Lady Baroque, Perancangan Busana Ready-To-Wear Deluze untuk Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Era Baroque.

(1)

ABSTRAK

Lady Baroque adalah nama dari Tugas Akhir penulis. Lady Baroque ialah judul untuk busana ready to wear deluxe wanita, dengan hiasan pada busana yang terinspirasi dari era Baroque, terutama pada sisi warna dan motif hiasan busana.

Warna yang diambil pada Lady Baroque adalah hitam dan emas. Warna hitam melambangkan gelap sedangkan warna emas melambangkan mewah dan klasik. Pada Motif hiasan busana, motif diambil dari ukiran arsitektural era Baroque dengan bentuk floral yang disusun simetris. Tidak hanya terinspirasi dari warna, dan motif, tetapi juga siluet dari era Baroque terdiri atas lengan panjang manset terompet, square , sweet heart neckline, dan unsur bentuk busana lainnya dengan bentuk bergelombang.

Tahapan pengerjaan dalam konsep Baroque mengalami beberapa kendala mulai dari pemilihan desain, penggambaran motif bordir, proses pembordiran, proses solder, kemudian ditempel pada kain yang sudah berbentuk potongan pola dengan menggunakan mesin bordir dan proses penjaitan. Proses penjahitan membutuhkan waktu yang lama karena menggunakan beberapa teknik khusus yaitu pembordiran.

Koleksi ready to wear Deluxe ini diharapkan diterima di pasaran khususnya oleh para wanita di Indonesia yang mengedepankan kualitas, kemewahan, keanggunan, dan gaya yang elegan. Target pasar adalah wanita yang berusia 20-31 tahun dengan target ekonomi menengah ke atas yang digunakan untuk acara formal pada malam hari.


(2)

viii

ABSTRACT

Lady Baroque is the name of the author's final project. Lady baroque is a title ready to wear deluxe for women, with decorations on clothing inspired from the Baroque era, especially in terms of color and decorative motifs in fashion.

Colors of Lady Baroque are black and gold. The black color symbolizes of the darkness and the gold color symbolizes of luxury and classic. In motifs fashion, motifs are taken of carving architectural's Baroque era to the floral shapes are arraged symmetrically. Not only inspired by the color and motifs, but also the silhouette of the Baroque era consist of long sleeve cuff trumpet, square, sweet heart, and other fashion elements to form a wavy shape.

The fase of processing of Lady Baroque had some problems starting from design selection, depictions motif embroidery, embroidery process, the solder, and then affixed to a cloth that has been shaped pieces using a machine embroidery patterns and processes penjaitan. Suturing process takes a long time because it uses some special techniques which is embroidery.

The ready to wear deluxe collection is expected to be adapted in the mass market, especially the women in Indonesia, which puts the quality, luxury, elegance, and elegant style. The target market is women aged 20-31 years for upper middle class used for formal events at night.


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pesetujuan………..……i

Lembar Pengesahan……….………..ii

Pernyataan Hasil Karya Pribadi ……….……...………...iii

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian………..…….….….iv

Kata Pengantar……….……...…...v

Abstrak………...………..………...vii

Abstract………...………..…………...viii

BAB I Pendahuluan………..……….…….1

I.1 Latar Belakang……….………...1

I.2 Identifikasi Masalah………2

I.3 Batasan Masalah………..2

I.4 Tujuan Perancangan………...….…2

I.5 Metode Perancangan………...……2

I.6 Sistematika Penulisan………..3

BAB II Landasan Teori…………..……….….………..5

II.1Teori Fashion……….………5

II.1.1 Definisi Fashion...5

II.1.2 Tren Fashion..………6

II.2 Teori Busana………...…..8

II.2.1 Definisi Busana……….8

II.2.2 Fungsi Busana………...8

II.2.3 Busana Ready To Wear Dekuxe………...9

II.2.4 Bahan Busana………...10

II.2.5 Klarifikasi Busana………...10

II.3 Macam-macam Busana……….…..10

II.4 Teknik Menjahit Busana………..14

II.5 Rumus Pola Dasar Wanita………...………..15

II.6 Teori Warna………...16


(4)

