PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NILAI- NILAI KERJASAMA : Studi eksperimen di SMA Negeri 15 Bandung.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

NILAI- NILAI KERJASAMA

(Studi eksperimen di SMA Negeri 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

oleh :

Novia Hoerunisa

0900033

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Pendekatan Taktis

Terhadap Hasil Belajar Permainan

Bola Tangan dan Implikasinya

Terhadap Nilai-nilai Kerjasama

Oleh Novia Hoerunisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Novia Hoerunisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : NOVIA HOERUNISA

NIM : 0900033

JUDUL : PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP

HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NILAI-NILAI KERJASAMA

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Dr.Yunyun Yudiana, M.Pd, Nip. 196506141990011001

Pembimbing II

Suherman Slamet, M.Pd, Nip. 197603062005011010

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd, Nip. 196508171990011001


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

NILAI-NILAI KERJASAMA DI SMA NEGERI 15 BANDUNG

Pembimbing : 1. Dr.Yunyun Yudiana, M.Pd 2. Suherman Slamet, M.Pd

Novia Hoerunisa

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pembelajaran permainan bola tangan dibutuhkan sebuah strategi atau model pembelajaran yang tepat agar hasil belajar dapat tercapai secara maksimal. Salah satunya yaitu model pendekatan taktis, didalam penerapannya yaitu dengan cara menerapkan metode belajar dalam situasi bermain. Pembelajaran permainan bola tangan diberikan secara menarik dan tidak membosankan, karena tugas gerak disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dalam menerima tugas. Dalam proses pembelajaran melalui pendekatan taktis, selain mengembangkan aspek kognitif dan psikomotor, siswa juga diharapkan dapat mengembangkan aspek afektif yang didapat dalam permainan bola tangan, seperti nilai-nilai kerjasama yang merupakan salah satu aspek penting didalam tim. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini yaitu, untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu hal yang akan diketahui pengaruh dan akibat dari perlakuan atau treetment yang dilakukan. Populasi dan sampel yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler bola tangan di SMAN 15 Bandung. Teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling, sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Observasi Nilai Kerjasama, Tes Keterampilan Bermain Bola Tangan dan Tes Teknik Dasar Bola Tangan. Hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan menggunakan Software SPSS v.20 dengan p-value ≤ 0,05, yaitu 0,001 ≤ 0,005 untuk hasil belajar, 0,000 ≤ 0,005 untuk nilai kerjasama. Kesimpulannya adalah pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dan pertumbuhan nilai-nilai kerjasama dalam permainan bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung. Kata kunci : Pendekatan taktis, hasil belajar, bola tangan, nilai kerjasama


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE TACTICAL APPROACH TO THE GAME OF HANDBALL LEARNING RESULTS AND THE IMPLICATIONS FOR

THE VALUES OF COOPERATION

Advisor : 1. Dr.Yunyun Yudiana, M.Pd 2. Suherman Slamet, M.Pd

Novia Hoerunisa

In the process of study of physical education especially the study of handball needs a strategy or an appropriate learning model in order that the result can be achieved optimally. One of them is the tactical approach model, and the application is to apply the methods of learning in a playing situation. The lesson of handball is given in an interesting and not boring, because of the motion task tailored to the ability level of student in accepting the task. In the process of learning through the tactical approach model, in addition to develop cognitive and psychomotor aspect, students are also expected to develop affective aspect obtained in the game of handball, as cooperation is an important aspect in a team. The research method was using experimental method. The basic user of this method is to conduct a trial against a thing to note the influence and effect of treatment and the act that is used. The population and sampling were the students who follows the handball extracurricular in SMAN 15 Bandung. The technique of sampling used the result sampling of 30 students. The research instrument is the observation values cooperation, skill test of handball, and basic technique test of handball. The result of processing and data analysis using software SPSS v.20 with p-value 0,05 is for 0,001 ≤ 0,05 for learning result and 0,000 ≤ 0,05 for the value of cooperation. The conclusion is a tactical approach to a significant influence on the result of learning and the growth of values the cooperation in game of handball in SMAN 15 Bandung.

Keyword : The tactical approach, Learning result, handball, the value of


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan penelit... 8

D. Batasan Masalah ... 8

E. Manfaat penelitian ... 8

a. Secara Teoretis ... 9

b. Secara Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. TINJAUAN TEORETIS ... 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Belajar ... 10

b. Tujuan Belajar ... 11

c. Pengertian Pembelajaran ... 12

2. Konsep Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 14

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 14

b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani .... 16

3. Konsep Belajar Bola Tangan ... 18

a. Pengertian Bola Tangan ... 18

b. Sejarah Bola Tangan ... 19

c. Lapangan dan Fasilitas Permainan Bola Tangan... 20

d. Keterampilan Dasar Permainan Bola Tangan ... 21

1) Menangkap Bola ... 22

2) Mengoper Bola (Passing) ... 24

3) Menggiring Bola (dribbling) ... 28

4) Menembak (shooting) ... 29

4. Pendekatan Taktis ... 33

5. Hasil Belajar ... 37

a. Pengertian Hasil Belajar ... 37

6. Hakikat Kerjasama ... 38


(7)

