswa dalam menyimpulkan hasil kerja kelompok
siswa. Tindakan ini dilakukan selama 2 x pertemuan.
c. Observasi
Observer pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah guru bahasa
Inggris kelas V SD Immanuel Medan. Setelah mengobservasi semua kegiatan siswa pada
siklus I, maka ditemukan beberapa hal antara lain :
1.
Banyak siswa yang belum memberikan perhatian dan konsentrasi penuh terhadap
pembelajaran.
2.
Banyak siswa membaca teks percakapan sebagai latihan.
3.
Hanya ada beberapa siswa yang membaca teks percakapan dengan lafal dan
intonasi yang masih rata, tidak perbedaan penggunaan tanda baca.
4.
Beberapa siswa terlihat cuek dan bosan terhadap kegiatan pembelajaran.
5.
Banyak siswa yang tidak menguasai pelajaran.
6.
Banyak siswa yang masih takut untuk tampil.
7.
Beberapa siswa giat dan rajin melakukan kegiatan belajar.
Untuk memperoleh data dari proses penelitian ini, peneliti menggunakan responden siswa
dan guru bidang studi Bahasa Inggris di kelas V di awal pelaksanaan penelitian pada siklus I
pada pertemuan ke 1. Adapun aspek penilaian pengamatan tentang kemampuan berbicara
siswa yakni pada aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
No
Indikator
Deskriptor
Skala Penilaian
1
1
Aspek
a. Pelafalan bunyi bahasa
Kebahasaan
b. Ketepatan intonasi
2
3
4
c. Pemilihan kata
d. Penyusunan kalimat
2
Aspek
a. Ketenangan
Nonkebahasaan b. Kesopanan
c. Kekompakan
d. Topik pembicaraan
Berdasarkan hasil dari lembar observasi guru terhadap siswa mengenai indikator
kemampuan berbicara (speaking) siswa , maka dapat dilihat persentase skor tingkat
kemampuan berbicara (speaking) siswa sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Observasi Siklus I (Pertemuan 1)
No.
Kode Siswa
Skor
Siklus I Pertemuan I
%
Kategori
1
001
16
66,7%
Cukup
2
002
17
70,8%
Baik
3
003
8
33,3%
Kurang
4
004
10
41,7%
Kurang
5
005
18
75%
Baik
6
006
10
41,7%
Kurang
7
007
8
33,3%
Kurang
8
008
11
45,8%
Kurang
9
009
23
95,8%
Sangat Baik
10
010
8
33,3%
Kurang
11
011
8
33,3%
Kurang
12
012
12
50%
Kurang
13
013
18
75%
Baik
14
014
15
62,5%
Cukup
15
015
15
62,5%
Cukup
16
016
17
70,8%
Baik
17
017
14
58,3%
Cukup
18
018
12
50%
Kurang
19
019
11
45,8%
Kurang
20
020
12
50%
Kurang
21
021
11
45,8%
Kurang
22
022
10
41,7%
Kurang
23
023
10
41,7%
Kurang
24
024
10
41,7%
Kurang
25
025
12
50%
Kurang
26
026
21
87,5%
Sangat Baik
27
027
11
45,8%
Kurang
28
028
11
45,8%
Kurang
29
029
24
100%
Sangat Baik
30
030
14
58,3%
Cukup
31
031
12
50%
Kurang
32
032
13
54,2%
Kurang
33
033
10
41,7%
Kurang
34
034
11
45,8%
Kurang
35
035
12
50%
Kurang
36
036
15
62,5%
Cukup
37
037
21
87,5%
Sangat Baik
38
038
10
41,7%
Kurang
39
039
8
33,3%
Kurang
40
040
9
37,5%
Kurang
41
041
16
66,7%
Cukup
Jumlah
534
Rata-Rata
13
Dari hasil tabel di atas terdapat siswa yang mengalami tingkat kemampuan berbicara
(speaking) kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Kemampuan berbicara (speaking) siswa
yang tergolong
kurang mencapai hasil persentase skor 33,3% - 54,2%. Kemampuan
berbicara (speaking) siswa yang tergolong cukup mencapai persentase skor 58,3% - 66,7%.
Kemampuan berbicara (speaking) siswa yang tergolong baik mencapai persentase skor 70,8%
- 75%. Kemampuan berbicara (speaking) siswa yang tergolong sangat baik mencapai
persentase skor 87,5% - 100%.
