PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL DAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI: Studi Kuasi Eksperimen Anak Kelompok B di TK Al Fithri Kabupaten Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Paradigma Penelitian ... 10

F. Defini Operasional ... 11

G. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 15

BAB II. KAJIAN TEORITIS... 16

A. Penggunaan Media Audio dalam Pembelajaran ... 16

B. Perkembangan Bahasa Verbal ... 23

C. Perkembangan Motorik ... 38

D. Karakteristik Anak Usia Dini... 59

E. Hubungan Penggunaan Media Audio Interaktif dalam Pembelajaran dengan Perkembangan Bahasa Verbal dan Motorik Halus Anak... 65

F. Penelitian yang Relevan ... 67

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 69

A. Metode Penelitian ... 69

B. Operasionalisasi Variabel ... 70

C. Alur Penelitian ... 70

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 72

E. Teknik Pengumpulan Data ... 73

F. Proses Perlakuan ... 75

G. Instrumen Penelitian ... 76

H. Uji Coba Alat Pengumpul Data ... 79

1. Pedoman Observasi Perkembangan Bahasa Verbal ... 79

2. Pedoman Observasi Perkembangan Motorik Halus ... 84

I. Teknik Analisis Data... 88

1. Peningkatan Perkembangan Bahasa Verbal dan Motorik Halus Anak ... 88


(2)

a. Uji Normalitas Distribusi Data ... 89

b. Uji Homogenitas ... 89

c. Uji Kesamaan Dua Rerata ... 89

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 92

A. Hasil Penelitian. ... 92

1. Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif ... 93

2. Perkembangan Bahasa Verbal Anak ... 109

a. Penguasaan Awal (Pre test) ... 109

b. Penguasaan Akhir (Post test) ... 113

c. Uji Normalitas Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Bahasa Verbal Anak ... 117

3. Perkembangan Motorik Halus Anak ... 120

a. Penguasaan Awal (Pre test) ... 121

b. Penguasaan Akhir (Post test) ... 125

c. Uji Normalitas Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Motorik Halus Anak ... 129

4. Hasil Perhitungan Setiap Sub Variabel ... 132

a. Perkembangan Bahasa Verbal... 132

b. Perkembangan Motorik Halus ... 138

B. Pembahasan... 142

1. Aplikasi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif ... 142

2. Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif Terhadap Perkembangan Bahasa Verbal ... 145

3. Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif Terhadap Perkembangan Motorik Halus ... 149

BAB V.SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 153

A. Simpulan ... 153

B. Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 157

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 161- DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. PAUD mengembangkan potensi anak secara komprehensif. Posisi anak usia dini di satu pihak berada pada masa sangat penting dan potensi untuk pengembangan masa depannya, akan tetapi di pihak lain termasuk masa rawan dan labil manakala anak kurang mendapat rangsangan yang positif dan menyeluruh. Pemberian rangsangan melalui pendidikan untuk anak usia dini perlu diberikan secara komprehensif, dalam makna anak tidak hanya dicerdaskan otaknya, akan tetapi juga cerdas pada aspek-aspek lain dalam kehidupannya, seperti kehalusan budi dan rasa atau emosi, panca indera termasuk fisiknya dan berbahasa. Rangsangan-rangsangan tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan anak, karena setiap individu memiliki kepekaan masing-masing dalam perkembangannya.

Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, bahasa dan emosional. Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pada masa usia dini


(4)

seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007: 138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 13 tahun mencapai sekitar 92%. Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik) intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14 tentang Sistem pendidikan Nasional dijelaskan bahwa “pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut”. Selanjutnya Syamsu Yusuf (2007: 121-122) menyatakan bahwa pendidikan anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produkstivitas kerja masa dewasanya. Pembelajaran pada masa awal usia anak akan mulai mengenal dan bagaimana membangun sikap pada pembelajaran seperti belajar bicara, berhitung, masuk suasana sekolah, dan membangun kepercayaan diri pada anak. Suasana tidak seimbang dalam tataran realitas terjadi antara pembinaan anak dengan sukses dan yang lainnya mengalami kegagalan (Gnezda, 1991: 1).


(5)

3

Adapun Pengembangan kemampuan bahasa dan motorik halus pada anak merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Secara khusus pengembangan bahasa pada anak dapat mencapai pada basis penguasaan bahasa secara terstruktur dapat dicapai pada usia empat tahun dimana anak menguasai kosa kata sampai tiga ribu kata (Brewer, 2007: 271-272). Menurut God Man dalam Masitoh (2002: 6) mengenai asumsi baru tentang literacy dijelaskan bahwa pengembangan bahasa adalah bagian dari keseluruhan proses komunikasi yang mencakup menyimak, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Namun dari keempat komponen berbahasa tersebut yang akan menjadi fokus perhatian utama dalam penelitian ini adalah berbicara.

Perkembangan bahasa verbal pada anak usia dini merupakan suatu dasar terbentuknya komunikasi. Berbagai penelitian menunjukan bahwa pembentukan keterampilan berbicara sangat penting baik pada anak usia dini maupun pada saat anak mulai masuk pendidikan dasar (Puckett and Black, 2001: 307). Hal ini sejalan dengan pendapat Janice J. Beaty (1994: 269) bahwa keterampilan berbicara merupakan kemampuan yang sangat mendasar dan penting dalam menjalin hubungan sosial. Anak-anak harus didorong untuk berbicara dengan baik. Keterampilan berbicara menjadi kebutuhan agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya sekaligus menjadikan keseimbangan berbagai perkembangan. Bruner dan Lev Vygotsky (Brewer, 2007: 275) menyatakan bahwa pada masa anak merupakan waktu yang sangat penting dalam pembelajaran berbicara. Sebab dengan berbicara anak akan aktif mencari makna dan akan mencari jalan untuk berkomunikasi dengan anak.


(6)

Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum anak belajar pengetahuan-pengetahuan lain, anak perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik sehingga anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.

Metode yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak diantaranya melalui pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak serta melatih anak untuk bekerjasama. Selain itu ada pula strategi pembelajaran yang berorientasi pada media audio dimana anak akan di bimbing dengan instruksi-instruksi yang terdapat dalam CD pembelajaran dan tentunya disesuaikan dengan tema dari pembelajarannya.

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang


(7)

5

meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut, maka penanganannya harus dilakukan sedini mungkin, dimana anak perlu diberikan kesempatan belajar untuk mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tak mengalami kelambatan perkembangan. Memberikan kesempatan mencoba seluas-luasnya agar ia bisa menguasai kemampuan motoriknya. Memberikan contoh yang baik, karena mempelajari dan mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara meniru, si kecil perlu mendapat contoh (model) yang tepat dan baik. Serta memberikan bimbingan karena meniru tanpa bimbingan tak akan mendapatkan hasil optimal. Ini penting agar ia mengenali kesalahannya.

