Perbandingan Efek Air Perasan Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas Lamk.) dan Air Persan Daun Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Dalam Memepercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster.

(1)

iv ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk.) DAN AIR PERASAN DAUN UBI KAYU (manihot esculenta Crantz.) DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA INSISI MENCIT

Swiss Webster

Susanty Gazali, 2013, Pembimbing I : Dr. dr. Sugiarto Puradisastra, M.Kes Pembimbing II : dr.Winsa Husin , M.Sc., M.Kes, PA(K)

Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan pada tubuh makhluk hidup. Upaya pengobatan luka umumnya menggunakan povidone iodine atau bahan herbal. Tujuan penelitian adalah mengetahui efek air perasan daun ubi jalar (APDUJ) dan air perasan daun ubi kayu (APDUK) dalam mempercepat proses penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster dan perbandingan potensinya. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, menggunakan 24 ekor hewan coba yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok (n=4). Pada tungkai mencit dibuat luka insisi sepanjang 1cm dengan kedalaman 2mm. Setiap hari masing-masing kelompok mendapat satu perlakuan topikal sebagai berikut: APDUJ 12,5%, APDUJ 25%, ADPUK 12,5%, APDUK 25%, akuades sebagai kontrol negatif (KN) dan povidone iodine sebagai kontrol positif (KP). Durasi penyembuhan luka (dalam hari) diukur hingga kedua tepi luka saling bertautan. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney U dengan α = 0,05.

Rerata durasi penyembuhan luka dalam hari dengan APDUJ 12,5% (6,5), APDUJ 25% (8,3), APDUK 12,5% (6,8), APDUK 25% (7,5), KP (8,3) menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna di bandingkan kontrol negatif (8,8) dengan p = 0,000. Kelompok APDUJ 12,5% dibandingkan dengan APDUK 12,5% dan APDUJ 25% dibandingkan dengan APDUK 25% tidak berbeda bermakna dengan p > 0,05.

Simpulan adalah APDUJ dan APDUK berefek mempercepat proses penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster dengan potensi yang setara. Kata kunci: air perasan daun ubi jalar, air perasan daun ubi kayu, durasi

penyembuhan luka.


(2)

v

ABSTRACT

COMPARISON OF EFFECTS SWEET POTATO LEAVES JUICE (Ipomoea batatas Lamk.) AND CASSAVA LEAVES JUICE

(Manihot esculenta Crantz.) IN ACCELERATING INCISION WOUND HEALING ON Swiss Webster MICE Susanty Gazali, 2013, 1st Tutor : Dr. dr. Sugiarto Puradisastra, M.Kes

2 nd Tutor : dr.Winsa Husin , M.Sc., M.Kes, PA(K)

Wound is a break of continuity in the living body tissue. Effort to treat wounds generally use povidone iodine or herb ingredients. The research objective is to determine the effect of the sweet potato leaves juice (APDUJ) and cassava leaves juice (APDUK) in accelerating incision wound healing of Swiss Webster mice and it’s potensial comparison.

This research was experimental laboratory, using 24 mice which were randomly divided into 6 groups (n = 4). Incision along 1cm, and depth 2mm was made on mice limbs. Every day, each group was given a topical treatment with APDUJ 12.5%, APDUJ 25%, 12.5% ADPUK, APDUK 25% distilled water as a negative control (KN) and povidone iodine as a positive control (KP). Data measured was the duration of wound healing (in day) until the both wound edges interlocked. Data were analyzed using Kruskal Wallis followed by Mann Whitney U with α = 0.05.

The mean duration of wound healing in days of APDUJ 12.5% (6.5), APDUJ 25% (8.3), APDUK 12.5% (6.8), APDUK 25% (7.5), KP (8,3) show highly significant difference compare to KN (8,8) with p = 0.000. APDUJ 12,5% compare to APDUK 12,5% and APDUJ 25% to APDUK 25% are not significantly different with p > 0,05.

In conclusion, APDUJ and APDUK effective in accelerating of incision wound healing of Swiss Webster mice and and it’s potency are equivalent.