C. HIPOTESIS PENELITIAN ... 43

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian ... 44

B. Populasi dan sampel... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 45

C. Tempat dan waktu penelitian ... 46

D. Desain penelitian ... 46

E. Langkah-langkah penelitian ... 47

F. Definisi operasional ... 48

G. Instrumen penelitian ... 49

H. Analisis data ... 58

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil pengolahan data dan analisis data... 60

1. Deskripsi Data ... 60

2. Prasyarat Analisis Data ... 61

3. Pengujian Hipotesis ... 63

B. Diskusi Penemuan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

Usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik”. Mengacu dari kedua pendapat yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan yaitu upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam usaha mengembangkan aspek-aspek dari dalam dirinya secara menyeluruh.

Seperti pendapat yang telah dikemukakan di atas, dalam kurikulum 2006 dijelaskan pula bahwa :

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi


(9)

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya memberikan pengaruh dalam mengembangkan kepribadian jasmani dan rohani individu agar mencapai puncak yang lebih tinggi dan menjadi manusia yang bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal untuk mengenyam pendidikan. Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh setiap siswa, salah satunya ialah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2009:27) adalah sebagai berikut: Proses kependidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada pemerolehan keterampilan gerak dan pemeliharaan kebugaran jasmani untuk kesehatan, peningkatan pengetahuan, dan pengembangan sikap positif terhadap aktivitas jasmani maupun olahraga.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mahendra (2009:3) mengatakan bahwa :

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dengan tujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang ada dalam diri seseorang dan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Inti dari pengertian pendidikan jasmani tersebut yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Abduljabar (2010:3) menyebutkan “Tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk pertumbuhan


(10)

mental, sosial siswa. Ketika tubuh sedang ditingkatkan secara fisik, pikiran (mental) harus dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu pula perlu berdampak pada perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama dengan siswa yang lain nya”.

Pelajaran Pendidikan Jasmani, merupakan mata pelajaran wajib dan penting yang diterima disekolah, seperti yang dikatakan oleh Mahendra (2009:21) “Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting”. Oleh karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/Ma, terdapat ruang lingkup pembelajaran pendidikan jasmani disekolah yang meliputi aspek – aspek sebagai berikut:

a. Permainan dan olahraga meliputi: Olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

b. Aktivitas pengembangan meliputi: Mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. c. Aktivitas senam meliputi: Ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. d. Aktivitas ritmik meliputi: Gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnya.

e. Aktivitas air meliputi: Permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

f. Pendidikan luar kelas, meliputi: Piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

g. Kesehatan meliputi : Penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman


(11)

yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang diselenggarakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan merupakan bagian dari aspek permainan dan olahraga. Permainan handball atau bola tangan merupakan olahraga permainan baru yang kini mulai di ajarkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dan dalam standar kompetensi permainan bola tangan meliputi mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya, kompetensi dasar yang akan dicapai meliputi mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama.

Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2000:6) tentang pengertian permainan bola tangan yaitu:

Permainan bola tangan dapat diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakkan. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, dan mencegah agar tim lawan tidak memasukkan bola ke gawang sendiri.

Permainan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara basket dan permainan sepakbola. Karena keterampilan teknik dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar basket, yang terdiri dari passing, dribling, shooting, dll. Sedangkan lapangan permainan serta bentuknya lebih mirip lapangan sepak bola, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme permainannya.

Permainan bola tangan merupakan permainan yang tergolong baru berkembang di Indonesia sehingga masih sedikit sekolah yang menerapkan


(12)

pembelajaran bola tangan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga pada saat pembelajaran bola tangan diterapkan di sekolah siswa kurang paham dan mengetahui tentang aktivitas permainan bola tangan serta mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa tidak dapat melaksanakan tugas gerak nya dengan baik, seperti mengoper bola, menggiring bola, menembak bola dan melakukan permainan bola tangan itu sendiri. Hal ini berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan.

Permainan bola tangan merupakan permainan tim sehingga membutuhkan nilai kerjasma yang tinggi antar anggota tim, tetapi dalam melakukan permainan bola tangan, kemampuan dan keterampilan siswa yang berbeda-beda membuat siswa sulit untuk bekerjasama. Sehingga nilai kerjasama terasa sangat kurang ketika permainan berlangsung.

Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran bola tangan tentunya yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain bola tangan dan berimplikasi pula dalam peningkatan nilai kerjasama. Terkait dengan hal tersebut Metzler (Juliantine 2011: 3) mengatakan bahwa :

Dalam sejarah pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak ragam pendekatan dimulai dari yang paling tradisional dan sederhana yang ada dalam pendidikan jasmani sering disebut dengan istilah metode (methods) lalu berkembang menjadi istilah strategi (strategies), lalu berkembang lagi gaya-gaya mengajar (teaching styles), pendekatan (approach) dan yang modern sering disebut model-model.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Model-model pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Metzler (Juliantine 2011:3) terdiri

dari “7 model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung, model

pembelajaran kooperatif, model inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga, model pendekatan taktis, model pembelajaran personal dan model pembelajaran


(13)

peer teaching”. Yang masing-masing model tersebut memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.

Dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bola tangan dan berimplikasi terhadap nilai kerjasama, penerapan pendekatan taktis dianggap efisien digunakan dalam pembelajaran bola tangan. Pendekatan taktis pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Siswa diajarkan tentang suatu pembelajaran teknik keterampilan olahraga permainan yang tentunya dilakukan dalam situasi permainan. Melalui pendekatan taktis siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dan taktik dalam suatu permainan.

Menurut Subroto (2001:2,3) Tujuan mengajar dengan pendekatan taktis bagi siswa adalah :

1. Penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan

2. Memberikan kesenangan dalam beraktivitas, dan

3. Memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain.

Dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa menjadi lebih tertarik dan mendukung minat siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas jasmani. Karena siswa merasa berada dalam situasi bermain yang sebenarnya. Subroto (2010:5) berpendapat bahwa “Olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif diyakini dapat menghasilkan rasa senang, edukatif, menarik atau menantang, dan dapat pula membina kesehatan dan rasa percaya diri.”

Subroto (2001:3) menjelaskan bahwa pendekatan taktis menekankan kepada 2 hal yaitu :

1. Bermain dan penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain


(14)

2. Memberikan siswa kesempatan yang banyak untuk membuat siswa melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya

Sehingga dalam penerapannya dengan menggunakan model pendekatan taktis, siswa dilibatkan secara aktif dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Siswa dibelajarkan tentang bagaimana teknik suatu kecabangan olahraga tetapi konteks yang dilakukan dalam situasi bermain. Selain itu penerapan model pendekatan taktis mengajarkan siswa untuk sadar tentang bagaimana konsep bermain dengan permainan yang sesungguhnya.

Pendekatan taktis mengembangkan strategi pengajaranya yaitu game-drill-game, yang lebih menekankan pada situasi bermain. Walaupun dalam konteks bermain, siswa tetap di belajarkan teknik-teknik dalam pembelajaran bola tangan tersebut. Dengan diterapkannya model pendekatan taktis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal serta peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa dalam permainan bola tangan.

Berdasarkan pemaparan teori yang telah diuraikan dan fakta yang ada dilapangan, penulis tertarik untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan berimplikasi terhadap nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis ungkapkan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung?

2. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa melalui permainan bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung?


(15)

3. Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan dan nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung.

2. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa melalui permainan bola tangan di SMA Negeri 15 Bandung.

3. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar bola tangan dan nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung.

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang terlalu luas maka perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup penelitian jelas. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan taktis

2. Permasalahan yang dijelaskan yaitu pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama pada siswa SMA Negeri 15 Bandung.

3. Objek penelitian ini adalah Siswa-siswi SMA Negeri 15 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan sebagai berikut :


(16)

- Secara Teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan masukkan bagi guru pendidikan jasmani dan lembaga yang terkait dalam mengembangkan beberapa model-model dan strategi pembelajaran yang diberikan untuk siswa. Dan lebih khusus dalam mengembangkan model pendekatan taktis dalam aktivitas permainan bola tangan dalam upaya meningkatkan nilai kerjasama dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 15 Bandung.

- Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dalam memilih dan menetapkan beberapa model-model pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk digunakan dalam melakukan pembelajaran aktivitas permainan bola tangan.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang dilakukan. Pemilihan metode dalam sebuah penelitian perlu memperhatikan beberapa hal yang cukup penting di antaranya yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang ada, tenaga peneliti dan juga teknik yang digunakan dalam pengumpulan data. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2006:136) bahwa

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Seperti sudah dijelaskan, variasi metode yang dimaksud adalah angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:2) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat di simpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengungkapkan dan memecahkan permasalahan yang akan diteliti, dengan memperhatikan hal-hal yang ada sehingga mendapatkan hasil, tujuan dan kegunaan yang ingin diperoleh.

Terdapat beberapa metode yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian diantaranya historis, deskriptif, dan eksperimen. Berdasarkan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut arikunto (2006:3) mengatakan bahwa :

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.


(18)

Metode eksperimen yang dilakukan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan, peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan diteliti.

