PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ...................................................................................

i

UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................

ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................

v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

BAB I.

BAB II.

PENDAHULUAN ........................................................................

1

A. Latar Belakang Penelitian .......................................................

1

B. Identifikasi Masalah ................................................................

4

C. Pembatasan Masalah ...............................................................

5


D. Perumusan Masalah .................................................................

5

E. Tujuan Penelitian .....................................................................

6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................

6

G. Struktur Organisasi Skripsi .....................................................

7

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ASUMSI
DASAR DAN HIPOTESIS .........................................................

9


A. Kajian Pustaka........................................................................

9

1.

Program Mandiri ............................................................. 11

2.

Program Reguler ............................................................. 14

3.

Kompetensi ..................................................................... 14

B. Kerangka Berpikir .................................................................. 21
C. Asumsi Dasar Penelitian ........................................................ 23
D. Hipotesis................................................................................. 23

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi

vii

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 25
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ...................... 25
B. Desain Penelitian .................................................................... 27
C. Metode Penelitian ................................................................... 28
D. Definisi Operasional ............................................................... 28
E. Instrumen Penelitian ............................................................... 29
F. Proses Pengembangan Instrumen ........................................... 29
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 35
H. Analisis Data ........................................................................... 36
BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 38

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 38
1.

Gambaran Nilai Program Mandiri dan Program Reguler 38

2.

Uji Normalitas ............................................................

43

3.

Uji Hipotesis ..............................................................

44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 48
1.


Gambaran Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan
Siswa Reguler ................................................................. 48

2.

Perbedaan Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan
Siswa Reguler ................................................................. 50

BAB V.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................. 52
5.1.Kesimpulan ............................................................................. 52
5.2.Rekomendasi ........................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Proses pendidikan dijalani individu sepanjang hayat (Tatang,
2008). Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung dimana saja, kapan saja, dan
oleh siapa saja. Melalui pendidikan, individu akan bisa memahami suatu ilmu,
mengetahui hal – hal baru dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan tempat
tinggalnya. Akan tetapi ada pendidikan yang tidak bisa dilakukan disembarang
tempat, yaitu pendidikan formal. Pendidikan formal biasanya berjalan di sebuah
sekolah yang identik dengan suatu bangunan. Pendidikan formal terdiri dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT).
Untuk pendidikan SD dan SLTP, pemerintah memberikan bantuan dana
pendidikan berupa dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Akan tetapi untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, individu harus membiayai
sendiri biaya pendidikannya. Dari seluruh lulusan SLTP, orangtua yang mampu
menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi lagi hanya sebagian saja.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Priyanto, Kepala SMKN 2 Subang, untuk
siswa lulusan SLTP tahun 2004 hanya 48% orangtua yang mampu membiayai
anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tahun 2006
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

mencapai 50%, tahun 2008 mencapai 52%, dan tahun 2012 mencapai 60%. Oleh
karena itu, setiap siswa lulusan SLTP hanya memiliki dua pilihan yaitu
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau membantu orangtua
untuk mencari nafkah.
Bagi individu yang ingin melanjutkan pendidikan ke arah yang lebih
tinggi, individu tersebut bisa memilih masuk SMA (Sekolah Menengah Atas) atau
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Di SMA, siswa akan diajarkan semua mata

pelajaran umum sedangkan di SMK, siswa akan diajarkan mata pelajaran yang
sesuai dengan jurusan yang dipilih. Oleh karena itu, siswa SMK akan lebih
kompeten dari siswa SMA pada sebuah bidang keahlian.
Berdasarkan keadaan tersebut, SMKN 2 subang memiliki niat untuk
membantu anak – anak bangsa lulusan SLTP yang ingin melanjutkan pendidikan
ke SMK khususnya bidang pertanian. SMKN 2 Subang memberikan solusi untuk
anak – anak yang ingin sekolah dengan cara membuat program mandiri dan
program reguler. Program mandiri merupakan kelompok siswa yang orangtuanya
tidak mampu membiayai kelanjutan sekolah anaknya. Sedangkan program reguler
adalah kelompok siswa yang orangtuanya mampu membiayai kelanjutan
pendidikan anaknya.
Pada proses pendidikannya, kelompok siswa mandiri membiayai
pendidikannya dengan cara bekerja di unit produksi yang dimiliki oleh sekolah.
Tujuan dari dipekerjakannya siswa pada unit produksi adalah untuk memperkuat
kompetensi siswa dalam bidangnya. Semakin kuat kompetensi siswa, maka nilai

