PENGARUH LIMBAH MARMER SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON.

(1)

ShantiKurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Oleh :

SHANTI KURNIA 0707646

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – S1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ShantiKurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Oleh Shanti Kurnia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Shanti Kurnia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ShantiKurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

LEMBAR PENGESAHAN SHANTI KURNIA (0707646) PENGARUH LIMBAH MARMER SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Istiqomah, S.T., M.T. NIP. 19711215 200312 2 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

Drs. Sukadi, M.Pd., M.T. NIP. 19640910 199101 1 002

Ketua Prodi Teknik Sipil,

Drs. H. Rakhmat Yusuf, M.T. NIP. 19640424 199101 1 001


(4)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

ABSTRAK

PENGARUH LIMBAH MARMER SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Oleh : Shanti Kurnia NIM. 0707646

Permintaan kebutuhan terhadap bangunan yang terus meningkat membuat penggunaan bahan bangunan ikut meningkat. Upaya pemenuhan kebutuhan bahan bangunan tersebut terkadang menimbulkan limbah. Limbah yang dihasilkan tersebut apabila tidak dikelola tentunya akan menjadi masalah yang berkaitan dengan aspek lingkungan. Salah satunya adalah limbah marmer yang dihasilkan pada produksi pengolahan marmer. Pada penelitian ini, limbah marmer akan digunakan sebagai bahan pengisi (filler) pada beton dengan upaya menciptakan beton yang padat. Limbah marmer yang akan digunakan adalah limbah yang berupa serbuk yang berasal dari daerah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen di laboratorium dengan membuat beberapa variasi benda uji. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI. Penelitian meliputi pengujian material, pelaksanaan pengecoran, perawatan benda uji dan pengujian benda uji. Pada penelitian ini dibuat beton kontrol dan beton eksperimen yang memiliki persentase limbah marmer yang bervariasi. Beton kontrol berfungsi sebagai pembanding dari beton eksperimen. Beton eksperimen tipe I diberi tambahan limbah marmer sebesar 5 % dari jumlah semen, tipe II diberi tambahan limbah marmer sebesar 10% dari jumlah semen, tipe III diberi tambahan limbah marmer sebesar 20% dari jumlah semen dan terakhir tipe IV diberi limbah marmer sebesar 30% dari jumlah semen. Metode perancangan campuran yang digunakan adalah ACI (American Concrete Institute) dengan kuat tekan rencana sebesar 25 Mpa. Hasil pengujian kuat tekan, densitas dan porositas menunjukkan bahwa beton eksperimen tipe III memiliki kekuatan dan ketahanan yang optimal. Beton eksperimen tipe III memiliki kuat tekan sebesar 25,28 Mpa dengan peningkatan sebesar 4,78% dari beton kontrol pada usia 28 hari. Sementara beton kontrol pada usia 28 hari memiliki kuat tekan sebesar 24,13 Mpa. Dengan demikian limbah marmer memiliki pengaruh yang baik sebagai bahan pengisi (filler).


(5)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

ABSTRACT

THE EFFECT OF MARBLE WASTE AS CONCRETE FILLER

Presented By : Shanti Kurnia NIM. 0707646

The increasing demand against building has put a great number of its material. The effort to fulfill its material needs sometimes produces waste, in which, if this waste does not well governed, undoubtedly, the environment will get its impact. One of these wastes is marble waste, which is produced from marble processing. In this research, marble waste will be used as concrete filler to create solid concrete. The marble waste that was used is marble powder which came from Padalarang, Bandung Barat district. This research used experimental methodology by formulating various specimens which was conducted in structure and material laboratory of civil engineering education. This research covers material inspection, moulding, specimen maintenance, and specimen inspection. There are two ways in making concretes, control concrete and experimental concrete. Those concretes had various percentage marble wastes. First is control concrete, it compared the experimental concrete. Second is experimental concrete which had four different types. In experimental concrete type I, the author added 5% marble waste of cement amount. Type II, the author added 10% marble waste of cement amount. 20% of marble waste added in type III. Then in type IV the greater number of marble waste was added by 30% compared the cement amount. The mixing scheme method used in this research is known ACI (American Concrete Institute) with compressive strength plan by 25 Mpa. By looking at the compressive strength testing result, the density and the porosity showed that experimental concrete type III had an optimum strength and endurance. Its compressive strength was 25.28 Mpa with 4.78% improvement of control concrete as long as 28 days. Meanwhile, the control concrete had compressive strength as 24.13 Mpa in 28 days. Therefore, the marble waste had a good effect as a concrete filler material.


(6)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Kegiatan Penelitian ... 4

1.6. Sistematia Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Beton ... 5

2.2. Kekuatan Beton ... 5

2.2.1. Agregat ... 5

2.2.2. Faktor Air Semen ... 6

2.2.3. Interface Zone ... 6

2.3. Keunggulan dan Kelemahan Beton ... 6

2.3.1. Keunggulan Beton ... 6

2.3.2. Kelemahan Beton ... 7

2.4. Jenis Beton ... 7

2.5. Bahan Campuran Penyusun Beton ... 9

2.5.1. Semen Portlan ... 9


(7)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

2.5.3. Air ... 14

2.6. Limbah Marmer sebagai Bahan Pengisi ... 15

2.7. Perancangan Campuran Beton (Mix Design) ... 17

2.7.1. Pengujian Kadar Air Agregat ... 18

2.7.2. Berat Satuan atau Berat Volume Agregat ... 19

2.7.3. Analisis Gradasi Agregat ... 19

2.7.4. Pengujian Butir-Butir yang Lolos Ayakan 200 ... 20

2.7.5. Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan ... 20

2.7.5.1. Agregat Halus ... 20

2.7.5.2. Agregat Kasar ... 21

2.7.6. Pembuatan Beton ... 21

2.7.6.1. Penakaran atau Penimbangan Material ... 21

2.7.6.2. Proses Pengadukan Beton Segar ... 22

2.7.6.3. Pemeriksaan Kelecakan Beton Segar ... 22

2.7.6.4. Pemeriksaan Berat isi Beton Segar ... 23

2.7.6.5. Penuangan dan Pemadatan Beton Segar ... 23

2.7.6.6. Pembuatan Benda Uji ... 24

2.7.6.7. Perawatan Benda Uji ... 24

2.7.6.8. Pengujian Benda Uji ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1. Metode Penelitian ... 27

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 27

3.2.1. Variabel Penelitian ... 27

3.2.2. Paradigma Penelitian ... 28

3.3. Alur Penelitian ... 29

3.4. Data dan Sumber Data ... 30

3.5. Penentuan Sampel ... 30

3.6. Pengujian Material ... 30

3.6.1. Pengujian Kadar Air Agregat ... 31

3.6.2. Pengujian Berat Satuan atau Berat Volume Agregat ... 31

3.6.3. Pengujian Analisis Gradasi Agregat ... 32

3.6.4. Pengujian Butir-Butir yang Lolos Ayakan 200 ... 33

3.6.5. Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan ... 34

3.7. Perancangan Campuran Beton ... 36

3.7.1. Perancangan Beton f’c 25 Mpa ... 36

3.7.2. Pembuatan Benda Uji ... 40

3.7.2.1. Penimbangan Material ... 40

3.7.2.2. Pengadukan Beton Segar ... 40

3.7.2.3. Tes Slump Beton dengan Kerucut Abram ... 41

3.7.2.4. Pemeriksaan Berat Isi Beton Segar ... 42

3.7.2.5. Penuangan dan Pemadatan Beton Segar ... 43

3.7.2.6. Perawatan Benda Uji ... 45

3.7.2.7. Pengujian Beton Keras ... 45


(8)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3.9. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 48

