HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X.
NO: 537/SKRIPSI/PSI/FIP_UPI/10.2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA
KONSUMEN MEREK X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi
Oleh:
Saraswati Ratna Pandini 1005894
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA
KONSUMEN MEREK X
Oleh
Saraswati Ratna Pandini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia
© Saraswati Ratna Pandini 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
(4)
(5)
ii
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE
FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA
KONSUMEN MEREK X Oleh:
Saraswati Ratna Pandini1Medianta Tarigan2Anastasia Wulandari3 Email: [email protected]
Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Saraswati Ratna Pandini (1005894). Hubungan Antara VALS (Value and
Lifestyle) dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X. Skripsi. Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).
Penelitian ini didasari oleh berkembang pesatnya industri fashion muslim di Indonesia yang juga diiringi dengan meningkatnya persaingan antara para pelaku industri fashion muslim tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara VALS (value and
lifestyle) dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada
konsumen merek X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 147 konsumen merek X. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen VALS dan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant. Instrumen VALS diadaptasi dari The US
VALSTM Survey milik Strategic Business Insights (SBI), sedangkan instrumen style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant disusun sendiri oleh
peneliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan (1) tipe VALS pada konsumen merek X didominasi oleh tipe believers (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe VALS
thinkers, experiencers, achievers, believers, makers, strivers, survivors, dan innovators dengan tipe style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant
pada konsumen merek X.
Kata kunci: VALS, value, lifestyle, style fashion muslim kontemporer, classic
(6)
iii
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE RELATIONSHIP BETWEEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) WITH
MOESLIM’S CONTEMPORARY FASHION STYLE CLASSIC ELEGANT
TYPE ON BRAND X CONSUMERS
By:
Saraswati Ratna Pandini1Medianta Tarigan2Anastasia Wulandari3 Email: [email protected]
Department of Psychology, Faculty of Education Science,
Indonesia University of Education ABSTRACT
Saraswati Ratna Pandini (1005894). The Relationship Between VALS (Value
And Lifestyle) with Contemporary Moeslim’s Fashion Style Classic Elegant Type on Brand X Consumers. Unpublished Research Paper. Department of Psychology, Faculty of Education Science, Indonesia University of Education, Bandung (2015).
This research is based on the rapid growth of moeslim’s industrial fashion in
Indonesia which is also accompanied by the increase of competition between the
moeslim’s fashion industries themselves. The purpose in this research is to perceive how many the relation between VALS (value and lifestyle) with moeslim’s contemporary fashion style on brand X consumers. This research uses quantitative approach with correlation method. The sampling in this research uses simple random sampling technique. The subjects in this research are 147 brand X consumers. The instruments that are used are VALS instruments and contemporary moeslim’s fashion style classic elegant type. VALS instruments are adapted from The US VALSTM Survey by Strategic Business Insights (SBI), while
the instruments of moeslim’s contemporary fashion style classic elegant type’s instruments are composed by the researcher. The data analysis is done by Rank
Spearman’s correlation. The result of this research shows that (1) VALS types on brand X consumers is dominated by believer types (2) there are no significant relationship between VALS thinkers, experiencers, achievers, believers, makers,
strivers, survivors, and innovators with moeslim’s contemporary fashion style classic elegant types on brand X consumers.
Keywords: VALS, value, lifestyle, moeslim’s contemporary fashion style, classic elegant, consumers.
(7)
viii
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 VALS (Value and Lifestyle) ... 9
2.1.1 Definisi VALS ... 9
2.1.2 Segmentasi VALS ... 10
2.1.2.1 Innovators ... 12
2.1.2.2 Thinkers ... 12
2.1.2.3 Believers ... 12
2.1.2.4 Achievers ... 13
2.1.2.5 Strivers ... 13
2.1.2.6 Experiencers ... 13
2.1.2.7 Makers ... 14
2.1.2.8 Survivors ... 14
2.2 Style Fashion Muslim Kontemporer ... 14
2.2.1 Definisi Style Fashion Muslim Kontemporer ... 14
2.2.2 Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant ... 16
2.3 Penelitian Terdahulu ... 17
2.4 Kerangka Berpikir ... 19
(8)
ix
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Populasi dan Sampel ... 24
3.3 Variabel Penelitian ... 25
3.4 Definisi Operasional ... 26
3.4.1 Definisi Operasional VALS ... 26
3.4.2 Definisi Operasional Style Fashion Muslim Kontemporer ... 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.6 Instrumen Penelitian ... 27
3.6.1 Deskripsi Instrumen Pengukuran ... 27
3.6.1.1 Instrumen Pengukuran VALS ... 27
3.6.1.2 Instrumen Pengukuran Style Fashion Muslim Kontemporer ... 29
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30
3.6.2.1 Uji Validitas ... 30
3.6.2.2 Uji Reliabilitas ... 32
3.6.3 Kategori Skala... 32
3.7 Analisis Data ... 33
3.7.1 Uji Normalitas... 33
3.7.2 Uji Linearitas ... 33
3.7.3 Uji Korelasi ... 34
3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35
3.8.1 Tahap Persiapan ... 35
3.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 35
3.8.3 Tahap Pengolahan Data ... 36
3.8.4 Tahap Pembahasan ... 36
3.8.5 Tahap Penyelesaian ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data Demografis Konsumen Merek X Tipe Classic Elegant .... 37
4.2 Gambaran Umum VALS pada Konsumen Merek X Tipe Classic Elegant ... 42
4.3 Uji Korelasi antara VALS dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 51
4.3.1 Hubungan antara VALS Tipe Thinkers dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 52
4.3.2 Hubungan antara VALS Tipe Experiencers dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 53
(9)
x
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3.3 Hubungan antara VALS Tipe Achievers dengan Style Fashion Muslim
Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 54
4.3.4 Hubungan antara VALS Tipe Believers dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 55
4.3.5 Hubungan antara VALS Tipe Makers dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 55
4.3.6 Hubungan antara VALS Tipe Strivers dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 56
4.3.7 Hubungan antara VALS Tipe Survivors dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 57
4.3.8 Hubungan antara VALS Tipe Innovators dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 57
4.3.9 Kesimpulan Hubungan antara VALS dengan Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant pada Konsumen Merek X ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN... 66
(10)
1
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Model atau gaya pakaian sering dikenal dengan istilah fashion (Salim, 1985). Secara psikologis, fashion dipandang sebagai sarana untuk menemukan diri dan menunjukkan gengsi. Menurut Fashion System Theory dari Barthes (1990), cara seseorang berpakaian merupakan sebuah tanda untuk menunjukan siapa dirinya dan nilai budaya apa yang dianutnya. Eco (1976) menyatakan bahwa pakaian juga merupakan salah satu mesin atau sarana komunikasi dalam masyarakat, sehingga baik secara disadari atau tidak, kepribadian seseorang dapat dilihat dari apa yang dipakainya.
