PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

(1)

PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA

JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

ANASTASIA GINTING 0811739

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA

JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG

Oleh Anastasia Ginting

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Anastasia Ginting 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ANASTASIA GINTING (0811739)

PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN

BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Sudjani, M.Pd.

NIP. 19630628 198803 1 002

Pembimbing II,

Drs. Sukadi, M.Pd., MT. NIP. 19640910 199101 1 002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri,

Dr. Sri Handayani, M.Pd. NIP. 1966 0930 1997 03 2001


(4)

Anastasia Ginting, 2013

ABSTRAK

Perbedaan Kompetensi Pemanenan antara Siswa Program Mandiri dengan Siswa Program Reguler pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang. Anastasia Ginting. (0811739).

Penelitian ini memaparkan tentang perbedaan kompetensi pemanenan yang dimiliki oleh siswa program mandiri dengan siswa program reguler jurusan budidaya di SMKN 2 Subang. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan perbedaan kompetensi pemanenan yang dimiliki oleh siswa program mandiri dan siswa program reguler jurusan budidaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan budidaya konsentrasi APTN dan APSDP yang berjumlah 24 orang siswa program mandiri dan 8 orang untuk siswa program reguler. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat gambaran serta perbedaan kompetensi pemanenan siswa dan di dukung dengan dokumenter.

Dari penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan kompetensi pemanenan yang dilakukan oleh siswa program mandiri dan siswa program reguler. Nilai yang diperoleh siswa program mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa program reguler. Terdapatnya perbedaan kompetensi pemanenan tersebut dikarenakan siswa program reguler lebih banyak melakukan kegiatan di lahan dibandingkan dengan siswa program reguler. Hal itu jelas terlihat pada siswa konsentrasi APTN.

Berbeda dengan siswa APTN, siswa APSDP baik yang mandiri maupun yang reguler tidak terlihat perbedaan yang signifikan dikarenakan seluruh siswa diwajibkan tinggal di lingkungan sekolah. Dengan keadaan seperti ini, seluruh kegiatan yang biasanya dilakukan oleh siswa program mandiri juga dilakukan oleh siswa program reguler.


(5)

ABSTRACT

The Differences of Harvesting Competence between Independent Program Students and Regular Program Students Cultivation Majoring in SMKN 2 Subang. Anastasia Ginting. (0811739).

This study describes the differences harvesting competencies possessed by independent program students with a regular program students majoring in cultivation in SMKN 2 Subang. The purpose of the implementation of the research was to see the vision and harvesting competency owned by independent program students with a regular program students majoring in cultivation. The method used is the method of comparative with quantitative approach. The sample used in this research were students of class XI cultivation majoring and the concentration APTN and APSDP totaling 24 for independent program students and 8 for regular program students. The instrument used in this research was the observation sheet to see the picture and differences of harvesting competency of students and than supported by documentary.

From the research conducted there are differences in competence harvesting is done by independent program students and regular program students. Values obtained independent program students is higher than the value obtained by the regular program students. The presence of the difference harvesting competence is due to independent program students more activities in the field compared to the regular program students. It was clearly seen in the concentration of APTN students.

Unlike the APTN students, APSDP students either independently or regular no significant changes because all students are required to stay at school. In these circumstances, all activities are usually carried out by an independent program students also performed by the regular program students.


(6)

Anastasia Ginting, 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR BAGAN ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ASUMSI DASAR DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Program Mandiri ... 11

2. Program Reguler ... 14

3. Kompetensi ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 21

C. Asumsi Dasar Penelitian ... 23


(7)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 25

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Definisi Operasional ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Analisis Data ... 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Gambaran Nilai Program Mandiri dan Program Reguler 38 2. Uji Normalitas ... 43

3. Uji Hipotesis ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

1. Gambaran Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan Siswa Reguler ... 48

2. Perbedaan Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan Siswa Reguler ... 50

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 52

5.1.Kesimpulan ... 52

5.2.Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Proses pendidikan dijalani individu sepanjang hayat (Tatang, 2008). Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Melalui pendidikan, individu akan bisa memahami suatu ilmu, mengetahui hal – hal baru dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Akan tetapi ada pendidikan yang tidak bisa dilakukan disembarang tempat, yaitu pendidikan formal. Pendidikan formal biasanya berjalan di sebuah sekolah yang identik dengan suatu bangunan. Pendidikan formal terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT).

