Media Pembelajaran Fisika ( 9 Files )
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Pengembangan Bahan Ajar Integratif Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Fisika Siswa SMA
RIFQIYATUN NURIYAH1), AGUS SUYUDI2), EDI SUPRIANA3)
Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: [email protected]
2,3) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang,
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
1) Sarjana
TEL: 42232445545; FAX: 12345676776
ABSTRAK: Implementasinya Kurikulum 2013 pada pembelajaran mensyaratkan adanya
pengintegrasian kompetensi yang dikemas dalam satuan pelajaran. Hasil observasi diperoleh
informasi, bahwa bahan ajar belum memuat aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
ingin dikembangkan pada siswa. Pembelajarannya jarang yang menggunakan video atau
animasi. Selain itu, prestasi belajar siswa masih belum memenuhi standar yang ditetapkan.
Pengembangan bahan ajar integratif dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Penelitian yang dilakukan menggunakan model penelitian 4-D, yaitu 1) Define
(Pendefinisian), 2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), dan 4) Dissemination
(Pendiseminasian), namun hanya mengadopsi sampai tiga tahap (Development). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar integratif
84,29 % menunjukkan bahwa bahan ajar sudah cukup layak. Untuk kelayakan silabus 85,62 %
menunjukkan bahwa silabus sudah sangat layak. Untuk kelayakan RPP 87,5 % menunjukkan
bahwa RPP sudah sangat layak. Sedangkan dari uji coba terbatas pada 12 siswa 91,3 % yang
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah sangat layak. Kelebihan bahan ajar
ini telah memenuhi harapan dari Kurikulum 2013 yang disusun dengan mengintegrasikan aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga dapat melatih kemampuan pengetahuan dan
keterampilan siswa juga dapat mengembangkan sikap ilmiah yang diintegrasikan dalam satu
kegiatan belajar, mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah
(Scientific Approach), dan disertai CD pembelajaran yang berisi video, animasi, serta mind-map
sebagai pendukung. Sedangkan kekurangannya terbatas dari penelitian dalam ini hanya sampai
pada uji coba terbatas, sehingga belum diketahui peningkatan prestasi belajarnya.
Kata Kunci: Bahan Ajar Integratif , Prestasi Belajar .
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik mengembangkan keseimbangan
antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik, selain itu juga mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat (Kemdikbud, 2014:3). Memenuhi harapan dari kurikulum 2013, proses
pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara
holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah
lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran yang secara utuh melahirkan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Kemdikbud, 2013). Implementasinya pada pembelajaran mensyaratkan adanya
pengintegrasian kompetensi yang dikemas dalam satuan pembelajaran. Pengintegrasian
kompetensi pada setiap mata pelajaran diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan
segenap potensi yang dimiliki siswa.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Di dalam pembelajaran, siswa didorong untuk menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah
ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman waktu ia hidup. Kurikulum 2013
menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu
pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar siswa benar-benar dapat
memahami dan menerapkan pengetahuan, perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ideidenya (Kemdikbud, 2013:33-34). Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, guru harus
membimbing agar siswa secara aktif mencari, mengolah, dan mengkonstruksi
pengetahuan. Hal ini dilakukan tidak serta merta hanya memindahkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki guru kepada siswa secara langsung melalui ceramah.
Menurut Yuliati (2008:4) fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya berupa
kumpulan fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah untuk memperoleh
fakta tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk belajar fisika tidak hanya dilakukan
dengan menghapal tetapi juga melalui suatu prosedur ilmiah seperti seorang ilmuwan.
Kusumaningtyas (2014:80) menyatakan bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
efektivitas dalam kegiatan pembelajaran yaitu melalui bahan ajar. Bahan ajar memiliki
peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan fungsi guru sebagai
fasilitator, motivator serta evaluator juga membantu siswa dalam menemukan konsep
fisik. Soeyono (2013) menyatakan bahwa bahan ajar dapat mengasah kemampuan berpikir
kritis dan kreatif siswa. Supardi (2012) menyatakan bahwa siswa yang memiliki tingkat
berpikir kreatif tinggi maka prestasi belajar juga tinggi. Supriyono (2014) menyatakan
bahwa bahan ajar fisika efektif digunakan dalam pembelajaran fisika. Hal ini dilihat dari
hasil eksperimennya rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen yang menggunakan
bahan ajar fisika yaitu 78,77 sedangkan rata-rata kelas kontrol yang menggunakan bahan
ajar konvensional adalah 72,53. Hal ini membuktikan bahwa bahan ajar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil observasi dengan metode wawancara pada siswa di Kabupaten Pasuruan dan
Kota malang diperoleh hasil bahwa bahan ajar yang digunakan masih belum
mengintegrasikan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain itu siswa masih
menggunakan buku kurikulum lama meskipun sudah memakai Kurikulum 2013. Hal ini
dikarenakan Kurikulum 2013 masih baru dikenalkan, sehingga untuk mata pelajaran
fisika buku masih belum masuk pada program pemerintah untuk dicetak. Bahan ajar yang
selama ini dipakai hanya terpaku pada penyajian materi, rumus , penyelesaian soal. Soalsoal yang disajikan juga hanya menekankan pada penghafalan rumus. Selain itu buku
kurang mengeksplorasi pengetahuan fisika yang lain. Dalam pembelajarannya jarang yang
menggunakan video atau animasi, bahkan ada yang tidak pernah menggunakannya.
Sehingga mereka membutuhkan bahan ajar yang tidak hanya bacaan konsep dan rumus,
tetapi juga bacaan pengetahuan yang masih terkait dengan materi agar wawasannya luas.
Selain itu juga buku dilengkapi dengan animasi ataupun video yang menarik agar tidak
jenuh.