Oleh karena itu penelitian dengan menggunakan metode eksperimen ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama siswa di SMA Negeri 15 Bandung.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu penelitian, perlu memperhatikkan beberapa hal penting diantaranya adalah objek penelitian atau populasi. Menurut Sugiyono (2012:117) bahwa :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian tarik kesimpulannya”.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa- siswi SMA Negeri 15 Bandung

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi, Menurut Sugiono (2012:118)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel penelitian yang akan digunakan yaitu Total

Sampling. Menurut Sugiono (2012:124) bahwa Total Sampling adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA Negeri 15 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola


(19)

tangan. Dikarenakan siswa SMA Negeri 15 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler bola tangan sebagai anggota populasi hanya berjumlah 30 orang, maka kemudian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi atau sebanyak 30 orang, sehingga bisa dikatakan sebagai penelitian populasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama dilaksanakan pada :

a. Tempat Penelitian : SMA Negeri 15 Bandung b. Waktu Penelitian : 28 maret – 10 Mei 2013 c. Intensitas Pertemuan : 3 kali dalam seminggu d. Jumlah pertemuan : 16 kali pertemuan

Pelaksanaan penelitian dilakukan 3 kali dalam seminggu, sesuai dengan pendapat Juliantine, dkk (2007:3.5) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari/ minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”. Oleh sebab itu peneliti melakukan pertemuan sebanyak 3 kali dalam seminggu, Penelitian ini dilakukan selama 16 kali pertemuan.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang digunakan dalam peneltian sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin diperoleh. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pretest-Posttest Control Group Design. Dengan menggunakan desain penelitian ini

kelompok diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol atau pembanding tidak diberi perlakuan. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai tes akhir. Dari penjelasan tersebut peneliti menempatkan


(20)

subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak.

Menurut sugiyono (2012:112), desain penelitian Pretest-Posttest Control

Group Design dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen E1 X E2

Kontrol K1 - K2

Keterangan :

E1 : Pre test yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

K1 : Pre test yang dilaksanakan pada kelas kontrol

X : perlakuan atau treetment berupa model pendekatan taktis dalam pembelajaran bola tangan

E2 : Post test yang dilaksanakan pada kelas kontrol

K2 : Post test yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran bola tangan dengan menggunakan pendekatan taktis dan kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan tradisional.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian diperlukannya sebuah langkah-langkah peneltian, agar peneltian yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan apa yang


(21)

telah dirancang sebelumnya. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian yang disusun oleh peneliti yaitu :

Tabel 3.2 Langkah-Langkah dalam Penelitian F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penafsiran yang salah, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan terjadinya penafsiran yang begitu luas dalam judul maupun isi. Maka penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Subroto (2001:4). mengatakan bahwa tujuan pendekatan Taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa

SAMPEL

TES AWAL / PRE-TEST

Perlakuan / treetment Kelompok eksperimen :

Pendekatan taktis

Perlakuan / treetment Kelompok kontrol Pendekatan tradisional

TES AKHIR / POST-TEST

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Kesimpulan POPULASI


(22)

tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat dengan masalah atau situasi permainan.

2. Dimyati dan Mudjiono (2002:36) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan

biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.”

3. Mahendra (2000:6). Bola tangan adalah Permainan beregu menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh di lempar, dipantulkan, atau ditembakkan. Tujuan dari permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah agar tim lawan tidak dapat memasukkan bola ke gawang sendiri.

4. Menurut Zainuddin, (website

(Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html)) .Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur (seluruh anggota).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian diperlukan sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012:148) “Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka perlu lah sebuah alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”. Sedangkan Arikunto (2006:136) mengatakan bahwa :

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes keterampilan bermain dengan menggunakan GPAI (Game Performance Assessment


(23)

Instrument), Tes keterampilan teknik dasar bola tangan oleh Strand, et al (Zinn,

1981) yaitu menggunakan Team Handball Skill Battery dan observasi nilai-nilai kerjasama. Tujuannya yaitu untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan hasil belajar bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama. Dibawah ini merupakan beberapa tes yang akan digunakan dalam penelitian :

1. Observasi Kerjasama

Dalam proses pengumpulan data untuk mengukur nilai kerjasama siswa, peneliti menggunakan teknik observasi. Teknik observasi dilakukan setiap kali jadwal penelitian berlangsung. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012:2003) mengatakan :

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Yang terpenting dalam teknik pengamatan dengan menggunakan observasi adalah pengamatan dan ingatan.

Sedangkan menurut Arikunto (2006:133) mengatakan bahwa :

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan degan tes, kuesioner, rekaman, gambar, rekaman suara.

Dalam melakukan observasi, peneliti hanya berperan sebagai guru atau pemberi treetment. Sedangkan yang menjadi pengobservasi (observer) yaitu guru pendidikan jasmani yang berada di sekolah tersebut, tetapi tidak terlibat langsung dalam aktivitas kegiatan pembelajaran di lapangan. Observer hanya berperan sebagai seseorang yang mengamati perilaku kerjasama siswa dalam permainan bola tangan, dan tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Karena observer merupakan guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut, sehingga guru sudah mengenal dan memahami masing-masing siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.


