Triminers - Perancangan Busana Ready to Wear dengan Inspirasi Penambang Batu Bara.

(1)

iUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

Laporan ini membahas tentang koleksi realisasi pakaian ready to wear dengan judul

Triminers yang merupakan singkatan dari Tributes to Miners”. Koleksi baju ini terinspirasi dari gaya berbusana penambang batu bara yang dipadukan dengan trend dari buku Fashion Trends Forecasting 2015 yaitu Alliance.

Subtema Terrain diwakilkan oleh bentukan layering yang menyerupai kontur tanah pertambangan. Keseluruhan rancangan ini didedikasikan kepada para penambang batu bara yang wafat tertimbun reruntuhan dari pertambangan batu bara.

Kesan yang ingin diangkat dari koleksi ini adalah busana yang nyaman seperti busana yang dikenakan oleh para penambang. Busana ini terdiri dari beberapa potongan baju untuk setiap looks busananya.

Proses perancangan busana diawali dengan membuat konsep, melakukan observasi, dan melakukan eksperimen untuk menentukan target market busana yang dibuat. Data primer yang diperoleh berupa pengalaman, observasi, dan eksperimen. Data sekunder yang didapat adalah studi kepustakaan yang membantu proses desain dan produksi.

Setelah menghimpun data yang diperlukan, proses yang dilakukan setelahnya adalah komputerisasi motif printing, pembuatan quilting, dan membuat prototipe dari busana di bahan belacu. Proses dilanjutkan dengan realisasi dari pakaian yaitu tahap tahap pembuatan pola dan finalisasi koleksi.

Desain busana ready to wear ini dibuat supaya dapat memberikan kenyamanan dan dapat digunakan oleh semua orang dari semua kalangan. Di mana target konsumennya ialah wanita dan pria dewasa berusia 24-32 yang masih berproduktif dan dituntut untuk bergerak secara aktif dan dinamis. Busana ini dapat digunakan secara streetwear untuk event tertentu seperti acara gathering, hang-out, dan juga acara show televisi.

Tujuan yang ingin diperoleh adalah menaikkan nilai estetika secara fashion pada koleksi bertemakan penambang, sehingga masyarakat dapat dengan bangga mengusung tema tersebut dan masih terlihat fashionable. Dengan dirancangnya busana ini diharapkan agar masyarakat kembali melihat kesederhanaan, kenyamanan, dan juga kepedulian terhadap kaum pekerja tambang batu bara yang telah lama dilupakan dan juga ditinggalkan.


(2)

iiUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT

This report talks about collection realization dress ready to wear with the title of "Triminers that is an abbreviation for Tributes to Miners". This was inspired by clothes collection dressing style coal that is combined with the trend of the Fashion Trends Forecasting 2015 the Alliance.

A sub-theme Terrain was represented by layering shaped like a land contour mining. Industry this design is dedicated to a coal miners who died was buried by coal miners from ruins.

The impression that want to be added from this collection is, fashion a comfortable like fashion that was imposed by the miners. This Fashion consists of several pieces uniform for every looks fashion.

Planning process begins with fashion to make the concept, observation and run an experiment to determine market target clothing which are made. Primary data obtained experiences, observation and experiment. Secondary data obtained was the study dictum that help process design and production. After gather data that is required, the process is done afterwards is computerized motif printing, making quilting, and make a prototype of fashion calico material.

The process is continued with realization of clothing phase of making the stage patterns and the finalization collection.

Clothing design ready to wear this is done so that can provide comfort and can be used by all the people of all people. In which target customers are women and men adults aged 24-32 that still productive and is required to move in active and dynamic. This can be used by streetwear for certain events such as event is opened, to hang-out, and also on television show.

The goals, is raising aesthetics in fashion on the theme "miners”, so that the people can proudly carries the theme was and still seen as fashionable.

With strict clothing is expected to so that the community again see the simplicity, comfort, and also of concern toward a coal mine workers that has long been forgotten and also left.