Hasil observasi dengan metode wawancara pada guru di Kabupaten Pasuruan dan
Kota malang diperoleh informasi bahwa buku yang digunakan isinya lebih banyak rumus,
teori, contoh soal, contoh penerapannya masih sedikit dan masih belum dijumpai sikap
spiritual. Buku masih belum mengintegrasikan aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Sedangkan proses pembelajarannya masih konvensional dan terkadang
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
praktikum. Sehingga Guru membutuhkan bahan ajar yang menarik perhatian siswa,
mudah dipahami siswa dan ada tambahan animasi. Selain itu, guru membutuhkan bahan
ajar (buku guru) yang terdapat RPP, hal ini diharapkan memberi alternatif pengajaran
yang banyak (tampilan yang variasi).
Selain hasil observasi, terdapat pula penelitian yang mendukung diperlukannya bahan
ajar. Restuwati
(2014) menyatakan perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa
bahan ajar fisika yang digunakan pada sekolah modelnya masih tidak memenuhi
Kurikulum 2013.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang ada adalah dengan mengembangkan
bahan ajar integratif untuk meningkatkan prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Leksono dan Puput (2013) bahwa integratif lebih baik daripada
konvensional, hasil belajar siswa menggunakan model integratif lebih baik daripada yang
menggunakan model konvensional. Menurut penelitian Yasin (2015) bahwa kelompok yang
menerapkan pembelajaran integratif memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan yang menerapkan pembelajaran konvensional. Bahan ajar dikembangkan
dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi melalui pendekatan ilmiah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pengintegrasian kompetensi yang meliputi
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan, dilakukan pada setiap bahasan materi.
Pengembang bahan ajar memilih kompetensi dasar menganalisis besaran-besaran fisis
pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan,
hal ini karena berdasarkan observasi pada beberapa SMA di kabupaten Pasuruan dan kota
Malang nilai ulangan harian pada kompetensi dasar ini masih rendah daripada
kompetensi dasar lainnya. Selain itu juga dikarenakan fenomena gerak lurus banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan karakteristik model pembelajaran
integratif dimana dalam mempelajari materi gerak lurus siswa secara aktif menggali serta
menemukan konsep gerak lurus dengan mengaitkan materi melalui pengalaman langsung
sehingga memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Siswa akan memperoleh hasil
yang nyata tentang konsep-konsep yang diperoehnya.
Terdapat juga penelitian terdahulu yang mendukung diperlukannya pengembangan
bahan ajar materi gerak lurus. Berdasarkan penelitian Yuliana (2010) dalam jurnalnya ia
menyatakan terdapat miskonsepsi dalam buku ajar yang beredar, salah satunya yaitu
materi gerak lurus. Penelitian Hadinata (2010) dalam jurnalnya dijelaskan bahwa
dibutuhkannya sebuah animasi untuk menjelaskan materi gerak lurus. Animasi ini
berkaitan dengan diharapkannya bahan ajar yang terdapat animasi atau video
pembelajaran oleh siswa, karena siswa akan dapat memahami materi berdasarkan
animasi pendukung untuk memperjelas materi. Berdasarkan penelitian Ratama (2013)
pada materi gerak lurus siswa merasa kesulitan membedakan antara kecepatan dan
kelajuan, jarak dan perpindahan, benda jatuh bebas dan sebagainya.
Dari latar belakang yang telah ada maka perlu untuk mengembangkan bahan ajar
yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Sehingga perlu dikembangkannya bahan
ajar integratif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian Research and Development
(R&D) dengan memilih model pengembangan 4-D (Four D), yaitu 1) Define (Pendefinisian),
2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), dan 4) Dissemination
(Pendesiminasian). Namun hanya mengadopsi sampai tiga tahap (Development).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk
menguji kelayakan bahan ajar oleh validator (satu dosen fisika dan satu guru bidang studi
fisika), serta uji coba terbatas pada siswa (12 siswa SMAN 6 Malang). Teknik analisis data
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
yang digunakan yaitu teknik perhitungan nilai presentase dan teknik analisis deskriptif
kualitatif.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan ini
adalah teknik perhitungan nilai presentase dan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Teknik perhitungan nilai presentase digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan
produk bahan ajar yang dikembangkan. Perhitungan nilai presentase dapat ditentukan
dengan teknik analisis sebagai berikut.
Keterangan :
V
= nilai presentase
TSe
= total skor yang diperoleh
TSh
= total skor maksimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini untuk menghasilan produk bahan ajar
integratif yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menghasilkan
produk akhir bahan ajar integratif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA.
Bahan ajar yang dikembangkan berupa bahan ajar integratif yang terdiri dari dua buku,
yaitu buku siswa dan buku guru. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan CD pembelajaran
yang berisi video pembelajaran, animasi, dan mind-map sebagai pendukung dalam proses
pembelajaran.
Analisis Data Bahan Ajar
Aspek yang dinilai dari bahan ajar ini terdiri dari 12 aspek, yaitu (1) halaman muka
(cover), (2) kata pengantar, (3) karakterstik buku, (4) daftar isi, (5) kelayakan isi, (6)
penyajian isi, (7) ilustrasi/gambar, (8) bagan konsep, (9) rangkuman (ringkasan materi),
(10) soal evaluasi, (11) glosarium, dan (12) daftar pustaka. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
Aspek
Halaman muka (cover)
Presentase
75 %
Kriteria
Cukup layak
2.
Kata pengantar
87,5 %
Sangat layak
3.
Karakteristik
87,5 %
Sangat layak
4.
Daftar isi
93,5 %
Sangat layak
5.
Kelayakan isi
82,5 %
Cukup layak
6.
Penyajian isi
89,06 %
Sangat layak
7.
Ilustrasi/gambar
83,33 %
Cukup layak
8.
Bagan konsep
75 %
Cukup layak
9.
Rangkuman (ringkasan
materi)
81,25 %
Cukup layak
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
10.
Soal evaluasi
83,33 %
Cukup layak
11.
12.
Glosarium
Daftar Pustaka
87,5 %
87,5 %
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 84,29 %. Nilai
ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah cukup layak.