(24)

Terdapat beberapa pengertian kerjasama yang disampaikan para ahli, sebagai bahas pertimbangan dalam membuat lembar observasi. Seperti menurut Akbar,dkk (2006:2) bahwa “Kerjasama yaitu melakukan kegiatan bersama-sama artinya membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil di antara sekelompok orang”. Sedangkan menurut Zainuddin, (website (Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html) mengatakan bahwa :

Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur.

Penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengukur nilai kerjasama siswa dalam aktivitas permainan bola tangan dengan menggunakan pendekatan taktis sebagai model pembelajarannya. Instrumen yang digunakan yaitu berupa lembar observasi. Indikator dari nilai kerjasama di ambil dari pendapat Suherman (2001: 86) yaitu,

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kerjasama Menurut Adang Suherman (2001:86)

Definisi Konsep Indikator

Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur (seluruh anggota). (Zainuddin,

(website(Al-Bantany- 112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori kerjasama.html))

1. Mengikuti aturan

2. Membantu teman

3. Ingin semua bermain

4. Memotivasi orang lain

5. Bekerja keras

6. Kerjasama meraih tujuan

7. Memperhatikan perasaan orang

lain


(25)

Berdasarkan pendapat diatas, maka setelah kisi-kisi di buat lalu di jabarkan ke dalam beberapa sub indikator. Hal ini dilakukan agar para observer lebih mudah untuk memberikan penilaian terhadap nilai kerjasama siswa. Sehingga di harapkan dengan menggunakan lembar observasi ini, hasil yang ingin diperoleh dengan menggunakan beberapa indikator yang telah dijabarkan lebih dapat dipercaya dan sistematis.

Penilaian yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yaitu dengan menggunakan daftar cek (cheklist). Menurut Nursalim dan eko (2011:65-86) “Agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dicatat dengan sebaik -baiknya, maka diperlukan pedoman observasi.”

Pada lembar observasi, observer mengisi tanda checklist (√) pada kolom -kolom nilai yang terdapat dalam lembar observasi. Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di lapangan.

Sedangkan kategori penilaian menggunakan skala likert. Menurut

Sugiyono (2012:134) mengatakan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Oleh karena itu dalam mengukur nilai kerjasama siswa, peneliti menggunakan skala likert sebagai kategori penilaian yang terdapat dalam lembar observasi. Menurut Abduljabar dan Drajat (2010:99) bahwa :

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhir indikator-indikator-indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Peneliti menggunakan bobot nilai 1 – 4 untuk memberi penilaian terhadap masing-masing indikator yang di nilai, yaitu :


(26)

Tabel 3.4

2. Tes

a. Pre-test

Pre-test digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta sebelum

pelaksanaan pembelajaran bola tangan dengan menggunakan model pendekatan taktis. Hasil pre-test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Post-test

Post-test digunakan untuk mengukur kemampuan dan membandingkan

peningkatan hasil belajar bola tangan sesudah diberikan treetment atau perlakuan dengan menggunakan model pendekatan taktis dalam pembelajaran bola tangan. Tes yang dilakukan pada post-test sama dengan tes yang dilakukan pada pre-test.

3. Keterampilan Bermain

Penampilan keterampilan bermain siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Griffin, Mitchell, dan Oslin (Hoedaya 2001:112) telah menciptakan suatu instrumen penilaian yang diberi nama Game Performance Assessment Instrument (GPAI). GPAI yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB. Tujuannya untuk membantu para guru dan

Kategori penilaian dengan menggunakan skala likert yaitu :

Sangat Baik = 4

Baik = 3

Tidak Baik = 2


(27)

pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan sewaktu permainan berlangsung.

Aspek-aspek yang di observasi dalam IPPB termasuk perilaku yang mencerminkan kemampuan pemain untuk memecahkan masalah-masalah taktis permainan dengan jalan mengambil keputusan, melakukan pergerakan tubuh yang sesuai dengan tuntutan situasi permainan, melaksanakan jenis keterampilan yang dipilihnya. Keuntungan dari IPPB adalah sifatnya yang fleksibel. Guru (Pengamat) bisa menentukan sendiri komponen apa saja yang perlu diamati yang disesuaikan dengan apa yang menjadi inti pelajaran yang diberikan pada saat itu.