(3)

vUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTARISI

ABSTRAKSI………...i

ABSTRACT………..ii

KATA PENGANTAR……….………iii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR GAMBAR………...………..viii

DAFTAR LAMPIRAN………...ix

BAB I PENDAHULUAN……….…1

1.1 Latar Belakang………1

1.2 Identifikasi Masalah………...……….3

1.3 Batasan Masalah……….3

1.4 Tujuan Perancangan………4

1.5 Metode Perancangan………...………...…5

1.6 Sistematika Penulisan……….6

BAB II LANDASAN TEORI………..7

2.1 Teori Fashion………..7

2.1.1Pengertian Fashion………...………..………..8

2.1.2 Pengertian style………...………..…………...8

2.1.3 Pengertian Tren……..………..………9

2.2 Teori Busana……….10

2.2.1 Pengertian Busana………..10 2.2.2 Fungsi Busana………11


(4)

viUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2.2.3 Ready to Wear………......………12

2.2.4Detail Busana………...………..12

2.2.5 Jenis Busana………....………...13

2.3 Teori Pola dan Jahit………..16

2.3.1Teori Pola Konstruksi………16

2.3.2Cara Pengambilan Ukuran...………..16

2.4Teori Tekstil..………...………...…………..17

2.4.1Pengertian Tekstil………...……..……….17

2.4.2Material Tekstil………...……..……….17

2.5 Teori Desain………….……….……19

2.5.1 Unsur Desain………….……….………19

2.5.2 Prinsip Desain………….………...21

2.5.2 Manfaat Desain………..23

2.6 Teori Warna……….……….24

2.6.1 Teori Brewster.………….………23 2.6.2 Teori Warna Newton………….……….…………25 2.6.3 Teori Warna menurut Goethe………….……….…..26 BAB III OBJEK STUDI PERANCANGAN……….27

3.1 FASHION TREN FORECASTING………….………...………27 3.1.1Alliance………….……….…………28 3.1.2Terrain………..……….29

3.2 Manusia dan Alam………….………30


(5)

viiUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3.3 Penambang Batu Bara………….………..…30

3.4 Target Market………….………..…31

3.4.1 Segmentasi pasar……….………...31

3.4.2 Targeting……….………...32

3.4.3 Positioning………….………....32

BAB IV KONSEP PERANCANGAN………...33

4.1 Perancangan Umum………..33

4.1.1 Image Board………….………..33

4.1.2 Konsep………….………..…34

4.1.3 Koleksi Desain………….………..35

4.2 Perancangan Khusus………….………..…..36

4.2.1 Desain

1………….……….36

4.2.2 Desain

2………….……….37

4.2.3 Desain

3………….……….38

4.2.4 Desain

4………….……….…....39

4.3 Perancangan

Detail………….……….……..40

4.3.1 Manipulating Fabric………….………..40

BAB V PENUTUP………….………....42


(6)

viiiUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5.2

Saran………….……….43

DAFTAR PUSTAKA………….………44

BIODATA PENULIS………….………45

LAMPIRAN………….………...46

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan………..5

Gambar 2.1 Grafik Fashion Adoption……….……….8

Gambar 2.2 Siklus Tren………..10

Gambar 2.3 Berbagai macam bentuk kerah………13

Gambar 2.4 Berbagai macam bentuk lengan………..14

Gambar 2.5 Teori warna Brewster………..………25

Gambar 3.1 Tren Warna Alliance………..….29

Gambar 3.2 Trend Warna Terrain………...30

Gambar 4.1 Moodboard Triminers……….33

Gambar 4.2 Rancangan Busana………..35

Gambar 4.3 Rancangan Busana 1………...36

Gambar 4.4 Rancangan Busana 2………...37


(7)

ixUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Gambar 4.6 Rancangan Busana 4………...39

Gambar 4.7 Printing motif yang Terinspirasi oleh Pertambangan………40

Gambar 4.8 Reka Bahan Quilting………...41

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Pola Dasar dan Pola Kecil………46

LAMPIRAN B : Material……….53

LAMPIRAN C : Dokumentasi Busana………54

LAMPIRAN D : Gambar Teknik……….57

LAMPIRAN E : Ilustrasi Fashion………...……68

LAMPIRAN F : Reka Bahan………...…69

LAMPIRAN G : Proses Pembuatan……….70


(8)

1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan mahkluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Profesi yang berbeda dikerjakan oleh manusia sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing untuk saling melengkapi kebutuhan yang tidak dapat dikerjakan sendiri. Seringkali manusia beranggapan bahwa pekerjaannyalah yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya. Contohnya adalah orang yang bekerja di sebuah perkantoran mendapatkan upah yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang bekerja di lapangan sebagai penambang batu bara.