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


3

jual dari siswa tersebut terhadap perusahaan – perusahaan yang sudah menjalin
kerja sama dengan SMKN 2 Subang akan semakin tinggi juga. Pada saat siswa
magang di sebuah perusahaan, maka siswa akan memperoleh upah yang sesuai
dengan kinerja yang diberikannya. Dari penghasilan itulah siswa dapat membayar
biaya pendidikannya. Selain biaya pendidikan, siswa mandiri juga diberi makan
dan asrama di sekolah. Walaupun tidak mewah, akan tetapi cukup untuk
mempertahankan hidup dalam proses pencarian ilmu tanpa harus merepotkan
orangtua di rumah.
Kelompok siswa reguler tidak mendapatkan kegiatan sebagaimana
kelompok siswa mandiri. Siswa reguler mendapatkan proses pembelajaran
layaknya sekolah seperti biasa, akan tetapi siswa reguler juga dilatih
kompetensinya melalui praktikum – praktikum yang dilakukan pada setiap
pelajaran. Untuk melihat perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri
dengan siswa program reguler, siswa diminta melakukan kegiatan pemanenan.
Dipilihnya pemanenan sebagai kegiatan dalam penelitian ini karena pemanenan
tidak memerlukan waktu yang banyak dalam pengamatan sehingga kegiatan siswa
di sekolah tidak terganggu. Dalam penelitian ini digunakan siswa jurusan

budidaya konsentrasi Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan (APSDP) dan
Agribisnis Produksi Tanaman (APTN). Untuk siswa APSDP dilakukan kegiatan
pemanenan burayak ikan mas dan untuk siswa APTN dilakukan kegiatan
pemanenan tomat.
Berdasarkan kegiatan pemanenan yang dilaksanakan sesuai dengan
kebiasaan sistem belajar mengajar pada kedua kelompok siswa tersebut, siswa
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

program mandiri memiliki kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa program
reguler. Menurut Puskur, Balitbang, Depdiknas (Muslich, 2007), kebiasaan
berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan
seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan
nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat
perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri dan siswa program reguler
kelas XI pada jurusan budidaya di SMKN 2 Subang. Dengan demikian penelitian
ini mengambil judul “Perbedaan Kompetensi Pemanenan antara Siswa
Program Mandiri dengan Siswa Program Reguler pada Jurusan Budidaya di
SMKN 2 Subang”.

B. Identifikasi Masalah
Dari kedua jenis kelompok siswa yang terdapat di SMKN 2 Subang, ada
beberapa permasalahan yang menjadi awal dari penelitian ini. Adapun
permasalahan – permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
1) Siswa program mandiri sering terlihat di lahan sedangkan siswa program
reguler di kelas.
2) Rendahnya

kompetensi

yang

dimiliki

oleh

siswa

program

reguler

dibandingkan dengan siswa program mandiri.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

C. Pembatasan Masalah
Setelah munculnya beberapa pernyataan dari identifikasi permasalahan di
atas, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada rendahnya kompetensi
yang dimiliki oleh siswa program reguler dibandingkan dengan siswa program
mandiri pada jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang. Pengamatan kompetensi
dilakukan pada mata pelajaran pemanenan. Dalam kegiatan pemanenan akan
dilihat bagaimana kompetensi kedua kelompok siswa dalam pemanenan burayak
ikan mas untuk siswa APSDP dan pemanenan tomat untuk siswa APTN.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimana gambaran kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri
dengan siswa program reguler pada jurusan budidaya?
2) Apakah terdapat perbedaan kompetensi pemanenan antara siswa program
mandiri dengan siswa program reguler?