X merupakan perusahaan yang memproduksi salah satu merek fashion muslim kontemporer di Indonesia yang bernuansa modern dan etnik. Merek yang berdiri pada tahun 2008 ini mempunyai visi menjadi salah satu trendsetter perusahaan fashion muslim di Indonesia pada tahun 2016. Visi ini sesuai dengan kondisi industri fashion muslim di Indonesia yang sedang meningkat pesat. Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan ekspor produk fashion Indonesia naik mencapai 10,59 % per tahun. Bahkan Indonesia menjadi pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara, khususnya untuk jenis busana muslim (VIVAnews.com, 27 Juni 2014). Meningkatnya perkembangan industri fashion muslim di Indonesia membuat persaingan antara para pelaku industri fashion muslim juga meningkat. Berbagai merek fashion muslim baru bermunculan dengan inovasi dan kualitasnya masing-masing. Meskipun menonjolkan ciri khas dan kelasnya masing-masing, bukan berarti merek-merek tersebut terbebas dari kompetisi antar industri fashion muslim di Indonesia. Perusahaan harus semakin jeli dalam memilih pasar sasarannya agar dapat ikut bersaing dan tidak kalah dalam kompetisi yang semakin meningkat ini (Lupiyoadi, 2013).
X sukses memiliki pelanggan setia karena memberikan alternatif baru kepada perempuan modern dengan produk dan style yang merefleksikan diri mereka. Hal ini mendukung tercapainya visi X untuk menjadi salah satu
(11)
2
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
trendsetter perusahaan fashion muslim di Indonesia pada tahun 2016. Menurut Lupiyoadi (2013), keberhasilan perusahaan sangat bergantung kepada pelanggannya, mulai dari siapa pelanggannya, bagaimana karakteristik pelanggan dalam proses pembelian, sampai dengan bagaimana daya beli pelanggan. Webster (dalam Lupiyoadi, 2013) menyatakan bahwa pelanggan adalah ‘one who frequenst any places of sale producing what he wants...’, artinya pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk membeli suatu produk tertentu.
Pelanggan yang dimiliki X saat ini sudah menjadi modal untuk mencapai visinya menjadi salah satu trendsetter perusahaan fashion muslim di Indonesia pada tahun 2016, akan tetapi belum cukup kuat karena banyaknya produk baru yang memiliki merek lebih terkenal, misalnya merek-merek fashion muslim milik artis yang sedang up to date. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan dalam grafik kenaikan penjualan produk X. Manajer Brand and Community Development X, A. Maryline, mengatakan bahwa pada tahun 2012 penjualan produk X meningkat 66,73 % dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2013 peningkatannya hanya 61,85 % dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2014 turun lagi menjadi 25 % dari tahun sebelumnya (wawancara, 19 Februari, 2015). Oleh karena itu X membutuhkan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk memenangkan kompetisi pasar fashion muslim di Indonesia. Dengan strategi pemasaran yang tepat, dapat ditentukan bagaimana mendesain produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen, bagaimana cara memasarkan produk yang tepat sesuai dengan karakteristik konsumen, dan bagaimana menguasai posisi superior dalam kompetisi pasar fashion muslim di Indonesia.
Tjiptono dan Chandra (2012) meyakini bahwa saat ini sangat sulit bagi perusahaan untuk melayani semua konsumen sebuah produk. Jumlah konsumen sangat banyak, lokasinya tersebar, kebutuhan dan preferensinya sangat beragam, daya belinya bervariasi, dan lain-lain. Saladin (2007) juga menyatakan seorang konsumen memiliki berbagai kebutuhan, perilaku pembelian, dan pola konsumsi yang beragam. Selain itu kemampuan perusahaan untuk melayani berbagai segmen pasar yang berbeda juga relatif terbatas. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu fokus pada usaha dalam melayani konsumennya.
(12)
3
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Porter (dalam Lupiyoadi, 2013), seorang pakar strategi bisnis menyarankan agar perusahaan menerapkan strategi fokus (focus strategy), dimana perusahaan perlu menentukan pilihan pasar sasaran dan produk. Menurut Lupiyoadi (2013) fokus dalam istilah pemasaran artinya menyediakan secara relatif produk untuk segmen pasar tertentu yang memiliki karakteristik, pembelian, dan pola konsumsi yang hampir sama. Menurut Lovelock dan Wirtz (2011), fokus dalam perusahaan dapat dilihat melalui dua dimensi, yaitu seberapa luas atau beragam produk yang ditawarkan dan seberapa banyak segmen pasar yang dilayani. Di samping itu, penentuan diferensiasi produk juga akan memudahkan konsumen untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan produk kompetitor.
Berdasarkan dua dimensi fokus menurut Lovelock dan Wirtz (2011), strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk perusahaan dengan iklim persaingan yang tinggi adalah strategi fully focused, yaitu strategi yang memberikan jasa terbatas untuk segmen pasar yang spesifik dan lebih sempit. Strategi ini dapat melindungi perusahaan dari kompetitor, selain itu perusahaan juga dapat menentukan harga premium produknya. Lupiyoadi (2013) mengatakan bahwa strategi fokus ini sangat terkait dengan segmentasi pasar. Untuk menjalani fully focused strategy, perusahaan harus mengidentifikasi segmen pasar, kemudian memilih segmen pasar yang ingin dilayani, dan merancang produk serta program pemasaran yang tepat untuk segmen yang dipilih tersebut (Tjiptono dan Chandra, 2012).
Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Smith (1956) dalam artikelnya yang berjudul “Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies” yang dimuat di Journal of Marketing. Menurutnya konsumen itu bersifat unik dan berbeda-beda, sehingga mereka membutuhkan program pemasaran yang berbeda pula. Dalam artikel tersebut, Smith juga menawarkan diferensiasi produk untuk melayani segmen yang berbeda sebagai alternatif strategi pemasaran. Kotler dan Armstrong (2012) juga menyebutkan bahwa segmentasi, merupakan salah satu elemen terpenting dalam pemasaran.