Keywords: sweet potato leaves juice, cassava leaves juice, duration of wound healing


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 5

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 5

1.5.2 Hipotesis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Kulit ... 7

2.2 Histologi Epidermis ... 7

2.2.1 Lapisan Epidermis ... 8

2.2.2 Lapisan Dermis...10

2.3 Fisiologi Kulit ... 11

2.4 Luka ... 14

2.5 Ubi Jalar (Ipomoea batatas Lamk)...17

2.5.1 Morfologi ... 17

2.5.2 Sifat dan Khasiat ... 18


(4)

ix

2.5.3 Kandungan Kimia ... 19

2.6 Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)... 21

2.6.1 Morfologi ... 21

2.6.2 Sifat dan Khasiat ... 22

2.6.3 Kandungan Kimia ... 22

2.7 Povidone iodine ... 24

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 26

3.2 Subjek Penelitian ... 27

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.4 Metode Penelitian ... 27

3.4.1 Desain Penelitian ... 27

3.4.2 Variabel Penelitian ... 27

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 27

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.4.3 Penentuan Besar Sampel ... 28

3.5 Prosedur Kerja ... 28

3.5.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 28

3.5.2 Persiapan Hewan Coba ... 30

3.5.3 Prosedur Penelitian ... 31

3.6 Metode Analisis ... 31

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 33

4.2 Uji Hipotesis ... 38

4.2.1 Hipotesis Penelitian 1:... 38

4.2.2 Hipotesis Penelitian 2: ... 39

4.2.2 Hipotesis Penelitian 3: ... 39


(5)

x BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 41 5.2 Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... 42


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Durasi Penyembuhan Luka dalam Hari...33 Tabel 4.2 Uji Mann Whitney U terhadap Durasi Penyembuhan Luka ...34


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Epidermis Kulit ... 7

Gambar 2.2 Dermis Kulit... 10

Gambar 2.3 Tanaman Daun Ubi Jalar ... ...17

Gambar 2.4 Kerangka flavonoid...20

Gambar 2.5 Tanaman Daun Ubi Kayu ...21


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...47

Lampiran 2...48

Lampiran 3...49

Lampiran 4...50

Lampiran 5...51

Lampiran 6...53

Lampiran 7...54

Lampiran 8...56

Lampiran 9...58

Lampiran 10...60

Lampiran 11...61


(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan pada tubuh makhluk hidup. Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, seperti luka insisi pada operasi atau trauma seperti luka akibat kecelakaan (Mann, 2001; Hunt, 2003). Luka perlu mendapat perhatian karena dapat menimbulkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, kontaminasi bakteri, perdarahan dan pembekuan darah, serta kematian sel (Yusufsinaga, 2009).

Pada tahun 2009, sebuah asosiasi luka di Amerika memperoleh data untuk luka bedah ada 110.30 juta kasus, luka trauma 1.60 juta kasus, luka lecet 20.40 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus, dan ulkus dekubitus 8.50 juta kasus (Diligence, 2009). Angka kejadian infeksi luka pada operasi baik operasi bersih maupun berpotensi terkontaminasi di Amerika pada 2827 pasien adalah sebanyak 213 pasien atau sebanyak 7,5% dengan mortalitas pascaoperasi sebanyak 2,1% (Brote et al., 1976).

Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2008) prevalensi di Indonesia untuk cedera luka terbuka sebesar 25,4%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah sebesar 33,3%. Berdasarkan kelompok umur, prevalensi luka terbuka yang paling banyak dijumpai adalah pada kelompok umur 25 sampai 34 tahun (32,0%). Pada tahun 2005 sebanyak 11,8 juta luka ditangani di departemen kedaruratan di Negara Amerika Serikat. Lebih 7,3 juta luka robek ditangani per tahun. Luka sayatan atau tusukan menyebabkan kurang lebih 2 juta pasien yang dirawat tiap tahun. Jumlah warga Amerika yang digigit binatang diestimasikan 4,7 juta per tahun, dan kulit yang mengelupas pada orang tua sekitar 1,5 juta (Singer & Dagum, 2008).