Selaras dengan tujuan PAUD yang dicanangkan pemerintah Indonesia, USAID Decentralized Basic Education Program’s Teaching and Learning Component (DBE 2) telah bermitra dengan dua institusi di bawah Departemen Pendidikan Nasional yaitu Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) dan Universitas Terbuka (UT), dalam rangka mengembangkan program audio interaktif. Program ini meliputi paket audio dan bahan ajar cetak untuk TK dan lembaga PAUD, mempunyai target anak usia 5-6 tahun dan guru TK dengan mengikuti kurikulum nasional TK Indonesia, dan secara simultan menyediakan materi kegiatan yang relevan dan berkualitas tinggi kepada anak


(8)

TK. Seluruh program audio ini berbasis metodologi Instruksi Audio Interaktif (IAI) yang mendorong belajar-mengajar aktif di TK.

Pendekatan berbasis audio memungkinkan kualitas yang tinggi dan relatif murah untuk didistribusikan secara luas. Materinya sesuai dengan muatan lokal karena diproduksi dan digunakan di Indonesia dengan kontrol kualitas yang dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua anak menerima materi yang telah distandarisasi. Jika digunakan dengan benar, Instruksi Audio Interaktif dapat menjadi sumber belajar yang efektif untuk melatih guru dan anak secara simultan, membangun keterampilan guru dan membuat mereka mampu memainkan peranan yang lebih aktif, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang lebih interaktif.

Penting untuk dicatat bahwa program IAI tidak didisain untuk merubah struktur pendidikan yang ada, tetapi apabila berhasil diaplikasikan, dapat menjadi sistem belajar yang melengkapi dan memperkuat kurikulum nasional. Program IAI didisain secara hati-hati sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai setting, termasuk formal dan informal.

Strategi Instruksi Audio Interaktif memberikan pembelajaran melalui permainan, nyanyian, kegiatan fisik, dan cerita. Program Instruksi Audio Interaktif (IAI) ini memungkinkan anak-anak berinteraksi satu dengan yang lain, guru kelas, bahkan juga dengan tokoh-tokoh audio. Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen


(9)

7

memungkinkan anak memperoleh kesempatan untuk berbagi kegiatan interaktif yang berkaitan dengan bahasa verbal dan motorik halus anak misalnya pengenalan tentang pengenalan diri sendiri, keluarga, lingkungan, anggota tubuh yang diikuti dengan kegiatan mewarnai, membuat playdough, menyusun puzzle dan kegiatan lainnya yang tentunya disesuaikan dengan temanya. Sehingga Program Instruksi Audio Interaktif (IAI) dapat menstimulus perkembangan bahasa verbal serta perkembangan fisik-motorik halus anak. Dengan demikian kegiatan ini akan menuntut kemampuan beradaptasi, responsif, terampil berkomuniksi, melatih kelenturan tangan dan dapat menimbulkan respon positif serta mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat permasalahan dan fenomena yang terjadi di Taman Kanak-kanak maka peneliti akan melakukan kajian tentang pembelajaran anak dengan menggunakan strategi Pembelajaran Interaktif dengan menggunakan media audio yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia dini untuk melihat aspek perkembangan bahasa verbal dan motorik halusnya. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul penelitian tentang ” Pengaruh Penggunaan Media Audio Interaktif Dalam Pembelajaran Terhadap Perkembangan Bahasa Verbal Dan Motorik Halus Anak Usia Dini.”

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Berdasakan latar belakang penelitian di atas menunjukan perlu adanya upaya dalam memperbaiki proses belajar mengajar dalam meningkatkan


(10)

perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak khususnya di TK Al Fithri . Adapun permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media Audio terhadap perkembangan bahasa verbal dan motorik halus pada anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kab.Bandung.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

A. Bagaimana langkah-langkah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di TK/RA Al Fithri ?.

B. Seberapa besar perbedaan perkembangan bahasa verbal kelompok B di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif ?.

C. Seberapa besar perbedaan perkembangan motorik halus kelompok B di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif ?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di TK/RA Al Fithri

2. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan perkembangan bahasa verbal kelompok B di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif


(11)

9

3. Seberapa besar perbedaan perkembangan motorik halus kelompok B di TK/RA Al Fithri Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat penguatan tentang teori aplikasi strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif terhadap perkembangan bahasa verbal dan bahasa motorik halus pada jenjang Taman Kanak-kanak.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat berguna:

a. Sebagai informasi bagi guru dan orang tua murid dalam upaya meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak Al Fithri.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola dan kepala TK Al-Fithri Bandung, dalam melaksanakan, menempatkan dan melakukan pengawasan serta mengevaluasi konsep pembelajaran agar dalam perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia Taman Kanak-kanak Al Fithri sesuai dengan rencana dan strategi yang sudah ditentukan c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal

untuk melakukan penelitian lanjut mengenai perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia Taman Kanak-kanak.


(12)

E. Paradigma Penelitian

Strategi Pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif sejauh ini dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia. Hal ini didukung oleh teori kontruksivisme yang berpandangan bahwa anak membina sendiri pengetahuannya dan pengalaman yang ada. Dalam proses ini, anak akan menyesuaikan diri pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan yang baru. Menurut Pandangan ini anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Menurut De Vries dalam Masitoh (2005) anak harus membangun pengetahuan ketika mereka bermain. Anak membangun kecerdasannya, kemampuannya untuk nalar, moral dan kepribadiannya. Dengan demikian pembelajaran dipusatkan kepada anak dari pada guru, sehingga anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

F. Definisi Operasional

Ada beberapa variabel yang perlu mendapatkan pendefinisian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif (IAI)

Instruksi Audio Interaktif adalah sebuah metode pendidikan berbasis audio yang secara aktif melibatkan anak yang didisain secara hati-hati, dan direkam pada kaset, CD atau MP3 player. Pendekatan berbasis audio memungkinkan kualitas yang tinggi dan relatif murah untuk didistribusikan secara luas. Materinya sesuai dengan muatan lokal karena


(13)

11

diproduksi dan diujicoba di Indonesia dengan kontrol kualitas yang dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua anak menerima materi yang telah distandarisasi. (Drs. Denny Setiawan, M.Ed. dalam buku Education Development Center).

2. Perkembangan Bahasa Verbal

Berbicara adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan sebagai media dalam menyampaikan suatu ide, gagasan atau pendapat serta pemikirannya kepada orang laim untuk berbagai kepentingan. Sebagaimana dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (1998: 23) bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain.

Penelitian untuk perkembangan bahasa verbal ini di fokuskan pada : (a) Mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya, (b) Berkomunikasi secara lisan dengan benar, (c) Menyampaikan ide-ide/ pikiran/ gagasan, (d) Kemampuan artikulasi, (e) Penguasaan kosa kata.

3. Perkembangan Motorik Halus

Menurut Herwin (dalam Aktivitas Pembelajaran Gerak Motorik,2008:8) dijelaskan bahwa motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil


(14)

(halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat. Hal yang sama dikemukakan oleh Mahendra (1998), keterampilan motork halus (fine motor skill) merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.