Tabel II
Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara (Speaking) Siswa & Tingkatnya Pada
Siklus I Pertemuan I Secara Klasikal
No
Kategori Penilaian
Siklus I Pertemuan I
Jumlah siswa
%
1
Sangat baik
4
9,8%
2
Baik
4
9,8%
3
Cukup
7
17%
4
Kurang
26
63,4%
41
100%
Jumlah
Dari tabel di atas pada siklus I pertemuan I dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang ,
diperoleh data bahwa 26 orang siswa (63,4%) tingkat kemampuan berbicara (speaking)
tergolong kurang, 7 orang siswa (17%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong
cukup, 4 orang siswa (9,8%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong baik dan 4
orang siswa (9,8%) yang tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong sangat baik.
Diagram I
Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara (Speaking) Siswa Pada
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
70%
60%
50%
Sangat Baik
40%
Baik
30%
Cukup
20%
Kurang
10%
0%
4 orang SB
4 orang B
7 orang C
26 orang K
Dari hasil diagram di atas dapat dilihat persentase tingkat kemampuan berbicara
(speaking) siswa dalam pelajaran bahasa Inggris. Dari 41 orang siswa, 4 siswa (10%) yang
tingkat kemampuan berbicara (speaking) sangat baik, 4 orang siswa (10%) tingkat
kemampuan berbicara (speaking) baik, 7 orang siswa (17%) tingkat kemampuan berbicara
(speaking) cukup dan 26 orang siswa (63%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) kurang.
Tabel III
Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara (Speaking) siswa secara
klasikal Siklus I Pada Pertemuan I
No
Tingkat ketuntasan Kemampuan
Jumlah Siswa
%
Berbicara
1
Tuntas ≥ 65%
10
24,4%
2
Tidak Tuntas ≤ 65%
31
75,6%
41
100%
Jumlah
Dari tabel di atas bahwa dari 41 orang siswa dinyatakan tingkat ketuntasan
kemampuan berbicara dari 10 orang siswa (24,4%) sudah tuntas dan 31 orang siswa (75,6%)
dinyatakan tidak tuntas.
Diagram II
Grafik Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara (Speaking) secara
Klasikal Siklus I Pada Pertemuan I
35
30
25
20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10
5
0
>= 65
= 65
= 65%
PADA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)
DI KELAS V SD IMMANUEL MEDAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar
Oleh :
FRIDAWATI R. T
108 113 029
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan salah
satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PGSD – S1 Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS
(Think Pair Share) di kelas V SD Immanuel Medan TA. 2011/2012”. Dalam
penyusunan dan penulisan skripsi ini , penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rektor UNIMED yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan .
Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman
Simare-mare, M.S selaku Pembantu Dekan II.
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED, Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku sekretaris Jurusan
PPSD FIP UNIMED.
4. Ibu Dra. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed, Ibu Dra. Eva Betty S, M.Pd, dan Ibu Dra.
Mastiana Ritonga, M.Pd selaku dosen Penyelaras/ Penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan sripsi ini.
6. Seluruh dosen – dosen Akademik dan seluruh tenaga Administrasi FIP UNIMED
7. Ibu Herimawaty Hutabarat, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Immanuel Medan
dan Miss Marta Pasaribu, S.S, selaku guru bahasa Inggris kelas V SD Immanuel
Medan serta Bapak / Ibu Guru dan Siswa yang membantu penulis selama
penelitian.
8. Teristimewa, tercinta dan tersayang Penulis sampaikan kepada kedua Orang tua
saya, Ayahanda R. Tambunan dan Ibunda St. H. Hutabarat, S.Pd sebagai rasa
hormat, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas pengorbanan,
ii
dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat
menyelesaikan studi di UNIMED.
9. Kepada adik-adik saya Febrina
Susilawati Tambunan, Immanuel
Herbert
Tambunan dan Jois Kartini Tambunan serta seluruh keluarga besar penulis yang
telah memberikan dorongan dan doanya.
10. Buat teman-temanku NHKBP-Sidorame, MCS (Medan Chamber Singers) juga
“pinokio” yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
11. Kepada teman-temanku seperjuangan Eka, Yuli, Bayu, Asni, Rati yang selalu
bersama- sama menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih juga
buat teman-temanku juga Sri, Octa, Erni. Buat PKK ku kak Lasma Butar-Butar,
terima kasih atas bimbingan rohaninya.