(10)

2

Penelitian lain menunjukkan infeksi luka akibat operasi merupakan penyebab paling sering infeksi nosokomial yaitu sekitar 38%. Infeksi akibat luka operasi diperkirakan dua sampai lima persen dari lebih 30 juta pasien yang menjalani operasi setiap tahunnya yang berarti terdapat satu dari 24 pasien yang menjalani operasi di Amerika mengalami infeksi akibat luka pascaoperasi. Dampak infeksi akibat luka operasi terhadap morbiditas dan mortalitas, lamanya pasien dirawat di rumah sakit, dan meningkatnya biaya (Anderson and Sexton, 2015). Penanganan luka dapat diberikan povidone iodine yang banyak digunakan masyarakat perkotaan, tetapi bagi sebagian besar masyarakat dunia herbal lebih mudah didapat, banyak tersedia dengan harga yang relatif murah, sehingga terapi herbal masih merupakan pilihan utama dan kadang terapi satu – satu nya yang tersedia (Juckett, 2004).

Indonesia mempunyai hutan tropis luas yang dihuni oleh 80% tanaman obat dunia. Sekitar 40 juta penduduk Indonesia bergantung langsung pada tanaman obat tersebut untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk penyembuhan luka. Saat ini produksi obat tradisional dan fitofarmaka berkembang dengan pesat, sehingga kebutuhan tumbuhan obat untuk bahan baku industri tersebut juga meningkat tajam (John, 2007). Tanaman herbal yang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka antara lain adalah daun ubi jalar, daun ubi kayu, daun sirih, daun sendok, daun sambiloto, dan daun tembelekan (Setiawan Dalimartha, 2008). Daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) secara empiris berkhasiat dalam pengobatan luka bakar, obat bisul, dan penurun panas (Litbang, 2008). Daun ubi jalar memiliki kandungan antosianin yang merupakan salah satu senyawa antioksidan selain betakaroten, juga vitamin A dan vitamin C sebagai sumber antioksidan (Yuwono, dkk, 2010). Kandungan zat lainnya adalah mikronutrien berupa beberapa mineral seperti tanin, kalsium, magnesium, besi, seng, kalium, mangan, fosfor, tembaga dan natrium. Kandungan vitamin C dalam daun ubi jalar diyakini dapat mempercepat penyembuhan luka (Antia et al , 2006).

Tanaman ubi kayu termasuk dalam famili Euphorbiaceae dapat tumbuh dengan mudah hampir di semua jenis tanah dan tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Pada umumnya, umbi ubi kayu dimanfaatkan sebagai bahan


(11)

3

pangan sumber karbohidrat, industri tepung tapioka, industri pakan ternak, industri non pangan lainnya dan diekspor (Andrizal, 2003). Daun ubi kayu berkhasiat menyembuhkan penyakit diare, penyakit rematik, dan osteoporosis. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gram) : vitamin B1, vitamin C, dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung (per 100 gram) : vitamin A, vitamin C, vitamin B1, kalsium, Fosfor, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat (Widianta dan Widi, 2008).

Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun ubi kayu yang lakukan oleh Vina tahun 2013 terhadap luka gingiva tikus penutupan luka terjadi pada hari ke-tujuh (Vina, 2013). Penelitian air perasan umbi ubi jalar terhadap luka insisi mencit Swiss Webster oleh Deviana Cristanty tahun 2015 menunjukkan kadar air perasan umbi ubi jalar 25% dan 50% lebih cepat dibandingkan dengan akuades yaitu 12 hari dan 13 hari (Deviana, 2015).

Zat yang dikandung daun ubi jalar dan ubi kayu antara lain flavonoid dan triterpenoid saponin diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus. Kandungan minyak atsiri dalam ubi kayu mempunyai efek antimikroba (Nazzaro dkk, 2013).

Hal – hal tersebut diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan efek air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) dan daun ubi kayu (Manihot esculenta) terhadap penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster betina.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun identifikasi masalah adalah - Apakah air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) berefek

mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

- Apakah air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.


(12)

4

- Apakah air perasaan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) dan air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) mempunyai potensi yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah menjadikan air perasan daun ubi kayu dan daun ubi jalar sebagai obat alternatif untuk penyembuhan luka.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:

- Air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

- Air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

- Air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) mempunyai potensi yang setara dengan air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah untuk memperluas cakrawala pengetahuan mengenai ilmu farmakologi tumbuhan obat khususnya efek air perasan daun ubi jalar dan daun ubi kayu dalam mempercepat penyembuhan luka insisi mencit.