Untuk pendidikan SD dan SLTP, pemerintah memberikan bantuan dana pendidikan berupa dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Akan tetapi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, individu harus membiayai sendiri biaya pendidikannya. Dari seluruh lulusan SLTP, orangtua yang mampu menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi lagi hanya sebagian saja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Priyanto, Kepala SMKN 2 Subang, untuk siswa lulusan SLTP tahun 2004 hanya 48% orangtua yang mampu membiayai anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tahun 2006


(9)

mencapai 50%, tahun 2008 mencapai 52%, dan tahun 2012 mencapai 60%. Oleh karena itu, setiap siswa lulusan SLTP hanya memiliki dua pilihan yaitu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau membantu orangtua untuk mencari nafkah.

Bagi individu yang ingin melanjutkan pendidikan ke arah yang lebih tinggi, individu tersebut bisa memilih masuk SMA (Sekolah Menengah Atas) atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Di SMA, siswa akan diajarkan semua mata pelajaran umum sedangkan di SMK, siswa akan diajarkan mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Oleh karena itu, siswa SMK akan lebih kompeten dari siswa SMA pada sebuah bidang keahlian.

Berdasarkan keadaan tersebut, SMKN 2 subang memiliki niat untuk membantu anak – anak bangsa lulusan SLTP yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMK khususnya bidang pertanian. SMKN 2 Subang memberikan solusi untuk anak – anak yang ingin sekolah dengan cara membuat program mandiri dan program reguler. Program mandiri merupakan kelompok siswa yang orangtuanya tidak mampu membiayai kelanjutan sekolah anaknya. Sedangkan program reguler adalah kelompok siswa yang orangtuanya mampu membiayai kelanjutan pendidikan anaknya.

Pada proses pendidikannya, kelompok siswa mandiri membiayai pendidikannya dengan cara bekerja di unit produksi yang dimiliki oleh sekolah. Tujuan dari dipekerjakannya siswa pada unit produksi adalah untuk memperkuat kompetensi siswa dalam bidangnya. Semakin kuat kompetensi siswa, maka nilai


(10)

jual dari siswa tersebut terhadap perusahaan – perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Subang akan semakin tinggi juga. Pada saat siswa magang di sebuah perusahaan, maka siswa akan memperoleh upah yang sesuai dengan kinerja yang diberikannya. Dari penghasilan itulah siswa dapat membayar biaya pendidikannya. Selain biaya pendidikan, siswa mandiri juga diberi makan dan asrama di sekolah. Walaupun tidak mewah, akan tetapi cukup untuk mempertahankan hidup dalam proses pencarian ilmu tanpa harus merepotkan orangtua di rumah.

Kelompok siswa reguler tidak mendapatkan kegiatan sebagaimana kelompok siswa mandiri. Siswa reguler mendapatkan proses pembelajaran layaknya sekolah seperti biasa, akan tetapi siswa reguler juga dilatih kompetensinya melalui praktikum – praktikum yang dilakukan pada setiap pelajaran. Untuk melihat perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler, siswa diminta melakukan kegiatan pemanenan. Dipilihnya pemanenan sebagai kegiatan dalam penelitian ini karena pemanenan tidak memerlukan waktu yang banyak dalam pengamatan sehingga kegiatan siswa di sekolah tidak terganggu. Dalam penelitian ini digunakan siswa jurusan budidaya konsentrasi Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan (APSDP) dan Agribisnis Produksi Tanaman (APTN). Untuk siswa APSDP dilakukan kegiatan pemanenan burayak ikan mas dan untuk siswa APTN dilakukan kegiatan pemanenan tomat.