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 49

4.1. Hasil Uji Material... 49

4.1.1. Pemeriksaan Kadar Air... 49

4.1.2. Pemeriksaan Berat Volume ... 49

4.1.3. Analisis Saringan ... 49

4.1.3.1. Analisis Saringan Agregat Halus ... 49

4.1.3.2. Analisis Saringan Agregat Kasar ... 51

4.1.3.3. Analisis Saringan Limbah Marmer ... 51

4.1.4. Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200 ... 52

4.1.5. Pemeriksaan Specific-Gravity dan Penyerapan ... 52

4.1.6. Rekapitulasi Hasil Pengujian Material ... 53

4.2. Campuran Beton (Mix Design) dengan Metode ACI ... 54

4.3. Perencanaan Pengecoran Beton ... 54

4.4. Analisis Hasil Pengujian Beton ... 55

4.5. Analisis Kuat Tekan Beton Rata-rata pada Umur 28 Hari ... 59

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(9)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Hal

Tabel 2.1 Pengaruh Agregat pada Beton ... 10

Tabel 2.2 Jenis Agregat Berdasarkan Kepadatannya ... 11

Tabel 2.3 Syarat Mutu Kekuatan Agregat ... 13

Tabel 2.4 Unsur Kimia Limbah Marmer Padalarang ... 16

Tabel 2.5 Unsur Kimia Limbah Marmer Tulungagung ... 16

Tabel 2.6 Unsur Kimia Limbah Marmer Maros ... 16

Tabel 2.7 Syarat Gradasi Agregat Kasar Sesuai ASTM C33 ... 19

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Benda Uji ... 30

Tabel 3.2 Nilai Standar Deviasi Menurut ACI ... 37

Tabel 3.3 Slump yang Disyaratkan Untuk Berbagai Konstruksi Menurut ACI ... 37

Tabel 3.4 Ukuran Maksimum Agregat Menurut ACI ... 37

Tabel 3.5 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum, ACI ... 38

Tabel 3.6 Nilai Faktor Air Semen Menurut ACI ... 38

Tabel 3.7 Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton, Metode ACI ... 39

Tabel 3.8 Estimasi Berat Awal Beton Segar (kg/m3), Metode ACI .. 39

Tabel 4.1 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus ... 50

Tabel 4.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Kasar ... 51

Tabel 4.3 Hasil Analisa Saringan Limbah Marmer ... 52

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Material ... 53

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Kuat Tekan Beton ... 55

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Densitas dan Porositas Beton ... 57

Tabel 4.7 Pemeriksaan Berat Isi Beton Segar ... 59


(10)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Hal

Gambar 2.1 Zona I Gradasi Pasir ... 12

Gambar 2.2 Zona II Gradasi Pasir ... 12

Gambar 2.3 Zona III Gradasi Pasir ... 12

Gambar 2.4 Zona IV Gradasi Pasir ... 12

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 28

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 29

Gambar 3.3 Pelaksanaan Uji Kadar Air ... 31

Gambar 3.4 Pengujian Berat Volume ... 32

Gambar 3.5 Pengujian Analisis Gradasi ... 33

Gambar 3.6 Pengujian Butir-butir yang Lolos Saringan No.200 ... 34

Gambar 3.7 Pengujian Spesific-Gravity Agregat Halus dan Limbah Marmer ... 35

Gambar 3.8 Pengujian Spesific-Gravity Agregat Kasar ... 36

Gambar 3.9 Penimbangan Material ... 40

Gambar 3.10 Pengadukan Beton Segar ... 41

Gambar 3.11 Tes Slump Beton ... 42

Gambar 3.12 Pemeriksaan Berat Isi Beton Segar ... 43

Gambar 3.13 Penuangan dan Pemadatan Beton Segar ... 45

Gambar 3.14 Perawatan Benda Uji ... 45

Gambar 3.15 Pengujian kuat tekan ... 46

Gambar 3.16 Pengujian Densitas ... 47

Gambar 3.17 Pengujian Porositas ... 48

Gambar 4.1 Hasil Analisa Saringan Agregat Halus ... 50

Gambar 4.2 Hasil Analisa Saringan Agregat Kasar ... 51

Gambar 4.3 Rekapitulasi Kuat Tekan Beton Rata-rata ... 55

Gambar 4.4 Kuat Tekan Rata-rata Beton Kontrol ... 56


(11)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Hal

Gambar 4.6 Kuat Tekan Rata-rata Beton 10% Limbah ... 56 Gambar 4.7 Kuat Tekan Rata-rata Beton 20% Limbah ... 57 Gambar 4.8 Kuat Tekan Rata-rata Beton 30% Limbah ... 57 Gambar 4.9 Prosentase Limbah Marmer Terhadap Densitas Beton ... 58 Gambar 4.10 Prosentase Limbah Marmer Terhadap Porositas Beton ... 58 Gambar 4.11 Prosentase Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan

Rata-rata ... 60 Gambar 4.12 Prosentase Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan Umur


(12)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

DAFTAR LAMPIRAN

Teks Lampiran

Hasil Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium ... Lampiran 1 Berita Acara Seminar ... Lampiran 2 Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Tugas Akhir ... Lampiran 3 Lembar Bimbingan Tugas Akhir ... Lampiran 4


(13)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat terhadap bangunan terus mengalami peningkatan, baik untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun untuk tujuan komersil. Hal tersebut terlihat dari banyaknya lahan yang berubah menjadi komplek perumahan, pusat perbelanjaan, fasilitas umum dan lain sebagainya. Berbagai upaya pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bangunan.

Upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bangunan tentunya tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya permintaan terhadap bahan-bahan bangunan. Di sisi lain, untuk memenuhi kebutuhan akan bahan bangunan seringkali menimbulkan limbah. Limbah yang terbentuk dari proses pengolahan bahan bangunan tentunya akan menjadi masalah yang berkaitan dengan aspek lingkungan. Pengolahan limbah yang masih buruk, tidak tersedianya tempat penampungan dan upaya pemanfaatan yang masih kecil seringkali menjadi pemicu masalah pencemaran lingkungan sehingga harus dilakukan upaya-upaya penanganan terhadap limbah.