Orang-orang yang bekerja di pertambangan batu bara sebagai penambang memiliki resiko yang besar dalam mengerjakan keahliannya. Berbagai resiko ini ditempuh demi upah yang dinilai sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Padahal jika dilihat dari sudut pandang tenaga yang dikeluarkan, pekerjaan ini menguras tenaga yang sangat besar. Tidak jarang orang-orang yang bekerja di pertambangan meninggal karena tertimbun longsoran tanah, alat berat, atau sakit karena polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan.

Salah satu contoh pertambangan yang menelan korban adalah pertambangan batu bara di Indonesia (Pulau Kalimantan), China (Benxihu), dan negara-negara yang berada di Benua Eropa seperti Perancis, Belgium, dan Belanda. Pertambangan yang sebagian besar adalah pertambangan batu bara dieksploitasi ke negara lain dengan harga yang jauh lebih murah untuk kemudian diolah. Penambang ini menggali serpihan batu bara nantinya akan dikemas seperti bentuk batu atau paving block untuk dijual kepada industri-industri yang membutuhkan batu bara sebagai sumber energinya.

Para pekerja di tambang batu bara ini banyak yang hidupnya belum sejahtera karena upah yang tidak banyak. Tidak hanya dilihat dari segi upah saja, walaupun mereka hidup di sekitar penghasil energi terbesar di dunia namun desa-desa yang


(9)

2 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA berada di sekitarnya masih belum teraliri listrik. Dapat dilihat bahwa pekerjaan ini seharusnya pantas diberi upah yang besar mengingat pekerjaan yang berat dan berdampak pada lingkungan hidup mereka sendiri seperti kerusakan lingkungan.

Dengan fenomena yang terjadi ini, rancangan busana terinspirasi dari gambaran belum adanya recovery atau pemulihan yang lebih menenangkan, aman, stabil, dan cerah. Sehingga inspirasi diambil dari para penambang yang bergaya sederhana dengan aksen printing bermotif geometris yang terinspirasi dari foto-foto tempat pertambangan batu bara. Selain kesederhanaan yang ditonjolkan oleh para penambang ini, rancangan busana terinspirasi dari warna-warna tanah yang menjadi lingkungan penambang.

Rancangan diambil dari buku Fashion Trend Forecasting 2015/2016 RE+HABITAT. Mengacu pada buku ini, rancangan banyak terinspirasi dari tema Alliance. Pengambilan tema ini didasari oleh bentuk kontur tanah pertambangan batu bara yang mengalur dan juga berlapis-lapis. Subtema yang dipilih adalah Terrain karena warna dan juga material yang sesuai dengan ide rancangan. Rancangan ini juga menggunakan teknik printing dan juga quilting yang diaplikasikan pada busana Ready to Wear.

Judul untuk rancangan ini adalah Triminers dimana judul ini diambil dari Bahasa Inggris Tribute to Miners yang artinya penghargaan dan juga penghormatan untuk para penambang. Koleksi ini ditujukan untuk mereka yang bergaya maskulin, berani, dan aktif. Sesuai dengan RE+HABITAT, desainer ingin menunjukkan bahwa manusia yang harus peduli dan menghargai terhadap sesamanya. Pemulihan akan sikap saling menghargai apapun profesi yang dimiliki oleh seseorang dimunculkan demi kepentingan manusia itu sendiri.

Target market yang akan dituju adalah wanita dan pria berusia 24 - 32 tahun yang memiliki karakter maskulin dan berani. Pasar yang dituju adalah masyarakat dari kalangan muda yang aktif dan dinamis. Sehingga dipadukanlah warna hitam dan juga kuning ochre yang menggambarkan warna tanah pertambangan dan suasana pertambangan itu sendiri. Material yang digunakan adalah material kaku namun nyaman seperti katun denim dan drill.


(10)

3 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana menuangkan inspirasi bentuk, warna, dan material yang menggambarkan busana penambang dan juga lingkungan dimana para penambang itu tinggal.

