Efek antihepatotoksik infusa herba mimosa pigra L. terhadap tikus putih jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
EFEK ANTIHEPATOTOKSIK INFUSA HERBA Mimosa pigra L.
TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihepatotoksik infusa herba Mimosa
pigra L. dan dosis optimumnya terhadap tikus putih jantan galur Wistar terinduksi karbon
tetraklorida.
Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola
searah. Penelitian ini menggunakan 35 tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat
120-200 gram. Kelompok I merupakan kontrol minyak zaitun dengan pemberian sebanyak
2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal. Kelompok II merupakan kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2,0 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok III merupakan kontrol
perlakuan yaitu pemberian infusa herba Mimosa pigra L. dosis 2,835 g/kg BB secara per oral.
Kelompok IV merupakan kontrol positif silimarin dosis 25 mg/KgBB secara per oral.
Kelompok V-VII merupakan kelompok perlakuan infusa herba Mimosa pigra L. dengan

dosis 1,26; 1,89; dan 2,835 g/KgBB melalui rute oral. Hewan uji diberikan induksi karbon
tetraklorida 2 ml/KgBB i.p. terlebih dahulu, diikuti pemberian silimarin pada kelompok
kontrol positif dan infusa herba Mimosa pigra L. 6 jam kemudian pada kelompok perlakuan.
Pada jam ke-24 setelah pemberian CCl4, semua kelompok diambil darahnya pada daerah
sinus orbitalis di mata tikus. Data ALT dan AST serum yang didapat, dianalisis dengan uji
solmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi datanya kemudian dilanjutkan analisis dengan
uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT dan AST serum antar
kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan adanya efek antihepatotoksik dari infusa herba Mimosa
pigra L. dengan %antihepatotoksik dari peringkat dosis 1 hingga 3 secara berurutan adalah
62,5; 71,7; dan 39,9% berdsarkan serum ALT, dan berdasarkan serum AST sebesar 97,6;
98,1; dan 35,7%. Dari data pengukuran aktivitas serum ALT dan AST yang diperoleh, dosis
optimum infusa herba Mimosa pigra L. adalah 1,26 g/KgBB.
Kata kunci : Mimosa pigra L., antihepatotoksik, karbon tetraklorida, infusa, ALT, AST

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research were to prove the antihepatotoxic effect of Mimosa pigra
L. herb infusion and the optimum dose in male Wistar rats induced carbon tetrachloride.
This research was purely experimental research with randomized complete direct
sampling design. This research use 35 male Wistar rats, attain the age 2-3 month, and 120200 gram weight. Group I was olive oil control by giving as much as 2 ml/KgBW
intraperitoneally. Group II was carbon tetrachloride hepatotoxin control dose 2 ml/KgBW
intraperitoneally. Group III was control treatment given 2.835 g/KgBW infusion of Mimosa
pigra L. herb orally. Group IV was silimarin positive control given 25 mg/KgBW orally.
Group V-VII were the treatment group for infusion of Mimosa pigra L. herb with dose 1.26;
1.89, and 2.835 g/KgBW orally. All animals were given carbon tetrachloride 2 ml/KgBW
intraperitoneally first, followed by administration of the silymarin in the positive control
group and Mimosa pigra L. herb infusion in the treatment group. At the 24th hour after
administration of CCl4, all groups had blood drawn at the orbital sinus region. Data of ALT
and AST serum which were obtained were analyzed using solmogorov-Smirnov test to look
at the data distribution. After that, the data were analyzed using Mann-Whitney test to
determine the differences in ALT activities and AST serum in each group.
The results showed there were antihepatotoxic effects of infusion of Mimosa pigra
L. herb with %antihepatotoxic from smalest dose to largest dose was 62.5; 71.7, and 39.9%

based from ALT serum and 97.6; 98.1, and 35.7% based from AST serum. From the data
measurement of activities ALT and AST serum which were obtained, the most effective dose
from infusion of Mimosa pigra L. herb was 1.26 g/KgBW.
Keywords : Mimosa pigra L., antihepatotoxic, carbon tetrachlorida, infusion, ALT, AST

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK ANTIHEPATOTOKSIK INFUSA HERBA Mimosa pigra L.
TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi


Diajukan Oleh:
Lukas Surya Wijaya
NIM : 108114128

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

EFEK ANTIHEPATOTOKSIK INFUSA HERBA Mimosa pigra L.
TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan Oleh:
Lukas Surya Wijaya
NIM : 108114128

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN


“i know that i am intelligent, because i know
that i know nothing”

Socrates

“The root of education is titter, tut the fruit is
sweet”

Aristoteles
Kupersembahkan skripsi ini untuk……
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan memberiku kekuatan, berkat dan
jalan keluar dari segala persoalan,
Papa Mamaku, dan keluarga besarku,
Sahabat-sahabat dan teman-temanku tersayang,
Almamaterku tercinta.

iv

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efek Antihepatotoksik Infusa Herba Mimosa pigra L. Terhadap Tikus Putih
Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu
penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ipang Djunarko M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini
atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberi motivasi, dan
memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan

dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas
bantuan dan masukkan, kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt., sebagai Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi terdahulu dan Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku
Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi saat ini yang telah memberi izin
dalam

penggunaan

fasilitas

laboratorium

vii

Farmakologi-Toksikologi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Farmakognosi-Fitokimia dan Kimia Analisis demi terselesaikannya skripsi
ini.
6. Pak Supardjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi,
Pak Heru selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika-Farmakokinetika,
Pak Kayatno selaku laboran Laboratorium Biokimia, dan Pak Wagiran
selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, serta Pak Andri
selaku laboran di kebun obat, atas segala bantuan dan kerja sama selama di
laboratorium.
7. Kedua orang tua penulis yang mendanai sebagian besar penelitian untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8.