Penelitian untuk perkembangan bahasa verbal ini di fokuskan pada : (a) Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot, (b) Melakukan koordinasi mata-tangan, (c) Melipat Jari.

G.Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Al Fithri yang beralamat di Jalan Kaum Tengah Kompleks Masjid Besar Soreang, Kabupaten Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitiannya adalah anak-anak di kelompok B yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Sedangkan yang menjadi alasan penulis memilih penelitian pembelajaran interaktif dengan menggunakan media audio, karena saat ini masih banyak Taman Kanak-kanak yang pembelajarannya masih konvensional yang menekankan pada pembelajaran menulis dan berhitung, dan salah satunya adalah Tamak Kanak-kanak Al-Fithri, sekolah ini sebenarnya sudah mengenal pembelajaran dengan media audio tapi masih belum mengimplementasikannya.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan perkembangan bahasa verbal anak di kelas dan perkembangan motorik halus antara anak yang mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media audio interaktif dan pembelajaran non media audio interaktif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2007: 116). Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan media audio interaktif pada kelompok eksperimen dan pembelajaran non media audio interaktif pada kelompok kontrol.

TABEL 3.1 DESAIN PENELITIAN

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen X1

Kontrol X2

Keterangan :

X1 : Perlakuan model pembelajaran dengan media audio interaktif X2 : Non Media audio interaktif

& : Pre test-Post test kelas Eksperimen & : Pre test-Post test kelas Kontrol


(16)

B. Operasionalisasi Variabel 1. Media Audio Interaktif

Media audio interaktif dapat menjadi sumber belajar yang efektif untuk melatih guru dan anak secara simultan, membangun keterampilan guru dan membuat mereka mampu memainkan peranan yang lebih aktif, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang lebih interaktif. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif ini di sesuaikan dengan kurikulum local atau sekolah yang bersangkutan, sehingga tidak mengganggu sistem belajar mengajar di kelas.

Media pembelajaran audio yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk CD pembelajaran dan lembar kerja IAI yang berisikan 1 tema tentang Diri Sendiri dan 10 sub tema yaitu : (1) bagian-bagian tubuh, (2) tersenyumlah tiap hari, (3) indera penglihatan, (4) belajar dengan jari-jari tangan, (5) belajar menjaga diri, (6) ungkapan verbal, (7) diri sendiri dan perasaan, (8) berkenalan, (9) bernyanyilah dan bertepuk tangan, (10) bagian kanan dan kiri dari tubuh kita.

Lembar kerja IAI berisikan kegiatan : finger print, mewarnai gambar orang, membuat berbagai bentuk dengan playdough, membedakan benda kasar dan halus, mewarnai gambar rambu lalu lintas, menggunting ekspresi wajah, menempelkan ekspresi wajah, menyebutkan kendaraan yang ada di poster, menempel kolase pada gambar bola, dan menebalkan huruf yang ada dibagian kiri dan kanan gambar orang.


(17)

68

2. Perkembangan Bahasa Verbal

Perkembangan bahasa verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan, menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaannya kepada orang lain secara lisan. Perkembangan bahasa Verbal yang akan diteliti dari anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung adalah:

1. Mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya, dengan indikator: (a) menyebutkan suara atau kata, (b) menirukan suara/kata, (c) melakukan perintah.

2. Berkomunikasi secara lisan dengan benar, dengan indikator: (a) menyebutkan nama diri, orang tua, jenis kelamin, alamat rumah dengan benar, (b) melakukan percakapan, (c) menjawab pertanyaan.

3. Menyampaikan ide-ide/ pikiran/ gagasan, dengan indikator: (a) menyampaikan pengalaman sendiri secara sederhana, (b) menceritakan isi gambar secara sederhana, (c) memberikan informasi tentang sesuatu. 4. Kemampuan artikulasi, dengan indikator: (a) mengucapkan huruf vokal,

(b) mengucapkan huruf yang sulit diucapkan.

5. Penguasaan kosa kata, dengan indikator: penguasaan kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu / tempat. (Kurikulum TK dan RA, 2005: 21)

3. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus. Otot ini berfungsi untuk melakukan


(18)

gerakan-gerakan, bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, dan sebagainya. Keterampilan motorik ini membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Kedua kemampuan motorik tersebut sangat penting dikembangkan agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik halus yang akan diteliti dari anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung adalah:

1. Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot, dengan indikator : (a) Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan Playdough, (b) Meniru Melipat kertas, (c) Membuat atau menggambar manusia, (d) Melakukan kegiatan mencuci tangan sendiri, (e) Merekat/Menempel, (f) Menggunting sesuai bentuk, (g) Bertepuk tangan cepat dan lambat sesuai dengan perintah guru, (h) Mewarnai dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian.

2. Melakukan koordinasi mata-tangan, dengan indikator : (a) Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan, Misal : memasang kancing, mengikat tali sepatu, (b) Memegang pensil dengan benar, (c) Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran, (d) Menggunting dengan menggunakan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, zigzag, lengkung, segitiga), (e) Menjahit jelujur dengan benang, (f) Membedakan benda yang betekstur halus dan kasar.

3. Melipat Jari, dengan indikator : (a) melipat jari tangan satu persatu, (b) menyentuh ujung ibujari ke ujung telunjuk, (c) menyentuh ujung ibujari ke


(19)

70

ujung jari tengah, (d) menyentuh ujung ibujari ke ujung jari manis, (e) menyentuh ujung ibujari ke ujung kelingking, (f) menekuku 3 ruas jari tangan hingga ujungnya menyentuh pangkal jari.

C. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Uji Coba, Validasi

Penyusunan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media Audio

Penyusunan Instrumen

Pembahasan

Kelompok Kontrol Tes Awal Kelompok Eksperimen (Pre test)

Perumusan Masalah

Tes Akhir Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media

Audio Pembelajaran

Konvensional

Pengolahan dan analisis data

Observasi Keterlaksanaan model

Kesimpulan Studi Pendahuluan


(20)

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini di awali dengan studi literatur terhadap program pembelajaran dan buku-buku pendidikan anak usia dini dalam upaya menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan, selanjutnya menyusun skenario pembelajaran tentang penggunaan strategi pembelajaran dengan menggunakan media Audio yang dikembangkan pada definisi konsep, indikator perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus serta dikembangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), media dan penilaian serta alokasi waktu. Selanjutnya studi perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus untuk menentukan instrumen yang akan dikembangkan melalui lembaran observasi. Instrumen ini didiskusikan dengan pembimbing.

2. Tahap penjajagan

Pada tahapan ini peneliti mengunjungi Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung untuk meminta izin pelaksanaan penelitian dengan menyerahkan surat izin penelitian. Tahap berikutnya mendiskusikan dengan guru kelas tentang pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif sekaligus menetapkan jadwal penelitian.