x

II.6.2 Pengelompokkan Warna……….………...17

II.6.3 Hubungan Antar Warna………..…...18

II.7 Teori Tekstil………..…19

II.7.1 Definisi Tekstil……….…….19

II.7.2 Beludru………...……...19

II.7.3 Tile………..………...20

II.7.4 Organdi………...20

II.8 Teori Reka Bahan………21

II.8.1 Definisi Reka Bahan………...………21

BAB III Deskripsi Objek Studi……….………….….…………22

III.1 Baroque Sebagai Inspirasi Desain………...……..…22

III.1.1 Sejarah Baroque………...…...………...22

III.1.2 Arsitek Baroque………...………...……...…23

III.1.3 Gaya Busana dan Fashion Baroque ………...25

BAB IV Konsep Perancangan……….29

IV.1 PerancanganUmum……….….………...29

IV.1.1 Image Board………...…...………...29

IV.2 Perancangan Khusus………...………….….………...30

IV.2.1 Desain Busana 1 ………...………...………...30

IV.2.2 Desain Busana 2 ………...………..………...31

IV.2.3 Desain Busana 3 ………....………...……...………...32

IV.2.4 Desain Busana 4 ………....……...……...………...33

IV.3 Perancangan Detail Fashion………...….………...34

IV.4 Aplikasi Penerapan Motif………...…….….………...34

IV.5 Material………..….………...34

BAB V Penutup……….………35

5.1 Kesimpulan……….……….……….35

5.2 Saran………..………...35


(5)

DATA PENULIS………...………....…..38 LAMPIRAN………..………..…….………….39

A.Pola Kecil danUkuran Model………

B.Material………..

C.FotoBusana………

D.Technical Drawing……….

E. Ilustrasi Fashion……….

F. RekaBahan………

G.Proses Pembuatan………..

H.Mind Map………...


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Baroque merupakan karakteristik gaya seni dan arsitektur yang berasal dari Roma

kemudian dikembangkan di Eropa pada abad ke 16. Periode Baroque menggambarkan detail, kemewahan, kegembiraan, dan keagungan. Jaman kemakmuran ini sangat mempengaruhi gaya artistik seperti patung, musik, lukisan, tarian, ukiran, dan fashion tentunya.

Berdasarkan pemaparan sejarah di atas, penulis memilih konsep yang diambil dari Baroque dengan judul Lady Baroque. Gaya berbusana dari Lady Baroque diharapkan dapat mewujudkan keinginan para wanita yang ingin tampil mewah, elegan, dan berkelas. Dalam koleksi kali ini, perancang ingin menonjolkan gaya Baroque versi modern yang elegan namun tetap terkesan mewah dan berkelas. Karakteristik Lady Baroque yang diambil dari konsep Baroque adalah warna ciri khas yaitu emas dan hitam, fashion pada era Baroque dan seni ukir gipsum pada era tersebut.

Perancang akan membuat koleksi prom night yang mengarah pada ready to wear deluxe. Ready to wear deluxe dipilih oleh perancang karena sesuai dengan gaya desain perancang dan diharapkan mampu menjadi daya saing pasar.

Koleksi ready to wear deluxe ini diharapkan diterima di pasaran khususnya para wanita di Indonesia yang senang tampil fashionable dengan gaya yang mewah dan berkelas. Target pasar adalah wanita yang berusia 20-31 tahun dengan target ekonomi kelas menengah dan menengah keatas. Target ekonomi kelas menengah dan menengah keatas dipilih karena harganya yang terjangkau.

I.2 Identifikasi masalah

1. Bagaimana mengolah bahan-bahan seperti beludru, tile, organdi dan bordir dalam satu kesatuan dan menjadi daya tarik tersendiri.

