PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI GAYA HIDUP HEDONIS SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM
MENGURANGI GAYA HIDUP HEDONIS SISWA
KELAS VIII MTs NEGERI 3 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:
KHAIRUNNAJAH SIAGIAN
108121058

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
KHAIRUNNAJAH SIAGIAN:

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam

Mengurangi Gaya Hidup Hedonis Siswa Kelas VIII
MTs Negeri 3 Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh
yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa
kelas VIII MTs Negeri 3 Medan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh
yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya gidup hedonis siswa
kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan yang
memiliki gaya hidup hedonis. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling
yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu dari dari
peneliti, yaitu siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan dengan kelas sosial menegah atas dan
merupakan teman dekat dari Ahmad Nazri Siagian dan Ahmad Muammar Siagian. Penelitian
ini termasuk jenis penelitian Eksperimental-Semu (Quasi Eksperiment) yakni, model
rancangan eksperimental dengan penelitian yang memberikan perlakuan kepada sekelompok
orang yang dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
layanan bimbingan kelompok (X) sebagai variabel bebas gaya hidup hedonis (Y) sebagai
variabel terikat.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket gaya hidup hedonis dengan

menggunakan skala likert. Dengan disain penelitian one group pre test- post test. Teknik
analisis data menggunakan rumus product moment untuk menguji validitas angket.
Selanjutnya untuk melihat sebaran angket itu dikatakan normal atau tidak maka digunakan uji
normalitas. Sedangkan untuk melihat apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok
dalam mengurangi gaya hidup hedonis siwa menggunakan uji beda atau uji t (t-test) paired
sample dengan perhitungan mean hipotetik dan mean empirik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan layanan
bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3
Medan. Hal ini diketahui dari nilai atau koefisien perbedaan T.test = 3.390 dengan p = 0. 008,
< 0,050. Dengan ketentuan jika p < 0,050 maka dikatakan signifikan. Mean hipotetiknya
adalah {(21 X 1) + (21 X 4)} : 2 = 52.500. Mean empirik variabel gaya hidup hedonis tanpa
layanan bimbingan kelompok adalah 57.900, gaya hidup hedonis dengan layanan bimbingan
kelompok adalah 50.800. Sehingga dari hasil ini dapat dikemukakan hipotesis penelitian yang
berbunyi: Ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi
gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan dapat diterima.

i

DAFTAR ISI


Halaman
ABSTRAK

………………………………………………

i

KATA PENGANTAR

………………………………………………

ii

DAFTAR ISI

………………………………………………

iv

DAFTAR TABEL


………………………………………………

vii

DAFTAR GAMBAR

………………………………………………

viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………

ix

BAB I

:

PENDAHULUAN

………………………….
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….

1
7
7
8
8
8

Kerangka Teori

………………………….

10


2.1.1 Gaya Hidup Hedonis

………………………….

10

a. Pengertian Gaya Hidup……………………….

10

………………………….

10

c. Gaya Hidup Hedonis ………………………….

12

d. Aspek-aspek Gaya Hidup Hedonis…………...


13

e. Ciri-ciri Gaya Hidup Hedonis………………..

13

f. Karateristik Gaya Hidup Hedonis……………

14

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

BAB II

:


Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

b. Hedonisme

g. Faktor-faktor yang Memengaruhi

iv

BAB III

BAB IV


:

:

Gaya Hidup Hedonis………………………….

14

2.1.2 Layanan Bimbingan Kelompok…………………

17

a. Pengertian Bimbingan………………………..

17

b. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok…..

17


c. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok………

18

d. Jenis Layanan Bimbingan Kelompok………...

20

e. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok.....

21

2.2

Kerangka Pemikiran

………………………….

25


2.3

Hipotesis

………………………….

26

3.1 Jenis Penelitian

………………………….

27

3.2 Subjek Penelitian

………………………….

27

3.3 Disain Penelitian

………………………….

27

3.4 Langkah-langkah penelitian……………………....

28

3.5 Operasional Variabel Penelitian…………………..

28

3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………..

29

3.7 Teknik Analisis Data

………………………….