3. Tahap pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan, dilakukan aplikasi strategi yang telah dituangkan dalam rencana pembelajaran dengan jadwal kegiatan tercantum sebagaimana tabel berikut:


(21)

72

TABEL 3.2

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Hari/tanggal Kegiatan Keterangan

1 28 Maret-01 April 2011 Uji Instrumen TK Bina Insan Sholeh 2 Rabu, Kamis, Jum’at

11,12,13 April 2011

Melatih guru tentang Strategi Media Audio Interaktif

Guru Kelas Eksperimen

3 Senin-Sabtu, 25-30 April 2011

Pre Tes Kelas ekperimen dan

kelas kontrol anak TK Al Fithri

3 2 Mei s.d. 13 Mei 2011 Pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Melalui Media Audio Interaktif

Kelas Eksperimen

Tidak diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Melalui Media Audio Interaktif

Kelas Kontrol

4 18,19,20 Mei 2011 Post tes Kelas ekperimen dan kelas kontrol anak TK Al Fithri

4. Tahap analisis

Setelah pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Interaktif selesai, data yang telah terkumpul dianalisis dan diolah secara statistik untuk data kuantitatif dan deskriptif untuk data kualitatif.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Al Fithri yang beralamat di Jalan Kaum Tengah Kompleks Masjid Besar Soreang, Kab.Bandung. TK ini


(22)

mempunyai visi mewujudkan perkembangan seluruh potensi anak usia dini agar anak dapat menjadi generasi yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan kreatif serta bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan misinya adalah (1) melaksanakan proses pembelajaran secara teratur dalam rangka mengembangkan kompetensi dasar anak meliputi moral aama dan sosial emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa dan seni anak agar cerdas, kreatif dan mampu memecahkan masalah sendiri sesuai dengan taraf perkembangannya. (2) melaksanakan pembiasaan - pembiasaan yang baik berdasarkan nilai-nilai agama dan akhlakul karimah dalam kegiatan sehari-hari. (3) menjalin silaturahmi dengan orang tua murid dan masyarakat

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung dan yang akan diteliti adalah anak-anak di kelas B yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B dengan jumlah 36 orang anak, kelompok A terdiri dari 18 orang anak dan kelompok B terdiri dari 18 orang anak, kemudian kelas dibagi menjadi satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Jumlah anak tersebut langsung ditetapkan sebagai sampel atau subyek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan dua teknik pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu: observasi terstruktur dan dokumentasi.


(23)

74

Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu melalui observasi, dan dokumentasi. Observasi dipilih sebagai teknik utama dalam penelitian ini karena penelitian ini akan meneliti perilaku atau sikap manusia yaitu keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak juga peneliti ukur dengan menggunakan observasi. Sugiyono (2008: 203) menyatakan bahwa observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan (Akdon, 2008: 137).

Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.3.

TABEL 3.3 INSTRUMEN DATA

No Sumber

data

Jenis Data Teknik

Pulta

Instrumen

1 Anak Perkembangan bahasa verbal anak sebelum mendapatkan

perlakuan dan setelah mendapatkan

perlakuan.

Pre test dan post test

Pernyataan operasional tentang perkembangan bahasa verbal anak

2 Anak Perkembangan motorik halus anak sebelum mendapatkan

perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.

Pre test dan post test

Pernyataan operasional tentang perkembangan motorik halus anak

3 Anak dan Guru

Foto-foto, rekaman kegiatan pembelajaran

Dokumentasi Alat yang dibutuhkan untuk mengambil foto atau rekaman seperti kamera atau handycame


(24)

4 Guru Data perencanaan pembelajaran

Dokumentasi Perencanaan tema dan sub tema

F. Proses Perlakuan

Pada penelitian ini ditentukan dua kelas sebagai subyek penelitian, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Pertama masing-masing kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif sebanyak sepuluh kali pertemuan dengan langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Tahap persiapan, dengan langkah kegiatan (a) guru menyiapkan media audio yang akan digunakan, Guru menata lingkungan kelas yang mendukung untuk kegiatan ini. (b) guru menyiapkan bahan dan media yang diperlukan serta sesuai dengan tema yang ada dalam CD yang harus diikuti oleh anak. 2) Tahap Awal,dengan langkah kegiatan (a) anak-anak berbaris dan masuk kelas dan duduk membentuk lingkaran (b) guru membimbing anak untuk berdoa dan membaca surat pendek serta menyanyi. (c) guru memberikan informasi kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan. (d) guru memberikan motivasi kepada anak untuk mengikuti kegiatan. 3) Tahap Inti, dengan langkah kegiatan: (a) guru memperkenalkan barang-barang yang akan digunakan (b) guru menceritakan skenario pembelajaran dengan menggunakan media audio. (c) guru memberikan contoh gerakan yang harus diikuti oleh anak-anak sesuai dengan perintah dalam CD. (d) anak-anak mengikuti gerakan sesuai dengan


(25)

76

yang diperintahkan dalam CD dan guru membimbing anak dalam melaksanakan gerakannya. (e) guru mereflekasi dan melakukan penekanan terhadap nilai yang ingin diajarkan. 4) Tahap penutup, dengan langkah kegiatan: (a) guru duduk bersama anak untuk memberikan pijakan pengalaman setelah kegiatan tersebut selesai. (b) guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan atau berpendapat tentang kegiatan serta pengalaman anak setelah melakukan permainan tersebut. (c) Guru berbincang-bincang tentang kegiatan yang akan dilaksanakan besok. (d) Guru membimbing anak untuk berdoa.

Materi yang diberikan dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio yaitu tema Diri Sendiri dan sub tema nya antara lain mengenal diriku, Anggota Tubuh (Kepala, bahu, tangan dan kaki), anggota keluargaku, Benda-benda dirumahku, sekolahku, dan buah kesenanganku. Sedangkan kelas kontrol diberi materi pelajaran dengan tujuan yang sama tetapi dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

G. Instrumen Penelitian

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur.. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2008: 149).

Pengembangan instrumen penelitian yang dimaksud adalah untuk mengungkap perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia dini di TK


(26)

Al Fithri Kabupaten Bandung, maka dapat disusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen.

TABEL 3.4

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

Pulta

Responden Butir Soal Items

1 Perkembangan

Bahasa Verbal

Dapat mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya Menyebutkan suara/kata Menirukan suara/kata Melakukan perintah

Observasi Anak 14, 15, 17,

21 22 4

Dapat Berkomunikasi secara lisan dengan benar

Menyebutkan nama diri, orang tua dan jenis kelamin, alamat rumah dengan benar

Melakukan percakapan

Menjawab pertanyaan

Observasi Anak 5, 6, 7

8 9,10,11,12,2 2,23 Menyampaikan ide/pikiran/gagasan Menyampaikan pengalaman sendiri secara sederhana Menceritakan isi gambar secara sederhana Memberikan keterangan/ informasi tentang sesuatu hal

Observasi Anak 2,16

25, 26 13, 28 Kemampuan Artikulasi Mengucapkan huruf vokal Mengucapkan huruf yang sulit diucapkan

Observasi Anak 17,18

29

Penguasaan kosa kata Kata kerja, kata sifat, kata benda, kata keterangan waktu/ tempat.