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran
kompetensi pemanenan dari kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya
SMKN 2 Subang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan
kompetensi pemanenan serta seberapa besar perbedaan yang terlihat dari
kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya SMKN 2 Subang.

F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai
literatur dalam penelitian di masa yang akan datang oleh peneliti kependidikan.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
bagi peneliti, siswa, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam pelaksanaan program pendidikan serta
mengetahui tingkat kompetensi pemanenan siswa pada jurusan budidaya
secara langsung.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

2. Bagi Siswa
Siswa bisa mengetahui kompetensi dirinya dan teman – temannya.
Sehingga akan menciptakan suasana yang kompetitif.
3. Bagi Sekolah
Sekolah bisa mengetahui kompetensi peserta didiknya sebagai bahan
evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan yang diselenggarakan.
4. Bagi Pemerintah
Pemerintah bisa mengembangkan program pendidikan yang dijalankan
oleh pihak SMKN 2 Subang kepada sekolah – sekolah yang tersebar di
seluruh Indonesia, khususnya untuk SMK.
5. Bagi Masyarakat
Orang

tua

siswa,

khususnya

yang

kurang

mampu

bisa

tetap

menyekolahkan anaknya tanpa harus bingung tentang masalah biayanya.
Untuk orang tua secara umum bisa lebih mempercayakan anaknya untuk
dididik di sekolah tersebut, karena disiplin dan program yang diberikan
sekolah akan mampu mencetak anak – anak menjadi orang yang memiliki
kompetensi yang baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Rincian dalam penulisan hasil penelitian yang dilakukan, dirangkum
menjadi beberapa bab dalam skripsi ini. Bab satu merupakan pendahuluan yang
meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
skripsi.
Bab dua berisi landasan teoritis yang meliputi kajian pustaka, kerangka
berpikir, asumsi penelitian dan hipotesis. Sedangkan bab tiga merupakan metode
penelitian yang menjelaskan mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan
analisis data.
Hasil dan pembahasan dalam penelitian tercantum pada bab empat yang
membahas jelas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab
lima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi dalam
penelitian.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1.

Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertempat di SMKN 2 Subang yang

beralamat di Jalan Wera Km. 5 Dangdeur, Subang 41212. Dipilihnya SMK
tersebut sebagai tempat untuk penelitian karena adanya keunikan dari SMK
tersebut dibandingkan dengan SMK yang lain. SMKN 2 Subang memiliki dua
macam program pendidikan, yaitu program mandiri dan program reguler.
Perbedaan program ini terletak pada sistem pendidikannya, dimana siswa
mandiri jauh lebih banyak menghabiskan waktu di lahan dibandingkan dengan
siswa reguler. Hal itu dikarenakan siswa mandiri membayar biaya pendidikan
serta mendapatkan tambahan makanan dari hasil produksi yang ada di sekolah.
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
mendapatkan surat pengantar untuk pelaksanaan penelitian. Surat penelitian
yang diperoleh terlampir pada lampiran 2. Selain memperoleh surat pengantar
penelitian, peneliti juga mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing yang
ditunjuk oleh Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri mulai dari
perencanaan kegiatan penelitian sampai penyusunan laporan. Sebagai bukti
kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh peneliti terlampir pada lampiran 3
dan surat keputusan pembimbing juga terlampir pada lampiran 4.
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang25
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

26

Penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pemanenan. Dalam dunia
pertanian, kegiatan pemanenan dilakukan hanya pada waktu tertentu, yaitu
pagi hari atau sore hari. Untuk siswa APTN penelitian dilakukan pada tanggal
22 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB. Sedangkan untuk siswa APSDP penelitian
dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB.
2.

Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan kepada siswa mandiri APTN yang berjumlah 21

orang dan siswa mandiri APSDP yang berjumlah 3 orang. Sedangkan untuk
siswa reguler APTN ada 7 orang dan siswa reguler APSDP berjumlah 1 orang.
Secara keseluruhan jumlah siswa mandiri ada 24 orang dan jumlah siswa
reguler ada 8 orang. Dengan demikian jumlah obyek penelitian seluruhnya
berjumlah 32 orang. Obyek penelitian merupakan siswa kelas XI jurusan
budidaya konsentrasi APSDP dan konsentrasi APTN.
Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan pengamatan terhadap
siswa dalam pelaksanaan pemanenan. Untuk konsentrasi APTN akan
dilakukan pemanenan tomat sedangkan untuk konsentrasi APSDP dilakukan
pemanenan burayak ikan mas. Dalam proses pengamatan, peneliti
menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa point yang harus
dilaksanakan oleh siswa dan studi dokumenter sebagai bukti empiris
pelaksanaan penelitian.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

27

3.

Populasi Penelitian
Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian

merupakan pengertian dari populasi (Sukmadinata, 2009: 250). Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah:
1) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang
berjumlah 24 orang.
2) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang
berjumlah 8 orang.
4.

Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi (Sugiyono, 2011: 118). Dalam penelitian ini seluruh siswa program
mandiri dan siswa program reguler jurusan budidaya konsentrasi APSDP dan
APTN kelas XI SMKN 2 Subang dijadikan sampel, maka disebut juga dengan
sampel total.

B. Desain Penelitian
Menurut Sukmadinata (2009: 287), desain penelitian merupakan rancangan
bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan desain
non-eksperimen karena menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dalam
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan studi
dokumenter. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi.
Melalui lembar observasi diperoleh nilai kompetensi pemanenan siswa dan di
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

28

dukung dengan foto – foto kegiatan yang diperoleh melalui studi dokumentar
sebagai bukti empiris.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
komparatif. Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih
dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti
(Sukmadinata, 2009: 56). Hasil yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel – variabel yang diteliti.

D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan rumusan tentang variabel/aspek dan
hubungan antar variabel/aspek yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang
dapat diukur/diamati (Sukmadinata, 2009: 301). Menurut Sugiono (2011: 3),
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok
sumber data atau obyek yang bervariasi.
Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi pemanenan (X).
Kompetensi pemanenan yang diteliti adalah kompetensi pemanenan siswa
program mandiri (n1) dan kompetensi pemanenan siswa program reguler (n2).

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

29

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Menurut Arikunto (2006: 156), di dalam pengertian psikologik, observasi atau
yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Berdasarkan
jenisnya, penelitian ini menggunakan observasi sistematis karena pengamatan
dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validasi
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 348). Ada beberapa jenis pengujian
validitas instrumen, yaitu pengujian validitas kontruk, pengujian validitas isi,
dan pengujian validitas eksternal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan lembar observasi, sehingga pengujian validitas instrumen
tersebut dilakukan dengan pengujian validitas kontruk.
Pengujian validitas kontruk dapat dilakukan dengan menggunakan
pendapat para ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011: 352). Setelah
instrumen dikonstruksikan tentang aspek – aspek yang diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para
ahli. Dari hasil konsultasi yang dilakukan didapatkan instrumen yang valid

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

30

yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Berikut ini merupakan
instrumen sebelum dan sesudah dilakukan validasi.
a. Instrumen Untuk APSDP
1) Instrumen Sebelum Divalidasi
Berikut ini merupakan instrumen yang akan digunakan pada
kompetensi pemanenan burayak ikan mas, yang akan diajukan kepada
guru APSDP untuk dilakukan penyesuaian terhadap instrumen yang
digunakan di sekolah.
Tabel 3.1. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan untuk APSDP
PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APSDP KELAS XI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Nama Siswa
Program Pendidikan
Waktu
No
1.

2.

3.
4.
5.
6.