2. Bagaimana pemakaian teknik bordir yang sesuai dengan motif khas Baroque.

3. Bagaimana membuat desain busana ready-to-wear deluxe berdasarkan inspirasi era Baroque dengan tren 2013/2014 dengan karakter elegan yang mengobjekkan pada segmenting usia 20-31 tahun.


(7)

I.3 Batasan Perancangan

1. Material yang digunakan memakai bahan organdi, tile, dan beludru. 2. Teknik yang digunakan adalah bordir pada kain organdi.

3. Warna yang digunakan yaitu emas dan hitam.

4. Bentuk-bentuk busana diambil dari gaya era Baroque yaitu kerah sweetheart, manset terompet, square, dan unsur busana lainnya dengan bentuk bergelombang.

5. Target market adalah wanita usia 20-31 tahun berasal dari kalangan menengah ke atas.

I.4 Tujuan Perancangan

Penulis ingin menciptakan sebuah desain pakaian yang bertema ready-to-wear deluxe, terinspirasi dari era Baroque. Desain busana dan manipulating fabric yang dibuat diharapkan menjadi ciri khas dan unik karena perpaduan antara teknik bordir, aplikasi bahan brokat, dan payet. Busana ini cocok sesuai dengan target market wanita usia 20-31 tahun, dimana setelah memakai busana desain ini menampilkan karakter elegan mewah, dan berkelas.

I.5 Metode Perancangan

Terdapat beberapa tahapan dalam praktik perancangan busana,yaitu :

Mencari inspirasi Menentukan konsep Pembuatan moodboard dan mindmap Pembuatan desain Pemilihan bahan kain Pewarnaan desain Pembuatan pola

besar dan kecil

Pola yang sudah diperiksa digunting diatas kain/ bahan

Proses bordir di kain organdi yang sudah digunting sesuai

l

manipullating fabric, aplikasi bordir pada beludru dengan mesin bordir

Finishing Belacu


(8)

3 I.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab I membahas tentang latar belakang perancangan, mulai dari mencari inspirasi dan tema sehingga dapat menjadi satu kesatuan konsep yang utuh. Rumusan masalah tentang permasalahan yang muncul secara umum serta batasan masalah yang lebih khusus dan merupakan hal yang harus dipecahkan agar koleksi sesuai dengan tujuan dan menjadi sempurna. Tujuan perencanaan dan harapan dari hasil akhir rancangan ini. Selain itu ada sistematika penulisan yaitu kesimpulan tiap bab agar jelas.

Bab II Kerangka Teori

Bab II menerangkan beberapa teori yang digunakan dalam proses pembuatan koleksi, teori fashion, teori desain, teori busana, teori pola dan jahit, dan teori tekstil.

Bab III Deskripsi Objek Studi Perancangan

Bab III membahas tentang objek akar yang dirancang. Membahas tentang unsur desain objek yaitu:

III.1 Sejarah era Baroque Eropa (umum) keadaan lingkungan. III.2 Arsitek (ukiran).

III.3 Fashion (siluet busana). III.4 Warna.

Bab IV Konsep Perancangan

Bab IV menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chart, material dan juga koleksi desain.. Perancangan khusus berisi tentang setiap desain perancang dan setiap desain berisi tentang bahan,manipulating fabric juga polanya. Perancangan detail menjelaskan keunikan dari koleksi busana dan manipulating fabric yang perancang buat.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V membahas tentang keseluruhan kesimpulan dan saran dari semua rancangan desain. Saran juga sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik ke depannya.


(9)

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Koleksi perancangan busana Lady Baroque merupakan yang lebih cocok digunakan untuk acara-acara pesta, wedding party, dan acara formal lainnya. Busana-busana yang dibuat ditujukan untuk wanita usia 20-31 tahun. Busana dilengkapi dengan manipulating fabric yang terinspirasi dari motif Baroque yang saya modifikasi ulang dan saya bordir kembali menjadi satu kesatuan yang menarik. Pada koleksi perancangan kali ini perancang ini menonjolkan sisi kemewahan, elegan dan high class yang sesuai dengan era Baroque. Busana- busana yang ingin ditampilan oleh perancang adalah memiliki ciri khas tersendiri tetapi tetap dalam satu konsep yang sama.