Observasi Anak 19,20,24

2 Perkembangan

Motorik Halus Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan 17


(27)

78

Playdough

Meniru Melipat kertas

Menjiplak tangan sendiri

Merekat/Menempel

Menggunting sesuai bentuk

Mewarnai dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian

3,4,5

1

10,11,15,25, 28

6,21

22

Melakukan koordinasi mata-tangan

Memegang pensil dengan benar

Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran

Membedakan benda yang betekstur halus dan kasar

observasi anak 7,8,9,12,

13

16, 18

2

Melipat Jari Melipat jari tangan satu persatu

Menekuk 3 ruas jari tangan satu persatu

19, 20, 21,23,24

13,14

Keterangan :

Instrumen ini di ukur dengan skala yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada skala Guttman yaitu dengan hanya menggunakan dua interval yaitu pernyataan “ya” dan “tidak” untuk mengungkap kejelasan suatu sikap/sifat (Akdon, 2008: 122). Anak yang dapat melakukan apa yang diharapkan akan


(28)

mendapat skor 1 sedangkan anak yang tidak dapat melakukan apa yang diharapkan berarti mendapat skor 0.

H. Uji Coba Alat Pengumpul Data

Sebelum alat pengumpul data ini digunakan untuk mengumpulkan data, maka pedoman observasi ini harus diuji dahulu apakah alat ini sudah valid dan reliabel, maka proses pertama adalah mengukur validitas dan reliabilitas butir item.

1. Pedoman Observasi Perkembangan Bahasa Verbal Di Kelas

Pedoman observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan perkembangan bahasa verbal anak dari mulai pre test sampai kepada post test. Pedoman observasi ini dikonstruksi dalam pilihan sikap ”ya” atau ”tidak” dengan berpedoman pada skala Guttman. Penskorannya adalah nilai 1 untuk sikap ”ya” dan nilai 0 untuk sikap ”tidak”.

a. Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mampu mengukur yang diukur pada penelitian. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya.

Untuk mengetahui tingkat validitas maka instrumen diujicobakan pada sekolah atau Taman Kanak-kanak yang secara umum mempunyai tingkat yang sama tentang perkembangan bahasa verbal dengan kelompok anak yang akan


(29)

80

dijadikan penelitian ini. Dalam pengujian validitas butir observasi, peneliti menggunakan validitas isi dan validitas construct.

Validitas isi dilakukan dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada dua orang ahli pada bidangnya. Atas rekomendasi dari salah satu pembimbing untuk menentukan apakah instumen yang akan digunakan sesuai untuk anak usia Taman Kanak-kanak. Sedangkan untuk validitas construct intrumen dilakukan terhadap anak-anak Kelompok B sebanyak 10 orang anak di Taman Kanak-kanak Bina Insan Shaleh yang beralamat di Kompleks Margahayu Kenaca D4 Kabupaten Bandung.

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrumen diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrumen sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, kemudian menghitung harga thitung.

Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dan nilai thitung. Nilai ttabel diperoleh dengan dk = n – 1 dan tingkat signifikan α = 0,05, dimana n = jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran jika thitung > ttabel, berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data tidak valid.

Dari 30 butir item yang diujicobakan kepada 10 orang siswa diperoleh data hasil uji validitas pada tabel 3. 5. pada tebel 3. 5 terdapat keterangan bahwa 28 butir item dinyatakan valid dan 2 butir item yang tidak valid, dengan demikian


(30)

untuk perkembangan bahasa verbal item pernyataan yang digunakan sebanyak 28 butir item.

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL

Berdasakan data pada tabel 3.5 tentang uji validitas pedoman observasi perkembangan bahasa verbal, maka diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid sebagaimana data pada tabel 3.6 berikut ini:

No soal Validitas Inter-pretasi

thitung ttabel Keterangan

1 2,788 1,860 Valid Dipakai

2 9,481 1,860 Valid Dipakai

3 2,135 1,860 Valid Dipakai

4 2,994 1,860 Valid Dipakai

5 2,245 1,860 Valid Dipakai

6 2,788 1,860 Valid Dipakai

7 2,994 1,860 Valid Dipakai

8 2,245 1,860 Valid Dipakai

9 2,245 1,860 Valid Dipakai

10 2,994 1,860 Valid Dipakai

11 -0,854 1,860 Tidak valid Tidak dipakai

12 3,074 1,860 Valid Dipakai

13 3,500 1,860 Valid Dipakai

14 2,421 1,860 Valid Dipakai

15 2,135 1,860 Valid Dipakai

16 2,830 1,860 Valid Dipakai

17 2,278 1,860 Valid Dipakai

18 2,294 1,860 Valid Dipakai

19 2,245 1,860 Valid Dipakai

20 2,135 1,860 Valid Dipakai

21 -1,473 1,860 Tidak valid Tidak dipakai

22 2,873 1,860 Valid Dipakai

23 2,135 1,860 Valid Dipakai

24 2,994 1,860 Valid Dipakai

25 3,500 1,860 Valid Dipakai

26 2,788 1,860 Valid Dipakai

27 2,788 1,860 Valid Dipakai

28 4,193 1,860 Valid Dipakai

29 2,135 1,860 Valid Dipakai


(31)

82

TABEL. 3.6

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL ANAK SETELAH UJI VALIDASI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik Pulta Rsp Butir

Soal Items

Perubahan No Item Soal

1 Perkembangan

Bahasa Verbal

Dapat mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya Menyebutkan suara/kata Menirukan suara/kata Melakukan perintah

Observasi Anak 14, 15,

17, 21

22 4 14,15,17 22 4 Dapat Berkomunikasi

secara lisan dengan benar

Menyebutkan nama diri, orang tua dan jenis kelamin, alamat rumah dengan benar

Melakukan percakapan

Menjawab pertanyaan

Observasi Anak 5, 6, 7

8

9,10,11, 12,22,23 5,6,7 8 9,10,12,22,23 Menyampaikan ide/pikiran/gagasan Menyampaikan pengalaman sendiri secara sederhana Menceritakan isi gambar secara sederhana Memberikan keterangan/ informasi tentang sesuatu hal

Observasi Anak 2,16

25, 26 13, 28 - - - Kemampuan Artikulasi Mengucapkan huruf vokal Mengucapkan huruf yang sulit diucapkan

Observasi Anak 17,18

29

-

-

Penguasaan kosa kata Kata kerja, kata sifat, kata benda, kata keterangan waktu/ tempat.

Observasi Anak 19,20,24 -

b. Reliabilitas Butir Item

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar


(32)

yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai t hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton P B, 2006: 248). Menurut Santoso (2001: 227), apabila alpha hitung lebih besar daripada t tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasi seperti tabel berikut:

TABEL 3.7

TINGKAT RELIABILITAS BERDASARKAN NILAI ALPHA

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60 >0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel

Reliabel Sangat Reliabel

Berdasarkan tabel diatas maka tingkat reliabilitas pada pedoman observasi ini ada pada derajat sangat reliabel karena diperoleh Alpha-Cronbach sebesar 0,920 dengan ttabel 1,860.