Saladin (2011) menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah proses pengelompokkan pasar ke dalam kelompok pembeli yang potensial dengan
(13)
4
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhan yang sama dan/atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembelian yang sama pula. Segmentasi ini mampu menciptakan peluang dan memperkuat pasar dengan cara menemukan dan memuaskan kebutuhan atau harapan dari sekelompok konsumen. Salah satu metode segmentasi pasar adalah segementasi psikografis, yaitu metode yang membagi pasar berdasarkan kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, atau berbagai ciri kepribadian. Menurut Weder dan Kamakura (2000), nilai dan gaya hidup adalah indikator yang paling baik dalam memprediksi perilaku pembelian, karena nilai dan gaya hidup merupakan variabel psikografis yang dapat dikuantifikasikan. Dengan kata lain, segmentasi pasar dengan cara membagi tipe konsumen berdasarkan nilai dan gaya hidupnya menjadi langkah awal strategi pemasaran yang dinilai tepat dan efektif untuk memenangkan kompetisi pasar saat ini.
Nilai dan gaya hidup yang lebih dikenal dengan VALS (Value and
Lifestyle), dikembangkan oleh Arnold Mitchell, seorang peneliti dari perusahaan
riset internasional SRI (Stanford Research International) pada tahun 1978 untuk memberikan informasi pada perusahaan dalam menyesuaikan produk dan layanannya untuk menarik konsumen (Hawkins dkk., 2010). Anandan dkk. (2006) menyatakan bahwa VALS dapat digunakan untuk memprediksi perilaku konsumen, sehingga sering dimanfaatkan dalam bidang pemasaran dan konsultasi yang membantu perusahaan untuk mengembangkan dan menjalankan strategi yang efektif. Setelah mengidentifikasi dan mengetahui tipe VALS yang dominan pada konsumen, perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk tipe VALS yang menjadi segmen pasar dominan pada konsumen perusahaan tersebut (Tjiptono dan Chandra, 2012).
Konsumen dalam VALS dikelompokkan berdasarkan kecenderungan konsumsinya serta bagaimana cara menggunakan waktu dan uangnya. Menurut SRI Consulting Business Intelligence (2001), segmen-segmen konsumen tersebut adalah innovators, thinkers, believers, achievers, strivers, experiencers, makers, dan survivors. Innovators merupakan kelompok konsumen yang modern, aktif, dan memiliki harga diri yang tinggi. Thinkers merupakan kelompok konsumen yang mandiri, rasional, berpendapatan tinggi, dan berpendidikan tinggi dalam
(14)
5
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bidang profesional. Believers merupakan kelompok konsumen yang cenderung menolak perubahan dan teknologi baru, mudah ditebak, mempunyai rutinitas yang cenderung tetap dalam jangka waktu yang lama, dan sangat menghargai peraturan.
Achievers merupakan kelompok konsumen yang sangat fokus pada karir dan
keluarganya, memperhatikan image dan gengsi, menyukai kemapanan dan segala hal yang dapat mengangkat status sosialnya, serta mudah dipengaruhi. Strivers merupakan kelompok konsumen yang sangat memperhatikan citra diri, opini dan pengakuan dari orang lain, impulsif, mudah merasa bosan, dan cenderung memiliki minat yang terbatas. Experiencers merupakan kelompok konsumen yang suka mengikuti tren secara impulsif terutama pada pakaian, musik, film, dan makanan cepat saji, serta mengagumi kekayaan, kekuasaan, dan kepopuleran.
Makers merupakan kelompok konsumen yang praktis dan mandiri, menyukai
aktivitas konstruktif menggunakan tangannya sendiri, serta tidak terkesan pada barang-barang mewah dan apa yang orang lain pikirkan terhadap mereka.
Survivors merupakan kelompok konsumen yang kurang terampil, relatif mudah
puas pada sesuatu, minat terbatas, sangat memperhatikan keamanan, konservatif, dan tradisional. Segmen-segmen konsumen dengan VALS tersebut dinilai berbeda dalam mengkonsumsi produk dan/atau jasa. Oleh karena itu, konsumen dengan VALS yang berbeda dianggap juga memiliki ketertarikan style fashion yang berbeda.
Selain banyaknya segmen pasar yang dilayani melalui tipe VALS konsumen, ragam produk yang ditawarkan oleh perusahaan juga menjadi faktor penentu dalam strategi pemasaran yang tepat dan efektif Lovelock dan Wirtz (2011). Perusahaan harus menentukan diferensiasi produk agar memudahkan konsumen yang dominan dalam segmen pasarnya untuk membedakan produk perusahaan tersebut dengan produk kompetitor. Dalam hal ini, artinya X harus merancang atau menguatkan produknya yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen yang tipe VALS-nya dominan dalam segmen pasar X.
Produk X, yaitu berupa busana muslim kontemporer yang bernuansa modern dan etnik, terdiri dari lima style basic. Style basic adalah gaya dasar yang secara individual menjadi ciri masing-masing individu, misalnya gaya feminin, sporty, kasual, dan sebagainya (Zaman, 2002). Lima style basic yang ada pada
(15)
6
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produk X yaitu arty of beat, classic elegant, exotic dramatic, feminine romatic, dan sporty casual. Arty of beat merupakan style fashion yang unik, eksentrik, dan menarik perhatian. Lain dengan classic elegant yang tidak mencolok dan memberikan kesan terhormat pada pemakainya. Sedangkan exotic dramatic merupakan style fashion yang artistik serta memiliki nilai emosional yang tinggi. Berbeda dengan feminine romatic yang lembut dan sangat menonjolkan sisi kewanitaan. Terakhir adalah sporty casual yang terlihat santai, enerjik, dan dinamis. Kelima style basic yang ada pada produk X ini merupakan bukti bahwa X berusaha menampilkan secara tegas kepribadian pemiliknya. Namun kenyataannya, kelima style basic tersebut memiliki angka penjualan yang berbeda cukup signifikan. Hal ini sejalan dengan diferensiasi produk yang disebutkan oleh Lovelock dan Wirtz (2011), bahwa penting untuk berfokus pada produk yang lebih spesifik disukai atau dipilih oleh konsumen.
Setelah mengidentifikasi dan mengetahui style basic yang dominan pada konsumen X, maka dapat ditentukan desain strategi pemasaran yang tepat dan efektif melalui perancangan produk yang lebih responsif untuk menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen X, juga bagaimana cara memasarkan produk tersebut sesuai dengan tipe VALS yang menjadi segmen pasar dominan pada konsumen X, dan bagaimana menguasai posisi superior dalam kompetisi pasar fashion muslim di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan VALS (Value and Lifestyle) dengan Style Fashion Muslim Kontemporer pada Konsumen Merek X”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: “Apakah terdapat hubungan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X?”
(16)
7
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian
Hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan juga sebagai sarana pengembangan pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi dalam hal pola pembelian dan tipe konsumen, mengenai VALS yang dihubungkan dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi industri fashion muslim di Indonesia, khususnya merek X, agar lebih memperhatikan menenai segmentasi pasar dengan metode VALS dan diferensiasi style fashion muslim kontemporer pada konsumen merek X. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti tema yang serupa.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Gambaran mengenai isi keseluruhan skripsi ini, dijelaskan dalam struktur organisasi skripsi berikut:
1.5.1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I mencakup pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, dan struktur organisasi skripsi.
