TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KEMITRAAN ANTARA PT. GOJEK INDONESIA DENGAN PENGEMUDI GOJEK DIHUBUNGKAN DENGAN KITAN UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN
KERJASAMA KEMITRAAN ANTARA PT. GOJEK
INDONESIA DENGAN PENGEMUDI GOJEK DIHUBUNGKAN
DENGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Priatama Baginda
110110110310
ABSTRAK
Pembuatan perjanjian kerjasama kemitraan yang berorientasi posisi
para pihak setara dan mutualisme (keuntungan bersama) tidak dijalankan
oleh berbagai pihak di Indonesia. Selama ini pembuatan perjanjian
kerjasama kemitraan lebih banyak merugikan salah satu pihak. Hal ini
dilihat dari klausula perjanjian yang disamarkan serta kedudukan yang
tidak seimbang seperti pembagian hak dan kewajiban yang berat sebelah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perjanjian kerjasama
kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi Gojek
dihubungkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan untuk
mengetahui perlindungan hukum bagi pengemudi Gojek terkait
pemutusan hubungan kemitraan sepihak oleh PT. Gojek Indonesia
dihubungkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan spesifikasi deskriptif analitis, yakni
menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti dan kemudian diuraikan
berdasarkan fakta-fakta dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kerjasama
kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi Gojek tidak
sepenuhnya mengikuti ketentuan dari Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaannya bahwa Mitra I
melakukan perubahan tarif dan bonus, perubahan status pinjaman atribut,
serta perubahan jadwal cicilan handphone yang semuanya itu dilakukan
secara sepihak sehingga bertentangan dengan Pasal 1338 ayat (2) dan
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Mengenai pemutusan hubungan
kemitraan secara tidak langsung yang bersifat sepihak oleh Mitra I
bertentangan dengan Pasal 1339 dan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Penjatuhan hukuman suspend oleh Mitra I kepada Mitra II dengan dalih
orderan fiktif, terdapat kesalahan Mitra I diantaranya tidak menjabarkan
kesalahan Mitra II dan tidak menanggapi keluhan Mitra II yang meminta
kejelasan terkait pembekuan statusnya. Jadi Mitra I telah melakukan
wanprestasi dalam bentuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak
dilakukan. KUHPerdata memberikan perlindungan pada Pasal 1243.
iv
JUDICIAL REVIEW OF THE COOPERATION AGREEMENT
BETWEEN THE PARTNERSHIP PT. GOJEK INDONESIA WITH
DRIVERS GOJEK BASED ON KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA (INDONESIAN CIVIL CODE)
Priatama Baginda
110110110310
ABSTRACT
The Making of partnership agreement of the parties oriented by
equivalent positions and mutuality (mutual benefit) is not running by the
various parties in Indonesia. During the manufacture of a partnership
cooperation agreement are harmer for either party. It is seen from the
agreement clauses disguised and unbalanced position as distribution
rights and obligations biased. The purpose of this research was to
determine the partnership agreement between PT. Gojek Indonesia with
Gojek driver based on with the Civil Code and to determine the legal
protection for the driver related Gojek partnership termination by PT.
Indonesia Gojek based on Civil Code.
The method used in this research is normative with descriptive
analytical specifications, which describe the events that are being studied
and then elaborated based on the facts of primary legal materials,
secondary, and tertiary.
The results showed that the partnership agreement between PT.
Gojek Indonesia with driver Gojek not fully follow the provisions of the Civil
Code. It can be seen from its implementation that First party make tarrif
changes and bonus rates, changes in loan status attributes, as well as the
installment changes of cell phones payment schedules that everything
was done so contrary to Article 1338 (2) and Article 1338 paragraph (1) of
the Civil Code. Regarding the termination of the partnership indirectly
unilateral by First Party contrary to Article 1339 and Article 1338
paragraph (1) of the Civil Code. Imposition of sentence suspended by the
First party to the Second party on the pretext of fictitious orders, there is
an error that the First party not describe the fault of the Second party and
did not respond to the complaint that Second party seeking clarity
associated coagulation status. So the First party have been in default
Partners in the form of doing something they should not do. Civil Code
Article 1243 provides protection.