Manfaat praktis penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat terapi menggunakan daun ubi jalar dan daun ubi kayu sebagai obat alternatif penyembuhan luka.


(13)

5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Luka terjadi ketika sel dan jaringan rusak, tubuh akan berespon mengurangi kerusakan lapisan epitel sel basal dengan beregenerasi dan mempersiapkan sel yang tersisa untuk bereplikasi. Fase penyembuhan luka di bagi menjadi fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling (Sjamsuhidajat R & Wim de Jong, 2010).

Daun ubin jalar (Ipomoea batatas, Lamk) dan daun ubi kayu (Manihot esculenta, Crantz) mengandung antara lain flavonoid, triterpenoid saponin dan vitamin C, vitamin A, kalsium (Vina, 2013; Sulastri dkk., 2013). Flavonoid dikenal sebagai senyawa di dalam tumbuhan yang berperan sebagai antiinflamasi dengan menghambat siklus radang yaitu siklooksigenase dan lipoksigenase serta berefek antibakteri. Triterpenoid saponin berefek antibakteri dan antivirus dalam penyembuhan luka dan memperbaiki kerusakan pada kulit (Robinson, 1995). Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, proteoglikan dan komponen organik lain dalam intrasellular matrik jaringan seperti kulit, tulang, dinding kapiler, dan jaringan ikat yang lain (MacKay & Miller, 2003). Vitamin A berperan dalam diferensiasi dan pergantian sel (Murray dkk., 2006). Adanya zat-zat diatas memungkinkan daun tersebut digunakan untuk meningkatkan kecepatan regenerasi epitel pada penyembuhan luka. Kalsium dapat mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebilitas membran sel, serta mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).


(14)

6 1.5.2 Hipotesis

- Air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

- Air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

- Air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, L) mempunyai potensi yang setara dengan air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta) dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.


(15)

41 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, Lamk.) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

 Air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

 Air perasan daun ubi jalar (Ipomoea batatas, Lamk.) mempunyai potensi yang setara dengan air perasan daun ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) dalam mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss Webster.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut :

 Menggunakan air perasan daun ubi jalar dan daun ubi kayu dengan dosis yang lebih rendah.

 Menggunakan air perasan daun ubi jalar dan daun ubi kayu untuk menangani luka bakar.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek gabungan dari daun ubi jalar dan daun ubi kayu terhadap penyembuhan luka.

 Perlu dilakukan penelitian menggunakan hewan coba lain


(16)

i

PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN DAUN UBI JALAR

(Ipomoea batatas Lamk.) DAN AIR PERASAN DAUN UBI KAYU

(Manihot esculenta Crantz.) DALAM MEMPERCEPAT

PENYEMBUHAN LUKA INSISI MENCIT Swiss Webster

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

SUSANTY GAZALI

1310234

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan kasih karunia-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Perbandingan Efek Air Perasan Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) dan Air Perasan Daun Ubi kayu (Manihot esculenta C.) dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster dengan baik hingga akhir. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak yang membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyapaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(1) Dr. dr. Sugiarto Puradisastra, M.Kes selaku pembimbing pertama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dengan segenap hati dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

(2) dr.Winsa Husin , M.Sc., M.Kes, PA(K) selaku pembimbing pendamping yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dengan segenap hati dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

(3) Wendyanto yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan pada penulis.

(4) Donny Setiawan yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan pada penulis.

(5) Sarah Amalia yang selalu setia memberikan dukungan dan semangatnya kepada penulis selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6) Jessica Widjaja, Doni Surya, Malvin Owen dan Yeremia Prasetyo sebagai teman seperjuangan dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

(7) Claudia Tamara, Linda Lingas, Steffanny Katuuk, Sabrina Ruth dan Yossi Guventri yang selalu memberikan dukungan.


(22)

vii

(8) Orang tua penulis, Freddy Gazali dan Lindawati, adik perempuan penulis Diana Gazali, terima kasih untuk doa, kasih sayang, semangat dan perhatian kalian

(9) Serta semua sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, November 2016


(23)

42

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, Suria Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.h:7 Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama __________. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anderson DJ and Sexton DJ. Epidemiology of Surgical Site Infection In Adult.

http://www.uptodate.com/contents/epidemiology-of-surgical-site-infection-in-adults. 3 september 2015

Andrizal. 2003. Potensi, tantangan dan kendala pengembangan agroindustri ubi kayu dan kebijakan industri perdagangan yang diperlukan. Pemberdayaan Agribisnis Ubi Kayu Mendukung Ketahanan Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi.

http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/viewFile/9 15/924

Antia S, Akpan EJ, Okon PA, Umoren IU. 2006. Nutritive and antinutritive evaluation of sweet potato (Ipomoea batatas) leaves. Pak J Nutr 5(2):166-168.