34

3.8 Persiapan Penelitian

………………………….

35

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………...

36

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………

37

4.2 Uji Coba Alat Ukur Penelitian……………………..

37

4.3 Hasil Uji Coba Gaya Hidup Hedonis……………...

38

v

BAB V

:

a. Hasil Uji Validitas………………………………

38

b. Hasil Uji Reliabilitas……………………………

38

4.4 Analisis Data dan Hasil Penelitian………………..

39

a. Uji Normalitas Sebaran………………...............

39

b. Hasil Perhitungan Analisis Varians…………….

40

c. Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Empirik..

41

1. Mean Hipotetik………………………….……

41

2. Mean Empirik………………………………...

41

3. Kriteria………………………………………..

42

4.5 Pembahasan………………………………………..

44

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

………………………….

46

5.2 Saran

………………………….

47

DAFTAR PUSTAKA

………………………….

49

LAMPIRAN-LAMPIRAN

………………………….

51

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert…………..

31

………………………….

31

Tabel 3.3 Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok………………….

32

…………………………

38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Hedonis

Tabel 4.1 Reliability Statistics

Tabel 4.2 Distribusi Sebaran Anget Gaya Hidup Hedonis
…………………………

39

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran…….

40

Setelah Uji Coba

Tabel 4.4 Statistik Induk

…………………………

41

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Hipotetik
dan Nilai Rata-rata Empirik

………………………….

vii

44

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Bagan Pengaruh Antar Variabel

………………………….

26

………………………….

43

Gambar IV.2 Kurva Gaya Hidup Hedonis (Pre-test)………………….

43

Gambar IV.3 Kurva Gaya Hidup Hedonis (Post-test)…………………

43

Gambar IV.1 Kurva Gaya Hidup Hedonis

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja disinyalir mengadopsi paham hedonis, berdirinya gedung-gedung
mall, distro maupun cafe terutama di kota-kota besar memberikan banyak peluang
kenyamanan yang ditawarkan. Fenomena tersebut sebagai alat untuk sekedar
nonton, minum kopi atau hanya untuk mejeng. Gaya Hidup seperti ini mudah
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan
pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak.
Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena
sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens-makhluk bermain)
dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh
kesenangan. Akan tetapi remaja sering menyalahartikan kesenangan yang
dimaksudkan

dalam

paham

hedonisme

yang

sesungguhnya.

Remaja

menginginkan

agar penampilan, gaya tingkah laku, cara bersikap, dan lain-

lainnya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya.
Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosial sehingga berusaha
mengikuti perkembangan yang terjadi seperti cara berpenampilan. Kebutuhan
untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok teman sebaya
menyebabkan remaja intens mengikuti berbagai atribut yang sedang trend,
misalnya pemilihan model pakaian dengan merek terkenal, penggunaan telepon
genggam (HP) dengan fasilitas layanan terbaru, berbelanja di pusat perbelanjaan
terkenal seperti mall atau sekedar jalan-jalan untuk mengisi waktu luang bersama
1

kelompok teman sebaya dan sebagainya. Gaya seperti ini disebut gaya hidup hedonis.
Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonis adalah remaja. Remaja cenderung
mencoba sesuatu hal yang baru. Hal tersebut merupakan wujud dari ekpresi diri mereka.
Keadaan tersebut terjadi pada remaja yang berada pada tahap pencarian jati diri.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim (dalam Marina, 2011) “setiap orang dapat
dengan mudah meniru gaya hidup yang disukai”. Misalnya saja, gaya hidup yang ditawarkan
melalui iklan akan menjadi lebih beraneka ragam dan umumnya dapat dilihat oleh semua
orang sehingga mudah ditiru oleh setiap orang.

Daya pikat gaya hidup hedonis sangat luar biasa. Bahkan mayoritas pemikiran remaja
dewasa ini lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus berusaha.
Titel “remaja yang gaul dan funky” baru melekat bila mampu mengikuti mode yang trend
saat ini.