(33)

84

2. Pedoman Observasi Perkembangan Motorik Halus

Pedomen observasi ini digunakan untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik halus anak dari mulai pre test sampai kepada post test. Pedoman observasi ini dikonstruksi dalam pilihan sikap ”ya” atau ”tidak” dengan berpedoman pada skala Guttman. Penskorannya adalah nilai 1 untuk sikap ”ya” dan nilai 0 untuk sikap ”tidak”.

a. Validitas Butir Item

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrumen diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrumen sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, kemudian menghitung harga thitung.

Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dan nilai thitung. Nilai ttabel diperoleh dengan dk = n – 1 dan tingkat signifikan α = 0,05, dimana n = jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran jika thitung > ttabel, berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data tidak valid.

Dari 28 butir item yang diujicobakan kepada 10 orang siswa diperoleh data hasil uji validitas pada tabel 3.8. Pada tebel 3.8 terdapat keterangan bahwa 25 butir item dinyatakan valid dan 3 butir item dinyatakan tidak valid.


(34)

TABEL 3.8

HASIL UJI VALIDITAS

PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

No soal Validitas Inter-pretasi

thitung ttabel keterangan

1 2,300 1.860 Valid Dipakai

2 3,096 1.860 Valid Dipakai

3 2,350 1.860 Valid Dipakai

4 3,025 1.860 Valid Dipakai

5 2,350 1.860 Valid Dipakai

6 2,525 1.860 Valid Dipakai

7 2,252 1.860 Valid Dipakai

8 3,098 1.860 Valid Dipakai

9 2,190 1.860 Valid Dipakai

10 3,338 1.860 Valid Dipakai

11 2,717 1.860 Valid Dipakai

12 6,608 1.860 Valid Dipakai

13 -0,321 1.860 Tidak valid Tidak dipakai

14 3,098 1.860 Valid Dipakai

15 3,098 1.860 Valid Dipakai

16 2,190 1.860 Valid Dipakai

17 2,717 1.860 Valid Dipakai

18 0,668 1.860 Valid Dipakai

19 3,096 1.860 Valid Dipakai

20 2,042 1.860 Valid Dipakai

21 2,208 1.860 Valid Dipakai

22 4,360 1.860 Valid Dipakai

23 3,096 1.860 Valid Dipakai

24 2,070 1.860 Valid Dipakai

25 2,070 1.860 Valid Dipakai

26 -1,038 1.860 Tidak valid Tidak dipakai

27 3,279 1.860 Valid Dipakai

28 3,098 1.860 Valid Dipakai

Berdasakan data pada tabel 3.8 tentang uji validitas pedoman observasi perkembangan motorik halus, maka diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid sebagaimana data pada tabel 3.9 berikut ini:

TABEL. 3.9

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS SETELAH UJI VALIDASI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

Pulta

Rsp Butir Soal

Items

Perubahan no Item Soal

1 Perkembangan

Motorik Halus Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan


(35)

86 Playdough Meniru Melipat kertas Menjiplak tangan sendiri Merekat/ Menempel Menggunting sesuai bentuk Mewarnai dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian 3,4,5 1 10,11,15,25 ,28 6,21 22 - - 11,15,25,28 - - Melakukan koordinasi mata-tangan Memegang pensil dengan benar Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran

Membedakan benda yang betekstur halus dan kasar

Memegang bagian-bagian wajah

observasi anak 7,8,9,12,

13 16, 18 2 7,8,9,13 18 -

Melipat Jari Melipat jari tangan satu per satu

Menekuk 3 ruas jari tangan hingga ujungnya menyentuh pangkal jari 19, 20, 21,23,24 13,14 - -


(36)

b. Reliabilitas Butir Item

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton P B, 2006: 248). Menurut Santoso (2001: 227), apabila alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikeompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasi seperti tabel berikut:

TABEL 3. 10

TINGKAT RELIABILITAS BERDASARKAN NILAI ALPHA

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60 >0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel

Reliabel Sangat Reliabel


(37)

88

Berdasarkan tabel diatas maka tingkat reliabilitas pada pedoman observasi ini ada pada derajat sangat reliabel karena diperoleh Alpha-Cronbach sebesar 0,961 dengan rtabel 1,860.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah peroleh sehingga dapat digunakan dalam menjawab rumusan permasalahan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Bahasa Verbal dan Motorik Halus Anak

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus Hake (Cheng, et. al, 2004: 35):

pre maks

pre post

S S

S S g

− − =

Keterangan:

Spost = Skor Postes

Spre = Skor Pretes

Smaks = skor Maksimum Ideal

Gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak dengan kriteria seperti pada Tabel 3. 11.

TABEL 3.11

KATEGORI TINGKAT GAIN YANG DINORMALISASI

Batasan Kategori


(38)

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g > 0,3 Rendah

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif dapat dilihat dari perbandingan nilai g kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan media audio interkatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan g lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data perkembangan bahasa verbal anak dan perkembangan motorik halus untuk kelompok eksperimen dilakukan dengan persamaan (Sugiyono: 2007: 241):

( )

=

e e f

f f

x2 ( 0 )

dimana: f0 : frekuensi observasi fe : frekuensi ekspektasi

Data dikatakan berdistribusi normal jika hitung < tabel.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan persamaan:


(39)

90 kecil S besar S F 2 2 =

Dengan S2 = varians

Data dikatakan homogen bila Fhitung < Ftabel (Sugiyono: 2007: 276)

c. Uji Kesamaan Dua Rerata

Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pre test siswa pada kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, keadaan nilai rata-rata post test siswa pada kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, dan uji kesamaan rata-rata untuk g. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows 19.0 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test).

Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen (Sudjana, 2005:207) sebagai berikut:

1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed):

) 1 1 ( y x p n n S y x t + − =

dengan derajat kebebasan: nx + ny -2

        − + − + − = 2 ) 1 ( ) 1

( 2 2

y x y y x x p n n S n S n S

dimana: nx = besar sampel pertama


(40)

2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not assumed):

    

  

+ − =

y y

x x p

n S n S S

y x t

2 2

Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney atau Wilcoxon (Ruseffensi, 1998: 398).

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for windows versi 19.0. sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis inferensial), sebagaimana disebutkan diatas terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data perkembangan bahasa verbal anak dan motorik halus pada kedua kelas. Dalam penelitian uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians kedua kelas. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene test, kemudian dilakukan uji-t. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dipakai untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata.


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan media audio interaktif merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memainkan CD pembelajaran dan paket program IAI dengan tujuan untuk mengembangkan model-model pembelajaran Edukatif terhadap pengembangan yang dilaksanakan.