Berdasarkan kegiatan pemanenan yang dilaksanakan sesuai dengan kebiasaan sistem belajar mengajar pada kedua kelompok siswa tersebut, siswa


(11)

program mandiri memiliki kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa program reguler. Menurut Puskur, Balitbang, Depdiknas (Muslich, 2007), kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri dan siswa program reguler kelas XI pada jurusan budidaya di SMKN 2 Subang. Dengan demikian penelitian

ini mengambil judul “Perbedaan Kompetensi Pemanenan antara Siswa Program Mandiri dengan Siswa Program Reguler pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang”.

B. Identifikasi Masalah

Dari kedua jenis kelompok siswa yang terdapat di SMKN 2 Subang, ada beberapa permasalahan yang menjadi awal dari penelitian ini. Adapun permasalahan – permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1) Siswa program mandiri sering terlihat di lahan sedangkan siswa program reguler di kelas.

2) Rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa program reguler dibandingkan dengan siswa program mandiri.


(12)

C. Pembatasan Masalah

Setelah munculnya beberapa pernyataan dari identifikasi permasalahan di atas, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa program reguler dibandingkan dengan siswa program mandiri pada jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang. Pengamatan kompetensi dilakukan pada mata pelajaran pemanenan. Dalam kegiatan pemanenan akan dilihat bagaimana kompetensi kedua kelompok siswa dalam pemanenan burayak ikan mas untuk siswa APSDP dan pemanenan tomat untuk siswa APTN.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1) Bagaimana gambaran kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler pada jurusan budidaya?

2) Apakah terdapat perbedaan kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler?


(13)

E. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kompetensi pemanenan dari kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya SMKN 2 Subang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kompetensi pemanenan serta seberapa besar perbedaan yang terlihat dari kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya SMKN 2 Subang.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai literatur dalam penelitian di masa yang akan datang oleh peneliti kependidikan. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: bagi peneliti, siswa, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam pelaksanaan program pendidikan serta mengetahui tingkat kompetensi pemanenan siswa pada jurusan budidaya secara langsung.


(14)

2. Bagi Siswa

Siswa bisa mengetahui kompetensi dirinya dan teman – temannya. Sehingga akan menciptakan suasana yang kompetitif.

3. Bagi Sekolah

Sekolah bisa mengetahui kompetensi peserta didiknya sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan yang diselenggarakan. 4. Bagi Pemerintah

Pemerintah bisa mengembangkan program pendidikan yang dijalankan oleh pihak SMKN 2 Subang kepada sekolah – sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya untuk SMK.

5. Bagi Masyarakat

Orang tua siswa, khususnya yang kurang mampu bisa tetap menyekolahkan anaknya tanpa harus bingung tentang masalah biayanya. Untuk orang tua secara umum bisa lebih mempercayakan anaknya untuk dididik di sekolah tersebut, karena disiplin dan program yang diberikan sekolah akan mampu mencetak anak – anak menjadi orang yang memiliki kompetensi yang baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Rincian dalam penulisan hasil penelitian yang dilakukan, dirangkum menjadi beberapa bab dalam skripsi ini. Bab satu merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah,


(15)

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab dua berisi landasan teoritis yang meliputi kajian pustaka, kerangka berpikir, asumsi penelitian dan hipotesis. Sedangkan bab tiga merupakan metode penelitian yang menjelaskan mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Hasil dan pembahasan dalam penelitian tercantum pada bab empat yang membahas jelas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab lima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertempat di SMKN 2 Subang yang beralamat di Jalan Wera Km. 5 Dangdeur, Subang 41212. Dipilihnya SMK tersebut sebagai tempat untuk penelitian karena adanya keunikan dari SMK tersebut dibandingkan dengan SMK yang lain. SMKN 2 Subang memiliki dua macam program pendidikan, yaitu program mandiri dan program reguler. Perbedaan program ini terletak pada sistem pendidikannya, dimana siswa mandiri jauh lebih banyak menghabiskan waktu di lahan dibandingkan dengan siswa reguler. Hal itu dikarenakan siswa mandiri membayar biaya pendidikan serta mendapatkan tambahan makanan dari hasil produksi yang ada di sekolah.