12. Buat teman-teman kelas A1-Reg PGSD S1 2008 yang telah banyak membantu
dan memberika motivasi selama perkuliahan hingga akhir.
13. Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, motivasi dan doanya.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, penulis tidak dapat
membalasnya, kiranya Tuhan Yesus yang akan membalasnya.Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan baik kata-kata maupun susunan
kalimatnya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membantu demi kesempurnaan skripsi ini.Akhirnya penulis dengan penuh harapan
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya,
penulis mengucapkan terimakasih.
Medan ,
Juni 2012
Penulis
FRIDAWATI R. T
NIM : 108113029
iii
ABSTRAK
FRIDAWATI R. T, NIM 108113029, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Model Pembelajaran TPS (Think Pair
Share) di Kelas V SD Immanuel Medan Tahun Ajaran 2011 / 2012. Jurusan PPSD
Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara
siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada pelajaran
Bahasa Inggris di kelas V SD Immanuel.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Objek penelitian dalam
skripsi ini adalah antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, pelafalan bunyi bahasa,
ketepatan intonasi, pemilihan kata, penyusunan kalimat, ketenangan, kesopanan,
kekompakan, dan topik pembicaraan. Subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa.
Berdasarkan Observasi hasil penelitian persentase tingkat kemampuan berbicara
siswa meningkat dari 41 orang siswa terdapat 24,4% siswa yang memiliki kemampuan
berbicara sangat baik, 61% siswa yang memiliki kemampuan berbicara baik, dan 14,6
siswa tingkat kemampuan berbicara cukup. Persentase hasil tingkat ketuntasan
kemampuan berbicara siswa dari 41 orang siswa pada siklus I pertemuan I mencapai
24,4% siswa yang tuntas dan 75,6% siswa tidak tuntas. Siklus I pertemuan II terdapat
41,5% siswa yang tuntas dan 58,5% siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II pertemuan I
terdapat 58,5% siswa yang tuntas dan 41,5% siswa yang tidak tuntas sedangkan pada
siklus II pertemuan II meningkat menjadi 100% atau 41 orang siswa yang tuntas.Dengan
demikian dengan menggunakan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.............................................................................. .
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................
vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... .....
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ........................................................
5
1.3
Batasan Masalah .............................................................
5
1.4
Rumusan Masalah ...........................................................
5
1.5
Tujuan Penelitian ............................................................
6
1.6
Manfaat Penelitian ..........................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Kerangka Teori ...............................................................
7
2.1.1 Kemampuan Berbicara ...............................................
7
2.1.2 Tujuan Berbicara ........................................................
9
2.1.3 Pengajaran Berbicara ..................................................
10
2.1.4 Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) .............
10
iv
2.1.5 Langkah-Langkah Penggunaan Pembelajaran dengan
TPS (Think Pair Share) ...............................................
12
2.1.6 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
TPS (Think Pair Share) ..............................................
16
2.1.7 Pembelajaran Bahasa Inggris di SD ............................
17
2.2
Kerangka Berfikir ..........................................................
21
2.3
Hipotesis Tindakan .........................................................
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian ...............................................................
23
3.2
Subjek Penelitian ............................................................
23
3.3
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
23
3.4
Defenisi Operasional Variabel ........................................
23
3.5
Desain Penelitian ............................................................
24
3.6
Prosedur Penelitian .........................................................
24
a.
Siklus I ................................................................
25
b.
Siklus II ...............................................................
27
3.7
Pengumpul Data .............................................................
28
3.8
Teknik Analisis Data.......................................................
31
3.9
Jadwal Penelitian ............................................................
33
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ...............................................................
34
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian...........................................
65
v
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.....................................................................
70
5.2
Saran ..............................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
73
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I
Pertemuan I....................................................................................
37
Tabel 2 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
Pertemuan I....................................................................................
39
Tabel 3: Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan I.............................................................. 41
Tabel 4 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I
Pertemuan II ……………………………………………………… 45
Tabel 5 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
Pertemuan II……………………………………………………… 47
Tabel 6 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus I Pertemuan II……………….……………..............