Dalam aplikasi langkah pembelajarannya di TK/RA Al Fithri adalah: (a) guru telah menyiapkan CD pembelajaran, alat dan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif (b) guru menerangkan teknik bermain dengan menggunakan media audio interaktif dengan cara yang sederhana, karena anak-anak baru diperkenalkan dengan media audio interaktif ini (c) guru memandu langsung kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif (d) setelah kegiatan ini selesai kemudian membuka diskusi dan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan, baik tengtang isi cerita, nama tokoh-tokohnya, nyanyiannya dan kegiatan akhirnya yaitu berbagai macam keterampilan yang dibuat oleh anak-anak (e) memberikan penekanan terhadap nilai-nilai yang dapat diambil dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif ini.


(42)

2. Pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif dalam meningkatkan perkembangan bahasa verbal dibandingkan dengan pembelajaran konvensional menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (N-Gain) perkembangan bahasa verbal anak rata-rata sebesar 0,19 pada kelas eksperimen dan 0,14 pada kelas kontrol. Hal ini menunjuukkan adanya peningkatan yang signifikan. Adapun hasil pengujian data diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada tes akhir kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,000. karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan peningkatan perkembangan bahasa verbal anak di kelas antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas kontrol, di mana hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif lebih tinggi daripada hasil pembelajaran konvensional.

3. Pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif dalam meningkatkan perkembangan motorik halus dibandingkan dengan pembelajaran konvensional menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (N-Gain) perkembangan motorik halus rata-rata sebesar 0,14 pada kelas eksperimen dan 0,03 pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Adapun hasil pengujian data diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada tes akhir kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,002. karena0,002 ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan peningkatan perkembangan motorik


(43)

156

halus anak antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas kontrol, di mana hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif lebih tinggi dari pada hasil pembelajaran konvensional.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran menggunakan media audio interaktif , peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Temuan di lapangan menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif memberikan pengaruh yang lebih besar pada perkembangan bahasa verbal dibandingkan pada perkembangan motorik halus anak, dilihat dari peningkatan N-Gain pada kedua variabel tersebut pada pre test dan post test. Dikarenakan action pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih banyak pada aspek bahasa verbal daripada motorik halusnya. Oleh karena itu direkomendasikan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran dengan media audio interaktif yang menekankan pada aspek motorik halusnya .

2. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di TK/RA Al Fithri selama ini masih bersifat konvensional maka diperlukan upaya khusus untuk dapat meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak. Mengingat pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif efektif dalam meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, maka rekomendasi dibuat agar pembelajaran dengan menggunakan media audio


(44)

interaktif lebih baik dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Guru, Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif ini berhasil dengan baik, hendaknya guru lebih banyak berlatih menggunakan media audio interaktif sehingga penggunaannya dapat lebih efektif lagi dan guru tidak canggung lagi pada saat menggunakannya. Selain itu agar media audio interaktif ini lebih sering diimplementasikan di kelas sehingga peningkatan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak akan semakin meningkat, guru juga harus mempersiapkan peralatan atau media eduaktif yang akan digunakan, pembuatan Renacan Kegiatan Harian (RKH), pembuatan dan penjelasan skenario pembelajaran dan penguatan terhadap nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada anak serta memberikan teladan kepada siswa secara terus-menerus, intensif dan berkelanjutan agar nilai-nilai yang sudah tertanam betul-betul terinternalisasi secara permanen dalam diri anak. Bila perencanaan dilakukan dengan matang dan strategi belajar dilaksanakan menggunakan strategi yang tepat maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Tepstra (2008: 405).


(45)

159

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. (1998). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Brewer, Jo An. (2007). Introduction To Early Childhood Education Prescholl Throught Primary Grades. United States Of Amerika: Pearson.

Bergen D. (2002). “The Role of Pretend Play in Children’s Cognitive Development”. Journal Early Childhood Research & Practice, 4(1). [Online]. Available: http://ecrf.uiuc.edu/v4n1/bergen.html.

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta.: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Gzezda, Theresa, dkk. (1991). Improving Isntruction and Assesment in Early Childhood Education. Washington DC : National Academy Pers.

Herwin. (2008). Aktivitas Pembelajaran gerak Motorik di Taman Kanak-kanak. Departemen Nasional. Yogyakarta.

Hirmaningsih. 2010. Motorik Halus. Http://bintangbangsaku.com/artikel/2010/02 Diakses tanggal 16 Februari 2010

http://www.google.com/perkembanganbahasa.padesofa/

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/633/Sinopsis-JADI_kanan.doc

Hurlock E. (2004) Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zakarsih). Jakarta: Erlangga.

Janice. J Beaty. (1986). Observing Development of the Young Child. New York: MacMillan.

Kurikulum (2004) - Standar Kompetensi TK/RA.2005.Depdiknas,Dirjen-Dikdasmen.Jakarta


(46)

160

Masitoh. (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa Menyeluruh. UPI. Tidak dipublikasikan.

Masitoh, dkk. (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

milis-nakita.2009.perkembangan motorik.jakarta

Moeslihatoen. (2004) Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Rineka Cipta.

Mollie and Russell Smart.2010. Motorik Halus.

http:\\bintangbangsaku.com/artikel/2010/02, diakses tanggal 16 Februari 2010

MS.Sumantri.2008. Perkembangan Motorik Kasar dan Perkembangan Motorik Halus.http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan motorik-kasar-dan-perkembangan-motorik-halus/

Muba, Wang. 2009. Perkembangan Bahasa. Jakarta

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Multiply. Inc Blog diambil dari

http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/20; pada tanggal 26 November 2008

Nurani, Yuliani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks. Jakarta.

Nurihksan, Juntika. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Papalia, dkk. (2009). Human Development (perkembangan Manusia) Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

Padmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta


(47)

161

Pak Sofa, Perkembangan bahasa anak diambil dari

http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/ pada tanggal 26 November 2008

Pucket, Margaret B. & Black, Jenet K. (2001). The Young Child Development From Prebirth Thorough Age Eight. Amerika: Merill Prentice Hall.

Rusefendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira.

Santrok. (1995). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Setiawan Denny & Tatminingsih Sri, & Afnidar. (2009). Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Melalui Program Pembelajaran Audio Interaktif Untuk Guru Dan Anak Didik. Indonesia Sempena dan Peluncuran Alumni UKM Cawangan Indonesia.

Solehudin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Solehudin. (2004). Bermain dan Perkembangan dalam Persfektif Vygotsky, Makalah pada pelatihan pengembangan wawasan Dosen PGTK. Jakarta. Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Suyanto, Slamet. (2005).Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Dikti. Jakarta Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Prenada Media

Grup. Jakarta.

Santoso, S, & F. Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elexmedia Computindo.

Singadilaga, Sugiman. (2008). Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini. Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.


(48)

162

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana Nana & Ibrahim. (2007).Penelitian dan Penilian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo.Bandung

Sudradjat, Amhad. (2008). Pembelajaran PAKEM. [Online]. Tersedia:http://ahmadsudadjat.wordpress.com[23 Juli 2010]

Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Syaodih, Ernawulan. (2008). Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Universitas Terbuka Jakarta

Tarigan Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Triton, P, B. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Uno. Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

USAID.Paket Program Audio Interactive: Panduan Guru TK.DBE2.Pustekom,UT.