Cornelia Melinda dan Kelvin Nugroho sebagai rekan tim Mimosa pigra
dalam menjalankan penelitian yang dengan rela membantu kegiatan
penelitian penulis.

9. Teman-teman penulis, Brigitta Lynda Rakasiwi, Juana Merianti, Maria
Malida Vernandes Sasadara, Hans Gani, Angelia Rosari, Trifonia Rosa
Kurniasih, Ibu Maria Dwibudi Djumpowati, S.Si., Bapak Yohanes
Dwiatmaka, M.Si., Mbak M.R. Biri Koni Tiala, S.Farm., dan Mas Ignatius
Kuncarli, S.Farm., teman-teman FKK B, dan teman-teman Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma 2010 yang selalu memberikan
dukungan dan masukan terhadap baik penelitian maupun penyusunan
skripsi kepada penulis.
10. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi
kemajuan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat memiliki manfaat
sekecil apapun bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kefarmasian, serta semua pihak, baik mahasiswa, lingkungan akademis, maupun
masyarakat.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013

Penulis

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................

iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................

vi

PRAKATA ..................................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

x

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xviii

INTISARI....................................................................................................

xix

ABSTRACT ................................................................................................

xx

BAB I. PENGANTAR ................................................................................

1

A. Latar Belakang ..............................................................................

1

1. Perumusan masalah ....................................................................

4

2. Keaslian penelitian .....................................................................

4

3. Manfaat penelitian ......................................................................

5

B. Tujuan penelitian ..........................................................................

5

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Tujuan umum .........................................................................

5

2. Tujuan khusus ........................................................................

5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.........................................................

6

A. Tanaman Mimosa pigra Ls (Putri Malu) .......................................

6

1. Deskripsi tanaman .....................................................................

6

2. Klasifikasi..... ............................................................................

7

3. Nama lain... ...............................................................................

7

4. Nama daerah .............................................................................

7

5. Kandungan Kimia .....................................................................

7

6. Kegunaan ..................................................................................

9

B. Hati ................................................................................................

10

1. Anatomi dan fisiologi hati ........................................................

10

2. Kerusakan hati ..........................................................................

16

3. Perlemakan hati .........................................................................

19

C. Hepatotoksin .................................................................................

20

D. Karbon Tetraklorida ......................................................................

21

E. Infusa .............................................................................................

24

F. Pengukuran Alanine Transaminase dan Aspartate Transaminase

25

G. Silimarin........................................................................................

27

H. Landasan Teori .............................................................................

28

I. Hipotesis ........................................................................................

29

BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................

30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................

30

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...............................

30

1. Variabel penelitian ....................................................................

30

2. Definisi operasional ..................................................................

31

C. Bahan Penelitian ...........................................................................

32

1. Bahan utama..............................................................................

32

2. Bahan kimia ..............................................................................

32

D. Alat Penelitian...............................................................................

34

E. Tata Cara Penelitian ......................................................................

34

1. Determinasi tanaman Mimosa pigra L. ....................................

34

2. Pengumpulan bahan ..................................................................

34

3. Pembuatan infusa herba Mimosa pigra L. ...............................

34

4. Penetapan dosis infusa herba Mimosa pigra L. .......................

35

5. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dalam minyak zaitun...

35

6. Pembuatan suspensi ekstrak silimarin ......................................

35

7. Uji pendahuluan ........................................................................

36

8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji.................................

36

9. Penetapan aktivitas ALT dan AST serum .................................

37

F. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................

38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

40

A. Penyiapan Bahan ...........................................................................

40

1. Hasil determinasi tanaman .......................................................

40

2. Pembuatan infusa herba Mimosa pigra L. ...............................

41

B. Uji Pendahuluan ............................................................................

43

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Penetapan dosis hepatotoksin ...................................................

43

2. Penentuan dosis infusa herba Mimosa pigra L. .......................

44

3. Penentuan dosis kontrol positif silimarin .................................

44

4. Penentuan waktu pencuplikan darah ........................................

45

C. Efek Antihepatotoksik Infusa Herba Mimosa pigra L Terhadap Tikus
Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida .................

52

1. Kontrol negatif .........................................................................

54

2. Kontrol hepatotoksin ................................................................

56

3.

Kontrol perlakuan (infusa herba Mimosa pigra L. dosis 2,835
g/KgBB) .................................................................................
...............................................................................................

4.

57

Hasil Perhitungan %antihepatotoksik dan daya antihepatotoksik serta
penentuan dosis optimum antihepatotoksik infusa herba Mimosa
pigra L. terhadap tikus putih jantan galur Wistar terinduksi karbon
tetraklorida .............................................................................
...............................................................................................

58

D. Rangkuman Pembahasan ..............................................................

75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

77

A. Kesimpulan ...................................................................................

77

B. Saran .............................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

78

LAMPIRAN ................................................................................................

83

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................

122

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2
ml/KgBB pada selang waktu 0, 24, 48, dan 72 jam ...................

46

Tabel II. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon
tetraklorida dosis 2 ml/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke-0,
24, 48, dan 72 .............................................................................
....................................................................................................