Dalam penelitian ini, terdapat tiga aspek yang dijadikan fokus dalam menilai penampilan bermain siswa, yaitu pengambilan keputusan (tepat atau tidak tepat), melaksanakan keterampilan (efisien atau tidak efisien), dan memberi dukungan (tepat atau tidak tepat). Adapun penjabarannya terdapat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.5 Pengamatan Penampilan Bermain Bolatangan Komponen Penampilan Bermain Kriteria

1. Keputusan yang diambil (Decision Making)

 Pemain berusaha mengoper bola pada pemain yang berdiri bebas

 Pemain berusaha mencetak angka ketika memungkinkan

2. Melaksanakan Keterampilan (Skill Execution)

 Bola operan mengenai sasaran  Lecutan pergelangan tangan

saat menembak

 Bola masuk ke gawang lawan 3. Memberikan Dukungan

(Support)

 Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola


(28)

No Nama

Keputusan Yang Diambil

Melaksanakan Keterampilan

Memberikan Dukungan

T TT E TE T TT

1 2 dst

Keterangan : T = tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien

Sumber: (Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran Bola Basket

oleh Danu Hoedaya,2001)

Berikut gambaran mengenai rumus perhitungan kualitas penampilan aspek yang dinilai :

1. Keterlibatan dalam permainan = jumlah keputusan yang tepat + jumlah keputusan yang tidak tepat + jumlah pelaksanaan keterampilan yang efisien + jumlah pelaksanaan keterampilan yang tidak efisien + jumlah tindakan dalam memberikan dukungan yang tepat

2. Standar mengambil keputusan (SMK) = jumlah mengambil keputusan tepat : jumlah mengambil keputusan tidak tepat

3. Standar keterampilan (SK) = jumlah keterampilan yang efisien : jumlah keterampilan yang tidak efisien

4. Standar memberikan dukungan (SMD) = jumlah pemberi dukungan yang tepat : jumlah pemberi dukungan yang tidak tepat.

5. Penampilan bermain = ( SMK + SD + SMD ) : 3

Perlu diketahui bahwa angka-angka penilaian dari IPPB saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak ada skor maksimum.

Menurut Hoedaya (2001:116) mengatakan bahwa :

Anggaplah bahwa nilai penampilan bermain yang lebih besar dari angka satu menunjukkan rata-rata penampilan bermain yang lebih tepat dan efisien. Yang patut diketengahkan dari penerapan sistem IPPB adalah kepastian bahwa disamping menilai kualitas bermainnya, siswa juga dihargai usaha-usahanya untuk berperan secara aktif di dalam permainan, hal mana bisa dilihat dari perolehan angka keterlibatannya di dalam permainan.


(29)

4. Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bola Tangan

Dalam proses pengumpulan data untuk mengukur hasil belajar permainan bola tangan, peneliti menggunakan tes keterampilan yang terdapat dalam buku Assessing sports skills, Strand (1955 : 134). Tes keterampilan permainan bola tangan ini yaitu Team Handball Skill Battery oleh Zinn (1981). Bentuk tes keterampilan ini terdapat 3 item yaitu :

a. Nine-Meter Front Throw

Testee harus melakukan flying shoot sebanyak 10 kali berturut-turut dari 5 tempat atau pos yang jaraknya berbeda. Tembakan atau shooting dianggap berhasil apabila bola langsung masuk mengenai sasaran, bila bola mengenai sasaran pada bidang garis batas daerah skor maka diambil skor yang lebih besar.

Bola hasil shooting dinyatakan gagal apabila testee melakukan pelanggaran pada saat melakukan flying shoot, menginjak garis batas 9 meter dan bola tidak langsung mengenai target atau langsung masuk ke dalam gawang.

Gambar 3.1 Target Marking For the Zinn Team Handbal 9 m Front Throw Test

b. Dominant-Hand Speed Pass

Sebelum melempar Bola testee berdiri dibelakang garis batas lemparan, bola dipegang di depan dada. Setelah ada aba-aba, testee harus melempar ke


(30)

tembok kemudian menangkapnya kembali dan seterusnya sebanyak 10 kali lemparan. Waktu di mulai ketika bola pertama menyentuh tembok dan berakhir ketika bola ke 10 ditangkap kedua tangan. Testee diberi 2 kali kesempatan melakukan tes, waktu yang di ambil adalah waktu yang terbaik.

Bola tangkapan dinyatakan gagal apabila testee menginjak garis atau melewati garis batas lemparan pada waktu melempar dan apabila bola tidak tertangkap dengan baik dengan oleh kedua tangan.

Gambar 3.2 Lapangan Tes Dominant-Hand Speed Pass

c. Overhead pass

Sebelum melempar bola, testee berdiri dibelakang garis batas lemparan, bola dipengang di depan dada. Kemudian setelah ada aba-aba, testee melempar bola ke tembok sasaran sebanyak 10 kali secara berturut-turut. Bola tangkapan dinyatakan gagal apabila testee menginjak garis atau melewati garis batas lemparan pada waktu melempar. Apabila bola mengenai garis sasaran, poin yang di hitung adalah poin yang terbesar.

