PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK REVERSE E-AUCTION MULTI-KRITERIA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Studi Kasus PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.

(1)

TERHADAP KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH

( Studi DeskriptifPada SMA se - Kabupaten Bandung Barat )

TESIS

Diajukan Untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

O l e h

TUTI KURNIAWATI NIM. 1007095

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP

KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH

(Studi Deskriptifpada SMA se-Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING PERTAMA

Dr. Hj. Aan Komariah., M.Pd.

NIP. 197005241994022001

PEMBIMBING KEDUA

Dr. H. Danny Mierawan., M.Pd NIP. 196205041988031002

MENGETAHUI:

Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud., Ph.D


(3)

SEKOLAH (Studi Deskriptif Pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat). Oleh: Tuti Kurniawati. (1007095)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya temuan dan pemahaman akan kondisi bahwa : 1) Untuk membina kemampuan bekerja dan meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial yang berkualitas tinggi dalam menjalankan manajemen sekolah, 2) sistem informasi yang dimiliki oleh sekolah umumnya dikaitkan kepada pemenuhan sarana prasarana dan fasilitas tekhnologi informasi dan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya untuk mengelola organisasi dan 3) Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling bekaitan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan manajerial serta pemanfaatan sistem informasi manajemen secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempengaruhi kualitas layanan akademik sekolah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui p engaruh kemampuan manajerial Kepala Sekolah serta pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasinya adalah guru SMA pada 36 SMA di Kabupaten Bandung Barat. Penentuan sampel penelitian secara proportionate stratified random sampling atau pengambilan sampel terstrata secara proporsional sebanyak 108 guru. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menggambarkan: 1) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 2) Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 3) Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi, 4) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah , 5) Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan akademik sekolah 6) kemampuan Manajerial Kepala sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi manajemen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas layanan akademik Sekolah.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat.

Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya untuk meningkatkan kemampuan konseptual Kepala sekolah bisa dilakukan melalui pengembangan pribadi maupun pengembangan SDM yang diadakan oleh dinas terkait berupa diklat ataupun workshop. Sedangkan untuk meningkatkan dimensi

brainware (operator) perlu juga diadakan penempatan SDM yang kompeten dalam bidang IT pada tiap

institusi/sekolah ataupun dengan cara mengadakan pengembangan personil melalui diklat dan workshop tentang peningkatan kompetensi Teknologi Informasi. Untuk meningkatkan dimensi bukti fisik berupa sarana dan prasarana sekolah yang menunjang terhadap peningkatan Kualitas Layanan Akademik, sekolah harus proaktif untuk mengusulkan pengalokasian dana dari dinas terkait untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah secara bottom up, atau bisa dengan cara sekolah berinisiatif untuk mencari donatur dengan memanfaatkan CSR dari lembaga-lembaga profit.

Penelitian ini hanya sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas karunia dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana (S2) Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam tesis ini dikemukakan bagaimana pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Adapun hal-hal yang dibahas sesuai dengan fokus penelitian, mencakup: Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kualitas Layanan Akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat, Pengaruh Pemanfatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei -

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, juga digunakan analisis statistik untuk mengetahui

pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat.

Penelitian ini hanya sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah, sehingga masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah.


(5)

selanjutnya.

Bandung, Januari 2013


(6)

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti program studi banyak pihak yang turut memberikan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Ibu Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Udin Syaefudin Sa’ud, PhD., selaku Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., Selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Ibu Drs. H. Imam Santosa MR, M.Pd., selaku Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan izin penelitian di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat.

7. Seluruh Kepala Sekolah SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

8. Bapak/ Ibu guru SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.

9. Bapak Drs.H.Lukman Hakim, MM., dan rekan-rekan sejawat bapak/ibu guru SMA Negeri1 Parongpong yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selama melaksanakan studi.


(7)

membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil, kakak-kakak dan adik-adik dan teristimewa suami tercinta Maman Hermawan, SE., M.ak., Ak., Aff.WM, putra putriku Riza Pratama dan Azalia Nurwafa yang telah memberikan semangat, dorongan moril dan materil yang sangat berarti selama penulis mengikuti studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

11. Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/wi Administrasi Pendidikan Angkatan 2010, serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis panjatkan do’a kehadirat Allah SWT semoga segala bantuan baik moril maupun materil yang penulis terima dari berbagai pihak mendapat balasan yang berlipat ganda, amien.

Bandung, Januari 2013 Penulis


(8)

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan ... iii

Abstarak ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terimakasih ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah . ... 10

1. Identifikasi Masalah……….. 10

2. Rumusan Masalah ……… 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaata Penelitian ... 13

E. Sistematika Penulisan ……… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16

A. Konsep Layanan Akademik Sekolah ... 16

1. Layanan Akademik Sekolah ... 16

2. Kualitas Layanan dalam Konteks Pendidikan ... 24

B. Konsep sistem Informasi Manajeme ………. 27


(9)

3.Sistem Informasi Sebagai Pendukung Proses Manajemen……… 3

4.Sistem Informasi dalam Kajian Administrasi Pendidikan……… 32

5.Komponen-komponen Sistem Informasi ……….. 35

C. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 39

1. Konsep Kemampuan Manajerial Kepala sekolah ...…….. 39

2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer ... 47

3. Kepemimpinan Dalam Manajemen ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 58

E. Hipotesis Penelitian ...……... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63

A.Pendekatan Penelitian ... .63

B. Populasi dan sampel ... 64

1. Populasi ... 64

2. Sampel ... 65

C. Teknik Pengumpulan Data ...…….. 67

D. Definisi Operasional ... 69

E. Instrumen Penelitian ... 71

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 78

1. Uji Validitas ... ………. 78

2. Uji Reliabilitas ... 80

G. Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian ... 82

1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... 82

2. Validitas Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen (X2) ... 85

3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... 86

4. Reliabilitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ( X1) ... 89


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 105

A. Hasil Penelitian ………... 105

1. Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... . 105

2. Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ... 108

3. Variabel Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... . 110

4. Pengujian Persaratan Uji Hipotesis ... ... ... . 113

a. Uji Normalitas ... 113

1).Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 113

2).Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 114

3).Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 116

b. Uji Linieritas ... . 118

1).Hasil Uji Linieritas Variabel X1 dan Y ... 118

2).Hasil Uji Linieritas X2 dan Y ... 119

5. Hasil Uji Hipotesis ... 120

a. Hipotesis Pertama ... 120

b. Hipotesis Kedua ...123

c. Hipotesis Ketiga ...127

B. Pembahasan ... 132

1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat……….. 132

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen SMA di Kabupaten Bandung Barat………. 137

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat ... 140


(11)

5. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM terhadap

Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... 147

6. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM Terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... .. 151

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... . 157

A. Kesimpulan ... 157

B. Rekomendasi ... 160

DAFTAR PUSTAKA ... 163


(12)

Skoring/ Nilai ... Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ...

Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ...

Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... Interpretasi Koefisien Korelasi ... Hasil Uji Validitas Variabel X1 ...

Hasil Uji Validitas Variabel X2 ...

Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Klasifikasi skor Data Penelitian ... Kriteria Skor rata-rata variable ... Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... Rata-rata Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ...

Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ...

Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... Rekapitulasi Hasil uji Normalitas ...

Hasil uji Linieritas Variabel X1 dan Y ...

Hasil uji Linieritas Variabel X2 dan Y ...

Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ... Persamaan Regresi X1 – Y ...

Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ...

Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ...

Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ...

Persamaan Regresi X2 – Y ...

Uji Keberartian persamaan Regresi Y atas X2 ...

Korelasi anatara Variabel X2 dan Y ...

Koefisien determinasi Variabel X2 terhadap Y ...

Persamaan regresi Y atas X1 dan X2 ...

Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ...

Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 7 3 7 3 7 5 7 6 7 9 8 4 8 6 8 8 9 3 9 4 9 8 1 1 3 1 1 3

115 116 117 118 119 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129


(13)

(14)

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7

Keterkaitan Anasir Informasi ... Keterkaitan Manusia dalam Sistem Informasi ... . Kerangka Pemikiran ... Hubungan antar Variabel Penelitian ... Grafik rata-rata Variabel X1 ... .

Grafik rata-rata Variabel X2 ... .

Grafik rata-rata Variabel Y ... Grafik Uji Normalitas variable X1 ...

Grafik Uji Normalitas variable X2 ...

Grafik Uji Normalitas variable Y ... . Model Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y...

3 4 3 5 6 0 6 1 1 0 7 1 1 0 1 1 2 114 115 117 132


(15)

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Penulis ……… Lampiran 2 Instrumen Penelitian ………..

Lampiran 3 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X1………

Lampiran 4 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X2………

Lampiran 5 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel Y ……….

Lampiran 6 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X1……….

Lampiran 7 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X2……….

Lampiran 8 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel Y……….

Lampiran 9 Skor Mentah Jawaban Responden ……….. Lampiran 10 SK Pembimbing ………. Lampiran 11 Surat izin Penelitian ………..

167 169 178 180 181 183 187 191 195 206 208


(16)

(17)

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi, memformulasi, mengemas, serta menjabarkan kebijakan, strategis dan program operasional pendidikan. Ini berarti bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah dan layanan profesional tenaga pendidikan perlu dikembangkan dan difungsikan secara optimal.

Oleh sebab itu sekolah sebagai unit kerja terdepan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan riil di bidang pendidikan, sudah saatnya untuk memiliki otonomi kerja dalam menjalankan manajerial di sekolahnya.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan , dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya, dan seni.

Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan formal menjadi semakin meningkat. Seperti dikemukakan Herawan E (2011), bahwa mutu pendidikan dalam kaitannya denagan Total Quality Management (TQM), bahwa mutu itu harus dipandang dalam konsep yang relatif bukan


(19)

absolut. Mutu dapat dikatakan apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu juga merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk sesuai dengan standar atau belum. Mutu tersebut harus memiliki dua aspek yakni pertama dalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan kedua memenuhi kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut Herawan E (2011) menjelaskan bahwa mutu institusi pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai pelayanan/ service yang diberikan oleh institusi pendidikan kepada peserta didik maupun kepada tenaga staf pengajar untuk terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas sehingga lulusan dapat berguna dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat sesuai dengan bidangnya.

Rendahnya mutu sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional , penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui system pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal , informal dan nonformal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sember daya yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Dalam buku pedoman penyelenggaraan sekolah, dijelaskan bahwa kualitas sekolah bukan sekedar dilihat dari nilai-nilai formal yang dicapai siswa, melainkan akan tampak pula dari penampilannya di semua komponen yang


(20)

dinilai, yaitu : kualitas pelayanan sekolah untuk mencapai tingkat pendidikan formal yang bermutu. Secara khusus, peran kepala sekolah menentukan ukuran kualitas pelayanan dan makna hasil belajar.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenga pendidik dan kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, peranan kepala sekolah sangatlah diperlukan untuk merealisasi target kualitas layanan akademik pada SMA di Kabupaten Bandung Barat, sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak yaitu dapat memuaskan harapan orang tua, Sekolah, dunia kerja serta masyarakat pada umumnya. Kepuasan mereka pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan terhadap sekolah.

Seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat, maka tuntutan akan layanan tidak hanya terbatas pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat atau pelanggan tetapi bagaimana kualitas layanan tersebut dapat memuaskan masyarakat. Karena itu tidak mengherankan jika kualitas pelayanan sudah menjadi isu sentral dalam sebuah lembaga pendidikan .


(21)

Terbentuknya lembaga pendidikan seperti sekolah pada hakekatnya adalah untuk memberikan pelayanan kepada masayarakat, namun demikian tidak semua sekolah dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Jika ada sekolah yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, belum tentu dapat bertahan kalau sistem pengelolaan nya tidak optimal.

Turunnya kualitas pelayanan tersebut akan membawa dampak buruk bagi citra sebuah sekolah karena masyarakat yang menerima pelayanan tersebut paling tidak akan menyampaikan buruknya pelayanan tersebut kepada pihak lain dan hal ini akan membentuk pendapat umum tentang sekolah tersebut. Untuk menjaga agar sekolah memiliki citra yang baik dalam pandangan masyarakat, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pelayanan.

Persoalan yang mengemuka berkaitan dengan rendahnya kualitas layanan akademik sekolah diantaranya adalah: 1) terungkapnya keluhan guru-guru dan Tata Usaha Sekolah tentang rumitnya prosedur dan pelaksanaan akreditasi sekolah, 2) Kesulitan orang tua siswa dalam memantau perkembangan kemajuan akademis anak. Faktor-faktor tersebut menjadi bagian dari tanggungjawab kepala Sekolah selaku pimpinan dalam pengelolaan sistem pelayanan akademik di sekolah.

Salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah bila sekolah dapat berfungsi dengan baik, terutama bila kepala sekolah mampu meningkatkan kualitas pelayanannya melalui sistem manajerial yang ada. Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk


(22)

pada fungsi-fungsi manajerial, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.

Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan: (1) menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, (2) kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah. Dikemukakan pula bahwa sebagai administrator, kepala sekolah bertugas untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan kebijakan sekolah. Seperti dikemukakan oleh Mulyasa ( 2011 ),

bahwa sedikitnya terdapat lima layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas meliputi : (1) keterpercayaan (reliability) dalam arti layanan sesuai dengan yang dijanjikan ; (2) keterjaminan (assurance) yaitu mampu menjamin kualitas layanan yang diberikan ; (3) penampilan (tangible) yitu iklim sekolah yang kondusif; (4) perhatian (emphaty) yakni memberikan perhatian penuh kepada peserta didik; (5) ketanggapan (responsiveness) yakni cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.