1.5.2 BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II mencakup kajian pustaka, konsep-konsep, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian tentang VALS dan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X.
(17)
8
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5.3 BAB III METODE PENELITIAN
Bab III menyajikan metode penelitian yang berisi penjabaran secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.
1.5.4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV menguraikan hasil dan pembahasan analisis data yang terdiri dari gambaran umum data demografis, gambaran umum VALS, gambaran umum style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant, dan gambaran umum gabungan VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe
classic elegant. Dalam bab ini juga dipaparkan deskripsi hasil penelitian,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian.
1.5.5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V mencakup kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran berdasarkan hasil penelitian tersebut yang ditujukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
(18)
24
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Menurut Fraenkel dan Wallen (2008), penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa adanya upaya untuk mempengaruhi atau memanipulasi variabel tersebut. Desain penelitian korelasional dipilih karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel VALS dengan variabel style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen merek X yang tipe
style fashion muslim kontemporernya termasuk dalam kategori classic elegant.
Konsumen ialah individu atau kelompok yang membeli atau mendapatkan barang atau jasa untuk dikonsumsi baik oleh pribadi maupun oleh kelompoknya (Kotler & Armstrong, 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Brand and Community Development merek X, diperoleh data konsumen merek X tahun 2011 sampai 2014 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Konsumen merek X tahun 2011-2014 No. Tahun Jumlah Konsumen Peningkatan Jumlah
Konsumen
Persentase Peningkatan Jumlah Konsumen
1 2011 409 orang - -
2 2012 681 orang 272 orang 66,73 %
3 2013 1102 orang 421 orang 61,85 %
4 2014 1377 orang 275 orang 25 %
(sumber: wawancara, 19 Februari 2015)
Peneliti menggunakan teknik simple random sampling dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Menurut Sugiyono (2012: 93), simple
random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti
(19)
25
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan rumus Slovin dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal dan data yang ada relatif banyak (Sevilla, et. al., 2007).
Keterangan:
n : jumlah sampel N : jumlah populasi
e : error tolerance (batas toleransi kesalahan), umumnya ditetapkan 5% untuk ilmu sosial
Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
� = �
+ � � ²
= �� + �� , ²
= ,��
= 310,14 ≈ 310 subjek
Penggunaan error tolerance sebesar 5% dipilih untuk penelitian ini karena peneliti mengacu pada pernyataan Slovin (dalam Riduwan, 2005) bahwa umumnya penelitian dalam ilmu sosial menggunakan error tolerance sebesar 5%. Selain itu, semakin kecil persentase error tolerance, maka akan semakin akurat sampel tersebut menggambarkan populasi (Sevilla, et. al., 2007).
Setelah didapatkan jumlah sampel sebanyak 310 subjek, kemudian hanya diambil subjek yang termasuk dalam kategori style fashion muslim kontemporer
classic elegant saja, yaitu sebanyak 147 subjek.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari satu independent variabel dan satu dependent
variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Independent variabel (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel terikat (Sugiyono, 2011: 61), dalam penelitian ini adalah VALS. � = + � � ²�
(20)
26
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Dependent variabel (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau
berubah jika berhubungan dengan variabel bebas (Sugiyono, 2011: 63), dalam penelitian ini adalah style fashion muslim kontemporer.
3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Definisi Operasional VALS
Definisi operasional VALS dalam penelitian ini adalah bagaimana kecenderungan seseorang akan sesuatu yang dimanifestasikan melalui perilakunya dalam menggunakan sumber daya yang ada pada berbagai kondisi dan situasi serta dipengaruhi oleh kepercayaan yang sudah terinternalisasi dalam hidupnya. VALS dalam penelitian ini terdiri dari delapan tipe, yaitu thinkers, experiencers,
achievers, believers, makers, strivers, survivors, dan innovators. Tipe VALS yang
dominan pada seseorang dalam penelitian ini dapat diketahui melalui persentase skor rata-rata tipe yang paling tinggi dalam instrumen yang diadaptasi dari The US
VALSTM Survey milik Strategic Business Insights (SBI) yang dibuat oleh Mitchell pada tahun 1978 (Hawkins dkk., 2010).
3.4.2 Definisi Operasional Style Fashion Muslim Kontemporer Tipe Classic Elegant
Definisi operasional style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant dalam penelitian ini adalah gaya pakaian muslim yang modern, unik, dan ekslusif, serta tetap sesuai dengan syariat Islam dan tidak mencolok. Tipe style fashion muslim kontemporer yang dominan pada seseorang dalam penelitian ini dapat diketahui melalui skor total tipe yang paling tinggi dalam instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan datanya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan demografis, skala pengukuran VALS, dan skala pengukuran style fashion muslim kontemporer. Skala pengukuran VALS menggunakan skala Likert dengan lima rating, sedangkan skala pengukuran style fashion muslim kontemporer menggunakan skala ranking langsung.
(21)
27
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan pengumpulan data mulai dari tanggal 12 April sampai 1 Mei 2015. Pada pelaksanaannya, peneliti bekerja sama dengan merek X untuk meminta konsumennya agar mengisi angket penelitian ini, dengan cara memasang angket penelitian ini di website dan fanpage merek X. Selain itu, peneliti juga mencari dan menyebarkan angket penelitian ini kepada konsumen merek X yang dikenal.
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua instrumen penelitian, yaitu instrumen penelitian untuk mengukur VALS dan instrumen penelitian untuk mengukur style
fashion muslim kontemporer.
3.6.1 Deskripsi Instrumen Pengukuran 3.6.1.1Instrumen Pengukuran VALS
Untuk mengukur variabel VALS, instrumen yang digunakan diadaptasi dari The US VALSTM Survey milik SBI yang dibuat oleh Mitchell pada tahun 1978 (Hawkins dkk., 2010). Instrumen VALS ini berbentuk skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dimensi yang terdapat dalam instrumen ini ada delapan, dengan 34 indikator, dan 35 item yang semuanya berbentuk item favorable. Dari 35 item tersebut, terdapat sembilan item yang termasuk ke dalam dua dimensi. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen VALS tersebut.