48

Tabel III. Aktivitas serum AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2
ml/KgBB pada selang waktu 0, 24, 48, dan 72 jam ...................

49

Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah pemberian karbon
tetraklorida dosis 2 ml/KgBB pada waktu pencuplikan darah jam ke-0,
24, 48, dan 72 .............................................................................
....................................................................................................

51

Tabel V. Efek antihepatotoksik infusa herba Mimosa pigra L. pada dosis 1,26;
1,89; 2,835 g/KgBB terhadap aktivitas serum ALT dan AST pada tikus
putih terinduksi karbon tetraklorida ...........................................

54

Tabel VI. Perbandingan aktivitas serum ALT jam ke-0 dengan perlakuan kontrol
negatif .........................................................................................
....................................................................................................

55

Tabel VII. Perbandingan aktivitas serum AST jam ke-0 dengan perlakuan kontrol
negatif .........................................................................................
....................................................................................................

xiv

55

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel VIII. Perbandingan hasil antara seluruh kelompok kontrol terhadap
perlakuan pemberian infusa herba Mimosa pigra L. berdasarkan serum
ALT pada variasi dosis tertentu ..................................................

62

Tabel IX. Perbandingan hasil antara seluruh kelompok kontrol terhadap perlakuan
pemberian infusa herba Mimosa pigra L. berdasarkan serum AST pada
variasi dosis tertentu ...................................................................

xv

63

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Mimosa pigra L .........................................................

6

Gambar 2. Struktur Kandungan Ekstrak Metanolik Mimosa pigra L. .......

8

Gambar 3. Pembagian Zona Lobulus Hati ..................................................

11

Gambar 4. Penampang Sel Penyusun Lobulus Hati....................................

12

Gambar 5. Proses Metabolisme Karbon Tetraklorida .................................

22

Gambar 6. Mekanisme Pembentukan Radikal Lipid oleh Radikal CCl3 .......

23

Gambar 7. Struktur Flavonolignan pada Silimarin .....................................

27

Gambar 8. Diagram batang rata-tata aktivitas serum ALT sel hati tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/KgBB pada selang waktu 0,
24, 48, dan 72 jam ....................................................................
..................................................................................................

47

Gambar 9. Diagram batang rata-tata aktivitas serum AST sel hati tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/KgBB pada selang waktu 0,
24, 48, dan 72 jam ....................................................................
..................................................................................................

49

Gambar 10. Diagram batang rata-rata pengaruh pengaruh dosis pemberian infusa
herba Mimosa pigra L. terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida
dilihat dari aktivitas serum ALT ............................................

61

Gambar 11. Diagram batang rata-rata pengaruh pengaruh dosis pemberian infusa
herba Mimosa pigra L. terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida
dilihat dari aktivitas serum AST ............................................

xvi

62

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 12. Diagram batang %antihepatotoksik antara kontrol minyak zaitun,
kontrol CCl4, kontrol silimarin, dan perlakuan berdasarkan aktivitas
serum ALT dan AST..............................................................
...............................................................................................

xvii

63

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto infusa herba Mimosa pigra L. ........................................

84

Lampiran 2. Foto suspensi silimarin dalam CMC-Na 1% ..........................

84

Lampiran 3. Surat determinasi tanaman Mimosa pigra Ls sssssssssssssssssssssssss

85

Lampiran 4. Surat ethical clearence sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

86

Lampiran 5. Certified of analysis silimarin ................................................

87

Lampiran 6. Hasil analisis statistik data ALT dan AST pada uji pendahuluan
waktu pencuplikan darah hewan uji setelah induksi karbon
tetraklorida 2 mL/kgBB .........................................................
...............................................................................................

88

Lampiran 7. Hasil analisis statistik data ALT dan AST pada kelompok kontrol
olive oil dosis 2 mL/kgBB .....................................................

95

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data kontrol minyak zaitun, kontrol CCl4,
kontrol ekstrak, kontrol silimarin, dan perlakuan pemberian infusa
herba Mimosa pigra L. dosis 1,26; 1,89 ; dan 2,835 g/KgBB

98

Lampiran 9. Perhitungan %antihepatotoksik ..............................................

119

Lampiran 10. Perhitungan daya antihepatotoksik .......................................

120

Lampiran 11. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ..........................

120

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihepatotoksik infusa
herba Mimosa pigra L. dan dosis optimumnya terhadap tikus putih jantan galur
Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap
pola searah. Penelitian ini menggunakan 35 tikus jantan galur Wistar, umur 2-3
bulan, dan berat 120-200 gram. Kelompok I merupakan kontrol minyak zaitun
dengan pemberian sebanyak 2,0 ml/kg BB secara intraperitoneal. Kelompok II
merupakan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2,0 ml/kgBB secara
intraperitonial. Kelompok III merupakan kontrol perlakuan yaitu pemberian
infusa herba Mimosa pigra L. dosis 2,835 g/kg BB secara per oral. Kelompok IV
merupakan kontrol positif silimarin dosis 25 mg/KgBB secara per oral. Kelompok
V-VII merupakan kelompok perlakuan infusa herba Mimosa pigra L. dengan
dosis 1,26; 1,89; dan 2,835 g/KgBB melalui rute oral. Hewan uji diberikan
induksi karbon tetraklorida 2 ml/KgBB i.p. terlebih dahulu, diikuti pemberian
silimarin pada kelompok kontrol positif dan infusa herba Mimosa pigra L. 6 jam
kemudian pada kelompok perlakuan. Pada jam ke-24 setelah pemberian CCl4,
semua kelompok diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis di mata tikus. Data
ALT dan AST serum yang didapat, dianalisis dengan uji Kolmogorov-.mirnov
untuk melihat distribusi datanya kemudian dilanjutkan analisis dengan uji MannWhitney untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT dan AST serum antar
kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan adanya efek antihepatotoksik dari infusa
herba Mimosa pigra L. dengan %antihepatotoksik dari peringkat dosis 1 hingga 3
secara berurutan adalah 62,5; 71,7; dan 39,9% berdsarkan serum ALT, dan
berdasarkan serum AST sebesar 97,6; 98,1; dan 35,7%. Dari data pengukuran
aktivitas serum ALT dan AST yang diperoleh, dosis optimum infusa herba
Mimosa pigra L. adalah 1,26 g/KgBB.