Indikator yang diamati

: Pemanenan Burayak Ikan Mas
: XI/IV
:
:
:

Tinggi

Hasil pengamatan
Sedang
Rendah

Keterangan

Persiapan penampungan
benih (Pemasangan waring,
kekencangan tali)
Pengeringan kolam
(Pembukaan outlet,
penutupan inlet, pemasangan
saringan di inlet)
Persiapan peralatan
(Serokan, baskom, ember,
anco)
Penangkapan benih (Hulu ke
hilir, tidak kasar)
Pengangkutan benih (Tidak
kasar)
Penyimpanan peralatan
(bersih dan sesuai dengan
tempatnya)

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

31

2) Instrumen Setelah Divalidasi
Validasi untuk instrumen APSDP dilakukan oleh dua orang guru
yang bersangkutan dengan konsentrasi APSDP, yaitu Asih Samsiah,
S.St.Pi. dan Betta Yuliana. Proses validasi dilakukan pada tanggal 20
Oktober 2012. Bukti validasi dapat dilihat pada lampiran 8. Setelah
dilakukan penyesuaian/validasi oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan, diberikan beberapa masukan untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan pengamatan. Beberapa masukan itu adalah sebagai
berikut.
-

Indikator yang harus dicapai siswa sebaiknya diperjelas atau
difokuskan.

-

Penilaian yang digunakan sebaiknya berbentuk angka, supaya
mempermudah pengolahan data. Selain itu, diberikan keterangan
terhadap setiap skor yang akan dicapai oleh siswa.
Hasil validasi yang dilakukan terhadap instrumen kompetensi

pemanenan burayak ikan mas terlampir pada lampiran 5. Berikut ini
merupakan ringkasan hasil validasi yang dilakukan.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

32

Tabel 3.2. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Burayak Ikan Mas
INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN
BURAYAK IKAN MAS
Nama Siswa
Kelas/Semester
Jurusan
Mata Pelajaran
Program Pendidikan
No

:
: XI/IV
:
:
:
Indikator
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2

Skor
3 4

Keterangan
5

Bentuk waring
Kekencangan tali waring
Pembukaan outlet
Penutupan inlet
Pemasangan saringan pada saluran inlet
Persiapan peralatan (serokan, baskom, ember,
anco)
Penangkapan benih
Pengangkutan benih
Penyimpanan benih
Kebersihan peralatan
Penyimpanan peralatan

b. Instrumen Untuk APTN
1) Instrumen Sebelum Divalidasi
Pada konsentrasi APTN juga dilakukan validasi terhadap
instrumen yang akan digunakan. Validasi dilakukan oleh guru APTN
yang memahami tentang kompetensi pemanenan tomat. Berikut ini
merupakan instrumen yang diajukan kepada guru APTN.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

33

Tabel 3.3. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan APTN
PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APTN
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Nama Siswa
Program Pendidikan
Waktu

No

Indikator yang diamati

: Pemanenan Tomat
: XI/IV
:
:
:

Hasil pengamatan
Tinggi

1.

Pengamatan Fisiologis
(Kematangan dan Ukuran
Buah)

2.

Persiapan Peralatan
(Ember dan Timbangan)

3.

Pemetikan Tomat
(Tangkai buahnya masih
ada)

4.

Sortasi dan Grading
(Pemisahan sesuai warna,
ukuran, kecacatannya)

5.

Penyimpanan peralatan
(Bersih dan disimpan
pada tempatnya)

Sedang

Keterangan

Rendah

2) Instrumen Setelah Divalidasi
Untuk konsentrasi APTN, yang menjadi validator untuk instrumen
yang digunakan adalah dua orang guru yang bersangkutan dengan
konsentrasi APTN yaitu Sinta Fatmawati dan Yan Yan Restyan. Proses
validasi dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012. Bukti validasi dapat
dilihat pada lampiran 8. Setelah dilakukan validasi, masukan yang
diberikan tidak berbeda dengan yang diberikan oleh guru APSDP.
Hanya ada satu perbedaan dari instrumen ini dengan instrumen yang di