Terlebih tampak pada masyarakat Indonesia khususnya remaja di kota besar. Maraknya
stand distro, mall, café dan tempat hiburan yang ada di kota besar memberikan pengaruh
terhadap penampilan dan gaya hidup remaja saat ini. Sebagian besar aksesoris seperti gelang,
topi, celana, kaos, sepatu dan lainnya mereka beli di distro atau toko aksesoris terkenal.

Ahmad Nazri Siagian (14 tahun) adalah seorang siswa kelas VIII yang bersekolah di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 3 Medan. Dia menyatakan bahwa berkumpul dengan
teman-temannya merupakan kesenangan yang luar biasa. Menonton pertandingan bola di
stadion hingga harus pulang malam hari, bertanding futsal dengan warga diluar tempat
tinggalnya, menggunakan mode celana yang sama dengan teman, memakai aksesoris seperti
gelang dan cincin, bagian ujung celana di resletting dan dibuat kuncup, merubah tatanan
2

rambut agak gondrong dibagian depan, memakai tas atau sepatu temannya meskipun didapat
dengan cara meminjam, berekreasi dengan teman-teman dekatnya di tempat alam terbuka,
dan terkadang harus menginap di rumah temannya maupun nongkrong di café jalan dengan
teman-teman walaupun hanya memesan kopi adalah salah satu bentuk kesetiakawanannya
dan eksistensinya terhadap kelompok. Itu menunjukkan identitas dirinya dalam kelompok
tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh seorang siswa bernama Ahmad Muammar Siagian (13
tahun). Siswa yang baru pindah ke sekolah MTs Negeri 3 Medan. Menurutnya dengan
mengikuti trend, dia merasa tidak ketinggalan zaman. Dia akan menjadi lebih percaya diri
jika menggunakan barang-barang

merek terkenal. Seperti pakaian, sepatu, tas maupun

handphone yang lagi up to date, bahkan mengikuti perkembangan kehidupan pribadi artis
idolanya melalui internet. Begitu juga dengan Rizki Yunazzil (15 tahun), lulusan dari SMP
Darussalam Medan. Rizki juga merupakan supporter di salah satu club bola yang ada di
Medan. Ia sering nongkrong dengan teman-temannya menggunakan sepeda motor. Pada
event tertentu seperti pertandingan sepak bola di Stadion Teladan Medan, truk adalah salah
satu alternatif transportasi yang digunakan Rizki dan teman-temannya menuju ke Stadion
Teladan. Fenomena ini dijadikan sebagai wujud solidaritas anggota club dan ajang untuk
bersenang-senang.

Gaya hidup tersebut terjadi pada awal masa remaja yang berlangsung dari usia 13-18
Tahun. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980) menjelaskan bahwa:

Secara psikologis masa remaja adalah masa di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak …. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber …. yang khas dari cara berpikir
3

remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Pendapat ini diperkuat oleh Ridha (2005) yang menyatakan bahwa:
…. Puber pada masa ini biasanya menolak diperintah, apalagi dari orang yang lebih
tua darinya, terutama ibu. Karena sang ibulah yang sering bersamanya, yang
memberikan perintah-perintah kepadanya ketika dia masih kanak-kanak … laki-laki
biasanya ingin memahamkan ibunya, bahwa meski sebagai ibunya, namun dia tidak
lebih dari seorang perempuan, sedangkan dia adalah laki-laki. Sedangkan …
perempuan, mereka mencoba mendekati ayahnya dan menyaingi ibunya dimata sang
ayahnya.
(Monks, 1999) menyatakan bahwa:
Disisi lain sebagian remaja mampu memenuhi kebutuhan sosialnya
melalui
proses membina hubungan dengan berkomunikasi yang baik serta penyesuaian diri
yang memadai. Penyesuaian diri terhadap diri sendiri melalui kemampuan individu
untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang baik antara dirinya
dengan lingkungan sekitar. Remaja menyadari sepenuhnya siapa dirinya yang
sebenarnya, kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai
dengan kondisi dirinya tersebut. Bentuk penyesuaian antara lain mampu
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, melepaskan
diri dari orang tua, merealisasikan … identitas diri dan bergaul dengan teman sebaya.
Gunarsa (2003) menyatakan bahwa “dalam proses perkembangannya
individu dalam masa remaja mengalami suatu perkembangan yang semakin diarahkan keluar
dari dirinya, keluar lingkungan keluarga dan akhirnya ke dalam masyarakat dan tempat yang
akan ditempati didalam masyarakat”.
Akan tetapi kenyatannya adalah mayoritas remaja saat ini gaya hidupnya cenderung
gaya hidup hedonis, terutama di MTs Negeri 3 Medan. Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah
jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah pertama,
yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum madrasah tsanawiyah
sama dengan kurikulum sekolah menengah pertama, hanya saja pada MTs terdapat porsi
lebih banyak mengenai pendidikan agama Islam, misalnya mata pelajaran Bahasa Arab, Al
Qur'an-Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlaq, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pendidikan madrasah
4