2. Bagaimana konsep penambang batu bara ini dibuat sebagai inspirasi busana ready-to-wear dan diterima oleh masyarakat muda yang bergaya maskulin, berani, aktif dan dinamis.

3. Bagaimana agar desain terlihat modern dan tergambarkan lewat reka bahan printing dan quilting.

4. Bagaimana menghasilkan koleksi busana yang dapat digunakan wanita dan pria dewasa berusia 24 - 32 tahun yang memiliki karakter maskulin, berani, aktif, dan dinamis

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan tujuan perancangan di atas, maka batasan masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Material yang digunakan untuk realisasi busana koleksi ini adalah bahan katun denim dan drill.

2. Segmentasi pasar yang dituju adalah kalangan pria dan wanita yang berusia 24 - 32 tahun yang ingin terlihat maskulin, berani, aktif dan dinamis.

3. Inspirasi dibatasi oleh bentuk, warna, dan tekstur dari penambang batu bara, busana para pekerjanya, dan olah grafis dari foto pertambangan batu bara. 4. Warna yang digunakan untuk menggambarkan busana penambang dan juga

lingkungannya adalah hitam dan kuning ochre.

5. Reka bahan yang digunakan untuk menciptakan efek pekerja dan juga lingkungan pertambangan ini adalah dengan teknik digital printing dan quilting.


(11)

4 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan busana ready to wear berjudul Triminers, yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan penghargaan dan penghormatan kepada para penambang batu bara sebagai sumber inspirasi perancangan koleksi busana.

2. Menghasilkan koleksi busana yang dapat digunakan pria dan wanita muda berusia 24 - 32 tahun berkarakter berani namun tetap terlihat maskulin, aktif, dan dinamis yang disesuaikan dengan busana ready to wear.

3. Menampilkan busana yang terinspirasi dari penambang dengan motif geometris yang dibuat secara olah grafis sehingga menampilkan kesan maskulin.

4. Menghasilkan busana ready to wear yang sesuai dengan target market wanita dan pria berusia 24 - 32 tahun yang dapat memakai busana ini sebagai streetwear.


(12)

5 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan

Sumber : Aurelia, 2015

Pra produksi Penentuan tema dan inspirasi konsep Pembuatan sketsa rancangan desain Pemilihan rancangan busana Produksi Perancangan pola dasar Pengembangan pola dasar menjadi pola setiap item busana

Pembuatan technical drawing Penjiplakan pola yang sudah dikembangkan ke material Pemotongan pola Penjahitan busana Pengecekan kerapian, detail, ironing Pasca Produksi Pemotretan Pembuatan portofolio Pameran Fashion show


(13)

6 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir Mayor Fashion Desain ini terdiri dari sekumpulan bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep, inspirasi hingga detail proses pelaksanaan pembuatan busana tugas akhir Mayor Fashion Desain yang terdiri dari:

Bab 1 PENDAHULUAN, berisi latar belakang konsep, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, sistematika penulisan.

Bab 2 LANDASAN TEORI, berisi teori dasar yang terkait langsung terhadap inspirasi penambang batu bara, gaya busana yang dikenakan, dan juga lingkungan dimana para penambang batu bara ini tinggal.

Bab 3 OBJEK STUDI PERANCANGAN, berisi deskripsi unsur desain objek, pembahasan mengenai sumber inspirasi yaitu pertambangan dan para pekerja yang ada di dalamnya.

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN, berisi penjelasan detail mengenai konsep dan unsur-unsurnya berupa aksesoris yang melengkapinya.

Bab 5 PENUTUP, berisi kesimpulan yaitu pembahasan yang dirumuskan ringkas. Saran dan kritik sebagai gagasan agar selanjutnya menghasilkan rancangan yang lebih baik.


(14)

42 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui serangkaian perancangan koleksi busana yang berjudul Triminers (Tribute to Miners), maka kesimpulan yang dapat dipelajari adalah dengan tercapainya tujuan awal pembuatan koleksi ready to wear ini. Tujuannya adalah sebagai penghargaan kepada para penambang batu bara dan mengembalikan empati masyarakat dengan menggunakan gaya busana serupa serta memberikan kesan tangguh, maskulin, berani, dan juga aktif. Selain itu, busana ini menciptakan perasaan nyaman bagi pemakainya yang bergerak aktif untuk melakukan kegiatannya. Hal tersebut direalisasikan lewat busana yang tebal, reka bahan quilting, dan juga siluet busana yang sederhana.