Salah satu limbah yang sedang banyak diupayakan penanganannya adalah limbah marmer. Marmer merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari proses metamorfosis atau malihan dari batu gamping. Marmer diperoleh dari alam melalui kegiatan penambangan. Hasil penambangannya berupa bongkahan-bongkahan batu. Bongkahan-bongkahan tersebut akan mengalami proses pengolahan hingga menjadi furniture dan ornamen yang cantik dan indah. Proses pengolahan batuan marmer dilakukan dengan pemotongan dan penghalusan. Pada proses pemotongan dan penghalusan dihasilkan suatu produk sisa yang tidak diinginkan berupa limbah dalam jumlah yang banyak baik dalam bentuk potongan-potongan, serbuk halus maupun limbah cair.


(14)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Beton merupakan suatu konstruksi yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi baik bangunan gedung, jalan dan jembatan, maupun bangunan keairan. Sebagian besar penyusun beton adalah agregat yang menempati 70% hingga 75% dari total volume oleh karena itu agregat memiliki peranan penting (Nugraha dan Antoni, 2007:43). Namun demikian, secara utuh beton tersusun dari semen, agregat kasar, agregat halus dan air, (Mulyono, 2005:3).

Dalam pembuatan beton, bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan hingga menjadi adukan yang homogen. Air akan bereaksi dengan semen (hidrasi semen) sehingga adukan menjadi keras dan membatu serta memiliki kekuatan. Proses pengerasan beton terkadang tidak selalu mulus. Pada beton terkadang terdapat pori-pori yang terisi udara sehingga menjadi rongga-rongga kosong. Hal itu tentunya akan mempengaruhi kekuatan yang dimiliki beton.

Kekuatan beton akan lebih baik apabila seluruh pori-pori beton terisi. Mengingat limbah marmer ada yang berbentuk serbuk halus maka dicoba digunakan sebagai bahan pengisi pada beton. Selain itu marmer tersusun dari kristal yang masif sehingga memiliki kekuatan yang tinggi. Maka dari itu diangkat “Pengaruh Limbah Marmer sebagai Bahan Pengisi pada Beton”

sebagai upaya untuk pemanfaatan limbah marmer sehingga memiliki nilai lebih.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan didentifikasi menjadi beberapa hal yaitu :

1. Proses pengolahan batu marmer menghasilkan produk sisa berupa limbah. 2. Limbah marmer belum termanfaatkan secara optimal.

3. Beton memiliki pori-pori yang terisi udara sehingga memerlukan bahan pengisi agar beton menjadi padat sepenuhnya.

Adapun rumusan masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh limbah marmer terhadap kuat tekan beton?

2. Bagaimana pengaruh limbah marmer terhadap kepadatan dan porositas beton?


(15)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3. Berapa kadar optimal limbah marmer sebagai bahan pengisi agar beton menjadi padat sepenuhnya?

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian terlaksana dengan efektif, maka pembahasan akan dibuat lebih fokus dengan pembatasan sebagai berikut:

1. Campuran beton untuk f’c 25 MPa.

2. Campuran beton dengan tambahan limbah marmer sebagai bahan pengisi dengan proporsi limbah marmer sebagai berikut :

a. 5% dari semen selanjutnya disebut beton marmer 5% (BM5%), b. 10% dari semen selanjutnya disebut beton marmer 10% (BM10%), c. 20% dari semen selanjutnya disebut beton marmer 20% (BM20%), d. 30% dari semen selanjutnya disebut beton marmer 30% (BM30%). 3. Melakukan pengujian pada beton, yang terdiri dari :

a. Pengujian kuat tekan, b. Pengujian densitas, c. Pengujian porositas.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh limbah marmer terhadap kekuatan beton.

2. Mengetahui pengaruh limbah marmer terhadap kepadatan dan pori-pori beton.

3. Mengetahui proporsi optimal dari limbah marmer sebagai pengisi pada beton.

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Limbah marmer memiliki nilai guna lebih.

2. Mendapatkan beton dengan mutu yang lebih baik lagi. 3. Mendapatkan beton yang lebih padat.


(16)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON 1.6. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan, memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika laporan tugas akhir.

Bab II landasan teori, memuat teori-teori yang menjadi dasar dalam menganalisis masalah yang terjadi.

Bab III metode penelitian, memuat tentang metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir.

Bab IV analisis hasil penelitian, memuat tentang analisis-analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Bab V kesimpulan dan saran memuat kesimpulan dari hasil analisis terhadap penelitian yang telah dilaksanakan dan saran yang diberikan berdasarkan hasil analisis.


(17)

27

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode percobaan yang digunakan dalam mempelajari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dalam kondisi yang diciptakan, seperti yang dikemukakan Fathoni (2011:99).

Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dengan membandingkan

beton dengan f’c = 25 Mpa sebagai kontrol dengan beton eksperimen. Kedua kelompok beton tersebut akan mengalami beberapa pengujian yaitu uji kuat tekan, uji densitas dan uji porositas. Dari hasil pengamatan pengujian tersebut diharapkan dapat diketahui pengaruh perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. Melalui penelitian eksperimen tersebut diharapkan diperoleh pengaruh yang terjadi pada beton yang diberi tambahan pengisi berupa limbah marmer.

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan atribut dari sekelompok obyek yang mempunya variasi antara satu obyek dengan obyek lainnya, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2002:2). Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua macam. Variabel yang pertama merupakan variabel bebas (independent variable) yang diberi notasi X dan variabel yang kedua merupakan variabel terikat (dependent variable) yang diberi notasi Y.

Variabel bebas (X) menentukan perubahan pada variabel terikat (Y), tetapi terlepas dari pengaruh variabel terikat. Sementara variabel


(18)

28

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas (X). Pada penelitian ini ditentukan bahwa variabel bebasnya (X) adalah beton yang diberi tambahan pengisi limbah marmer dan variabel terikatnya (Y) kuat tekan beton.

3.2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau pola pikir yang mencerminkan hubungan antar variabel penelitian yang perlu dijawab melalui penelitian. Paradigma pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Variabel X

Beton dengan tambahan bahan pengisi limbah marmer.

Prosentase tambahan limbah marmer : 0%, 5%, 10%, 20% dan 30% terhadap semen.

Variabel Y

Kuat Tekan Beton

Hasil


(19)

29

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON 3.3. Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2. Alur Penelitian

PRA PENELITIAN

Survey lokasi pengambilan limbah marmer dan laboratorium penelitian

PERSIAPAN BAHAN

Pengumpulan bahan penyusun beton meliputi semen, agregat kasar, agregat halus dan limbah marmer

PENGUJIAN BAHAN PENYUSUN

Uji berat jenis dan berat satuan atau berat volume agregat

PEMBUATAN BENDA UJI

Penimbangan material, pengadukan, penuangan dan pemadatan

PERAWATAN BENDA UJI

Penyimpanan dan perlakuan sebelum pengujian

PENGUJIAN BENDA UJI

Uji kuat tekan, uji densitas dan uji porositas.