Analisis Data Silabus
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 2 aspek, yaitu (1) umum, dan (2) khusus.
Adapun aspek umum terdapat 1 komponen yaitu kelengkapan komponen RPP. Sedangkan
aspek khusus terdapat 9 komponen, yaitu (1) identitas RPP, (2) alokasi waktu, (3)
kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) materi ajar, (7) kegiatan
pembelajaran, (8) penilaian hasil belajar, dan (9) sumber belajar. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Silabus pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
2.
3.
4.
Komponen
Komponen silabus pembelajaran
Prinsip penggunaan silabus
Bahasa
Waktu
Presentase
87,5 %
81,25 %
87,5 %
87,5 %
Kriteria
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 85,62 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa silabus dapat dikembangkan sudah sangat layak.
Analisis Data RPP
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 2 aspek, yaitu (1) umum, dan (2) khusus.
Adapun aspek umum terdapat 1 komponen yaitu kelengkapan komponen RPP. Sedangkan
aspek khusus terdapat 9 komponen, yaitu (1) identitas RPP, (2) alokasi waktu, (3)
kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) materi ajar, (7) kegiatan
pembelajaran, (8) penilaian hasil belajar, dan (9) sumber beajar. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi RPP pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Komponen
Kelengkapan komponen RPP
Identitas RPP
Alokasi waktu
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi ajar
Kegiatan pembelajaran
Penilaian hasil belajar
Sumber belajar
Presentase
100 %
100 %
100 %
100 %
87,5 %
81,25 %
87,5 %
85 %
87,5 %
75 %
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Cukup layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 87,5 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa silabus dapat dikembangkan sudah sangat layak.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Analisis Data oleh Siswa
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 3 aspek, yaitu (1) isi yang disajikan, (2)
bahasa, (3) waktu. Setiap aspek dinilai berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara
umum hasil validasi untuk masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Bahan Ajar pada Setiap Aspek yang Dinilai oleh Siswa SMAN 6
Malang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komponen
Halaman muka (cover)
Kata pengantar
Karakteristik buku
Daftar isi
Materi gerak lurus
Ilustrasi/gambar
Presentase
95,83 %
85,42 %
93,75 %
94,79 %
89,06 %
93,05 %
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
No.
7.
Komponen
Bagan konsep
Presentase
93,75 %
Kriteria
Sangat layak
9.
Soal evaluasi
87,5 %
Sangat layak
8.
10.
11.
Rangkuman (ringkasan materi)
Glosarium
Daftar Pustaka
87,5 %
89,58 %
93,75 %
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 91,3 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah sangat layak/menarik.
Bahan ajar berupa buku cetak dilengkapi dengan CD yang berisi video dan animasi.
Adanya CD pendukung yang berisikan video dan animasi ini selaras dengan pernyataan
Hadinata et al, (2010) dalam jurnalnya bahwa dibutuhkannya sebuah animasi untuk
menjelaskan materi gerak lurus.
Selaras dengan pernyataan Daryanto dan Dwicahyono et al, (2014) yang
mengelompokkan jenis-jenis bahan ajar, maka bahan ajar untuk menelitian
pengembangan ini termasuk bahan ajar cetak dengan CD pembelajaran sebagai
pendukung. Bahan ajar ini disusun untuk sumber belajar siswa dimana aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa dan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hal ini sesuai
dengan manfaat penyusunan bahan ajar menurut Daryanto dan Dwicahyono et al, (2014).
Penyusunan bahan ajar ini memenuhi harapan dari kurikulum 2013, yang mana
pembelajarannya mengkombinasikan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor,
artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.
Implementasinya pada pembelajaran mensyaratkan adanya pengintegrasian kompetensi
yang dikemas dalam satuan pelajaran (Kemdikbud et al, 2013). Hal ini selaras dengan
pernyataan Gnanakan et al, (2013) bahwa dalam pembelajaran mengintegrasikan
pengetahuan dan konsep yang kontekstual sangat diperlukan, Thobroni et al, (2012)
menyatakan bahwa pembelajaran yang mengintegrasikan informasi-informasi yang
diperoleh siswa dari aktivitas pembelajaran dengan pengetahuan yang telah ada di
benaknya dapat menjadikan siswa memperoleh keterampilan penerapan pengetahuan
secara bermakna. Serta selaras dengan pernyataan Kurniawan et al, (2014) yang
menyatakan bahwa penguasaan konsep, pembentukan sikap, dan keterampilan berpikir
dipadukan dalam satu kegiatan belajar akan lebih meningkatkan kualitas pengalaman
belajar siswa.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Bahan ajar ini didesain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selaras dengan
pernyataan dari Restian et al, (2015) bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran
terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang menggunakan instrumen tes relevan. Pengukuran aspek afektif
dan psikomotor siswa relatif sulit dilakukan, sehingga tes prestasi belajar kebanyakan
hanya mengukur proses kognitif saja. Sehingga menurut Krathwohl et al , (2002) terdapat
enam dimensi proses kognitif berdasartkan taksonomi Bloom, yaitu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Dimensi proses kognitif
ini merupakan indikator yang digunakan sebagai acuan prestasi belajar siswa.
Bahan ajar integratif dilengkapi dengan Bagan Konsep, Pendahuluan, Kolom Gambar
Ilustrasi, Kolom Mari Berhipotesis, Kolom Saatnya Bereksperimen, Ilustrasi, Kolom Contoh
Soal, Kolom Tahukah Kalian, Kolom Informasi Ilmuwan, Kolom Ilmuwan Kita, Kolom
Renungan, Kolom Think Again, Kolom Uji Pemahaman, Kolom Ranking 1, Kolom Asah
Otak, Kolom Klik Video, Kolom Klik Animasi, Kolom Klik Mind Map, Kolom Note, Kolom
Flash Back.