Berbagai proses realisasi desain yang telah dilalui, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

a. Kendala membuat konsep yang matang dan berkesinambungan dengan desain yang dibuat.

b. Kendala waktu yang sangat pendek karena pengubahan konsep dan tema yang terjadi.

c. Kendala teknis dalam proses pemecahan pola dari pola dasar.

d. Kendala berupa berupa penentuan bahan dan material yang sesuai dengan karakter yang ingin dimunculkan.

e. Kendala teknis dalam proses pembuatan reka bahan yang memakan waktu lama sehingga memperlambat proses penjahitan baju utama.

f. Kendala aplikasi yang diterapkan pada busana supaya tidak terlihat membosankan.


(15)

43 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

5.2 Saran

Berdasarkan proses realisasi karya yang telah dilalui perancang, tentunya terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman perancang yaitu:

a. Mendalami dan mempelajari konsep untuk mengetahui seberapa sulit busana-busana yang akan didesain.

b. Pola dasar yang telah dipecah sebaiknya dicoba terlebih dahulu dengan toile, untuk mengetahui bentuk nyata desain yang kita realisasikan.

c. Pemilihan material yang sesuai dengan karakter busana yang ingin ditampilkan.

d. Penggunaan kain dengan karakter serat benang yang cepat lepas sebaiknya dilapisi dengan kain keras terlebih dahulu, dengan ketebalan yang disesuaikan.

e. Pembuatan reka bahan printing agar memperhatikan ukuran dan letak pada busana.

f. Pembuatan reka bahan quilting untuk mengikuti pola dan menggunakan sistem double stitching.

g. Sebaiknya proses cutting furing dan facing dilakukan setelah penjahitan potongan kain utama rampung. Apabila terjadi sedikit perubahan, maka furing dan facing dapat disesuaikan dengan bentuk pakaian yang telah dijahit.


(16)

44 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bestari, Afif G. 2011. Menggambar Busana dengan Teknik Kering. Sleman : PT. Intan Sejati Klaten

Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta : Penerbit Andi Poespo. Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Soekarno. 2005. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Soekarno. 2009. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Suryawati. 2011. Membuat Pola. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

SITUS WEBSITE

Admin. 2013. Fashion Trends Cycle.

http://factore.ca/233-everything-is-in-fashion diakses tanggal 27 Februari 2015 Pkl. 23.15

Gerard, Morgan. 2011. Innovation & Early Adopters : Beyond The Bell Curve. http://www.valuebasedmanagement.net

diakses tanggal 5 Februari 2015 Pkl 20.25

Wibowo. 2014. Industri Batu Bara di Indonesia. http://www.greenpeace.org


(1)

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan busana ready to wear berjudul Triminers, yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan penghargaan dan penghormatan kepada para penambang batu bara sebagai sumber inspirasi perancangan koleksi busana.

2. Menghasilkan koleksi busana yang dapat digunakan pria dan wanita muda berusia 24 - 32 tahun berkarakter berani namun tetap terlihat maskulin, aktif, dan dinamis yang disesuaikan dengan busana ready to wear.

3. Menampilkan busana yang terinspirasi dari penambang dengan motif geometris yang dibuat secara olah grafis sehingga menampilkan kesan maskulin.

4. Menghasilkan busana ready to wear yang sesuai dengan target market wanita dan pria berusia 24 - 32 tahun yang dapat memakai busana ini sebagai


(2)

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan Sumber : Aurelia, 2015

Pra produksi Penentuan tema dan inspirasi konsep Pembuatan sketsa rancangan desain Pemilihan rancangan busana Produksi Perancangan pola dasar Pengembangan pola dasar menjadi pola setiap item busana

Pembuatan technical drawing Penjiplakan pola yang sudah dikembangkan ke material Pemotongan pola Penjahitan busana Pengecekan kerapian, detail, ironing Pasca Produksi Pemotretan Pembuatan portofolio Pameran Fashion show


(3)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir Mayor Fashion Desain ini terdiri dari sekumpulan bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep, inspirasi hingga detail proses pelaksanaan pembuatan busana tugas akhir Mayor Fashion Desain yang terdiri dari:

Bab 1 PENDAHULUAN, berisi latar belakang konsep, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, sistematika penulisan.