(22)
28
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen VALS
No. Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah Item
1 Thinkers
Rasional
Berorientasi pada pendidikan
Terbuka pada perubahan sosial dan teknologi baru
1, 33, 34 3
2 Experiencers
Menyenangi hal-hal baru Menyenangi keragaman
Menyukai hal-hal yang menggembirakan Menyukai tantangan
Mengagumi kepopuleran Mengagumi kekuasaan Tertarik pada hal-hal mekanis
2, 3, 9, 17, 18, 22, 23,
28, 31
9
3 Achievers
Memperhatikan image (gengsi) Senang menunjukkan kesuksesannya Berjiwa pemimpin.
Memiliki sumber daya yang tinggi Menyenangi keragaman
3, 5, 7, 14, 15, 16, 19,
21, 26
9
4 Believers
Konservatif Konvensional
Memiliki kepercayaan kongkret pada nilai agama Memegang teguh nilai keluarga
Cenderung menolak perubahan atau teknologi baru
4, 6, 8, 13,
20, 27 6
5 Makers
Praktis Mandiri
Menyukai aktivitas konstruktif dengan tangan sendiri
4, 11, 25,
29, 30 5
6 Strivers
Impulsif
Memperhatikan citra diri Mudah merasa bosan
5, 12, 19, 26 4
7 Survivors
Memiliki minat yang terbatas Memiliki sumber daya yang rendah Mudah puas pada sesuatu
10, 24, 35 3
8 Innovators
Berjiwa pemimpin
Mempunyai minat yang luas
Reseptif pada perubahan atau teknologi baru Memiliki kepercayaan diri yang tinggi Memiliki sumber daya yang tinggi
14, 15, 16,
21, 32 5
Jumlah
35 item, dengan 9 item yang termasuk dalam
dua dimensi (tipe) Berikut ini adalah tabel yang digunakan sebagai acuan untuk masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen VALS tersebut.
(23)
29
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Nilai Pernyataan Instrumen VALS
Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan
Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Ragu 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
3.6.1.2Instrumen Pengukuran Style Fashion Muslim Kontemporer
Untuk mengukur variabel style fashion muslim kontemporer, peneliti membuat sendiri instrumen yang digunakan. Instrumen ini berbentuk ranking langsung yang terdiri dari delapan kelompok gambar. Dimensi yang terdapat dalam instrumen ini ada lima, dengan 20 indikator, dan 40 item yang semuanya berupa gambar. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen style fashion muslim kontemporer tersebut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Style Fashion Muslim Kontemporer
No. Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah Item
1 Arty of Beat
Motif dan model yang bertabrakan Padu-padan
Unik
Warna gelap dengan aksen cerah
1A, 2E, 3D, 4C, 5B, 6A, 7E, 8D
8
2 Classic Elegant
Motif dan model yang tidak terlalu ramai Tidak mencolok
Tenang Warna netral
1B, 2A, 3E, 4D, 5C, 6B, 7A, 8E
8
3 Exotic Dramatic
Motif dan model yang khas Emosional tinggi
Artistik
Warna eksentrik
1C, 2B, 3A, 4E, 5D, 6C, 7B, 8A
8
4 Feminine Romantic
Motif dan model yang lembut Sangat menonjolkan kewanitaan Kasih sayang
Warna pastel
1D, 2C, 3B, 4A, 5E, 6D, 7C, 8B
8
5 Sporty Casual
Motif dan model yang dinamis Enerjik
Santai Warna segar
1E, 2D, 3C, 4B, 5A, 6E, 7D, 8C 8 Jumlah
40 item yang terbagi dalam delapan kelompok
(24)
30
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah tabel yang digunakan sebagai acuan untuk masing-masing ranking dalam instrumen style fashion muslim kontemporer tersebut.
Tabel 3.5 Nilai Ranking Instrumen Style Fashion Muslim Kontemporer Ranking Nilai Ranking
1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada kedua instrumen pengukuran, yaitu instrumen VALS dan instrumen style fashion muslim kontemporer. Berikut adalah penjelasan dari uji validitas yang telah dilakukan pada kedua instrumen tersebut.
3.6.2.1.1 Uji Validitas Instrumen VALS
Uji validitas yang digunakan oleh peneliti dalam instrumen ini adalah validitas isi, yaitu uji validitas yang dilakukan melalui expert judgement. Validitas isi bertujuan agar konteks instrumen ini relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran (Azwar, 2012). Expert judgement dalam instrumen ini dilakukan oleh seorang ahli Bahasa Inggris dan seorang dosen psikologi, yaitu Hikmatullah Firdaus, S.Sy., M.H. dan Medianta Tarigan, M.Psi.
Setelah melakukan expert judgement, peneliti melakukan uji coba instrumen (try out) kepada 190 subjek. Kemudian hasil try out tersebut diolah dengan menggunakan software SPSS versi 20.0. Peneliti memilih item yang layak pada instrumen VALS dengan menggunakan korelasi item-total. Menurut Ihsan (2013), korelasi item-total merupakan korelasi antara skor item dengan skor total yang bertujuan untuk mencari tahu apakah suatu item mengukur hal yang sama dalam skala tersebut secara keseluruhan. Suatu item dikatakan layak jika memiliki nilai correlation coefficient lebih besar dari r tabel Spearman (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini dengan derajat kebebasan 0,01 dan jumlah subjek 190, maka diperoleh r tabel Spearman
(25)
31
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebesar 0,181. Hasil uji korelasi item-total tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Hasil Korelasi Item-Total Instrumen VALS Tipe No. Item Correlation Coefficient Thinkers
1 ,570
33 ,732
34 ,579
Experiencers
2 ,223
3 ,472
9 ,368
17 ,485
18 ,376
22 ,492
23 ,371
28 ,530
31 ,462
Achievers
3 ,332
5 ,586
7 ,601
14 ,541
15 ,487
16 ,321
19 ,531
21 ,576
26 ,555
Believers
4 ,529
6 ,532
8 ,439
13 ,645
20 ,561
27 ,560
Makers
4 ,640
11 ,688
25 ,583
29 ,442
30 ,744
Strivers
5 ,850
12 ,758
19 ,749
26 ,812
Survivors
10 ,793
24 ,736
35 ,427
Innovators
14 ,647
15 ,732
16 ,491
21 ,582
(26)
32
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item yang berjumlah 35 dinyatakan layak untuk digunakan pada instrumen VALS ini, karena nilai correlation coefficient item-item tersebut lebih besar dari 0,181. 3.6.2.1.2 Uji Validitas Instrumen Style Fashion Muslim Kontemporer
Uji validitas yang digunakan oleh peneliti dalam instrumen ini adalah validitas isi melalui expert judgement. Expert judgement dalam instrumen ini dilakukan oleh seorang fashion designer dan seorang dosen psikologi, yaitu Samira Mochamad, S.Ds. dan Helli Ihsan, S.Ag., M.Si.