ANALISA HASIL PENELITIAN KESIMPULAN


(20)

30

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3.4. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini, data maupun sumber data diperoleh dari hasil penelitian dan pengamatan dari pengujian bahan yang dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi 207 Bandung 40154.

3.5. Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi. Dalam penentuan sampel, Arikunto membedakan berdasarkan banyaknya subyek penelitian, yaitu untuk subyek yang kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya apabila jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung dari waktu, dana, dan tenaga, sempit luasnya wilayah pengamatan, serta resio yang ditanggung peneliti. Pada penelitian ini sampel ditentukan sebanyak 3 buah untuk masing-masing kelompok. Jumlah total sampel yang dibutuhkan ditampilkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Benda Uji

Kelompok

Jumlah Benda Uji

Jumlah Total

Uji Kuat Tekan Uji Porositas dan Uji Densitas Beton Kontrol

Beton Eksperimen : 5% limbah 10% limbah 20% limbah 30% limbah 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 18 18 18 18 18

Jumlah 45 45 90

3.6. Tahapan Pengujian Material

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengujian material penyusun beton :


(21)

31

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3.6.1 Tahapan Pengujian Kadar Air Agregat

a. Bahan :

1. Pasir beton Galunggung 2. Kerikil atau split

3. Limbah marmer halus dari Padalarang, Kab. Bandung Barat

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat material 2. Oven dengan pengatur suhu sampai (110±5)°C 3. Sekop

4. Talam tahan panas (wadah)

c. Tahapan :

1. Timbang dan catat berat talam

2. Masukkan bahan uji kedalam talam tahan panas, lalu timbang 3. Hitung berat bahan uji

4. Keringkan bahan uji dalam talam dengan cara dioven 5. Setelah kering, timbang kembali bahan uji

6. Hitung berat bahan uji yang telah kering

Gambar 3.3 Pelaksanaan Uji Kadar Air

3.6.2 Tahapan Pengujian Berat Satuan atau Berat Volume Agregat

a. Bahan :

1. Pasir beton galunggung 2. Kerikil atau split

3. Limbah marmer halus dari Padalarang, Kab. Bandung Barat

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat material 2. Talam tahan panas (wadah) dengan kapasitas cukup besar


(22)

32

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3. Batang penusuk baja berdiameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan ujung bulat setengah bola

4. Mistar perata 5. Sekop

6. Wadah silinder baja dilengkapi alat pemegang

c. Tahapan :

1. Timbang dan catat berat wadah

2. Isi wadah dengan bahan uji dalam tiga lapis sama tebal. Padatkan setiap lapisan dengan batang penusuk sebanyak 25 kali dengan merata. Pemadatan pada lapisan kedua dan ketiga tidak boleh sampai pada lapisan sebelumnya.

3. Setelah pemadatan, ratakan permukaan bahan uji dengan mistar perata

4. Timbang dan catat berat wadah berisi bahan uji 5. Hitung berat bahan uji

Gambar 3.4 Pengujian Berat Volume

3.6.3 Tahapan Pengujian Analisis Gradasi Agregat

a. Bahan :

1. Pasir beton galunggung 2. Kerikil atau split

3. Limbah marmer halus dari Padalarang, Kab. Bandung Barat

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat material

2. Seperangkat saringan dengan ukuran lubang yang telah ditentukan 3. Oven dengan pengatur suhu sampai (110±5)°C


(23)

33

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

5. Kuas dan sikat kawat untuk membersihkan ayakan

c. Tahapan :

1. Keringkan bahan uji menggunakan oven hingga mencapai berat konstan

2. Tuangkan bahan uji yang telah dioven tersebut ke dalam saringan yang telah disusun dari yang berlubang besar pada bagian atas hingga yang berlubang terkecil di bagian bawah

3. Getarkan perangkat saringan selama 15 menit

4. Pindahkan bahan uji yang tertahan pada saringan ke talam agar tidak hilang

5. Timbang bahan uji yang tertahan pada saringan dan catat beratnya

Gambar 3.5 Pengujian Analisis Gradasi

3.6.4 Tahapan Pengujian Butir-Butir Yg Lolos Ayakan 200

a. Bahan :

1. Pasir beton galunggung

b. Peralatan :

1. Ayakan nomor 16 dan 200

2. Wadah pencuci dengan kapasitas cukup besar, sehingga pada saat diguncang-guncang bahan uji dan air pencuci tidak tumpah

3. Oven dengan pengatur suhu sampai (110±5)°C 4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat material 5. Talam dengan kapasitas cukup besar

6. Sekop

c. Tahapan :

1. Tuangkan bahan uji kedalam talam, lalu keringkan dengan oven 2. Timbang berat bahan uji yang telah kering


(24)

34

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3. Tuangkan bahan uji kedalam wadah pencuci, lalu berilah air hingga bahan terendam

4. Guncang-guncangkan wadah, lalu tuangkan air pencuci kedalam susunan hingga bahan terendam.

5. Masukan air pencuci baru, ulangi tahapan ke-4 sampai air cucian menjadi jernih

6. Masukkan kembali bahan yang tertahan pada ayakan nomor 200 kedalam wadah, lalu bahan tersebut dioven hingga mencapai berat tetap

7. Setelah itu timbang bahan uji yang telah dioven

Gambar 3.6 Pengujian Butir-butir yang Lolos Saringan No.200

3.6.5 Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan

1. Agregat Halus

a. Bahan :

1. Agregat halus (pasir)

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dengan kapasitas minimum 1 kg.

2. Piknometer kapasitas 500 gram.

3. Cetakan kerucut kecil dan tongkat pemadat.

c. Tahapan :

1. Keringkan benda uji hingga mencapai kondisi kering dimana agregat tercurah dengan baik.

2. Benda uji yang sudah mencapai kondisi pada poin 1 dimasukkan sebagian kedalam cetakan kerucut. Padatkan dengan menggunakan tongkat pemadat dengan cara ditumbuk


(25)

35

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

sebanyak 25 kali. Contoh benda uji mencapai kondisi SSD bila butiran pasir runtuh saat cetakan kerucut diangkat.

3. Masukkan 500 gram benda uji kedalam piknometer. Isilah piknometer dengan air hingga 90% penuh. Goyang-goyangkan piknometer untuk melepaskan gelembung-gelembung udara yang terperangkap. Kemudian rendamlah piknometer didalam air dengan suhu (73,4 ± 3)° f selama 24 jam. Timbang piknometer yang berisi agregat halus dan air.

4. Keluarkan benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (213 – 230)° f selama 24 jam.

5. Timbang piknometer berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4 ± 3)° f dengan ketelitian 0,1 gram.

Gambar 3.7 Uji Spesific-Gravity Agregat Halus dan Limbah Marmer

2. Agregat Kasar

a. Bahan :

1. Kerikil atau split

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dengan kapasitas 5 kg. 2. Keranjang besi diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”).


(26)

36

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3. Penggantung keranjang 4. Oven.