Bruneton J. Triterpenes and Steroids: Saponins. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. Page: 681.1999. Paris: Intercept Ltd.

_____________. Monoterpens and Sesquiterpenes: Essensial Oils. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. Page: 487. 1999. Paris: Intercept Ltd.

Brote L, Gillquist J, and Tarnvik A. 1976. Wound Infection In general Surgery. Wound Cotamination, rates of Infection and Some Consequences. 142(2). Page: 99-106.

Brown, R.G., Burns, T ., 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Charles, Craig R and Robert, E Stitzel. 2004. Modern Pharmacology with Clinical Aplications. United States of Amerika : s.n., 2004.

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal . Jakarta : Penebar Swadaya, 2008.

Daniel Mangoting, Imang Irawan, Said Abdullah. 2005. Tanaman Lalap Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Swadaya


(24)

43

Dorland I. & Newman. W. A. 2012. Kamus Saku Kedokterteran Dorland, Ed. 28. Jakarta: ECG

Douglas M. K and Miller A.L. Nutrional Support for Wound Healing. Alternative Reviews. Vol 8 No.4 (2003).

Eroschenko V. P. 2013. Atlas Histologi diFiore dengan korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta: ECG

Filomena Nazzaro, Florinda Fratianni, Laura De Martino, Raffaele Coppola, and Vincenzo De Feo. Effect of Essential Oils On Pathogenic Bacteria. Pharmateuticals

(Based).www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3873673/. Vol 6(12). Desember 2013

Garner J.S. 2000. Guideline For Prevention of Surgical Wound Infections Hospital Infections Program Centers for Infectious Diseases Center for Disease

Control.http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000420/p0000420.asp#h ead004000000000000 ( diakses 05 April2013)

Gimenez S. 2007. Orbital Penetrating Wound By A Bull Horn, Arch Soc ESP

Oftamol 2007; 82:

645-648.www.oftalmo.com/seo/archivos/maquetas/1/...D8FA.../articulo.pdf. (diakses 05 April 2013)

Hue, S.M., and Somasundram, C., 2003, Antioxidant Activity, Phenolic and Flavonoid Content in The Leaves of Different Varieties of Sweet Potato (Ipomoea batatas). Research, Faculty of Sience. University of Malaysia, Kuala Lumpur-Malaysia.

Hunt, K.T.2003 Wound Healing. In: Doherty MG. Current Surgical Diagnosis and Treatment. 12th Ed., McGraw-Hills, USA; pp.75-87

Jucket, G. 2004. Modern Pharmacology with Clinical Application Sixth Edition. Philadephia : Lippincott Williams & Wikins. h 786.

Kapten. 2012. Tindakan Aseptik. http://bedahminor.com/index.php/main/show_ page/ 217. 15 Juli 2015

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., 2005. Robbin and Cohran in Pathologic Basic and Disease.7th ed., International ed., Philadelphia, Pennsylvania : Elsevier, pp.47-119.


(25)

44

Litbang. 2008. Koleksi Tanaman Obat Balai Besar Litbang. http:/www.litbang.com

Mann, A., Breuhahn, K., Schirmacher, P., Blessing M.2001. Keratinocyte-Drived Granulocyte- Macrophage Colony Stimulating Factor Accelerates Wound Healing:Stimulation of Keratinocyte Proliferation, Granulation Tissue Formation, and Vascularization. J Invest Dermatol; 117:pp.1382-1390 MedMarket Diligence 2009, http://www.mediligence.com/

Millls S., Bone K. Tannins and Oligomeric Procyanidins. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. NewYork: Churchill Livingstone. p 34-35

Murray, R. K.,dkk. 2006. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC

Nijvedldt, R, J., Nood E, v., Hoom, D. EC,V., Boelens, P, G., Norren, K, V., Leuwen, P, AM. V. 2001. Flavonoids: a review of probable mechanism of action and potensial applications. American Journal of Clinical and Nutrition. Vol. 74. American

Oates J.A and Brown N.J. 2001. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. Editor: Hardman J.G., Limbird Lee E. Tenth edition. Neywork: Mc Graw Hill. P. 896.