49
Tabel 7 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II
Pertemuan I………………………………………………………
53
Tabel 8: Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II
Pertemuan I………………………………………………………
55
Tabel 9 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Siklus II Pertemuan I……………….……………………..
56
Tabel 10 : Persentase Hasil Skor Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II
Pertemuan II……………………………………………………… 60
Tabel 11 : Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II
Pertemuan II……………………………………………………… 62
Tabel 12 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
vii
Siswa Siklus II Pertemuan II……………….……………………
63
Tabel 13 : Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Kemampuan Berbicara
Pada Siklus I & II ………………………………………………… 65
Table 14 : Rekapitulasi Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara Siswa Pada
Siklus II & II……………………………………………………… 67
Tabel 15 : Rekapitulasi Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa Pada Siklus I & II................................................................... 69
viii
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan I…………………………………..
40
Gambar 2 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan I……………………….................
41
Gambar 3 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II…………………………………
48
Gambar 4 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II………………………..................
49
Gambar 5 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II………………………………
56
Gambar 6 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II……………..........................
57
Gambar 7 : Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus II Pertemuan II…………………………………
63
Gambar 8 : Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara
Siswa pada Siklus I Pertemuan II……………………….............
64
Gambar 9 : Rekapitulasi Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan
Berbicara Siswa pada Siklus I & II...............................................
68
Gambar 10 : Rekapitulasi Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan
Berbicara Siswa pada Siklus I&II……………………................
69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa dalam Sampel Penelitian………………….
74
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………….…………
75
Lampiran 3 : Lembar Observasi Siswa………………….…………………….
77
Lampiran 4 : Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1………………….……….
78
Lampiran 5 : Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2………………….……….
80
Lampiran 6 : Hasil Observasi Guru Siklus I………………….……………….
82
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Siklus II………………….………………
84
Lampiran 8 : Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1…….………………
86
Lampiran 9 : Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2…………………….
88
Lampiran 10 : Hasil Observasi Guru Siklus II…………………….……………
90
Lampiran 11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I dan II…………….
92
Lampiran 12 : Gambar Pelaksanaan Penelitian………….……………………...
94
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris berorientasi pada
hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris. Hakikat belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Hakikat belajar sastra adalah memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan demikian, hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris ialah peningkatan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.
Pembelajaran Bahasa Inggris yang diberikan kepada para siswa meliputi empat aspek,
yaitu menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writting). Di
antara keempat aspek tersebut dalam makalah ini, penulis hanya memfokuskan pada aspek
berbicara (speaking). Aspek berbicara ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses
berkomunikasi secara lisan. Dengan belajar berbicara siswa belajar berkomunikasi.
Menurut Nuraeni (2002), “Kemampuan berbicara tidak dinyatakan secara eksplisit tetapi
dinyatakan secara implisit pada tema.” Akibatnya kalau guru kurang benar-benar memberikan
perhatian terhadap keterampilan berbicara itu, mungkin akan terabaikan pengajarannya.
Kemungkinan guru akan lebih menekankan keterampilan berbahasa tertulis dan mengabaikan
keterampilan berbahasa lisan.
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari
1
pembicara kepada pendengar. Si pembicara berdudukan sebagai komunikator sedangkan
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh
pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan
demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan.
Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal ini bermakna bahwa
pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang efektif sehingga orang lain
(pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara secara efektif pula.
Untuk dapat menjadi seorang pembicara efektif, tentu dituntut kemampuan menangkap
informasi secara kritis dan efektif. Karena dengan memiliki keterampilan menangkap informasi
secara efektif dan kritis, pembicara akan memiliki rasa tenggang rasa kepada lawan berbicara
(pendengar), sehingga pendengar dapat pula menangkap informasi yang disampaikan pembicara
secara efektif.
Berbicara mengenai kemampuan menangkap informasi berarti kita berbicara pula
mengenai aktivitas menyimak. Tentu hal tersebut berkenaan dengan kegiatan menyimak tepat
guna dan menyimak efektif. Oleh karena itu, para siswa perlu dilatih sejak dini mengenai upaya
menyimak tepat guna dan efektif agar kemampuan berbicaranya menjadi efektif pula.