5. Handuk.

c. Tahapan :

1. Rendam benda uji selama 24 jam.

2. Kering mukakan benda uji (kondisi SSD) dengan cara dilap handuk.

3. Timbang benda uji, berat benda uji SSD = A.

4. Masukkan benda uji kedalam keranjang dan rendam didalam air. Temperatur air dijaga pada suhu (73,4 ± 3)° f lalu timbang, goyang-goyangkan keranjang didalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap lalu hitung berat benda uji kondisi jenuh = B. 5. Keringkan benda uji pada temperatur (212 – 130)° f. Setelah

didinginkan timbang benda uji, berat contoh kondisi kering = C.

Gambar 3.8 Pengujian Spesific-Gravity Agregat Kasar

3.7. Tahapan Perancangan Campuran Beton

3.7.1 Perancangan Beton f’c 25 Mpa

Beton yang bertindak sebagai kelompok kontrol ditentukan

memiliki kekuatan tekan (f’c) sebesar 25 Mpa. Perancangan beton f’c 25 Mpa mengunakan metode American Concrete Institute (ACI). Langkah-langkah perancangan beton metode ACI adalah sebagai berikut :

1. Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan dan margin

f’cr = m+f’c

a. Nilai margin dihitung dengan rumus m = 1,64xSd

b. Standar deviasi (Sd) diambil dari tabel 3.2 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.


(27)

37

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Tabel 3.2 Nilai Standar Deviasi Menurut ACI Volume pekerjaan

Mutu Pelaksanaan (Mpa) Baik Sekali Baik Cukup Kecil (<1000m3)

Sedang (1000-3000m3) Besar (>3000m3)

4,5<sd≤5,5

3,5<sd≤4,5 2,5<sd≤3,5

5,5<sd≤6,5

4,5<sd≤5,5

3,5<sd≤4,5

6,5<sd≤8,5 5,5<sd≤6,5

4,5<sd≤5,5

Sumber : Tri Mulyono (2005:161)

c. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang lalu.

2. Tetapkan nilai slump

a. Nilai slump ditentukan atau dapat mengambil data dari tabel 3.3.

Tabel 3.3 Slump yang Disyaratkan Untuk Berbagai Konstruksi Menurut ACI

Jenis Konstruksi Slump (mm)

Maksimum* Minimum Dinding penahan dan Pondasi

Pondasi sederhana, sumuran dan dinding sub struktur

Balok dan dinding beton Kolom struktural

Perkerasan dan slab Beton massal 76,2 76,2 101,6 101,6 76,2 50,8 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 25,4 Sumber : Tri Mulyono (2005:161)

b. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau ¾ jarak bersih antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil atau dapat diambil dari data pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Ukuran Maksimum Agregat Menurut ACI Dimensi Minimum, mm Balok/Kolom Plat

62,5 150 300 750 12,4 mm 40 mm 40 mm 80 mm 20 mm 40 mm 80 mm 80 mm Sumber : Tri Mulyono (2005:162)


(28)

38

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3. Tetapkan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump, dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum, ACI

Slump (mm) Air (lt/m3)

9,5 mm 12,7 mm 19,1 mm 25,4 mm 38,1 mm 50,8 mm 76,2 mm 152,4 mm 25,4 s/d 50,8

76,2 s/d 127 152,4 s/d 177,8 Mendekati jumlah kandungan udara dalam beton air-entrained (%)

210 231 246 3,0 201 219 231 2,5 189 204 216 2,0 180 195 204 1,5 165 180 189 1,0 156 171 180 0,5 132 147 162 0,3 114 126 - 0,2

25,4 s/d 50,8 76,2 s/d 127 152,4 s/d 177,8 Kandungan udara total rata-rata yang disetujui (%) 183 204 219 177 195 207 168 183 195 162 177 186 150 165 174 144 159 168 123 135 156 108 120 - Diekspose sedikit Diekspose menengah Sangat diekspose 4,5 6,0 7,5 4,0 5,5 7,0 3,5 5,0 6,0 3,0 4,5 6,0 2,5 4,5 5,5 2,0 4,0 5,0 1,5 3,5 4,5 1,0 3,0 4,0

Sumber : Tri Mulyono (2005:162) 4. Tetapkan nilai faktor air semen (FAS) berdasarkan tabel 3.6

Tabel 3.6 Nilai Faktor Air Semen Menurut ACI Kekuatan Tekan

28 hari (Mpa)

FAS

Beton Air-entrained Beton Non Air-entrained 41,4 34,5 27,6 20,7 13,8 0,41 0,48 0,57 0,68 0,62 - 0,4 0,48 0,59 0,74 Sumber : Tri Mulyono (2005:163)

a. Apabila nilai kuat tekan berada diantara nilai yang diberikan maka dilakukan interpolasi.

5. Hitung jumlah semen yang dibutuhkan dengan cara jumlah air dibagi FAS. 6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan modulus halus butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar, data ditampilkan pada tabel 3.7.


(29)

39

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Tabel 3.7 Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton, Metode ACI Ukuran Agregat

maksimum (mm)

Volume agregat kasar kering persatuan volume untuk berbagai modulus halus butir

2,40 2,60 2,80 3,00

9,5 12,7 19,1 25,4 38,1 50,8 76,2 152,4 0,50 0,59 0,66 0,71 0,75 0,78 0,82 0,87 0,48 0,57 0,64 0,69 0,73 0,76 0,0 0,85 0,46 0,55 0,62 0,67 0,71 0,74 0,78 0,83 0,44 0,53 0,60 0,65 0,69 0,72 0,76 0,81 Sumber : Tri Mulyono (2005:164)

a. Apabila nilai modulus halus butirnya berada diantaranya,maka dilakukan interpolasi.

b. Volume agregat kasar = persen agregat kasar x berat kering agregat kasar 7. Estimasikan berat beton segar berdasarkan tabel 3.8.

Tabel 3.8 Estimasi Berat Awal Beton Segar (kg/m3), Metode ACI Ukuran agregat

maksimum (mm) Beton air-entrained

Beton non air-entrained 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1 50,8 76,2 152,4 2.304 2.334 2.376 2.406 2.442 2.472 2.496 2.538 2.214 2.256 2.304 2.340 2.376 2.400 2.424 2.472 Sumber : Tri Mulyono (2005:165)

a. Hitunglah agregat halus dengan cara berat beton segar – (berat air + berat semen + berat agregat kasar)

8. Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.

a. Semen didapat dari langkah 5 b. Air didapat dari langkah 3

c. Agregat kasar didapat dari langkah 6


(30)

40

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

3.7.2 Tahapan Pembuatan Benda Uji

3.7.2.1 Tahapan Penimbangan Material

Timbangan yang digunakan dalam pembuatan benda uji adalah timbangan digital. Penggunaan timbangan digital dapat meminimalisasi kesalahan dan mengefektifkan waktu. Angka yang ditunjukkan pada timbangan digital mendekati akurat dalam penakaran material.