V.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan memproduksi koleksi perancangan kali ini. Salah satu permasalahan dalam perancangan kali ini adalah menentukan desain-desain busana yang dapat mewakili dari keseluruhan moodboard Baroque sehingga penyelesaian masalah perancang yaitu mewujudkan ciri khas Baroque dari warna, motif, manset model terompet, tangan panjang. Permasalahan yang lain adalah menentukan dan memadukan warna-warna yang cocok sesuai dengan konsep dan penyelesaiannya adalah dengan memadukan warna- warna yang masih ada unsur gold yang merupakan salah satu warna populer pada era tersebut.

Pemilihan warna benang yang benar-benar sesuai cirri khas Baroque menjadi salah satu permasalahan karena harus menentukan dan memadukan benang yang cocok dan harus dimodifikasi ulang kembali agar menjadi kesatuan yang unik dan penyelesaiannya adalah membuat motif bordir yang tidak monoton dan jarang. Kesulitan juga terlihat dalam proses bordir diatas kain organdi dan dijahit pada kain tile. Kesulitan juga terlihat dalam proses penjahitan karena desain setiap busana cukup rumit dan memerlukan ketelitian dan waktu yang tidak sebentar yaitu ada yang bertumpuk, menggunakan kain beludru, furimg, tile, dan dipasang bordir.


(10)

34

1. Bahan beludru, tile, brokat dan bordir dapat dijadikan kesatuan yang menarik bila penempatan dan pengolahannya dilakukan dengan komposisi yang baik.

2. Bahan organdi dipilih sebagai dasar dari membordir karena tidak dimungkinkan dari bahan tile yang seratnya tidak padat digunakan untuk membordir. Perancang membordir menggunakan bahan organdi kemudian bordiran tersebut dipotong-potong sesuai bentuknya dan dijahit pada kain tile.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Poespo, Goet. 2002. A-Z Istilah Fashion. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Thomas, Weston. 2001-2011. Theories of Fashion Custome and Fashion History. Jakarta Darmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna : Teori dan Kreatifitas Penggunaannya Edisi ke-2. Bandung : ITB

Amy T. Peterson,Ann T. Kellog. 2008. The Greenwood Encyclopedia of Clothing Through American History 1900 to The Present. Artikel Online)

Philippe, Julian. 1982. La Belle Epoque. Artikel Online,

http://books.google.com/history+of+baroque (diakses : 27 Maret 2013) Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta

Nudelman, Zoya. 2010. The Art of Couture Sewing. China Pratiwi. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Bandung Wolff, Collete. 1996. The Art of Manipulating Fabric. USA Bruce, Margaret. 2012. Fashion Marketing. UK


(1)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Baroque merupakan karakteristik gaya seni dan arsitektur yang berasal dari Roma kemudian dikembangkan di Eropa pada abad ke 16. Periode Baroque menggambarkan detail, kemewahan, kegembiraan, dan keagungan. Jaman kemakmuran ini sangat mempengaruhi gaya artistik seperti patung, musik, lukisan, tarian, ukiran, dan fashion tentunya.

Berdasarkan pemaparan sejarah di atas, penulis memilih konsep yang diambil dari Baroque dengan judul Lady Baroque. Gaya berbusana dari Lady Baroque diharapkan dapat mewujudkan keinginan para wanita yang ingin tampil mewah, elegan, dan berkelas. Dalam koleksi kali ini, perancang ingin menonjolkan gaya Baroque versi modern yang elegan namun tetap terkesan mewah dan berkelas. Karakteristik Lady Baroque yang diambil dari konsep Baroque adalah warna ciri khas yaitu emas dan hitam, fashion pada era Baroque dan seni ukir gipsum pada era tersebut.