Prapti utami. 2009. Buku Pintar Tanaman Obat: 413 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka

Reimer K, Schreier H, Erdos G, Konig B, Fleischer W. Molecular effects of a microbicidal substance on relevant microorganisms:electron microscopic

and biochemical studies on povidone iodine. Zentralbl HygUmweltmed (Serial on Internet) 1998(cited 2010 Dec 10);200 (5-6): 423-34. Available from :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9531716.

Robbin S.L and Cotran R.S. 2010. Pathologic Basic of Disease . New York : Elsevier

Robinson T. Flavonoid dan Senyawa Sejenisnya. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi edisi ke-enam.1991. Bandung: ITB

S Pasonen-Seppänen et al. 2001. Vitamin C enhances differentiation of a continuous keratinocyte cell line (REK) into epidermis with normal stratum corneum ultrastructure and functional permeability barrier, Histochem Cell Biol, 116(4) 287–297 2001

Sinaga Yusuf 2009 https://yusufsinaga.wordpress.com/2009/04/19/penyembuhan-luka


(26)

45

Singer, A. J. & Dagum, A. B. 2008.Current Management of Acute Cutaneous Wound. N Engl J Med.,

Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: ECG

Sulastri., Erlidawati., Syahrial., Nazar, M, dan Andayani, dan T. (2013). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.). Hasil Budidaya Daerah Saree Aceh Besar. Vol.9 No. 3. Banda Aceh

Suparni Ari Wulandari. 2014. Herbal Nusantara: 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: Rapha Publising

Sudjatmiko, Gentur. 2010. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi. Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan

Sutjipto, Sugeng Sugiarso, Soerahso, Sitohang. 2000.Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Syamsuhidayat, Sri sugati, dan Jonny Ria Hutapea, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid1.2000. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Syamsul Hidayat, Romade M. Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo (Penerbar Swadaya Group)

Widianta, Ardhiles dan Widi Prima Deva. 2008. Ubi kayu (Manihot esculenta) sebagai bahan alternatif pengga nti bensin (bioetanol) yang ramah lingkungan.Bengkulu.http://isnanimurti.wordpress.com.WHOhttps://johnher f.wordpress.com/2007/07/17/tanaman-obat-milik-masyarakat-bangsa-dan-negara-ri-2/

Wiersema L.S. 2011. List of Surgical Wound Classifications Last.http://www.livestrong.com/article/220345-list-of-surgical-wound

classifications/,List of Surgical Wound Classifications ( diakses 05 April 2013)

Whitney, E. dan Rolfes, S.R. (2005). Understanding Nutrition (Tenthed.).Wadsworth: Thomson Wadsworth

Vina M. Nisa, Zahara Meilawaty, Pudji Astuti. 2013. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa: Efek Pemberian Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember


(27)

46

Yuwono, M, Nur B dan Lily A. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi jalar (Ipomoea Batatas (L.) Lam.) Pada Macam Dan Dosis Pupuk Organik Yang Berbeda

Terhadap Pupuk

Anorganik.http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/ diakses tanggal 22 januari 2010.


(1)

vii

(8) Orang tua penulis, Freddy Gazali dan Lindawati, adik perempuan penulis Diana Gazali, terima kasih untuk doa, kasih sayang, semangat dan perhatian kalian

(9) Serta semua sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, November 2016


(2)

42

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, Suria Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.h:7 Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama __________. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anderson DJ and Sexton DJ. Epidemiology of Surgical Site Infection In Adult.

http://www.uptodate.com/contents/epidemiology-of-surgical-site-infection-in-adults. 3 september 2015

Andrizal. 2003. Potensi, tantangan dan kendala pengembangan agroindustri ubi kayu dan kebijakan industri perdagangan yang diperlukan. Pemberdayaan Agribisnis Ubi Kayu Mendukung Ketahanan Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi.

http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/viewFile/9 15/924

Antia S, Akpan EJ, Okon PA, Umoren IU. 2006. Nutritive and antinutritive evaluation of sweet potato (Ipomoea batatas) leaves. Pak J Nutr 5(2):166-168.