Kelebihan bahan ajar ini antara lain : (1) bahan ajar memenuhi harapan dari
kurikulum 2013 yang disusun dengan mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sehingga dalam melatih kemampuan kognitif dan psikomotor siswa juga dapat
mengembangkan sikap ilmiah yang diintegrasikan dalam satu kegiatan belajar, (2)
mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach), (3) disusun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, (4) bahan ajar disertai
CD pembelajaran yang berisi video, animasi, dan mind-map sebagai pendukung.
Kekurangan bahan ajar ini antara lain : (1) penelitian dalam bahan ajar ini hanya
sampai pada uji coba terbatas, sehingga belum diketahui peningkatan prestasi belajarnya,
(2) masih terdapat beberapa video dan animasi pada bahan ajar masih memanfaatkan
yang ada di internet belum sepenuhnya dikembangkan sendiri, hal ini dikarenakan video
dan animasi hanya sebagai pendukung bukan fokus utama pembuatan produk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa bahan ajar integratif
84,29 % menunjukkan sudah cukup layak. Untuk kelayakan silabus 85,62 % menunjukkan sudah
sangat layak. Untuk kelayakan RPP 87,5 % menunjukkan bahwa RPP sudah sangat layak.
Sedangkan dari uji terbatas pada 12 siswa 91,3 % menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan sudah sangat layak.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Lia Yuliati, M.Pd selaku validator yang
telah meberikan saran dan masukan dalam penelitin ini.
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus,
RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.
Gnanakan, K. 2013. The Integrated Learning Experience. William Carey International
Development Journal, (Online), (http://www.wciujournal.org/uploads/files/Gnanakan
.pdf), diakses pada 21 Agustus 2015.
Hadinata, Novri. 2010. Perangkat Lunak Ajar Kinematika Gerak Lurus, Gerak Melingkar
Beraturan dan Gerak Parabola, (Online), (http://www.binasriwijaya.ac.id/ downloadsJurnal%20Novri%20Hadinata%20-2q.pdf) diakses pada 12 Oktober 2015.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Karthwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom s Taxonomy: An Overview. Theory Into
Practice, 41(4): 212-218, (Online), (http://www.unco.edu/cetl/sir/stating_outcome/
documents/Krathwohl.pdf), diakses pada 10 Desember 2015.
Kurniawan, Deni.2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Kusumaningtias, Dewi Ayu, dkk. 2014. Pengembangan Handout Berbasis Multiple
Intelligence Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi Vol.5 No.2. September
2014,
(Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=
261914&val=614&title=Pengembangan%20Handout%20Berbasis%20Multiple%20Intelli
gence%20Untuk%20Meningkatkan%20Kemampuan%20Berpikir%20Kritis%20Siswa%2
0Kelas%20X%20SMA%20Muhammadiyah%20Wonosobo%20Tahun%20Pelajaran%2020
13/2014) diakses pada 31 Juli 2015.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor
81A
Tahun
2013
Tentang
Implementasi
Kurikulum,
(Online),
(http://www.ahmadsudrajat.wordpress.com), diakses pada 14 Febuari 2015.
Leksono, Jati Widyo dan Puput Winarti R. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Integratif
Dengan Teknik Team Assited Individualization (TAI) Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal
Pendidikan.Teknik Elektro Volume 01 Nomor 1 Tahun 2013, 43
48, (Online),
(https://www.scribd.com/document_downloads/direct/119936320?extension=pdf&ft=1440
091970<=1440095580&user_id=268276690&uahk=+AJwRVD3tm4kYdfOg/6MtnsAMO
g.) diakses pada 21 Agustus 2015.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: DIVA Press.
Ratama, Titin Sri. 2013. Remediasi Miskonsepsi Pada Kosnep Gerak Lurus Menggunakan
Pendekatan Konflik Kognitif. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Restian, Arina. 2015. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi. Malang: UMM Press.
Restuwati, Devy Dwi, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Sains Berbasis Pendkatan
Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Bioteknologi Kelas IX SMP. Jurnal Pancaran Vol. 3,
No. 2, hal 63-72, (Online), (http://jurnal.unej.ac.id/index.php/pancaran/article/
viewFile/744/562) diakses pada 1 Maret 2015.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah,
(Online),
(http://hukor.kemdikbud.go.id/asbodoku/
media/
peruu/permen_tahun2014_nomor059.zip) diakses pada 20 Agustus 2015.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No
65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, (Online),
(www.kemendagri.go.id), diakses pada 14 Febuari 2015.
Soeyono, Yandri. 2013. Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Melalui
Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Open-ended. Makalah dipresentasikan
dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 9
November 2013 (http://eprints.uny.ac.id/10806/1/P%20-%2083.pdf), diakses 3 September
2015.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Supardi, U.S. 2012. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembeajaran Matematika,
(Online),
2
(3):
248-262,
(http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/
article/viewFile/107/103) diakses pada 3 Mei 2016.
Supriyono, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar IPA dengan Media Geometri Sederhana
Berorientasi
Pada
Prestasi
Belajar
Peserta
Didik,
(Online),
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/view/5672),
diakses
pada
11
Desember 2015.
Yasin, Mohammad, dkk. 2015. Pembelajaran Integratif Berbantuan Ms-Excel (Spreadsheet)
Pelajaran RAB Menghitung Biaya Pondasi Rumah. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan
Praktek Vol. 3, No.2, (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/ article/17444/51/article.pdf)
diakses pada 11 Desember 2015.
Yuliana Mukti, Andy Desy., Raharjo, Trushto., & Wijoyo, Edy. 2010. Identifikasi
Miskonsepsi Dalam Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester Gasal, (Online),
(http://core.ac.uk/download/pdf/16506556.pdf) diakses pada 12 Oktober 2015.
Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang: LP3 UM.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Pengembangan Bahan Ajar Integratif Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Fisika Siswa SMA
RIFQIYATUN NURIYAH1), AGUS SUYUDI2), EDI SUPRIANA3)
Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: [email protected]
2,3) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang,
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
1) Sarjana
TEL: 42232445545; FAX: 12345676776
ABSTRAK: Implementasinya Kurikulum 2013 pada pembelajaran mensyaratkan adanya
pengintegrasian kompetensi yang dikemas dalam satuan pelajaran. Hasil observasi diperoleh
informasi, bahwa bahan ajar belum memuat aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
ingin dikembangkan pada siswa. Pembelajarannya jarang yang menggunakan video atau
animasi. Selain itu, prestasi belajar siswa masih belum memenuhi standar yang ditetapkan.