Kata kunci : Mimosa pigra L., antihepatotoksik, karbon tetraklorida, infusa, ALT,
AST

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The aim of study research were to prove the antihepatotoxic effect of
Mimosa pigra L. herb infusion and the optimum dose in male Wistar rats induced
carbon tetrachloride.
This research was purely experimental research with randomized
complete direct sampling design. This research use 35 male Wistar rats, attain the
age 2-3 month, and 120-200 gram weight. Group I was olive oil control by giving
as much as 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group II was carbon tetrachloride
hepatotoxin control dose 2 ml/KgBW intraperitoneally. Group III was control
treatment given 2.835 g/KgBW infusion of Mimosa pigra L. herb orally. Group
IV was silimarin positive control given 25 mg/KgBW orally. Group V-VII were
the treatment group for infusion of Mimosa pigra L. herb with dose 1.26; 1.89,
and 2.835 g/KgBW orally. All animals were given carbon tetrachloride 2
ml/KgBW intraperitoneally first, followed by administration of the silymarin in
the positive control group and Mimosa pigra L. herb infusion in the treatment
group. At the 24th hour after administration of CCl4, all groups had blood drawn
at the orbital sinus region. Data of ALT and AST serum which were obtained
were analyzed using Kolmogorov-.mirnov test to look at the data distribution.
After that, the data were analyzed using Mann-Whitney test to determine the
differences in ALT activities and AST serum in each group.
The results showed there were antihepatotoxic effects of infusion of
Mimosa pigra L. herb with %antihepatotoxic from smalest dose to largest dose
was 62.5; 71.7, and 39.9% based from ALT serum and 97.6; 98.1, and 35.7%
based from AST serum. From the data measurement of activities ALT and AST
serum which were obtained, the most effective dose from infusion of Mimosa
pigra L. herb was 1.26 g/KgBW.

Keywords : Mimosa pigra L., antihepatotoxic, carbon tetrachlorida, infusion,
ALT, AST

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Hati atau hepar merupakan salah satu organ yang memiliki peranan
penting dalam mendukung kelangsungan hidup manusia. Hati yang merupakan
organ terbesar dari manusia memiliki fungsi untuk memetabolisme senyawasenyawa yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, hati juga memiliki kemampuan
mendetoksifikasi senyawa-senyawa racun yang masuk ke dalam tubuh. Akan
tetapi, saat ini banyak kelainan yang dapat mengganggu kerja hati. Salah satu
kelainan yang banyak dijumpai pada organ hati adalah perlemakan hati (steatosis).
Perlemakan hati merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan lemak
pada hati (Fransiskus, 2011). Perlemakan hati dibagi menjadi dua yaitu
perlemakan hati diperantarai alkohol dan perlemakan hati tidak diperantarai
alkohol. Perlemakan hati tidak diperantarai alkohol (NAFLD) merupakan kondisi
perlemakan hati yang banyak dijumpai di kalangan masyarakat pada negara maju.
Kondisi kronis dari NAFLD (Non-Alcoholic Fatty Liver Disease) akan berujung
pada keadaan Non-Alcoholic .teato Hepatitis (NASH) (Chalrton, 2004). Data
epidemiologi menyatakan bahwa di negara bagian barat, prevalensi NAFLD
berkisar antara 15-20%, dan 20-30% di antaranya berada pada fase NASH. Pada
penderita obesitas di negara maju, didapatkan 60% mengalami perlemakan hati
sederhana, 20-25% mengalami NASH, dan 2-3% mengalami sirosis. Pada