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34

APSDP, yaitu urutan indikator yang digunakan dalam instrumen APTN
harus sesuai dengan abjad sedangkan untuk instrumen APTN diurutkan
berdasarkan langkah – langkah dalam pelaksanaan pemanenan. Hal ini
tidak menjadi masalah karena perbedaan itu tidak mempengaruhi pada
nilai siswa. Hasil validasi secara keseluruhan terlampir pada lampiran 6.
Berikut ini merupakan ringkasan hasil validasi terhadap instrumen
APTN.
Tabel 3.4. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Tomat
INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN TOMAT
Nama Siswa
Kelas/Semester
Jurusan
Mata Pelajaran
Program Pendidikan

:
: XI/IV
:
:
:

No

Indikator

1
2

Kebersihan peralatan
Kematangan tomat
Pemetikan Tomat (Tangkai buah
masih ada)
Penggolongan berdasarkan kecacatan
buah
Penggolongan berdasarkan ukuran
Penggolongan berdasarkan warna
Penyimpanan peralatan
Persiapan Peralatan
Ukuran Tomat

3
4
5
6
7
8
9

Skor
Keterangan
1 2 3 4 5

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

35

G. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian
ini, yaitu sebagai berikut.
1.

Observasi
Menurut Sukmadinata (2009: 220), observasi atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada
dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan observasi nonparsitipatif.
Dalam pelaksanaan observasi partisipatif, peneliti ikut serta dalam kegiatan
yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk observasi nonpartisipatif,
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan di lapangan atau hanya berperan
sebagai pengamat saja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi
nonpartisipatif agar peneliti dapat lebih fokus dan seksama dalam melakukan
pengamatan.
Penggunaan lembar observasi dilakukan sebagai alat pengukur nilai
kompetensi siswa pada saat pengamatan. Di dalam lembar observasi tersebut
terdapat point – point yang harus dikerjakan oleh siswa. Dalam setiap point
terdapat beberapa indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa
tersebut. Sebelum pelaksanaan pengamatan dilakukan, lembar observasi yang
telah dibuat oleh peneliti didiskusikan terlebih dahulu kepada beberapa guru
yang ahli dalam bidang pemanenan.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36

Setelah lembar observasi divalidasi oleh pihak guru yang bersangkutan
maka penelitian dapat dilakukan. Hasil dari observasi yang diperoleh selama
penelitian terlampir pada lampiran 7.
2.

Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009: 221). Penggunaan studi
dokumenter dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris dalam penelitian
yang nantinya dapat memperkuat hasil yang diperoleh dari pengamatan
menggunakan lembar observasi.
Pada saat pelaksanaan kegiatan penelitian, diperoleh beberapa
dokumentasi. Dari dokumentasi tersebut dapat dilihat proses pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa mandiri maupun siswa reguler.
Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian dilampirkan pada lampiran 1.

H. Analisis Data
Menurut sugiyono (2011: 21), statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi
dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat, yaitu alat untuk analisis dan
alat untuk membuat keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan
data kuantitatif karena data yang dihasilkan berbentuk angka.
Penggunaan analisis data tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil
berkenaan dengan nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri dan siswa
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

37

program reguler. Salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam penelitian adalah
pengujian hipotesis. Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga yaitu hipotesis
deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif (Sugiyono, 2011: 25).
Berdasarkan pengertiannya, penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif.
Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk

perbandingan

melalui

ukuran

sampel

yang

juga

berbentuk

perbandingan. Desain penelitian dalam uji hipotesis ini masih menggunakan
variabel mandiri (satu variabel). Dilihat dari jenis – jenisnya, penelitian ini
menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel, Median Test.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

52

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan yang
dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari uraian –
uraian yang disampaikan dalam bab – bab sebelumnya.
1.

Gambaran Kompetensi Pemanenan
Nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri lebih tinggi

daripada nilai siswa program reguler. Hal itu dikarenakan rutinitas siswa
tersebut di lapangan sangat padat. Sehingga keadaan tersebut mampu
menyeimbangkan pikiran dan sikap mereka dalam bekerja.
2.