Dari uraian di atas , tampak bahwa manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pendidikan, apalagi dikaitkan dengan Peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan secara efektif dan efisien jika ditunjang oleh manajemen strategi peningkatan mutu pendidikan yang tepat, sehingga peningkatan mutu pendidikan nasional dapat diwujudkan bahwa:

Dalam perspektif peningkatan mutu pendidikan terdapat empat kemampuan manajerial yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, yaitu : (1) kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap; (2) kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya; (3) kemampuan untuk


(23)

membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya (Siagian, S.P, 2011).

Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh subtansinya. Disamping itu, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas – tugas pendidikan.

Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pengelola administrasi memiliki tugas mengembangkan kinerja organisasi dengan konsep penerapan sebuah sistem informasi pada administrasinya.

Di dalam Permen Diknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah dijelaskan bahwa kepala sekolah mempunyai 5 kompetensi utama yaitu : kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan kompetensi social. Namun, dalam penelitian ini, penulis fokuskan hanya kepada peran kepala sekolah sebagai manajer yang mempunyai tanggung jawab manajerial.

Selain pentingnya kemampuan manajerial Kepala Sekolah , pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah sehingga menjadi indikator utama bahwa sekolah itu efektif.

Berdasarkan Permen no.50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan , mengatur bagaimana pemerintah daerah mengelola urusan pendidikan. Berhubungan dengan Sistem Informasi Manajemen pendidikan


(24)

dalam Permen ini dijelaskan bahwa : Pemerintah Provinsi memiliki Sistem Informasi berbasis TIK yang meliputi pengumpulan , pengolahan ,dan penyajian data statistik pendidikan yang baku, akurat, valid, dan mutkhir untuk daerahnya masing-masing.

Dijelaskan pula dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah, tentang bagaimana cara mengatur satuan pendidikan ( Sekolah / Madrasah ) dalam mengelola kegiatan pendidikannya.

Dalam tatakelola pendidikan, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIM) sangat penting peranannya , terutama dalam empat ranah kegiatan, yakni perencanaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi. Sebagaimana disebutkan dalan UU No. 25 / 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perencanaan Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu langkah penyusunan program dan kegiatan pendidikan , dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk menghilangkan perbedaan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang ingin dicapai. Pemahaman atas masalah dan kondisi sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa ketersediaan data dan informasi yang baik pula. Supervisi dan monitoring program dan kegiatan pendidikan yang sedang berjalan juga membutuhkan data dan informasi. Karena supervisi dan monitoring tidak akan berjalan dengan baik jika tidak menggunakan data dan informasi yang akurat mengenai kemajuan kegiatan dan program pendidikan .


(25)

Evaluasi yang biasanya dilaksanakan pada akhir setiap kegiatan dan program pendidikan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan dampak kegiatan dan program terhadap perubahan . Evaluasi akan berhasil dengan baik jika menggunakan dan membandingkan data dan informasi sebelum dan sesudah program-program pendidikan dilaksanakan. Hasil evaluasi yang baik akan sangat bermanfaat sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan untuk program-program berikutnya.

Selain kondisi internal organisasi, kondisi eksternal organisasi, dan kemampuan individu pengambil keputusan, ketersedian data dan informasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan. Data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh para pengambil keputusan dalam memetakan dan memahami dengan baik berbagai masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diputuskan.

Dengan demikian, jelaslah bahwa kualitas layanan akademik sekolah sangat dipengaruhi oleh Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen. Sangat penting artinya untuk menyediakan data dan informasi bagi pengambil keputusan untuk memahami masalah secara akurat dan membuat pengambilan keputusan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu juga kualitas layanan akademik menjadi lebih baik.

Sebagaimana sistem-sistem yang lain, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan juga harus terdiri dari beberapa unsur pokok yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Namun demikian ada 3 sarat mutlak yang harus ada dalam Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, yaitu


(26)

pertamatersedianya sumber daya manusia , kedua terbangunnya mekanisme atau prosedur pengumpulan data yang teratur dan ketiga tersedianya peralatan baik perangkat keras maupun perangkat lunak (Kemendiknas : 2010). Perangkat lunak ini sudah dikembangkan secara nasional oleh Kementrian Pendidkan dan Kebudayaan . Namun berdasarkan studi pendahuluan kenyataan di lapangan keterpenuhan hal ini masih belum maksimal bahkan belum ada untuk beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat .

Hal tersebut perlu dikelola dengan benar sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah. Selain itu faktor dari kemampuan manajerial kepala sekolah dalam Sistem Informasi dalam hal ini kepala sekolah dan Sistem Informasi Manajemen sangat diperlukan sebagai salah satu komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan peningkatan kualitas layanan akademik khususnya administrasi sekolah.

Dari pengamatan Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada beberapa sekolah (SMA), serta pengalaman penulis terhadap Pemanfaatan Sistem Informasi Manjemen (SIM) dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat ditemukan kendala-kendala antara lain : 1) Masih terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki Sistem Informasi Manajemen yang baik, 2) SDM yang kurang memiliki kompetensi dalam Pemanfaatan SIM, 3) Keterlibatan Guru dalam pengelolaan dan pelaporan kemajuan hasil belajar peserta didik , 4) Orang tua siswa yang tidak proaktif dalam memantau kemajuan hasil belajar putra/putri nya, 5) Kondisi keuangan sekolah yang kurang dan , 6) Kurangnya dukungan pemerintah.


(27)

Kondisi tersebut menyiratkan dan disadari pentingnya Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen di sekolah secara benar sehingga dapat memberikan konstribusi sukses yang besar dalam peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang masalah di atas, diperoleh gambaran bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah masih kurang optimal, beberapa variabel yang menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah antara lain :

a. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam pengelolaan pemanfaatan SIM.

b. Ketersediaan Sarana Prasarana pendukung SIM dan SDM , dalam hal ini software , hardware dan Brainware.

c. Sikap Guru dalam menunjang proses pelaporan kemajuan hasil belajar peserta didik.

d. Biaya yang merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang keterlaksanaan program.

e. Keterlibatan orang tua siswa dalam memantau kemajuan akademik peserta didik .


(28)

f. Dukungan pemerintah dalam proses pengadaan sarana dan prasaran pendidikan di sekolah.

Namun demikian kendati banyak hal yang sangat mempengaruhi terhadap Kualitas Layanan Akademik sekolah , dua variabel yang sangat terkait langsung untuk memperbaiki kondisi tersebut di atas adalah variabel Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan mengambil dua variabel saja, yaitu Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini tidak untuk mengkaji seluruh masalah yang berkaitan dengan mengapa Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM serta Kualitas Layanan Akademik Sekolah di Kabupaten Bandung Barat belum efektif dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen mempengaruhi Kualitas Layanan Akademik Sekolah?”

Mengingat rumusan masalah tersebut masih sangat umum, maka perlu dirinci rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA


(29)

2. Bagaimanakah gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

3. Bagaimnakah Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se - Kabupaten Bandung Barat.

4. Seberapa besar Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA?

5. Seberapa besar Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen berpengaruh terhadap Kualitas Layanan Akademik sekolah SMA ?

6. Berapa besar Kemampuan Manjerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memeperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang mempengaruhi efektivitas pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah.

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA

se-Kabupaten Bandung Barat.

2. Mengetahui gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

3. Mengetahui gambaran Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se-Kabupaten Bandung Barat.


(30)

4. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

5. Menganalisis pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

6. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen secara bersama – sama terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se – Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat , yakni : Manfaat secara akademik dan Praktis.

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini, secara akademis diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan di bidang manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Pengembangan kualitas layanan akademik sekolah pada khususnya, serta ilmu administrasi pendidikan pada umumnya. Temuan-temuan penelitian diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan teoritis atau dapat digunakan untuk mengkaji konsep-konsep baru dalam pengembangan administrasi pendidikan.

Selain itu juga diharpakan dapat mendorong dan menjadi inspirasi bagi para peneliti selanjutnya, khususnya yang meneliti sekitar masalah


(31)

manajemen Sistem Informasi dalam pendidikan sehingga masalah – masalah yang muncul dapat segera diatasi secara benar, tepat dan cepat.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dan masukan suatu model dan konsep pengembangan bagi lembaga – lembaga pendidikan dalam pengembangan alternative sebagai peningkatan kualitas layanan akademik sekolah di abad milenium dan IPTEK, juga dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pejabat pejabat yang berwenang dalam menetukan kebijakan dan mengupayakan tindak lanjut dalam peningkatan kualitas layanan akademik sekolah di SMA se-Kabupaten Bandung Barat.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan hasil penelitian ini dibuat dalam bentuk tesis dengan menggunakan sistem penulisan sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan dan sistematika penulisan tesis.

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Pada Bab ini diuraikan tentang landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah yang kemudian dijadikan kerangka fikir penelitian untuk selanjutnya diperoleh hipotesis penelitian.

BAB III. Metodologi Penelitian. Merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, yang didalamnya termasuk komponen-komponen


(32)

sebagai berikut; lokasi dan subjek populasi /sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut. Definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan terakhir analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam bab IV terdiri dari dua hal utama, yakni:

a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian

b. Pembahasan atau analisis temuan; dimana diuraikan tentang informasi latar belakang penelitian, pernyataan hasil penelitian, hasil yang diharapkan dan yang tidak diharapkan, referensi penelitian sebelumnya, penjelasan mengenai hasil penelitian yang tidak diharapkan, dll.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan implikasi. Saran atau rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:72). Metode penelitian sangat erat dengan tipe penelitian yang digunakan, karena tiap-tiap tipe dan tujuan penelitian yang didesain memiliki konsekuensi pada pilihan metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan penelitian tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei-deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini disebut sebagai metode ilmiah / scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit / empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis dan data penelitian berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik ( Sugiyono: 2010). Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan instrument dalam mengumpulkan data. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Penelitian survei menurut Kerlinger (Akdon, 2008:91) adalah “penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil


(34)

(Sukmadinata, 2012:82). Tujuan utama dari survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan,dll., tetapi sumber utamanya adalah orang.

Menurut Sugiyono (2010:147) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sukmadinata (2012:72) penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Tujuan dari penggunaan metode-metode penelitian yang disebutkan diatas adalah untuk mengetahui pengaruh manajerial kepala sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah di SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2010:80). Sedangkan menurut Akdon (2008:96), “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada


(35)

pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Ditinjau dari banyaknya anggota, populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan tidak terbatas (tak hingga). Sedangkan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.

Sedangkan Sudjana (1992:6) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran , kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Lebih lanjut dikatakan oleh Riduwan (2002:3) bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 1113 guru yang berada pada 36 SMA Negeri dan swasta di Kabupaten Bandung Barat. Dibatasai hanya 3 orang guru pada tiap sekolah yang terdiri atas wakasek kurikulum, satu orang guru senior dan satu orang guru junior. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 36 SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bandung Barat. Penyebaran jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.1.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Akdon (2008:98), “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dengan demikian sampel dapat didefinisikan sebagai


(36)

bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan populasi.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Metode ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2010:82). Dijelaskan pula oleh Akdon (2008:100) bahwa Propotionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, tekhnik ini dilakukan apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).

Dalam menentukan ukuran sampling (pengambilan sampel) dibatasi dengan stratifikasi menyangkut; 1) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, hal ini untuk mempertegas keterwakilan variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dengan asumsi bahwa pelimpahan kewenangan manajerial kepala sekolah di disposisikan kepada wakil kepala sekolah, 2) Guru senior untuk mewakili variabel Pemanfaataan SIM dan penjaminan mutu layanan dari sisi pengalaman pembelajaran, 3) Guru Junior untuk mewakili/ mempertegas keterwakilan variabel ketiga sebagai upaya untuk melihat pandangan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Guru senior yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang sudah memiliki masa kerja 20 tahun atau lebih, sedangkan guru Junior yang dimaksud adalah guru dengan golongan III/a atau guru yang memiliki masa kerja paling rendah. Jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel 3.1.


(37)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

1 SMAN 1 Padalarang 55 3

2 SMAN 1 Cisarua 61 3

3 SMAN 1 Lembang 75 3

4 SMAN 1 Parongpong 45 3

5 SMAN 1 Batujajar 75 3

6 SMAN 1 Cikalongwetan 50 3

7 SMAN 1 Cipeundeuy 24 3

8 SMAN 1 Cipatat 40 3

9 SMAN 1 Cililin 56 3

10 SMAN 1 Sindangkerta 36 3

11 SMAN 1 Cipongkor 27 3

12 SMAN 1 Gununghalu 36 3

13 SMAN 1 Ngamprah 33 3

14 SMAN 2 Padalarang 38 3

15 SMAN 1 Rongga 22 3

16 SMAS Cipta Mandiri Cisarua 23 3

17 SMAS Mekarwangi Lembang 19 3

18 SMAS PGRI Lembang 28 3

19 SMAS Islam Nurul Huda Lembang 21 3

20 SMAS Islam Al_Musyawarah Lembang 20 3

21 SMAS Panca Karsa Lembang 15 3

22 SMAS Islam Nurul Fikri Lembang 30 3

23 SMAS Bina Putra Indonesia Ngamprah 21 3

24 SMAS KP 5 Padalarang 11 3

25 SMAS Al-Irsyad Satya Padalarang 18 3

26 SMAS Cahya Bangsa Clasiccal School Padalarang 23 3

27 SMAS KP Cikalongwetan 14 3

28 SMAS PGRI Cipeundeuy 19 3

29 SMAS Darul Ilmi Cipeundeuy 16 3

30 SMAS Darul Falah Cihampelas 35 3

31 SMAS Plus LPPM RI Batujajar 19 3

32 SMAS Al Bidayah Batujajar 26 3

33 SMAS Nurus Saadah Batujajar 18 3

34 SMAS Darul falah Batujajar 24 3

35 SMAS Sumur Bandung Cililin 16 3

36 SMAS Mitradarma Cililin 24 3

Jumlah Total 1113 108

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sukmadinata (2012:84), pengumpulan data dalam survei dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu wawancara langsung, wawancara melalui


(38)

telepon, penyebaran angket pada kelompok secara langsung maupun pengiriman angket melalui pos. Untuk memperoleh data yang menunjang terhadap tujuan penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustkaan digunakan untuk mendukung data yang bersifat teoritis. Dalam hal ini berupa informasi tertulis atau pendapat para ahli tentang kemampuan manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen ataupun kualitas layanan akademik sekolah serta berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Teknik Kuesioner (angket)

Jenis metode angket (Questionnaire) dengan cara memberikan daftar pernyataan kepada orang lain sebagai responden yang tersedia untuk memberikan respon sesuai dengan permintaan dalam pertanyaan penelitian. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Akdon, 2008:131). Angket ini akan disebarkan pada 108 responden. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang merupakan penjabaran indikator-indikator dari variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1), Variabel


(39)

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) dan variabel Kualitas

Layanan Akademik Sekolah.

D. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah atau didefinisikan secara operasional. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dari berbagai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien (Akdon, 2002). Kemampuan tersebut mencakup keterampilan dalam hal melakukan kerja sama dengan mengerjakan sesuatu melalui orang lain, baik dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, komunikasi, memberikan motivasi, maupun melakukan evaluasi, secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan memberi dampak terhadap peningkatan Kualitas Layanan akademik sekolah. Merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012) bahwa, terdapat tiga dimensi kemampuan manajerial yang kemudian diuraikan kembali menjadi indikator-indikator, ketiga dimensi tersebut


(40)

yaitu: 1) Kemampuan Teknik (Technical skills), 2) Kemampuan Sosial (Human/ Social Skillss),3) Kemampuan Konsep (Conceptual skills). 2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen dalam penelitian ini

merupakan proses penggunaan/ penerapan suatu sistem di sekolah yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut (sekolah) kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah dan mengolah serta mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan system informasi atau peralatan system lainnya (Mulyasa, 2011:15).

Lebih lanjut dikemukkan juga oleh Engkoswara dan Aan Komariah (2011:71) bahwa sistem digunakan sebagai suatu metoda dalam hal memecahkan masalah atau pembuatan keputusan (problem solving and decision making).

Dimensi system informasi manajemen terbagi menjadi tiga yang kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator. Dimensi tersebut yaitu: Perangkat lunak (software), Perangkat keras ( hardware) dan Operator(brainware) (DeLone dan McLean, 2011).

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mutu layanan akademik sekolah yang meliputi tingkat keunggulan suatu aktivitas yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada siswa dan masyarakat sebagai konsumen yang mempunyai harapan tertentu, terutama dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan standar mutu. Hal ini seperti dikemukakan oleh Engkoswara dan Aan Komariah (2011:304)


(41)

bahwa kualitas layanan jasa pendidikan adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan/ organisasi yang sangat memuaskan, kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu.

Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) terdapat lima dimensi pokok yang menentukan kualitas layanan yaitu; bukti langsung (tangibles) yaitu penampilan luar dari service quality yang dapat berupa fasilitas fisik, peralatan, personalia dan komunikasi, empati (emphaty) yaitu pemahaman secara pribadi kepada pelanggan, dalam hal ini siswa dan orang tua siswa, daya tanggap (responsiveness) yaitu kerelaan untuk membantu pelanggan dalam hal ini siswa dan orang tua siswa dengan service yang tepat sehingga akan memberikan respon positive terhadap service qualitysekolah, keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk menunjukkan atau melaksanakan service yang dijanjikan secara tepat dan dapat dipercaya dan jaminan (assurance) yaitu pengetahuan, kesopanan dan kemampuan karyawan untuk menyampaikan kepercayaan dan keyakinan kepada siswa dan orang tua sehingga siswa dan orang tua merasa aman atau terjamin berada pada sekolah tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi, karakteristik variabel secara objektif


(42)

(Sukmadinata, 2012) instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang tingkat akurasinya meyakinkan.

Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara yaitu: 1) menyusun indikator variabel penelitian, 2) menyusun kisi-kisi intrumen, 3) melakukan uji coba instrument, dan melakukan pengujian validitas dan realibilitas insrumen. Kisi - kisi Intrumen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah variable (X1)

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang kemampuan manajerial kepala sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert. Sekala Likert adalah sekala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan sekala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable (Sugiyono, 2010:93) .

Dimensi yang diukur dari Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah adalah seperti dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012) yaitu: 1) Kemampuan teknik (Technical skillss), 2) Kemampuan Sosial (Human/ Social Skillss),3) Kemampuan konsep (Conceptual skillss).

Aadapun bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur kemampuan manajerial secara umum yang mencerminkan tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(43)

Tabel 3.2. Tabel Skoring/ Nilai

Kriteria Penilaian Skor Penilaian

Selalu 5

sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

(Sugiyono, 2010:94)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kemampuan Manajerial

Kepala Sekolah (X1)

Hersey and Blanchard

(1988:144) manajerial merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Blanchard (2001:3)

Management as working with and through individuals and growth to accomplish organizational goals.

(Managemen kemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi).

Friderck Taylor (1974)Manajemen adalah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa apa yang ingin dilakukan, dan mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya).

a.Conceptu al skills.

1) Kemampuan dalam merumuskan program sekolah 1 2) Kemampuan merumuskan visi

sekolah 2

3) Kemampuan menganalisis visi

ke misi sekolah 3, 4, 5 4) Mampu menyusun

pengembangan program kurikulum

6 5) Mampu merumuskan program

supervisi kelas

7, 8, 9, 10

b.Human / Social skills

1) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dengan guru

11, 12 2) Kemampuan untuk memahami

prilaku guru 13, 14 3) Kemampuan untuk

menciptakan kerjasama dengan guru, secara efektif, kooperatif , praktis dan diplomatis

15, 16

4) Kemampuan menciptakan / mengembangkan masyarakat belajar

17,18,1 9,20

5) Dapat diterima di kalangan guru dan masyarakat

21, 22, 23, 24, 25


(44)

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

c. Technical skills

1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

26, 27, 28, 29, 30,31, 32, 33 2) Kemampuan dalam proses

pengambilan keputusan 34 3) Kemampuan dalam

menggerakan guru untuk lebih giat bekerja

35, 36 4) Kemampuan dalam menguasai

tekhnik dan menangani konflik

37, 38, 39 5) Kemampuan dalam mengurus

prosedur kenaikan pangkat guru

40 6) Kemampuan dalam

memanfaatkan dan memberdayakan sarana dan prasarana sekolah

41

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Variabel (X2)

Fokus dimensi yang diukur adalah performa dari system, yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan operator/ pengguna sistem (brainware) dapat menyediakan informasi bagi kebutuhan pengguna.

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran nilai 1 – 5 (tabel 3.2).


(45)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

DeLone and McLean (1992)

Management Information

system collects and process the data needed to produce

the information managers

need to plan and manage an organization

(Manajemen Sistem Informasi mengumpulkan dan memproses data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk merencanakan dan mengelola sebuah organisasi).

Gordon B Davis (1985:3)

sebuah system manusia/ mesin yang terpadu (integrated) untuk

menyiapkan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.

Aan komariah, Wawan, Vanessa (2012)

SIM dimaksudkan untuk menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan khususnya bagi para pengguna dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.( Problem solving and decision making)

Gafar Fakry, (2010)

Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi yang terdiri atas software, hardware dan brainware.

a.Software (perangkat lunak)

.

1) Kemudahan untuk digunakan (easy of use)

1, 2, 3,4 2) Kemudahan untuk diakses

(system flexibility)

5 3) Kecepatan akses (respon

time)

6, 7 4) Keamanan system

(security)

8

b.Hardware (perangkat keras)

1) Ketahanan dari kerusakan (reliability)

9 2) Pengolah pusat yang

mampu beroperasi secara online.

10

3) Kecepatan pengolahan harus cukup tinggi

11 4) Penyimpan/storage besar

dan cepat dalam keluar masuknya data.

12

5) Piranti (peripheral) masukan dan keluaran.

13

c.Brainware/ User

1) Seberapa sering pengguna memakai system

14 2) Efisiensi 15 3) Efektivitas 16, 17,

18, 19,20, 21, 22, 23 4) Kebanggaan pengguna

menggunakan sistem


(46)

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah Variabel (Y)

Fokus yang diukur adalah seberapa baik kualitas layanan akademik sekolah yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu. Terdapat lima dimensi pokok yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) yakni: Bukti langsung (tangibles), empati (empathy), daya tanggap (responsiveness), keandalan(reliability)dan jaminan(assurance) .

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Kualitas Layanan Akademik Sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 – 5 (tabel 3.2).

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Zeithaml,Parasuraman And Berry (2009 )

Layanan adalah bagaimana cara meningkatkan mutu atau kualitas layanan agar tercapai kualitas layanan yang prima

Engkoswara dan Aan

Komariah (2011:305)

Pendidikan yang berkualitas adalah yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan kepuasan.

a.Tangibles (Bukti fisik)

1) Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah

1, 2,3,4,5 , 6,7 2) Fasilitas sekolah yang

berdaya tarik visual

8

3) Lingkungan sekolah yang terjaga kebersihannya 9 4) Menggunakan Tekhnologi Informatika 10 5) Tenaga pendidik &

kependidikan yang berpenampilan rapi dan profesional


(47)

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kotler (2007:177)

Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan sesorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.

b. Empathy (empati)

.

1) Memberikan perhatian individual kepada siswa

13 2) Tenaga pendidik &

Kependidikan

memperlakukan siswa secara penuh perhatian

14

3) Sungguh-sungguh

mengutamakan kepentingan siswa

15

4) Tenaga Pendidik yang memahami kebutuhan siswa

16

5) Waktu jam belajar yang sesuai dan nyaman

17

c.

Responsiveness ( Daya tangkap)

1) Memberikan pelayanan dengan tepat dan akurat

18 2) Birokrasi yang sederhana 19 3) Kesediaan untuk

membantu siswa dalam mengembangkan

kreativitasnya

20

4) Kesiapan untuk merespons permintaan siswa

21

5) Melakukan perbaikan yang cepat dan tepat bila terjadi kesalahan

22, 23

d. Reliability ( Reliabilitas)

.

1) Memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu dan memuaskan 24,25 2) Pengembangan pembelajaran sesuai yang dibutuhkan 26 3) Pembelajaran

berlangsung lancar dan nyaman

27

4) Kepastian studi lanjut tenaga pendidik terencana dan terlaksana dengan baik

28, 29

e.Assurance ( Jaminan )

1) Pengetahuan,

kompetensi, tenaga pendidik yang dapat dipercaya

30, 31

2) Tenaga pendidik secara konsisten bersikap sopan

32 3) Respek kepada

pelanggan

33 4) Sifat yang dapat

dipercaya


(48)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan Reliabilitas. Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan mengukur apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument arikunto (2002:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.

Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid akan direvisi dan dibuat kembali instrument yang lebih operasional sehingga bias digunakan kembali untuk uji instrument.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada skala yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka teknik yang sesuai untuk menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah


(49)

tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment, seperti yang ditulis oleh Akdon (2008:144) sebagai berikut :

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r            Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1) Kaidah keputusan :

Jika rhitung> rtabelberarti valid sebaliknya

rhitung< rtabelberarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199

0,200 - 0,399 0,400 - 0,599 0,600 - 0,799 0,800 - 1,000

Sangat Rendah (tidak valid) Rendah

Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber (Sugiyono, 2010: )


(50)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya atau tidak. Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.

Menurut Sugiyono (2010), pengujian reliabilitas instrument dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown. Untuk keperluan penelitian ini, butir-butir instrument di belah menjadi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metodeAlphasebagai berikut.

a) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item Xi2 = Jumlah kuadrat itemXi

(Xi)2 = Jumlah itemXidikuadratkan N = Jumlah responden

N N X X S

i i i

2 2 ( )

 


(51)

b) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Si = Jumlah Varians semua item

S1,S2,S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

c) Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

Xt2 = Jumlah kuadratXtotal

(Xt)2 = JumlahXtotal dikuadratkan N = jumlah responden

d) Masukkan nilaiAlphadengan rumus

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

(Sumber:Riduwan, 2010:120) N N X X S t t t 2 2 ( )

               t i S S k k

r .1

1 11

n i S S S S

S123...


(52)

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Momentdengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rb            (Riduwan, 2010:115)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenya disebut rawal-akhir.Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

b b r r   1 . 2

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya

signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > rtabel berarti Reliabel

dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kemampuan manajerial kepala sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-41 item tersebut tidak semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel


(53)

menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 .

Correlations

item1 TOTAL item2

item1

Pearson Correlation 1 .811** .624**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .811** 1 .299

Sig. (2-tailed) .000 .109

N 30 30 30

item2

Pearson Correlation .624** .299 1

Sig. (2-tailed) .000 .109

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

item3 TOTAL

item3

Pearson Correlation 1 .524**

Sig. (2-tailed) .003

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .524** 1

Sig. (2-tailed) .003

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(54)

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Item rhitung rtabel

α=0,05, n=30 Validitas

No.1 .811 0,361 Valid

No.2 .299 0,361 Tidak Valid

No.3 .524 0,361 Valid

No.4 .696 0,361 Valid

No.5 .661 0,361 Valid

No.6 .535 0,361 Valid

No.7 .629 0,361 Valid

No.8 .833 0,361 Valid

No.9 .474 0,361 Valid

No.10 .665 0,361 Valid

No.11 .631 0,361 Valid

No.12 .630 0,361 Valid

No.13 .702 0,361 Valid

No.14 .494 0,361 Valid

No.15 .378 0,361 Valid

No.16 .863 0,361 Valid

No.17 .725 0,361 Valid

No.18 .846 0,361 Valid

No.19 .442 0,361 Valid

No.20 .838 0,361 Valid

No.21 .640 0,361 Valid

No.22 .769 0,361 Valid

No.23 .718 0,361 Valid

No.24 .509 0,361 Valid

No.25 .468 0,361 Valid

No.26 .802 0,361 Valid

No.27 .560 0,361 Valid

No.28 .758 0,361 Valid

No.29 .799 0,361 Valid

No.30 .211 0,361 Tidak Valid

No.31 .421 0,361 Valid

No.32 .679 0,361 Valid

No.33 .474 0,361 Valid

No.34 .358 0,361 Tidak Valid

No.35 .678 0,361 Valid

No.36 .624 0,361 Valid

No.37 .361 0,361 Valid

No.38 .357 0,361 Valid

No.39 .367 0,361 Valid

No.40 .363 0,361 Valid

No.41 .487 0,361 Valid

Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi kemudian dibuat pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh responden.


(55)

2. Validitas Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen, diperoleh kesimpulan bahwa ke-24 item instrument tersebut tidak semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel

(rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika tidak, maka itemnya

menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21.

Correlations

item1 TOTAL

item1

Pearson Correlation 1 .726**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .726** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

item3 TOTAL

item3

Pearson Correlation 1 .681**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .681** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30


(56)

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

Item rhitung rtabel

α=0,05, n=30 Validitas

No.1 .726 0,361 Valid

No.2 .659 0,361 Valid

No.3 .681 0,361 Valid

No.4 .741 0,361 Valid

No.5 .491 0,361 Valid

No.6 .509 0,361 Valid

No.7 .215 0,361 Tidak Valid

No.8 .367 0,361 Valid

No.9 .367 0,361 Valid

No.10 .593 0,361 Valid

No.11 .655 0,361 Valid

No.12 .444 0,361 Valid

No.13 .824 0,361 Valid

No.14 .820 0,361 Valid

No.15 .735 0,361 Valid

No.16 .735 0,361 Valid

No.17 .710 0,361 Valid

No.18 .811 0,361 Valid

No.19 .539 0,361 Valid

No.20 .539 0,361 Valid

No.21 .785 0,361 Valid

No.22 .641 0,361 Valid

No.23 .605 0,361 Valid

No.24 .635 0,361 Valid

Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi, kemudian dibuat pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh responden.

3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kualitas Layanan Akademik Sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-34 item tersebut tidak semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung


(57)

terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item. Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel

(rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika tidak, maka itemnya

menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21.

Correlations

Item1 TOTAL

Item1

Pearson Correlation 1 .502**

Sig. (2-tailed) .005

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .502** 1

Sig. (2-tailed) .005

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

item4 TOTAL

item4

Pearson Correlation 1 .442*

Sig. (2-tailed) .014

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .442* 1

Sig. (2-tailed) .014

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(58)

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Item rhitung rtabel

α=0,05, n=30 Validitas

No.1 .502 0,361 Valid

No.2 .367 0,361 Valid

No.3 .382 0,361 Valid

No.4 .442 0,361 Valid

No.5 .376 0,361 Valid

No.6 .495 0,361 Valid

No.7 .592 0,361 Valid

No.8 .441 0,361 Valid

No.9 .636 0,361 Valid

No.10 .262 0,361 Tidak Valid

No.11 .613 0,361 Valid

No.12 .681 0,361 Valid

No.13 .499 0,361 Valid

No.14 .312 0,361 Tidak Valid

No.15 .337 0,361 Valid

No.16 .393 0,361 Valid

No.17 .364 0,361 Valid

No.18 .362 0,361 Valid

No.19 .365 0,361 Valid

No.20 .367 0,361 Valid

No.21 .366 0,361 Valid

No.22 .369 0,361 Valid

No.23 .363 0,361 Valid

No.24 .376 0,361 Tidak Valid

No.25 .466 0,361 Valid

No.26 .364 0,361 Valid

No.27 .413 0,361 Valid

No.28 .686 0,361 Valid

No.29 .378 0,361 Valid

No.30 .686 0,361 Valid

No.31 .387 0,361 Valid

No.32 .609 0,361 Valid

No.33 .381 0,361 Valid

No.34 .773 0,361 Valid

Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas, direvisi kemudian dibuat kembali pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh responden.


(59)

4. Reliabilitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, kemudian rumus Spearman Brown, dan hasil akhir dari pengujian reliabilitas ini dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half. Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk  = 0,05 atau= 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel

berarti Reliabel dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 21 sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value .926

N of Items 21a

Part 2 Value .853

N of Items 20b

Total N of Items 41

Correlation Between Forms .896

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .945

Unequal Length .945

Guttman Split-Half Coefficient .916

a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21.

b. The items are: item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40, item41.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11) adalah


(60)

5. Reliabilitas Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, kemudian rumus Spearman Brown, dan hasil akhir dari pengujian reliabilitas ini dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half. Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk  = 0,05 atau = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel

berarti Reliabel dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 21 sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value .025

N of Items 12a

Part 2 Value .928

N of Items 12b

Total N of Items 24

Correlation Between Forms .547

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .707

Unequal Length .707

Guttman Split-Half Coefficient .680

a. The items are: Iitem1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12.

b. The items are: item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11) adalah


(61)

6. Reliabilitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, kemudian rumus Spearman Brown, dan hasil akhir dari pengujian reliabilitas ini dapat dilihat dari nilai koefisien Guttman Split Half. Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk  = 0,05 atau= 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel

berarti Reliabel dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

Perhitungan reliabilitas ini dibantu dengan program SPSS versi 21 sebagai berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value .718

N of Items 17a

Part 2

Value .634

N of Items 17b

Total N of Items 34

Correlation Between Forms .557

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .716

Unequal Length .716

Guttman Split-Half Coefficient .703

a. The items are: ITEM1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17.

b. The items are: item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat koefisien Guttman Split Half (r11) adalah


(62)

7. Teknik Pengolahan Data a. Analisis Data Deskriptif

Deskripsi dari hasil penelitian ini akan menggambarkan perhitungan dan hasil-hasil variabel penelitian dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Berdasarkan masalah yang dirumuskan pada penelitian ini, yakni Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat, maka anlisis hasil penelitian ini diarahkan untuk mengkaji adanya korelasi di antara variabel-variabel tersebut. Data penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran angket terhadap 108 guru pada 36 SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni, 1) Kemampua Manajerial Kepala Sekolah, 2) Sistem Informasi Manajemen, dan 3) Kualitas Layanan Akademik Sekolah. Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket mengacu pada skala Likert, selanjutnya diolah dengan penentuan dan klasifikasi skor (skala likert) yang didasarkan pada klasifikasi dari Sugiyono (2009:134) dan disajikan dalam bentuk tabulasi data induk setiap variabel penelitian (lihat lampiran). Pengelompokkan skor ini terdiri atas empat klasifikasi, yaitu:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Beberapa kesimpulan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Profil Kemampuan Manajerial Kepala sekolah di Kabupaten Bandung Barat secara umum memiliki kategori baik. Kemampuan manajerial kepala sekolah dimaksud diukur melalui 3 dimensi yakni: a) Kemampuan Konseptual (Conceptual skills), b) Kemampuan Sosial (Human/ Social skills) dan c) Kemampuan Teknik (Technical skills). Ketiga dimensi tersebut termasuk ke dalam kategori baik, namun demikian dimensi paling rendah adalah dimensi conceptual skills, terutama dalam indikator merencanakan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program kegiatan. Hal ini dapat disebabkan oleh: 1) kepala sekolah jarang menyusun program tindak lanjut hasil kegiatan, 2) kepala sekolah merasa cukup dengan hasil evaluasi yang telah dibuatnya, 3) kepala sekolah jarang melakukan analisis terhadap hasil penilaian yang sudah dilakukan.

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen pada SMA di Kabupaten Bandung Barat secara umum memiliki kategori baik. Pemanfaatan sistem informasi manajemen tersebut diukur melalui 3 dimensi yakni: a) Perangkat Lunak (Software), b) Perangkat Keras (hardware) dan c) Operator/ pengguna (brainware). Ketiga dimensi tersebut termasuk ke


(2)

dalam kategori baik, namun demikian dimensi yang paling rendah adalah dimensi brainware terutama pada indikator nilai siswa terekam dalam komputer server yang terkoneksi dengan komputer lainnya (LAN). Hal ini dapat disebabkan oleh: a) operator tidak meng-input data nilai siswa pada komputer server, b) tidak adanya komputer yang terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya (LAN), c) guru yang tidak menyetorkan hasil penilaian kepada operator.

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada sejumlah SMA di Kabupaten Bandung Barat secara umum menunjukkan kualitas yang sangat baik. Kualitas Layanan Akademik Sekolah dimaksud diukur melalui dimensi: a) Bukti langsung/ fisik (tanggible), b) Empati (emphaty), c) Daya tanggap (responsiveness), d) Keandalan (reliability) dan e) Jaminan (assurance). Dimensi tertinggi terdapat pada indikator Jaminan (assurance) terutama pada indikator seluruh komponen sekolah tanggap terhadap kebutuhan siswa. Sedangkan dimensi terendah adalah pada dimensi bukti langsung/ bukti fisik (tanggible) terutama pa indikator sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung proses KBM yang sesuai dengan SNP ( Standar Nasional Pendidikan). Hal ini dapat terjadi karena: a) dukungan dari pemerintah yang masih kurang dalam hal menunjang sarana / prasarana sekolah guna menunjang proses KBM yang sesuai dengan SNP, b) kurangnya koordinasi dari lapangan dengan pihak dinas terkait terutama dalam pelaporan kondisi sarpras di sekolah, c) kurang tepatnya pengalokasian dana/ bantuan pemerintah oleh sekolah terutama dalam hal


(3)

dana bantuan yang disampaikan berupa blockgrant yang dialokasikan secara swakelola. Namun demikian secara keseluruhan ke-lima dimensi tersebut memiliki nilai yang sangat baik.

4. Terdapat pengaruh poitif dan signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Ini berarti bahwa makin baik kemampuan manajerial, makin meningkatkan pencapaian kualitas layanan tersebut. Oleh karena itu kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kualitas layanan di sekolah.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Ini berarti bahwa makin baik pemanfaatan sistem informasi manajemen, makin meningkatkan pencapaian kualitas layanan akademik sekolah. Oleh karena itu pemanfaatan sistem informasi manajemen merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah.

6. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen secara bersama-sama terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Ini berarti bahwa makin baik kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen,


(4)

makin meningkatkan pencapaian kualitas layanan akademik sekolah. Oleh karena itu kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah.

B. Rekomendasi

Dari uraian kesimpulan yang diuraikan di atas , bahwa faktor kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen mempunyai dukungan yang positif terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah. Untuk itu Penulis memberikan saran sebagai peningkatan kualitas layanan melalui kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen. Beberapa upaya yang sebaiknya dikembangkan, secara realistik mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pada Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat tergolong kategori baik, namun demikian hal yang perlu diperhatikan adalah dimensi Kemampuan Konseptual (Conceptual Skills) kepala sekolah agar Kualitas layanan akademik sekolah senantiasa selalu dalam kondisi baik sehingga akan mempengaruhi pencapaian tujuan. Peningkatan tersebut bisa melalui pengembangan pribadi Kepala sekolah maupun pengembangan SDM yang diadakan oleh dinas terkait berupa diklat ataupun workshopterkait kemampuan manajerial kepala sekolah .


(5)

2. Pada Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen pada SMA di Kabupaten Bandung Barat tergolong kategori baik, namun demikian hal yang pelu mendapat perhatian dan tindak lanjut adalah pada dimensi Operator (Brainware). Untuk kualitas pelayanan yang baik peran operator dalam pemanfaatan SIM sangatlah penting, untuk itu perlu penempatan tenaga operator yang kompeten dalam bidang IT pada setiap institusi/ sekolah ataupun dengan mengadakan peningkatan pengembangan SDM berupa diklat dan workshop tentang peningkatan Kompetensi Teknologi Informasi.

3. Pada variable Kulaitas Layanan Akademik Sekolah yang perlu mendapat perhatian adalah pada dimensi bukti fisik( tangible).Utuk meningkatkan bukti fisik berupa sarana dan prasarana sekolah yang menunjang terhadap peningkatan kualitas layanan akademik, sekolah harus proaktif untuk mengusulkan pengalokasian dana dari dinas terkait untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah secara bottom up, atau bisa dengan cara sekolah berinisiatif untuk mencari donatur dengan memanfaatkan CSR dari lembaga-lembaga profit.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan kualitas layanan akademik sekolah, hendaknya mengkaji secara mendalam dan lebih jauh lagi terkait hal-hal yang dapat mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah, sehingga didapatkan hasil penelitian yang signifikan dan komprehensif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meneliti faktor-faktor lain yang


(6)

mempengaruhi peningkatan kualitas layanan akademik sekolah seperti: pelayanan administrasi pendidikan, pelayanan pembelajaran, pelayanan ko-kurikuler dan pelayanan penelitian.