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

penderita diabetes melitus tipe 2, terdapat 70% pasien mengalami NAFLD dan
60% mengalami NAFLD pada penderita dislipidemia. Di Indonesia sendiri,
prevalensi NAFLD mencapai 30,6% (Sofia, Nurdjanah, dan Ratnasari, 2009).
Dari penelitian tersebut terlihat bahwa angka prevalensi perlemakan hati
pada masyarakat dunia cukup tinggi, terutama pada penderita sindrom metabolit
seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan obesitas. Pengobatan yang cukup
sering dilakukan adalah menggunakan obat-obatan herbal baik untuk mencegah
maupun menyembuhkan perlemakan hati tersebut. Data World Health
Organizaton (WHO) pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 80% penduduk Asia
dan Afrika kerap menggunakan tanaman sebagai obat herbal dalam mengatasi
berbagai macam penyakit.
Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai obat untuk kelainan
pada organ hati adalah Mimosa pigra L. Tanaman ini merupakan tanaman sejenis
putri malu yang tumbuh di beberapa tempat di Indonesia. Mimosa pigra L.
memiliki ciri khusus yaitu ukurannya yang lebih besar dari kerabatnya Mimosa
pudica L. Penelitan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa infusa herba
Mimosa pigra L. memiliki potensi sebagai hepatoprotektif pada tikus putih yang
terinduksi parasetamol (Apriyanto, Susanti, Wijayanti, Linawati, 2000). Selain itu,
telah dilakukan penelitian yang menyatakan bahwa ekstrak metanol daun Mimosa
pigra L. mengandung senyawa yang memiliki potensi sebagai antioksidan (Lee,
2004). Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Mimosa
pigra L. memiliki kandungan flavonoid seperti quercetin dan myricitrin yang
mempunyai aktvitas antioksidan terhadap radikal Diphenyl Picrylhydrazyl

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

(DPPH) dan Poly Aromatic Hydrocarbon (Rakotomalala, Agard, Tonnerre, Tesse,
Derbre, Michalet, et al., 2013). Senyawa antioksidan merupakan senyawa yang
dapat digunakan untuk menetralkan senyawa radikal yang merupakan penyebab
perlemakan hati.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Apriyanto, dkk
(2000), peneliti ingin melihat kemampuan infusa herba Mimosa pigra L. sebagai
hepatokuratif dengan model antihepatotoksik. Selain itu, peneliti juga ingin
melihat kemampuan infusa herba Mimosa pigra L. dalam menyembuhkan
perlemakan hati dengan senyawa model yang digunakan adalah karbon
tetraklorida. Senyawa karbon tetraklorida merupakan senyawa model yang biasa
digunakan untuk membentuk perlemakan hati sehingga hasil dari penelitian ini
dapat digunakan sebagai dasar pengobatan perlemakan hati yang terjadi pada
manusia dengan menggunakan infusa herba Mimosa pigra L. Karbon tetraklorida
akan membentuk senyawa CCl3 radikal yang dapat menginisiasi pembentukan
radikal lipid sehingga terjadi penimbunan lemak pada hati.
Pada penelitian ini digunakan bentuk ekstrak berupa infusa. Hal ini
didasarkan dari penggunaan pada masyarakat yang umumnya menggunakan
metode perebusan, sehingga digunakan metode ekstraksi yang paling mendekati
dengan metode perebusan yaitu metode infundasi. Selain itu, metode infundasi
digunakan dengan pertimbangan jenis senyawa yang dituju berupa senyawa
fenolik yaitu quercetin dan myricitrin. Senyawa tersebut dapat terekstrak dari
daun Mimosa pigra L. menggunakan pelarut metanol. Metode infundasi juga
dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa fenolik tersebut dari herba Mimosa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

pigra L. karena senyawa fenolik juga dapat terlarut dalam air panas (Xu, Chen,
Xhang, Jiang,Ye, 2008).
1. Perumusan masalah
a.

Apakah infusa herba Mimosa pigra L. memiliki efek antihepatotoksik
terhadap tikus putih jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?

b.

Berapakah dosis efektif infusa herba Mimosa pigra L. yang memberikan efek
paling optimum dalam menyembuhkan perlemakan hati pada tikus putih
jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?

2. Keaslian penelitian
Penelitian menggunakan infusa herba Mimosa pigra L. pernah dilakukan
oleh Apriyanto, dkk. (2000) Hasil penelitian melaporkan bahwa infusa herba
Mimosa pigra L. memiliki efek hepatoprotektif pada tikus putih jantan galur
Wistar terinduksi parasetamol. Selain itu, ekstrak metanol dari daun dan batang
Mimosa pigra L. memiliki potensi sebagai antihiperglikemi dan antinociceptive
(Toma, Rahman, Jahan, Haque, Agarwala, Shelley, et als, 2012). Kemampuan
antibakteri dari Mimosa pigra L. juga pernah diuji. Hasil dari penelitian
menyatakan bahwa terdapat aktivitas antibakteri dari tanaman tersebut (Mbatchou,
Ayebila, dan Apea, 2011). Ekstrak metanol daun Mimosa pigra L. pernah juga
pernah diteliti dan terbutkti memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan
antihipertensi pulmonar (Rakotomalala, et al., 2013).
Sepanjang

penelusuran

penulis,

penelitian

mengenai

efek

antihepatotoksik Mimosa pigra L. pada tikus putih jantan terinduksi CCl4 belum
pernah dilakukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada pengembangan ilmu
pengetahuan

khususnya

di

bidang

kefarmasian

mengenai

potensi

antihepatotoksik dari infusa herba Mimosa pigra L.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan memberi informasi pada masyarakat mengenai dosis
optimum infusa herba Mimosa pigra L. dalam pengobatan perlemakan yang
terjadi pada hati.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
antihepatotoksik dari infusa herba Mimosa pigra L. terhadap tikus putih jantan
terinduksi CCl4 berdasarkan aktivitas enzim ALT dan AST dalam darah.
2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis
antihepatotoksik infusa herba Mimosa pigra L. yang optimum dalam dalam
mengobati perlemakan hati yang terjadi pada tikus putih jantan galur Wistar
terinduksi CCl4.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Mimosa pigra L. (Putri Malu)
1. Deskripsi tanaman

Gambar 1. Tanaman Mimosa pigra L.