Perbedaan Kompetensi Pemanenan
Secara keseluruhan nilai kompetensi pemanenan lebih tinggi diperoleh

siswa mandiri. Hal itu dipengaruhi oleh jumlah siswa APTN yang lebih
banyak daripada siswa APSDP. Jika dilihat dari APSDP, nilai kompetensi
pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler tidak
berbeda. Antara siswa program mandiri dan siswa program reguler
konsentrasi APSDP tidak terlihat perbedaan yang signifikan dikarenakan
seluruh siswa APSDP baik yang mandiri maupun yang reguler diharuskan
tinggal di sekitar sekolah. Dengan demikian siswa reguler memiliki kegiatan
yang sama dengan siswa mandiri.
Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang52
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

53

B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang disarankan oleh
peneliti. Adapun saran tersebut ditujukan bagi sekolah dan peneliti.
1. Bagi Sekolah
Sistem belajar mengajar yang diterapkan oleh pihak SMKN 2 Subang
sudah baik sebaiknya lebih ditingkatkan. Menurut peneliti, sebaiknya siswa
program reguler juga diberi kegiatan praktik yang lebih rutin lagi agar
kemampuan siswa tersebut semakin terasah.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebaiknya diteruskan. Peneliti menyarankan demikian
dikarenakan masih banyak hal yang harus dipelajari lagi dari kedua
kelompok siswa tersebut, latar belakang keluarga juga dapat mempengaruhi
kinerja siswa di sekolah. Selain itu, sebaiknya penelitian ini dilakukan
kembali kepada beberapa angkatan berikutnya. Hal itu ditujukan untuk lebih
memperkuat lagi kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54

DAFTAR PUSTAKA

Chairani H. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Husaini U dan Purnomo S. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Joko, S. (2008). Bahan Bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan sekolah menengah kejuruan. Jakarta.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng, L.P.(2008). Pengembangan model kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah dan madrasah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Purnamawati. Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi
(Competency-Based Training) Sebagai

Suatu

Proses

Pengembangan

Pendidikan Vokasi. Jurnal MEDTEK: Volume 3, No 2, Oktober 2011.
Purwanto (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anastasia Ginting, 2013
54
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

55

Purworini, S.E. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan
Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal
Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.
Shahib, M N. (2005). Pendidikan Berbasis Kompetensi menuju Invensi. Bandung:
Gema Media Pusakatama.
Sudjana N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011), Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumarsih dkk. (2007). Kompetensi Guru Madrasah. Jakarta: Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama.
Tatang, S. (2008). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Anastasia Ginting, 2013
Perbedaan Kompetensi Permanen Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program
Reguler Pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Sosial Antara Siswa Homeschooling Dan Siswa Yang Mengikuti Program Reguler

8 84 73

Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa Program Reguler Dengan Siswa Program Akselerasi

0 42 39

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DENGAN SISWA REGULAR DI SMP Perbedaan Kompetensi Interpersonal Antara Siswa Program Khusus Dengan Siswa Regular Di SMP Batik Program Khusus Surakarta Dan Smp Batik Surakarta Tahun 2016/2017.

0 2 20

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING DAN HARDINESS PADA SISWA SMA PROGRAM AKSELERASI DENGAN PROGRAM Perbedaan Subjective Well Being dan Hardiness Pada Siswa SMA Program Akselerasi Dengan Program Reguler di Surakarta.

1 12 18

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI DAN SISWA REGULER Perbedaan Kompetensi Sosial Pada Siswa Akselerasi Dan Siswa Reguler.

0 3 14

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI DAN SISWA REGULER Perbedaan Kompetensi Sosial Pada Siswa Akselerasi Dan Siswa Reguler.

0 2 11

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA SISWA PROGRAMRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( RSBI) PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA SISWA PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( RSBI) DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA SISWA SMA.

0 0 17

PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 0 32

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 0 35

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 1 24