Menurut Nuraeni (2002), “Banyak orang beranggapan berbicara adalah suatu pekerjaan
yang mudah dan tidak perlu dipelajari.” Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan ini
ada benarnya, namun pada situasi resmi pernyataan tersebut tidak berlaku. Kenyataannya tidak
semua siswa yang berani dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang
terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Inggris merasa
perlu melatih siswa untuk berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah
menumbuhkan keberanian siswa untuk berbicara.
Berdasarkan pengalaman di lapangan (empiris) diketahui bahwa kemampuan berbicara
siswa kelas V SD Immanuel Medan dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini diketahui
berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggrisnya yang menyatakan rendahnya
kemampuan siswa kelas V tersebut dalam hal berbicara. Dari data yang ada menunjukkan dari
hasil perolehan nilai tersebut dari jumlah siswa 41 orang, hanya 36,59% (15 siswa) yang
mendapat nilai 60 ke atas (batas ketuntasan guru), sedangkan sisanya atau sebanyak 63,41% (26
siswa) mendapat nilai di bawah 60. Selain itu, dari tugas sebelumnya yang diberikan oleh guru
tidak menampakkan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris dan hasil observasi awal, dapat
diidentifikasi penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa yakni: (1) sikap dan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran berbicara rendah, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris
siswa merasa takut dan malu saat ditugasi untuk tampil berbicara di depan teman-temannya, (2)
siswa kurang terampil berbicara sebagai akibat dari kurangnya latihan yang diberikan oleh guru,
sebab kegiatan berbicara selama ini masih kurang mendapat perhatian sehingga penguasaan
kosakata siswa pun kurang, (3) pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan
masih konvensional karena masih bertumpu pada buku pelajaran. Ketergantungan pada buku
pelajaran tersebut menyebabkan guru enggan untuk mengubah kebiasaan yang dilakukan guru.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara, diperlukan model
pembelajaran yan efektif, yang lebih menekankan pada aktivitas belajar aktif dan kreativitas para
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh pendapat Nurhatim dalam
Henry Guntur Tarigan (2007:45) yang mengatakan bahwa penggunaan suatu model
pembelajaran yang memiliki arti penting sebagai variasi pembelajaran, dengan tujuan siswa
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Untuk itu guru perlu mengubah model pembelajaran selama ini bersifat konvensional, dengan
penerapan model pembelajaran oleh Frank Lymn dalam Trianto (2009:81) penerapan pengajaran
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas ialah think pair share (TPS). Model
pembelajaran ini merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa yaitu berpikir berpasangan berbagi.
Dengan menggunakan model pembelajaran think pair share ini diharapkan dapat
mengubah model pembelajaran dalam pengajaran konvensional menjadi pengajaran yang efektif
dan menyenangkan. Keuntungan dari think pair share yakni optimalisasi partisipasi siswa,
membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik
kesimpulan, serta mengembangkan kemapuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu
materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba membuat penelitian melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa
pada Pelajaran Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think
Pair Share) di kelas V SD Immanuel Medan TA. 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah, antara lain :
1. Siswa kurang percaya diri untuk mengungkapkan pikirannya.
2. Rendahnya penguasaan kosa kata.
3. Guru kurang mengaktifkan siswa.
4. Metode pembelajaran guru yang bersifat konvensional.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dibatasi masalah penelitian pada penggunaan
model pembelajaran TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan siswa berbicara.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat Meningkatkan
Kemampuan Berbicara siswa pada Pelajaran Bahasa Inggris di kelas V SD Immanuel Medan
TA. 2011/2012?”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran TPS (Think
Pair Share) dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Immanuel Medan
Tahun Ajaran 2011/2012.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan agar siswa lebih kreatif lagi dalam menuangkan ide, gagasan
serta pikirannya dalam berbicara.
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif pilihan penggunaan teknik, sehingga guru lebih kreatif lagi dalam
mengembangkan dan menggunakan teknik pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang disajikan tempat penelitian.
4. Bagi Peneliti
Menambah
wawasan
bagi
peneliti
dan
sebagai
bekal
untuk
meningkatkan
profesionalisme untuk calon guru dimasa yang akan datang dan ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh model pembelajaran Think Pair Share dalam meningkatkan
kemampuan berbicara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SD Immanuel
Medan di kelas V. Di mana pembelajaran ini dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran think pair share untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam
proses belajar mengajar. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, di mana siklus pertama
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan siklus kedua juga dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan.