Mimosa pigra L. (gambar 1) merupakan tanaman semak, dengan banyak
tangkai berduri, menyebar dengan ukuran dua hingga enam meter. Mimosa pigra
L. dapat hidup hingga lima tahun. Tanaman ini dapat hidup sepanjang musim dan
memiliki tipe percabangan bipinatus. Ciri khas dari Mimosa pigra L. adalah
memiliki daun yang sensitif. Ibu batang daun dapat tumbuh hingga 18 cm,
memiliki duri sepanjang 7 mm yang terletak di sisi bawah petioles dan batang.
Tanaman ini dapat berbunga hingga mencapai seratus buah. Bunga berbentuk
bulat dengan diameter 1 cm berwarna merah muda. Mimosa pigra L. merupakan
jenis androdioseus baik bunga jantan maupun hermaprodit delapan tangkai sari
panjang dan pendek. Polong dari Mimosa pigra L. memiliki panjang 15 cm,

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

berbulu, dan berkerumun hingga 7 polong. Setiap polong berisi 8-24 biji. Biji
Mimosa pigra L. berukuran 5 x 2,4 mm dengan berat 0,09 mg. Buah masak dalam
kurun waktu 3 bulan (Binggeli, 2005).
2. Klasifikasi
Kingdom

:

Plantae

Filum / Divisi

:

Magnoliophyta

Kelas

:

Eudicots

Ordo

:

Fabales

Famili

:

Fabaceae

Genus

:

Mimosa

Spesies

:

Mimosa pigra L.
(Chong, 2009).

3. Nama lain
Mimosa pigra var. pigra (A.Gray ex Torr.); B.L.Turner, Mimosa
asperata L., Mimosa asperata (Willd.) Humb. et Bonpl., Mimosa polyacantha
Willd., Mimosa hispida Willd., Mimosa pallida Humb. & Bonpl. ex Willd.
(Binggeli, 2005).
4. Nama daerah
Klampis air, Putri main hitam, Adiputri malu raksasa, Jerujut, Gehgeran,
Cucuk Buset, Rondo kaget, Pis kucing (Tjitrosoedirdjo, 1989).
5. Kandungan kimia
Kandungan Mimosa pigra L. yang telah diteliti antara lain alkaloid
(metode Wakama), asam amino, antrakinon (metode Bonstrater), flavonoid

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

(metode Fehling), glikosida (metode Willistatter), saponin (uji busa), steroid
(metode Liebermann-Burchard), tanin (metode FeCl3), dan terpenoid (metode
Liebermann-Burchard) (Mbatchou, et als, 2011). Hasil ini hampir sama bila
dibandingkan dengan kerabat dekatnya Mimosa pudica L. Dalam sebuah
penelitian, skrining fitokimia dari Mimosa pudica L. menunjukkan kandungan
alkaloid dengan uji Mayer, Dragendroff, dan Wagner. Selain itu ada pula
kandungan saponin yang terdeteksi dengan uji busa. Menggunakan uji Salkowski
terlihat kandungan phytosterol, serta adanya kandungan flavonoid dengan uji
gelatin dan timbal asetat (Kaur, Kumar, Shivananda, dan Kaur, 2011).
Kandungan yang terdeteksi dari ekstrak metanolik Mimosa pigra L.
antara lain : triptophan, myricitrin, dan quercetin dengan 4 jenis substituen
sakarida (gambar 2) (Rakotomalala, et al., 2013).

Gambar 2. Struktur Kandungan Ekstrak Metanolik Mimosa pigra L. (1.
Triptofan, 2. Myricitrin, 3. Quercetin 3-O-hexosa, 4. Quercetin 3-O-hexosa,
5. Quercetin 3-O-pentosa, 6. Quercitrin, 7. Kampferol 3-O-deosxyhexosa)
(Rakotomalala, st al., 2013)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

6. Kegunaan
Belum banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai kegunaan
dari Mimosa pigra L. secara rasional. Apriyanto, dkk. (2000) pernah meneliti efek
hepatoprotektif dari infusa herba Mimosa pigra L. terhadap tikus terinduksi
parasetamol dan menyatakan adanya potensi hepatoprotektif. Secara empiris,
Mimosa pigra L. digunakan di Afrika sebagai tonik, untuk diare, gonorhea, dan
keracunan. Di Tanzania, serbuk daun dicampur air untuk meredakan bengkak.
Negara Zambia menggunakan abu dari akar Mimosa pigra L. untuk obat lepra,
selain itu rebusan akar dapat bermanfaat sebagai afrodisia serta penenang. Biji
Mimosa pigra L. dapat digunakan sebagai emetik dan ekspektoran serta masalah
pada gigi (World Agroforestry Centre, 2013). Selain itu beberapa penelitian
menyatakan bahwa ekstrak dari daun Mimosa pigra L. memiliki efek antomikroba
untuk beberapa bakteri patogen. Ekstrak metanol daun Mimosa pigra L. juga
memiliki potensi sebagai antioksidan berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Lee (2008). Ekstrak metanol daun Mimosa pigra L. juga memliki
aktivitas sebagai antihipertensi pulmonar, antiinflamasi, dan antioksidan
(Rakotomalala, et al., 2013).
Mimosa pigra L. memiliki kandungan antioksidan seperti kaempferol,
quercetin, dan myricitrin yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian terbaru
menyatakan, ekstrak metanol daun Mimosa pigra L. dapat menangkal radikal
Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang merupakan penyebab utama
hipoksia pada arteri pulmonaris. Selain itu, ekstrak metanol daun Mimosa pigra L.
memiliki kemampuan mengaktifasi NO sintetase yang berperan dalam dilatasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

pembuluh darah. Triptofan yang terkandung dalam ekstrak metanol daun Mimosa
pigra L. dapat meningkatkan proliferasi sel dari jaringan yang rusak akibat
inflamasi (Rakotomalala, et al., 2013).