Perancang akan membuat koleksi prom night yang mengarah pada ready to wear deluxe. Ready to wear deluxe dipilih oleh perancang karena sesuai dengan gaya desain perancang dan diharapkan mampu menjadi daya saing pasar.

Koleksi ready to wear deluxe ini diharapkan diterima di pasaran khususnya para wanita di Indonesia yang senang tampil fashionable dengan gaya yang mewah dan berkelas. Target pasar adalah wanita yang berusia 20-31 tahun dengan target ekonomi kelas menengah dan menengah keatas. Target ekonomi kelas menengah dan menengah keatas dipilih karena harganya yang terjangkau.

I.2 Identifikasi masalah

1. Bagaimana mengolah bahan-bahan seperti beludru, tile, organdi dan bordir dalam satu kesatuan dan menjadi daya tarik tersendiri.

2. Bagaimana pemakaian teknik bordir yang sesuai dengan motif khas Baroque.

3. Bagaimana membuat desain busana ready-to-wear deluxe berdasarkan inspirasi era Baroque dengan tren 2013/2014 dengan karakter elegan yang mengobjekkan pada segmenting usia 20-31 tahun.


(2)

2

Universitas Kristen Maranatha I.3 Batasan Perancangan

1. Material yang digunakan memakai bahan organdi, tile, dan beludru. 2. Teknik yang digunakan adalah bordir pada kain organdi.

3. Warna yang digunakan yaitu emas dan hitam.

4. Bentuk-bentuk busana diambil dari gaya era Baroque yaitu kerah sweetheart, manset terompet, square, dan unsur busana lainnya dengan bentuk bergelombang.

5. Target market adalah wanita usia 20-31 tahun berasal dari kalangan menengah ke atas.

I.4 Tujuan Perancangan

Penulis ingin menciptakan sebuah desain pakaian yang bertema ready-to-wear deluxe, terinspirasi dari era Baroque. Desain busana dan manipulating fabric yang dibuat diharapkan menjadi ciri khas dan unik karena perpaduan antara teknik bordir, aplikasi bahan brokat, dan payet. Busana ini cocok sesuai dengan target market wanita usia 20-31 tahun, dimana setelah memakai busana desain ini menampilkan karakter elegan mewah, dan berkelas.

I.5 Metode Perancangan

Terdapat beberapa tahapan dalam praktik perancangan busana,yaitu :

Mencari inspirasi Menentukan konsep Pembuatan moodboard dan mindmap Pembuatan desain Pemilihan bahan kain Pewarnaan desain Pembuatan pola

besar dan kecil

Pola yang sudah diperiksa digunting diatas kain/ bahan

Proses bordir di kain organdi yang sudah digunting sesuai

l

manipullating fabric, aplikasi bordir pada beludru dengan mesin bordir

Finishing Belacu


(3)

3

Universitas Kristen Maranatha I.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab I membahas tentang latar belakang perancangan, mulai dari mencari inspirasi dan tema sehingga dapat menjadi satu kesatuan konsep yang utuh. Rumusan masalah tentang permasalahan yang muncul secara umum serta batasan masalah yang lebih khusus dan merupakan hal yang harus dipecahkan agar koleksi sesuai dengan tujuan dan menjadi sempurna. Tujuan perencanaan dan harapan dari hasil akhir rancangan ini. Selain itu ada sistematika penulisan yaitu kesimpulan tiap bab agar jelas.

Bab II Kerangka Teori

Bab II menerangkan beberapa teori yang digunakan dalam proses pembuatan koleksi, teori fashion, teori desain, teori busana, teori pola dan jahit, dan teori tekstil.

Bab III Deskripsi Objek Studi Perancangan

Bab III membahas tentang objek akar yang dirancang. Membahas tentang unsur desain objek yaitu:

III.1 Sejarah era Baroque Eropa (umum) keadaan lingkungan. III.2 Arsitek (ukiran).