Untuk mendapat data yang konkrit dari siswa dan guru, digunakan instrumen berupa
observasi kegiatan belajar Bahasa Inggris yang terdiri dua observasi yaitu observasi untuk
mengetahui kemampuan individu (siswa) dan observasi untuk mengetahui kemampuan
keseluruhan siswa setelah melakukan tindakan. Dan lembar observasi guru untuk mengetahui
keterampilan yang diperoleh pada saat mengajar berlangsung dan observasi siswa digunakan
untuk melihat keterampilan berbicara siswa secara individu dan keseluruhan (klasikal).
1.1.1 Deskripsi Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siswa
A. Deskripsi Siklus I
1. Pertemuan I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas V peneliti menyiapkan :
1. RPP menggunakan think pair share (TPS)
34 dalam penelitian, berupa lembar observasi
2. Menyiapkan instrumen yang digunakan
untuk siswa dan guru.
3. Menyiapkan lembar kerja siswa yakni teks pecakapan tentang “Neighbours” dan
mengembangkan skenario.
b. Pelaksanaan
Langkah tindakan peneliti saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas V
adalah :
1.
Guru melaksanakan apersepsi, untuk mengetahui kondisi kesiapan siswa.
2.
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
pembelajaran (teks percakapan).
3.
Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 2 siswa perkelompok.
4. Guru memberikan tugas kelompok siswa.
5. Guru memantau dan memberi bimbingan pada kegiatan siswa.
6.
Guru menyuruh siswa mempresentasikan kegiatan belajar ke depan kelas.
7. Guru memantau kegiatan siswa selama proses persentase.
8. Guru memberi bimbingan siswa dalam menyimpulkan hasil kerja kelompok
siswa. Tindakan ini dilakukan selama 2 x pertemuan.
c. Observasi
Observer pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah guru bahasa
Inggris kelas V SD Immanuel Medan. Setelah mengobservasi semua kegiatan siswa pada
siklus I, maka ditemukan beberapa hal antara lain :
1.
Banyak siswa yang belum memberikan perhatian dan konsentrasi penuh terhadap
pembelajaran.
2.
Banyak siswa membaca teks percakapan sebagai latihan.
3.
Hanya ada beberapa siswa yang membaca teks percakapan dengan lafal dan
intonasi yang masih rata, tidak perbedaan penggunaan tanda baca.
4.
Beberapa siswa terlihat cuek dan bosan terhadap kegiatan pembelajaran.
5.
Banyak siswa yang tidak menguasai pelajaran.
6.
Banyak siswa yang masih takut untuk tampil.
7.
Beberapa siswa giat dan rajin melakukan kegiatan belajar.
Untuk memperoleh data dari proses penelitian ini, peneliti menggunakan responden siswa
dan guru bidang studi Bahasa Inggris di kelas V di awal pelaksanaan penelitian pada siklus I
pada pertemuan ke 1. Adapun aspek penilaian pengamatan tentang kemampuan berbicara
siswa yakni pada aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
No
Indikator
Deskriptor
Skala Penilaian
1
1
Aspek
a. Pelafalan bunyi bahasa
Kebahasaan
b. Ketepatan intonasi
2
3
4
c. Pemilihan kata
d. Penyusunan kalimat
2
Aspek
a. Ketenangan
Nonkebahasaan b. Kesopanan
c. Kekompakan
d. Topik pembicaraan
Berdasarkan hasil dari lembar observasi guru terhadap siswa mengenai indikator
kemampuan berbicara (speaking) siswa , maka dapat dilihat persentase skor tingkat
kemampuan berbicara (speaking) siswa sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Observasi Siklus I (Pertemuan 1)
No.