tsanawiyah ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas VII – Kelas

IX.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_tsanawiyah). Madrasah tsanawiyah Negeri 3 Medan
merupakan tempat peneliti dahulu sekolah dan juga tempat dimana kedua adik peneliti
bersekolah.

Hal ini juga menjadi dasar pertimbangan dalam memilih lokasi tempat

penelitian.
Pada prinsipnya Madrasah Tsanawiyah (MTs) bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar sebagai perluasan dan peningkatan pengetahuan, agama dan keterampilan
yang diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat, warga negara
dan sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan menengah dan/atau mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat.

Beranjak dari hasil pengamatan peneliti sejak awal Januari–April Tahun
2012, Siswa-siswi MTs Negeri 3 banyak bergaya hidup hedonis. Selama ini sudah banyak
cara yang dilakukan oleh guru pembimbing dan guru bidang studi, termasuk guru agama,
guru bimbingan, maupun kepala sekolah untuk mengurangi gaya hidup hedonis siswa-siswi
tersebut. Diantaranya pemberian motivasi melalui kegiatan belajar-mengajar dikelas, layanan
informasi, bimbingan belajar, konseling hingga surat panggilan orang tua (SPO) sudah
dilakukan. Namun, usaha ini belum mendapatkan hasil yang optimal, sebab masih banyak
siswa yang keluar masuk ruang BP karena berbagai kasus. Perilaku bersenang-senang siswa
kerap muncul, bahkan semakin marak. Ketika hedonisme sudah menjadi pegangan hidup para
remaja terus menerus seperti itu peranan agama, norma dan nilai luhur kemanusiaan para
remaja luntur, bahkan hilang. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apa yang menyebabkan
remaja-remaja sekarang menganut gaya hidup hedonis. Sungguh ironis apabila dengan
5

maraknya gaya hidup seperti itu mengakibatkan minat dan kesungguhan belajar pada siswa
menjadi rendah.

Jika keadaan ini dihubungkan dengan masalah bimbingan yang telah dilakukan guru,
muncul dugaan bahwa salah satu penyebabnya adalah cara yang dilakukan guru atau konselor
kurang efektif dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa. Maka cara yang tepat untuk
mengurangi gaya hidup hedonis tersebut dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok
bidang bimbingan sosial-pribadi. Sebab gaya hidup hedonis ini erat kaitannya dengan
pergaulan dan pemahaman tentang jati diri. Bimbingan kelompok merupakan lingkungan
kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri
dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah
dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih perilaku baru dan bertanggung jawab
atas pilihan yang ditentukannya sendiri.

Layanan bimbingan kelompok dikatakan layanan yang efektif karena layanan ini
merupakan pemberian informasi dan bantuan kepada sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang
diberikan dalam suasana kelompok bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus
juga membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga
diharapkan akan berdampak positif bagi siswa. Selain itu, apabila dinamika kelompok dapat
terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati
dengan tulus. Dengan diberikan layanan bimbingan kelompok ini diharapkan dapat
membantu mengurangi gaya hidup hedonis siswa.

6

Berdasarkan fenomena dari uraian di atas, semakin menguatkan penulis untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam
Mengurangi Gaya Hidup Hedonis Siswa Kelas VIII MTs Negeri 3 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah
1). Gaya hidup hedonis yang terjadi pada siswa.
2). Memakai atribut serta aksesoris yang tidak diperbolehkan disekolah
3). Perilaku siswa yang mengutamakan kesenangan dan hura-hura.
4). Nilai keagamaan, norma dan nilai luhur kemanusiaan para siswa yang semakin lama
semakin menurun.