Pengembangan bahan ajar integratif dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Penelitian yang dilakukan menggunakan model penelitian 4-D, yaitu 1) Define
(Pendefinisian), 2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), dan 4) Dissemination
(Pendiseminasian), namun hanya mengadopsi sampai tiga tahap (Development). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar integratif
84,29 % menunjukkan bahwa bahan ajar sudah cukup layak. Untuk kelayakan silabus 85,62 %
menunjukkan bahwa silabus sudah sangat layak. Untuk kelayakan RPP 87,5 % menunjukkan
bahwa RPP sudah sangat layak. Sedangkan dari uji coba terbatas pada 12 siswa 91,3 % yang
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah sangat layak. Kelebihan bahan ajar
ini telah memenuhi harapan dari Kurikulum 2013 yang disusun dengan mengintegrasikan aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga dapat melatih kemampuan pengetahuan dan
keterampilan siswa juga dapat mengembangkan sikap ilmiah yang diintegrasikan dalam satu
kegiatan belajar, mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah
(Scientific Approach), dan disertai CD pembelajaran yang berisi video, animasi, serta mind-map
sebagai pendukung. Sedangkan kekurangannya terbatas dari penelitian dalam ini hanya sampai
pada uji coba terbatas, sehingga belum diketahui peningkatan prestasi belajarnya.
Kata Kunci: Bahan Ajar Integratif , Prestasi Belajar .
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik mengembangkan keseimbangan
antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik, selain itu juga mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat (Kemdikbud, 2014:3). Memenuhi harapan dari kurikulum 2013, proses
pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara
holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah
lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran yang secara utuh melahirkan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Kemdikbud, 2013). Implementasinya pada pembelajaran mensyaratkan adanya
pengintegrasian kompetensi yang dikemas dalam satuan pembelajaran. Pengintegrasian
kompetensi pada setiap mata pelajaran diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan
segenap potensi yang dimiliki siswa.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Di dalam pembelajaran, siswa didorong untuk menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah
ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman waktu ia hidup. Kurikulum 2013
menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
guru ke siswa. Siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu
pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar siswa benar-benar dapat
memahami dan menerapkan pengetahuan, perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ideidenya (Kemdikbud, 2013:33-34). Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, guru harus
membimbing agar siswa secara aktif mencari, mengolah, dan mengkonstruksi
pengetahuan. Hal ini dilakukan tidak serta merta hanya memindahkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki guru kepada siswa secara langsung melalui ceramah.
Menurut Yuliati (2008:4) fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya berupa
kumpulan fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah untuk memperoleh
fakta tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk belajar fisika tidak hanya dilakukan
dengan menghapal tetapi juga melalui suatu prosedur ilmiah seperti seorang ilmuwan.
Kusumaningtyas (2014:80) menyatakan bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
efektivitas dalam kegiatan pembelajaran yaitu melalui bahan ajar. Bahan ajar memiliki
peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan fungsi guru sebagai
fasilitator, motivator serta evaluator juga membantu siswa dalam menemukan konsep
fisik. Soeyono (2013) menyatakan bahwa bahan ajar dapat mengasah kemampuan berpikir
kritis dan kreatif siswa. Supardi (2012) menyatakan bahwa siswa yang memiliki tingkat
berpikir kreatif tinggi maka prestasi belajar juga tinggi. Supriyono (2014) menyatakan
bahwa bahan ajar fisika efektif digunakan dalam pembelajaran fisika. Hal ini dilihat dari
hasil eksperimennya rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen yang menggunakan
bahan ajar fisika yaitu 78,77 sedangkan rata-rata kelas kontrol yang menggunakan bahan
ajar konvensional adalah 72,53. Hal ini membuktikan bahwa bahan ajar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil observasi dengan metode wawancara pada siswa di Kabupaten Pasuruan dan
Kota malang diperoleh hasil bahwa bahan ajar yang digunakan masih belum
mengintegrasikan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain itu siswa masih
menggunakan buku kurikulum lama meskipun sudah memakai Kurikulum 2013. Hal ini
dikarenakan Kurikulum 2013 masih baru dikenalkan, sehingga untuk mata pelajaran
fisika buku masih belum masuk pada program pemerintah untuk dicetak. Bahan ajar yang
selama ini dipakai hanya terpaku pada penyajian materi, rumus , penyelesaian soal. Soalsoal yang disajikan juga hanya menekankan pada penghafalan rumus. Selain itu buku
kurang mengeksplorasi pengetahuan fisika yang lain. Dalam pembelajarannya jarang yang
menggunakan video atau animasi, bahkan ada yang tidak pernah menggunakannya.
Sehingga mereka membutuhkan bahan ajar yang tidak hanya bacaan konsep dan rumus,
tetapi juga bacaan pengetahuan yang masih terkait dengan materi agar wawasannya luas.
Selain itu juga buku dilengkapi dengan animasi ataupun video yang menarik agar tidak
jenuh.
Hasil observasi dengan metode wawancara pada guru di Kabupaten Pasuruan dan
Kota malang diperoleh informasi bahwa buku yang digunakan isinya lebih banyak rumus,
teori, contoh soal, contoh penerapannya masih sedikit dan masih belum dijumpai sikap
spiritual. Buku masih belum mengintegrasikan aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Sedangkan proses pembelajarannya masih konvensional dan terkadang
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
praktikum. Sehingga Guru membutuhkan bahan ajar yang menarik perhatian siswa,
mudah dipahami siswa dan ada tambahan animasi. Selain itu, guru membutuhkan bahan
ajar (buku guru) yang terdapat RPP, hal ini diharapkan memberi alternatif pengajaran
yang banyak (tampilan yang variasi).