Kode Siswa
Skor
Siklus I Pertemuan I
%
Kategori
1
001
16
66,7%
Cukup
2
002
17
70,8%
Baik
3
003
8
33,3%
Kurang
4
004
10
41,7%
Kurang
5
005
18
75%
Baik
6
006
10
41,7%
Kurang
7
007
8
33,3%
Kurang
8
008
11
45,8%
Kurang
9
009
23
95,8%
Sangat Baik
10
010
8
33,3%
Kurang
11
011
8
33,3%
Kurang
12
012
12
50%
Kurang
13
013
18
75%
Baik
14
014
15
62,5%
Cukup
15
015
15
62,5%
Cukup
16
016
17
70,8%
Baik
17
017
14
58,3%
Cukup
18
018
12
50%
Kurang
19
019
11
45,8%
Kurang
20
020
12
50%
Kurang
21
021
11
45,8%
Kurang
22
022
10
41,7%
Kurang
23
023
10
41,7%
Kurang
24
024
10
41,7%
Kurang
25
025
12
50%
Kurang
26
026
21
87,5%
Sangat Baik
27
027
11
45,8%
Kurang
28
028
11
45,8%
Kurang
29
029
24
100%
Sangat Baik
30
030
14
58,3%
Cukup
31
031
12
50%
Kurang
32
032
13
54,2%
Kurang
33
033
10
41,7%
Kurang
34
034
11
45,8%
Kurang
35
035
12
50%
Kurang
36
036
15
62,5%
Cukup
37
037
21
87,5%
Sangat Baik
38
038
10
41,7%
Kurang
39
039
8
33,3%
Kurang
40
040
9
37,5%
Kurang
41
041
16
66,7%
Cukup
Jumlah
534
Rata-Rata
13
Dari hasil tabel di atas terdapat siswa yang mengalami tingkat kemampuan berbicara
(speaking) kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Kemampuan berbicara (speaking) siswa
yang tergolong
kurang mencapai hasil persentase skor 33,3% - 54,2%. Kemampuan
berbicara (speaking) siswa yang tergolong cukup mencapai persentase skor 58,3% - 66,7%.
Kemampuan berbicara (speaking) siswa yang tergolong baik mencapai persentase skor 70,8%
- 75%. Kemampuan berbicara (speaking) siswa yang tergolong sangat baik mencapai
persentase skor 87,5% - 100%.
Tabel II
Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara (Speaking) Siswa & Tingkatnya Pada
Siklus I Pertemuan I Secara Klasikal
No
Kategori Penilaian
Siklus I Pertemuan I
Jumlah siswa
%
1
Sangat baik
4
9,8%
2
Baik
4
9,8%
3
Cukup
7
17%
4
Kurang
26
63,4%
41
100%
Jumlah
Dari tabel di atas pada siklus I pertemuan I dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang ,
diperoleh data bahwa 26 orang siswa (63,4%) tingkat kemampuan berbicara (speaking)
tergolong kurang, 7 orang siswa (17%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong
cukup, 4 orang siswa (9,8%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong baik dan 4
orang siswa (9,8%) yang tingkat kemampuan berbicara (speaking) tergolong sangat baik.
Diagram I
Persentase Skor Perubahan Tingkat Kemampuan Berbicara (Speaking) Siswa Pada
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
70%
60%
50%
Sangat Baik
40%
Baik
30%
Cukup
20%
Kurang
10%
0%
4 orang SB
4 orang B
7 orang C
26 orang K
Dari hasil diagram di atas dapat dilihat persentase tingkat kemampuan berbicara
(speaking) siswa dalam pelajaran bahasa Inggris. Dari 41 orang siswa, 4 siswa (10%) yang
tingkat kemampuan berbicara (speaking) sangat baik, 4 orang siswa (10%) tingkat
kemampuan berbicara (speaking) baik, 7 orang siswa (17%) tingkat kemampuan berbicara
(speaking) cukup dan 26 orang siswa (63%) tingkat kemampuan berbicara (speaking) kurang.
Tabel III
Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara (Speaking) siswa secara
klasikal Siklus I Pada Pertemuan I
No
Tingkat ketuntasan Kemampuan
Jumlah Siswa
%
Berbicara
1
Tuntas ≥ 65%
10
24,4%
2
Tidak Tuntas ≤ 65%
31
75,6%
41
100%
Jumlah
Dari tabel di atas bahwa dari 41 orang siswa dinyatakan tingkat ketuntasan
kemampuan berbicara dari 10 orang siswa (24,4%) sudah tuntas dan 31 orang siswa (75,6%)
dinyatakan tidak tuntas.
Diagram II
Grafik Persentase Hasil Tingkat Ketuntasan Kemampuan Berbicara (Speaking) secara
Klasikal Siklus I Pada Pertemuan I
35
30
25
20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10
5
0
>= 65
= 65
= 65%