B. Hati
1. Anatomi dan fisiologi hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dan merupakan organ paling
serbaguna yang ada dalam tubuh manusia. Sebagian besar massanya terletak pada
daerah sebelah kanan hipokondriak dan epigastrik, tetapi juga meluas pada daerah
sebelah kiri hipokondriak dan umbilikus. Hati memiliki berat rata-rata 1,5 kg.
Organ yang besar dan berwarna kemerahan ini memiliki kemampuan dalam
memetabolisme zat asing dan mensintesis berbagai substansi dalam tubuh
(Martini, 2004).
Hati menerima hampir 25% curah jantung, sekitar 1500 ml darah per
menit melalui dua sumber yaitu aliran vena dari vena porta, yang sangat penting
bagi kinerja fungsi hati dalam tubuh, dan darah arteri dari arteri hepatika yang
penting untuk oksigenasi hati dan mensuplai darah pada sistem empedu.
Pembuluh-pembuluh ini menyatu dalam hati dan aliran darah gabungan keluar
melalui vena-vena sentral (vena terminal) yang bermuara ke dalam vena hepatika
dan akhirknya ke vena kava inferior. Vena porta kemudian membawa darah vena
dari usus halus yang kaya nutrien, serta obat dan racun langsung ke hati. Vena
porta membentuk jalinan kapiler khusus yang memungkinkan setiap hepatosit (sel
hati) dialiri oleh darah porta (McPhee, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Gambar 3. Pembagian Zona Lobulus Hati (McPhee, 2010)

Hati terdiri dari empat lobus dan setiap lobus terdiri dari 100.000 lobulus,
yang merupakan dasar unit fungsional dari hati. Setiap lobulus memiliki diameter
kurang lebih 1 mm. Setiap lobulus dipisahkan oleh septum interlobuler. Setiap
lobulus tersusun atas hepatosit. Hepatosit tersusun seperti jari-jari pada roda
(Martini, 2004).
Secara fisiologis, lobulus hati terbagi menjadi tiga zona (gambar 3), yaitu
zona 1, zona 2 , dan zona 3. Pembagian zona ini berdasarkan dari urutan aliran
darah yang memasuki hepatosit pada zona tersebut. Darah yang memasuki
sinusoid dari venula porta, mula-mula melalui hepatosit yang terdekat dari
pembuluh tersebut (hepatosit zona 1) dan kemudian mengalir melalui hepatosit
zona 2. Pada zona 3, merupakan daerah dimana hepatosit tersebut mengalami
aliran darah terakhir sebelum memsuki vena sentral. Hepatosit pada zona 1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

merupakan hepatosit dengan paparan oksigen terbanyak dari arteri porta sehingga
heptosit tersebut merupakan tempat dalam proses glukoneogenesis dan
metabolisme oksidatif yang lain. Sedangkan pada zona 3, hepatosit akan terpapar
sedikit oksigen sehingga mengalai perubahan fungsional dan efektif untuk proses
metabolisme seperti glikolisis dan lipogensis. Hepatosit pada zona 2 merupakan
zona peralihan dengan fungsi yang berada di antara zona 1 dan 3 (McPhee, 2010).

Gambar 4. Penampang Sel Penyusun Lobulus Hati (McPhee, 2010)

Substansi parenkim hati (gambar 4) tersusun membentuk lempenglempeng hepatosit yang terletak dalam suatu kerangka sel penunjang yang
dinamai sel retikuloendotelial. Lempeng hepatosit tadi umumnya hanya memiliki
ketebalan satu sel, dan setiap sel dipisahkan satu sama lain oleh ruang vaskular
yang dinamai sinusoid. Daerah sinusioid ini merupakan daerah dimana darah dari
vena hepatika bercampur dengan darah dari vena-vena sentral. Pada jaringan sel
retikuloendotelial tempat hepatosit berada, terdapat berbagai macam sel dan yang
terpenting adalah sel endotel yang membentuk dinding sinusoid, sel kupfer yang
merupakan makrofag khusus dan melekat pada pada ruang sinusoid, dan sel

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

stelata atau liposit yag berberan dalam penyimpanan lemak, metabolisme vitamin
A, terletak antara hepatosit dan sel endotel. Semua permukaan hepatosit tidaklah
sama. Salah satu sisi, permukaan apikal, membentuk dinding kanalikulis biliaris
sementra permukaan baslolateral berkontak dengan aliran darah melalui sinusoid.
Daerah antar hepatosit dipisahkan oleh tight junction yang berfungsi
mempertahankan pemisahan domain membran plasma apikal dan basolateral.
Proses-proses yang berkaitan dengan transpor dan ekskresi empedu bekerja di
membran plasma apikal. Penyerapan dan sekresi ke dalam aliran darah adalah
aktivitas yang berlangsung di membran basolateral (McPhee, 2010).
Hati memiliki kemampuan dalam mengembalikan keutuhan organya
setelah kehilangan jaringan hati yang bermakna akibat terjadi kerusakan hati.
Proses regenerasi hati akibat hepatektomi parsial memakan waktu kurang lebih 5
sampai 7 hari pada tikus. Selama regenerasi ini, hepatosit mengalami pembelahan
sebanyak satu atau dua kali, dan setelah tercapai ukuran dan volume hati
sebelumnya, hepatosit kembali kepada keadaan semula. Pembelahan sel hati ini
belum diketahui mekanismenya secara jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi
pembelahan sel hati antara lain hepatocyte growth factor, epidermal growth
factor, dan beberapa sitokin seperti tumor necrosis factor dan interleukin-6
(Guyton, 2008).
Hati memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh, antara lain :
a.