Selain hasil observasi, terdapat pula penelitian yang mendukung diperlukannya bahan
ajar. Restuwati
(2014) menyatakan perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa
bahan ajar fisika yang digunakan pada sekolah modelnya masih tidak memenuhi
Kurikulum 2013.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang ada adalah dengan mengembangkan
bahan ajar integratif untuk meningkatkan prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Leksono dan Puput (2013) bahwa integratif lebih baik daripada
konvensional, hasil belajar siswa menggunakan model integratif lebih baik daripada yang
menggunakan model konvensional. Menurut penelitian Yasin (2015) bahwa kelompok yang
menerapkan pembelajaran integratif memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan yang menerapkan pembelajaran konvensional. Bahan ajar dikembangkan
dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi melalui pendekatan ilmiah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pengintegrasian kompetensi yang meliputi
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan, dilakukan pada setiap bahasan materi.
Pengembang bahan ajar memilih kompetensi dasar menganalisis besaran-besaran fisis
pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan,
hal ini karena berdasarkan observasi pada beberapa SMA di kabupaten Pasuruan dan kota
Malang nilai ulangan harian pada kompetensi dasar ini masih rendah daripada
kompetensi dasar lainnya. Selain itu juga dikarenakan fenomena gerak lurus banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan karakteristik model pembelajaran
integratif dimana dalam mempelajari materi gerak lurus siswa secara aktif menggali serta
menemukan konsep gerak lurus dengan mengaitkan materi melalui pengalaman langsung
sehingga memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Siswa akan memperoleh hasil
yang nyata tentang konsep-konsep yang diperoehnya.
Terdapat juga penelitian terdahulu yang mendukung diperlukannya pengembangan
bahan ajar materi gerak lurus. Berdasarkan penelitian Yuliana (2010) dalam jurnalnya ia
menyatakan terdapat miskonsepsi dalam buku ajar yang beredar, salah satunya yaitu
materi gerak lurus. Penelitian Hadinata (2010) dalam jurnalnya dijelaskan bahwa
dibutuhkannya sebuah animasi untuk menjelaskan materi gerak lurus. Animasi ini
berkaitan dengan diharapkannya bahan ajar yang terdapat animasi atau video
pembelajaran oleh siswa, karena siswa akan dapat memahami materi berdasarkan
animasi pendukung untuk memperjelas materi. Berdasarkan penelitian Ratama (2013)
pada materi gerak lurus siswa merasa kesulitan membedakan antara kecepatan dan
kelajuan, jarak dan perpindahan, benda jatuh bebas dan sebagainya.
Dari latar belakang yang telah ada maka perlu untuk mengembangkan bahan ajar
yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Sehingga perlu dikembangkannya bahan
ajar integratif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian Research and Development
(R&D) dengan memilih model pengembangan 4-D (Four D), yaitu 1) Define (Pendefinisian),
2) Design (Perancangan), 3) Development (Pengembangan), dan 4) Dissemination
(Pendesiminasian). Namun hanya mengadopsi sampai tiga tahap (Development).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk
menguji kelayakan bahan ajar oleh validator (satu dosen fisika dan satu guru bidang studi
fisika), serta uji coba terbatas pada siswa (12 siswa SMAN 6 Malang). Teknik analisis data
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
yang digunakan yaitu teknik perhitungan nilai presentase dan teknik analisis deskriptif
kualitatif.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian pengembangan ini
adalah teknik perhitungan nilai presentase dan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Teknik perhitungan nilai presentase digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan
produk bahan ajar yang dikembangkan. Perhitungan nilai presentase dapat ditentukan
dengan teknik analisis sebagai berikut.
Keterangan :
V
= nilai presentase
TSe
= total skor yang diperoleh
TSh
= total skor maksimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini untuk menghasilan produk bahan ajar
integratif yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menghasilkan
produk akhir bahan ajar integratif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA.
Bahan ajar yang dikembangkan berupa bahan ajar integratif yang terdiri dari dua buku,
yaitu buku siswa dan buku guru. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan CD pembelajaran
yang berisi video pembelajaran, animasi, dan mind-map sebagai pendukung dalam proses
pembelajaran.
Analisis Data Bahan Ajar
Aspek yang dinilai dari bahan ajar ini terdiri dari 12 aspek, yaitu (1) halaman muka
(cover), (2) kata pengantar, (3) karakterstik buku, (4) daftar isi, (5) kelayakan isi, (6)
penyajian isi, (7) ilustrasi/gambar, (8) bagan konsep, (9) rangkuman (ringkasan materi),
(10) soal evaluasi, (11) glosarium, dan (12) daftar pustaka. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Bahan Ajar pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
Aspek
Halaman muka (cover)
Presentase
75 %
Kriteria
Cukup layak
2.
Kata pengantar
87,5 %
Sangat layak
3.
Karakteristik
87,5 %
Sangat layak
4.
Daftar isi
93,5 %
Sangat layak
5.
Kelayakan isi
82,5 %
Cukup layak
6.
Penyajian isi
89,06 %
Sangat layak
7.
Ilustrasi/gambar
83,33 %
Cukup layak
8.
Bagan konsep
75 %
Cukup layak
9.
Rangkuman (ringkasan
materi)
81,25 %
Cukup layak
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
10.
Soal evaluasi
83,33 %
Cukup layak
11.
12.
Glosarium
Daftar Pustaka
87,5 %
87,5 %
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 84,29 %. Nilai
ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah cukup layak.
Analisis Data Silabus
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 2 aspek, yaitu (1) umum, dan (2) khusus.
Adapun aspek umum terdapat 1 komponen yaitu kelengkapan komponen RPP. Sedangkan
aspek khusus terdapat 9 komponen, yaitu (1) identitas RPP, (2) alokasi waktu, (3)
kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) materi ajar, (7) kegiatan
pembelajaran, (8) penilaian hasil belajar, dan (9) sumber belajar. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Silabus pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
2.