Bab 2 LANDASAN TEORI, berisi teori dasar yang terkait langsung terhadap inspirasi penambang batu bara, gaya busana yang dikenakan, dan juga lingkungan dimana para penambang batu bara ini tinggal.

Bab 3 OBJEK STUDI PERANCANGAN, berisi deskripsi unsur desain objek, pembahasan mengenai sumber inspirasi yaitu pertambangan dan para pekerja yang ada di dalamnya.

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN, berisi penjelasan detail mengenai konsep dan unsur-unsurnya berupa aksesoris yang melengkapinya.

Bab 5 PENUTUP, berisi kesimpulan yaitu pembahasan yang dirumuskan ringkas. Saran dan kritik sebagai gagasan agar selanjutnya menghasilkan rancangan yang lebih baik.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui serangkaian perancangan koleksi busana yang berjudul

Triminers (Tribute to Miners), maka kesimpulan yang dapat dipelajari adalah

dengan tercapainya tujuan awal pembuatan koleksi ready to wear ini. Tujuannya adalah sebagai penghargaan kepada para penambang batu bara dan mengembalikan empati masyarakat dengan menggunakan gaya busana serupa serta memberikan kesan tangguh, maskulin, berani, dan juga aktif. Selain itu, busana ini menciptakan perasaan nyaman bagi pemakainya yang bergerak aktif untuk melakukan kegiatannya. Hal tersebut direalisasikan lewat busana yang tebal, reka bahan quilting, dan juga siluet busana yang sederhana.

Berbagai proses realisasi desain yang telah dilalui, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

a. Kendala membuat konsep yang matang dan berkesinambungan dengan desain yang dibuat.

b. Kendala waktu yang sangat pendek karena pengubahan konsep dan tema yang terjadi.

c. Kendala teknis dalam proses pemecahan pola dari pola dasar.

d. Kendala berupa berupa penentuan bahan dan material yang sesuai dengan karakter yang ingin dimunculkan.

e. Kendala teknis dalam proses pembuatan reka bahan yang memakan waktu lama sehingga memperlambat proses penjahitan baju utama.

f. Kendala aplikasi yang diterapkan pada busana supaya tidak terlihat membosankan.


(5)

5.2 Saran

Berdasarkan proses realisasi karya yang telah dilalui perancang, tentunya terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman perancang yaitu:

a. Mendalami dan mempelajari konsep untuk mengetahui seberapa sulit busana-busana yang akan didesain.

b. Pola dasar yang telah dipecah sebaiknya dicoba terlebih dahulu dengan toile, untuk mengetahui bentuk nyata desain yang kita realisasikan.

c. Pemilihan material yang sesuai dengan karakter busana yang ingin ditampilkan.

d. Penggunaan kain dengan karakter serat benang yang cepat lepas sebaiknya dilapisi dengan kain keras terlebih dahulu, dengan ketebalan yang disesuaikan.

e. Pembuatan reka bahan printing agar memperhatikan ukuran dan letak pada busana.

f. Pembuatan reka bahan quilting untuk mengikuti pola dan menggunakan sistem double stitching.

g. Sebaiknya proses cutting furing dan facing dilakukan setelah penjahitan potongan kain utama rampung. Apabila terjadi sedikit perubahan, maka

furing dan facing dapat disesuaikan dengan bentuk pakaian yang telah


(6)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bestari, Afif G. 2011. Menggambar Busana dengan Teknik Kering. Sleman : PT. Intan Sejati Klaten

Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta : Penerbit Andi Poespo. Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Soekarno. 2005. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Soekarno. 2009. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Suryawati. 2011. Membuat Pola. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

SITUS WEBSITE

Admin. 2013. Fashion Trends Cycle.

http://factore.ca/233-everything-is-in-fashion diakses tanggal 27 Februari 2015 Pkl. 23.15

Gerard, Morgan. 2011. Innovation & Early Adopters : Beyond The Bell Curve. http://www.valuebasedmanagement.net

diakses tanggal 5 Februari 2015 Pkl 20.25

Wibowo. 2014. Industri Batu Bara di Indonesia. http://www.greenpeace.org