Metabolisme karbohidrat

Hati akan menstabilkan kadar gula darah berkisar 90 mg/dl. Apabila terjadi
penurunan, maka hepatosit akan memecah glikogen hati dan melepaskanya dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

aliran darah. Hati juga mensintesis glukosa dari karbohidrat dan asam amino
(glukoneogensis). Apabila gula darah berlebih, hati akan mengubah gula tersebut
menjadi glikogen maupun lipid yang kemudian disimpan dalam sel (Martini,
2004).
b.

Metabolisme lipid

Beberapa lipid yang dimetabolisme oleh hati adalah trigliserida, asam lemak, dan
kolesterol. Ketika kadar lipid dalam darah menurun, hati akan memecah lipid dari
tempat penyimpananya dan melepaskan produk pecahan lipid ke aliran darah.
Sedangkan ketika lipid dalam darah berlebih, lipid akan dibuang dari tempat
penyimpanan (Martini, 2004). Pada proses pengaturan kadar kolesterol dan
trigliserida pada tubuh, hati menyusun, mensekresikan, dan menyerap berbagai
partikel lipoprotein. Partikel VLDL (Very Low Density Lipoprotein) akan
mendistribusikan lipid ke jaringan adiposa untuk disimpan sebagai lemak atau ke
jaringan lain untuk langsung digunakan. Modifikasi terjadi pada VLDL melalui
pengurangan komponen lipid dan protein. Partikel low-density lipoproteins (LDL)
yang terbentuk kemudian dikembalikan ke sel hati akibat adanya afinitas dari
reseptor LDL. Partikel lipoprotein yang lain yaitu high-density lipoprotein (HDL)
dibentuk dan disekresikan dari hati. Partikel ini dapat membersihkan kelebihan
kolesterol dan trigliserida dari jaringan (McPhee, 2010).
c.

Metabolisme asam amino

Hati dapat membuang kelebihan asam amino dari pembuluh darah. Asam amino
dapat diubah oleh hati menjadi glukosa, lipid, maupun protein (Martini, 2004).
Pada dasarnya 90% dari seluruh protein plasma, kecuali bagian dari gama

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

globulin, dibentuk oleh sel hati. Hati dapat membentuk protein plasma dengan
kecepatan 15-50 gram/hari. Kehilangan banyak protein plasma dapat digantikan
dalam waktu 1 atau 2 minggu. Selain itu, hati dapat membentuk berbagai asam
amino tertentu yang secara umum disebut sebagai asam amino nonesensial.
Pemecahan protein menjadi asama amino juga dapat dilakukan oleh hati untuk
memenuhi kebutuhan energi. Proses pemecahan protein akan melewati
mekanisme deaminasi dimana terbentuk senyawa racun yaitu amonia. Hati
memiliki kemampuan mengubah amonia menjadi ureum yang kemudia
disekresikan lewat urin (Guyton, 2008).
d.

Penyimpanan vitamin

Vitamin larut lemak seperti A, D, E, K, dan vitamin B12 yang diabsorbsi oleh
darah disimpan oleh hati. Ketika terjadi kekurangan vitamin-vitamin tersebut,
dilakukan pembongkaran tempat penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan
vitamin tersebut (Martini, 2004).
e.

Penyimpanan mineral

Hati mengubah besi menjadi feritin kecuali besi dalam hemoglobin. Dalam organ
hati, terdapat protein yang disebut apoferitin yang dapat bergabung dengan besi
baik pada konsentrasi tinggi maupun rendah. Kompleks besi dengan apoferitin
inilah yang disebut dengan feritin. Apoferitin dapat menyangga jumlah besi dalam
darah dengan melakukan proses pemecahan maupun pembentukan kembali
(Guyton, 2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

f.

16

Inaktivasi obat

Hati dapat membuang dan memecah molekul obat yang berada dalam sirkulasi
darah. Hal ini akan mengakibatkan perubahan efek dan durasi pada obat tersebut.
Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam pemberian obat kepada pasien
(Martini, 2004). Dalam memetabolisme obat, hati akan memebentuk senyawa
lipofilik dari obat menjadi senyawa yang lebih hidrofilik agar mudah
diekskresikan. Metabolisme obat atau disebut biotransformasi ini umumnya terdiri
dari dua fase, yaitu reaksi fase I dan reaksi fase II. Reaksi fase I melibatkan
oksidasi-reduksi dengan penambahan gugus-gugus fungsional yang mengandung
oksigen pada substrat yang akan diekskresikan. Reaksi fase II biasanya berupa
konjugasi secara kovalen obat pada suatu molekul pembawa larut air seperti asam
glukouronat atau glutation (McPhee, 2010).
g.

Membentuk faktor koagulasi

Proses pembekuan darah