3.6.2.2Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada instrumen VALS dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach karena pilihan jawaban dalam instrumen ini memiliki rentang 1 sampai 5 (Arikunto, 2005). Kategori tingkat reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach menurut Hair dkk. (2010: 125) ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Kategori Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach Nilai Alpha Cronbach Kategori Reliabilitas
≤ 0,20 Tidak reliabel 0,21 – 0,40 Kurang reliabel 0,41 – 0,60 Cukup reliabel 0,61 – 0,80 Reliabel
≥ 0,81 Sangat reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas yang telah dilakukan peneliti terhadap instrumen VALS dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0, diperoleh koefesien realibilitas i sebesar 0,758, yang artinya instrumen VALS merupakan instrumen yang reliabel.
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Instrumen VALS Cronbach's Alpha N of Items
,758 35
3.6.3 Kategori Skala
Pada penelitian ini, data dari variabel VALS dikelompokkan menjadi delapan tipe, yaitu thinkers, experiencers, achievers, believers, makers, strivers,
survivors, dan innovators. Tipe VALS ini ditentukan berdasarkan persentase skor
(27)
33
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor Rata-rata Tipe X = Skor Item 1 + Skor Item 2 + … + Skor Item NN
Persentase Skor Rata-rata Tipe X = Skor Rata-rata Tipe X Skor Rata-rata VALS � %
Selanjutnya data dari variabel style fashion muslim kontemporer dikelompokkan menjadi lima tipe, yaitu arty of beat, classic elegant, exotic dramatic, feminine romatic, dan sporty casual. Tipe style fashion muslim kontemporer ini ditentukan berdasarkan skor total tipe yang paling tinggi.
3.7 Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 20.0. Data berdistribusi normal jika nilai signifikansinya (Asyimp Sig. 2-tailed) lebih besar dari 0,05.
Tabel 3.9 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov VALS Style Fashion Muslim
Kontemporer Kolmogorov-Smirnov Z ,798 2,026
Asymp. Sig. (2-tailed) ,547 ,001
Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa variabel VALS memiliki nilai signifikansi sebesar 0,547 dan variabel style fashion muslim kontemporer memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Salah satu dari dua variabel ini, yaitu variabel style fashion muslim kontemporer, memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. 3.7.2 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan yang linear antara variabel VALS dengan variabel style fashion muslim kontemporer. Hubungan dikatakan linear jika nilai signifikan pada deviation from linearity-nya lebih besar dari 0,05. Berikut adalah hasil penghitungan uji linearitas antara VALS dengan
(28)
34
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Uji Linearitas VALS dengan Style Fashion Muslim Kontemporer
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
FASHION * VALS
Between Groups
(Combined) 389,492 62 6,282 ,984 ,516
Linearity 12,857 1 12,857 2,013 ,157
Deviation from Linearity 376,635 61 6,174 ,967 ,550
Within Groups 1711,390 268 6,386
Total 2100,882 330
Tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan variabel VALS dengan variabel style fashion muslim kontemporer adalah 0,550, atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer.
3.7.3 Uji Korelasi
Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Rank
Spearman dengan bantuan software SPSS Versi 20.0, karena hasil uji asumsi data
sebelumnya tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukannya uji korelasi dengan menggunakan statistik parametrik. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic
elegant.
Arah dan besarnya suatu hubungan dapat dilihat dari besaran koefisien korelasi (Kaplan dan Saccuzzo, 2012). Tanda positif pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan searah yang terjadi di antara variabel satu dengan yang lainnya, artinya jika angka suatu variabel naik maka angka variabel lainnya juga akan naik, begitupun sebaliknya. Sementara, tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel satu dengan yang lainnya. Hal tersebut berarti jika angka pada suatu variabel naik maka akan diikuti dengan turunnya angka pada variabel lain (Azwar, 2011; Kaplan dan Saccuzzo, 2012).
Menurut Azwar (2011), semakin koefisien korelasi mendekati angka 1 maka semakin kuat suatu hubungan, begitupun sebaliknya. Tabel di bawah ini menunjukkan interpretasi dari besaran koefisien korelasi (Sugiyono, 2011: 184).
(29)
35
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Langkah selanjutnya setelah dilakukan uji korelasi adalah melihat signifikansi dari hubungan yang terjadi. Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant. Penentuan signifikansi ini dapat dilihat pada nilai probabilitas suatu hubungan. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang satu dengan lainnya. Sementara, jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang satu dengan lainnya.
3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
3.8.1 Tahap Persiapan
1. Mencari fenomena yang akan diteliti.
2. Mencari dan menentukan variabel yang tepat untuk meneliti fenomena tersebut.
3. Melakukan kajian pustaka dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti.
4. Menentukan metode penelitian yang akan digunakan.
5. Mengadaptasi dan menyusun alat ukur penelitian yang akan digunakan. 6. Menentukan jumlah sampel yang akan diteliti.
7. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak terkait. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan expert judgement instrumen penelitian yang akan digunakan kepada beberapa ahli.
(30)
36
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan uji coba (try out) instrumen penelitian yang akan digunakan, untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya.
3. Menyebarkan instrumen penelitian kepada subjek penelitian. 3.8.3 Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring pada data-data yang telah terkumpul.
2. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0.
3.8.4 Tahap Pembahasan
1. Melakukan analisis terhadap data yang telah diolah sebelumnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan.
2. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan temuan dan analisis data. 3.8.5 Tahap Penyelesaian
1. Membuat laporan hasil penelitian berupa skripsi. 2. Melakukan sidang pengujian skripsi.
(31)
61
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada 147 konsumen merek X yang menjadi sampel, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tipe VALS pada konsumen merek X tipe classic elegant didominasi oleh tipe believers.
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara VALS tipe thinkers,
experiencers, achievers, believers, makers, strivers, survivors, dan innovators dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant
pada konsumen merek X.
5.2 Saran
Berikut adalah saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pembahasan data yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Perusahaan merek X diharapkan menggunakan segmentasi pasar agar bisa memasarkan produk yang tepat sesuai dengan karakteristik konsumen, serta segmentasi produk agar bisa mendesain produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen, sehingga akan tercapai strategi marketing yang tepat dan efektif untuk memenangkan kompetisi pasar fashion muslim di Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan mencari dan memilih instrumen yang akan digunakan dengan sebaik mungkin agar sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil penelitiannya maksimal.
3. Jika variabel yang diteliti terbagi ke dalam kategori, peneliti selanjutnya diharapkan memenuhi jumlah minimal sampel dalam setiap kategori, sehingga dapat dilakukan pengujian dan analisis lebih lanjut, serta hasilnya representatif untuk menggambarkan keadaan suatu populasi dalam kategori tersebut.