v
KERJASAMA KEMITRAAN ANTARA PT. GOJEK
INDONESIA DENGAN PENGEMUDI GOJEK DIHUBUNGKAN
DENGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Priatama Baginda
110110110310
ABSTRAK
Pembuatan perjanjian kerjasama kemitraan yang berorientasi posisi
para pihak setara dan mutualisme (keuntungan bersama) tidak dijalankan
oleh berbagai pihak di Indonesia. Selama ini pembuatan perjanjian
kerjasama kemitraan lebih banyak merugikan salah satu pihak. Hal ini
dilihat dari klausula perjanjian yang disamarkan serta kedudukan yang
tidak seimbang seperti pembagian hak dan kewajiban yang berat sebelah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perjanjian kerjasama
kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi Gojek
dihubungkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan untuk
mengetahui perlindungan hukum bagi pengemudi Gojek terkait
pemutusan hubungan kemitraan sepihak oleh PT. Gojek Indonesia
dihubungkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan spesifikasi deskriptif analitis, yakni
menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti dan kemudian diuraikan
berdasarkan fakta-fakta dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kerjasama
kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan pengemudi Gojek tidak
sepenuhnya mengikuti ketentuan dari Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaannya bahwa Mitra I
melakukan perubahan tarif dan bonus, perubahan status pinjaman atribut,
serta perubahan jadwal cicilan handphone yang semuanya itu dilakukan
secara sepihak sehingga bertentangan dengan Pasal 1338 ayat (2) dan
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Mengenai pemutusan hubungan
kemitraan secara tidak langsung yang bersifat sepihak oleh Mitra I
bertentangan dengan Pasal 1339 dan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Penjatuhan hukuman suspend oleh Mitra I kepada Mitra II dengan dalih
orderan fiktif, terdapat kesalahan Mitra I diantaranya tidak menjabarkan
kesalahan Mitra II dan tidak menanggapi keluhan Mitra II yang meminta
kejelasan terkait pembekuan statusnya. Jadi Mitra I telah melakukan
wanprestasi dalam bentuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak
dilakukan. KUHPerdata memberikan perlindungan pada Pasal 1243.
iv
JUDICIAL REVIEW OF THE COOPERATION AGREEMENT
BETWEEN THE PARTNERSHIP PT. GOJEK INDONESIA WITH
DRIVERS GOJEK BASED ON KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA (INDONESIAN CIVIL CODE)
Priatama Baginda
110110110310
ABSTRACT
The Making of partnership agreement of the parties oriented by
equivalent positions and mutuality (mutual benefit) is not running by the
various parties in Indonesia. During the manufacture of a partnership
cooperation agreement are harmer for either party. It is seen from the
agreement clauses disguised and unbalanced position as distribution
rights and obligations biased. The purpose of this research was to
determine the partnership agreement between PT. Gojek Indonesia with
Gojek driver based on with the Civil Code and to determine the legal
protection for the driver related Gojek partnership termination by PT.
Indonesia Gojek based on Civil Code.
The method used in this research is normative with descriptive
analytical specifications, which describe the events that are being studied
and then elaborated based on the facts of primary legal materials,
secondary, and tertiary.
The results showed that the partnership agreement between PT.
Gojek Indonesia with driver Gojek not fully follow the provisions of the Civil
Code. It can be seen from its implementation that First party make tarrif
changes and bonus rates, changes in loan status attributes, as well as the
installment changes of cell phones payment schedules that everything
was done so contrary to Article 1338 (2) and Article 1338 paragraph (1) of
the Civil Code. Regarding the termination of the partnership indirectly
unilateral by First Party contrary to Article 1339 and Article 1338
paragraph (1) of the Civil Code. Imposition of sentence suspended by the
First party to the Second party on the pretext of fictitious orders, there is
an error that the First party not describe the fault of the Second party and
did not respond to the complaint that Second party seeking clarity
associated coagulation status. So the First party have been in default
Partners in the form of doing something they should not do. Civil Code
Article 1243 provides protection.
v