Garis batas lemparan ke tembok adalah 15 meter, tetapi di modifikasi menjadi 10 meter dengan validitas 0,73. Target lemparan terdiri dari 3 lingkaran, lingkaran dalam berdiameter 45 cm, lingkaran luar berdiameter 150 cm, dan jarak bagian bawah lingkaran luar adalah 100 cm di atas lantai.


(31)

Gambar 3.3 Target Marking For Zinn Team Handball Overhead Pass Test

H. Analisis Data

Setelah penelitian di lakukan dan di peroleh data, maka tahap selanjutnya yaitu dengan menganalisis data yang telah ada dengan menggunakan rumus-rumus statistika. Sugiyono (2012:207) mengatakan bahwa :

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan.

Dalam mengolah dan menganalisis data, peneliti menggunakan program

Statistical Package For The Social Sciences (SPSS) versi. 20, untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat dengan menggunakan p-value ≤ 0,05. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata (X ) dari setiap kelompok : X = ∑


(32)

Keterangan :

X = nilai rata-rata yang dicapa

n = jumlah sampel xi = nilai data

∑ = jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku :

S =

1

2 1

 

n X X

Keterangan :

S = simpangan baku yang di cari n = jumlah sampel

X1 = Skor yang dicapai seseorang X = Nilai rata-rata

3. Menguji Normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan p-value ≥ 0,05 , untuk mengetahui bahwa data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

4. Menguji Homogenitas menggunakan Uji Levene’s – test dengan p-value

≥ 0,05. Uji homogenitas berfungsi untuk menguji kesamaan varians antara kedua tes (pretest dan posttest).

5. Uji Hipotesis menggunakan Uji-t skor berpasangan dengan p-value ≤ 0,05 dan Uji Pengaruh Multivariate MANOVA, perhitungan yang dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang di ajukan.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh data yang akan disimpulkan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam permainan bola tangan.

2. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa dalam permainan bola tangan.

3. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang sigifikan terhadap hasil belajar maupun pertumbuhan nilai kerjasama dalam permainan bola tangan.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di dapat dan juga analisis data yang telah dilakukan, serta kesimpulan yang telah penulis ungkapkan. Maka saran-saran yang dapat di kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru pendidikan jasmani, siswa dan pembaca, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar permainan bermain bola tangan, selain itu dapat lebih menumbuhkan nilai kerjasama siswa dalam permainan dan diharapkan dapat dikembangkan dan di bawa hingga di luar permainan. Sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani


(34)

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang permainan bola tangan, hendaknya mengembangkan penelitian yang dapat membantu siswa untuk lebih meningkatkan pada pembelajaran permainan bola tangan baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

3. Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, penulis sarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan jumlah sampel yang lebih besar serta kajian yang lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual

Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Cet. Pertama 2010

Abduljabar, B dan Drajat, J. (2010). Statistika Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Jasmani.

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga (seri: konsep dan pendekatan

pengajaran). Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Akbar hawadi Reni, Ike Anggraini, Khairunnisa. (2006). Bekerjasama, Aktivitas

Untuk Mendorong Anak Suka Bekerjasama. Jakarta: divisi buku perguruan

tinggi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Beltasar, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak

Bola. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. DEPDIKNAS

Blog Pendidikan Indonesia. (2012). Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

Definisi, Tujuan, Unsur, Jalur, Faktor. [Online]. Available at :

(http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pendidikan menurut-para-ahli.html). [2012].

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Haris, R. (1987). Bola Tangan Permainan dan Peraturan, Bandung: Percetakan dan Foto copy “ADIL”.


(36)

Husdarta dan Yudha M. S. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. DEPDIKNAS

Hoedaya, D. (2001). Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran

Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Juliantine, T, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Juliantine, Yunyun, Herman. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Mahendra, A. (2000). Bola Tangan. DEPDIKNAS

Mahendra, A. (2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyana, A. (2012). Pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. [Online]. Available

at:(http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html). [Januari 16,20120]

Metzler, M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States : Ally&Bacon.

Nursalim dan Eko (2011). Bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Surabaya: Unesa University press.

Pratama-Nugraha, A.(2011). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DI SMP NEGERI 2 KARANG TANJUNG PANDEGLANG. Bandung: skripsi UPI Tidak di

terbitkan


(37)

Sub koordinator MKDP Landasan Pendidikan, UPI. (2009). Landasan

Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Subagja, R. (2012). PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP

PEMBENTUKAN KERJASAMA (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Pasundan 10 Bandung). Bandung: skripsi UPI Tidak di terbitkan

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Di

Sekolah Dasar (sebuah pendekatan permainan taktis). DEPDIKNAS

Subroto, dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Subroto, T. (2010). Didaktik metodik pembelajaran olahraga permainan. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani (Asesmen alternatif terhadap

kemajuan belajar siswa sekolah dasar). DEPDIKNAS

Sudjana, Nana, dkk. (1990). Media pengajaran. Bandung : Sinar Baru

Sudjana, N. (1995). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar

Bandung. Bandung: Sinar baru Algen Sindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabet

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta

Strand and Wilson, (1955). Assesing Sport Skils. Australia: Human kinetics publishers.