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mendapatkan surat pengantar untuk pelaksanaan penelitian. Surat penelitian yang diperoleh terlampir pada lampiran 2. Selain memperoleh surat pengantar penelitian, peneliti juga mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri mulai dari perencanaan kegiatan penelitian sampai penyusunan laporan. Sebagai bukti kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh peneliti terlampir pada lampiran 3 dan surat keputusan pembimbing juga terlampir pada lampiran 4.


(17)

Penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pemanenan. Dalam dunia pertanian, kegiatan pemanenan dilakukan hanya pada waktu tertentu, yaitu pagi hari atau sore hari. Untuk siswa APTN penelitian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB. Sedangkan untuk siswa APSDP penelitian dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB.

2. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan kepada siswa mandiri APTN yang berjumlah 21 orang dan siswa mandiri APSDP yang berjumlah 3 orang. Sedangkan untuk siswa reguler APTN ada 7 orang dan siswa reguler APSDP berjumlah 1 orang. Secara keseluruhan jumlah siswa mandiri ada 24 orang dan jumlah siswa reguler ada 8 orang. Dengan demikian jumlah obyek penelitian seluruhnya berjumlah 32 orang. Obyek penelitian merupakan siswa kelas XI jurusan budidaya konsentrasi APSDP dan konsentrasi APTN.

Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan pengamatan terhadap siswa dalam pelaksanaan pemanenan. Untuk konsentrasi APTN akan dilakukan pemanenan tomat sedangkan untuk konsentrasi APSDP dilakukan pemanenan burayak ikan mas. Dalam proses pengamatan, peneliti menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa point yang harus dilaksanakan oleh siswa dan studi dokumenter sebagai bukti empiris pelaksanaan penelitian.


(18)

3. Populasi Penelitian

Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian merupakan pengertian dari populasi (Sukmadinata, 2009: 250). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:

1) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang berjumlah 24 orang.

2) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang berjumlah 8 orang.

4. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2011: 118). Dalam penelitian ini seluruh siswa program mandiri dan siswa program reguler jurusan budidaya konsentrasi APSDP dan APTN kelas XI SMKN 2 Subang dijadikan sampel, maka disebut juga dengan sampel total.

B. Desain Penelitian

Menurut Sukmadinata (2009: 287), desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimen karena menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan studi dokumenter. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi. Melalui lembar observasi diperoleh nilai kompetensi pemanenan siswa dan di


(19)

dukung dengan foto – foto kegiatan yang diperoleh melalui studi dokumentar sebagai bukti empiris.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti (Sukmadinata, 2009: 56). Hasil yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel – variabel yang diteliti.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan rumusan tentang variabel/aspek dan hubungan antar variabel/aspek yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang dapat diukur/diamati (Sukmadinata, 2009: 301). Menurut Sugiono (2011: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.

Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi pemanenan (X). Kompetensi pemanenan yang diteliti adalah kompetensi pemanenan siswa program mandiri (n1) dan kompetensi pemanenan siswa program reguler (n2).


(20)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Menurut Arikunto (2006: 156), di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan observasi sistematis karena pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validasi

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 348). Ada beberapa jenis pengujian validitas instrumen, yaitu pengujian validitas kontruk, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lembar observasi, sehingga pengujian validitas instrumen tersebut dilakukan dengan pengujian validitas kontruk.