Bruneton J. Triterpenes and Steroids: Saponins. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. Page: 681.1999. Paris: Intercept Ltd.

_____________. Monoterpens and Sesquiterpenes: Essensial Oils. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. Page: 487. 1999. Paris: Intercept Ltd.

Brote L, Gillquist J, and Tarnvik A. 1976. Wound Infection In general Surgery. Wound Cotamination, rates of Infection and Some Consequences. 142(2). Page: 99-106.

Brown, R.G., Burns, T ., 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Charles, Craig R and Robert, E Stitzel. 2004. Modern Pharmacology with Clinical Aplications. United States of Amerika : s.n., 2004.

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal . Jakarta : Penebar Swadaya, 2008.

Daniel Mangoting, Imang Irawan, Said Abdullah. 2005. Tanaman Lalap Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Swadaya


(3)

43

Dorland I. & Newman. W. A. 2012. Kamus Saku Kedokterteran Dorland, Ed. 28. Jakarta: ECG

Douglas M. K and Miller A.L. Nutrional Support for Wound Healing. Alternative Reviews. Vol 8 No.4 (2003).

Eroschenko V. P. 2013. Atlas Histologi diFiore dengan korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta: ECG

Filomena Nazzaro, Florinda Fratianni, Laura De Martino, Raffaele Coppola, and Vincenzo De Feo. Effect of Essential Oils On Pathogenic Bacteria. Pharmateuticals

(Based).www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3873673/. Vol 6(12). Desember 2013

Garner J.S. 2000. Guideline For Prevention of Surgical Wound Infections Hospital Infections Program Centers for Infectious Diseases Center for Disease

Control.http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000420/p0000420.asp#h ead004000000000000 ( diakses 05 April2013)

Gimenez S. 2007. Orbital Penetrating Wound By A Bull Horn, Arch Soc ESP

Oftamol 2007; 82:

645-648.www.oftalmo.com/seo/archivos/maquetas/1/...D8FA.../articulo.pdf. (diakses 05 April 2013)

Hue, S.M., and Somasundram, C., 2003, Antioxidant Activity, Phenolic and Flavonoid Content in The Leaves of Different Varieties of Sweet Potato (Ipomoea batatas). Research, Faculty of Sience. University of Malaysia, Kuala Lumpur-Malaysia.

Hunt, K.T.2003 Wound Healing. In: Doherty MG. Current Surgical Diagnosis and Treatment. 12th Ed., McGraw-Hills, USA; pp.75-87

Jucket, G. 2004. Modern Pharmacology with Clinical Application Sixth Edition. Philadephia : Lippincott Williams & Wikins. h 786.

Kapten. 2012. Tindakan Aseptik. http://bedahminor.com/index.php/main/show_ page/ 217. 15 Juli 2015

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., 2005. Robbin and Cohran in Pathologic Basic and Disease.7th ed., International ed., Philadelphia, Pennsylvania : Elsevier, pp.47-119.


(4)

44

Litbang. 2008. Koleksi Tanaman Obat Balai Besar Litbang. http:/www.litbang.com

Mann, A., Breuhahn, K., Schirmacher, P., Blessing M.2001. Keratinocyte-Drived Granulocyte- Macrophage Colony Stimulating Factor Accelerates Wound Healing:Stimulation of Keratinocyte Proliferation, Granulation Tissue Formation, and Vascularization. J Invest Dermatol; 117:pp.1382-1390 MedMarket Diligence 2009, http://www.mediligence.com/

Millls S., Bone K. Tannins and Oligomeric Procyanidins. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. NewYork: Churchill Livingstone. p 34-35

Murray, R. K.,dkk. 2006. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC

Nijvedldt, R, J., Nood E, v., Hoom, D. EC,V., Boelens, P, G., Norren, K, V., Leuwen, P, AM. V. 2001. Flavonoids: a review of probable mechanism of action and potensial applications. American Journal of Clinical and Nutrition. Vol. 74. American

Oates J.A and Brown N.J. 2001. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. Editor: Hardman J.G., Limbird Lee E. Tenth edition. Neywork: Mc Graw Hill. P. 896.