(32)
62
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. (2013). Prediksi Perilaku Ramah Lingkungan yang Dipengaruhi oleh Nilai
dan Gaya Hidup Konsumen. Jurnal Perspektif Bisnis Vol. 1(1),
Anandan, C., Mohanraj, M.P., & Madhu, S. (2006). A Study of The Impact of
Values and Lifestyles (VALS) on Brand Loyalty with Special Reference to English Newspapers. Journal of Management.
APPMI. (2005). Gaya Kontemporer Busana Muslimah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Assael, H. (2001). Consumer Behaviour and Marketing Action. New York: Thompson.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2013). Pertumbuhan Ekspor Impor Komoditas Pakaian, Jakarta: BPS.
Barthes, R. (1990). The Fashion System. Barkeley: University of California Press. Brenner, S.A. (2012). The Domestication of Desire: Women, Wealth, and
Modernity in Java. Princeton: Princeton University Press.
Darsono, H. & Sofie, S. (1987). Gambaran Busana Indonesia Masa Kini. Jakarta: Simposium Busana Indonesia dan Pemantapan Kurikulum Merancang Busana.
Dewi, S.N., Tofler, A., Tanjung, E., Astuti, L.D.P., & Budiawati, A.D. (27 Juni 2014). Fashion Indonesia Mendunia. VIVAnews.com. Diterima dari
http://sorot.news.viva.co.id/print_detail/printing/516740-fashion-indonesia-mendunia.
Eco, U. (1976). A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press. Fraenkel, J.R. & Wellen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill.
Gay, L.R. & Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management. New York: MacMillan Publishing Company.
Hair, J.F., et. al. (2010). MultiVariate Data Analysis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(33)
63
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hawkins, D., Mothersbaugh, D., & Best, R. (2010). Consumer Behavior: Building
Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill Irwin.
Houghton Mifflin Company. (2004). The American Heritage Dictionary of English. Boston: Houghton Mifflin Company.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Joung, H.M. & Miller, N.J. (2006). Factors of Dress Affecting Self-Esteem in
Older Females. Journal of Fashion Marketing and Management Vol. 10 (4).
DOI: 10.1108/13612020610701983.
Kaplan, R.M. & Saccuzzo, D.P. (2012). Psychological Testing Principles,
Applications, and Issues. Jakarta: Salemba Humanika.
Kim H.S. (2005). Consumer Profiles of Apparel Product Involvement and Values. Journal of Fashion Marketing and Management Vol. 9 (2). DOI: 10.1108/13612020510599358.
Kotler, P. (1997). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Controlling. New York: Prentice Hall.
Kotler, P. & Armstrong, G. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kunto, Y.S. & Pasla, P.R. (2006). Segmentasi Gaya Hidup pada Mahasiswa
Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra. Jurnal Manajemen
Pemasaran Vol. 1 (1),
Lovelock, Christopher, & Wirtz, J. (2011). Service Marketing, People,
Technology and Strategy. New Jersey: Prentice Hall Upper Sadle River.
Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. McDermott, L.A. & Pettijohn, T.F. (2011). The Influence of Clothing Fashion
and Race on The Perceived Socioeconomic Status and Person Perception of College Students. Journal of Psychology & Society Vol. 4 (2).
McLean, L. (2012). Contemporary Fashion Stylist. London: Vivays Publisher. Mowen, J.C. & Minor, M. (2002). Consumer Behavior. Jakarta: Erlangga.
Reksoatmodjo, T. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
(34)
64
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Renzulli, A. (2012). Hubungan Faktor Kredibilitas Media terhadap Aktivitas
Akses Berita Online Berdasarkan Segmentasi Psikografis. (Tesis). Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Saladin, D. (2007). Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Salim, P. (2002). The Contemporary English Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
Sarli, A. & Tat, H.H. (2011). Attracting Consumers by Finding Out Their
Psychographic Traits. Journal of Fundamental Psychology & Social Sciences
Vol. 1 (1), 8.
Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (2004). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Sevilla, Consuelo, G., et. al. (2007). Research Methods. Quezon City: Rex Printing Company.
Smith, W.R. (1956). Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies. Journal of Marketing Vol. 4 (2).
Solomon, M.R. (2012). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
SRI Consulting Business Intelligence. (2001). VALS Personality Types. [Online]. Diakses dari http://www.nr.edu/itp160/assigns/05-vals-personality-types.pdf. SRI Consulting Business Intelligence. (2008). White Paper: The Use of Focus
Groups in Research. California: SRIC BI.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
(35)
65
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Susanti, D. (2011). Pusat Fashion Kontemporer di Yogyakarta. (Tesis). Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Susanto, A.S. (2013). Membuat Segmentasi Berdasarkan Lifestyle (Gaya Hidup). Jurnal JIBEKA Vol. 7 (2), 3-4.
Susilo. (2006). T-shirt Sebagai Referensi Gaya Hidup Remaja Kota Medan. (Tesis). Universitas Udayana, Denpasar.
Tjiptono, F. & Chandra, G. (2012). Pemasaran Strategik. Jakarta: Andi Publisher. Troxell, M.D. & Stone, E. (1985). Fashion Merchandising. New York:
McGraw-Hill.
Weder, M. & Kamakura, W. (2000). Market Segmentation: Conceptual and
Methodological Foundations. Norwell: Kluwer Academic Publishers.
Wongsiriwat, K. (2007). A Study of Influences of Values, Attitudes, and Lifestyles (VALS) on Brand Equity of Luxury Handbags in Bangkok. (Tesis). Master of
Business Administration in Management, School of Management, Shinawatra University, Bangkok.
Zaman, M.A. (2002). 100 Tahun Mode di Indonesia 1901-2000. Jakarta: Meutia Cipta Sarana.
(1)
36
Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan uji coba (try out) instrumen penelitian yang akan digunakan, untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya.
3. Menyebarkan instrumen penelitian kepada subjek penelitian. 3.8.3 Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring pada data-data yang telah terkumpul.
2. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0.
3.8.4 Tahap Pembahasan
1. Melakukan analisis terhadap data yang telah diolah sebelumnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan.
2. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan temuan dan analisis data. 3.8.5 Tahap Penyelesaian
1. Membuat laporan hasil penelitian berupa skripsi. 2. Melakukan sidang pengujian skripsi.
(2)
61 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara VALS dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada 147 konsumen merek X yang menjadi sampel, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tipe VALS pada konsumen merek X tipe classic elegant didominasi oleh tipe believers.
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara VALS tipe thinkers, experiencers, achievers, believers, makers, strivers, survivors, dan innovators dengan style fashion muslim kontemporer tipe classic elegant pada konsumen merek X.