Pengujian validitas kontruk dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011: 352). Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek – aspek yang diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Dari hasil konsultasi yang dilakukan didapatkan instrumen yang valid


(21)

yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Berikut ini merupakan instrumen sebelum dan sesudah dilakukan validasi.

a. Instrumen Untuk APSDP

1) Instrumen Sebelum Divalidasi

Berikut ini merupakan instrumen yang akan digunakan pada kompetensi pemanenan burayak ikan mas, yang akan diajukan kepada guru APSDP untuk dilakukan penyesuaian terhadap instrumen yang digunakan di sekolah.

Tabel 3.1. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan untuk APSDP

PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APSDP KELAS XI

Mata Pelajaran : Pemanenan Burayak Ikan Mas

Kelas/Semester : XI/IV

Nama Siswa :

Program Pendidikan :

Waktu :

No Indikator yang diamati Hasil pengamatan Keterangan

Tinggi Sedang Rendah

1.

Persiapan penampungan benih (Pemasangan waring, kekencangan tali)

2.

Pengeringan kolam (Pembukaan outlet,

penutupan inlet, pemasangan saringan di inlet)

3.

Persiapan peralatan (Serokan, baskom, ember, anco)

4. Penangkapan benih (Hulu ke

hilir, tidak kasar)

5. Pengangkutan benih (Tidak

kasar)

6.

Penyimpanan peralatan (bersih dan sesuai dengan tempatnya)


(22)

2) Instrumen Setelah Divalidasi

Validasi untuk instrumen APSDP dilakukan oleh dua orang guru yang bersangkutan dengan konsentrasi APSDP, yaitu Asih Samsiah, S.St.Pi. dan Betta Yuliana. Proses validasi dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012. Bukti validasi dapat dilihat pada lampiran 8. Setelah dilakukan penyesuaian/validasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, diberikan beberapa masukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan. Beberapa masukan itu adalah sebagai berikut.

- Indikator yang harus dicapai siswa sebaiknya diperjelas atau difokuskan.

- Penilaian yang digunakan sebaiknya berbentuk angka, supaya mempermudah pengolahan data. Selain itu, diberikan keterangan terhadap setiap skor yang akan dicapai oleh siswa.

Hasil validasi yang dilakukan terhadap instrumen kompetensi pemanenan burayak ikan mas terlampir pada lampiran 5. Berikut ini merupakan ringkasan hasil validasi yang dilakukan.


(23)

Tabel 3.2. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Burayak Ikan Mas

INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN BURAYAK IKAN MAS

Nama Siswa :

Kelas/Semester : XI/IV

Jurusan :

Mata Pelajaran :

Program Pendidikan :

No Indikator Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1 Bentuk waring

2 Kekencangan tali waring

3 Pembukaan outlet

4 Penutupan inlet

5 Pemasangan saringan pada saluran inlet

6 Persiapan peralatan (serokan, baskom, ember, anco)

7 Penangkapan benih

8 Pengangkutan benih

9 Penyimpanan benih

10 Kebersihan peralatan

11 Penyimpanan peralatan

b. Instrumen Untuk APTN

1) Instrumen Sebelum Divalidasi

Pada konsentrasi APTN juga dilakukan validasi terhadap instrumen yang akan digunakan. Validasi dilakukan oleh guru APTN yang memahami tentang kompetensi pemanenan tomat. Berikut ini merupakan instrumen yang diajukan kepada guru APTN.


(24)

Tabel 3.3. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan APTN

PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APTN

Mata Pelajaran : Pemanenan Tomat

Kelas/Semester : XI/IV

Nama Siswa :

Program Pendidikan :

Waktu :

No Indikator yang diamati Hasil pengamatan Keterangan

Tinggi Sedang Rendah

1.

Pengamatan Fisiologis (Kematangan dan Ukuran Buah)

2. Persiapan Peralatan

(Ember dan Timbangan)

3.

Pemetikan Tomat (Tangkai buahnya masih ada)

4.

Sortasi dan Grading (Pemisahan sesuai warna, ukuran, kecacatannya)

5.