Prapti utami. 2009. Buku Pintar Tanaman Obat: 413 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka

Reimer K, Schreier H, Erdos G, Konig B, Fleischer W. Molecular effects of a microbicidal substance on relevant microorganisms:electron microscopic

and biochemical studies on povidone iodine. Zentralbl HygUmweltmed (Serial on Internet) 1998(cited 2010 Dec 10);200 (5-6): 423-34. Available from :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9531716.

Robbin S.L and Cotran R.S. 2010. Pathologic Basic of Disease . New York : Elsevier

Robinson T. Flavonoid dan Senyawa Sejenisnya. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi edisi ke-enam.1991. Bandung: ITB

S Pasonen-Seppänen et al. 2001. Vitamin C enhances differentiation of a continuous keratinocyte cell line (REK) into epidermis with normal stratum corneum ultrastructure and functional permeability barrier, Histochem Cell Biol, 116(4) 287–297 2001

Sinaga Yusuf 2009 https://yusufsinaga.wordpress.com/2009/04/19/penyembuhan-luka


(5)

45

Singer, A. J. & Dagum, A. B. 2008.Current Management of Acute Cutaneous Wound. N Engl J Med.,

Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: ECG

Sulastri., Erlidawati., Syahrial., Nazar, M, dan Andayani, dan T. (2013). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.). Hasil Budidaya Daerah Saree Aceh Besar. Vol.9 No. 3. Banda Aceh

Suparni Ari Wulandari. 2014. Herbal Nusantara: 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: Rapha Publising

Sudjatmiko, Gentur. 2010. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi. Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan

Sutjipto, Sugeng Sugiarso, Soerahso, Sitohang. 2000.Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Syamsuhidayat, Sri sugati, dan Jonny Ria Hutapea, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid1.2000. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Syamsul Hidayat, Romade M. Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo (Penerbar Swadaya Group)

Widianta, Ardhiles dan Widi Prima Deva. 2008. Ubi kayu (Manihot esculenta) sebagai bahan alternatif pengga nti bensin (bioetanol) yang ramah lingkungan.Bengkulu.http://isnanimurti.wordpress.com.WHOhttps://johnher f.wordpress.com/2007/07/17/tanaman-obat-milik-masyarakat-bangsa-dan-negara-ri-2/

Wiersema L.S. 2011. List of Surgical Wound Classifications Last.http://www.livestrong.com/article/220345-list-of-surgical-wound

classifications/,List of Surgical Wound Classifications ( diakses 05 April 2013)

Whitney, E. dan Rolfes, S.R. (2005). Understanding Nutrition (Tenthed.).Wadsworth: Thomson Wadsworth

Vina M. Nisa, Zahara Meilawaty, Pudji Astuti. 2013. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa: Efek Pemberian Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember


(6)

46

Yuwono, M, Nur B dan Lily A. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi jalar (Ipomoea Batatas (L.) Lam.) Pada Macam Dan Dosis Pupuk Organik Yang Berbeda

Terhadap Pupuk

Anorganik.http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/ diakses tanggal 22 januari 2010.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap Aktivitas Glutation Peroksidase (Gpx) dan Histopatologi Hepar Mencit (Mus musculus L.) yang Diberi Perlakuan Latihan Fisik Maksimal

0 59 147

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Pada Mencit Yang Diinduksi Streptozotocin

13 109 125

Identifikasi Dan Inventarisasi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta. CRANTZ) Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

4 73 46

Pemanfaatan Kulit Ubi Kayu Dan Daun Tomat Sebagai Insektisida Nabati Dalam Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura L. (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Sawi

32 166 52

Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk Organik dan Anorganik.

7 45 72

Efek Propolis dan Madu Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Mencit Swiss Webster.

0 0 23

Perbandingan Efek Air Perasan Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) dan Air Perasan Umbi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster.

9 32 18

Perbandingan Efek Air Perasan Daun Blustru (Luffa cylindrica (L.)Roem) dan Air Perasan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L) Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster.

1 1 17

Perbandingan Efek Air Perasan Daun Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Air Perasan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster.

0 0 17

Efek Air Perasan Daun Beluntas (Pluchea indica (L.)Less) Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Insisi Mencit Swiss Webster Jantan.

1 2 27