Gambar 3.9 Penimbangan Material

3.7.2.2 Tahapan Pengadukan Beton Segar

Alat yang digunakan pada pengadukan campuran beton selama penelitian adalah mesin pengaduk. Langkah-langkah dalam proses pengadukan menggunakan mesin adalah sebagai berikut :

a. Siapkan material yang direncanakan pada wadah yang terpisah b. Siapkan wadah yang dapat menampung adukan beton segar c. Masukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam pengaduk d. Masukkan semen pada campuran agregat lakukan proses

pengadukkan hingga diperoleh adukan kering agregat dan semen yang merata.

e. Tuangkan 1/3 jumlah air kedalam adukan kering sampai terlihat konsistensi adukan yang merata

f. Tuangkan lagi 1/3 jumlah air kedalam pengaduk hingga diperoleh adukan yang konsisten.


(31)

41

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Gambar 3.10 Pengadukan Beton Segar

3.7.2.3 Tahapan Tes Slump Beton dengan Kerucut Abram

a. Bahan :

1. Adukan beton

b. Peralatan :

1. Kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter 102 mm dan tinggi 305 mm.

2. Batang penusuk berdiameter 16 mm, panjang 600 mm dan memiliki ujung berbentuk setengah bola berdiameter 16 mm. 3. Penggaris

4. Pelat dasar baja berukuran 500 mm x 500 mm

c. Tahapan :

1. Basahi kerucut terpancung dan letakkan diatas pelat baja. 2. Segera tuangkan adukan beton ke dalam kerucut sebanyak tiga

lapis, tebal tiap lapisan sebanyak 1/3 dari volume kerucut. 3. Padatkan tiap lapisan sebanyak 25 kali tusukan menggunakan

batang penusuk. Penusukan pada lapisan tidak boleh menembus lapisan di bawahnya.

4. Setelah kerucut terisi penuh, ratakan permukaannya menggunakan batang penusuk.

5. Lepaskan segera kerucut dari beton dengan mengangkatnya ke arah vertikal secara hati-hati.

6. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan horisontal.


(32)

42

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

7. Waktu pelaksanaan dari saat pengisian sampai pelepasan kerucut tidak boleh lebih dari 2,5 menit.

8. Letakkan kerucut disamping adukan beton.

9. Setelah terjadi penurunan pada beton, segera ukur penurunan yang terjadi dengan cara meletakkan batang penusuk di atas kerucut secara horisontal.

10.Apabila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton, abaikan pengujian lalu buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh.

Gambar 3.11 Tes Slump Beton

3.7.2.4 Tahapan Pemeriksaan Berat Isi Beton Segar

a. Bahan :

1. Adukan beton

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh

2. Batang penusuk berdiameter 16 mm, panjang 600 mm dan memiliki ujung berbentuk setengah bola berdiameter 16 mm. 3. Alat perata

4. Takaran dengan kapasitas penggunaan :

Kapasitas (liter) Ukuran maksimum agregat (mm) 6

10 14 24

25,00 37,50 50,00 75,00


(33)

43

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

c. Tahapan :

1. Timbang dan catat berat takaran

2. Isilah takaran dengan benda uji dalam tiga lapis

3. Tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tumbukkan. Pemadatan pertama, batang penusuk tidak boleh mengenai dasar takaran. Pemadatan kedua dan ketiga tusukkan tongkat kira-kira sampai 2,5 cm dibawah lapisan sebelumnya.

4. Ketuklah sisi takaran perlahan sampai tidak ada gelembung-gelembung udara pada permukaan dan rongga bekas tusukan tertutup.

Gambar 3.12 Pemeriksaan Berat Jenis Beton Segar

3.7.2.5 Tahapan Penuangan dan Pemadatan Beton Segar

Setelah dilakukan slump tes, segera tuangkan beton segar dari mesin pengaduk ke wadah penampung lalu tuangkan ke silinder-silinder benda uji. Penuangan beton harus disegerakan untuk menghindari beton mengeras dengan cepat sehingga dapat mengganggu proses pemadatan. Proses pemadatan beton dapat dilakukan dengan cara manual dengan tangan maupun menggunakan mesin getar. Langkah-langkah pemadatan cara manual dengan tangan adalah sebagai berikut :

a. Tuangkan adukan beton kedalam silinder sebanyak tiga lapis, tebal tiap lapisan sebanyak 1/3 volume silinder.

b. Padatkan tiap lapisan dengan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali menggunakan batang penusuk seperti pada slump tes. Penusukkan pada lapisan berikutnya tidak boleh menembus lapisan sebelumnya.


(34)

44

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

c. Setelah tiap lapisan ditusuk, bagian luar silinder diketok menggunakan tongkat karet sebanyak 10 sampai 15 kali secara pelan-pelan untuk merapatkan lubang akibat tumbukan dan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.

d. Setelah silinder terisi penuh, ratakan permukaannya dan bersihkan silinder.

Pemadatan menggunakan mesin dilakukan menggunakan alat getar atau vibrator. Pemadatan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Pemadatan secara internal merupakan penggetaran dari dalam terhadap adukan. Langkah-langkah pemadatan internal seperti dikemukakan Nugraha dan Antoni (2007:142) adalah sebagai berikut : a. Masukkan kepala vibrator kedalam adukan secara vertikal dengan

jarak pemasukan yang seragam.

b. Biarkan kepala vibrator turun sendiri selama 5 sampai 15 detik hingga masuk sedikitnya 15 mm ke lapisan dibawahnya.

c. Penggetaran berhenti apabila agregat telah terbenam, permukaan lapisan rata, timbulnya lapisan tipis pasta yang mengkilat atau tampak keluarnya gelembung udara dan terkadang bila suaranya mulai konstan.

d. Sementara itu penggetaran menggunakan vibrator eksternal dapat menggunakan meja penggetar. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

e. Letakkan silinder benda uji pada meja penggetar.

f. Nyalakan meja penggetar. Besar getaran tidak boleh terlalu kencang.

g. Penggetaran berhenti apabila telah tampak keluarnya gelembung udara.


(35)

45

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Gambar 3.13 Penuangan dan Pemadatan Beton Segar

3.7.2.6 Tahapan Perawatan Benda Uji

Perawatan benda uji dilakukan untuk menghindari penguapan air pada benda uji. Benda uji harus ditutup menggunakan pelat yang kuat, tidak reaktif terhadap benda uji dan tidak menyerap air. Pencegahan penguapan air dapat dilakukan dengan menutupi benda uji menggunakan goni yang basah namun harus diingat bahwa goni harus dijaga agar tetap basah. Meskipun demikian, permukaan luar cetakan harus terlindungi dari kontak dengan goni basah atau sumber air lain selama 24 jam setelah silinder dicetak karena air dapat menyebabkan cetakan mengembang dan merusakkan benda uji pada umur awal.