Penyimpanan peralatan (Bersih dan disimpan pada tempatnya)

2) Instrumen Setelah Divalidasi

Untuk konsentrasi APTN, yang menjadi validator untuk instrumen yang digunakan adalah dua orang guru yang bersangkutan dengan konsentrasi APTN yaitu Sinta Fatmawati dan Yan Yan Restyan. Proses validasi dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012. Bukti validasi dapat dilihat pada lampiran 8. Setelah dilakukan validasi, masukan yang diberikan tidak berbeda dengan yang diberikan oleh guru APSDP. Hanya ada satu perbedaan dari instrumen ini dengan instrumen yang di


(25)

APSDP, yaitu urutan indikator yang digunakan dalam instrumen APTN harus sesuai dengan abjad sedangkan untuk instrumen APTN diurutkan berdasarkan langkah – langkah dalam pelaksanaan pemanenan. Hal ini tidak menjadi masalah karena perbedaan itu tidak mempengaruhi pada nilai siswa. Hasil validasi secara keseluruhan terlampir pada lampiran 6. Berikut ini merupakan ringkasan hasil validasi terhadap instrumen APTN.

Tabel 3.4. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Tomat INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN TOMAT

Nama Siswa :

Kelas/Semester : XI/IV

Jurusan :

Mata Pelajaran :

Program Pendidikan :

No Indikator Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1 Kebersihan peralatan

2 Kematangan tomat

3 Pemetikan Tomat (Tangkai buah

masih ada)

4 Penggolongan berdasarkan kecacatan

buah

5 Penggolongan berdasarkan ukuran 6 Penggolongan berdasarkan warna 7 Penyimpanan peralatan 8 Persiapan Peralatan


(26)

G. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Observasi

Menurut Sukmadinata (2009: 220), observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan observasi nonparsitipatif. Dalam pelaksanaan observasi partisipatif, peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan di lapangan atau hanya berperan sebagai pengamat saja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif agar peneliti dapat lebih fokus dan seksama dalam melakukan pengamatan.

Penggunaan lembar observasi dilakukan sebagai alat pengukur nilai kompetensi siswa pada saat pengamatan. Di dalam lembar observasi tersebut terdapat point – point yang harus dikerjakan oleh siswa. Dalam setiap point terdapat beberapa indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa tersebut. Sebelum pelaksanaan pengamatan dilakukan, lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti didiskusikan terlebih dahulu kepada beberapa guru yang ahli dalam bidang pemanenan.


(27)

Setelah lembar observasi divalidasi oleh pihak guru yang bersangkutan maka penelitian dapat dilakukan. Hasil dari observasi yang diperoleh selama penelitian terlampir pada lampiran 7.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009: 221). Penggunaan studi dokumenter dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris dalam penelitian yang nantinya dapat memperkuat hasil yang diperoleh dari pengamatan menggunakan lembar observasi.

Pada saat pelaksanaan kegiatan penelitian, diperoleh beberapa dokumentasi. Dari dokumentasi tersebut dapat dilihat proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh siswa mandiri maupun siswa reguler. Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian dilampirkan pada lampiran 1.

H. Analisis Data

Menurut sugiyono (2011: 21), statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat, yaitu alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data kuantitatif karena data yang dihasilkan berbentuk angka.

Penggunaan analisis data tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil berkenaan dengan nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri dan siswa


(28)

program reguler. Salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam penelitian adalah pengujian hipotesis. Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif (Sugiyono, 2011: 25). Berdasarkan pengertiannya, penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif.

Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Desain penelitian dalam uji hipotesis ini masih menggunakan variabel mandiri (satu variabel). Dilihat dari jenis – jenisnya, penelitian ini menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel, Median Test.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari uraian – uraian yang disampaikan dalam bab – bab sebelumnya.

1. Gambaran Kompetensi Pemanenan

Nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri lebih tinggi daripada nilai siswa program reguler. Hal itu dikarenakan rutinitas siswa tersebut di lapangan sangat padat. Sehingga keadaan tersebut mampu menyeimbangkan pikiran dan sikap mereka dalam bekerja.