5.2 Saran
Berikut adalah saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan pembahasan data yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Perusahaan merek X diharapkan menggunakan segmentasi pasar agar bisa memasarkan produk yang tepat sesuai dengan karakteristik konsumen, serta segmentasi produk agar bisa mendesain produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen, sehingga akan tercapai strategi marketing yang tepat dan efektif untuk memenangkan kompetisi pasar fashion muslim di Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan mencari dan memilih instrumen yang akan digunakan dengan sebaik mungkin agar sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil penelitiannya maksimal.
3. Jika variabel yang diteliti terbagi ke dalam kategori, peneliti selanjutnya diharapkan memenuhi jumlah minimal sampel dalam setiap kategori, sehingga dapat dilakukan pengujian dan analisis lebih lanjut, serta hasilnya representatif untuk menggambarkan keadaan suatu populasi dalam kategori tersebut.
(3)
62 Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. (2013). Prediksi Perilaku Ramah Lingkungan yang Dipengaruhi oleh Nilai dan Gaya Hidup Konsumen. Jurnal Perspektif Bisnis Vol. 1(1),
Anandan, C., Mohanraj, M.P., & Madhu, S. (2006). A Study of The Impact of Values and Lifestyles (VALS) on Brand Loyalty with Special Reference to English Newspapers. Journal of Management.
APPMI. (2005). Gaya Kontemporer Busana Muslimah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Assael, H. (2001). Consumer Behaviour and Marketing Action. New York: Thompson.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2012). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2013). Pertumbuhan Ekspor Impor Komoditas Pakaian, Jakarta: BPS.
Barthes, R. (1990). The Fashion System. Barkeley: University of California Press.
Brenner, S.A. (2012). The Domestication of Desire: Women, Wealth, and Modernity in Java. Princeton: Princeton University Press.
Darsono, H. & Sofie, S. (1987). Gambaran Busana Indonesia Masa Kini. Jakarta: Simposium Busana Indonesia dan Pemantapan Kurikulum Merancang Busana.
Dewi, S.N., Tofler, A., Tanjung, E., Astuti, L.D.P., & Budiawati, A.D. (27 Juni 2014). Fashion Indonesia Mendunia. VIVAnews.com. Diterima dari http://sorot.news.viva.co.id/print_detail/printing/516740-fashion-indonesia-mendunia.
Eco, U. (1976). A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.
Fraenkel, J.R. & Wellen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.
Gay, L.R. & Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and. Management. New York: MacMillan Publishing Company.
Hair, J.F., et. al. (2010). MultiVariate Data Analysis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(4)
Hawkins, D., Mothersbaugh, D., & Best, R. (2010). Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill Irwin.
Houghton Mifflin Company. (2004). The American Heritage Dictionary of English. Boston: Houghton Mifflin Company.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Joung, H.M. & Miller, N.J. (2006). Factors of Dress Affecting Self-Esteem in
Older Females. Journal of Fashion Marketing and Management Vol. 10 (4).
DOI: 10.1108/13612020610701983.
Kaplan, R.M. & Saccuzzo, D.P. (2012). Psychological Testing Principles, Applications, and Issues. Jakarta: Salemba Humanika.
Kim H.S. (2005). Consumer Profiles of Apparel Product Involvement and Values. Journal of Fashion Marketing and Management Vol. 9 (2). DOI: 10.1108/13612020510599358.
Kotler, P. (1997). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Controlling. New York: Prentice Hall.
Kotler, P. & Armstrong, G. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kunto, Y.S. & Pasla, P.R. (2006). Segmentasi Gaya Hidup pada Mahasiswa Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1 (1),
Lovelock, Christopher, & Wirtz, J. (2011). Service Marketing, People, Technology and Strategy. New Jersey: Prentice Hall Upper Sadle River.
Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
McDermott, L.A. & Pettijohn, T.F. (2011). The Influence of Clothing Fashion and Race on The Perceived Socioeconomic Status and Person Perception of College Students. Journal of Psychology & Society Vol. 4 (2).
McLean, L. (2012). Contemporary Fashion Stylist. London: Vivays Publisher. Mowen, J.C. & Minor, M. (2002). Consumer Behavior. Jakarta: Erlangga.
Reksoatmodjo, T. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
(5)
64 Saraswati Ratna Pandini, 2015
HUBUNGAN ANTARA VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN STYLE FASHION MUSLIM KONTEMPORER TIPE CLASSIC ELEGANT PADA KONSUMEN MEREK X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Renzulli, A. (2012). Hubungan Faktor Kredibilitas Media terhadap Aktivitas Akses Berita Online Berdasarkan Segmentasi Psikografis. (Tesis). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta.
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Saladin, D. (2007). Manajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Salim, P. (2002). The Contemporary English Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
Sarli, A. & Tat, H.H. (2011). Attracting Consumers by Finding Out Their Psychographic Traits. Journal of Fundamental Psychology & Social Sciences Vol. 1 (1), 8.
Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (2004). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Sevilla, Consuelo, G., et. al. (2007). Research Methods. Quezon City: Rex Printing Company.
Smith, W.R. (1956). Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies. Journal of Marketing Vol. 4 (2).
Solomon, M.R. (2012). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
SRI Consulting Business Intelligence. (2001). VALS Personality Types. [Online]. Diakses dari http://www.nr.edu/itp160/assigns/05-vals-personality-types.pdf.
SRI Consulting Business Intelligence. (2008). White Paper: The Use of Focus Groups in Research. California: SRIC BI.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
(6)
Susanti, D. (2011). Pusat Fashion Kontemporer di Yogyakarta. (Tesis). Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Susanto, A.S. (2013). Membuat Segmentasi Berdasarkan Lifestyle (Gaya Hidup). Jurnal JIBEKA Vol. 7 (2), 3-4.
Susilo. (2006). T-shirt Sebagai Referensi Gaya Hidup Remaja Kota Medan. (Tesis). Universitas Udayana, Denpasar.
Tjiptono, F. & Chandra, G. (2012). Pemasaran Strategik. Jakarta: Andi Publisher.
Troxell, M.D. & Stone, E. (1985). Fashion Merchandising. New York: McGraw-Hill.
Weder, M. & Kamakura, W. (2000). Market Segmentation: Conceptual and Methodological Foundations. Norwell: Kluwer Academic Publishers.
Wongsiriwat, K. (2007). A Study of Influences of Values, Attitudes, and Lifestyles (VALS) on Brand Equity of Luxury Handbags in Bangkok. (Tesis). Master of Business Administration in Management, School of Management, Shinawatra University, Bangkok.
Zaman, M.A. (2002). 100 Tahun Mode di Indonesia 1901-2000. Jakarta: Meutia Cipta Sarana.