III.3 Fashion (siluet busana). III.4 Warna.

Bab IV Konsep Perancangan

Bab IV menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chart, material dan juga koleksi desain.. Perancangan khusus berisi tentang setiap desain perancang dan setiap desain berisi tentang bahan,manipulating fabric juga polanya. Perancangan detail menjelaskan keunikan dari koleksi busana dan manipulating fabric yang perancang buat.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V membahas tentang keseluruhan kesimpulan dan saran dari semua rancangan desain. Saran juga sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik ke depannya.


(4)

33

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Koleksi perancangan busana Lady Baroque merupakan yang lebih cocok digunakan untuk acara-acara pesta, wedding party, dan acara formal lainnya. Busana-busana yang dibuat ditujukan untuk wanita usia 20-31 tahun. Busana dilengkapi dengan manipulating fabric yang terinspirasi dari motif Baroque yang saya modifikasi ulang dan saya bordir kembali menjadi satu kesatuan yang menarik. Pada koleksi perancangan kali ini perancang ini menonjolkan sisi kemewahan, elegan dan high class yang sesuai dengan era Baroque. Busana- busana yang ingin ditampilan oleh perancang adalah memiliki ciri khas tersendiri tetapi tetap dalam satu konsep yang sama.

V.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan memproduksi koleksi perancangan kali ini. Salah satu permasalahan dalam perancangan kali ini adalah menentukan desain-desain busana yang dapat mewakili dari keseluruhan moodboard Baroque sehingga penyelesaian masalah perancang yaitu mewujudkan ciri khas Baroque dari warna, motif, manset model terompet, tangan panjang. Permasalahan yang lain adalah menentukan dan memadukan warna-warna yang cocok sesuai dengan konsep dan penyelesaiannya adalah dengan memadukan warna- warna yang masih ada unsur gold yang merupakan salah satu warna populer pada era tersebut.

Pemilihan warna benang yang benar-benar sesuai cirri khas Baroque menjadi salah satu permasalahan karena harus menentukan dan memadukan benang yang cocok dan harus dimodifikasi ulang kembali agar menjadi kesatuan yang unik dan penyelesaiannya adalah membuat motif bordir yang tidak monoton dan jarang. Kesulitan juga terlihat dalam proses bordir diatas kain organdi dan dijahit pada kain tile. Kesulitan juga terlihat dalam proses penjahitan karena desain setiap busana cukup rumit dan memerlukan ketelitian dan waktu yang tidak sebentar yaitu ada yang bertumpuk, menggunakan kain beludru, furimg, tile, dan dipasang bordir.


(5)

34

Universitas Kristen Maranatha 1. Bahan beludru, tile, brokat dan bordir dapat dijadikan kesatuan yang menarik bila penempatan dan pengolahannya dilakukan dengan komposisi yang baik.

2. Bahan organdi dipilih sebagai dasar dari membordir karena tidak dimungkinkan dari bahan tile yang seratnya tidak padat digunakan untuk membordir. Perancang membordir menggunakan bahan organdi kemudian bordiran tersebut dipotong-potong sesuai bentuknya dan dijahit pada kain tile.


(6)

35

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Poespo, Goet. 2002. A-Z Istilah Fashion. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Thomas, Weston. 2001-2011. Theories of Fashion Custome and Fashion History. Jakarta Darmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna : Teori dan Kreatifitas Penggunaannya Edisi ke-2. Bandung : ITB

Amy T. Peterson,Ann T. Kellog. 2008. The Greenwood Encyclopedia of Clothing Through American History 1900 to The Present. Artikel Online)

Philippe, Julian. 1982. La Belle Epoque. Artikel Online,

http://books.google.com/history+of+baroque (diakses : 27 Maret 2013) Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta

Nudelman, Zoya. 2010. The Art of Couture Sewing. China Pratiwi. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Bandung Wolff, Collete. 1996. The Art of Manipulating Fabric. USA Bruce, Margaret. 2012. Fashion Marketing. UK