Wahyuningsih Usadiati, Perkembangan Bahasa Pada Anak diambil dari

http://ykai.net/index.php?option=com_content&task=view&id=146&Itemi d=68 pada tanggal 26 November 2008


(1)

156

halus anak antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas kontrol, di mana hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif lebih tinggi dari pada hasil pembelajaran konvensional.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran menggunakan media audio interaktif , peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Temuan di lapangan menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif memberikan pengaruh yang lebih besar pada perkembangan bahasa verbal dibandingkan pada perkembangan motorik halus anak, dilihat dari peningkatan N-Gain pada kedua variabel tersebut pada pre test dan post test. Dikarenakan action pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih banyak pada aspek bahasa verbal daripada motorik halusnya. Oleh karena itu direkomendasikan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran dengan media audio interaktif yang menekankan pada aspek motorik halusnya .

2. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di TK/RA Al Fithri selama ini masih bersifat konvensional maka diperlukan upaya khusus untuk dapat meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak. Mengingat pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif efektif dalam meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, maka rekomendasi dibuat agar pembelajaran dengan menggunakan media audio


(2)

157

interaktif lebih baik dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Guru, Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif ini berhasil dengan baik, hendaknya guru lebih banyak berlatih menggunakan media audio interaktif sehingga penggunaannya dapat lebih efektif lagi dan guru tidak canggung lagi pada saat menggunakannya. Selain itu agar media audio interaktif ini lebih sering diimplementasikan di kelas sehingga peningkatan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak akan semakin meningkat, guru juga harus mempersiapkan peralatan atau media eduaktif yang akan digunakan, pembuatan Renacan Kegiatan Harian (RKH), pembuatan dan penjelasan skenario pembelajaran dan penguatan terhadap nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada anak serta memberikan teladan kepada siswa secara terus-menerus, intensif dan berkelanjutan agar nilai-nilai yang sudah tertanam betul-betul terinternalisasi secara permanen dalam diri anak. Bila perencanaan dilakukan dengan matang dan strategi belajar dilaksanakan menggunakan strategi yang tepat maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Tepstra (2008: 405).


(3)

159

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. (1998). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Brewer, Jo An. (2007). Introduction To Early Childhood Education Prescholl Throught Primary Grades. United States Of Amerika: Pearson.

Bergen D. (2002). “The Role of Pretend Play in Children’s Cognitive Development”. Journal Early Childhood Research & Practice, 4(1). [Online]. Available: http://ecrf.uiuc.edu/v4n1/bergen.html.

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta.: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Gzezda, Theresa, dkk. (1991). Improving Isntruction and Assesment in Early Childhood Education. Washington DC : National Academy Pers.

Herwin. (2008). Aktivitas Pembelajaran gerak Motorik di Taman Kanak-kanak. Departemen Nasional. Yogyakarta.

Hirmaningsih. 2010. Motorik Halus. Http://bintangbangsaku.com/artikel/2010/02 Diakses tanggal 16 Februari 2010

http://www.google.com/perkembanganbahasa.padesofa/

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/633/Sinopsis-JADI_kanan.doc

Hurlock E. (2004) Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zakarsih). Jakarta: Erlangga.

Janice. J Beaty. (1986). Observing Development of the Young Child. New York: MacMillan.

Kurikulum (2004) - Standar Kompetensi TK/RA.2005.Depdiknas,Dirjen-Dikdasmen.Jakarta


(4)

160

Masitoh. (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa Menyeluruh. UPI. Tidak dipublikasikan.

Masitoh, dkk. (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

milis-nakita.2009.perkembangan motorik.jakarta

Moeslihatoen. (2004) Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Rineka Cipta.

Mollie and Russell Smart.2010. Motorik Halus.

http:\\bintangbangsaku.com/artikel/2010/02, diakses tanggal 16 Februari 2010

MS.Sumantri.2008. Perkembangan Motorik Kasar dan Perkembangan Motorik Halus.http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan motorik-kasar-dan-perkembangan-motorik-halus/

Muba, Wang. 2009. Perkembangan Bahasa. Jakarta

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Multiply. Inc Blog diambil dari

http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/20; pada tanggal 26 November 2008

Nurani, Yuliani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks. Jakarta.

Nurihksan, Juntika. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Papalia, dkk. (2009). Human Development (perkembangan Manusia) Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

Padmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta


(5)

161

Pak Sofa, Perkembangan bahasa anak diambil dari

http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/ pada tanggal 26 November 2008

Pucket, Margaret B. & Black, Jenet K. (2001). The Young Child Development From Prebirth Thorough Age Eight. Amerika: Merill Prentice Hall.

Rusefendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira.

Santrok. (1995). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Setiawan Denny & Tatminingsih Sri, & Afnidar. (2009). Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Melalui Program Pembelajaran Audio Interaktif Untuk Guru Dan Anak Didik. Indonesia Sempena dan Peluncuran Alumni UKM Cawangan Indonesia.

Solehudin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Solehudin. (2004). Bermain dan Perkembangan dalam Persfektif Vygotsky, Makalah pada pelatihan pengembangan wawasan Dosen PGTK. Jakarta. Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Suyanto, Slamet. (2005).Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Dikti. Jakarta Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Prenada Media

Grup. Jakarta.

Santoso, S, & F. Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elexmedia Computindo.

Singadilaga, Sugiman. (2008). Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini. Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.


(6)

162

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana Nana & Ibrahim. (2007).Penelitian dan Penilian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo.Bandung

Sudradjat, Amhad. (2008). Pembelajaran PAKEM. [Online]. Tersedia:http://ahmadsudadjat.wordpress.com[23 Juli 2010]

Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Syaodih, Ernawulan. (2008). Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Universitas Terbuka Jakarta

Tarigan Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Triton, P, B. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Uno. Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

USAID.Paket Program Audio Interactive: Panduan Guru TK.DBE2.Pustekom,UT.

Wahyuningsih Usadiati, Perkembangan Bahasa Pada Anak diambil dari

http://ykai.net/index.php?option=com_content&task=view&id=146&Itemi d=68 pada tanggal 26 November 2008


Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 13

PENGARUH PEMBELAJARAN SAINS TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK DESA Pengaruh Pembelajaran Sains Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Pada Anak Kelompok B Di TK Desa Kateguhan 02 Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017.

0 3 10

PENGARUH PEMBELAJARAN SAINS TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK DESA Pengaruh Pembelajaran Sains Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Pada Anak Kelompok B Di TK Desa Kateguhan 02 Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 15

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI JENGGRIK II Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Jenggrik IISragen Tahun Ajaran 2016/2017.

0 3 17

PENGARUH MEMBATIK JUMPUTAN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 Pengaruh Membatik Jumputan Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok b di TK Kemiri 03 Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2

0 2 15

DAMPAK PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN PLAYDOUGH DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Anak Kelas B Taman Kanak-Kanak Armia Kota Bandung.

1 5 51

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK KELOMPOK B TK ABA MARGOMULYO SEYEGAN SLEMAN.

0 3 172

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 129

Mengenal Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

0 1 1