2. Perbedaan Kompetensi Pemanenan

Secara keseluruhan nilai kompetensi pemanenan lebih tinggi diperoleh siswa mandiri. Hal itu dipengaruhi oleh jumlah siswa APTN yang lebih banyak daripada siswa APSDP. Jika dilihat dari APSDP, nilai kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler tidak berbeda. Antara siswa program mandiri dan siswa program reguler konsentrasi APSDP tidak terlihat perbedaan yang signifikan dikarenakan seluruh siswa APSDP baik yang mandiri maupun yang reguler diharuskan tinggal di sekitar sekolah. Dengan demikian siswa reguler memiliki kegiatan yang sama dengan siswa mandiri.


(30)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang disarankan oleh peneliti. Adapun saran tersebut ditujukan bagi sekolah dan peneliti.

1. Bagi Sekolah

Sistem belajar mengajar yang diterapkan oleh pihak SMKN 2 Subang sudah baik sebaiknya lebih ditingkatkan. Menurut peneliti, sebaiknya siswa program reguler juga diberi kegiatan praktik yang lebih rutin lagi agar kemampuan siswa tersebut semakin terasah.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebaiknya diteruskan. Peneliti menyarankan demikian dikarenakan masih banyak hal yang harus dipelajari lagi dari kedua kelompok siswa tersebut, latar belakang keluarga juga dapat mempengaruhi kinerja siswa di sekolah. Selain itu, sebaiknya penelitian ini dilakukan kembali kepada beberapa angkatan berikutnya. Hal itu ditujukan untuk lebih memperkuat lagi kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Chairani H. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Husaini U dan Purnomo S. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Joko, S. (2008). Bahan Bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan. Jakarta.

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng, L.P.(2008). Pengembangan model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah dan madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Purnamawati. Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency-Based Training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan Vokasi. Jurnal MEDTEK: Volume 3, No 2, Oktober 2011.

Purwanto (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(32)

Purworini, S.E. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.

Shahib, M N. (2005). Pendidikan Berbasis Kompetensi menuju Invensi. Bandung: Gema Media Pusakatama.

Sudjana N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2011), Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarsih dkk. (2007). Kompetensi Guru Madrasah. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.


(1)

Anastasia Ginting, 2013

Perbedaan Kompetensi Pemanenan Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program Reguler Pada Jurusan Budidaya Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah lembar observasi divalidasi oleh pihak guru yang bersangkutan maka penelitian dapat dilakukan. Hasil dari observasi yang diperoleh selama penelitian terlampir pada lampiran 7.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009: 221). Penggunaan studi dokumenter dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris dalam penelitian yang nantinya dapat memperkuat hasil yang diperoleh dari pengamatan menggunakan lembar observasi.

Pada saat pelaksanaan kegiatan penelitian, diperoleh beberapa dokumentasi. Dari dokumentasi tersebut dapat dilihat proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh siswa mandiri maupun siswa reguler. Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian dilampirkan pada lampiran 1.

H. Analisis Data

Menurut sugiyono (2011: 21), statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat, yaitu alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data kuantitatif karena data yang dihasilkan berbentuk angka.

Penggunaan analisis data tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil berkenaan dengan nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri dan siswa


(2)

program reguler. Salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam penelitian adalah pengujian hipotesis. Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif (Sugiyono, 2011: 25). Berdasarkan pengertiannya, penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif.

Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Desain penelitian dalam uji hipotesis ini masih menggunakan variabel mandiri (satu variabel). Dilihat dari jenis – jenisnya, penelitian ini menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel, Median Test.


(3)

Anastasia Ginting, 2013

Perbedaan Kompetensi Pemanenan Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program Reguler Pada Jurusan Budidaya Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari uraian – uraian yang disampaikan dalam bab – bab sebelumnya.

1. Gambaran Kompetensi Pemanenan

Nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri lebih tinggi daripada nilai siswa program reguler. Hal itu dikarenakan rutinitas siswa tersebut di lapangan sangat padat. Sehingga keadaan tersebut mampu menyeimbangkan pikiran dan sikap mereka dalam bekerja.

2. Perbedaan Kompetensi Pemanenan

Secara keseluruhan nilai kompetensi pemanenan lebih tinggi diperoleh siswa mandiri. Hal itu dipengaruhi oleh jumlah siswa APTN yang lebih banyak daripada siswa APSDP. Jika dilihat dari APSDP, nilai kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler tidak berbeda. Antara siswa program mandiri dan siswa program reguler konsentrasi APSDP tidak terlihat perbedaan yang signifikan dikarenakan seluruh siswa APSDP baik yang mandiri maupun yang reguler diharuskan tinggal di sekitar sekolah. Dengan demikian siswa reguler memiliki kegiatan yang sama dengan siswa mandiri.


(4)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang disarankan oleh peneliti. Adapun saran tersebut ditujukan bagi sekolah dan peneliti.

1. Bagi Sekolah

Sistem belajar mengajar yang diterapkan oleh pihak SMKN 2 Subang sudah baik sebaiknya lebih ditingkatkan. Menurut peneliti, sebaiknya siswa program reguler juga diberi kegiatan praktik yang lebih rutin lagi agar kemampuan siswa tersebut semakin terasah.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebaiknya diteruskan. Peneliti menyarankan demikian dikarenakan masih banyak hal yang harus dipelajari lagi dari kedua kelompok siswa tersebut, latar belakang keluarga juga dapat mempengaruhi kinerja siswa di sekolah. Selain itu, sebaiknya penelitian ini dilakukan kembali kepada beberapa angkatan berikutnya. Hal itu ditujukan untuk lebih memperkuat lagi kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini.


(5)

Anastasia Ginting, 2013

Perbedaan Kompetensi Pemanenan Antara Siswa Program Mandiri Dengan Siswa Program Reguler Pada Jurusan Budidaya Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Chairani H. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Husaini U dan Purnomo S. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Joko, S. (2008). Bahan Bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan. Jakarta.

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng, L.P.(2008). Pengembangan model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah dan madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Purnamawati. Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency-Based Training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan Vokasi. Jurnal MEDTEK: Volume 3, No 2, Oktober 2011.

Purwanto (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(6)

Purworini, S.E. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.

Shahib, M N. (2005). Pendidikan Berbasis Kompetensi menuju Invensi. Bandung: Gema Media Pusakatama.

Sudjana N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2011), Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarsih dkk. (2007). Kompetensi Guru Madrasah. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.


Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Sosial Antara Siswa Homeschooling Dan Siswa Yang Mengikuti Program Reguler

8 84 73

Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa Program Reguler Dengan Siswa Program Akselerasi

0 42 39

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DENGAN SISWA REGULAR DI SMP Perbedaan Kompetensi Interpersonal Antara Siswa Program Khusus Dengan Siswa Regular Di SMP Batik Program Khusus Surakarta Dan Smp Batik Surakarta Tahun 2016/2017.

0 2 20

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING DAN HARDINESS PADA SISWA SMA PROGRAM AKSELERASI DENGAN PROGRAM Perbedaan Subjective Well Being dan Hardiness Pada Siswa SMA Program Akselerasi Dengan Program Reguler di Surakarta.

1 12 18

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI DAN SISWA REGULER Perbedaan Kompetensi Sosial Pada Siswa Akselerasi Dan Siswa Reguler.

0 3 14

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI DAN SISWA REGULER Perbedaan Kompetensi Sosial Pada Siswa Akselerasi Dan Siswa Reguler.

0 2 11

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA SISWA PROGRAMRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( RSBI) PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA SISWA PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( RSBI) DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA SISWA SMA.

0 0 17

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 0 35

PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 0 27

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG.

0 1 24