3.
4.
Komponen
Komponen silabus pembelajaran
Prinsip penggunaan silabus
Bahasa
Waktu
Presentase
87,5 %
81,25 %
87,5 %
87,5 %
Kriteria
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 85,62 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa silabus dapat dikembangkan sudah sangat layak.
Analisis Data RPP
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 2 aspek, yaitu (1) umum, dan (2) khusus.
Adapun aspek umum terdapat 1 komponen yaitu kelengkapan komponen RPP. Sedangkan
aspek khusus terdapat 9 komponen, yaitu (1) identitas RPP, (2) alokasi waktu, (3)
kompetensi inti, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) materi ajar, (7) kegiatan
pembelajaran, (8) penilaian hasil belajar, dan (9) sumber beajar. Setiap aspek dinilai
berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara umum hasil validasi untuk masingmasing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Validasi RPP pada Setiap Aspek yang Dinilai Oleh Dosen dan Guru
Bidang Studi Fisika
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Komponen
Kelengkapan komponen RPP
Identitas RPP
Alokasi waktu
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi ajar
Kegiatan pembelajaran
Penilaian hasil belajar
Sumber belajar
Presentase
100 %
100 %
100 %
100 %
87,5 %
81,25 %
87,5 %
85 %
87,5 %
75 %
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Cukup layak
Sangat layak
Cukup layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 87,5 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa silabus dapat dikembangkan sudah sangat layak.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Analisis Data oleh Siswa
Aspek yang dinilai dari silabus ini terdiri dari 3 aspek, yaitu (1) isi yang disajikan, (2)
bahasa, (3) waktu. Setiap aspek dinilai berdasarkan beberapa kriteria penilaian dan secara
umum hasil validasi untuk masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Bahan Ajar pada Setiap Aspek yang Dinilai oleh Siswa SMAN 6
Malang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komponen
Halaman muka (cover)
Kata pengantar
Karakteristik buku
Daftar isi
Materi gerak lurus
Ilustrasi/gambar
Presentase
95,83 %
85,42 %
93,75 %
94,79 %
89,06 %
93,05 %
Kriteria
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
No.
7.
Komponen
Bagan konsep
Presentase
93,75 %
Kriteria
Sangat layak
9.
Soal evaluasi
87,5 %
Sangat layak
8.
10.
11.
Rangkuman (ringkasan materi)
Glosarium
Daftar Pustaka
87,5 %
89,58 %
93,75 %
Sangat layak
Sangat layak
Sangat layak
Berdasarkan data di atas diketahui nilai rata-rata pesentase adalah 91,3 %. Nilai ini
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah sangat layak/menarik.
Bahan ajar berupa buku cetak dilengkapi dengan CD yang berisi video dan animasi.
Adanya CD pendukung yang berisikan video dan animasi ini selaras dengan pernyataan
Hadinata et al, (2010) dalam jurnalnya bahwa dibutuhkannya sebuah animasi untuk
menjelaskan materi gerak lurus.
Selaras dengan pernyataan Daryanto dan Dwicahyono et al, (2014) yang
mengelompokkan jenis-jenis bahan ajar, maka bahan ajar untuk menelitian
pengembangan ini termasuk bahan ajar cetak dengan CD pembelajaran sebagai
pendukung. Bahan ajar ini disusun untuk sumber belajar siswa dimana aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa dan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hal ini sesuai
dengan manfaat penyusunan bahan ajar menurut Daryanto dan Dwicahyono et al, (2014).
Penyusunan bahan ajar ini memenuhi harapan dari kurikulum 2013, yang mana
pembelajarannya mengkombinasikan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor,
artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.
Implementasinya pada pembelajaran mensyaratkan adanya pengintegrasian kompetensi
yang dikemas dalam satuan pelajaran (Kemdikbud et al, 2013). Hal ini selaras dengan
pernyataan Gnanakan et al, (2013) bahwa dalam pembelajaran mengintegrasikan
pengetahuan dan konsep yang kontekstual sangat diperlukan, Thobroni et al, (2012)
menyatakan bahwa pembelajaran yang mengintegrasikan informasi-informasi yang
diperoleh siswa dari aktivitas pembelajaran dengan pengetahuan yang telah ada di
benaknya dapat menjadikan siswa memperoleh keterampilan penerapan pengetahuan
secara bermakna. Serta selaras dengan pernyataan Kurniawan et al, (2014) yang
menyatakan bahwa penguasaan konsep, pembentukan sikap, dan keterampilan berpikir
dipadukan dalam satu kegiatan belajar akan lebih meningkatkan kualitas pengalaman
belajar siswa.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Bahan ajar ini didesain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selaras dengan
pernyataan dari Restian et al, (2015) bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran
terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang menggunakan instrumen tes relevan. Pengukuran aspek afektif
dan psikomotor siswa relatif sulit dilakukan, sehingga tes prestasi belajar kebanyakan
hanya mengukur proses kognitif saja. Sehingga menurut Krathwohl et al , (2002) terdapat
enam dimensi proses kognitif berdasartkan taksonomi Bloom, yaitu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Dimensi proses kognitif
ini merupakan indikator yang digunakan sebagai acuan prestasi belajar siswa.
Bahan ajar integratif dilengkapi dengan Bagan Konsep, Pendahuluan, Kolom Gambar
Ilustrasi, Kolom Mari Berhipotesis, Kolom Saatnya Bereksperimen, Ilustrasi, Kolom Contoh
Soal, Kolom Tahukah Kalian, Kolom Informasi Ilmuwan, Kolom Ilmuwan Kita, Kolom
Renungan, Kolom Think Again, Kolom Uji Pemahaman, Kolom Ranking 1, Kolom Asah
Otak, Kolom Klik Video, Kolom Klik Animasi, Kolom Klik Mind Map, Kolom Note, Kolom
Flash Back.