Gambar 3.14 Perawatan Benda Uji

3.7.2.7 Tahapan Pengujian Beton Keras

1. Pengujian Kuat Tekan Beton

a. Bahan :

1. Benda uji yang telah keras

b. Peralatan :


(36)

46

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

2. UTM (Universal Testing Machine) sebagai alat penguji kuat tekan

c. Tahapan :

1. Timbang benda uji terlebih dahulu lalu catat.

2. Selanjutnya letakkan benda uji pada mesin tekan secara setris.

3. Nyalakan mesin tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar antara 6 s.d. 4 kg/cm2 perdetik.

4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

5. Lakukan langkah 1 sampai 4 sesuai dengan jumlah benda uji.

Gambar 3.15 Pengujian kuat tekan

2. Pengujian Densitas Beton

a. Bahan :

1. Benda uji yang telah mengeras 2. Kertas koran

3. Kawat

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji 2. Oven


(37)

47

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

c. Tahapan

1. Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu 100° C selama 1 jam.

2. Timbang benda uji di udara dan catat, angka tersebut merupakan massa kering (Ms).

3. Rendam benda uji selama 1 jam lalu keringkan dengan kertas koran. Selanjutnya timbanglah benda uji di udara dan catat, angka tersebut merupakan massa basah (Mb).

4. Gantung benda uji menggunakan kawat, posisinya harus tepat ditengah dan tidak menyentuh alas wadah berisi air. Massa benda uji berikut penggantung adalah Mg.

5. Lepaskan benda uji dari penggantung, timbang tali penggantung dan catat massanya (Mk)

Gambar 3.16 Pengujian Densitas

3. Pengujian Porositas Beton

a. Bahan :

1. Benda uji yang telah mengeras

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji 2. Oven

c. Tahapan :

1. Angkat benda uji berumur 28 hari dari bak perendaman.

2. Tiriskan dan bersihkan benda uji hingga mencapai kondisi jenuh kering muka.

3. Timbanglah benda uji yang telah mencapai kondisi jenuh kering muka.


(38)

48

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

4. Keringkan benda uji dengan dioven dengan suhu 105° C selama 24 jam.

5. Setelah benda uji dioven selama 24 jam, selanjutnya benda uji ditimbang kembali.

Gambar 3.17 Pengujian Porositas

3.8. Tahapan Analisis Hasil Penelitian

Tahapan analisis dapat dilakukan setelah pengolahan data. Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari tahap awal persiapan benda uji hingga pengujian benda uji. Tahapan ini akan dibahas lebih lanjut pada bab IV.

3.9. Tahapan Kesimpulan Hasil Penelitian

Tahap kesimpulan hasil penelitian merupakan simpulan akhir dari rangkaian proses pelaksanaan penelitian. Tahap ini akan dibahas lebih lanjut pada bab V.


(39)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :

1. Limbah marmer dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) pada campuran beton. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton, diperoleh peningkatan sebesar 7,21% pada BM5% dan 4,78% pada BM20%.

2. Limbah marmer membuat kerapatan beton menurun. Hal tersebut diakibatkan oleh berat volume limbah marmer yg kecil dan sebaran butiran limbah marmer yang tidak diketahui. Sementara itu, hasil uji porositas menunjukkan sebagian besar beton marmer memiliki nilai yang lebih kecil daripada beton kontrol, yaitu 5,968 (BM5%), 5,755 (BM10%) dan 5,734 (BM20%). Dengan demikian, limbah marmer mampu mengisi rongga pada beton.

3. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari serta hasil uji densitas dan porositas menunjukkan bahwa beton yang diberi tambahan limbah marmer sebanyak 20% adalah yang paling optimal.

5.2. Saran

Berdasarkan pengalaman pada pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh disarankan jumlah limbah marmer yang digunakan sebagai bahan pengisi adalah sebesar 20% dari jumlah semen untuk menghasilkan beton dengan kekuatan dan ketahanan yang baik. Selain itu ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan baik untuk penelitian sejenis berikutnya maupun bagi instansi yang terkait.

1. Lakukan proses pengecoran dalam sekali waktu untuk menghindari penyimpangan yang dapat mempengaruhi kualitas sampel.

2. Apabila pemadatan beton dilakukan secara manual maka usahakan tekanan yang diberikan sama pada masing-masing sampel beton segar. 3. Usahakan kecepatan pemadatan dijaga tetap stabil sehingga tekanan dapat


(40)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

4. Antisipasi lubang yang terbentuk oleh besi penusuk dengan mengetuk-ngetukan palu karet dijaga kecepatan dan tekanannya sama pada tiap-tiap benda uji.

5. Perbanyak jumlah sample benda uji sebagai antisipasi benda uji yang tidak sesuai standar.

6. Lakukan pengukuran terhadap temperatur dan kelembaban udara saat pelaksanaan pengecoran.

7. Buatlah permukaan beton rata, agar penyebaran beban pun merata.

8. Sebaiknya dilakukan pengujian mikrostruktur terhadap benda uji yaitu uji SEM agar dapat diketahui sebaran butiran limbah marmer pada beton.


(41)

65

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. (2009). Kajian Beton Mutu Tinggi Menggunakan Slag Sebagai Agregat Halus dan Agregat Kasar dengan Aplikasi Superplasticizer dan Silicafume. Tesis Magister Pada Program Pasca Sarjana UNDIP Semarang : tidak diterbitkan.

Anonim. (2012). Batu Marmer [Online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_marmer [13Agustus2012]

Anonim. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version) (SNI 03-2487-2002). Bandung : tidak diterbitkan.

Anonim. (2002). Metoda Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm) (SNI 03-4142-1996). Jakarta : tidak diterbitkan.

Anonim. (Tanpa Tahun). Metodologi Penelitian [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/46605334/BAB-III

Anonim. (Tanpa Tahun). Rumus Kimia. [Online]. Tersedia : http://kimia.upi.edu/kimia-old/ht/mumun/linkrumuskimia.htm

[12Juni2013]

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelititan. Jakarta : Rineka Cipta.

Batubara, B.N. (2012). Modul Pelaksanaan Konstruksi Beton. Bandung : Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil. Fathoni, A. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Ferriyal. (2005). Pemanfaatan Bubuk Marmer Hasil Olahan Industri Batu Marmer untuk Bahan Campuran Pembuatan Paving Block sebagai Upaya Minimalisasi Limbah. Tesis pada Program Magister UNDIP Semarang : tidak diterbitkan.

Fitriani, A.S. (2009). Subtitusi Semen dengan Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan Mortar. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(42)

66

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi.

Nugraha, P. dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi.

Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2011). Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SNI-2493-2011). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2008). Cara Uji Slump Beton (SNI-1972-2008). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2012).

Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton normal, beton berat dan beton massa (SNI-7656-2012). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2011).

Cara Uji Kadar Air Total Agregat dengan Pengeringan (SNI-1971-2011). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis 33S Kimia Anorganik. (2004). Semen Portland (SNI 15-2049-2004). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Purwono, R dan Aji, P. (2010). Pengendalian Mutu Beton. Surabaya : ITSpress. Utami, S. (2010). Pemanfaatan Limbah Marmer untuk Pembuatan Paving Stone

[Online]. Tersedia: http://ejournal.narotama.ac.id/files/5_SRI_UTAMI.pdf [18April20120]

Yulianti, S. (2009). Pengaruh Subtitusi Agregat Kasar dari Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan Beton. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(1)

47

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tahapan

1. Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu 100° C selama 1 jam.