1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah-masalah diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan
masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah. Masalah
penelitian ini dibatasi pada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya
hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah penelitian, dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah:
“Apakah ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam
mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan?”

1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang sigifikan layanan bimbingan
kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.
7

1.6 Manfaat Penelitian
1). Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam membimbing siswa-siswi lebih ke arah yang lebih
positif.
b. Bagi Siswa
Sebagai bahan instropeksi bagi siswa-siswi kelas VIII MTs Negeri 3 Medan yang
mengikuti bimbingan kelompok untuk mengurangi gaya hidup hedonis.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan bimbingan kelompok yang lebih
tepat.
d. Bagi Peneliti
Guna mengaktualisasikan kecintaan, membentuk pola pikir, pribadi yang positif
dan dinamis, sekaligus mengetahui kemampuan dan keterampilan peneliti dalam
menerapkan ilmu yang dipelajari.

e. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Sebagai bahan referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan
khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di UNIMED.

2). Manfaat Konseptual
a. Penelitian

ini

dapat

bermanfaat

dalam

memberikan

masukan

untuk

pengembangan ilmu, khususnya dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa.

8

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta tambahan bagi
pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang
berminat pada masalah yang sama.

9

46

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka
diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan
kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3
Medan. Ini dapat dilihat dari:
1. Gaya hidup hedonis dengan menggunakan uji t pair sample t-test
yang diketahui melalui analisis uji normalitas sebaran serta mean
hipotetik mean empirik diperoleh data gaya hidup hedonis pre test
adalah 52.900 dan gaya hidup hedonis post test adalah 52.700
dengan simpangan baku/standard deviasi gaya hidup hedonis tanpa
bimbingan kelompok = 2.846 dan gaya hidup hedonis dengan
bimbingan kelompok = 8.416. Terdapat penurunan gaya hidup
hedonis.
2. Dengan nilai atau koefisien perbedaan T.test = 3,390 dengan p = 0.
008, < 0,050 dinyatakan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian
ini hipotesis yang berjudul ada pengaruh yang signifikan layanan
bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa
kelas VIII MTs Negeri 3 Medan dapat diterima.

46

47

5.2 Saran
1. Bagi siswa disarankan untuk tidak terlalu mengikuti trend baik dalam hal
aksesoris, pakaian, life style hedone,

dan aktivitas- aktifitas hura-hura yang

dilakukan di luar lingkungan sekolah. Terutama tidak menonjolkan gaya-gaya
nyentrik didalam sekolah seperti celana kuncup, memakai aksesoris seperti cincin,
gelang, sepatu bercorak diluar warna hitam, rambut

dipotong lebih tipis

disamping tetapi bagian atas rambut dibiarkan tebal serta penggunaan gadget yang
mahal dan kerap mengikuti trend.

2. Bagi guru BK diharapkan lebih aktif lagi dalam melaksanakan program BK.
Dalam hal ini disarankan untuk lebih memvariasikan teknik dalam konseling
seperti pelaksanaan bimbingan kelompok maupun pelaksanaan konseling
kelompok. Diadakan permainan-permainan edukatif yang sesuai dengan materi
yang diberikan sehingga siswa lebih tertarik untuk melaksanakan bimbingan
kelompok dan berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling.

3. Kepala sekolah diharapkan lebih memerhatikan kegiatan-kegiatan bimbingan
konseling dan mendukung setiap program yang hendak dilaksanakan disekolah
sehingga program BK tersebut lebih berjalan maksimal.

4. Bagi orang tua diharapkan lebih memerhatikan perkembangan psikologi dan
sosialisasi anak baik dirumah maupun disekolah.

5. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan bagi peneliti
lain dalam melaksanakan eksperimen serta dapat mengimplementasi-kan layanan
BK lainnya untuk meningkatkan kinerja BK di sekolah.

47