Kelebihan bahan ajar ini antara lain : (1) bahan ajar memenuhi harapan dari
kurikulum 2013 yang disusun dengan mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sehingga dalam melatih kemampuan kognitif dan psikomotor siswa juga dapat
mengembangkan sikap ilmiah yang diintegrasikan dalam satu kegiatan belajar, (2)
mengacu pada kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach), (3) disusun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, (4) bahan ajar disertai
CD pembelajaran yang berisi video, animasi, dan mind-map sebagai pendukung.
Kekurangan bahan ajar ini antara lain : (1) penelitian dalam bahan ajar ini hanya
sampai pada uji coba terbatas, sehingga belum diketahui peningkatan prestasi belajarnya,
(2) masih terdapat beberapa video dan animasi pada bahan ajar masih memanfaatkan
yang ada di internet belum sepenuhnya dikembangkan sendiri, hal ini dikarenakan video
dan animasi hanya sebagai pendukung bukan fokus utama pembuatan produk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa bahan ajar integratif
84,29 % menunjukkan sudah cukup layak. Untuk kelayakan silabus 85,62 % menunjukkan sudah
sangat layak. Untuk kelayakan RPP 87,5 % menunjukkan bahwa RPP sudah sangat layak.
Sedangkan dari uji terbatas pada 12 siswa 91,3 % menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dikembangkan sudah sangat layak.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Lia Yuliati, M.Pd selaku validator yang
telah meberikan saran dan masukan dalam penelitin ini.
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus,
RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.
Gnanakan, K. 2013. The Integrated Learning Experience. William Carey International
Development Journal, (Online), (http://www.wciujournal.org/uploads/files/Gnanakan
.pdf), diakses pada 21 Agustus 2015.
Hadinata, Novri. 2010. Perangkat Lunak Ajar Kinematika Gerak Lurus, Gerak Melingkar
Beraturan dan Gerak Parabola, (Online), (http://www.binasriwijaya.ac.id/ downloadsJurnal%20Novri%20Hadinata%20-2q.pdf) diakses pada 12 Oktober 2015.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Karthwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom s Taxonomy: An Overview. Theory Into
Practice, 41(4): 212-218, (Online), (http://www.unco.edu/cetl/sir/stating_outcome/
documents/Krathwohl.pdf), diakses pada 10 Desember 2015.
Kurniawan, Deni.2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Kusumaningtias, Dewi Ayu, dkk. 2014. Pengembangan Handout Berbasis Multiple
Intelligence Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi Vol.5 No.2. September
2014,
(Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=
261914&val=614&title=Pengembangan%20Handout%20Berbasis%20Multiple%20Intelli
gence%20Untuk%20Meningkatkan%20Kemampuan%20Berpikir%20Kritis%20Siswa%2
0Kelas%20X%20SMA%20Muhammadiyah%20Wonosobo%20Tahun%20Pelajaran%2020
13/2014) diakses pada 31 Juli 2015.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor
81A
Tahun
2013
Tentang
Implementasi
Kurikulum,
(Online),
(http://www.ahmadsudrajat.wordpress.com), diakses pada 14 Febuari 2015.
Leksono, Jati Widyo dan Puput Winarti R. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Integratif
Dengan Teknik Team Assited Individualization (TAI) Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal
Pendidikan.Teknik Elektro Volume 01 Nomor 1 Tahun 2013, 43
48, (Online),
(https://www.scribd.com/document_downloads/direct/119936320?extension=pdf&ft=1440
091970<=1440095580&user_id=268276690&uahk=+AJwRVD3tm4kYdfOg/6MtnsAMO
g.) diakses pada 21 Agustus 2015.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: DIVA Press.
Ratama, Titin Sri. 2013. Remediasi Miskonsepsi Pada Kosnep Gerak Lurus Menggunakan
Pendekatan Konflik Kognitif. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Restian, Arina. 2015. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi. Malang: UMM Press.
Restuwati, Devy Dwi, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Sains Berbasis Pendkatan
Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Bioteknologi Kelas IX SMP. Jurnal Pancaran Vol. 3,
No. 2, hal 63-72, (Online), (http://jurnal.unej.ac.id/index.php/pancaran/article/
viewFile/744/562) diakses pada 1 Maret 2015.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah,
(Online),
(http://hukor.kemdikbud.go.id/asbodoku/
media/
peruu/permen_tahun2014_nomor059.zip) diakses pada 20 Agustus 2015.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No
65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, (Online),
(www.kemendagri.go.id), diakses pada 14 Febuari 2015.
Soeyono, Yandri. 2013. Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Melalui
Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Open-ended. Makalah dipresentasikan
dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 9
November 2013 (http://eprints.uny.ac.id/10806/1/P%20-%2083.pdf), diakses 3 September
2015.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Supardi, U.S. 2012. Peran Berpikir Kreatif Dalam Proses Pembeajaran Matematika,
(Online),
2
(3):
248-262,
(http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/
article/viewFile/107/103) diakses pada 3 Mei 2016.
Supriyono, dkk. 2014. Pengembangan Bahan Ajar IPA dengan Media Geometri Sederhana
Berorientasi
Pada
Prestasi
Belajar
Peserta
Didik,
(Online),
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/view/5672),
diakses
pada
11
Desember 2015.
Yasin, Mohammad, dkk. 2015. Pembelajaran Integratif Berbantuan Ms-Excel (Spreadsheet)
Pelajaran RAB Menghitung Biaya Pondasi Rumah. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan
Praktek Vol. 3, No.2, (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/ article/17444/51/article.pdf)
diakses pada 11 Desember 2015.
Yuliana Mukti, Andy Desy., Raharjo, Trushto., & Wijoyo, Edy. 2010. Identifikasi
Miskonsepsi Dalam Buku Ajar Fisika SMA Kelas X Semester Gasal, (Online),
(http://core.ac.uk/download/pdf/16506556.pdf) diakses pada 12 Oktober 2015.
Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang: LP3 UM.
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016