2. Timbang benda uji di udara dan catat, angka tersebut merupakan massa kering (Ms).

3. Rendam benda uji selama 1 jam lalu keringkan dengan kertas koran. Selanjutnya timbanglah benda uji di udara dan catat, angka tersebut merupakan massa basah (Mb).

4. Gantung benda uji menggunakan kawat, posisinya harus tepat ditengah dan tidak menyentuh alas wadah berisi air. Massa benda uji berikut penggantung adalah Mg.

5. Lepaskan benda uji dari penggantung, timbang tali

penggantung dan catat massanya (Mk)

Gambar 3.16 Pengujian Densitas

3. Pengujian Porositas Beton a. Bahan :

1. Benda uji yang telah mengeras

b. Peralatan :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji

2. Oven

c. Tahapan :

1. Angkat benda uji berumur 28 hari dari bak perendaman.

2. Tiriskan dan bersihkan benda uji hingga mencapai kondisi jenuh kering muka.

3. Timbanglah benda uji yang telah mencapai kondisi jenuh kering muka.


(2)

48

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Keringkan benda uji dengan dioven dengan suhu 105° C selama 24 jam.

5. Setelah benda uji dioven selama 24 jam, selanjutnya benda uji ditimbang kembali.

Gambar 3.17 Pengujian Porositas

3.8. Tahapan Analisis Hasil Penelitian

Tahapan analisis dapat dilakukan setelah pengolahan data. Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari tahap awal persiapan benda uji hingga pengujian benda uji. Tahapan ini akan dibahas lebih lanjut pada bab IV.

3.9. Tahapan Kesimpulan Hasil Penelitian

Tahap kesimpulan hasil penelitian merupakan simpulan akhir dari rangkaian proses pelaksanaan penelitian. Tahap ini akan dibahas lebih lanjut pada bab V.


(3)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :

1. Limbah marmer dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) pada campuran beton. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton, diperoleh peningkatan sebesar 7,21% pada BM5% dan 4,78% pada BM20%.

2. Limbah marmer membuat kerapatan beton menurun. Hal tersebut

diakibatkan oleh berat volume limbah marmer yg kecil dan sebaran butiran limbah marmer yang tidak diketahui. Sementara itu, hasil uji porositas menunjukkan sebagian besar beton marmer memiliki nilai yang lebih kecil daripada beton kontrol, yaitu 5,968 (BM5%), 5,755 (BM10%) dan 5,734 (BM20%). Dengan demikian, limbah marmer mampu mengisi rongga pada beton.

3. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari serta hasil uji densitas dan porositas menunjukkan bahwa beton yang diberi tambahan limbah marmer sebanyak 20% adalah yang paling optimal.

5.2. Saran

Berdasarkan pengalaman pada pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh disarankan jumlah limbah marmer yang digunakan sebagai bahan pengisi adalah sebesar 20% dari jumlah semen untuk menghasilkan beton dengan kekuatan dan ketahanan yang baik. Selain itu ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan baik untuk penelitian sejenis berikutnya maupun bagi instansi yang terkait.

1. Lakukan proses pengecoran dalam sekali waktu untuk menghindari

penyimpangan yang dapat mempengaruhi kualitas sampel.

2. Apabila pemadatan beton dilakukan secara manual maka usahakan

tekanan yang diberikan sama pada masing-masing sampel beton segar. 3. Usahakan kecepatan pemadatan dijaga tetap stabil sehingga tekanan dapat


(4)

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Antisipasi lubang yang terbentuk oleh besi penusuk dengan mengetuk-ngetukan palu karet dijaga kecepatan dan tekanannya sama pada tiap-tiap benda uji.

5. Perbanyak jumlah sample benda uji sebagai antisipasi benda uji yang tidak sesuai standar.

6. Lakukan pengukuran terhadap temperatur dan kelembaban udara saat pelaksanaan pengecoran.

7. Buatlah permukaan beton rata, agar penyebaran beban pun merata.

8. Sebaiknya dilakukan pengujian mikrostruktur terhadap benda uji yaitu uji SEM agar dapat diketahui sebaran butiran limbah marmer pada beton.


(5)

65

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A. (2009). Kajian Beton Mutu Tinggi Menggunakan Slag Sebagai Agregat Halus dan Agregat Kasar dengan Aplikasi Superplasticizer dan Silicafume. Tesis Magister Pada Program Pasca Sarjana UNDIP Semarang : tidak diterbitkan.

Anonim. (2012). Batu Marmer [Online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_marmer [13Agustus2012]

Anonim. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version) (SNI 03-2487-2002). Bandung : tidak diterbitkan.

Anonim. (2002). Metoda Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm) (SNI 03-4142-1996). Jakarta : tidak diterbitkan.

Anonim. (Tanpa Tahun). Metodologi Penelitian [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/46605334/BAB-III

Anonim. (Tanpa Tahun). Rumus Kimia. [Online]. Tersedia :

http://kimia.upi.edu/kimia-old/ht/mumun/linkrumuskimia.htm [12Juni2013]

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelititan. Jakarta : Rineka Cipta.

Batubara, B.N. (2012). Modul Pelaksanaan Konstruksi Beton. Bandung : Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil. Fathoni, A. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Ferriyal. (2005). Pemanfaatan Bubuk Marmer Hasil Olahan Industri Batu Marmer untuk Bahan Campuran Pembuatan Paving Block sebagai Upaya Minimalisasi Limbah. Tesis pada Program Magister UNDIP Semarang : tidak diterbitkan.

Fitriani, A.S. (2009). Subtitusi Semen dengan Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan Mortar. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan.


(6)

66

Shanti Kurnia, 2013

PENGARUH LIMBAH MARMER

SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA BETON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi.

Nugraha, P. dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi.

Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2011). Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SNI-2493-2011). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2008). Cara Uji Slump Beton (SNI-1972-2008). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2012).

Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton normal, beton berat dan beton massa (SNI-7656-2012). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. (2011).

Cara Uji Kadar Air Total Agregat dengan Pengeringan (SNI-1971-2011). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Panitia Teknis 33S Kimia Anorganik. (2004). Semen Portland (SNI 15-2049-2004). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Purwono, R dan Aji, P. (2010). Pengendalian Mutu Beton. Surabaya : ITSpress. Utami, S. (2010). Pemanfaatan Limbah Marmer untuk Pembuatan Paving Stone

[Online]. Tersedia: http://ejournal.narotama.ac.id/files/5_SRI_UTAMI.pdf [18April20120]

Yulianti, S. (2009). Pengaruh Subtitusi Agregat Kasar dari Limbah Marmer terhadap Kuat Tekan Beton. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan.