KESALAHAN-KESALAHAN PELAKSANAAN ṢALĀT SISWA : Studi Deskriptif di SMP Negeri 29 Bandung.

(1)

Aprilia Putri, 2013

No. Daftar FPIPS: 1549/UN.40.2.6.1/PL/2013

KESALAHAN-KESALAHAN PELAKSANAAN ṢALᾹT SISWA (STUDI DESKRIPTIF DI SMP NEGERI 29 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Aprilia Putri

0900637

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Aprilia Putri, 2013

KESALAHAN-KESALAHAN PELAKSANAAN

AL

T SISWA

(STUDI DESKRIPTIF DI SMP NEGERI 29 BANDUNG)

Oleh Aprilia Putri

0900637

Sebuah skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

© Aprilia Putri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Aprilia Putri, 2013

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APRILIA PUTRI (0900637)

KESALAHAN-KESALAHAN PELAKSANAAN ṢALĀT SISWA; STUDI DESKRIPTIF DI SMP NEGERI 29 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Drs. Toto Suryana Afriatin, M. Pd. NIP. 19570417 198803 1 001

Pembimbing II,

Agus Fakhruddin, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19760817 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Univeritas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001


(4)

Aprilia Putri, 2013

ABSTRAK

Kesalahan-kesalahan Pelaksanaan Ṣalāt Siswa (Studi Deskriptif di SMP Negeri 29 Bandung)

Oleh

Aprilia Putri 0900637

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan realitas pelaksanaan ṣalāt siswa di SMP Negeri 29 Bandung. Permasalahan yang dikaji pada skripsi ini mencakup pemahaman ṣalāt siswa, kesalahan pada gerakan dan bacaan ṣalāt siswa baik rukun maupun sunnah, faktor penyebab terjadinya kesalahan dan strategi yang digunakan untuk mengurangi kesalahan pelaksanaan ṣalāt siswa.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Untuk memperoleh data penelitian, penulis mengumpulkan data melalui tes obyektif, observasi, dan wawancara. Instrumen penelitian adalah penulis sendiri. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas VII G dan satu guru bidang studi PAI di SMP Negeri 29 Bandung.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% siswa sudah cukup memahami teori ṣalāt. Ketika ṣalāt menjadi kebutuhan primer bagi setiap manusia, sementara pengetahuan yang cukup tidak sesuai dengan pendisiplinan ṣalāt sehari-hari, maka siswa cenderung kembali melakukan kesalahan karena tidak terbiasa. Ditemukan adanya kesalahan-kesalahan pelaksanaan ṣalāt yang dikategorikan ke dalam kesalahan gerakan dan bacaan ṣalāt. Jika ditinjau dari faktor penyebab kesalahan, penelitian ini menemukan faktor eksternal yaitu lingkungan sosial siswa yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya. Selain itu, fakta lain menunjukkan bahwa terdapat faktor penyebab internal, diantaranya perkembangan siswa pada masa remaja serta motivasi diri yang kurang untuk mendirikan ṣalāt. Untuk mengurangi kesalahan pada gerakan dan bacaan ṣalāt siswa, maka dilakukan analisis menggunakan SWOT agar diperoleh strategi yang tepat dalam menggunakan kekuatan dan peluang secara maksimal, serta dapat mengantisipasi kelemahan dan ancaman yang ada di lapangan.


(5)

2

Aprilia Putri, 2013

ABSTRACT

The Student Mistakes in Doing Pray (Ṣalāt) (Deskriptive Study at SMP Negeri 29 Bandung)

by

Aprilia Putri 0900637

The objective of this study was to describe the reality of doing pray (ṣalāt) by Junior High School students of SMP Negeri 29 in Bandung. The problems studied in this thesis consisted of students understanding of praying, the mistakes in the student movement and reading prayers (both in pillars and sunnah), also the factors which caused of mistakes and the strategies that used to reduce the mistakes of students in doing pray (ṣalāt).

The approach used in this study was descriptive qualitative approach. To obtain research data, the author collected data through objective tests, observations, and interviews. The research instrument was the author herself. The subjects of the research were 32 students of class VII G and the teacher of Islamic studies (PAI) in SMP Negeri 29 Bandung.

Survey data showed that 50% of students have had quite understand the theory of pray (ṣalāt). When praying become the primary requirement for humans, while the sufficient knowledge do not go along with the discipline of doing ṣalāt day to day, then students tend to make mistakes because they do not used to do it correctly. It was also found that the mistakes of prayer were categorized into motion mistakes and reading prayers. In another point of view of the factors causing mistakes, the study also found external factors, which include the students social environment, family environment, school environment and peer environment. In addition, other facts showing that there was an internal factor, such as students progress through adolescence and self-motivation are lacking to establish regular prayers (laziness). To reduce mistakes in the student movement and reading prayers, the author used the SWOT analysis in order to obtain a proper strategy in using the strength and opportunities optimally, and be able to anticipate weaknesses and threats that arose in the field.


(6)

Aprilia Putri, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Secara Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Secara Praktis ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Pendidikan Agama Islam ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... Error! Bookmark not defined. 2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam . Error! Bookmark not defined.

B. Pembelajaran PAI di Sekolah... Error! Bookmark not defined. 1. Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2. Pendidikan Agama Islam di Sekolah ... Error! Bookmark not defined. C. Konsep Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 2. Kedudukan dan Fungsi Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 3. Syarat Wajib Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 4. Syarat Sah Ṣalāt... Error! Bookmark not defined. 5. Hal-hal yang Membatalkan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 6. Rukun Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 7. Sunnah-sunnah dalam Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 8. Gerakan-gerakan dalam Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 9. Bacaan-bacaan dalam Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 10. Perbedaan Ṣalāt Laki-Laki dan Perempuan ... Error! Bookmark not defined.


(7)

2

Aprilia Putri, 2013

D. Konsep Pembinaan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. E. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Lembar Tes... Error! Bookmark not defined. 2. Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3. Lembar Wawancara ... Error! Bookmark not defined. F. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Tes ... Error! Bookmark not defined. 2. Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3. Wawancara ... Error! Bookmark not defined. H. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Reduksi Data (Data Reduction) ... Error! Bookmark not defined. 2. Penyajian Data (Data Display) ... Error! Bookmark not defined. 3. Mengambil Kesimpulan (Conclusing Drawing/Verification) ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark not defined.

A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Pemahaman Siswa mengenai Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 2. Kesalahan-kesalahan dalam Gerakan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

3. Kesalahan-kesalahan dalam Bacaan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Pelaksanaan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Pemahaman Siswa mengenai Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. 2. Kesalahan-kesalahan dalam Gerakan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

3. Kesalahan-kesalahan dalam Bacaan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Pelaksanaan Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Aprilia Putri, 2013

5. Strategi Mengurangi Kesalahan Pelaksanaan Ṣalāt .. Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRANError! Bookmark not defined.


(9)

Aprilia Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pengertian agama menurut Majid et al. (2008: 11) yakni suatu sistem ajaran tentang Tuhan, dimana penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral, atau sosial atas dasar aturan-aturannya. Sedangkan, Syahidin et al. (2009: 36) menyebutkan pengertian agama dalam pandangan agama Islam sebagai ketentuan-ketentuan yang mengantarkan manusia dengan berpegang teguh kepadanya, kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat.

Sejalan dengan penjelasan di atas, agama merupakan sebuah fitrah dan menjadi kebutuhan primer rohani yang harus terpenuhi oleh manusia. Jika kita beranggapan bahwa organ jasmani membutuhkan asupan makanan yang cukup, tentu saja kita akan menyadari bahwa keberadaan jiwa membutuhkan agama untuk menjadi sandaran kehidupan.

Allāh SWT berfirman:

ِ هَ ِ ْ َخِل َليِدْبَت ا اَ ْيَ َع َساهنلا َرَطَف يِتهلا ِ هَ َةَرْطِف اً يِنَح ِنيّد ِل َكَ ْج َ ْ ِقَأَف

….

(

٠٣

)

“Maka hadapkanlah wajahmu secara lurus kepada agama (Islam); agama yang selaras dengan fitrah manusia yang telah ditetapkan padanya sejak awal penciptaan….” (Q.S. Al-Rūm[30]: 30).1

Daradjat (1982: 12) menyimpulkan kehidupan beragama sebagai salah satu di antara sekian banyak sektor harus mendapatkan perhatian besar bagi bangsa dibandingkan dengan sektor kehidupan yang lain, sebab pencapaian pembangunan bangsa yang bermoral dan beradab sangat ditentukan dari aspek kehidupan agama, terutama dalam hal pembinaan keagamaan bagi generasi muda.

1

Semua teks dan terjemahan Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Al-Qur`ān in Word, yang disesuaikan dengan Al-Qur`ān dan Terjemahnya, penerjemah: Tim penerjemah Departemen Agama RI: Sygma: Bandung:2007.


(10)

Aprilia Putri, 2013

Generasi muda menurut Budiamin et al. (2006: 46) adalah masa peralihan antara masa anak menjadi dewasa, yang biasa disebut dengan adolesen atau remaja. Pada masa adolesen inilah boleh dikatakan sebagai masa puncak perkembangan anak. Karena peranannya sebagai masa transisi antara masa anak dan dewasa, maka masa ini terjadi berbagai gejolak atau kemelut. Gejolak atau kemelut ini terutama berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual juga moral. Hal ini terjadi terutama karena adanya perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis yang sangat cepat dan mengganggu kestabilan kepribadian anak. Dan siswa merupakan salah satu bagian dari generasi muda yang dimaksud.

Lebih lanjut, Budiamin et al. (2006: 47) mengemukakan bahwa:

Pada masa remaja ini, perlu adanya perhatian melalui tugas-tugas yang harus diselesaikan yaitu: Pertama, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain. Kedua, mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita. Ketiga, menerima kondisi jasmaninya. Keempat, memiliki keberdirisendirian emosional. Kelima, memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi guna menumbuhkan rasa mandiri. Keenam, mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat. Ketujuh, memiliki seperangkap nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya, sehingga mampu menciptakan kehidupan serasi dengan orang lain. Kedelapan, dan lain sebagainya.

Perilaku siswa sebagai generasi muda dan terpelajar idealnya mampu menyelesaikan tugas-tugas remaja, namun secara faktual, sebagian besar siswa sedang mengalami masalah, masalah-masalah tersebut diantaranya:

Pertama, survei Komisi Perlindungan Anak (KPA) terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar seluruh Indonesia, menemukan 97% pernah mengakses pornografi, 93% pernah berciuman, dan 62,7% pernah berhubungan badan, dan 21% remaja telah melakukan aborsi (Menkominfo, dalam Harian Umum. Kompas, 10 Mei 2010). Kedua, berdasarkan keseluruhan data penelitian yang didapatkan, keseluruhan jumlah penderita HIV/AIDS di Jawa Barat tahun 2012 yaitu sebanyak 10.358 orang (Komisi Perlindungan Anak dalam Regional. Kompas, 11 Januari 2013).


(11)

3

Aprilia Putri, 2013

Secara khusus, fakta lain ditunjukkan dari hasil wawancara pra-penelitian dengan seorang guru Bimbingan Konseling di sekolah, Deni Sahendi menyatakan bahwa perilaku sebagian besar siswa SMP Negeri 29 mengalami masalah, masalah-masalah tersebut diantaranya:

Pertama, sebagian besar siswa mengalami keterlambatan tiba di sekolah. Kedua, sebagian siswa lainnya datang ke sekolah sebagaimana biasa, akan tetapi tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Ketiga, sebagian siswa tidak masuk sekolah, melainkan berhenti di warung internet (warnet) sekitar sekolah tanpa sepengetahuan orang tua dan guru. Keempat, sebagian besar siswa masih membudidayakan mencotek ketika ujian berlangsung. dan Kelima, sebagian siswa mengalami interaksi sosial yang kurang harmonis dengan teman sebayanya, hal ini berdampak pada tingginya emosional yang tidak terkendali sehingga perselisihan kerap terjadi.

Untuk dapat mewujudkan peran agama secara utuh, maka perlu adanya tinjauan mengenai pembinaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 504) mendefinisikan pembinaan secara harfiah sebagai pemeliharaan secara dinamis dan berkesinambungan. Salah satu bentuk pembinaan yang wajib dilakukan untuk menangani permasalahan-permasalahan di atas, yaitu dengan memberikan pembinaan ṣalāt. Pembinaan ṣalāt wajib diberikan pada seluruh manusia, termasuk generasi muda guna menyelamatkan masa depan serta keimanannya.

Allāh SWT berfirman: “Dan laksanakanlah ṣalāt, sesungguhnya ṣalāt itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar….” (Q.S. Al-Ankabūt[29]: 45). Sejalan dengan penjelasan di atas, Amiruddin (2010) menjelaskan Rasūlullāh SAW bersabda: “Pokok segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah ṣalāt, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allāh SWT" (H.R. Muslim). Sedangkan adīṡ lain menyebutkan, "Jarak antara seseorang dan kekafirannya adalah meninggalkan ṣalāt" (H.R. Bukhārī).

Berdasarkan hasil wawancara pra-penelitian, Titin Sutinah (seorang guru bidang studi pendidikan agama Islam di SMPN 29 Bandung), menyatakan bahwa adanya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan ṣalāt siswa.


(12)

Kesalahan-Aprilia Putri, 2013

kesalahan yang dimaksud diantaranya: Pertama, sebagian siswa tidak hafal bacaan ta iyyāt ṣalāt. Kedua, selain bacaan ta iyyāt, sebagian siswa lainnya mengalami kesulitan dengan hafalan doa iftitah. dan Ketiga, siswa kurang memperhatikan cara meletakkan tangan ketika ṣalāt. Keempat, dan lain sebagainya.

Kesalahan-kesalahan ṣalāt di atas, sebagian besar dilatar belakangi oleh faktor keluarga yang belum membiasakan ṣalāt di rumah, padahal ṣalāt merupakan pembiasaan yang harus diterapkan sejak usia dini. Pentingnya ṣalāt diajarkan sejak usia dini tentu bukanlah hal yang bisa kita abaikan. Ash-Shiddieqy (2009: 39) menyebutkan adīṡ dari A mad, Abu Dawud, dan Al-akim yang diriwayatkan dari Amir ibn Syu’aib bahwasanya, “Rasūlullāh SAW bersabda: ‘Suruhlah anak-anakmu mengerjakan ṣalāt apabila mereka sudah berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka yang meninggalkannya apabila umur mereka sudah sampai sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka'” (Fiqih Sunnah I dalam Ash-Shiddieqy, 2009: 39).

Membiasakan ṣalāt sejak usia dini tentu berbeda dengan seseorang yang sudah dewasa. Ariga (2012) menyebutkan sebuah kata mutiara/mahfūẓāt, yaitu:

َ َعَتلا

ِرَجَحلا َى َع ِسْ َنلا َاك ِر َاغّصلا ِيف

Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”.

Berbicara mengenai pembiasaan ṣalāt sejak usia dini, Budiamin et al. (2006: 18) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini pada tingkat sekolah dasar, yaitu faktor hereditas (keturunan) dan faktor lingkungan. Disimpulkan bahwa, peran keluarga dan lingkungan yang telah mendisiplinkan ṣalāt sejak kecil, tentu akan membawa dampak positif yang sangat besar bagi pendisiplinan ṣalāt anak.

Daradjat (Majid dan Andayani, 2005: 139) menyatakan bahwa pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak kecil. Demikian, Majid dan Andayani (2005: 139) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang


(13)

5

Aprilia Putri, 2013

menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu, seyogyanya pendidikan agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Mencermati permasalahan di atas, penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang: “Kesalahan-Kesalahan Pelaksanaan Ṣalāt Siswa (Studi Deskriptif di SMP Negeri 29 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. bagaimana pemahaman siswa di SMPN 29 Bandung mengenai ṣalāt?; 2. bagaimana kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa di SMPN 29

Bandung dalam gerakan ṣalāt?;

3. bagaimana kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa di SMPN 29 Bandung dalam bacaan ṣalāt?;

4. apa faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan ṣalāt siswa di SMPN 29 Bandung?;

5. bagaimana strategi yang digunakan untuk mengurangi kesalahan gerakan dan bacaan ṣalāt siswa di SMPN 29 Bandung?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mendeskripsikan pemahaman siswa di SMPN 29 Bandung mengenai ṣalāt;

2. untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa di SMPN 29 Bandung dalam gerakan ṣalāt;

3. untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa di SMPN 29 Bandung dalam bacaan ṣalāt;

4. untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan ṣalāt siswa di SMPN 29 Bandung;


(14)

Aprilia Putri, 2013

5. untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam mengurangi kesalahan gerakan dan bacaan ṣalāt siswa di SMPN 29 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkonstribusi terhadap guru dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pada proses pengajaran dan pembelajaran materi ṣalāt.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap berbagai pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan dunia peribadatan. Bila tujuan penelitian ini tercapai, maka penelitian ini dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan bacaan dan gerakan ṣalāt bagi siswa, guru, orang tua dan/atau masyarakat sekitar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi yang digunakan dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan ketentuan pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012, yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, yang terdiri dari konsep pendidikan agama Islam, diantaranya pengertian pendidikan agama Islam dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam. Konsep pembelajaran PAI di sekolah, yang meliputi konsep pembelajaran dan pengertian pendidikan agama Islam di sekolah. Konsep ṣalāt yang meliputi pengertian ṣalāt, kedudukan dan fungsi ṣalāt, syarat wajib ṣalāt, syarat sah ṣalāt, hal-hal yang membatalkan ṣalāt, rukun ṣalāt, sunnah dalam ṣalāt, gerakan-gerakan ṣalāt, bacaan-bacaan ṣalāt,


(15)

7

Aprilia Putri, 2013

perbedaan ṣalāt laki-laki dan perempuan. Dan terakhir, konsep pembinaan ṣalāt.

BAB III Metode Penelitian, terdiri dari lokasi dan sampel penelitian,desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi pemaparan dan analisis data yang meliputi pemahaman ṣalāt siswa, kesalahan bacaan dan gerakan ṣalāt siswa baik rukun maupun sunnah, faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan dan strategi yang digunakan untuk mengurangi kesalahan bacaan dan gerakan ṣalāt siswa.


(16)

Aprilia Putri, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 29 Jl. Geger Arum 11A, Bandung. Alasan penulis memilih lokasi ini karena penulis menemukan adanya kesalahan dalam pelaksanaan alāt siswa pada saat studi pendahuluan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu meninjau lebih lanjut mengenai kualitas ibādah 'amaliyah siswa khususnya dalam konteks ibadah alāt.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 32 orang siswa kelas VII G di SMP Negeri 29 Bandung. Arikunto (Riduwan, 2009: 56) mendefinisikan 'sampel sebagai bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi'. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas VII G di SMP Negeri 29 Bandung. Sebab, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan realitas pelaksanaan

alāt siswa dan menghasilkan strategi untuk mengurangi permasalahan alāt

pada siswa. Selain itu, penulis menetapkan salah satu guru bidang studi pendidikan agama Islam untuk dijadikan sampel pendukung lainnya yang dapat memberikan manfaat dan data yang diperlukan dalam proses penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 54) “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dilakukan yaitu bertujuan untuk memperoleh data informasi yang luas, rinci dan mendalam sehingga didapat suatu kebenaran yang bermakna dan

menyeluruh”. Demikian penulis menetapkan teknik purposive sampling,

mengingat adanya beberapa pertimbangan mengenai kesediaan sampel dalam memberikan data. Pengambilan teknik sampling ini dilakukan agar tujuan


(17)

47

Aprilia Putri, 2013

penelitian dalam penelitian ini dapat tercapai, yaitu memberikan gambaran secara langsung mengenai kesalahan-kesalahan pelaksanaan alāt siswa di lapangan.

Sejalan dengan pemaparan di atas, Nasution (2009: 105) menyatakan bahwa sampling yang dipilih dalam penelitian bergantung pada tujuan penelitian, pengetahuan tentang populasi, kesediaan menjadi sampel, jumlah biaya, besar populasi dan fasilitas yang tersedia.

B. Desain Penelitian

Definisi desain penelitian menurut Nasution (1987: 40) yaitu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.

Desain penelitian kualitatif disusun secara sirkuler, maka dalam penelitian ini memerlukan beberapa tahapan. Moleong (2012: 127) membaginya kedalam tiga tahapan yaitu tahapan pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. Pertama, tahapan studi persiapan (pra-lapangan) dengan menyusun rancangan penelitian (proposal) yang bersifat tentatif (sementara), memilih lapangan penelitian, mengurus surat perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan siswa, menyiapkan perlengkapan penelitian. Didalam tahap ini, penulis mengumpulkan sumber pendukung lain yang diperlukan dalam penelitian. Tahap ini meliputi: (1) mencari isu-isu umum yang berkenaan dengan masalah pendidikan agama Islam; (2) mengkaji sejumlah literatur yang relevan dengan fokus penelitian; (3) mengadakan studi orientasi pada objek, subjek yang akan diteliti untuk mengumpulkan data sementara secara umum; (4) diskusi dengan teman yang lebih berpengalaman dan konsultasi dengan pembimbing untuk persetujuan dan perbaikan. Kedua, tahap pekerjaan lapangan dengan memahami latar penelitian, memasuki lapangan, dan berperan-serta sambil mengumpulkan data. Secara umum tahap tersebut dilaksanakan dengan melakukan perijinan kepada kepala sekolah SMP Negeri 29 Bandung yang menjadi objek penelitian, konsultasi, pengambilan data-data baik melalui tes, observasi maupun wawancara. Ketiga, tahap analisis data.


(18)

Aprilia Putri, 2013

C. Metode Penelitian

Menentukan metode penelitian yang tepat tentu sangatlah penting. Sangadji dan Sopiah (2010: 154) mendefinisikan metode penelitian sebagai suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Seperti variasi metode pengumpulan data: angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan studi dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan metode dekriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 4) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Sedangkan, penelitian deskriptif kualitatif menurut Nasution (1987: 41) yaitu "penelitian yang mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-stituasi sosial".

Demikian, pemilihan metode ini ditetapkan untuk dapat mendeskripsikan suatu fenomena yakni realitas kesalahan-kesalahan pelaksanaan alāt siswa di lapangan baik dalam konteks pemahaman, pelaksanaan maupun penyebab terjadinya kesalahan alāt. Mengingat penulis harus berkonsentrasi penuh terhadap objek yang diteliti secara alamiah tanpa adanya rekayasa. Selain itu, dalam analisis data dalam penelitian ini tidak terpecahkan menggunakan angka-angka, melainkan bersifat alamiah yang didapat dari data-data yang diperoleh.

D. Definisi Operasional

1. alāt menurut Rifa'i (1976: 34) adalah berhadap hati kepada Allāh sebagai

ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salām serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syara’. alāt yang dimaksud disini adalah alāt farḍu.


(19)

49

Aprilia Putri, 2013

2. Kesalahan menurut KBBI (2008: 1248) adalah perihal salah; atau kekeliruan. Kesalahan-kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kesalahan dalam pelaksanaan alāt yang mencakup gerakan dan bacaan

alāt, baik rukun maupun sunnah. E. Instrumen Penelitian

Peran penulis dalam penelitian kualitatif merupakan alat utama dalam pengumpulan data sekaligus berperan sebagai instrumen penelitian, maka kehadiran penulis sangat urgen dan dibutuhkan, karena penulis bertindak langsung sesuai dengan fakta di lapangan. Sejalan dengan hal tersebut, Ahmadi (2005: 2) mengemukakan bahwa:

Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia, yakni peneliti sendiri atau orang yang terlatih. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata (bahasa), tindakan, atau bahkan isyarat atau bahkan lambang yang untuk dapat menangkap atau menjelaskan data semua itu, maka manusia sebagai instrumen penelitian yang paling tepat. Dan hal ini bukan merupakan suatu konsep yang baru.

Hal serupa ditegaskan oleh Sugiyono (2012: 61) bahwa dalam penelitian kualitatif istrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

Mengingat peran penulis sebagai instrumen penelitian kualitatif, berikut merupakan instrumen sederhana untuk menjadi alat dalam memperoleh data, diantaranya:

1. Lembar Tes

Tes merupakan salah satu instrumen data yang diberikan oleh penulis kepada subjek yang diteliti. Pada penelitian ini, subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII G, sedangkan objek penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan pelaksanaan alāt siswa SMP Negeri 29 Bandung. Teknik ini digunakan untuk


(20)

Aprilia Putri, 2013

memperoleh data mengenai pemahaman siswa mengenai alāt. Adapun instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes objektif berupa tes pilihan ganda (multiple choice), sehingga siswa dapat memberikan responnya melalui butir pertanyaan yang terdapat dalam instrumen sesuai dengan pilihan jawaban yang telah tersedia.

2. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan observasi partisipatif moderat, menurut Sugiyono (2012: 66) "Observasi partisipatif moderat yaitu terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya". Dengan demikian penulis mampu mendapatkan gambaran secara langsung mengenai kesalahan-kesalahan dalam bacaan dan gerakan alāt, baik rukun maupun sunnah.

3. Lembar Wawancara

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur. Penulis membawa sederetan pertanyaan terkait dengan fokus penelitian yakni faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam bacaan dan gerakan alāt di lapangan. Subjek yang akan diteliti adalah 32 orang siswa kelas VII G dan salah satu guru bidang studi PAI di SMP Negeri 29 Bandung.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sangadji dan Sopiah (2010: 160) mengemukakan bahwa dalam pengembangan instrumen penelitian, peneliti harus memeriksa ke ahihan (validitas) dan reabilitas (keterpercayaan) alat-alat yang digunakan dalam penyelidikan. Bila data peneliti tidak diperoleh dengan alat-alat yang valid dan reliabel, orang akan tidak begitu yakin terhadap hasil yang diperolehnya atau kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil tersebut.

Pada proses awal pengembangan instrumen, penulis membuat soal tes untuk mengukur pemahaman alāt siswa. Soal tes yang penulis siapkan sebanyak 15 butir soal yang akan diberikan kepada subjek penelitian.


(21)

51

Aprilia Putri, 2013

Selanjutnya, menyusun lembar observasi mengenai realitas kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam bacaan dan gerakan alāt, baik rukun maupun sunnah. Dalam proses ini, penulis membuat indikator-indikator yang dapat mengukur kebenaran alāt siswa baik dari segi gerakan maupun bacaannya. Selain itu, penulis mempersiapkan lembar temuan lapangan untuk dapat mendeskripsikan kejadian langsung yang terjadi. Penulis mengadakan diskusi bersama dosen pembimbing serta dosen ahli fiqih, agar instrumen dapat bekerja dengan baik dalam memperoleh data yang dibutuhkan.

Proses terakhir yang penulis lakukan dalam pengembangan instrumen ini adalah membuat lembar wawancara untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam bacaan dan gerakan alāt. Wawancara ini diberikan kepada guru bidang studi pendidikan agama Islam serta seluruh siswa kelas VII G yang berjumlah 32 orang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu: Pertama, mengadakan tes kepada siswa seputar pemahaman alāt. Kedua, observasi seputar pelaksanaan alāt. dan Ketiga, wawancara.

1. Tes

Nurkancana dan Sumartana (1986: 25) mendefinisikan tes sebagai suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.

2. Observasi

Menurut Riduwan (2009: 76) observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian yang terjadi dialam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.


(22)

Aprilia Putri, 2013

Instrumen observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi partisipatif moderat. Sugiyono (2012: 66) mendefinisikan observasi partisipasi moderat (moderate participation) means the researcher maintains a balance between being insider and being outsider. Jadi dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tapi tidak semuanya.

Dengan demikian, penulis melakukan pengamatan secara langsung tanpa terlibat dengan rutinitas dan kegiatan secara keseluruhan. Teknik observasi ini dipilih guna mendapatkan gambaran secara langsung mengenai kesalahan-kesalahan dalam bacaan dan gerakan alāt di lapangan.

3. Wawancara

Nasution (1987: 149) mendefinisikan wawacara atau interview yaitu suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.

Instrumen wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara terstruktur. Sugiyono (2012: 73) mendefinisikan wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.

Dalam pemilihan teknik pengumpulan wawancara terstruktur, penulis membawa sederetan pertanyaan terkait dengan fokus penelitian yakni faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan dalam bacaan dan gerakan pelaksanaan

alāt di lapangan. Demi menjaga otentisitas jawaban yang didapatkan, penulis menyiapkan catatan, mengambil foto dan merekam proses wawancara (menggunakan recorder) sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan dan diujikan kebenarannya. Adapun subjek yang akan diwawancarai


(23)

53

Aprilia Putri, 2013

dalam penelitian ini adalah salah satu guru bidang studi PAI dan 32 orang siswa kelas VII G di SMP Negeri 29 Bandung.

H. Analisis Data

Sugiyono (2012: 89) mengklasifikasikan analisis data dalam penelitian kualitatif menjadi tiga, yakni dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Pertama, analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan. Data yang dianalisis berdasarkan studi pendahuluan bersama seorang guru Bimbingan Konseling dan seorang guru bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Negeri 29 Bandung. Studi pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan data serta informasi awal mengenai perilaku siswa serta realitas pelaksanaan alāt di lapangan. Kedua, observasi lapangan. Pada tahap ini, analisis data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kesalahan-kesalahan pelaksanaan alāt siswa dalam bacaan maupun gerakan, baik rukun ataupun sunnah, serta faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan alāt siswa. Data diperoleh dengan melaksanakan observasi dan wawancara. Sedangkan untuk memperoleh data mengenai pemahaman alāt siswa, data didapatkan melalui tes objektif yang terdiri dari 15 butir soal. Ketiga, tahap terakhir yaitu penyusunan laporan setelah di lapangan.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:

Data


(24)

Aprilia Putri, 2013

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (interactive model) dalam Sugiyono (2012: 92)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Sangadji dan Sopiah (2010: 199) berpendapat bahwa "dalam mereduksi data, peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak diberikan kode, mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan, dan cerita-cerita yang sedang berkembang. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi". Dalam penelitian ini, yang pertama kali dilakukan adalah melakukan reduksi data dengan melakukan pengklasifikasian data. Data yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian direduksi dan abaikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, Sugiyono (2012: 95) menyatakan penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Pada tahap penyajian data, penulis ini melakukan analisis menggunakan presentase yang dirumuskan sebagai berikut:

Data reduction

Conlusions drawing/verifying


(25)

55

Aprilia Putri, 2013

Keterangan: P = Presentase

f = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih n = Jumlah seluruh frekuensi alternative jawaban yang dipilih 100= konstanta

Setelah data disajikan dalam bentuk presentase, langkah selanjutnya yaitu mengklasifikasikan ke dalam kategori, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.1 Tabel Presentase Tingkat Pemahaman alāt Siswa Menggunakan Kriteria Penilaian (Arikunto, 1988: 214).

Tahap terakhir penyajian data pada penelitian ini yaitu memaparkan data dalam bentuk naratif berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, yang kemudian dianalisis bersama teori-teori yang relevan.

Dengan demikian dalam mendisplaykan data, penulis ditekankan untuk lebih teliti dalam menganalisis data dan jauh dari kecerobohan dalam menentukan atau mengambil suatu kesimpulan.

3. Mengambil Kesimpulan (Conclusing Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 99) adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tahap terakhir ini dilakukan dengan menarik kesimpulan menggunakan analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunities, and threats) guna memperoleh strategi dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang secara

No Presentase Kategori

1 81% -100% Baik sekali (BS)

2 61%-80% Baik (B)

3 41%-60% Cukup (C)

4 21%-40% Kurang (K)


(26)

Aprilia Putri, 2013

maksimal, serta dapat mengantisipasi kelemahan dan ancaman yang menjadi temuan baru untuk mengurangi kesalahan pelaksanaan alāt siswa di lapangan.


(27)

(28)

Aprilia Putri, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman siswa mengenai ṣalāt, bagaimana kesalahan yang dilakukan siswa dalam gerakan dan bacaan ṣalāt, apa faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan, dan bagaimana strategi yang digunakan untuk mengurangi kesalahan ṣalāt dalam bentuk deskripsi. Untuk itu, penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 29 Bandung kelas VII G tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, berikut akan dibuat kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Berdasarkan hasil tes pemahaman ṣalāt, disimpulkan bahwa 50% dari jumlah siswa cukup memahami teori ṣalāt. Kesalahan jawaban terjadi akibat kurang memahami pembagian hukum syarat sah, syarat wajib, sunnah, ataupun rukun ṣalāt.

2. Kesalahan-kesalahan ṣalāt dikategorikan kedalam kesalahan gerakan dan kesalahan bacaan ṣalāt, baik rukun maupun sunnah. Kesalahan-kesalahan dalam gerakan ṣalāt (berdasarkan tabel 4.2), meliputi kesalahan dalam aspek berdiri 43.75%, kesalahan mengangkat kedua tangan dan bersedekap 40.62%, kesalahan ketika ruku’ 50%, kesalahan i’tidal 34.37%, kesalahan ketika sujūd 18.75%, kesalahan duduk di antara dua sujūd 21.87%, kesalahan taḥiyyāt awal 75%, kesalahan taḥiyyāt akhir 68.75%, dan kesalahan ketika salām 21.87%.

3. Jika dilihat dari jenis kesalahan dalam bacaan ṣalāt, data hasil penelitian (berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3) menunjukkan bahwa kesalahan dalam aspek membaca niāt ṣalāt 56.25%, kesalahan membaca iftitah 62.5%, kesalahan membaca Al-Fātiḥaħ 62.5%, kesalahan membaca surat pendek Al-Qur`ān 68.75%, kesalahan pada tasbīḥ ruku’ 40.62%, kesalahan membaca i’tidal 56.25%, kesalahan pada tasbīḥ sujūd 53.12%, kesalahan membaca doa di antara dua sujūd 65.62%, kesalahan membaca


(29)

116

Aprilia Putri, 2013

taḥiyyāt awal 71.87%, kesalahan membaca taḥiyyāt akhir 75%, dan kesalahan membaca salām 18.75%.

4. Jika ditinjau dari faktor penyebab kesalahan, secara umum data di lapangan menunjukkan faktor penyebab kesalahan 84% dari jumlah siswa belum membiasakan ṣalāt farḍu (ṣalāt lima waktu). Secara khusus, penelitian ini menemukan faktor eksternal penyebab kesalahan terbesar yaitu lingkungan sosial siswa yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya. Sedangkan faktor penyebab internal yaitu perkembangan siswa pada masa remaja serta motivasi diri yang kurang untuk mendirikan ṣalāt.

5. Berdasarkan hasil analisis SWOT, ditemukan strategi khusus dalam mengurangi kesalahan pelaksanaan ṣalāt, yaitu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia, memaksimalkan peran guru PPL PAI, lembaga pelatihan, serta seluruh komponen sekolah dalam meningkatkan kemampuan ṣalāt siswa.Melakukan ujian praktek pada setiap akhir semester dalam rangka mengevaluasi ketercapaian indikator ṣalāt. Serta mengadakan forum komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa untuk mendisiplinkan ṣalāt siswa.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru bidang studi pendidikan agama Islam tentang kesalahan-kesalahan bacaan dan gerakan ṣalāt siswa di sekolah. Dengan mengetahui masalah atau kesulitan bagi siswa, maka guru dapat memilih metode dan materi yang sesuai sehingga dapat mengatasi kesalahan pelaksanaan ṣalāt di lapangan.

2. Siswa perlu menyadari letak kesalahan gerakan maupun bacaan ṣalāt, melalui evaluasi berupa ujian praktek ṣalāt di setiap akhir semester. Hal ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar dan memperbaiki kesalahan.


(30)

Aprilia Putri, 2013

3. Untuk mengurangi kesalahan ṣalāt, disarankan kepada guru agar mendisiplinkan dan memberikan pelatihan ṣalāt yang benar kepada siswa. Dimana pelatihan tersebut ditekankan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam bacaan dan gerakan ṣalāt.

4. Selain mendisiplinkan ṣalāt, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru untuk membiasakan praktek wudhu, menghafal bacaan-bacaan ṣalāt, dan menghafal surat pendek Al-Qur'ān.

5. Disarankan kepada guru agar bekerjasama dengan orang tua dan seluruh staf sekolah untuk membiasakan ṣalāt di sekolah maupun di rumah, mengingat ṣalāt merupakan pembiasaan yang harus diterapkan, tidak hanya pemahaman.


(31)

Aprilia Putri, 2013

DAFTAR PUSTAKA

……...(2007). Al-Qur`ān dan terjemahnya: Special for women. Penerjemah: Tim Departemen Agama RI. Bandung: Sygma.

Ahmadi, A. (1996). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: Armico. Ahmadi, R. (2005). Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang: UM

Press.

Al-Bani, N. (2008). Sifat Shalat Nabi. Jakarta: Gema Insani.

Al-Banna, H. (2012). Kisah Tentang Orang Badui bersama Rasulullah SAW.Dipetik pada14 April 2013. dari http://www.hasanalbanna.com

Al-Bigha, M. D. (2009). Fiqih Sunnah Imam Syafi’i.Terjemah: Matnil Ghayah Wa Taqrib. Bandung: PADI (Pustaka Darul Ilmi).

Al-Maghraby, S. L. (2011). Definisi Murtad dan Hukumnya. Dipetik pada14 April2013. dari http://www.sydlukmanalmaghraby.blogspot.com

Al-Utsaimin, S. M. (2010). Hikmah Kasih Sayang Rasulullah kepada Seorang Arab Badui. Dipetik pada 14 April 2013. dari http://www.id-id.facebook.com Amiruddin, A. (2010). Sudah Benarkah Shalatku? (panduan gerakan dan bacaan

shalat). Bandung: Khazanah Intelektual.

Ariga, S. (2012). Mahfudzot. Dipetik pada 15 Mei 2013. dari Syagon Blog: www.syahrulblower.blogspot.com

Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Ash-Shiddieqy, H. (2009). Pedoman shalat. Semarang: Pustaka Rizki Putra. Bahraisy, S. (1986). Terjemahan Riyadus Sholihin II. Bandung: Al-Ma’arif. Budiamin,et al. (2006). perkembangan peserta didik. Bandung: UPI Press.

Daradjat, Z. (1982 ). Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (cetakan IV). Jakarta: PT Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan Nasional. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI (cetakan ketiga). PT. Gramedia Pustaka Utama.


(32)

Aprilia Putri, 2013

Depdikbud. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hawwasdan Sayyed. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah.

Ketetapan MPR RI Nomor: II/MPR/1993 (2008). Garis-garis Besar Haluan Negara. Semarang: Beringin Jaya.

KPA dalam Regional. (2012). Kasus HIV/AIDS di Pantura Tertinggi di Jawa Barat. Dipetik pada 11 Januari 2013, dari Kompas [online]. Tersedia: http://regional.kompas.com/read/2012/11/08/09374383/Kasus.HIV/AIDS.di.P antura.Tertinggi.di.Jawa.Barat

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majiddan Andayani. (2005). Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Majid,et al. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup. Bandung: Value Press. Marimba, A. (1962). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. (edisi revisi). Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Nasution. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Noer, J. (2006). Pembinaan sumber daya manusia berkualitas dan bermoral melalui shalat yang benar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Nurkancana dan Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Riduwan. (2009). Belajar mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penulis pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa'i. (1976). Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra. Sagiran. (2012). Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta Selatan: Qultum Media. Sangadjidan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Sangkan. (2004). Shalat Khusyu'. Jakarta: Baitul Ihsan.

Sangkan.(2008). Shalat Khusyu’ Itu Mudah (SKIM). [e-book]. Tersedia: http://www.shalatcenter.com


(33)

120

Aprilia Putri, 2013

Sembiring, M. T. (2010). 62,7% Remaja pernah Bersetubuh. Dipetik pada 11 Januari2013. dari Kumpul Berita [online]. Tersedia: http://www.kumpulberita.com/2010/05/627-remaja-pernah-bersetubuh.html Somaryadan Nuryani. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen

MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syafaat, et al.(2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Syahidin, et al. (2009). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2011).Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Rosdakarya. Trianto, et al. (2012). Tuntunan Ke Universitas (TUNTAS) Pendidikan Agama

Islam untuk SMA/MA. Jakarta Selatan: CV Graha Pustaka.

Undang-Undang No. 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman siswa mengenai ṣalāt, bagaimana kesalahan yang dilakukan siswa dalam gerakan dan bacaan ṣalāt, apa faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan, dan bagaimana strategi yang digunakan untuk mengurangi kesalahan ṣalāt dalam bentuk deskripsi. Untuk itu, penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 29 Bandung kelas VII G tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, berikut akan dibuat kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Berdasarkan hasil tes pemahaman ṣalāt, disimpulkan bahwa 50% dari jumlah siswa cukup memahami teori ṣalāt. Kesalahan jawaban terjadi akibat kurang memahami pembagian hukum syarat sah, syarat wajib, sunnah, ataupun rukun ṣalāt.

2. Kesalahan-kesalahan ṣalāt dikategorikan kedalam kesalahan gerakan dan kesalahan bacaan ṣalāt, baik rukun maupun sunnah. Kesalahan-kesalahan dalam gerakan ṣalāt (berdasarkan tabel 4.2), meliputi kesalahan dalam aspek berdiri 43.75%, kesalahan mengangkat kedua tangan dan bersedekap 40.62%, kesalahan ketika ruku’ 50%, kesalahan i’tidal 34.37%, kesalahan ketika sujūd 18.75%, kesalahan duduk di antara dua

sujūd 21.87%, kesalahan taḥiyyāt awal 75%, kesalahan taḥiyyāt akhir

68.75%, dan kesalahan ketika salām 21.87%.

3. Jika dilihat dari jenis kesalahan dalam bacaan ṣalāt, data hasil penelitian (berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3) menunjukkan bahwa kesalahan dalam aspek membaca niāt ṣalāt 56.25%, kesalahan membaca iftitah 62.5%, kesalahan membaca Al-Fātiḥaħ 62.5%, kesalahan membaca surat pendek Al-Qur`ān 68.75%, kesalahan pada tasbīḥ ruku’ 40.62%, kesalahan membaca i’tidal 56.25%, kesalahan pada tasbīḥ sujūd 53.12%, kesalahan membaca doa di antara dua sujūd 65.62%, kesalahan membaca


(2)

taḥiyyāt awal 71.87%, kesalahan membaca taḥiyyāt akhir 75%, dan kesalahan membaca salām 18.75%.

4. Jika ditinjau dari faktor penyebab kesalahan, secara umum data di lapangan menunjukkan faktor penyebab kesalahan 84% dari jumlah siswa belum membiasakan ṣalāt farḍu (ṣalāt lima waktu). Secara khusus, penelitian ini menemukan faktor eksternal penyebab kesalahan terbesar yaitu lingkungan sosial siswa yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya. Sedangkan faktor penyebab internal yaitu perkembangan siswa pada masa remaja serta motivasi diri yang kurang untuk mendirikan ṣalāt.

5. Berdasarkan hasil analisis SWOT, ditemukan strategi khusus dalam mengurangi kesalahan pelaksanaan ṣalāt, yaitu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia, memaksimalkan peran guru PPL PAI, lembaga pelatihan, serta seluruh komponen sekolah dalam meningkatkan kemampuan ṣalāt siswa.Melakukan ujian praktek pada setiap akhir semester dalam rangka mengevaluasi ketercapaian indikator ṣalāt. Serta mengadakan forum komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa untuk mendisiplinkan ṣalāt siswa.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru bidang studi pendidikan agama Islam tentang kesalahan-kesalahan bacaan dan gerakan

ṣalāt siswa di sekolah. Dengan mengetahui masalah atau kesulitan bagi

siswa, maka guru dapat memilih metode dan materi yang sesuai sehingga dapat mengatasi kesalahan pelaksanaan ṣalāt di lapangan.

2. Siswa perlu menyadari letak kesalahan gerakan maupun bacaan ṣalāt, melalui evaluasi berupa ujian praktek ṣalāt di setiap akhir semester. Hal ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar dan memperbaiki kesalahan.


(3)

117

3. Untuk mengurangi kesalahan ṣalāt, disarankan kepada guru agar mendisiplinkan dan memberikan pelatihan ṣalāt yang benar kepada siswa. Dimana pelatihan tersebut ditekankan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam bacaan dan gerakan ṣalāt.

4. Selain mendisiplinkan ṣalāt, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru untuk membiasakan praktek wudhu, menghafal bacaan-bacaan

ṣalāt, dan menghafal surat pendek Al-Qur'ān.

5. Disarankan kepada guru agar bekerjasama dengan orang tua dan seluruh staf sekolah untuk membiasakan ṣalāt di sekolah maupun di rumah, mengingat ṣalāt merupakan pembiasaan yang harus diterapkan, tidak hanya pemahaman.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

……...(2007). Al-Qur`ān dan terjemahnya: Special for women. Penerjemah: Tim Departemen Agama RI. Bandung: Sygma.

Ahmadi, A. (1996). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: Armico. Ahmadi, R. (2005). Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang: UM

Press.

Al-Bani, N. (2008). Sifat Shalat Nabi. Jakarta: Gema Insani.

Al-Banna, H. (2012). Kisah Tentang Orang Badui bersama Rasulullah SAW.Dipetik pada14 April 2013. dari http://www.hasanalbanna.com

Al-Bigha, M. D. (2009). Fiqih Sunnah Imam Syafi’i.Terjemah: Matnil Ghayah Wa Taqrib. Bandung: PADI (Pustaka Darul Ilmi).

Al-Maghraby, S. L. (2011). Definisi Murtad dan Hukumnya. Dipetik pada14 April2013. dari http://www.sydlukmanalmaghraby.blogspot.com

Al-Utsaimin, S. M. (2010). Hikmah Kasih Sayang Rasulullah kepada Seorang Arab Badui. Dipetik pada 14 April 2013. dari http://www.id-id.facebook.com Amiruddin, A. (2010). Sudah Benarkah Shalatku? (panduan gerakan dan bacaan

shalat). Bandung: Khazanah Intelektual.

Ariga, S. (2012). Mahfudzot. Dipetik pada 15 Mei 2013. dari Syagon Blog: www.syahrulblower.blogspot.com

Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Ash-Shiddieqy, H. (2009). Pedoman shalat. Semarang: Pustaka Rizki Putra. Bahraisy, S. (1986). Terjemahan Riyadus Sholihin II. Bandung: Al-Ma’arif. Budiamin,et al. (2006). perkembangan peserta didik. Bandung: UPI Press.

Daradjat, Z. (1982 ). Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (cetakan IV).

Jakarta: PT Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan Nasional. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Jakarta Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI (cetakan ketiga). PT. Gramedia Pustaka Utama.


(5)

119

Depdikbud. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hawwasdan Sayyed. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah.

Ketetapan MPR RI Nomor: II/MPR/1993 (2008). Garis-garis Besar Haluan Negara. Semarang: Beringin Jaya.

KPA dalam Regional. (2012). Kasus HIV/AIDS di Pantura Tertinggi di Jawa Barat. Dipetik pada 11 Januari 2013, dari Kompas [online]. Tersedia: http://regional.kompas.com/read/2012/11/08/09374383/Kasus.HIV/AIDS.di.P antura.Tertinggi.di.Jawa.Barat

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majiddan Andayani. (2005). Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Majid,et al. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup. Bandung: Value Press. Marimba, A. (1962). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. (edisi revisi). Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Nasution. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Noer, J. (2006). Pembinaan sumber daya manusia berkualitas dan bermoral melalui shalat yang benar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Nurkancana dan Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Riduwan. (2009). Belajar mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penulis pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa'i. (1976). Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra. Sagiran. (2012). Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta Selatan: Qultum Media. Sangadjidan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Sangkan. (2004). Shalat Khusyu'. Jakarta: Baitul Ihsan.

Sangkan.(2008). Shalat Khusyu’ Itu Mudah (SKIM). [e-book]. Tersedia: http://www.shalatcenter.com


(6)

Sembiring, M. T. (2010). 62,7% Remaja pernah Bersetubuh. Dipetik pada 11 Januari2013. dari Kumpul Berita [online]. Tersedia: http://www.kumpulberita.com/2010/05/627-remaja-pernah-bersetubuh.html Somaryadan Nuryani. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen

MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syafaat, et al.(2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Syahidin, et al. (2009). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2011).Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Rosdakarya. Trianto, et al. (2012). Tuntunan Ke Universitas (TUNTAS) Pendidikan Agama

Islam untuk SMA/MA. Jakarta Selatan: CV Graha Pustaka.

Undang-Undang No. 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.