Al-Bantany-112.(2009). Kumpulan teori kerjasama. [Online]. Available at: (Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori kerjasama.html). [November 03,2009]


(1)

59

Keterangan :

X = nilai rata-rata yang dicapa n = jumlah sampel

xi = nilai data

∑ = jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku :

S =

1

2 1

 

n X X

Keterangan :

S = simpangan baku yang di cari n = jumlah sampel

X1 = Skor yang dicapai seseorang X = Nilai rata-rata

3. Menguji Normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan p-value ≥ 0,05 , untuk mengetahui bahwa data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

4. Menguji Homogenitas menggunakan Uji Levene’s – test dengan p-value

≥ 0,05. Uji homogenitas berfungsi untuk menguji kesamaan varians

antara kedua tes (pretest dan posttest).

5. Uji Hipotesis menggunakan Uji-t skor berpasangan dengan p-value ≤ 0,05 dan Uji Pengaruh Multivariate MANOVA, perhitungan yang dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang di ajukan.


(2)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh data yang akan disimpulkan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dalam permainan bola tangan.

2. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai-nilai kerjasama siswa dalam permainan bola tangan.

3. Model pembelajaran pendekatan taktis memberikan pengaruh yang sigifikan terhadap hasil belajar maupun pertumbuhan nilai kerjasama dalam permainan bola tangan.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di dapat dan juga analisis data yang telah dilakukan, serta kesimpulan yang telah penulis ungkapkan. Maka saran-saran yang dapat di kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru pendidikan jasmani, siswa dan pembaca, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar permainan bermain bola tangan, selain itu dapat lebih menumbuhkan nilai kerjasama siswa dalam permainan dan diharapkan dapat dikembangkan dan di bawa hingga di luar permainan. Sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani


(3)

73

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang permainan bola tangan, hendaknya mengembangkan penelitian yang dapat membantu siswa untuk lebih meningkatkan pada pembelajaran permainan bola tangan baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

3. Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, penulis sarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan jumlah sampel yang lebih besar serta kajian yang lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Cet. Pertama 2010

Abduljabar, B dan Drajat, J. (2010). Statistika Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Jasmani.

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga (seri: konsep dan pendekatan pengajaran). Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Akbar hawadi Reni, Ike Anggraini, Khairunnisa. (2006). Bekerjasama, Aktivitas Untuk Mendorong Anak Suka Bekerjasama. Jakarta: divisi buku perguruan tinggi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Beltasar, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak Bola. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. DEPDIKNAS

Blog Pendidikan Indonesia. (2012). Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi, Tujuan, Unsur, Jalur, Faktor. [Online]. Available at : (http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pendidikan menurut-para-ahli.html). [2012].

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Haris, R. (1987). Bola Tangan Permainan dan Peraturan, Bandung: Percetakan


(5)

Husdarta dan Yudha M. S. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. DEPDIKNAS

Hoedaya, D. (2001). Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Juliantine, T, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Juliantine, Yunyun, Herman. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Mahendra, A. (2000). Bola Tangan. DEPDIKNAS

Mahendra, A. (2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyana, A. (2012). Pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. [Online]. Available

at:(http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html). [Januari 16,20120]

Metzler, M.W. (2000). Instructional Models For Physical Education. United States : Ally&Bacon.

Nursalim dan Eko (2011). Bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Surabaya: Unesa University press.

Pratama-Nugraha, A.(2011). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN DI SMP NEGERI 2 KARANG TANJUNG PANDEGLANG. Bandung: skripsi UPI Tidak di terbitkan


(6)

Sub koordinator MKDP Landasan Pendidikan, UPI. (2009). Landasan Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Subagja, R. (2012). PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP PEMBENTUKAN KERJASAMA (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Pasundan 10 Bandung). Bandung: skripsi UPI Tidak di terbitkan

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar (sebuah pendekatan permainan taktis). DEPDIKNAS

Subroto, dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Subroto, T. (2010). Didaktik metodik pembelajaran olahraga permainan. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani (Asesmen alternatif terhadap kemajuan belajar siswa sekolah dasar). DEPDIKNAS

Sudjana, Nana, dkk. (1990). Media pengajaran. Bandung : Sinar Baru

Sudjana, N. (1995). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar Bandung. Bandung: Sinar baru Algen Sindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabet

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta

Strand and Wilson, (1955). Assesing Sport Skils. Australia: Human kinetics publishers.

Al-Bantany-112.(2009). Kumpulan teori kerjasama. [Online]. Available at: (Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori kerjasama.html). [November 03,2009]